Kasus: Kemacetan

  • Raffi Ahmad Tak Minta Maaf soal Polemik RI 36, Netizen Ramai-ramai Sindir Cucian

    Raffi Ahmad Tak Minta Maaf soal Polemik RI 36, Netizen Ramai-ramai Sindir Cucian

    loading…

    Pengakuan Raffi Ahmad tentang kepemilikan mobil berpelat nomor RI 36 tak membuat polemik arogansi petugas patwal di tengah kemacetan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta berakhir. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Pengakuan Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad tentang kepemilikan mobil berpelat nomor RI 36 tak membuat polemik arogansi petugas patroli dan pengawalan (patwal) di tengah kemacetan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta berakhir. Sebab, suami Nagita Slavina itu tidak menyampaikan permohonan maaf dalam klarifikasinya.

    “Harusnya Raffi Ahmad juga meminta maaf, bukan sekadar mengakui jika RI 36 adalah kendarannya. Pejabat kita emang MISKIN ATTITUDE. Inginnya dihargai dan dihormati tetapi dia lupa sejatinya orang semacam ini adalah pembantu rakyat,” ujar Pegiat Media Sosial Jhon Sitorus di platform X @JhonSitorus_18, Minggu (12/1/2025).

    Kritikan Jhon ditanggapi oleh banyak netizen lainnya. Tidak sedikit netizen yang menyinggung terkait pencucian alias laundry. “Utusan khusus cucian mungkin,jadi buru2,mau hujan ,cucian baru di jemur,” cuit netizen @gngmuly***.

    “Mesin cuci negri amburadul,” kata @handayani_44***.

    “Maklum kan ini robot pencuci uang mana punya attitude…..negara dongeng,” ujar @Ekasug1Dewap***.

    “Manusia tipe Raffi Ahmad ini tidak punya kehormatan. Dia hanya peduli pada kekayaan. Apalagi sekarang sudah dikasih jabatan,” ujar @harryfathoe***.

    (rca)

  • Mobil RI 36 Jadi Sorotan, Nggak Ada Pejabatnya tapi Kelakuan Sundul Langit

    Mobil RI 36 Jadi Sorotan, Nggak Ada Pejabatnya tapi Kelakuan Sundul Langit

    loading…

    Mobil Lexus nomor polisi RI 36 milik Raffi Ahmad jadi sorotan setelah Patwal yang mengawalnya diduga arogan dan menunjuk-nunjuk. Foto/Ist

    JAKARTA – Heboh mobil mewah Lexus warna hitam dengan nomor polisi RI 36 milik Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pariwisata, Raffi Ahmad kini jadi sorotan mayarakat.

    Hal itu setelah beredar video viral Patwal mobil tersebut diduga arogan dan menunjuk-nunjuk sopir taksi saat mengawal di tengah kemacetan.

    Baca Juga

    Beragam komentar pun bermunculan. Salah satunya dari Yustinus Prastowo, mantan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis periode 2020-2024.

    “Makin lama kok makin menghina akal sehat rakyat. Mobil nggak ada pejabatnya tapi kelakuannya sundul langit. Urusan Utusan Khusus ini sedemikian pentingkah? Para pengendara lain itu tiap tahun bayar pajak kendaraan lho….,” cuit Yustinus di akun X @prastow.

    Selain itu, dia juga mengunggah permintaan maaf Polri atas tindakan anggotanya yang dinilai tidak pantas.

    “Sikap Polri kemarin sdh benar, segera minta maaf ke publik atas tindakan tak patut yg dilakukan anggotanya,” lanjutnya.

    Unggahan ini pun menunai berbagai komentar dari netizen. Di antaranya ada yang mempersoalkan kenapa pengunggah video minta maaf.

    Baca Juga

  • Petugas Pengawalan Tidak Boleh Arogan

    Petugas Pengawalan Tidak Boleh Arogan

    Jakarta

    Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyebut petugas patroli dan pengawalan (Patwal) tidak boleh bersikap arogan di jalan. Sikap ini menjadi sorotan usai aksi patwal RI 36 yang diketahui merupakan nomor mobil dinas milik Raffi Ahmad.

