Kasus: Kemacetan

  • Peresmian Jalan Tol Jakarta–Bogor–Ciawi oleh Presiden Soeharto

    Peresmian Jalan Tol Jakarta–Bogor–Ciawi oleh Presiden Soeharto

    09 Maret 1978: Peresmian Jalan Tol Jakarta–Bogor–Ciawi oleh Presiden Soeharto

    09 Maret 1978: Peresmian Jalan Tol Jakarta–Bogor–Ciawi oleh Presiden Soeharto
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 09 Maret 2025 – 08:07 WIB

    Elshinta.com – Jalan Tol Jagorawi, singkatan dari Jalan Tol Jakarta–Bogor–Ciawi, adalah jalan tol pertama di Indonesia yang menghubungkan Jakarta-Bogor-Ciawi. Jalan tol ini dikelola oleh PT Jasa Marga dan melewati Provinsi DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bogor, dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Jalan tol ini dibangun dengan biaya Rp.350 juta per kilometer pada kurs rupiah saat itu. Jalan tol sepanjang kurang lebih 50 km ini diresmikan Presiden Soeharto pada tanggal 9 Maret 1978. Saat pertama diresmikan, jalan tol tersebut baru sampai ruas Jakarta-Citeureup saja dan juga hanya 2 lajur per arah, dengan karyawan 200 orang. Jalan tol Jagorawi merupakan jalan tol pertama di Indonesia. Pembangunan jalan tol ini didanai APBN dari pinjaman luar negeri, kemudian pengelolaannya diberikan kepada PT Jasa Marga sebagai modal awal perusahaan tersebut dan merupakan penyertaan pemerintah.

    Meskipun Jagorawi merupakan jalan tol pertama di Indonesia, namun ide jalan tol sudah ada sejak dekade pertama kemerdekaan. Ini ketika pada 1955 Sudiro, Walikota Jakarta 1953-1960 mengusulkan sistem jalan tol diterapkan untuk Jalan Sudirman – Thamrin, yang merupakan jalan baru penghubung pusat kota (wilayah sekitar Gambir) ke Kotabaru Kebayoran. Pertimbangannya karena besarnya biaya untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan tersebut. Namun ide tersebut ditolak oleh DPRD(S) Jakarta.

    Pesatnya pembangunan di Jakarta mendorong arus urbanisasi sehingga Jakarta menjadi semakin padat khususnya di sebelah timur dan kemacetan semakin parah khususnya di ruas jalan Cilitan – Matraman – Gunung Sahari – Tanjung Priok dan jalan raya Bogor. Untuk memperlancar arus lalu lintas, maka diupayakan pembangunan jalan Bypass di sebelah timur sejajar kedua jalan lama. Sebagai upaya pertama, dibangun Jalan Jakarta Bypass dari Cililitan ke Tanjung Priok yang diresmikan pada 21 Oktober 1963.

    Sebagai terusannya, pada 1963 dimulai pra-kajian kelayakan untuk proyek pembangunan jalan bypass dari Cililitan, Jakarta menuju Bogor dan Ciawi sehingga disingkat Jagorawi. Pada tahun 1965, proyek Jagorawi Bypass berlanjut dengan pembentukan Otoritas Jalan Raya Jagorawi pada 27 Jan’66. Namun seiring tuntutan situasi politik dan ekonomisaat itu, 4 bulan berikutnya pada 25 Mei 1966 diputuskan penangguhan sementara proyek Jagorawi Bypass. 

    Setelah memasuki era Orde Baru, pada 9 Januari 1969, Menteri Pekerjaan Umum Ir. Sutami mengusulkan untuk melanjutkan kembali proyek Jagorawi sebagai program Repelita I, dan disetujui oleh Presiden Soeharto. Berdasarkan penelitian Ditjen Bina Marga pada tahun 1969, jumlah kendaraan yang melintasi Jalan Raya Jakarta-Bogor mencapai 8.400 unit per hari. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 17.200 unit pada tahun 1971, dan mencapai 50.500 kendaraan pribadi pada tahun 1980.

