Kasus: Kemacetan

  • Cara Jasa Marga Cegah Kemacetan di Libur Panjang Imlek dan Isra Miraj 2025

    Cara Jasa Marga Cegah Kemacetan di Libur Panjang Imlek dan Isra Miraj 2025

    Jakarta

    Pada momen libur panjang Tahun Baru Imlek dan Isra Miraj 2025, PT Jasa Marga memperkirakan lebih dari 1,5 juta kendaraan akan meninggalkan wilayah Jabodetabek. Prediksi ini menunjukkan peningkatan lalu lintas sebesar 10,9 persen dibandingkan kondisi normal.

    Untuk mengantisipasi potensi kemacetan, Jasa Marga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis. Salah satu upaya utama adalah menambah jumlah petugas di titik-titik rawan kepadatan untuk memastikan kelancaran lalu lintas.

    Dalam siaran persnya, Lisye Octaviana, Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, mengungkapkan bahwa seluruh peralatan tol di gardu telah diperiksa dan dipastikan berfungsi dengan baik. Selain itu, Jasa Marga juga menambah jumlah petugas hingga mobile reader untuk meningkatkan kapasitas transaksi di gerbang tol.

    “Tidak hanya di gerbang tol, potensi terjadinya kepadatan di lajur pun kami antisipasi dengan penempatan petugas di titik-titik rawan kepadatan di jalan tol favorit untuk mempercepat penanganan gangguan kendaraan di lajur serta mengatur lalu lintas dengan lebih cepat lagi. Melalui diskresi Kepolisian, Jasa Marga juga siap mendukung rencana rekayasa lalu lintas, seperti contra flow, dengan menempatkan petugas dan rambu-rambu pendukung,” ujar Lisye.

    Selain itu, Jasa Marga akan berkoordinasi dengan Kepolisian untuk menerapkan sistem buka-tutup rest area jika kapasitas parkir sudah mendekati batas maksimal. Hal ini dilakukan agar arus lalu lintas di sekitar rest area tetap lancar.

    Komunikasi terkait rekayasa lalu lintas ini akan disampaikan secara aktif kepada para pengguna jalan melalui Jasa Marga Tollroad Command Center. Informasi terkini juga akan disampaikan melalui Dynamic Message Sign (DMS), akun resmi media sosial Jasa Marga di X (sebelumnya Twitter), dan berbagai kanal lainnya.

    Perlu diketahui, per Sabtu (26/1/25) lalu, Jasa Marga sudah mencatat bahwa mayoritas kendaraan (49,1%) yang meninggalkan Jabodetabek mengarah ke Timur atau tol Trans Jawa dan Bandung. Selain itu, 29,6% kendaraan menuju ke arah Barat (Merak) dan 21,3% kendaraan menuju ke arah Selatan (Puncak, Jawa Barat).

    (mhg/lua)

  • Kelaparan dan Kelelahan di Mobil, Kisah Wisatawan yang Hendak ke Puncak Terjebak Macet 8 Jam – Halaman all

    Kelaparan dan Kelelahan di Mobil, Kisah Wisatawan yang Hendak ke Puncak Terjebak Macet 8 Jam – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Libur panjang di awal pekan ini dimanfaatkan warga untuk liburan bersama keluarga ke tempat-tempat wisata.

    Termasuk liburan ke kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Tempat wisata favorit bagi warga Jakarta dan sekitarnya.

    Banyaknya pengunjung ke kawasan Puncak membuat polisi melakukan rekayasa lalu lintas satu arah (one way).

    Senin (27/1/2025) kemarin one way   sudah diberlakukan.

    Namun tetap saja kemacetan menuju ke Puncak tak terhindarkan.

    Ini membuat ribuan wisatawan kesal. 

    One way yang dilakukan dari arah Puncak menuju Jakarta sejak pukul 11.30 WIB membuat mereka terjebak di Ciawi selama berjam-jam.

    Ribuan wisatawan ini tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju Puncak hingga one way berakhir pada pukul 21.30 WIB.

    Para wisatawan merasa kesal karena pengaturan one way yang tidak jelas.

    Banyak wisatawan yang mengaku kelaparan dan capek menunggu waktu dibukanya jalur ke Puncak.