    Direktur Penegakan Hukum Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigjen Raden Slamet Santoso menyampaikan permintaan maaf atas aksi petugas patroli dan pengawalan (patwal) mobil Lexus berpelat RI 36 yang viral karena menunjuk-nunjuk di jalan raya.

    “Atas tindakan personel tersebut kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa terganggu,” kata Brigjen Raden Slamet Santoso kepada wartawan, Jumat (10/1/2025).

    Dia menambahkan anggota patwal merupakan petugas yang terlatih, termasuk saat menghadapi dinamika yang terjadi di jalan raya. Sikap menunjuk-nunjuk

    “Namanya pengawalan kan pasti semua kita latih, kita tes, seluruh petugasnya itu, petugas pengawalannya itu tidak boleh nunjuk-nujuk arogan seperti itu,” ucap Slamet.

    Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, kejadian bermula saat taksi Alphard dan mobil putih nyaris bersenggolan akibat truk penambal jalan yang sedang berhenti di lajur tengah.

    Petugas patwal yang mengawal mobil dinas tersebut berusaha mengurai kemacetan, namun terlihat menunjuk sopir taksi dengan gestur yang dianggap arogan.

    Saat itu, kendaraan taxi berjenis Toyota Alphard hendak menghindar ke kanan, namun di saat bersamaan ada kendaraan dari arah tersebut yang juga hendak maju, sehingga hampir terjadi senggolan. Akibatnya Taxi Alphard itu berhenti dengan jeda agak lama.

    “Dan saat itu terlihat terjadi perdebatan antara kedua kendaraan tersebut sehingga menyebabkan kemacetan,” kata Argo

    Sebab, jika taksi tak bergerak, kemacetan lalu lintas akan semakin parah. “Saat itu terlihat gestur anggota patwal itu sambil menunjuk seolah arogan,” tuturnya.

    Sebagai langkah lanjutan, Ditlantas Polda Metro Jaya akan mencari pengemudi taxi Alphard untuk meminta klarifikasi apakah ada tindakan dan ucapan personel Ditlantas yang dianggap tak sopan atau arogan.

    “Ditlantas Polda Metro Jaya meminta maaf apabila sikap gestur yang dilakukan oleh anggota dianggap tidak layak/arogan akan menjadi bahan evaluasi untuk giat pengawalan selanjutnya,” kata dia.

    Soal sikap Patwal, menurut Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana harus disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Apalagi petugas Patwal semestinya sudah memiliki pendidikan dalam pengawalan orang-orang penting.

    “Ada kondisi-kondisi di mana yang bersangkutan harus tegas dan diselingi humanis, jika yang ditemui adalah pengemudi yang menghalang-halangi dengan sengaja, pasti harus keras,” jelas Sony.

    (riar/lua)

  • Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Minibus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Jalinsum

    Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Minibus Ringsek Tertimpa Pohon Tumbang di Jalinsum

    Lampung Selatan, Beritasatu.com – Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan sebuah minibus ringsek setelah tertimpa pohon tumbang di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Lampung Selatan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, meskipun kondisi minibus rusak parah akibat tertimpa pohon.

    Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu malam (11/1/2024) sekitar pukul 20.51 WIB di Desa Kedaton, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. Sebuah pohon besar yang berada di pinggir Jalinsum tumbang akibat hujan deras dan angin kencang, menimpa sebuah minibus yang tengah melintas.

    Dari informasi yang dihimpun, minibus dengan pelat nomor polisi (nopol) BG 1020 ZD tersebut sedang melaju dari arah Bandar Lampung menuju Pelabuhan Bakauheni saat kejadian. 

    Meskipun pohon besar tersebut roboh ke arah Jalinsum dan menimpa minibus, beruntung tidak ada korban jiwa. Sopir minibus selamat, meskipun kendaraan yang dikendarainya mengalami kerusakan parah.

    Petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan (Damkartan) Lampung Selatan yang tiba di lokasi kejadian segera melakukan pembersihan ranting dan batang pohon yang roboh di badan jalan, serta mengevakuasi minibus yang tertimpa pohon. Proses evakuasi dilakukan di bawah guyuran hujan deras, namun petugas tetap sigap membersihkan jalan agar arus lalu lintas dapat kembali normal.