    Proyek dimulai dengan kajian kelayakan oleh konsultan dari Amerika Serikat, en:Kampsax – en:Louis Berger Consulting Engineering, dibiayai oleh UNDP. Kajian selesai pada 1970 menyatakan proyek tersebut layak dan merekomendasikan lokasi Jagorawi Highway pada jarak 3 – 5 km dari jalan raya bogor. Pada 1 April 1971 ditunjuk Manajer Proyek Jagorawi Highway ini Ir. Hendro Muljono.

    Tahapan proyek berikutnya perencanaan proyek dibiayai oleh hibah dari USAID sebesar US$ 800 ribu sesuai kesepakatan Indonesia dan Amerika Serikat sebelumnya pada 20 Agustus 1970. Perancangan rekayasa (engineering design) Jagorawi Highway mulai dikerjakan pada September 1971 oleh konsultan dari Amerika Serikat Sverdrup & Parcel Internasional Inc. didukung oleh kajian ekonomi oleh URS (en:United Research Services) Corp.
     

    Pada awal 1972 dihasilkan perencanaan konstruksi Jagorawi Highway sepanjang 51km (termasuk 3km jalan akses ke Kota Bogor) ini dilaksanakan dalam dua Seksi. Seksi A dari Ciawi (dekat persimpangan menuju Kawasan Puncak dan Sukabumi) sampai Citeureup (Sta 30+000) sejauh 20km dan Seksi B dari Citeureup ke Cililitan (dekat ujung jalan Jakarta Bypass) dengan badan jalan 8 lajur selebar 43m dan DMJ (Daerah Milik Jalan) selebar 90m dengan rencana kecepatan 120km/j dan MST (Muatan Sumbu Terberat) 10 ton.

    Selanjutnya sejak April 1972 konsultan bertugas menyusun dokumen & mendukung proses prakualifikasi dan lelang kontraktor konstruksi dan konsultan pengawas, termasuk negosiasi dan penyesuaian rancangan rekayasa serta volume dan jangka waktu pekerjaan untuk menurunkan biaya karena penawaran awal semua kontraktor ternyata melebihi anggaran. Penyesuaian ini seperti pengurangan lebar jalan menjadi hanya 6 lajur selebar 35,5m (termasuk pengurangan median jalan menjadi 10m) dengan hanya 4 lajur yang diaspal, bahkan ruas Bogor-Ciawi yang dibangun baru separuh (2 lajur tanpa median jalan).

    Hingga akhirnya pada 13 Nov 1973 terpilih pemenang untuk kontraktor yaitu Hyundai Construction Co dari Korea Selatan dengan penawaran Fixed Price US$ 33,2 juta (US$ 14,8 juta untuk Seksi A dan US$ 18,4 juta untuk Seksi B) dengan penandatangan kontrak pada 21 Desember 1973. Sedangkan untuk konsultan pengawas terpilih en:Ammann and Whitney – en:Trans Asia Engineering Associates Inc dari Amerika Serikat.

    Sementara itu sejak 1972 P3UN (Panitia Perunding Pembebasan Tanah Untuk Negara) sudah bergerak untuk membebaskan lahan seluas seluruhnya sekitar 500 ha selesai pada 1974 dengan biaya Rp 3,9 miliar. Tahapan konstruksi proyek dibiayai 70% oleh pinjaman lunak dari USAID sebesar US$ 26 juta dengan bunga 2%-3% masa pengembalian 40 tahun masa tenggang 10 tahun dan 30% komitmen rupiah murni pendamping sebesar US$ 18.7 juta (Rp 7,8 miliar) sesuai kesepakatan Indonesia dan Amerika Serikat pada 24 Januari 1974.

    Selanjutnya konstruksi fisik dimulai dengan acara peletakan batu pertama pada 25 Mei 1974 di Citeureup Sta 33+100. Pekerjaan sempat terhambat oleh klaim kenaikan biaya akibat force majeure krisis minyak 1973 sehingga akhirnya disepakai kenaikan harga kontrak sekitar 20%.

