Kasus: KKN

  • Ternyata Ini Alasan Jokowi Tak Pakai Seragam Reuni Angkatan 1980 Kehutanan UGM

    Ternyata Ini Alasan Jokowi Tak Pakai Seragam Reuni Angkatan 1980 Kehutanan UGM

    GELORA.CO  – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasannya tidak memakai seragam biru saat menghadiri Reuni ke-45 Angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Sabtu (26/7/2025).

    Saat menghadiri reuni, Jokowi tampak mengenakan kemeja putih dipadu celana hitam. Dia mengaku sebenarnya mendapat seragam reuni. Namun, karena seragamnya kaus lengan pendek sedangkan alergi kulit di lengannya masih pemulihan, sehingga tidak memakai seragam tersebut.

    “Saya kan masih pemulihan (alergi kulit). Karena seragamnya lengan pendek jadi tidak saya pakai. Itu saja,” kata Jokowi di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Kamis (31/7/2025). 

    Jokowi juga menampik acara reuni tersebut settingan. Menurutnya, sudah lama tak bertemu teman temannya. Dia juga mengaku sebenarnya masih dalam pemulihan. “Jika tak datang, tentu akan membuat ramai, sehingga saya memutuskan datang,” kata Jokowi.

    Jokowi juga mengaku sejak menjadi presiden tidak masuk di grup Whats App (WA) mana pun, termasuk dalam grup reuni yang ramai diperbincangkan masyarakat.

    Jokowi juga membeberkan sosok Mulyono yang belakangan dikabarkan sebagai calo di Terminal Tirtonadi Solo. “Semua kok diragukan, ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan,” kata Jokowi. 

    Jokowi mengatakan, Mulyono merupakan teman satu angkatan dengan dirinya tahun 1980. Dirinya lulus lebih cepat pada November tahun 1985, sedangkan Mulyono lulus tahun 1987. 

    Sepengetahuannya, Mulyono bekerja di Jambi di PT. Restorasi Ekosistem Indonesia. Terkait tudingan Mulyono adalah calo tiket di Terminal Bus Tirtonadi Solo, Jokowi mempersilakan masyarakat untuk mengecek sendiri

  • Jokowi Sebut Mulyono Bekerja di PT. Restorasi Ekosistem Indonesia Jambi

    Jokowi Sebut Mulyono Bekerja di PT. Restorasi Ekosistem Indonesia Jambi

    GELORA.CO  – Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) memberikan klarifikasi terkait kontroversi sosok Mulyono yang sempat disorot publik. Dia juga mengklarifikasi seputar acara reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diselenggarakan belum lama ini. 

    Dia menjelaskan, Mulyono merupakan teman satu angkatan di UGM sejak tahun 1980. Meski dia lulus lebih awal pada November 1985, kata dia Mulyono menuntaskan studinya dua tahun setelahnya, yakni pada 1987. 

    Dia juga mengungkapkan profesi Mulyono saat ini yang bekerja di Jambi, PT. Restorasi Ekosistem Indonesia. Bukan yang seperti ramai diributkan sebagai calo tiket di Terminal Tirtonadi Solo.

    Bahkan, Jokowi mempersilakan bagi yang meragukannya untuk mengecek langsung siapa sosok sebenarnya Mulyono tersebut. 

    Selain itu, dia juga merasa heran terhadap banyaknya tudingan terhadapnya, termasuk kegiatan reuni bersama teman-temannya di UGM.

    “Semua kok diragukan, ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan,” kata Jokowi di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Kamis (31/7/2025). 

    Pada kesempatan itu, Jokowi juga menjelaskan alasan tidak memakai seragam reuni seperti peserta lain. Meskipun menerima seragam tersebut, Jokowi enggan mengenakannya karena jenis lengan pendek yang kurang cocok dengan kondisi alergi kulit yang belum sembuh sepenuhnya. 