    Setelah minibus yang tertimpa pohon akibat hujan lebat berhasil dievakuasi, petugas Damkartan bersama polisi dan warga memindahkan kendaraan yang ringsek parah dari lokasi kejadian dengan cara didorong.

    Kepala Bidang Damkartan Lampung Selatan, Rully Fikriansyah mengatakan, pihaknya menerima laporan tentang pohon tumbang di Jalinsum Desa Kedaton, Kecamatan Kalianda, sekitar pukul 20.51 WIB. 

    “Sekitar pukul 20.51 WIB, kami mendapat laporan adanya pohon tumbang yang menimpa mobil Calya,” kata Rully kepada wartawan, Sabtu (11/1/2025).

    Rully menjelaskan, dari informasi yang diterima, minibus Calya berwarna putih tersebut melaju dari arah Kalianda menuju Bakauheni dan tiba-tiba tertimpa pohon hingga mengalami kerusakan parah.

    “Proses evakuasi selesai sekitar pukul 21.30 WIB. Mobil tersebut berhasil dievakuasi oleh petugas gabungan dari Dinas Damkartan, BPBD, dan kepolisian. Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa,” ujar Rully. “Sopir hanya mengalami luka lecet pada lengan.”

    Selain menyebabkan minibus ringsek, robohnya pohon karena hujan deras juga mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas di Jalinsum Kalianda sepanjang 1 kilometer. Damkartan Lampung Selatan mengimbau kepada para pengendara untuk lebih waspada dan berhati-hati saat melintasi jalan raya, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem.

  • Daftar Fasilitas yang Didapat Raffi Ahmad, Salah Satunya Mobil RI 36

    Daftar Fasilitas yang Didapat Raffi Ahmad, Salah Satunya Mobil RI 36

    Bisnis.com, JAKARTA – Raffi Ahmad menjadi sorotan netizen setelah viral mobil menteri berplat RI 36 memaksa menerobos kemacetan.

    Adapun sebelumnya, mobil menteri berplat RI 36 terekam kamera memaksa menerobos kemacetan di jalanan Jakarta.

    Bahkan polisi patrol dan pengawal (patwal) terlihat bertindak arogan setelah mobil menteri sempat dihalangi oleh sebuah taksi mewah.

    Pasalnya taksi berjenis Toyota Alphard berwarna hitam sempat berbelok ke arah jalan yang telah dibuka oleh patwal.

    Akibatnya, mobil menteri RI 36 sejenak kembali tertahan di tengah kemacetan.

    Kejadian tersebut sempat membuat netizen mencari pemilik mobil Menteri RI 36 dan menduga digunakan oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid.

    Namun ternyata, mobil tersebut digunakan oleh Raffi Ahmad yang berstatus Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni.

    “Bahwa benar adanya mobil tersebut kendaraan yang saya gunakan, namun pada saat kejadian, saya sedang tidak berada di dalam mobil karena pada saat itu mobil berplat RI 36 sedang dalam posisi menjemput saya untuk menuju agenda rapat selanjutnya,” kata Raffi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (11/1/2025) dikutip dari Antaranews.

    Raffi menjelaskan bahwa pada saat kejadian itu, dirinya tidak sedang berada dalam kendaraan yang biasa digunakannya untuk keperluan dinas kenegaraan itu.

    Raffi menyebut bahwa mobil itu sedang dalam perjalanan menjemputnya setelah mengambil beberapa berkas penting sebelum melanjutkan ke rapat berikutnya.

    Daftar Fasilitas yang Diberikan kepada Raffi Ahmad

    Raffi Ahmad memiliki sejumlah fasilitas yang diberikan negara untuk menunjang kebutuhannya sebagai utusan khusus presiden.

    Selain mobil dinas, Raffi diberikan biaya perjalanan dan rumah jabatan yang lengkap dengan perlengkapannya.

    Kemudian dirinya juga akan dibantu oleh dua asisten dan pembantu asisten.

    Merujuk Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2000 tentang Perubahan atas PP Nomor 50 Tahun 1980. Dalam Pasal 2 disebutkan bahwa Menteri memiliki gaji pokok Rp5.040.000.

