Kasus: Kemacetan

  • UNS usulkan percepatan elektrifikasi transportasi publik di Solo

    UNS usulkan percepatan elektrifikasi transportasi publik di Solo

    Solo (ANTARA) – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengusulkan percepatan elektrifikasi transportasi publik di Kota Solo, Jawa Tengah.

    “Sektor transportasi menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar kedua di Indonesia, mencapai 23 persen. Dari 600 MtCO2-eq emisi sektor ini, 90 persen berasal dari angkutan darat. Oleh karena itu, solusi elektrifikasi transportasi menjadi kunci,” kata Ketua Tim Decarbonization National Eler Indonesia’s Buses Infrastructure atau DIBI UNS Solo sekaligus Dekan Fakultas Teknik UNS Wahyudi Sutopo di Solo, Jawa Tengah, Rabu.

    Ia mengatakan dengan target adopsi 6.600 unit bus listrik sampai dengan tahun 2030 diperkirakan mampu menurunkan emisi hingga 24 persen atau setara dengan 900.000 ton CO2-eq.

    Menurut dia, Solo memiliki potensi besar untuk transisi ke transportasi ramah lingkungan sekaligus mendorong ekonomi hijau.

    Apalagi, dikatakannya, Solo memiliki layanan transportasi publik Batik Solo Trans.

    “Solo mengoperasikan lebih dari 100 armada di 12 koridor dengan subsidi BST dari Kemenhub, Pemerintah Kota Surakarta telah berhasil menunjukkan tata kelola transportasi yang kokoh dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat,” katanya.

    Terkait hal itu, saat ini pihaknya menjalin kerja sama dengan University of Canberra dan National Electric Vehicle Centre of Excellence (NEVCE), Australia, melalui proyek DIBI.

    “Proyek ini dibiayai KONEKSI dari Pemerintah Australia, tujuannya mendorong percepatan elektrifikasi transportasi publik di Kota Solo,” katanya.

    Terkait hal itu, belum lama ini pihaknya juga menyelenggarakan CEO Talk dengan tema Zero Emission Energy and Transport: Business Challenges and Opportunities dan FGD Bus Listrik Untuk Dekarbonisasi.

    Pada diskusi kelompok terpumpun tersebut, pihaknya melibatkan sejumlah pihak, di antaranya Dinas Perhubungan Kota Surakarta, PLN, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, pengelola TPA Putri Cempo, serta peneliti.

    “Pada diskusi ini kami fokus pada potensi energi terbarukan dari PLTSa dan PLTS Terapung, serta mencari solusi menurunkan biaya elektrifikasi dengan teknologi dari UNS dan NEVCE untuk membangkitkan ekonomi hijau di Jawa Tengah,” katanya.

    Pada CEO Talk, Co-founder NEVCE Toby Roxburgh menggarisbawahi tiga sudut pandang utama revolusi elektrifikasi, yakni manfaat bagi manusia, lingkungan, dan biaya.

    Meski demikian, menurut dia saat ini tenaga surya dan baterai menawarkan solusi yang jauh lebih terjangkau dan Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang melimpah.

    Ia mengatakan elektrifikasi dimulai dari bus listrik karena bus memiliki rute tetap.

    “Ini memudahkan pengembangan jaringan baterai surya untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara. Selain itu, bus mendukung pengurangan kemacetan, meningkatkan inklusi sosial, dan memberikan manfaat bagi semua kalangan,” katanya.

    Pewarta: Aris Wasita
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • 110,6 Juta Masyarakat Diprediksi Padati Libur Nataru

    110,6 Juta Masyarakat Diprediksi Padati Libur Nataru

    loading…

    Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan menyebut sebanyak 110,6 juta masyarakat diprediksi bakal padati libur Nataru. Foto/SINDOnews/muhammad refi sandi

    JAKARTA – Korlantas Polri membagi tiga klaster strategi dalam pemetaan rawan kecelakaan dan kemacetan selama libur Natal dan Tahun Baru ( Nataru ) 2025 dengan Operasi Lilin sejak 21 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025 mendatang. Diketahui berdasarkan survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan ada peningkatan mobilisasi masyarakat saat Nataru sebesar 2,80%.