    Sementara itu, mengingat besarnya biaya untuk pembangunan dan pemeliharaan Jagorawi Highway maka Dirjen Bina Marga Dr. Ir. Purnomosidi Hadjisarosa memikirkan ide serupa dengan ide Walikota Sudiro pada 1955, yaitu menjadikan jalan tersebut sebagai jalan tol agar biaya pengoperasian dan pemeliharaan ruas jalan tersebut dapat dilakukan mandiri tanpa membebani APBN. Untuk itu pada 25 Oktober 1974 Bina Marga meminta konsultan en:Arge Intertraffic Lenzconsult dari Jerman Barat untuk menyusun kajian kelayakan sistem jalan tol Jakarta-Jawa Barat dikaitkan dengan rencana pembangunan jalan baru yaitu (1) Jagorawi; (2) Jakarta-Merak; (3) Jakarta-Cikampek; (4) Jalan Tol Lingkar Jakarta.

    Hasil kajian terbit pada awal 1976 dan merekomendasikan kelayakan Jagorawi sebagai Jalan Tol. Kemudian dilakukan kunjungan untuk Kajian Perbandingan pengelolaan dan pengoperasian jalan tol, pada Maret 1976 ke Asia seperti Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang lalu pada Juni 1976 ke Eropa seperti Jerman, Italia, dan Spanyol. Pada 31 Agustus 1976 Dirjen Bina Marga secara resmi membentuk tim persiapan pembentukan suatu perusahaan jalan tol. Pada akhir 1976, Bina Marga menyampaikan ke kontraktor perubahan konsep rancangan Jagorawi dari Jalan Bebas Hambatan menjadi Jalan Tol.

    Terkait pola pengoperasian jalan tol, diputuskan untuk mengadopsi sistem Korea Selatan karena lebih sederhana dibandingkan sistem negara lain. Kemudian untuk mendapatkan persetujuan, pada 27 Januari 1977 Menteri Pekerjaan Umum Ir. Sutami, melaporkan seluruh hasil kajian dan tugas persiapan tersebut kepada Presiden Suharto, kemudian pada 9 Februari 1977 menyampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR. Setelah persetujuan Presiden dan DPR ini, pada pertengahan 1977, Bina Marga bersepakat dengan kontraktor terkait perubahan kontrak sesuai konsep rancangan Tollroad dan juga mengirimkan tim ke Korean Expressway Corp utk ToT (Training of Trainers) dalam pengoperasian jalan tol.

    Akibat peningkatan biaya sebagai dampak krisis minyak 1973 dan perubahan spesifikasi menjadi jalan tol tersebut, maka biaya keseluruhan proyek ini mencapai 66 juta dollar AS (meningkat dari estimasi awal 44,7 juta dollar AS), sehingga perbandingan porsi pinjaman dibandingkan APBN turun menjadi 40:60.

    Pada 25 Februari 1978 diterbitkan terbit PP No. 4 tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian Persero yang mengurusi dan mengelola infrastruktur jalan raya tol, disusul pengangkatan Ir. Yuwono Kolopaking sebagai Direktur Utama, Ir. Isbandi sebagai Direktur, dan Ir. Sunaryo Sumardji sebagai Direktur Muda. Perusahaan baru ini diaktakan pada 1 Maret 1978 yang kemudian diperingati sebagai hari lahir BUMN Indonesia Highway Corp yaitu PT Jasa Marga (Persero). Kemudian pada 8 Maret 1978 diterbitkan Keppres No. 3 tahun 1978 tentang penetapan Jagorawi sebagai Jalan Tol dan keesokan harinya pada 9 Maret 1978 dilakukan peresmian Jalan Tol Jagorawi Seksi B oleh Presiden Suharto. Meski sudah beroperasi, konstruksi Seksi B baru resmi selesai dan diserahterimakan pada 31 Juli 1978.

    Sumber : Sumber Lain

  • Mudik Motor Gratis Lebaran 2025 Dibuka, Ini Cara Daftar dan Rutenya

    Mudik Motor Gratis Lebaran 2025 Dibuka, Ini Cara Daftar dan Rutenya

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menyelenggarakan program mudik motor gratis (Motis) untuk Lebaran 2025. Program itu untuk mendukung pemudik yang ingin membawa sepeda motor menggunakan kereta api secara gratis.