    Sedangkan tunjangan Menteri diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 86 Tahun 2001 tentang perubahan Keppres Nomor 168 Tahun 2000 tentang Tunjangan Jabatan bagi Pejabat Negara Tertentu.

    Merujuk Pasal 1 ayat (2) huruf e, besaran tunjangan jabatan menteri negara atau pejabat lain yang kedudukannya disetarakan dengan menteri adalah Rp13.608.000 setiap bulan.

    “Menteri Negara, Jaksa Agung, dan Panglima Tentara Nasional Indonesia dan Pejabat lain yang kedudukannya atau pengangkatannya setingkat atau disetarakan dengan Menteri Negara adalah sebesar Rp13.608.000,” tulis aturan tersebut.

    Sehingga apabila ditotal, utusan khusus presiden akan menerima gaji dan tunjangan per bulan sebesar Rp18.648.000.

    Laporan Harta Kekayaan Raffi Ahmad

  • Soal Mobil Dinas RI 36 Viral, Raffi Ahmad : Tak Ada Kejadian Arogan

    Soal Mobil Dinas RI 36 Viral, Raffi Ahmad : Tak Ada Kejadian Arogan

    Bisnis.com, JAKARTA — Raffi Ahmad menjelaskan soal kejadian viral terkait mobil dinas miliknya berpelat RI 36 yang dinilai arogan saat melintas di tengah kemacetan.

    Raffi awalnya membenarkan bahwa mobil berplat RI 36 itu merupakan mobil dinasnya selaku Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni.

    Namun, saat kejadian viral itu, Raffi menyatakan bahwa dirinya sedang tidak berada di dalam mobil tersebut. Sebab, mobil yang dikawal petugas itu dalam perjalanan menjemputnya.

    “Tapi saat itu saya tidak ada di mobil, karena mobil dalam perjalanan menjemput saya. Sebelumnya mengambil beberapa berkas penting, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke rapat selanjutnya,” ujar Raffi dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (12/1/2025).

    Dia kemudian menjelaskan kronologi sesungguhnya dalam peristiwa tersebut. Suami Nagita Slavina itu mengatakan bahwa dalam rangkaian kemacetan itu terdapat truk berhenti di depan mobil taksi Alphard yang diduga mendapatkan perlakuan arogan.

    Mobil taksi Alphard yang viral itu, kata Raffi, hendak mengambil jalur kanan dan hampir menyerempet mobil lainnya.

    Kemudian, pengemudi taksi dan mobil itu saling beradu argumen di tengah kemacetan itu. Alhasil, petugas patwal mobil dinas Raffi Ahmad itu kemudian menegur pengemudi taksi.

    “Menegur pengemudi taksi bicara dan menunjuk dengan maksud kira “hei jangan bertengkar, Bapak ayo maju” dengan gestur tangan yang terlihat di video,” jelas Raffi.

    Dengan demikian, dia menekankan bahwa narasi arogan petugas saat mengawal mobil dinas itu tidak benar. Di samping itu, anggota patwal itu saat ini tengah di evaluasi Polri.

    “Jadi tidak ada narasi arogan seperti yang tersebar di media sosial,” pungkasnya.

  • Kenapa Patwal Mobil RI 36 Tunjuk-tunjuk Sopir Taksi?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Januari 2025