    Soal keikutsertaannya dalam grup alumni, Jokowi menyampaikan bahwa sejak menjabat sebagai Presiden, dirinya tidak tergabung dalam grup WhatsApp mana pun

  • 10
                    
                        Kata Jokowi soal Sosok Mulyono, Teman Seangkatannya yang Disebut Calo Terminal
                        Regional

    10 Kata Jokowi soal Sosok Mulyono, Teman Seangkatannya yang Disebut Calo Terminal Regional

    Kata Jokowi soal Sosok Mulyono, Teman Seangkatannya yang Disebut Calo Terminal
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    — Presiden ke-7 Joko Widodo buka suara menanggapi kabar mengenai
    Mulyono
    , teman seangkatannya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang disebut-sebut bekerja sebagai calo di Terminal Tirtonadi, Solo.
    Isu tersebut mencuat setelah Mulyono menghadiri reuni ke-45 angkatan 1980 yang digelar di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Fakultas Kehutanan UGM, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).
    Di tengah keraguan terhadap ijazah asli
    Jokowi
    , sejumlah pihak pun turut meragukan bahwa Mulyono merupakan alumnus UGM, dan menyebutnya bekerja sebagai calo di terminal Solo.
    “Semua kok diragukan. Ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan. Siapa lagi yang mau disampaikan?” ujar Jokowi saat ditemui di Solo, Kamis (31/7/2025).
    Jokowi menegaskan bahwa Mulyono adalah teman seangkatannya saat kuliah di UGM.
    Ia menyebut keduanya sama-sama masuk pada tahun 1980, namun lulus pada tahun yang berbeda.
    “Pak Mulyono itu adalah teman seangkatan saya tahun ’80. Hanya lulusnya saya lebih cepat. Saya lulus bulan November 1985, Pak Mulyono tahun 1987. Bedanya itu,” jelasnya.
    Lebih lanjut, Jokowi membantah tuduhan bahwa Mulyono adalah calo di Terminal Tirtonadi.
    Pria yang namanya sama dengan nama kecil Jokowi itu merupakan seorang profesional yang berkecimpung di bidang kehutanan.
    “Yang saya tahu terakhir, beliau bekerja di Jambi. Dia bekerja di PT Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI), yang berlokasi di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan,” ujar Jokowi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ramos Horta Sebut 3 Kunci Transformasi Sosial saat Pidato di UGM

    Ramos Horta Sebut 3 Kunci Transformasi Sosial saat Pidato di UGM

    Liputan6.com, Yogyakarta – Presiden Timor Leste sekaligus penerima Nobel Perdamaian, José Ramos Horta, menyampaikan pidato reflektif bertajuk Pemberdayaan Masyarakat: Pendidikan, Kewirausahaan Sosial, dan Perdamaian di hadapan civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (31/7/2025).

    Kunjungan ini menjadi yang keempat bagi Ramos Horta ke Yogyakarta dan yang kedua ke UGM, kampus yang disebutnya sebagai ‘almamater rakyat Timor Leste’. Dalam sambutannya, Ramos Horta menyoroti pentingnya kepemimpinan inspiratif yang berpijak pada komunitas, empati, dan keberanian politik.

    “Masyarakat harus menjadi pusat dari setiap kebijakan. Hanya dengan inklusivitas dan keadilan, perdamaian yang langgeng dapat tercapai,” tegasnya.

    Sebagai catatan, Ramos Horta menekankan bahwa perubahan sosial tidak akan efektif tanpa kepemimpinan yang mengakar pada nilai-nilai kemanusiaan. Ia menyebut tiga pilar perubahan sosial pendidikan, kewirausahaan sosial, dan perdamaian.

    Ia menceritakan bagaimana Timor Leste membangun kembali dunia pendidikan pascakonflik. Program makan di sekolah, misalnya, disebut sebagai langkah sederhana namun berdampak besar dalam mencegah kelaparan dan putus sekolah.

    “Setiap satu piring makanan bergizi bisa menjadi penentu antara anak yang belajar atau anak yang putus sekolah,” katanya, menggarisbawahi pentingnya dukungan negara terhadap pendidikan.

    Menjelang keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN pada Oktober 2025, Ramos Horta mendorong pengakuan atas model lokal dalam menyelesaikan konflik dan membangun perdamaian. Ia menyebut ‘Tara Bandu’ tradisi lokal Timor sebagai salah satu instrumen efektif dalam transformasi sosial.

    Ramos Horta bahkan mengusulkan pembentukan Pusat Studi Perdamaian dan Rekonsiliasi Komunitas ASEAN, serta Program Pemuda ASEAN untuk Kepemimpinan Transformasional yang menggabungkan pertukaran budaya, magang komunitas, dan inovasi sosial.

    Di akhir pidato, ia memberi apresiasi mendalam terhadap Program KKN-PPM UGM yang dianggapnya sebagai contoh nyata integrasi pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

    “Kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat, dengan mendengar dan bertindak, bisa melahirkan dampak jangka panjang,” ujar Ramos Horta, sambil mengajak generasi muda untuk menjadi pemimpin dengan empati, integritas, dan visi.