    Program ini juga bertujuan mengurangi kepadatan lalu lintas serta menekan angka kecelakaan saat musim mudik Lebaran. PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta turut mendukung inisiatif ini dengan menyediakan tiga perjalanan KA Motis Tengah pulang-pergi (PP).

    Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Feni Novida Saragih mengatakan, dengan menggunakan kereta api untuk angkutan penumpang maupun barang, kemacetan di jalan raya dapat dikurangi. Selain itu dapat meningkatkan keselamatan para pemudik pada periode libur Lebaran 2025.

    “KAI siap turut berperan dalam meningkatkan keselamatan pemudik melalui penyediaan rangkaian kereta api angkutan mudik motor gratis pada Lebaran 2025 ini,” ujarnya kepada Beritasatu.com, Sabtu (8/3/2025).

    Menurut Feni, PT KAI Daop 6 Yogyakarta turut mendukung inisiatif ini dengan menyediakan tiga perjalanan KA Motis Tengah pulang-pergi (PP).

    Pendaftaran program mudik motor gratis pada Lebaran 2025 telah dibuka mulai Sabtu (8/3/2025) hingga Minggu (6/4/2025) melalui laman nusantara.kemenhub.go.id atau di posko yang ditunjuk. Untuk wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta dapat dilakukan di posko Stasiun Lempuyangan.

    Pelaksanaan angkutan mudik motor gratis Lebaran 2025 ini selama delapan hari untuk arus mudik pada 26-29 Maret 2025 dan arus balik 4-7 April 2025.

    KAI Daop 6 Yogyakarta melayani 3 KA Motis Tengah pergi pulang (pp) dengan stasiun pemberhentian, yaitu Lempuyangan, Kutoarjo, Kebumen, Gombong, Kroya, Purwokerto, Cirebon Prujakan, Pasar Senen, Kampung Bandan.

    Rute dan Jadwal KA Motis Tengah 2025 (Stasiun Lempuyangan – Kampung Bandan)
    1. KP/10063 → 12.18 – 22.15 WIB
    2. KP/10073 → 21.55 – 09.50 WIB
    3. KP/10061 → 02.25 – 11.09 WIB

    Untuk syarat dan ketentuan serta informasi lain yang lebih lengkap mengenai Motis dapat diakses melalui laman nusantara.kemenhub.go.id.

    “KAI Daop 6 Yogyakarta berharap pelaksanaan mudik dan balik pada Lebaran 2025 dapat berjalan lancar. Kami mengajak masyarakat yang ingin mudik atau balik untuk mengikuti program mudik motor gratis ini agar perjalanan lebih nyaman dan aman,” tutup Feni.

  • Mobil Listrik Terendam Banjir? Begini Cara Menanganinya dengan Aman

    Mobil Listrik Terendam Banjir? Begini Cara Menanganinya dengan Aman

    JAKARTA – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta hingga Bekasi menyebabkan banjir di berbagai titik. Genangan air merendam jalan raya, perumahan, hingga menghambat aktivitas masyarakat.

    Bagi pemilik mobil listrik, kondisi ini tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Bagaimana cara memastikan kendaraan tetap aman saat terendam banjir?

    Senior Manager Aftersales PT Neta Auto Indonesia, Januar Eka Sapta, menegaskan bahwa jika mobil listrik terendam banjir, langkah pertama yang harus dilakukan adalah tidak menyalakan kendaraan.

    “Intinya, kendaraan harus dalam keadaan mati atau tidak dihidupkan saat proses evakuasi, terutama untuk mobil listrik. Hal ini sangat penting karena apabila mobil listrik terendam banjir, risiko kerusakan pada sistem kelistrikan dan potensi kerusakan mobil yang lebih parah bisa meningkat jika kendaraan dinyalakan,” kata Sapta dalam keterangan yang diterima, Sabtu, 8 Maret.