    Kenapa Patwal Mobil RI 36 Tunjuk-tunjuk Sopir Taksi? Megapolitan 12 Januari 2025

    Kenapa Patwal Mobil RI 36 Tunjuk-tunjuk Sopir Taksi?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan iring-iringan mobil dinas berpelat RI 36 memecah kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
    Di depan iring-iringan tersebut, sebuah taksi Alphard tampak berusaha menyelinap di sela-sela kemacetan, sehingga menghalangi laju rombongan pejabat.
    Polisi patwal yang mengawal rombongan itu segera menghentikan motornya di samping mobil taksi tersebut, lalu menunjuk sopir dengan gestur tegas sambil memberikan peringatan yang terkesan arogan.
    Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah meminta keterangan polisi patwal itu, bernama Brigadir DK, terkait kronologi kejadian pada saat itu.
    Berdasarkan hasil klarifikasi, Brigadir DK saat itu sedang mengawal mobil RI 36 yang melintas di Jalan Jenderal Sudirman pada Rabu (8/1/2025) sekitar pukul 16.30 WIB.
    Di ruas jalan tersebut, ada truk penambal yang berhenti di lajur tengah Jalan Jenderal Sudirman, menyebabkan kemacetan.
    Taksi Silver Bird Alphard yang berada tepat di belakang truk tersebut mencoba menghindar ke arah kanan atau berpindah lajur. Akan tetapi, terhalang oleh kendaraan lain di lajur tersebut.
    “Namun, di saat bersamaan, ada kendaraan dari sebelah kanan, Suzuki Ertiga putih, yang juga hendak maju, sehingga hampir terjadi senggolan,” ujar Wakil Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono, Jumat (10/1/2025).
    “Akibatnya, taksi Silver Bird Alphard berhenti cukup lama, dan terjadi perdebatan antara kedua kendaraan tersebut yang menyebabkan kemacetan,” tambahnya.
    Brigadir DK yang tengah mengawal berinisiatif untuk melerai dan meminta taksi Alphard segera maju agar kemacetan tidak semakin parah.
    “(Brigadir DK melerai) saat itu terlihat gestur anggota yang sambil menunjuk seolah arogan,” kata Argo.
    Setelah kejadian tersebut, Brigadir DK dan mobil RI 36 melanjutkan perjalanan.
    Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya lantas memberikan sanksi berupa teguran terhadap Brigadir DK akibat aksinya itu.
    “Saat ini anggota sudah dilakukan pemanggilan dan klarifikasi terkait kejadian tersebut serta diberikan sanksi teguran untuk lebih humanis pada saat melaksanakan giat pengawalan,” kata Argo Wiyono.
    Argo juga menegaskan, pihaknya memberikan sanksi teguran kepada DK agar lebih humanis ketika melakukan pengawalan.
    Argo menambahkan, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan mencari pengemudi taksi Silver Bird Alphard hitam untuk meminta klarifikasi versi dia.
    “Apakah ada tindakan atau ucapan dari personel Ditlantas yang dianggap tidak sopan atau arogan,” ucapnya.
    Mewakili instansinya, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya juga meminta maaf jika sikap atau gestur Brigadir DK dianggap tidak layak atau arogan.
    “Akan menjadi bahan evaluasi untuk kegiatan pengawalan selanjutnya,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov Jakarta Akan Bangun Dua Flyover Baru di 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Januari 2025

    Pemprov Jakarta Akan Bangun Dua Flyover Baru di 2025 Megapolitan 12 Januari 2025

    Pemprov Jakarta Akan Bangun Dua Flyover Baru di 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melalui
    Dinas Bina Marga
    Jakarta akan membangun dua jalan layang (
    flyover
    ) baru di Jalan Dr. Latumenten, Jakarta Barat, dan Jalan Bintaro Puspita, Jakarta Selatan.
    Dalam unggahan di akun Instagram resmi @binamargadki, Dinas Bina Marga Jakarta menyatakan proyek ini direncanakan akan dimulai pada tahun 2025-2026.
    Meski demikian, belum ada jadwal pasti pelaksanaan pembangunan kedua flyover ini.
    “Pada tahun 2025, Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta akan melakukan pembangunan dua Jalan Layang (
    Flyover
    ) baru yang akan tersebar di beberapa wilayah di DKI Jakarta,” tulis keterangan dalam akun tersebut.
    Untuk Flyover di Jalan Dr. Latumenten, Jakarta Barat, proyek ini akan memiliki dua sisi utama.
    Di sisi barat, flyover akan membentang sepanjang 440,86 meter dengan lebar jalur atau
    Right of Way
    (ROW) mencapai 11 meter.
    Sedangkan di sisi timur, sedikit lebih pendek dengan panjang 439,23 meter dan ROW 10 meter.
    Sementara itu, flyover di Jalan Bintaro Puspita, Jakarta Selatan, akan dibangun dengan panjang 441 meter dan ROW 9 meter.
    Pembangunan dua flyover baru ini diharapkan tidak hanya akan mengurai kemacetan, tetapi juga memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna jalan.
    “Adanya pembangunan dua Flyover baru ini diharapkan dapat membuat masyarakat semakin nyaman mengakses jalan untuk menunjang berbagai aktivitas,” lanjut keterangan akun tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Atasi Kemacetan di Depok, Dedi Mulyadi Akan Bangun Flyover – Page 3

