2 Kecamatan di Sumbawa Diterjang Banjir Bandang, 50 Hektar Sawah dan Tanggul Terdampak
Tim Redaksi
SUMBAWA, KOMPAS.com
–
Banjir bandang
melanda dua kecamatan di Kabupaten
Sumbawa
, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (22/12/2024).
Dua kecamatan itu yakni Kecamatan Sumbawa dan Moyo Hilir, sementara di Kecamatan Unter Iwes, pohon tumbang menyebabkan kemacetan.
Kepala BPBD Sumbawa, Muhammad Nurhidayat, mengungkapkan bahwa
banjir bandang
dan pohon tumbang disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi antara pukul 15.00 hingga 17.00 Wita.
“Kami sudah terjun ke lokasi bencana dan melakukan asesmen. Tidak ada korban jiwa,” kata Nurhidayat, Minggu.
BPBD Sumbawa Warga terdampak banjir bandang di jalan raya menuju Desa Moyo, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa karena tanggul jebol Minggu sore
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbawa, Rusdianto, merinci bahwa banjir bandang menggenangi lahan pertanian seluas 50 hektar di Desa Moyo, Kecamatan Moyo Hilir, akibat meluapnya Sungai Sabeta.
“Banjir surut sekitar satu jam setelah kejadian,” jelasnya.
Kemacetan terjadi di jalan lintas Desa Moyo akibat luapan Sungai Sabeta.
“Warga tidak bisa melewati jalan raya menuju Desa Moyo karena banjir bandang yang menyebabkan tanggul jebol. Kemacetan berlangsung sekitar 30 menit,” tambahnya.
Rusdianto menyebutkan bahwa banjir belum meluap ke rumah warga, melainkan hanya menggenangi jalan raya dan area persawahan.
“Masyarakat langsung melakukan gotong royong untuk membersihkan saluran yang tersumbat,” ujarnya.
Di Kecamatan Moyo Hilir, banjir juga menutup akses Jalan Lintas Sumbawa-Bima, menyebabkan kemacetan yang cukup panjang di Kampung Banjir, tepat setelah Lapas Kelas II Sumbawa.
Sementara itu, di Kecamatan Sumbawa, khususnya di Kelurahan Samapuin, banjir bandang juga menggenangi jalan dan menutup akses jalan lintas Sumbawa-Bima setelah Ponpes Abu Bakar.
“Akibat banjir, terjadi kemacetan di jalan raya karena meluapnya air di saluran yang berada di jalan tersebut,” ungkap Rusdianto.
Banjir juga menerjang lokasi jalan Sunan Kalijaga, yang menghubungkan RSUP Manambai Abdul Kadir dengan perumahan PPN.
Di Kecamatan Unter Iwes, hujan deras disertai angin menyebabkan pohon tumbang yang menutupi ruas jalan Lintas Sumbawa-Bima di kilometer 3.
“Kemacetan panjang terjadi di jalan raya setelah pom bensin akibat pohon tumbang,” jelasnya.
BPBD Sumbawa telah melakukan koordinasi dengan desa dan kecamatan yang terdampak bencana.
“Kami terus memantau perkembangan kejadian bencana di lapangan dan melakukan pelaporan serta penyebaran informasi,” katanya lagi.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, mengingat curah hujan masih tinggi.
“Kami bersama TNI, Polri, dan masyarakat telah menyiapkan langkah-langkah penanganan darurat guna membantu warga jika terdampak bencana pada puncak musim hujan ini,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: Kemacetan
-

Daftar Jalur Rawan Kecelakaan dan Macet Momen Nataru di Yogyakarta
Jakarta, CNN Indonesia —
Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta telah memetakan sejumlah titik di jalur yang rawan kecelakaan dan rawan macet saat momen liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (nataru) di daerah itu.
“Pada arus mudik libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, di wilayah Sleman terdapat beberapa titik jalan nasional maupun provinsi dan kabupaten yang rawan terjadi kecelakaan dan kemacetan lalu lintas,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Arip Pramana di Sleman, Minggu (22/12) disitat dari Antara.
Menurut dia, dari hasil pemetaan yang dilakukan di lapangan, titik rawan kecelakaan lalu lintas untuk jalan nasional meliputi Jalan Wates kilometer (km) 5,7,9, Jalan Solo di antaranya di km 1, km 13 dan 10, kemudian Jalan Magelang di km 11 dan km 14.