    “Melihat survei dari Kementerian Perhubungan 2,80% artinya 110,6 juta masyarakat Indonesia yang akan melakukan perjalanan selama Libur Natal dan Tahun Baru 2025 ada yang berkegiatan ke tempat wisata, keagamaan, dan kegiatan rutin ada sekitar 40% penduduk Indonesia akan melakukan mobilisasi di jalan,” kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan di Gedung NTMC Polri, Pancoran, Jakarta Selatan pada Rabu (18/12/2024).

    “Jadi setelah mendapat angka tadi kita melakukan survei ke jalan, jalan tol, jalan arteri, jalur menuju tempat wisata, dari penyeberangan, Bakaheuni-Merak sampai Ketapang-Gilimanuk sudah kita survei semua. Dan mendapatkan beberapa potensi kerawanan lalu lintas baik kecelakaan, kemacetan maupun pelambatan di jalur tersebut,” tambahnya.

    Irjen Pol Aan menyebut tiga klaster masih menjadi favorit masyarakat untuk pulang ke kampung halaman termasuk jalan tol dan telah dipetakan titik rawan kecelakaan dan kemacetan di ruas tol, arteri hingga jalur menuju tempat wisata termasuk penyeberangan kapal di Merak-Bakauheni maupun Ketapang-Gilimanuk.

    “Tiga klaster di jalan tol masih favorit masyarakat pulang kampung melalui jalan tol, rawan kecelakaan, rawan kemacetan. Kemudian arteri sudah kita survei ada beberapa potensi rawan kemacetan, kecelakaan kita sudah menyiapkan strategi termasuk jalur wisata juga demikian. Penyeberangan ini salah satu titik krusial terutama Jalur Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk dan beberapa penyeberangan di luar Jawa lainnya,” ucapnya.

    Sekadar informasi, wawancara ekslusif dengan Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan dapat disaksikan dalam tayangan OneOnOne SINDOnewsTV pada Jumat, 20 Desember 2024 malam.

    (cip)

  • Tak Ada Solusi Atasi Macet Proyek LRT Jakarta, Dishub Minta Warga Hindari Jalan Pramuka-Manggarai

    Tak Ada Solusi Atasi Macet Proyek LRT Jakarta, Dishub Minta Warga Hindari Jalan Pramuka-Manggarai

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengaku tak punya solusi untuk mengatasi kemacetan parah imbas pembangunan LRT Jakarta Fase 1B yang akan menghubungkan Stasiun Velodrome dengan kawasan Manggarai.

    Syafrin menyebut, kemacetan tak terhindarkan akibat penyempitan jalan yang terjadi imbas pembangunan konstruksi LRT Jakarta fase 1B.

    Manajemen lalu lintas atau rekayasa jalan pun diakui Syafrin belum mampu mengurai kemacetan di sepanjang Jalan Raya Pramuka hingga kawasan Manggarai.

    Oleh karena itu, Syafrin juga mengimbau masyarakat menghindari kawasan tersebut.

    “Kami mengimbau masyarakat yang tidak berkepentingan di kawasan Pramuka, kemudian ke Tugu Proklamasi, Jalan Tambak, sampai Manggarai, kami harapkan tetap menghindari kawasan itu,” ucapnya, Rabu (18/12/2024).

    “Karena di sana sedang ada pembangunan proyek LRT dari Velodrome sampai Manggarai,” sambungnya.

    Sebagai informasi tambahan, proyek pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai ditargetkan rampung pada 2026 mendatang.

    Meski demikian, saat ini progres pembangunan proyek yang dikerjakan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bersama konsorsium PT Waskita Karya-Nindya Karya-LRS KSO ini baru mencapai 39,83 persen.

    LRT Jakarta Fase 1B ini dirancang memiliki lintasan sepanjang 6,4 kilometer dan akan mencakup lima stasiun.