    Atasi Kemacetan di Depok, Dedi Mulyadi Akan Bangun Flyover – Page 3

    Adapun yang menjadi prioritas pembangunan yakni infrastruktur jalan terkoneksi dengan baik dan tidak terdapat kemacetan. Selain itu, menyelamatkan ruang hijau termasuk pengelolaan sampah karena Bekasi dan Depok bermasalah dengan sampah.

    “Penataan cekungan, cekungan itu orang sini bilangnya Setu, orang Sunda bilang Situ,” terang Dedi.

    Dedi Mulyadi mengungkapkan, Situ di wilayah Depok maupun Jawa Barat perlu dilakukan penggalian kembali. Selain itu dibuatkan ruang baru, termasuk ruang terbuka hijau untuk kenyamanan masyarakat.

    “Karena masyarakat tuh, kalau pengen tenang, nyaman, ya ruang hijau harus banyak,” ungkap Dedi.

    Tidak hanya itu, Dedi berencana ingin melakukan penataan kawasan perumahan sehingga memiliki desain dan karakter lingkungan. Hal itu dilakukan untuk menjadikan sebuah kota yang memiliki karakter dan kenyamanan untuk tempat tinggal.

    “Nanti kalau ditanya di manakah kota yang paling nyaman di Indonesia, orang menjawab Kota Depok. Kenapa kota Depok paling nyaman? karena gurunya UI, ini yang akan menjadi orientasi depan sehingga perguruan tinggi akan menjadi mitra terdepan,” tegas Dedi.

    Dedi turut meminta sarjana pendamping desa merupakan sarjana itu yang diarahkan pada aspek produksi. Dedi mencontohkan, sarjana desa dapat merubah pertanian kimia menjadi pertanian organik sehingga meningkatkan pendapatan pertani.

    “Sehingga kita tidak ngabisin uang rutin untuk ngasih sarjana pendamping di desa, tapi produknya nggak ada, saya ingin ada produknya,” kata Dedi.

    Dedi menginginkan sarjana desa memberikan pendampingan pada desa dan kelurahan. Sarjana desa dapat merubah pola hidup masyarakat dari jorok sampahnya menjadi tertata, sampahnya menjadi maggot, kemudian menjadi produk produk kerajinan tangan.

    “Nah ini kan harus dibuat dan itu Tridharma perguruan tinggi harus dioptimalkan, sehingga nanti banyak mahasiswa yang jenius di kampus, menjadi tenaga pendamping desa kelurahan,” ujar Dedi.

    Dedi menambahkan, sarjana desa akan mendapatkan pembiayaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang kedepannya dapat membiayai kuliahnya secara mandiri.

    “Orang-orang kreatif itu nanti harus bisa tumbuh di Jawa Barat,” pungkas Dedi.