    Dalam dunia yang penuh tantangan global seperti kemiskinan, ketimpangan, perubahan iklim, dan konflik, Ramos Horta mengajak semua pihak untuk tetap berani bermimpi dan bekerja keras mewujudkannya.

    “Masa depan adalah milik mereka yang berani bermimpi dan punya keberanian untuk mewujudkannya,” tutupnya.

  • 4
                    
                        Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo
                        Nasional

    4 Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo Nasional

    Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden ke-7 Joko Widodo (
    Jokowi
    ) kembali bikin gempar setelah dirinya hadir dalam acara reuni ke-45 angkatan 1980 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Sleman, Yogyakarta, pada Sabtu (26/7/2025).
    Meski demikian, kehadiran Jokowi di reuni itu tidak cukup membungkam pihak-pihak yang selama ini menuduh ijazahnya palsu. 
    Padahal, Wakil Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Fredy Damanik mengatakan bahwa Jokowi menganggap tudingan
    ijazah palsu
    sebagai guyonan saja dalam acara reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
    Fredy mengatakan, sejak awal, Jokowi tidak pernah menganggap tudingan tersebut sebagai beban.
    “Dalam sambutannya, kelihatan Pak Jokowi menjadikan tudingan ijazah palsu hanya sebagai guyonan. Jadi memang sejak awal, Pak Jokowi tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu sebagai beban, karena semua ijazahnya memang asli dan dipegangnya,” ujar Fredy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
    Pembenci bangun narasi reuni setting-an
    Fredy menilai, dengan acara alumni tersebut, seharusnya semakin meyakinkan masyarakat, khususnya orang-orang yang masih ragu terhadap
    ijazah Jokowi
    .
    Namun, orang-orang yang terus memainkan
    isu ijazah palsu
    Jokowi tidak akan berhenti meski Jokowi menghadiri pertemuan alumni UGM tersebut.
    “Malah mereka akan membangun narasi negatif dan menyerang Pak Jokowi. Misalnya mereka akan mengatakan pertemuan alumni tersebut sebagai setting-an permintaan Pak Jokowi. Intinya mereka tidak akan pernah menerima fakta, saksi, bukti dan kebenaran yang mendukung kebenaran dan keaslian ijazah Pak Jokowi,” ujar Fredy.
    “Mereka hanya akan mau menerima kebenaran versi mereka, yaitu di mana mereka akan mendukung orang-orang yang percaya dengan mereka saja, padahal orang-orangnya itu-itu saja, sesama pembenci Pak Jokowi,” paparnya.
    Fredy mengatakan, pada intinya, orang-orang yang memainkan isu ijazah palsu Jokowi tidak akan berhenti dengan alasan apa pun, walaupun ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik.
    Dia yakin orang-orang tersebut akan tetap membangun narasi bahwa pengadilan tidak adil dan telah diintervensi Jokowi.
    “Tapi setidaknya, dengan adanya putusan pengadilan telah memberikan kepastian hukum kepada Pak Jokowi bahwa isu ijazah palsu adalah tidak benar,” ucap Fredy.
    Kehadiran Jokowi dalam reuni beberapa waktu lalu disambut hangat oleh jajaran pejabat Fakultas Kehutanan UGM, alumni angkatan 1980, serta Sekretaris Universitas Gadjah Mada, Andi Sandi.
    Dalam acara tersebut, Jokowi tampil santai dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam.
    Pakaiannya ini sangat mencolok, mengingat semua peserta reuni mengenakan seragam berwarna biru.
    Dalam sambutannya di depan peserta reuni, Jokowi mengenang masa-masa kuliah di era 1980-an.
    Ia menyebut bahwa dirinya tidak pernah mengulang satu pun mata kuliah selama studi di Fakultas Kehutanan UGM.