    Saking frustrasinya terjebak kemacetan, sejumlah wisatawan terpaksa naik ojek online menuju hotel yang telah dipesan.

    Putri (33), wisatawan asal Tangerang Selatan, Banten, salah satu di antaranya.

    Ia memilih naik ojeg online bersama dua anaknya yang masih kecil. 

    Sementara suaminya menunggu di mobil sampai lalu lintas menuju Puncak dibuka.

    “Kami sudah terjebak sejak pukuk 12.00 WIB di Gadog,” kata Putri di Simpang Gadog, Senin (37/1/2025).

    Setelah menunggu selama 8 jam, Putri dan suaminya sepakat untuk menyewa jasa ojek online menuju hotel yang berada di Megamendung.

    “Ya, mau ke hotel. Lokasinya di depan situ sebenernya, tidak jauh,” papar Putri.

    Putri terpaksa naik ojek online karena kedua buah hatinya sudah capai dan lelah menunggu berakhirnya one way.

    “Mending tunggu di hotel, bisa rebahan. Nanti suami yang menyusul dengan mobil,” tuturnya.

    Dia berharap polisi memberikan kepastian untuk waktu buka tutup di jalur Puncak.

    “Kami berharap ada waktu yang pasti kalau buka tutup jalur. Kalau ini kan gambling, kita tidak tahu sampak jam berapa,” tandas Putri.

    Penyebab Macet Parah

    Laju kendaraan roda dua mapun roda empat atau lebih   tersendat karena tingginya volume kendaraan yang melintas.

    Karena padatnya lalu lintas juga terdapat wisatawan yang memilih untuk beristirahat di pinggir jalan.

    Mereka menepikan kendaraanya untuk beristirahat di lapak pedagang kaki lima (PKL) sambil menikmati keindahan alam dari dataran tinggi.

    Bahkan, terdapat juga pemotor yang nekat naik ke trotoar di area Agro Wisata Gunung Mas Puncak Bogor.

    Hal itu dikarenakan adanya kendaraan roda empat yang menerobos one way memaksakan melaju ke arah atas.

    Dengan demikian, pemotor yang hendak mengarah ke atas menggunakan sisi kiri jalan tertutup oleh kendaraan tersebut dan terpaksa naik ke trotoar.

    Tak cuma itu, seorang wisatawan mengurai pengalamannya saat melihat kemacetan di jalur Puncak Bogor.

    Kisah tersebut diungkap sang wisatawan saat mengetahui ada angkutan kota (angkot) berwarna biru yang berhenti di pinggir namun memakan badan jalan tak jauh dari Gunung Mas.

    Hal itupun berdampak terhadap kemacetan karena kendaraan roda dua yang hendak menuju Puncak tertutup jalannya oleh angkot tersebut.

    Lalu Lintas Normal Malam

    Pantauan Wartakotalive.com, lalu lintas di Jalan Raya Puncak kembali normal dua arah pada pukul 21.30 WIB.

    “Untuk arus lalu lintas di jalur Puncak, pukul 21.30 WIB sudah penormalan,” kata Kasat Lantas Polres Bohor, AKP Rizky Guntama, kepada wartawan di Simpang Gadog, Megamendung, Senin (27/1/2025) malam.

    Dia menjelaskan jumlah kendaraan yang melintas di Jalur Puncak pada hari ketiga libur long weekend, Senin (27/1/2025), sebanyak 91.000 unit.

    “Hari ini 91.000 unit lebih kendaraan yang naik dan turun di jalur Puncak. Angka ini lebih rendah dari hari Minggu kemarin yang mencapai 100.000 unit kendaraan,” bebernya.

    Rizky menjelaskan kendaraan yabg melintas di jalur Puncak didominasi kendaraan roda dua.

    “Hampir 60 persen roda dua. Ini yang bikin macet karena mereka mengambil jalur sebelahnya,” tandasnya.

     

  • Top 5 News: Kronologi Emilia Contessa hingga Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Maluku Barat Daya

    Top 5 News: Kronologi Emilia Contessa hingga Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Maluku Barat Daya

    Jakarta, Beritasatu.com – Kronologi meninggalnya Emilia Contessa dan mobil Subaru bisa diretas melalui internet menjadi berita terpopuler atau top 5 news sepanjang Senin (27/1/2025).