“Sedangkan untuk jalan provinsi dan kabupaten kerawanan terjadi di jalur menuju destinasi wisata, di antaranya jalur menuju objek wisata Taman Tebing Breksi di perbukitan Prambanan,” ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas di titik-titik tersebut pihaknya terus melakukan pemantauan, khususnya pada jam-jam padat arus kendaraan.
“Kami akan melakukan monitoring dan menerjunkan personel untuk melakukan patroli lalu lintas,” katanya.Arip mengatakan, untuk titik-titik yang rawan terjadi kemacetan arus lalu lintas meliputi simpang empat Tempel dan simpang empat Denggung di Jalan Magelang.
Selanjutnya di simpang empat Demak Ijo dan simpang empat Pelem Gurih di Jalan Godean. Sementara untuk Jalan Wates kemacetan rawan terjadi di simpang tiga Gamping dan kawasan Pasar Gamping.
Sedangkan untuk arus lalu lintas melalui Jalan Lingkar Utara, titik rawan macet meliputi di simpang empat Monumen Jogja Kembali (Monjali), simpang empat Gejayan, simpang empat Condongcatur dan simpang tiga Maguwoharjo.
Untuk jalur mudik di Jalan Solo kemacetan lalu lintas rawan terjadi di simpang tiga Bansara Adisutjipto, simpang tiga Raden Ronggo Kalasan, simpang empat Kalasan dan simpang empat Prambanan.
“Pengaturan arus laku lintas di titik-titik tersebut dikendalikan melalui sistem ATCS untuk persimpangan jalan kabupaten, kemudian koordinasi dengan Dishub DIY untuk simpang jalan provinsi dan koordinasi dengan BPTD 10 Wilayah Jateng DIY untuk ruas jalan nasional serta penanganan langsung ke lapangan apabila diperlukan oleh Tim Patroli dan pemelihara APPIL,” tutup Arip.
(Antara/mik)
[Gambas:Video CNN]
-
/data/photo/2024/12/22/6767cfd8d31de.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Andai Transjakarta Koridor I Blok M-Kota Jadi Dihapus… Megapolitan 22 Desember 2024
Andai Transjakarta Koridor I Blok M-Kota Jadi Dihapus…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Muncul rencana penghapusan Transjakarta koridor satu rute Blok M-Kota imbas pembangunan jalur Moda Raya Terpadu (MRT).
Transjakarta koridor satu telah beroperasi selama 20 tahun sejak diresmikan pada 15 Januari 2004. Rute ini melewati Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin, jalan utama pusat perekonomian dan pemerintahan alias segitiga emas Jakarta.
Selain itu, rute ini juga melewati Jalan Sultan Hasanuddin, Jalan Trunojoyo, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Medan Merdeka Barat Jalan Gajah Mada, hingga Jalan Kali Besar Timur.
Ada lebih dari 20 halte yang dilalui Transjakarta koridor satu, meliputi sejumlah titik di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, hingga Jakarta Barat. Perinciannya sebagai berikut:
Di setiap halte, Transjakarta koridor 1 hanya berhenti sekitar dua menit untuk mengangkut dan menurunkan penumpang.
Sehingga, waktu perjalanan dari halte awal hingga pemberhentian akhir tidak sampai satu jam, hanya sekitar 50 menit saja.
Sementara, dari sekitar 20 halte pemberhentian Transjakarta koridor 1, penumpang paling banyak naik dari Halte Senayan Bank DKI dan Tosari.
Halte Tosari sendiri dekat dengan perkantoran, pusat perbelanjaan, Bundaran HI, dan stasiun MRT. Pada hari kerja, kawasan tersebut diramaikan oleh para pekerja kantoran.
Sementara, pada akhir pekan, wilayah ini jadi sasaran warga untuk belanja atau berfoto ria.
Sementara, halte yang paling banyak penumpang turun adalah Monas dan Kali Besar.
Rencana penghapusan Transjakarta koridor 1 ini menuai penolakan dari para pelanggan Transjakarta. Stefani (27) misalnya, khawatir penghapusan Transjakarta koridor 1 mempersulit dia dalam bermobilitas.