    “Saya ini kuliah ya susah-susah, seperti teman-teman. Tapi ya lulus semua. Lulus. Enggak pernah mengulang,” kata Jokowi.
    Jokowi lalu menceritakan sosok sahabatnya semasa kuliah, Jambrung Sasono, yang dikenal akrab dengannya.
    Salah satu kenangan yang masih membekas di benaknya adalah ketika Jambrung harus mengulang mata kuliah Matematika.
    “Kalau teman baik saya, Pak Jambrung Sasono, saya ingat betul. Dulu matematika sampai empat kali. Dosen pengujinya Pak Daliyo. Saya heran, kok bisa matematika (mengulang) sampai empat kali,” ujar Jokowi.
    Selain itu, Jokowi turut mengingatkan rekan-rekannya agar tidak terlalu senang.
    Jokowi mengungkit ijazahnya yang sampai saat ini masih dikira palsu.
    “Mengenai nostalgia saya lihat senang semuanya. Tapi jangan senang dulu lho, karena ijazah saya masih diragukan,” ujar Joko Widodo.
    Ia juga menyoroti masalah terkait ijazahnya yang saat ini masih dalam proses pengadilan.
    “Hati-hati nanti keputusan di pengadilan. Begitu keputusannya asli, bapak ibu boleh senang-senang. Tapi begitu tidak, yang 88 juga semuanya palsu,” ucapnya, yang disambut tawa para peserta reuni.
    Jokowi mengaku heran dengan tudingan mengenai ijazah palsu serta KKN (Kuliah Kerja Nyata) fiktif yang dialamatkan kepadanya.
    Ia menegaskan bahwa dirinya telah menjalani kuliah dengan penuh perjuangan, termasuk menyelesaikan KKN dan skripsi.
    “Dosen pembimbing skripsi saya adalah Prof Dr Ir Achmad Sumitro. Kemudian skripsi saya diuji oleh Ir Burhanuddin dan Ir Sofyan Warsito. Diuji, ada pengujinya, diragukan lagi,” ungkapnya.
    Ia juga menyoroti tudingan mengenai KKN yang dianggap fiktif, bahkan menyebutkan bahwa lokasi KKN-nya pernah didatangi.
    “Ini dari ijazah lari ke skripsi, lari ke KKN. KKN-nya didatangi ke sana. Wong kita juga KKN, tapi ya kalau suruh ingat-ingat kan sudah 40 tahun, 40-45 tahun yang lalu kita masuk 45 tahun yang lalu, lulus kalau saya 85,” tuturnya.
    Meski begitu, ijazah Jokowi masih tetap diragukan, meski sudah hadir dalam reuni Fakultas Kehutanan UGM.
    Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo Notodiprojo, menegaskan kehadiran Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, dalam reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak akan membawa perubahan apa pun.
    Roy Suryo tetap meyakini bahwa skripsi Jokowi palsu sehingga ijazah asli tidak akan terbit.
    “Kunjungan tadi tidak mengubah apa pun hasil hipotesis sebelumnya, skripsi 99,9 persen palsu, tidak akan bisa terbit ijazah asli,” kata Roy Suryo saat dihubungi, Sabtu (26/7/2025).
    Roy Suryo menyebutkan, kedatangan Jokowi dalam reuni tersebut bukan berstatus sebagai alumni, melainkan laksana pejabat.
    “Bajunya beda, hanya datang singkat di Fakultas Kehutanan, bukan di acara intinya, di Wanagama seperti yang lain-lainnya,” tegas dia.
    Roy Suryo menilai, kedatangan Jokowi merupakan langkah untuk meyakinkan publik bahwa dosen penguji skripsinya adalah Ir. T. Burhanuddin dan Ir. Sofyan Warsito, sedangkan dosen pembimbingnya adalah Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro.
    “Buat apa? Kan aneh malahan. Dia juga berusaha cerita nama-nama teman saat KKN: Yohana (Hukum), Lience (Biologi), Alm. Eko (Geodesi) dan sebagainya. Tapi, tanpa bukti, hanya narasi saja. Tidak ada nilainya,” tegas dia.
    Sementara, Jokowi tetap dinilai kekeh menyatakan bahwa Ir. Kasmudjo adalah dosen pembimbingnya.
    “Padahal, Pak Kasmudjo sudah jelas membantah, baik selalu dosen pembimbing maupun dosen akademik,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Paksakan Diri Datang Reuni UGM, Jokowi: Kalau Tak Datang, Ramai Lagi Nanti
                        Yogyakarta