    Berita lainnya yang tidak kalah menarik, yaitu ayah korban mutilasi di Ngawi meminta tersangka dihukum mati, lalu lintas menuju Pantai Anyer macet 3 kilometer, hingga gempa magnitudo 5,2 guncang Maluku barat daya.

    Berikut lima berita terpopuler atau top 5 news di Beritasatu.com yang dirangkum pada Selasa (28/1/2025).

    1. Kronologi Meninggalnya Emilia Contessa, Ibu Denada yang Dijuluki Singa Panggung Asia

    Artis senior juga mantan anggota DPD  Emilia Contessa meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan atas penyakit yang dideritanya di RSUD Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (27/1/2025).

    Adik bungsu Emilia Contessa, Dino Rosano Hansa mengatakan artis legendaris yang lahir pada 27 September 1957 itu meninggal dunia setelah sempat dirawat di RSUD Blambangan.

    2. Waspada, Mobil Subaru Bisa Diretas Melalui Internet Tanpa Diketahui Pemilik

    Sebuah celah keamanan yang ditemukan pada beberapa model mobil Subaru mengungkapkan potensi kerentanan yang memungkinkan pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengendalikan mobil tersebut melalui internet tanpa sepengetahuan pemiliknya.

    Peneliti keamanan Sam Curry mengidentifikasi masalah ini pada sistem Starlink yang terintegrasi dengan mobil Subaru, yang memberikan akses kepada pelaku kejahatan untuk memperoleh informasi pribadi pengemudi serta mengakses kendali atas kendaraan tersebut.

    3. Pelaku Mutilasi Ngawi Tertangkap, Ayah Kandung Korban Meminta Tersangka Dihukum Mati

    Top 5 news berikutnya adalah ayah korban mutilasi Ngawi Uswatun Khasanah (29), Nur Khalim, meminta pelaku RTH dihukum mati.

    Keluarga Uswatun korban berharap bisa segera membawa pulang potongan tubuh korban dan menguburkannya di Blitar. 

    4. Lalu Lintas Menuju Pantai Anyer Macet 3 Km, Wisatawan Terjebak Berjam-jam

    Arus lalu lintas menuju wisata Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Banten macet hingga 3 kilometer lebih, Senin (27/1/2025) sore. Kemacetan terjadi karena banyak warga ingin menikmati libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2025 ke Anyer.

    Pantauan di lokasi dari pukul 14.28 WIB hingga 15.50 WIB terlihat antrean kendaraan mencapai sekitar 3 kilometer di Jalan Raya Cilegon-Anyer hingga kawasan wisata pantai.

    5. Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Maluku Barat Daya, Tidak Berpotensi Tsunami

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 5,2 di Maluku Barat Daya pada Senin (27/1/2025) pukul 17.50 WIB. 

    Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa Maluku Barat Daya ini terjadi di kedalaman 142 kilometer.

    Demikian top 5 news Beritasatu.com yang menarik perhatian pembaca. Namun, terdapat update berita lainnya yang tak kalah menarik, informatif, serta menghibur yang bisa pembaca simak lebih lanjut.

  • One Way Puncak-Jakarta Hari Ini Berlaku Selama 9 Jam, Begini Penjelasan Kasatlantas Polres Bogor

    One Way Puncak-Jakarta Hari Ini Berlaku Selama 9 Jam, Begini Penjelasan Kasatlantas Polres Bogor

    JABAR EKSPRES  – Pemberlakuan One Way dari arah Puncak menuju arah Jakarta berlangsung selama 9 jam lamanya.

    Masa libur panjang atau long weekend, melintasi jalur puncak menjadi salah satu tempat yang paling menguras tenaga fisik ataupun kendaraan.

    Pada Senin (27/1) pemberlakuan ganjil-genap berlangsung sekitar pukul 06.00 sampai diganti proyeksi menjadi arus satu arah (one way) menuju arah Puncak dari Jakarta pada 7.30 WIB.

    Kemudian, pemberlakuan one way dari arah Puncak menuju Jakarta pada 11.30 hingga 21.30 WIB.

    Kasatlantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama menjelaskan, pemberlakuan one way dari arah Puncak menuju Jakarta lebih lama.