  • Polemik Patwal RI 36: Usai Ditegur Mayor Teddy, Raffi Ahmad Mengakui

    Polemik Patwal RI 36: Usai Ditegur Mayor Teddy, Raffi Ahmad Mengakui

    Polemik Patwal RI 36: Usai Ditegur Mayor Teddy, Raffi Ahmad Mengakui
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Teka-teki pemilik mobil berpelat nomor
    RI 36
    pun terungkap setelah viral di media sosial selama beberapa hari terakhir.
    Mobil tersebut milik
    Raffi Ahmad
    , Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni.
    Diketahui, mobil tersebut viral karena motor polisi pengawalnya diduga bersikap arogan saat berusaha membelah kemacetan di Jakarta.
    Lantas seperti apa kejadian viralnya mobil pelat nomor RI 36 hingga terungkap Raffi Ahmad sebagai pemilik mobil? Berikut rangkumannya.
    Arogansi polisi pengawal mobil pelat RI 36 itu pertama kali diketahui saat viral di media sosial.
    Pada unggahan di Instagram @pmi_official, terlihat seorang polisi patwal menyalakan lampu strobo sembari membuka jalan untuk memperlancar iring-iringan mobil pejabat berpelat RI 36 di tengah kemacetan.
    Di depan iring-iringan tersebut, sebuah taksi Alphard tampak berusaha menyelinap di sela-sela kemacetan sehingga menghalangi laju rombongan pejabat.
    Polisi patwal yang mengawal rombongan itu segera menghentikan motornya di samping mobil taksi tersebut, lalu menunjuk sopir dengan gestur tegas sambil memberikan peringatan yang terlihat penuh amarah.
    Hal ini kemudian membuat netizen bertanya-tanya, siapa penunggang mobil RI 36 itu. Sejumlah pejabat pun menjadi sasaran tudingan, antara lain Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, lantaran mobil berpelat RI 36 sebelumnya dipakai oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
    Sejumlah pejabat yang dituding pun angkat bicara.
    Meutya memastikan bahwa ia bukanlah pemilik mobil Lexus berkelir abu-abu metalik yang menggunakan pelat nomor RI 36 itu.
    “Kemkomdigi menggunakan mobil dinas dengan pelat nomor 22,” kata Meutya singkat saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Jumat (10/1/2025).
    Hal yang sama disampaikan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid. 
    “Plat nomor yang kami terima dari Sekretariat Negara RI 26. Itu pun jarang saya pakai,” kata Nusron, dikutip dari akun Instagram-nya, Jumat.
    Menurutnya, ia lebih sering menggunakan mobil dengan pelat B 8588 ZZH, alih-alih mobil dengan pelat dinas RI 26.
    Sementara itu, Menteri Koperasi Budi Arie juga menepis bahwa mobil RI 36 adalah kendaraan dinasnya. Sebagai informasi, pelat RI 36 sebelumnya dipakai Budi Arie ketika menjabat Menkominfo.
    “Bukan, bukan punya saya. Saya sudah tidak menggunakan RI 36 lagi sejak pindah kementerian,” ungkap Budi Arie saat dikonfirmasi oleh
    Kompas.com
    , Jumat.
     
    Dirgakkum Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Brigjen Pol Raden Slamet Santoso menegaskan, petugas patwal tidak boleh arogan dalam menjalankan tugas.
    Ini disampaikan melihat viralnya petugas patwal pengawal mobil RI 36 yang menunjuk mobil taksi Alphard hitam karena menghalangi jalannya saat bertugas.
    “Enggak (boleh), itu namanya pengawalan, kan pasti semua kita latih, dan kita tes, seluruh petugasnya itu,” kata Raden kepada Kompas.com, Jumat.
    “Petugas pengawalannya itu tidak boleh nunjuk-nunjuk arogan seperti itu,” tambah dia.
    Namun, Slamet menilai pihaknya akan melakukan tindakan tegas jika memang terbukti melakukan tindakan arogan.
    Sementara itu, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengeklaim sudah menegur pejabat negara pemilik mobil berpelat RI 36 yang videonya viral.
    “Sudah, sudah kita tegur,” kata Teddy singkat saat dikonfirmasi, Sabtu (11/1/2025).
    Teddy pun mengaku sudah kembali mengingatkan seluruh jajaran pejabat di Kabinet Merah Putih untuk semakin bijak dan berhati-hati, termasuk saat berkendara menggunakan mobil milik negara.
    “Sudah diingatkan kembali semuanya agar semakin berhati-hati dan bijak saat berkendara,” jelas Teddy.
    Namun Teddy enggan mengungkapkan siapa pemilik mobil yang ditegur itu, ketika dikonfirmasi.
     