    3 Paksakan Diri Datang Reuni UGM, Jokowi: Kalau Tak Datang, Ramai Lagi Nanti Yogyakarta

    Paksakan Diri Datang Reuni UGM, Jokowi: Kalau Tak Datang, Ramai Lagi Nanti
    Editor
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan Presiden RI Joko Widodo (
    Jokowi
    ) berbicara soal spekulasi terkait ijazahnya apabila dia tidak datang ke acara reuni alumni Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (
    UGM
    ), Sabtu (26/7/2025).
    Hal itu dia sampaikan saat memberikan sambutan di hadapan puluhan alumni dalam acara peringatan 45 tahun angkatan 1980 di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Sleman, DI
    Yogyakarta
    .
    Awalnya, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya masih dalam masa pemulihan setelah tiga bulan mengalami gangguan kesehatan.
    Namun, ia tetap memutuskan hadir dalam reuni tersebut lantaran tidak ingin mengecewakan rekan-rekan seangkatannya.
    “Kemarin waktu dihubungi Pak Bambang, ditanya, ‘Datang enggak?’ Kalau enggak datang, tambah palsunya. ‘Ke mana dia?’ Ini saya paksakan datang, betul,” tutur Jokowi.
    Jokowi menyebutkan, sebanyak 67 alumni hadir dalam acara reuni tersebut.
    Ia merasa perlu hadir agar tidak menimbulkan spekulasi, terutama soal isu ijazah palsu yang menerpanya.
    “Bayangkan kalau saya enggak datang. Nah, 67 orang ngumpul semua. Jokowi di mana? Rame lagi nanti,” kata dia.
    Jokowi menambahkan, tuduhan bahwa dirinya tidak pernah kuliah, tidak punya skripsi, dan tidak ikut kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sangat tidak masuk akal.
    “Saya kadang geleng-geleng juga kita ini aduh, kok pada nggak masuk logika tapi ya kejadiannya, peristiwanya seperti yang kita lihat,” sebutnya.
    Teman-teman seangkatan Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan bahwa
    ijazah Jokowi
    adalah asli dan mereka siap menjadi saksi.
    Pernyataan tersebut disampaikan sejumlah alumni dalam acara reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan UGM yang berlangsung pada Sabtu (26/07/2025).
    Mustoha Iskandar, salah satu teman seangkatan Joko Widodo, menegaskan keaslian ijazah tersebut.
    “Pasti asli. Gimana nggak asli, wong teman-temanya masih ada, saksi hidup,” ujar Mustoha saat ditemui di sela-sela acara reuni.
     
    Ia juga menambahkan bahwa Joko Widodo lulus lebih dulu dibandingkan dirinya, yaitu pada tahun 1985, sementara Mustoha lulus pada tahun 1986.
    Mustoha menyatakan kesiapannya untuk memberikan keterangan jika diminta menjadi saksi.
    “Oh siap, kita siap (jadi saksi). Keterangan saksi itu alat bukti nomor satu lho, mosok kita mau berbohong,” tuturnya.
    Ia juga mengungkapkan bahwa sudah banyak teman seangkatan di Fakultas Kehutanan UGM yang dimintai keterangan oleh polisi terkait ijazah Jokowi.
    Sementara itu, Heri Tribasuki, teman seangkatan lainnya, menjelaskan bahwa saat itu terdapat 80 orang dalam satu angkatan, termasuk Joko Widodo. 
    “Setelah ospek, orientasi begitu kami kuliah baru mengenal kan. Kuliahnya cuma 88 orang, sehingga kami saling mengenal. Itu satu kelas,” ungkap Heri.
    Ia lulus dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1986, sedangkan Joko Widodo lulus pada tahun 1985.
    Heri juga menceritakan bahwa ia tidak mengikuti wisuda karena memutuskan untuk ikut proyek di Kalimantan.
     
    Heri Tribasuki mengaku tidak menyangka bahwa Joko Widodo akan menjadi presiden ke-7 RI, mengingat selama kuliah, Jokowi dikenal sebagai sosok yang pendiam.
    “Kita nggak menyangka semua, Beliau akan jadi orang nomor satu di Indonesia, ya orangnya kan pendiam,” urainya.
    Terkait dengan isu keaslian ijazah Joko Widodo yang sedang ramai diperbincangkan, Heri menegaskan bahwa ia tidak mengetahui latar belakang persoalan tersebut. Namun, ia dengan tegas menyatakan bahwa ijazah Joko Widodo asli.
    “Asli demi Allah, demi Allah itu (ijazah Joko Widodo) asli. Saya saksi hidup,” ucapnya.
    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Begini Jadinya Mulyono Bertemu Jokowi di Reuni Fakultas Kehutanan UGM, Peserta Langsuh Riuh
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengamat Sarankan Jokowi Ungkap Sosok Orang Besar yang Sudutkan Dirinya Terkait Ijazah Palsu – Page 3

    Pengamat Sarankan Jokowi Ungkap Sosok Orang Besar yang Sudutkan Dirinya Terkait Ijazah Palsu – Page 3

    Jokowi menilai, tuduhan yang dialamatkan kepadanya makin tidak masuk akal, lantaran terus berganti isu, dari ijazah palsu ke skripsi lalu beralih ke program KKN.