Warga Kebayoran, Jakarta Selatan, yang bekerja di Juanda, Jakarta Pusat itu sehari-harinya naik Transjakarta koridor 1.
Penolakan juga datang dari warga Petukangan, Jakarta Selatan bernama Pija (18). Pija menilai, Transjakarta koridor 1 sangat praktis.
Sebab, untuk mencapai Kota, pelanggan dari Blok M tak perlu transit atau berpindah.
“Enggak (setuju) sih, karena kalau dari pribadi mungkin Blok M ke Kota tuh cukup strategis karena gampang, enggak transit, satu jalan,” kata Pija.
Penumpang lain yang langganan naik Transjakarta jurusan Blok M-Kota bernama Asmi (30) mengungkapkan, pada hari kerja, rute ini sangat ramai penumpang.
“Penuh banget, ya, terutama sore jam 3 ke atas,” ujar Asmi.
Asmi bilang, saat berangkat menuju kantornya, ia tak pernah dapat tempat duduk karena penuhnya penumpang Transjakarta.
Biasanya, Asmi baru dapat tempat duduk ketika bus tiba di Halte Monas. Sebab, pada hari kerja, banyak penumpang yang turun di halte ini.
Wacana penghapusan Transjakarta rute Blok M-Kota akibat bersinggungan dengan jalur Transjakarta ini pun menuai kritik.
Pengamat transportasi sekaligus Ketua Instran (Inisiatif Strategis untuk Transportasi) Darmaningtyas menilai, Transjakarta tidak bisa digantikan dengan MRT.
Pasalnya, karakteristik pelanggan kedua moda transportasi tersebut berbeda. Tarif MRT juga tak sama dengan Transjakarta.
“Karakter pelanggan Transjakarta (TJ) itu berbeda dengan karakter pelanggan MRT, baik dari aspek sosial ekonomi, tarif, maupun pola perjalanannya, sehingga tidak bisa keberadaan MRT itu menggantikan layanan TJ, meskipun satu rute,” kata Darma dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2024).
Dari aspek sosial ekonomi misalnya, pelanggan MRT memiliki kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Ini terlihat dari penampilan fisik, jenis pakaian pengguna MRT yang rata-rata bermerek, parfum yang digunakan, hingga tas yang dibawa.
Menurutnya, sangat jarang pengguna MRT menenteng tas plastik atau kardus. Sementara, pemandangan demikian lumrah terlihat di KRL.
“Jadi dari aspek sosial ekonomi ini saja, sangat tidak realistis memindahkan pelanggan TJ ke MRT,” ujarnya.
Kedua, dari segi tarif, MRT jauh lebih mahal karena dihitung berdasarkan jarak tempuh. Untuk menaiki rute MRT Lebak Bulus–Bundaran HI, tarifnya mencapai Rp 14.000. Sementara, tarif Transjakarta TJ hanya Rp 3.500.
“Dengan tarif sebesar itu, jelas tidak mungkin terjangkau oleh pengguna TJ. Tarif itu terjangkau bagi pengguna mobil pribadi,” kata Darma.
Menurut Darma, rencana penghapusan Transjakarta koridor satu membuktikan bahwa Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) tak memahami kondisi lapangan, termasuk pelanggan MRT dan Transjakarta.
Dia khawatir, dengan dihapusnya koridor 1 Transjakarta, masyarakat yang semula menggunakan transportasi umum justru beralih pakai sepeda motor. Sehingga, hal ini berpotensi meningkatkan angka kemacetan.
“Begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor. Dan ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni,” tutur dia.
Polemik ini bermula dari Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta yang mengungkapkan rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.
“Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT
rute Lebak Bulus sampai Kota rampung.
“Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta,” ucap dia.
Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulogadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.
Menurut Syafrin, rencana itu akan direalisasikan pada tahun 2029.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4399180/original/028216200_1681783830-Lebaran-2023_-Kendaraan-Roda-Empat-Mulai-Penuhi-Pelabuhan-Merak-Banten-Faizal-10.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengusaha Soroti Antrean Panjang Kendaraan di Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Ada Apa? – Page 3
Liputan6.com, Jakarta Jelang Natal dan Tahun Baru 2025, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) menyoroti kepadatan dan antrian kendaraan barang di Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ), bahkan antrean kendaraan mengular keluar pelabuhan.