    Menurutnya, kendaraan roda dua lebih banyak memadati ruas jalan Puncak. Adapun, pengendara motor yang turun, mengakibatkan sumbatan di beberapa titik.

    Selain pengendara motor, arus yang masuk dari arah Cianjur juga sangat ramai. Bahkan, kata dia, ekor kemacetan berada di wilayah Cipanas.

    “Seperti di simpang safari, cilember itu mengakibatkan ruas yang harusnya dua ruas ke atas menjadi satu ruas karena penumpukan dan pelampungan dari kendaraan roda dua itu sendiri,” kata Rizky di Simpang Gadog, Senin (27/1) malam.

    “Mengakibatkan memang situasi akhirnya lebih memanjang, kemudian arus dari Cianjur juga cukup deras untuk hari ini mengakibatkan ekor tadi kurang lebih sampai dengan Cipanas,” sambungnya.

    Lebih lanjut, Rizky mengungkapkan, hingga saat ini sebanyak 91 ribu kendaraan yang sudah melewati kawasan Puncak, mulai dari arah Jakarta menuju Cianjur maupun sebaliknya.

    Jumlah kendaraan tersebut, kata dia, masih terbilang rendang dibanding 100 ribu kendaraan yang masuk pada Minggu (26/1) kemarin.

    Dari 91 ribu pengendara, sekitar 60 persennya adalah kendaraan roda dua yang memenuhi kawasan Ouncak.

    “Roda dua, memang kurang lebih 60 persen sendiri. Dimana roda dua memang banyak sekali,” ucap dia.

    “Sampai dengan menutup arus. Yang tadinya harusnya one way, mereka sudah kami kanalisasi untuk satu lapis, tapi menjadi dua lapis untuk di atas,” pungkasnya.

  • Antisipasi Macet, Jalur Menuju Puncak Ditutup

    Antisipasi Macet, Jalur Menuju Puncak Ditutup

    JABAR EKSPRES – Jalur utama menuju Cipanas dan Puncak ditutup Pihak Kepolisian Resor Cianjur, Jawa Barat, mulai dari Bundaran Lampu Gentur, By Pass Cianjur, pada Senin (21/1) untuk mengantisipasi kemacetan parah yang disebabkan oleh antrean panjang kendaraan di jalur Puncak.

    KBO Lantas Polres Cianjur, Inspektur Polisi Satu Muchtaromi, menjelaskan bahwa antrean kendaraan sudah terlihat sejak siang hari di jalur utama Puncak. Untuk mengatasi masalah ini, petugas melakukan rekayasa arus lalu lintas dengan menerapkan sistem satu arah serta menutup jalur menuju Puncak.

    “Kendaraan yang menuju Puncak dari Cianjur kami alihkan melalui jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi untuk mencegah terjadinya kemacetan total, mengingat tingginya volume kendaraan dari kedua arah,” ungkapnya dikutip dari ANTARA.

    BACA JUGA: Hari Ketiga Long Weekend, Polisi Sebut Volume Kendaraan ke Puncak alami Penurunan

    Rekayasa arus lalu lintas dilakukan karena antrean panjang di wilayah Gunung Mas, Puncak, yang terus memanjang meskipun sistem satu arah menuju Bogor dari Puncak-Cianjur sudah diterapkan.

    Muchtaromi juga menjelaskan bahwa volume kendaraan di jalur Puncak, terutama selama libur panjang Isra Miraj dan Imlek 2025, mengalami peningkatan signifikan. Untuk itu, pihak kepolisian melaksanakan rekayasa lalu lintas guna menghindari kemacetan parah.

    “Penutupan akan bersifat situasional. Jalur akan dibuka kembali normal ketika antrean mulai mencair, namun akan ditutup lagi jika antrean kembali terjadi, seperti yang kami lakukan pada Minggu (26/1) sore,” tambahnya.

    Seiring tingginya volume kendaraan, pihak kepolisian mengimbau pengendara yang menuju Bogor atau sebaliknya untuk menggunakan jalur alternatif guna menghindari kemacetan di sepanjang jalur Puncak.

    Pihak kepolisian memprediksi volume kendaraan akan terus meningkat menuju tempat wisata di sepanjang jalur Puncak-Cipanas hingga Rabu (29/1).