    Kemudian mobil tersebut harus dilepaskan sistem parking brake secara manual karena mobil yang telah terendam air tidak boleh dihidupkan sama sekali jika belum kering sepenuhnya.

    Selain itu, ada tata cara lainnya jika mobil listrik melewati genangan air di jalan raya maupun perumahan:

    Pastikan Genangan Tidak Melebihi Setengah Tinggi Ban

    Sebelum melintasi genangan air, pastikan bahwa kedalaman genangan tidak lebih dari setengah tinggi ban kendaraan. Jika kedalamannya lebih tinggi, sebaiknya cari jalur alternatif yang lebih aman.

    Kecepatan Berkendara di Bawah 10 km/jam

    Pengendara disarankan untuk mengurangi kecepatan kendaraan di bawah 10 km/jam ketika melewati genangan air guna menghindari kerusakan pada kendaraan dan memastikan keselamatan diri serta pengendara lainnya.

    Batas Waktu Berhenti Tidak Lebih dari 30 Menit Saat Terjebak Macet

    Jika kendaraan terjebak dalam kemacetan di daerah yang tergenang air, pastikan kendaraan tidak berhenti lebih dari 30 menit. Jika sudah melebihi waktu tersebut,pengemudi diminta untuk mengambil tindakan yang aman, seperti mencari lokasi aman untuk berhenti atau melanjutkan perjalanan dengan hati-hati.

  • Cara Daftar, Rute Angkutan, Syarat, Tips War Tiket

    Cara Daftar, Rute Angkutan, Syarat, Tips War Tiket

    PIKIRAN RAKYAT – Mimpi mudik nyaman tanpa terjebak kemacetan panjang di jalan raya kini bukan lagi sekadar angan. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menghadirkan program Mudik Gratis Sepeda Motor dengan Kereta Api (Motis) Lebaran 2025, dan pendaftaran “war” tiketnya dimulai hari ini!

    Motis 2025: Solusi Mudik Anti-Stres

    Program Motis 2025 hadir sebagai solusi cerdas bagi para pemudik yang ingin membawa serta sepeda motor kesayangannya pulang kampung. Dengan memanfaatkan layanan kereta api, perjalanan mudik dijamin lebih aman, nyaman, dan bebas stres.

    Tanggal Penting

    – Pendaftaran Online dan Offline: 8 Maret – 6 April 2025 (atau hingga kuota terpenuhi)

    – Angkutan Arus Mudik: 26, 27, 28, 29 Maret 2025

    – Angkutan Arus Balik: 4, 5, 6, 7 April 2025

    Cara Daftar dan Link Pendaftaran

    Pendaftaran Motis 2025 dapat dilakukan melalui dua cara:

    Online:

    – nusantara.kemenhub.go.id

    – motis.djka.kemenhub.go.id

    Offline:

    Di posko pendaftaran yang tersebar di 15 stasiun, antara lain:

    – Jakarta Gudang

    – Tangerang

    – Bekasi

    – Cibinong

    – Depok Baru

    Daop 5 Mantap Stasiun Purwokerto menjadi salah satu Posko Program Motor Gratis, Motis Nataru 2024-2025

    – Cirebon Prujakan

    – Tegal

    – Pekalongan

    – Semarang Tawang

    – Purwokerto

    – Gombong

    – Kroya

    – Kebumen

    – Kutoarjo

    – Lempuyangan

    Rute Angkutan

    1. Lintas Utara: Jakarta Gudang-Semarang Tawang PP

    2. Lintas Tengah: Jakarta Gudang-Lempuyangan PP

    Syarat dan Ketentuan Utama

    – Peserta wajib memiliki KTP, Kartu Keluarga, dan SIM C.

    – Kapasitas mesin motor maksimal 200 cc.

    – Satu motor dapat difasilitasi pembelian 2 tiket penumpang dan 1 tiket infant.

    – Tiket KA sesuai dengan nama peserta Motis terdaftar.

    – Tiket tidak dapat dibatalkan, diubah jadwal, atau ganti nama.

    – Verifikasi wajib bagi pendaftar online di posko yang dipilih.