    Usai muncul pengakuan bahwa Seskab Teddy telah menegur pemilik mobil RI 36, Raffi Ahmad mengakui bahwa mobil tersebut adalah miliknya.
    Ia membenarkan bahwa mobil berpelat RI 36 merupakan mobil dinasnya.
    “Bahwa benar adanya mobil tersebut kendaraan yang saya gunakan,” kata Raffi Ahmad dalam keterangan tertulis, Sabtu.
    Namun, Raffi mengatakan, ia sedang tidak berada di dalam mobil saat kejadian tersebut.
    Ia menjelaskan, mobil pelat RI 36 itu sedang dalam perjalanan menjemputnya setelah sebelumnya mengambil beberapa berkas penting sebelum melanjutkan ke rapat berikutnya.
    “Namun, pada saat kejadian, saya sedang tidak berada di dalam mobil karena pada saat itu mobil berpelat RI 36 sedang dalam posisi menjemput saya untuk menuju agenda rapat selanjutnya,” kata Raffi.
    Namun, dalam keterangan tertulisnya, Raffi menyebut, aksi petugas patwal itu dimaksudkan untuk menegur pengemudi mobil lain yang sedang beradu mulut dan menimbulkan kemacetan.
    Raffi menegaskan, petugas patwal itu tidak bersikap arogan seperti narasi yang ramai dibahas di media sosial.
    “Di depan taksi tersebut ada truk berhenti, sehingga taksi mengambil jalur sebelah kanan dan hampir menyerempet mobil di jalur tersebut,” tulis Raffi Ahmad.
    Dalam keterangan yang disampaikan Raffi Ahmad, disebutkan bahwa penyebar video mobil berpelat nomor RI 36 telah menyampaikan permintaan maafnya.
    “Perekam video viral mobil RI 36 yang dikawal patroli dan pengawalan (patwal) menerobos kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta diketahui sudah menyampaikan permohonan maaf melalui akun TikTok,” tulis Raffi Ahmad.
    Disebutkan Raffi, pengunggah video,
    @whatareudoingbruhhh
    , menyampaikan permohonan maaf tersebut melalui akun TikTok miliknya. 
    Adapun akun
    @whatareudoingbruhhh
    , memang kerap mengunggah video pengawalan pejabat.  Akun tersebut memiliki 76.500 pengikut dan unggahannya telah mendapatkan 6,4 juta
    likes
    .
    Namun, dari penelusuran
    Kompas.com
    , tidak ada satupun unggahan pemilik akun
    @whatareudoingbruhhh
    yang berisikan permintaan maaf. 
    Sejak 1 Januari hingga berita ini diturunkan pada 12 Januari 2025, setidaknya ada lima unggahan yang diunggah @whatareudoingbruhhh, yaitu pengawalan Menpora Dito Ariotedjo, Menkomdigi Meutya Hafid, Andi Syamsuddin Arsyad alias Haji Isam, Presiden Prabowo Subianto, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
    Dalam permohonan maaf yang disampaikan Raffi, pengunggah juga disebut meminta maaf kepada sejumlah pihak yang terseret dalam pemberitaan ini.
    Termasuk Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, dan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi.
    “Akun tersebut juga menyampaikan permintaan maaf kepada Patwal yang bertugas mengawal mobil RI 36 berinisial D yang diduga sudah terkena sanksi,” tulis Raffi.
    Penyebar video tersebut juga meminta maaf kepada institusi Polri atas dampak negatif yang ditimbulkan dari video tersebut.
    Pihak Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri diwakili Brigjen Pol Raden Slamet Santoso meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa terganggu dengan tindakan arogan patwal yang mengawal mobil RI 36.
    “Atas tindakan personel tersebut, kami mohon maaf kepada seluruh masyarakat yang merasa terganggu,” kata Slamet, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat.
    Slamet mengatakan, petugas patwal yang arogan dalam mengawal mobil RI 36 yang viral di media sosial adalah anggota Polda Metro Jaya (PMJ).
    Slamet menyebutkan, saat ini petugas patwal tersebut sudah dipanggil oleh Kasi Pamwal Polda Metro Jaya dan sedang ditindaklanjuti.
    “Yang bersangkutan sudah ditindaklanjuti oleh Kasi Pamwal Polda Metro Jaya (karena personel tersebut adalah anggota PMJ),” ujar dia.
    Saat ditanya apakah petugas patwal itu masih bertugas atau tidak, Slamet mengatakan masih menunggu hasil tindak lanjut dari Kasi Pamwal Polda Metro Jaya.
    “Kejadiannya kan Rabu sore, laporan lebih lanjut dari PMJ masih kita tunggu,” tegas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.