    “Begitu ijazahnya sulit, dicari-cari salahnya, belok ke skripsi. Skripsinya juga (dianggap) palsu. Ganti lagi ke KKN. Ini dari ijazah lari ke skripsi, lari ke KKN. KKN-nya didatangi ke sana,” kata Jokowi.

    Jokowi menyebut dosen pembimbing skripsinya adalah Prof. Dr. Ir. Ahmad Sumitro, sedangkan pengujinya adalah Ranu Gede dan Ir. Sofyan Wasito.

    Ia juga masih mengingat jelas lokasi KKN yang dijalaninya bersama mahasiswa lintas fakultas di Boyolali, Jawa Tengah.

    “Saya ingat KKN-nya di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali. Teman-teman saya juga ingat saya. Dari Fakultas Hukum ada yang namanya Bu Yohana waktu itu, dari Fakultas Biologi ada Bu Rica, dan dari Teknik Geodesi ada yang namanya Eko,” tutur Jokowi.

    Tak hanya itu, ia juga mengaku sempat diadukan ke polisi karena dianggap melakukan pembohongan publik saat menyebut Ir. Kasmujo sebagai dosen pembimbingnya.

    Padahal, menurut dia, Ir. Kasmujo benar-benar membimbingnya selama kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, bahkan setelah lulus masih beberapa kali menyambangi pabrik kayu miliknya untuk membantu menyelesaikan sejumlah persoalan teknis.

    “Beliau mementori bagian produksi di pabrik yang saya miliki. Sampai kapan pun saya akan menyampaikan, Pak Kasmujo itu dosen pembimbing saya. Karena memang dosen pembimbing saya,” ujar Jokowi.

    Menutup sambutannya, Jokowi mengaku saat ini kondisi kesehatannya belum pulih benar. Namun, ia terpaksa menghadiri acara reuni angkatannya tersebut agar tuduhan soal ijazah palsu tidak semakin melebar.

    “Waktu dijenguk Pak Bambang (ditanya) ‘dateng enggak?’. Ini kalau (saya) enggak datang palsunya tambah ke mana-mana,” kata Jokowi disambut gelak tawa rekan-rekannya.

    “Ini saya paksakan datang betul. bayangkan kalau saya enggak datang. Nanti 67 orang ngumpul semuanya, Jokowi di mana? Ramai lagi nanti,” sambung Jokowi.

  • 4
                    
                        Ijazah Jokowi Tetap Diragukan Roy Suryo Cs, Projo: Orangnya Itu-itu Saja
                        Nasional

    4 Ijazah Jokowi Tetap Diragukan Roy Suryo Cs, Projo: Orangnya Itu-itu Saja Nasional

    Ijazah Jokowi Tetap Diragukan Roy Suryo Cs, Projo: Orangnya Itu-itu Saja
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Ketua Umum Relawan Pro
    Jokowi
    (Projo)
    Fredy Damanik
    mengatakan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, orang-orang yang meragukan ijazah Jokowi hanya percaya dengan kebenaran versi mereka semata.
    Meskipun Jokowi menghadiri pertemuan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM), menurutnya, mereka hanya akan menganggap pertemuan itu pencitraan semata. Termasuk, meski ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik.
    “Malah mereka akan membangun narasi negatif dan menyerang Pak Jokowi. Misalnya mereka akan mengatakan pertemuan alumni tersebut sebagai setting-an permintaan Pak Jokowi. Intinya mereka tidak akan pernah menerima fakta, saksi, bukti dan kebenaran yang mendukung kebenaran dan keaslian ijazah Pak Jokowi,” kata Ferdy kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
    “Mereka hanya akan mau menerima kebenaran versi mereka, yaitu di mana mereka akan mendukung orang-orang yang percaya dengan mereka saja, padahal orang-orangnya itu-itu saja, sesama pembenci Pak Jokowi,” imbuhnya.
    Dalam pertemuan Jokowi dengan alumnus UGM, kata dia, mantan politikus PDI Perjuangan itu bahkan tidak pernah menganggap tudingan
    ijazah palsu
    itu sebagai beban.
    “Dalam sambutannya, kelihatan Pak Jokowi menjadikan tudingan ijazah palsu hanya sebagai guyonan. Jadi memang sejak awal, Pak Jokowi tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu sebagai beban, karena semua ijazahnya memang asli dan dipegangnya,” ucapnya.
    Sebelumnya, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo Notodiprojo, menegaskan kehadiran Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo dalam reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak akan membawa perubahan apa pun.
    Roy Suryo tetap meyakini bahwa skripsi Jokowi palsu sehingga ijazah asli tidak akan terbit. “Kunjungan tadi tidak mengubah apa pun hasil hipotesis sebelumnya, skripsi 99,9 persen palsu, tidak akan bisa terbit ijazah asli,” kata Roy Suryo saat dihubungi, Sabtu (26/7/2025).
    Roy Suryo menyebut, kedatangan Jokowi dalam reuni tersebut bukan berstatus sebagai alumni, melainkan laksana pejabat.
    “Bajunya beda, hanya datang singkat di Fakultas Kehutanan, bukan di acara intinya, di Wanagama seperti yang lain-lainnya,” tegas dia.
    Roy Suryo menilai, kedatangan Jokowi merupakan langkah untuk meyakinkan publik bahwa dosen penguji skripsinya adalah Ir. T. Burhanuddin dan Ir. Sofian Warsito, sementara dosen pembimbingnya adalah Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro.
    “Buat apa? Kan aneh malahan. Dia juga berusaha cerita nama-nama teman saat KKN: Yohana (Hukum), Lience (Biologi), Alm. Eko (Geodesi) dan sebagainya. Tapi, tanpa bukti, hanya narasi saja. Tidak ada nilainya,” tegas dia.
    Sementara, Jokowi tetap dinilai kekeh menyatakan bahwa Ir. Kasmudjo adalah dosen pembimbingnya.
    “Padahal Pak Kasmudjo sudah jelas membantah, baik selalu dosen pembimbing maupun dosen akademik,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Langkah Jokowi Reuni UGM Tak Juga Hapus Keraguan Roy Suryo soal Ijazah Palsu
                        Megapolitan