    – Motor diserahkan H-2 keberangkatan.

    – BBM wajib kosong saat penyerahan.

    – Peserta dilarang memberikan Tip kepada petugas.

    Tips War Tiket Motis 2025

    1. Siapkan dokumen yang diperlukan sebelum pendaftaran dibuka.

    2. Akses situs pendaftaran tepat waktu.

    3. Pastikan koneksi internet stabil.

    4. Ikuti instruksi pendaftaran dengan cermat.

    5. Jika pendaftaran online mengalami kendala, langsung datangi posko pendaftaran offline terdekat.

    Segera daftarkan diri Anda dan sepeda motor Anda. Manfaatkan kesempatan mudik nyaman dan aman. Perlu diingat, jadwal dan ketentuan dapat berubah sewaktu-waktu. Kuota tiket terbatas, segera daftar!***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Whoosh Beroperasi 62 Perjalanan/Hari, Ini Jadwal Paling Diincar

    Whoosh Beroperasi 62 Perjalanan/Hari, Ini Jadwal Paling Diincar

    Jakarta

    PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) saat ini mengoperasikan 62 jadwal perjalanan kereta Whoosh per hari. Adapun perjalan ini dilakukan mulai Februari 2025 dengan keberangkatan setiap 30 menit sekali.

    General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan dengan 62 perjalanan per hari maka, masyarakat dapat memilih jadwal yang paling sesuai tanpa terganggu oleh kemacetan.

    “Hal ini memungkinkan perjalanan pulang-pergi untuk menghadiri acara buka bersama atau melakukan perjalanan singkat tanpa kendala waktu,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (7/3/2025).

    Eva menambahkan, pada momen Ramadhan, terdapat pola perjalanan penumpang Whoosh yang berbeda jika dibandingkan dengan hari biasa. Di mana mayoritas tiket terjual terlihat menyesuaikan dengan waktu tertentu seperti berbuka puasa dan tarawih atau kereta pertama dengan jadwal terdekat dari momen imsak.

    Ia mengatakan, operiasional dari Stasiun Halim, keberangkatan kereta pertama pukul 06.25 WIB menjadi jadwal favorit, sementara untuk sore hari banyak yang memilih keberangkatan kereta antara pukul 16.00 s.d 17.25 WIB.

    Sementara untuk perjalanan dari wilayah Bandung penumpang lebih banyak memilih jadwal keberangkatan pagi pukul 06.05 s.d 07.05 WIB dan malam 20.35-21.25 WIB.

    “KCIC memastikan pelayanan Whoosh juga akan mengakomodir kebutuhan penumpang yang berpuasa seperti memberikan pengumuman pada saat waktu berbuka tiba dan memperbolehkan penumpang untuk makan dan minum di dalam kereta dengan kewajiban tetap menjaga kebersihan dengan menbuang sampah bekas makan atau minum pada tempatnya,” katanya.

    Selain itu, Eva mengatakan pihaknya juga mempersiapkan untuk peningkatan penumpang yang diprediksi akan mulai terjadi saat masa libur sekolah atau libur bersama serta kebijakan work from anywhere (WFA) yang ditetapkan pemerintah. Salah satunya kita akan menambah jumlah petugas layanan di stasiun.

    “Dengan waktu tempuh hanya sekitar 30-40 menit antara Jakarta-Bandung, penumpang tidak perlu menghabiskan waktu lama di perjalanan dan tetap dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk di rumah maupun tempat kerja,” katanya.

    (acd/acd)

  • Udah Bukan Jalan, Tapi Kolam Renang

    Udah Bukan Jalan, Tapi Kolam Renang

    JABAR EKSPRES – Kawasan Gedebage, Kota Bandung, kembali dilanda banjir pada Jumat, (7/3/2025). Hal ini imbas hujan deras yang telah melanda wilayah tersebut sejak sore hari.

    Salah satu pengendara roda dua, Hilmansyah (28), mengungkapkan keluh kesahnya terkait problematika banjir Gedebage yang belum juga tuntas hingga saat ini.