    “Pengendara yang menuju Cianjur dari Bogor atau sebaliknya bisa menggunakan jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi untuk menghindari antrean panjang selama libur panjang ini,” ujar Muchtaromi.

    Pantauan ANTARA, selama jalur menuju Puncak ditutup, antrean kendaraan terlihat mencapai satu kilometer dari arah Bandung dan sebaliknya dari kota Cianjur. Banyak pengendara yang memilih jalur alternatif melalui Jonggol dan Sukabumi.

  • Di Balik Macet Puncak Bogor, Ada Berkah bagi Pedagang Asongan
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        27 Januari 2025

    Di Balik Macet Puncak Bogor, Ada Berkah bagi Pedagang Asongan Bandung 27 Januari 2025

    Di Balik Macet Puncak Bogor, Ada Berkah bagi Pedagang Asongan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Kemacetan di jalur wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang Isra Miraj dan Imlek akhir Januari 2025, ternyata membawa berkah tersendiri bagi para
    pedagang asongan
    .
    Mereka tampak bersemangat, menyemarakkan keriuhan kendaraan yang memasuki kawasan wisata Puncak Bogor-Cianjur.
    Mulyanto
    (54), seorang pedagang asongan, terlihat sibuk menggendong dan memilah dagangannya, yang terdiri dari tahu, telur puyuh, dan buah manisan.
    Besi yang dililit bungkus makanan menjadi alat tempurnya untuk mencari nafkah keluarga.
    Setiap hari, pria yang akrab disapa Mul ini menempuh perjalanan berkilo-kilo meter dengan berjalan kaki dari arah Gadog, Ciawi menuju area perkebunan teh dekat Atta’wun atau Puncak Pass.
    Dengan semangat tinggi, Mul berangkat pagi-pagi dan segera menghadapi antrean kendaraan yang menuju Puncak.
    Ia cekatan mengusung barang dagangannya dan menyelip melewati mobil-mobil yang terjebak dalam antrean.
    Usahanya tak sia-sia; pengendara mobil mulai memanggil untuk membeli tahu dan telur puyuh yang ia tawarkan.
    “Kalau saya jualan itu cari titik-titik macet lewat maps, jadi disamperin. Ngejar macet sampai Atta’wun sana. Ya kadang nebeng mobil pickup.”
    “Kalau pakai motor nanti susah, risikonya kan motor ditinggal nanti hilang. Enakan nebeng. Tapi ada juga teman yang pakai motor,” ungkapnya saat diwawancarai Kompas.com.
    Mul bersyukur karena kemacetan di jalur wisata ini memberikan peluang baginya untuk mendapatkan uang ratusan ribu rupiah.
    Dalam satu hari, ia mengaku mampu mengantongi keuntungan hingga Rp 150.000, dan selama libur panjang, pendapatannya bisa mencapai Rp 400.000.
    Daya beli masyarakat yang meningkat turut berkontribusi pada keberuntungannya.
    “Hanya satu jam saja, saya bisa mendapatkan Rp 80.000. Bahkan, bisa lebih dari jumlah itu. Sebab, tak jarang ada pengendara baik yang memberi uang secara cuma-cuma atau tak mau menerima kembalian dari saya,” ujar Mul.
    Pendapatan tersebut cukup untuk menghidupi tiga anaknya, bahkan salah satu anaknya sudah lulus kuliah dan bekerja.
    Meskipun demikian, ia tetap berjuang menghadapi tantangan cuaca yang kadang panas dan hujan.
    “(Macet membawa berkah) Alhamdulillah ya ada aja, daripada hari biasa, itu sepi. Saya meskipun dagang begini, anak bisa saya kuliahin. Ya mudah-mudahan orang termotivasi, kalau kita keadaan nggak mampu, jangan sampai anak kita susah.”
    “Jangan sampai anak saya jadi pedagang asongan kayak saya. Jangan putus asa, yang penting kerja halal,” harapnya.
    Di balik kesuksesannya, Mul menyimpan banyak cerita suka dan duka sebagai pedagang asongan.
    Ia harus hati-hati agar tidak terjaring razia petugas Satpol-PP dan menghadapi risiko keselamatan saat menghindari mobil yang tidak memberi jalan.
    “Kita pengennya macet, kan ada harapan kalau macet, penjualan jadi naik. Kalau lancar, harapannya tipis. Udah nggak dapat apa-apa. Ada juga kesenggol mobil.”
    “Libur panjang ini sudah berapa kali kesenggol, ya biasa aja, gimana lagi, diem aja kita, pasrah,” katanya dengan penuh rasa syukur.
    Tak hanya Mul, Eni (43), seorang pedagang kopi kemasan, juga merasa bahwa kemacetan adalah berkah tersendiri baginya.
    Menurutnya, banyak pedagang asongan yang ketiban rezeki dari kemacetan di jalur wisata Puncak Bogor.
    Namun, ia juga mencatat bahwa kemacetan membuat beberapa orang merasa terjebak dan tidak nyaman.
    “Ada macet alhamdulillah, kalau nggak ada, ya nggak papa. Kan kadang kasihan juga sama mereka kalau kelamaan terjebak macet one way,” ujarnya, sembari menggendong termos kopi yang dililit di punggungnya.
    Eni berkeliling menawarkan dagangannya, mengenakan topi panjang untuk melindungi dirinya dari terik matahari.
    Namun, bagi Eni, kemacetan tidak selalu menjamin peningkatan pendapatan.
    Ia merasa tak ada perbedaan yang signifikan antara hari libur dan hari biasa.
    “Saya jualan dari siang sampai sore, khususnya saat penutupan one way di Jalan Ciawi. Dulu, saat ramai-ramainya, saya bisa menghabiskan sampai 10 termos dalam sehari. Sekarang, satu termos saja sudah syukur,” ungkapnya.
    Eni menduga penurunan penjualan ini disebabkan oleh pengendara yang lebih memilih membawa bekal dari rumah.
    “Sekarang, habis setermos juga alhamdulillah. Setermos ya 80 ribu, itu juga kotor karena harus setor ke bosnya,” tambahnya.
    Dari cerita Mul dan Eni, tampak bahwa meskipun kemacetan membawa tantangan, bagi mereka juga membuka peluang dan harapan dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Libur Isra Miraj dan Imlek, Jalur Wisata Ciwidey Padat Merayap 5 Km
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        27 Januari 2025