    10 Langkah Jokowi Reuni UGM Tak Juga Hapus Keraguan Roy Suryo soal Ijazah Palsu Megapolitan

    Langkah Jokowi Reuni UGM Tak Juga Hapus Keraguan Roy Suryo soal Ijazah Palsu
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga,
    Roy Suryo
    Notodiprojo, menanggapi kehadiran Presiden Joko Widodo dalam reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan
    Universitas Gadjah Mada
    (UGM), Sabtu (26/7/2025), dengan skeptis.
    Menurut Roy, reuni itu tidak mengubah keyakinannya bahwa skripsi
    Jokowi
    palsu.
    “Kunjungan tadi tidak mengubah apa pun hasil hipotesis sebelumnya. Skripsi 99,9 persen palsu, tidak akan bisa terbit ijazah asli,” ujar Roy saat dihubungi, Sabtu (26/7/2025).
    Kedatangan Jokowi dalam reuni disebut bukan dalam kapasitas sebagai alumni, melainkan lebih mirip pejabat yang hanya hadir sebentar di fakultas dan tidak mengikuti rangkaian utama reuni yang digelar di Wanagama.
    “Bajunya beda, hanya datang singkat di Fakultas Kehutanan, bukan di acara intinya, di Wanagama seperti yang lain-lainnya,” kata Roy.
    Roy juga mengkritik isi sambutan Jokowi berusaha meyakinkan publik dengan menyebut sejumlah nama dosen dan teman-teman semasa kuliah.
    Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan nostalgia masa studinya, termasuk tentang skripsi, KKN, serta para dosen pembimbing.
    “Mengenai nostalgia saya lihat senang semuanya. Tapi jangan senang dulu lho, karena ijazah saya masih diragukan,” ujar Jokowi dalam pidato reuni, Sabtu.
    Jokowi menyebut nama dosen penguji skripsinya yaitu Ir. T. Burhanuddin dan Ir. Sofian Warsito, serta dosen pembimbing Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro.
    Ia juga menyebut beberapa teman kuliah seperti Yohana dari Fakultas Hukum, Lience dari Biologi, dan alm. Eko dari Geodesi.
    Namun, Roy menilai semua itu tidak cukup.
    “Buat apa? Kan aneh malahan. Dia juga berusaha cerita nama-nama teman saat KKN. Tapi tanpa bukti, hanya narasi saja. Tidak ada nilainya,” kata Roy.
    Roy juga menyoroti klaim Jokowi bahwa Ir. Kasmudjo adalah dosen pembimbingnya, padahal, menurut Roy, Kasmudjo sudah membantah hal tersebut.
    “Pak Kasmudjo sudah jelas membantah, baik sebagai dosen pembimbing maupun dosen akademik,” tegasnya.
    Di sisi lain, Polda Metro Jaya telah meningkatkan status kasus tudingan
    ijazah palsu
    Jokowi ke tahap penyidikan.
    Langkah ini diambil setelah penyidik Subdit Keamanan Negara Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya melakukan gelar perkara pada Kamis (10/7/2025).
    Subdit tersebut kini menangani enam laporan polisi, termasuk satu laporan yang dibuat langsung oleh Presiden Jokowi.
    Laporan itu menyangkut dugaan pencemaran nama baik dan/atau fitnah, dan terdaftar dengan nomor LP/B/2831/IV/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA, yang dilaporkan pada Rabu (30/4/2025).
    Dalam laporannya, Jokowi menyebut lima nama antara lain Roy Suryo Notodiprojo, Rismon Hasiholan Sianipar, Eggi Sudjana, Tifauzia Tyassuma, dan Kurnia Tri Royani.
    Sementara itu, lima laporan lain terkait isu serupa merupakan hasil pelimpahan dari sejumlah polres ke Polda Metro Jaya.
    Dari lima laporan tersebut, tiga di antaranya sudah ditemukan dugaan tindak pidana dan naik ke tahap penyidikan, sedangkan dua laporan lainnya telah dicabut karena pelapor tidak memenuhi undangan klarifikasi.
    “Lima laporan terbagi dua. Yang tiga LP sudah ditemukan dugaan peristiwa pidana sehingga naik ke tahap penyidikan. Dan dua laporan lainnya sudah dicabut dan pelapor tidak memenuhi undangan klarifikasi,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary.
    Meski demikian, kepolisian tetap akan menetapkan kepastian hukum terhadap dua laporan yang dicabut tersebut.
    Barang bukti yang diserahkan Jokowi dalam laporannya mencakup satu buah flashdisk berisi 24 tautan video YouTube, konten media sosial X, fotokopi ijazah, print out legalisir, fotokopi sampul skripsi, serta lembar pengesahan.
    Dalam perkara ini, Jokowi menjerat para terlapor dengan Pasal 310 KUHP dan/atau Pasal 311 KUHP, serta Pasal 35 juncto Pasal 51 ayat (1), Pasal 32 ayat (1) juncto Pasal 48 ayat (1), dan/atau Pasal 27A juncto Pasal 45 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
    (Reporter: Baharudin Al Farisi | Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Blok Apa, Kasus Korupsi Segede Gajah Lewat Tuh