    Kelima stasiun itu meliputi Velodrome, Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai.

    Stasiun Manggarai nantinya direncanakan bakal menjadi pusat integrasi antarmoda di Jakarta.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Truk Molen Mogok, Lalin Gatsu Arah Kuningan Macet Parah

    Truk Molen Mogok, Lalin Gatsu Arah Kuningan Macet Parah

    Jakarta

    Lalu lintas (lalin) di Jalan Gatot Subroto (Gatsu) kawasan Pancoran, Jakarta Selatan (Jaksel), terpantau macet sore ini. Kemacetan terjadi karena ada truk mogok.

    Pantauan detikcom, Rabu (18/12/2024) pukul 16.31 WIB, terlihat truk molen berwarna putih itu berhenti di lajur kiri. Truk itu terlihat tidak berhenti di tepi jalan.

    Kemacetan panjang tak terhindari karena hanya 1 lajur yang dapat dilintasi kendaraan. Antrean panjang kendaraan memanjang untuk bergantian melintas di lokasi tersebut.

    Lalu lintas di Jalan Gatot Subroto (Gatsu) kawasan Pancoran menuju Kuningan terpantau macet karena ada truk mogok. (Nograhany WK/detikcom)

    Menyempitnya lajur (bottleneck) akibat truk molen mogok itu membuat terjadinya kepadatan volume kendaraan yang melintas. Dari jembatan penyeberangan orang (JPO) di Stasiun LRT Pancoran, terpantau kemacetan mengular panjang hingga simpang Pancoran.

    Lalu lintas macet parah karena kendaraan yang awalnya melaju dari 4 lajur, hanya tersisa 1 lajur karena ada truk bernomor polisi B-9507-KIN yang mogok.

    Truk tersebut berhenti dalam posisi hampir di tengah-tengah lajur. Saat ini, sepeda motor masih dapat melintas di sebelah kiri truk molen.

    Kemacetan di Jalan Gatot Subroto (Gatsu) terpantau sampai sekitar simpang Pancoran (Nograhany WK/detikcom)

    Lalu lintas kembali terpantau ramai lancar setelah melewati truk molen yang mogok tersebut.

    (jbr/dhn)

  • Pengusaha Sebut 47,6 Km Tol Baru di Jawa Perlancar Perjalanan dan Logistik

    Pengusaha Sebut 47,6 Km Tol Baru di Jawa Perlancar Perjalanan dan Logistik

    Jakarta

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyampaikan tol baru yang beroperasi di Jawa selama periode Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 sepanjang 47,6 kilometer (km). Pengusaha konstruksi menilai dapat memperlancar distribusi logistik maupun perjalanan selama momentum tersebut.

    Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), Andi Rukman Karumpa (ARN) mengatakan, pengoperasian ruas tol tambahan ini dapat memperlancar pergerakan kendaraan pribadi dan angkutan umum yang biasanya mengalami lonjakan signifikan selama Nataru.

    Selain itu, ruas tol baru ini juga dapat mendukung kelancaran distribusi logistik, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pangan dan barang-barang pokok yang meningkat di musim liburan.

    “Kehadiran ruas tol baru ini memberikan jalur alternatif yang lebih aman dan nyaman bagi pengguna jalan serta membantu mengurangi beban pada jalur utama yang sering mengalami kemacetan,” ujar Andi Rukman dalam keterangannya, Rabu (18/12/2024).

    Menurut Andi Rukman, peran Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo dan Direktur Jenderal Bina Marga Rachman Arief Dienaputra sangat strategis dalam merealisasikan proyek ini tepat waktu, sehingga masyarakat dapat menikmati manfaatnya dalam mendukung aktivitas ekonomi dan sosial.

    Meski begitu, ia menilai pengoperasian ruas tol ini sebaiknya diimbangi dengan perawatan dan pengelolaan yang baik agar manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang. Dengan pengoperasian ruas tol ini, dia berharap agar masyarakat dapat menikmati perjalanan yang lebih lancar, aman, dan nyaman selama periode Nataru 2024/2025.

