Update Jalur Puncak: Macet, Sekitar 12.000 Kendaraan Masuk ke Jalur Puncak
Tim Redaksi
BOGOR, KOMPAS.com –
Arus lalu lintas kendaraan yang menuju jalur wisata Puncak, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (26/1/2025), mengalami peningkatan signifikan selama
libur panjang
Isra Miraj dan Imlek.
Kepolisian setempat mencatat lebih dari 12.000 kendaraan melintas atau memasuki jalur
Puncak Bogor
setelah keluar dari Gerbang Tol (GT) Ciawi, tepatnya di Simpang Gadog, pada Minggu (26/1/2025) pagi.
“Secara data sampai pagi ini pukul 07.00 WIB, arus kendaraan baik roda dua maupun empat yang sudah masuk ke kawasan Puncak kurang lebih 12 ribu kendaraan,” ungkap KBO Sat Lantas Polres Bogor, Iptu Ardian, di Pospol Simpang Gadog, Ciawi.
Ardian juga menambahkan bahwa pada hari kedua libur panjang ini, volume kendaraan meningkat pesat dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Untuk mengatasi
kemacetan
, Satlantas Polres Bogor telah menerapkan pola
rekayasa lalu lintas
dengan sistem ganjil genap.
Namun, tidak lama kemudian, sistem one way (satu arah) dari Jakarta menuju Puncak diberlakukan.
Keputusan ini diambil akibat terjadinya hambatan lalu lintas yang disebabkan oleh pemeriksaan ganjil genap di pintu masuk Puncak, Simpang Gadog.
Kemacetan
terlihat jelas di dua lajur Jalan Raya Puncak, tepatnya dari Pasir Muncang hingga Simpang Pasar Cisarua.
Antrean panjang kendaraan mulai terlihat setelah keluar dari GT Ciawi sejak pagi hingga menjelang siang.
Lalu lintas menuju kawasan wisata Puncak dipadati oleh kendaraan dari arah Jakarta.
Ardian menegaskan bahwa pihaknya saat ini melaksanakan rekayasa one way dari Jakarta menuju Puncak, yang berlaku sejak pukul 07.00 WIB dan akan berlangsung hingga waktu yang belum ditentukan.
“Sehingga kami berlakukan rekayasa one way untuk kendaraan dari Jakarta menuju Puncak Bogor,” jelasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: Kemacetan
-

Menhub Dudy Usul THR Dibayar Lebih Awal untuk Kurangi Kepadatan Arus Mudik Lebaran 2025 – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengusulkan waktu pembayaran tunjangan hari raya (THR) kepada para tenaga kerja dilakukan lebih awal mengingat adanya dua hari besar yang berdekatan, yaitu Hari Raya Nyepi pada 29 Maret 2025 dan Hari Raya Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada 31 Maret–1 April 2025.
Hal itu dia sampaikan usai melakukan pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli pada Jumat (24/1) di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan.
“Pembayaran THR lebih awal diharapkan dapat memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk menentukan waktu dalam melakukan perjalanan mudik lebaran,” kata Menhub Dudy dalam keterangannya dikutip Minggu (26/1/2025).
Menhub Dudy menjelaskan bahwa pertemuan ini juga bertujuan untuk membahas strategi lintas sektor guna memastikan kesiapan penyelenggaraan angkutan yang selamat, nyaman, dan efisien selama periode mudik dan arus balik Lebaran 2025.
Menhub Dudy menilai, batas waktu dimulainya dan selesainya libur akan mempengaruhi tingkat kepadatan jalan dan tingginya pemanfaatan layanan di berbagai moda transportasi.
“Masa libur panjang akan berdampak signifikan pada lonjakan pergerakan masyarakat. Selain itu, tanggal mulai dan selesainya libur akan berpengaruh pada tingkat kepadatan selama masa angkutan Lebaran nanti. Termasuk juga penentuan puncak arus mudik dan arus balik,” ujar Menhub Dudy.
Pada kesempatan itu, Menhub Dudy memaparkan strategi Kemenhub dalam menghadapi angkutan Lebaran mendatang. Strategi tersebut yakni implementasi buffer zone untuk mengurai kemacetan di akses menuju Pelabuhan Penyeberangan (Merak-Bakauheni).
Kemudian optimalisasi terminal yang masih kurang dimanfaatkan untuk digunakan maskapai bertarif rendah dalam mendukung penurunan harga tiket pesawat yang berkelanjutan, pelaksanaan layanan direct train dengan tetap mempertimbangkan kesiapan lokomotif dan masinis.
Optimalisasi aset infrastruktur selagi berkoordinasi dengan K/L terkait dengan tetap mempertimbangkan aspek keselamatan, penyelenggaraan program Mudik Gratis, serta perlunya digitalisasi tiket pada semua moda transportasi.
Menhub Dudy berharap, dengan strategi tersebut, angkutan Lebaran 2025 dapat sebaik atau lebih baik dari angkutan Nataru 2024/2025 yang berjalan lancar. Masyarakat pun menilai positif penyelenggaraan angkutan Nataru 2024/2025 lalu.
“Alhamdulillah, berkat kolaborasi pada masa angkutan Nataru kemarin, survei dari UGM menunjukkan 86 persen masyarakat puas. Nilai ini menjadi catatan berharga karena nanti jumlah penduduk yang melakukan perjalanan saat Lebaran diperkirakan jauh lebih banyak,” ujar Dudy.
-