    Libur Isra Miraj dan Imlek, Jalur Wisata Ciwidey Padat Merayap 5 Km Bandung 27 Januari 2025

    Libur Isra Miraj dan Imlek, Jalur Wisata Ciwidey Padat Merayap 5 Km
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Arus lalu lintas menuju obyek wisata di daerah
    Ciwidey
    , Pasirjambu, dan Rancabali (Pacira), Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mulai dipadati pengendara dari luar kota seiring
    libur Isra Miraj
    dan
    Imlek
    2025.
    Kepadatan terlihat di pertigaan Sadu-Soreang menuju Ciwidey, dengan kendaraan roda empat dan dua yang berasal dari daerah Jakarta, Bandung, dan sekitarnya.
    Pantauan menunjukkan kepadatan sepanjang kurang lebih 5 kilometer. Diprediksi, pengendara yang datang dari Jakarta dan Bandung akan menuju lokasi wisata di Pacira.
    Kapolresta Bandung Kombes Pol Aldi Subartono mengatakan, jajaran Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Bandung telah melakukan antisipasi terhadap potensi kemacetan yang terjadi di jalur wisata tersebut.
    “Kami sudah melakukan antisipasi, termasuk di jalur wisata lainnya seperti Pangalengan,” ujarnya, Senin (27/1/2025).
    Sebanyak 103 personel kepolisian telah disiagakan di titik-titik rawan kemacetan, termasuk yang disebabkan oleh hujan. Aldi juga menyebutkan, peningkatan kendaraan selama libur ini diprediksi mencapai 30 persen.
    Namun, pergerakan kendaraan masih lebih rendah dibandingkan akhir pekan kemarin.
    “Rata-rata wisatawan yang ke Pangalengan dan Ciwidey masih terpantau pulang pergi, sementara yang menginap masih sedikit,” jelas Aldi.
    Jika kemacetan terjadi, pihak kepolisian akan menerapkan rekayasa lalu lintas, termasuk sistem
    one way
    sepenggal.
    “Jika jalur wisata Ciwidey padat, maka akan diberlakukan
    one way
    , dan jalur di bawah akan ditahan terlebih dahulu,” tambahnya.
    Aldi juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan jika terjadi pungutan liar atau aksi premanisme.
    “Kami belum menerima laporan pengaduan terkait hal itu, namun jika ada, segera hubungi kepolisian,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bandung dan Medan Masuk Daftar Kota Termacet di Dunia, Lebih Parah dari Jakarta