    Pihaknya mendorong pemerintah untuk terus mempercepat pembangunan infrastruktur strategis lainnya sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dia menyatakan siap berkontribusi untuk memastikan infrastruktur yang dibangun memiliki kualitas terbaik dan sesuai dengan standar keselamatan.

    “Percepatan pembangunan infrastruktur adalah kunci peningkatan konektivitas dan distribusi logistik yang efisien, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Andi Rukman.

    (ara/ara)

  • Ini 3 Titik Lokasi Perayaan Malam Tahun Baru di Kota Bekasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Desember 2024

    Ini 3 Titik Lokasi Perayaan Malam Tahun Baru di Kota Bekasi Megapolitan 18 Desember 2024

    Ini 3 Titik Lokasi Perayaan Malam Tahun Baru di Kota Bekasi
    Tim Redaksi
     
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota Bekasi menetapkan tiga titik yang menjadi lokasi perayaan malam pergantian tahun di Kota Bekasi.
    Ketiga titik tersebut yakni, ruas jalan Summarecon Bekasi hingga depan gerbang Tol Bekasi Barat, Harapan Indah, dan Alun-alun Kota Bekasi.
    “Tiga lokasi ini menjadi titik di mana masyarakat, saudara-saudara kita merayakan pergantian tahun,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Zeno Bachtiar di Pendopo Gedung Pemerintah Kota Bekasi, Rabu (18/12/2024).
    Nantinya, petugas akan menutup jalur di tiga titik tersebut.
    Selain menjadi pusat masyarakat berkumpul, penutupan jalur di tiga titik ini juga untuk mengantisipasi timbulnya kemacetan lalu lintas.
    “Tentu akan ditutup pada pukul tertentu yang menurut diskresi petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan harus ditutup untuk keamanan, kenyamanan saudara-saudara kita yang akan merayakan pergantian tahun pada titik-titik tersebut,” ujar dia.
    Nantinya ada rekayasa lalu lintas di jalur sekitar ketiga titik yang menjadi lokasi masyarakat berkumpul di
    malam tahun baru
    .
    Namun, penerapan rekayasa lalu lintas masih bersifat situasional, tergantung kondisi di lapangan.
    “Jadi ada situasional yang terpimpin, ada yang dipersiapkan,” kata Zeno.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polri Terjunkan 141 Ribu Personel untuk Operasi Lilin Natal-Tahun Baru

    Polri Terjunkan 141 Ribu Personel untuk Operasi Lilin Natal-Tahun Baru

    Jakarta, CNN Indonesia

    Mabes Polri menggelar Operasi Lilin 2024 dalam rangka pengamanan momen libur Natal dan tahun baru 2025.

    Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sandi Nugroho menyebut operasi terpusat itu akan dilaksanakan selama 13 hari, mulai 21 Desember 2024 sampai 2 Januari 2025.

    “Kegiatan ini adalah upaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang akan menjalankan aktivitas, baik untuk ibadah, perjalanan mudik, maupun rekreasi,” kata Sandi dalam keterangan tertulis, Rabu (18/12).

    Sandi menjelaskan ada 141.605 personel kepolisian yang dikerahkan mulai dari tingkat Mabes Polri hingga polda di tiap wilayah.

    Nantinya akan didirikan 2.794 posko yang terdiri dari pos pengamanan, pos pelayanan, hingga pos terpadu untuk masyarakat.

    Sandi menegaskan Polri menjamin keamanan bagi masyarakat yang akan beraktivitas pada masa libur panjang mendatang. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, diprediksi akan ada peningkatan pergerakan masyarakat sebesar 2,83 persen atau mencapai 110,67 juta orang pada akhir tahun nanti.