Kondisi sebaliknya terjadi di Pelabuhan Merak. Hingga 21 Desember 2024, kondisi Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni sangat lengang bahkan cenderung kosong, meskipun sebelumnya diprediksi menjadi salah satu tanggal terjadinya arus puncak liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Khoiri Soetomo mengatakan kondisi seperti ini merupakan dampak pengalihan seluruh kendaraan barang golongan VII ke atas ke Pelabuhan BBJ. Sementara kendaraan selainnya diarahkan ke Pelabuhan Merak.
“Keputusan ini menyebabkan kemacetan di Pelabuhan BBJ, mengingat jumlah kapal yang terbatas yang melayani rute tersebut. Sementara itu, Pelabuhan Merak dengan kapasitas yang lebih besar justru tidak optimal dimanfaatkan,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (22/12/2024).
Dia menegaskan jika kondisi antrean kendaraan di BBJ tidak seharusnya terjadi jika pengaturan pembatasan kendaraan selama angkutan Nataru 2025 dilakukan dengan tetap mengoptimalkan pelabuhan Merak-Bakauheni untuk melayani kendaraan angkutan barang.
Khoiri menjelaskan sebelum pelaksanaan angkutan Nataru dimulai, Gapasdap telah memberikan berbagai masukan dalam rapat koordinasi terkait rencana operasi pelabuhan Merak-Bakauheni.
Pertama, Berdasarkan data operasional, kapasitas pelabuhan Merak-Bakauheni saat arus Nataru masih mampu menampung seluruh kendaraan dengan pola operasi padat. Jika diterapkan pola operasi sangat padat, kapasitas yang tersedia bahkan jauh lebih besar.
-
/data/photo/2024/03/21/65fc021717fed.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengamat: Dishub Harusnya Pikirkan Pindahkan Pengguna Mobil ke MRT atau TJ, Bukan Sebaliknya Megapolitan 22 Desember 2024
Pengamat: Dishub Harusnya Pikirkan Pindahkan Pengguna Mobil ke MRT atau TJ, Bukan Sebaliknya
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pengamat transportasi sekaligus Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengkritik rencana Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta menghapus koridor satu dan dua Transjakarta (TJ) karena bersinggungan dengan jalur MRT.
Menurut Darma, Dishub seharusnya memikirkan langkah untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi ke transportasi umum, bukan malah meniadakan rute transportasi umum yang krusial.
“Berpikirlah bagaimana membangun integrasi layanan MRT dengan TJ dan bagaimana memindahkan pengguna mobil pribadi ke MRT maupun TJ,” kata Darma dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2024).
“Jangan sekali-kali berpikir menghapuskan layanan yang terbukti telah memiliki jaringan layanan begitu banyak dan luas, kecuali hanya mencari mudahnya saja,” ujarnya.
Darma khawatir, penghapusan Transjakarta koridor satu (Blok M-Jakarta Kota) dan koridor dua (Pulogadung-Monas) justru mengalihkan pelanggan transportasi umum ke kendaraan pribadi seperti sepeda motor.
Hal itu berpotensi menambah kemacetan Jakarta yang setiap hari sudah padat.
“Begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dan 2 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor, dan ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni,” kata Darma.
Pun menurut Darma, MRT tak bisa menggantikan Transjakarta. Pasalnya, karakteristik pelanggan dan tarif kedua moda transportasi tersebut berbeda.
Dari aspek sosial ekonomi misalnya, pelanggan MRT memiliki kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Ini terlihat dari penampilan fisik, jenis pakaian pelanggan MRT yang rata-rata bermerek, parfum yang digunakan, hingga tas yang dibawa.
Selain itu, menurutnya, sangat jarang pengguna MRT menenteng tas plastik atau kardus. Sementara, pemandangan demikian lumrah terlihat di KRL.
“Jadi dari aspek sosial ekonomi ini saja, sangat tidak realistis memindahkan pelanggan TJ ke MRT,” ujarnya.
Dari segi tarif, MRT juga jauh lebih mahal karena dihitung berdasarkan jarak tempuh. Untuk menaiki rute MRT Lebak Bulus–Bundaran HI, tarifnya mencapai Rp 14.000. Sementara, tarif Transjakarta hanya Rp 3.500.