    Bandung dan Medan Masuk Daftar Kota Termacet di Dunia, Lebih Parah dari Jakarta

    Bisnis.com, JAKARTA – Menurut TomTom Traffic Index 2024, Bandung telah menjadi kota termacet ke-12 di dunia dan Medanjuga bertengger di posisi ke-15 dalam daftar tersebut. 

    Sebagai informasi, TomTom Traffic Index mengevaluasi 500 kota di 62 negara, di 6 benua di seluruh dunia. Mereka menganalisa berdasarkan waktu tempuh rata-rata dan tingkat kemacetan. 

    Hasilnya, Bandung menempati posisi ke-12 dengan rata-rata waktu tempuh per 10 km mencapai sebesar 32 menit 37 detik. Posisinya berada di bawah Kota Kumamoto, yang berlokasi di Jepang. 

    Tak hanya Bandung, nyatanya Medan juga menempati di posisi ke-15 dengan waktu 32 menit 37 detik, di bawah Manila, Filipina, dengan waktu 32 menit 10 detik. 

    Terlebih, untuk urutan ke-53 juga ditempati oleh Palembang dengan 27 menit 55 detik. Barulah Jakarta, menempati posisi urutan ke-90 dengan lama waktu 25 menit 31 detik.

    Mengapa Terjadi Kemacetan?

    Wakil Presiden Lalu Lintas di TomTom, Ralf-Peter Schäfer, kemudian mengungkapkan bahwa dengan kawasan perkotaan yang terus berkembang, kemacetan lalu lintas menjadi masalah yang semakin mendesak untuk diatasi. 

    “Infrastruktur yang usang dan perencanaan jalan yang tidak efisien gagal memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Selain itu, lonjakan e-commerce telah menyebabkan peningkatan lalu lintas pengiriman barang, yang semakin memperumit situasi,” jelasnya. 

    Adapun dia menghimbau bahwa perlunya regulasi yang lebih baik dan opsi transportasi yang berkelanjutan, untuk menghindari kemacetan yang lebih parah. 

    “Mobilitas perkotaan adalah hasil dari interaksi antara faktor statis yang menentukan potensi perjalanan yang efisien, dan faktor dinamis yang menciptakan variasi dan gangguan yang dialami oleh pengguna jalan,” tambah Schäfer.

    Terlebih, TomTom Traffic Index menggunakan data kendaraan bergerak yang dikumpulkan dari berbagai sumber. 

    Dalam edisi terbaru ini, TomTom menganalisis sampel representatif yang mencakup 458 miliar mil, atau sekitar 737 km perjalanan pada tahun 2024, memungkinkan pelacakan dan penjelasan bagaimana pola lalu lintas telah berubah di kota-kota di seluruh dunia.

    Untuk edisi terbaru Traffic Index, TomTom telah merevisi metodenya dalam mendefinisikan pusat kota dan wilayah metropolitan untuk lebih mencerminkan kondisi lalu lintas yang sebenarnya dan memungkinkan perbandingan standar antar kota.

  • Jalur Wisata Ciwidey Padat saat Libur Isra Mi’raj dan Imlek

    Jalur Wisata Ciwidey Padat saat Libur Isra Mi’raj dan Imlek

    JABAR EKSPRES – Arus lalu lintas di jalur wisata Ciwidey, tepatnya di Jalan Raya Sadu-Soreang, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, mengalami kepadatan pada Senin (21/1). Kepadatan ini didominasi oleh kendaraan roda empat dan roda dua yang berasal dari wilayah Jakarta, Bandung, dan sekitarnya.

    Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa banyak pengendara melintas ke kawasan Ciwidey melalui jalur Sadu-Soreang, dengan panjang kemacetan diperkirakan mencapai lima kilometer.