    “Lonjakan ini diprediksi akan terjadi pada puncak arus mudik tanggal 21 dan 28 Desember 2024, serta puncak arus balik pada 29 Desember 2024 dan 1 Januari 2025,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Sandi mengatakan Korps Lalu Lintas Polri juga akan menerapkan rekayasa berupa contraflow hingga one way di sejumlah ruas jalan apabila terjadi kemacetan.

    “Strategi ini telah terbukti efektif dalam Operasi Ketupat 2024 dan akan kembali digunakan untuk mendukung kelancaran arus mudik dan balik,” jelasnya.

    Tak hanya itu, Sandi menegaskan Operasi Lilin 2024 juga dilakukan dalam rangka pengamanan tempat ibadah, objek wisata, pusat perbelanjaan, hingga fasilitas transportasi.

    “Polri juga akan memprioritaskan pengamanan di tempat ibadah umat Nasrani agar rangkaian perayaan Natal dapat berjalan dengan khidmat. Selain itu, perhatian ekstra juga diberikan pada lokasi yang berpotensi menjadi pusat keramaian malam pergantian tahun,” katanya.

    (tfq/tsa)

    [Gambas:Video CNN]

  • Perbedaan KRL, LRT, MRT, dan Monorel, Jangan Sampai Tertukar

    Perbedaan KRL, LRT, MRT, dan Monorel, Jangan Sampai Tertukar

    Jakarta: Sistem transportasi modern telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat perkotaan yang padat. Di Indonesia sendiri, KRL, LRT, dan MRT telah menjadi pilihan transportasi publik yang populer.
     
    Apa perbedaan KRL, LRT, dan MRT? Serta, apa yang disebut dengan Monorel?
     
    KRL (Kereta Rel Listrik), LRT (LIght Rail Transit), dan MRT (Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu) sama-sama menawarkan kenyamanan, kecepatan, dan efisiensi dalam menjangkau berbagai tujuan dalam kota atau antar kota yang berdekatan.
     
    Perbedaan KRL, LRT, MRT

    MRT. Foto: AFP/Bay Ismoyo

     

    Meskipun memiliki kesamaan sebagai moda transportasi berbasis rel, KRL, LRT, dan MRT memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal kapasitas, jangkauan, dan sistem operasionalnya. Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan tersebut:
     
    1. Kapasitas dan Ukuran Kereta
    KRL punya kapasitas penumpang yang paling besar dibandingkan LRT dan MRT. Satu rangkaian KRL biasanya terdiri dari 8-12 gerbong dengan kapasitas hingga 2.000 penumpang. Sedangkan LRT memiliki kapasitas yang lebih kecil, dengan 2-4 gerbong dan kapasitas sekitar 600 penumpang.
     
    Sedangkan MRT berada di antara keduanya, dengan kapasitas sekitar 1.900 dengan 6 gerbong per rangkaian.
     
    2. Jangkauan dan Rute

    LRT Jabodetabek. Foto: MI/Susanto

    KRL memiliki jaringan rute yang lebih luas dibandingkan LRT dan MRT, terutama di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). KRL melayani rute-rute komuter dengan jarak tempuh yang relatif pendek dan menghubungkan pusat kota dengan kawasan penyangga.
     
    Sementara itu, LRT memiliki jangkauan yang lebih terbatas dan biasanya beroperasi dalam satu wilayah atau kota tertentu. Misalnya, LRT Jakarta beroperasi di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
     
    Di sisi lain, MRT punya jangkauan yang lebih luas dari LRT, namun masih terbatas pada area perkotaan tertentu.

     

     

    3. Sistem Operasional
    KRL, LRT, dan MRT semuanya menggunakan tenaga listrik sebagai penggerak kereta. Namun, ada perbedaan dalam sistem operasionalnya. KRL menggunakan sistem operasi “push-pull”, artinya terdapat satu lokomotif di bagian depan dan belakang rangkaian.
     
    Sedangkan LRT dan MRT menggunakan sistem “multiple unit”, yakni setiap gerbong memiliki motor penggerak sendiri.
     