“Dengan tarif sebesar itu, jelas tidak mungkin terjangkau oleh pengguna TJ. Tarif itu terjangkau bagi pengguna mobil pribadi,” kata Darma.
Darma pun menilai, rencana penghapusan koridor satu dan dua Transjakarta membuktikan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) tak memahami kondisi lapangan.
“Jadi semestinya cara berfikir insan Dinas Perhubungan Daerah Khusus Jakarta (DKJ) itu bukan menghapus layanan TJ Koridor 1 dan 2, tapi bagaimana memindahkan pengguna mobil pribadi ke angkutan umum, khususnya MRT,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta mengungkapkan rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.
“Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT rute Lebak Bulus sampai Kota rampung.
“Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta,” ucapnya.
Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulo Gadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/04/13/6619f12976393.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Transjakarta Koridor 1 dan 2 Akan Dihapus, Pelanggan Dikhawatirkan Pindah ke Kendaraan Pribadi Megapolitan 22 Desember 2024
Transjakarta Koridor 1 dan 2 Akan Dihapus, Pelanggan Dikhawatirkan Pindah ke Kendaraan Pribadi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Rencana penghapusan koridor satu dan dua Transjakarta (TJ) karena bersinggungan dengan jalur MRT dikhawatirkan mengalihkan pelanggan transportasi umum ke kendaraan pribadi seperti sepeda motor.
Hal itu dinilai berpotensi menambah kemacetan Jakarta yang setiap hari sudah padat.
“Begitu mereka dipaksa pindah ke MRT karena layanan TJ Koridor 1 dan 2 dihapuskan, maka mereka akan pindah ke sepeda motor, dan ini jelas suatu kekonyolan yang tidak terampuni,” kata pengamat transportasi sekaligus Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi (Instran) Darmaningtyas dalam keterangan tertulis, Minggu (22/12/2024).
Darma menilai, MRT tak bisa menggantikan Transjakarta. Pasalnya, karakteristik pelanggan dan tarif kedua moda transportasi tersebut berbeda.
Dari aspek sosial ekonomi misalnya, pelanggan MRT memiliki kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi. Ini terlihat dari penampilan fisik, jenis pakaian pelanggan MRT yang rata-rata bermerek, parfum yang digunakan, hingga tas yang dibawa.
Selain itu, menurutnya, sangat jarang pengguna MRT menenteng tas plastik atau kardus. Sementara, pemandangan demikian lumrah terlihat di KRL.
“Jadi dari aspek sosial ekonomi ini saja, sangat tidak realistis memindahkan pelanggan TJ ke MRT,” ujarnya.
Kedua, dari segi tarif, MRT jauh lebih mahal karena dihitung berdasarkan jarak tempuh. Untuk menaiki rute MRT Lebak Bulus–Bundaran HI, tarifnya mencapai Rp 14.000. Sementara, tarif Transjakarta hanya Rp 3.500.
“Dengan tarif sebesar itu, jelas tidak mungkin terjangkau oleh pengguna TJ. Tarif itu terjangkau bagi pengguna mobil pribadi,” kata Darma.
Darma pun menilai, rencana penghapusan koridor satu dan dua Transjakarta membuktikan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) tak memahami kondisi lapangan.
“Jadi semestinya cara berfikir insan Dinas Perhubungan Daerah Khusus Jakarta (DKJ) itu bukan menghapus layanan TJ Koridor 1 dan 2, tapi bagaimana memindahkan pengguna mobil pribadi ke angkutan umum, khususnya MRT,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta mengungkapkan rencana penghapusan rute Transjakarta yang bersinggungan dengan MRT.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo menuturkan, langkah itu diambil supaya tidak terjadi tumpang tindih antarmoda transportasi umum.
“Contohnya untuk MRT Lebak Bulus sampai Kota (jika sudah) terbangun, maka untuk koridor satu Transjakarta dari Blok M sampai Kota itu nanti ditiadakan,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
Syafrin menyebut, penghapusan bakal dilakukan setelah pengerjaan jalur MRT rute Lebak Bulus sampai Kota rampung.
“Memang sudah masuk dalam rencana induk transportasi Jakarta,” ucapnya.
Selain itu, Dishub juga berencana menghapus rute Transjakarta koridor dua Pulo Gadung-Harmoni jika seluruh jaringan MRT sudah terbangun.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2024/12/22/67682f045349f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