    Kapolresta Bandung, Kombes Pol Aldi Subartono, menjelaskan bahwa pihak kepolisian telah melakukan antisipasi terhadap potensi kemacetan di jalur wisata, seperti Pangalengan, Ciwidey, dan jalur arteri lainnya. Sebanyak 103 personel kepolisian diterjunkan untuk mengamankan arus lalu lintas di titik-titik rawan macet.

    BACA JUGA: Alun-Alun Ciwidey Diresmikan, Bupati Harapkan Fasilitas Ramah Disabilitas dan Adanya Wifi Gratis

    “Kami menempatkan personel di titik-titik yang padat kemacetan, termasuk di lokasi yang terimbas hujan yang berpotensi menyebabkan kemacetan,” ujar Aldi di Soreang.

    Aldi menambahkan, selama libur panjang ini, pihaknya memperkirakan jumlah kendaraan akan meningkat hingga 30 persen. Meski demikian, ia mencatat adanya penurunan jumlah kendaraan pada hari itu dibandingkan akhir pekan sebelumnya.

    “Hari ini meskipun diperkirakan masih akan ada banyak kendaraan, laporan menunjukkan penurunan dibandingkan kemarin,” jelasnya.

    Menurut Aldi, sebagian besar kendaraan yang melintasi jalur Ciwidey dan Pangalengan berasal dari masyarakat lokal yang pulang-pergi, sementara pengunjung yang menginap lebih banyak berasal dari Jakarta. “Kebanyakan pengunjung yang menginap berasal dari Jakarta, dan mereka cenderung kembali ke Bandung pada sore hari,” tambahnya.

    Untuk mengatasi kemacetan, polisi juga menerapkan sistem one way sepenggal. Sejak awal liburan akhir pekan, polisi telah melakukan lima kali penerapan one way di jalur-jalur padat, seperti di Ciwidey dan Pangalengan, guna mengurai kemacetan.

    “Pada hari pertama weekend, kami menerapkan one way sebanyak lima kali. Jika jalur di bawah padat, kami tahan kendaraan dari bawah, sementara kendaraan dari atas diperbolehkan turun. Sebaliknya, jika jalur di atas padat, kendaraan dari bawah kami tahan dan tarik ke atas,” jelas Aldi.

  • Horor Macet Sergap Jalur Puncak Bogor saat Liburan Isra Mikraj dan Imlek

    Horor Macet Sergap Jalur Puncak Bogor saat Liburan Isra Mikraj dan Imlek

    loading…

    Horor macet menyergap jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Senin (27/1/2025). Terjadi kemacetan di sejumlah titik di jalur tersebut. Foto: SINDOnews/Putra Ramadhani Astyawan

    BOGOR – Horor macet menyergap jalur Puncak , Kabupaten Bogor, Senin (27/1/2025). Terjadi kemacetan di sejumlah titik di jalur tersebut.

    Pantauan pukul 15.00 WIB, kemacetan parah pertama terjadi di sekitaran Pasar Cisarua. Hal itu disebabkan banyaknya pemotor dari arah Jakarta mengambil jalur berlawanan yang sedang one way arah Jakarta.

    Tak hanya itu, adanya persimpangan jalan dan keluar masuk kendaraan juga turut menyebabkan kemacetan. Dengan perlahan, anggota kepolisian yang berjaga berupaya melakukan pengaturan agar para pemotor kembali masuk jalurnya.

    Selain Pasar Cisarua, kemacetan terus mengular hingga Simpang Taman Safari dan Gunung Mas. Bahkan, kemacetan diperparah adanya angkot yang parkir di bahu jalan sekitaran Gunung Mas.

    Ternyata, sopir angkot sedang tidur di dalam mobilnya. Pengendara motor berupaya membangunkan sopir untuk memindahkan mobilnya.

    “Bangun, mobilnya pinggirin dulu,” kata salah satu pemotor membangunkan sopir angkot di lokasi, Senin (27/1/2025).

    Sang sopir langsung bangun dan memindahkan mobilnya masuk area parkir salah satu tempat wisata. Setelah angkot masuk, pemotor menuju Puncak kembali bisa melintas.

    Sebelumnya, polisi memberlakukan sistem one way menuju Jakarta di Jalur Puncak sejak pukul 11.30 WIB. Belum diketahui sampai kapan sistem one way diberlakukan karena masih situasional tergantung dari kondisi arus lalu lintas di Jalur Puncak.

    (jon)