    Selain itu, KRL beroperasi di jalur rel yang terpisah dari kereta api konvensional, sedangkan LRT dan MRT beroperasi di jalur layang atau bawah tanah. Hal ini membuat KRL lebih rentan terhadap gangguan akibat kemacetan di perlintasan kereta api.
     
    Apa Itu Monorel?

    Ilustrasi monorel. Foto: Pixabay

    Moda transportasi umum lainnya adalah monorel. Meskipun tidak ada di Indonesia, beberapa negara sudah menggunakan moda transportasi ini, beberapa di antaranya adalah Malaysia dan sejumlah negara di Eropa.
     
    Monorel merupakan moda transportasi yang berjalan di atas rel tunggal yang ditinggikan. Hal ini berbeda dari kereta api biasa yang menggunakan dua rel. Desain yang unik ini memungkinkan monorel bergerak dengan bebas hambatan, meningkatkan keamanan penumpang, dan meminimalkan risiko kecelakaan.
     
    Sayangnya, biaya pembangunan monorel bisa jadi mahal, terutama di daerah perkotaan dengan infrastruktur yang padat. Oleh karena itu, implementasinya membutuhkan pertimbangan yang cermat.

     

    Jakarta: Sistem transportasi modern telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat perkotaan yang padat. Di Indonesia sendiri, KRL, LRT, dan MRT telah menjadi pilihan transportasi publik yang populer.
     
    Apa perbedaan KRL, LRT, dan MRT? Serta, apa yang disebut dengan Monorel?
     
    KRL (Kereta Rel Listrik), LRT (LIght Rail Transit), dan MRT (Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu) sama-sama menawarkan kenyamanan, kecepatan, dan efisiensi dalam menjangkau berbagai tujuan dalam kota atau antar kota yang berdekatan.
     
    Perbedaan KRL, LRT, MRT

    MRT. Foto: AFP/Bay Ismoyo
     
     

     
    Meskipun memiliki kesamaan sebagai moda transportasi berbasis rel, KRL, LRT, dan MRT memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal kapasitas, jangkauan, dan sistem operasionalnya. Berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan tersebut:
     

    1. Kapasitas dan Ukuran Kereta

    KRL punya kapasitas penumpang yang paling besar dibandingkan LRT dan MRT. Satu rangkaian KRL biasanya terdiri dari 8-12 gerbong dengan kapasitas hingga 2.000 penumpang. Sedangkan LRT memiliki kapasitas yang lebih kecil, dengan 2-4 gerbong dan kapasitas sekitar 600 penumpang.
     
    Sedangkan MRT berada di antara keduanya, dengan kapasitas sekitar 1.900 dengan 6 gerbong per rangkaian.
     

    2. Jangkauan dan Rute

    LRT Jabodetabek. Foto: MI/Susanto
    KRL memiliki jaringan rute yang lebih luas dibandingkan LRT dan MRT, terutama di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). KRL melayani rute-rute komuter dengan jarak tempuh yang relatif pendek dan menghubungkan pusat kota dengan kawasan penyangga.
     
    Sementara itu, LRT memiliki jangkauan yang lebih terbatas dan biasanya beroperasi dalam satu wilayah atau kota tertentu. Misalnya, LRT Jakarta beroperasi di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
     
    Di sisi lain, MRT punya jangkauan yang lebih luas dari LRT, namun masih terbatas pada area perkotaan tertentu.
     
     

     

    3. Sistem Operasional

    KRL, LRT, dan MRT semuanya menggunakan tenaga listrik sebagai penggerak kereta. Namun, ada perbedaan dalam sistem operasionalnya. KRL menggunakan sistem operasi “push-pull”, artinya terdapat satu lokomotif di bagian depan dan belakang rangkaian.
     
    Sedangkan LRT dan MRT menggunakan sistem “multiple unit”, yakni setiap gerbong memiliki motor penggerak sendiri.
     
    Selain itu, KRL beroperasi di jalur rel yang terpisah dari kereta api konvensional, sedangkan LRT dan MRT beroperasi di jalur layang atau bawah tanah. Hal ini membuat KRL lebih rentan terhadap gangguan akibat kemacetan di perlintasan kereta api.
     