    Kasus Blok Apa, Kasus Korupsi Segede Gajah Lewat Tuh

    Jakarta

    Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menyinggung soal kriminalisasi terhadap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Djarot menyebut ada kasus korupsi besar, termasuk di Sumatera Utara dan Blok Medan, yang justru luput dari penanganan.

    Hal itu dikatakan Djarot di acara diskusi untuk memperingati Kudatuli di DPP PDIP, Jakarta, Minggu (27/7/2025). Djarot awalnya menyinggung soal praktik hukum yang dinilainya tebang pilih.

    “Yang mengkritik, yang berbeda dikriminalkan, cari-cari salahnya sampai ketemu. Masukkan penjara. Kemarin terjadi kasus Tom Lembong dan Hasto Kristiyanto cari sampai ketemu masukkan penjara,” kata Djarot.

    Djarot mengumpamakan kasus korupsi yang besar itu sebagai gajah. Namun kasus-kasus tersebut tidak ditangani dengan optimal.

    “Kasus korupsi infrastruktur di Sumatera Utara, lewat. Kasus blok apa? Banyak banget kasus-kasus yang segede gajah seperti itu, kasus korupsi segede gajah itu, lewat. Seperti kata pepatah, gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, kutu di seberang pulau kelihatan,” sebutnya.

    “Boleh, orang itu kaya boleh, tapi jangan kaya karena korupsi. Bukan kaya karena nyolong duitnya h, rakyat. Jangan kaya karena mengeruk sumber-sumber daya alam dan membikin rakyat menderita dan alam lingkungan dirusak. Betul? Jangan dong,” ujar Djarot.

    “Dulu waktu reformasi, dulu waktu 27 Juli, kita bersama-sama rakyat menghantam itu KKN. Betul nggak? Sekarang luar biasa. Balik lagi nih, malah terang-terangan. Terang-terangan nih. Nepotismenya terang-terangan. Betul nggak? Korupsi terang-terangan, kolusinya juga terang-terangan. Ini yang membuat kita harus merefleksikan diri,” tegasnya.

    (ial/maa)