Libur Panjang, Ada Lonjakan Penumpang di Terminal Seloaji Ponorogo
Ponorogo (beritajatim.com) – Aktivitas di Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo mengalami lonjakan signifikan selama libur panjang perayaan Imlek dan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini. Berdasarkan pengamatan, jumlah penumpang baik yang datang maupun berangkat meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan hari biasa.
“Libur panjang hingga 5 hari ke depan ini, ada peningkatan jumlah penumpang di Terminal Seloaji. Baik itu penumpang kedatangan maupun keberangkatan,” kata Kepala Terminal Seloaji Ponorogo, Purwanto, Sabtu (25/01/2025).
Purwanto menyampaikan bahwa lonjakan penumpang sudah terjadi sejak Jumat (24/1) kemarin dan sesuai dengan prediksi sebelumnya. Peningkatan total penumpang mencapai 5.000 orang. Di mana jika di hari biasa penumpang kedatangan dan keberangkatan, masing-masing dikisaran angka 1.250 orang.
“Untuk hari biasa, penumpang baik kedatangan maupun keberangkatan itu masing-masing 1.250 orang. Kini hari libur ini meningkat 2 kali lipat, total bisa mencapai 5.000 orang,” katanya.
Kepadatan terminal terlihat sejak pagi hari, dengan antrean penumpang yang hendak pulang kampung atau bepergian ke luar kota. Kenaikan ini diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir libur panjang.
Namun, lonjakan ini juga disertai beberapa kendala. Purwanto mengungkapkan adanya keterlambatan sejumlah bus, terutama dari Jakarta, akibat kemacetan di beberapa titik perjalanan. Meski demikian, pihak terminal berupaya memastikan pelayanan tetap berjalan dengan lancar demi kenyamanan penumpang.
“Tim di terminal tetap bersiaga untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan bus agar tetap terkoordinasi, meskipun ada kendala teknis di lapangan,” tambah Purwanto.
Terminal Seloaji menjadi salah satu titik vital di Ponorogo terkait pergerakan penumpang selama libur panjang. Diharapkan, koordinasi yang baik antara pihak terminal, operator bus, dan penumpang dapat terus terjaga demi mengantisipasi lonjakan yang masih akan terjadi. “Kita terus berkoordinasi untuk kelancaran di terminal,” pungkasnya. (end/kun)
-

Menhub Usul THR Lebaran Dibayar Lebih Awal untuk Kurangi Penumpukan Pemudik
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, mengusulkan pembayaran tunjangan hari raya (THR) Lebaran lebih awal sehingga dapat mengurangi penumpukan pemudik pada puncak arus mudik dan balik.
Usulan ini disampaikan saat bertemu dengan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, pada Jumat (24/1/2025) di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan. Pertemuan tersebut membahas strategi lintas sektor untuk memastikan kelancaran dan keselamatan penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun ini.
Menurut Dudy, pembayaran THR lebih awal dapat memberikan masyarakat waktu lebih luas untuk merencanakan perjalanan mudik, sehingga dapat mengurangi penumpukan pemudik pada puncak arus mudik dan balik.
“Langkah ini tidak hanya membantu mengurai kemacetan, tetapi juga memastikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan efisien bagi masyarakat,” kata Dudy dalam keterangan resmi, Sabtu (25/1/2025).
Menhub juga menyoroti dampak dari dua hari besar yang berdekatan, yaitu Hari Raya Nyepi pada 29 Maret 2025 dan Hari Raya Idul Fitri yang diperkirakan jatuh pada 31 Maret–1 April 2025. Menhub menilai, batas waktu dimulainya dan selesainya libur akan mempengaruhi tingkat kepadatan jalan dan tingginya pemanfaatan layanan di berbagai moda transportasi.
Selain mengusulkan pembayaran THR lebih awal, Menhub Dudy sebelumnya juga mengusulkan work from anywhere bagi karyawan. Hal tersebut disampaikan di rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Kamis lalu.
Dudy Purwagandhi mengusulkan agar pemerintah dapat merencanakan penerapan kerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) jelang libur Hari Raya Nyepi dan Idulfitri.
Dudy menjelaskan, usulan tersebut disampaikan guna mengurai kepadatan pergerakan masyarakat. Di mana, kedua Hari Raya itu akan jatuh pada waktu yang berdekatan yakni pada 28 Maret 2025 (Nyepi) dan 30 Maret 2025 (Idulfitri).
“Dengan adanya momen dua hari besar yang berdekatan dan mempertimbangkan tren pergerakan masyarakat mudik yang cukup banyak, maka akan kami rekomendasikan agar pemerintah dan perusahaan menerapkan WFA mulai 24 Maret 2025,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V, Kamis (23/1/2025).
Adapun, Dudy menjelaskan bahwa pihaknya bakal mengusulkan wacana WFA itu untuk dapat diterapkan selama 4 hari mulai dari 24 – 27 Maret 2025.
/data/photo/2025/01/26/6795abc7e7d33.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5109218/original/098002500_1737804040-WhatsApp_Image_2025-01-25_at_17.14.04.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