    Apa Itu Monorel?

    Ilustrasi monorel. Foto: Pixabay
     
    Moda transportasi umum lainnya adalah monorel. Meskipun tidak ada di Indonesia, beberapa negara sudah menggunakan moda transportasi ini, beberapa di antaranya adalah Malaysia dan sejumlah negara di Eropa.
     
    Monorel merupakan moda transportasi yang berjalan di atas rel tunggal yang ditinggikan. Hal ini berbeda dari kereta api biasa yang menggunakan dua rel. Desain yang unik ini memungkinkan monorel bergerak dengan bebas hambatan, meningkatkan keamanan penumpang, dan meminimalkan risiko kecelakaan.
     
    Sayangnya, biaya pembangunan monorel bisa jadi mahal, terutama di daerah perkotaan dengan infrastruktur yang padat. Oleh karena itu, implementasinya membutuhkan pertimbangan yang cermat.
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Puncak Arus Mudik Natal dan Tahun Baru di Pelabuhan Bakauheni Diprediksi 21 Desember 2024

    Puncak Arus Mudik Natal dan Tahun Baru di Pelabuhan Bakauheni Diprediksi 21 Desember 2024

    Lampung Selatan, Beritasatu.com – Puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru 2025 di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, diprediksi terjadi pada 21 Desember 2024.

    Untuk mengantisipasi kepadatan penumpang dan kendaraan, stakeholder terkait telah menyiapkan sejumlah skema. Mereka menyiapkan empat kapal di pelabuhan alternatif di dermaga milik PT Wijaya Karya Beton. Itu dilakukan jika terjadi kepadatan di Pelabuhan Bakauheni.

    Arus mudik dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa pada libur panjang Natal dan Tahun Baru 2025 mulai terjadi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung sejak awal pekan ini.

    Jumlah penumpang, baik yang menggunakan kendaraan dan pejalan kaki terpantau mulai meningkat setiap harinya. Diperkirakan puncak mudik Natal dan Tahun Baru di Pelabuhan Bakauheni terjadi pada 21 Desember 2024 mendatang.

    Menghadapi puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru 2025 di Pelabuhan Bakauheni, Polda Lampung menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah stakeholder terkait di Mapolda Lampung, Selasa (17/12/2024).

    Rapat koordinasi dilakukan untuk menentukan penanganan yang dilakukan jika terjadi kepadatan lalu lintas saat puncak arus mudik Natal dan Tahun Baru 2025 di Pelabuhan Bakauheni.

    Untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan kendaraan dan penumpang, Polda Lampung telah menyiapkan buffer zone atau kantong parkir di Jalan Tol Trans Sumatera dan jalan arteri.

    Buffer zone disiapkan untuk penerapan delaying system jika terjadi kepadatan di Pelabuhan Bakauheni. Polda Lampung juga telah menyiapkan pengaturan lalu lintas di beberapa titik strategis untuk memastikan perjalanan agar lebih lancar.

    Selain itu, Polda Lampung juga telah memetakan jalur-jalur rawan kepadatan serta menyiagakan personel di titik-titik strategis.

    Polda Lampung menyatakan, peningkatan jumlah penumpang sudah mulai terjadi sejak dimulainya masa libur sekolah.

    Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan liburan Natal dan Tahun Baru dengan matang. Hal itu demi keselamatan dan kenyamanan, sehingga dapat menikmati perjalanan dengan lancar.

    “Selama menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, kami mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan dengan baik secara matang,” kata Helmy, Selasa (17/12/2024).

    Helmy meminta pengendara untuk menghindari pergi pada jam-jam sibuk. Dengan harapan agar tidak terjebak kemacetan yang dapat mengganggu kenyamanan.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bakauheni, Lampung Captain Suratno mengatakan, pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2025 sebanyak empat unit kapal telah disiapkan di dermaga milik PT Wijaya Karya Beton menuju Pelabuhan Ciwandan, Banten.

    Pihak ASDP Bakauheni, Lampung mengimbau pembelian tiket secara mandiri melalui aplikasi Ferizy sudah dilakukan sejak jauh hari. Sebab, pembelian tiket sudah bisa dilakukan sejak H-60 keberangkatan.

    Puncak arus mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) di Pelabuhan Bakauheni, Lampung diprediksi akan terjadi pada 21 Desember mendatang.

     

  • Pembangunan LRT Jakarta capai 39,83 persen per Desember

    Pembangunan LRT Jakarta capai 39,83 persen per Desember

    Sejumlah pelari melintas di samping rangkaian kereta LRT saat mengikuti rise up fun run di Depo LRT Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (8/12/2024). Fun run yang merupakan rangkaian peringatan 5 tahun perjalanan operasional LRT Jakarta itu diikuti 1.300 peserta dengan tiga kategori, yaitu masyarakat umum 5 kilometer, anak-anak dengan panjang rute 300 meter dan 1,2 kilometer. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

    Pembangunan LRT Jakarta capai 39,83 persen per Desember
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 18 Desember 2024 – 10:29 WIB

    Elshinta.com – Pembangunan pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B dari Stasiun Velodrome hingga Stasiun Manggarai yang dikerjakan PT Jakarta Propertindo (Perseroda) bersama PT Waskita-Nindya Karya-LRS KSO telah mencapai 39,83 persen per 10 Desember 2024.

    “Pembangunan terus mencatatkan perkembangan positif,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Project Director LRT Jakarta Fase 1B Prasetyo Rianda Mulyo di Jakarta, Rabu.

    Ia mengatakan, perkembangan pekerjaan yang sudah dicatatkan pada Zona 1 adalah penyelesaian 1,29 rail dan 3rd rail, pekerjaan arsitektural (lantai, dinding, fasad) dan pembangunan linkway pada Stasiun Rawamangun.

    Sedangkan pada Zona 2 adalah balok girder yang sudah tersambung yakni sebanyak 10 span di area Jalan Tambak.

    “Saat ini kami terus melakukan akselerasi, khususnya pada area Zona 2 di Jalan Pramuka Raya, Matraman dan area Manggarai sudah dimulai,” kata dia.

    Dia berharap LRT Jakarta Fase 1B ini selain dapat mengurangi kemacetan, juga akan menjadi moda transportasi yang modern dan nyaman.

    Proyek LRT Jakarta Fase 1B, dengan panjang lintasan 6,4 kilometer yang mencakup lima stasiun, yaitu Stasiun Velodrome, Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman dan Stasiun Manggarai ditarget rampung pada 2026.

    LRT Jakarta Fase 1B mendukung integrasi antarmoda di Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral.

    PT Jakarta Propertindo (Jakpro) juga mengoptimalkan teknologi “Building Information Modelling” (BIM) untuk memantau
    perkembangan pembangunan.

    “Teknologi ini memungkinkan deteksi dini atas ketidaksesuaian kualitas dan desain serta berfungsi sebagai bank data untuk seluruh proyek LRT Jakarta Fase 1B,” kata dia.

    Antusias warga Jakarta terhadap proyek LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai semakin meningkat. Warga berharap dengan beroperasinya LRT Jakarta Fase 1B ini dapat menjadi alternatif yang menarik untuk mobilitas warga Jakarta.

    Warga Jakarta bernama Lukman mengaku sering menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja dan banyak sekali waktu
    yang terbuang di jalan.

    “Saya berharap dengan adanya LRT Jakarta Fase 1B, waktu tempuh saya pergi ke kantor bisa lebih singkat,” kata dia.

    Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada Januari 2024 mencatat jumlah pengguna transportasi umum di Jakarta mencapai 34.175.182 penumpang.

    Jumlah ini naik 23,76 persen dibandingkan
    Januari 2023 dan hal ini menunjukkan masyarakat banyak yang sudah mulai beralih ke angkutan umum.

    Sumber : Antara