    Bahkan diakuinya, arus lalulintas yang diperuntukan guna lalulalang kendaraan baik roda dua maupun empat tak pantas disebut jalan, melainkan kolam renang.

    BACA JUGA:Warga Tagih Janji Pemkot Terkait Penyelesaian Banjir Bandung Timur

    “Tos lain jalan ieu mah (udah bukan lagi jalan), tapi kolam renang. Mending renang, daripada motor rusak,” katanya kepada Jabar Ekspres, Jumat (7/3) petang.

    Dirinya berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bisa segera memprioritaskan penyelesaian banjir di wilayah Gedebage. Sebab, kata dia, banyak kerugian yang timbul akibat permasalah tersebut.

    “Rugi mah udah pasti, bukan hanya waktu, tapi motor benereun (harus diperbaiki). Soalnya banjir gak semata kaki, tapi ini mah hampir selutut bahkan sepaha kalau anak-anak mah,” ujarnya.

    BACA JUGA:Gubernur Dedi Mulyadi: Modifikasi Cuaca 10 Hari untuk Kurangi Risiko Banjir

    Lewat pantauan Jabar Ekspres, banjir di wilayah Gedebage terjadi di beberapa titik. Mulai dari depan Gudang JNE, kawasan Pasar Gedebage, hingga sepanjang jalan yang mengerah ke simpang Gedebage.

    Bahkan, untuk jalur lambat yang diperuntukan bagi roda dua sudah benar-benar tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Akibatnya, kendaraan banyak menumpuk di ruas jalan yang diperuntukan bagi kendaraan roda empat.

    Selain itu, kemacetan juga terjadi di beberapa wilayah Bandung Timur imbas banjir di sekitar Gedebage. Mulai dari jalan Rumah Sakit, Cinambo, hingga Babakan Penghulu.

    BACA JUGA:Jabar Dikepung Banjir, Ono Surono Tegaskan Pengembalian Fungsi Hutan Mutlak Dilakukan

    Salah satu pengendara yang bermukim di wilayah Riung Bandung, Maulana (31) bahkan harus memutar otak agar dirinya bisa sampai ke rumah tepat waktu.

    “Biasanya dari cibiru ke rumah sekitar 20 menitan lah. Sekarang bingung harus lewat mana, udah kejebak. Jaba (belum) motor mogok,” ungkapnya.

    “Sugan atuh (harapannya) kalau di up ke media gini mah ada perhatian. Soalnya tiap tahun asa gini-gini wae,” pungkasnya. (Dam)

  • Polda Metro Evaluasi Waktu Penggunaan Bahu Jalan Tol Dalkot Urai Kepadatan Jelang Buka Puasa – Halaman all

    Polda Metro Evaluasi Waktu Penggunaan Bahu Jalan Tol Dalkot Urai Kepadatan Jelang Buka Puasa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wadirlantas Polda Metro Jaya AKBP Argo Wiyono mengatakan pihaknya sedang mengkaji waktu penggunaan bahu jalan Tol Dalam Kota (Dalkot).

    Hal itu dilakukan mengingat kepadatan lalu lintas cenderung meningkat menjelang buka puasa.

    Sedangkan waktu bahu jalan boleh dilintasi di kala normal pukul 18.00 – 20.00 WIB.

    “Nanti akan kita evaluasi selama seminggu ini kan masih sampe Sabtu, kalau memang pergeserannya waktu volume peningkatannya di sore hari,” kata Argo kepada wartawan, Jumat (7/3/2025).

    Menurutnya di bulan Ramadan ini lalu lintas meningkat pada pukul 16.00 -18.00 WIB.

    Sesaat setelah berbuka puasa, Argo menuturkan volume lalin lebih lenggang.

    “Biasanya habis berbuka pukul 19.00 WIB kembali terjadi peningkatan,” tambahnya.

    Di jalur arteri keberadaan tim urai kemacetan masih dikerahkan di sejumlah titik.

    Argo menuturkan kepadatan dominan terjadi di pasar-pasar penjual takjil.

    Ke depan, Polda Metro Jaya akan terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan Tim Urai Kemacetan guna meningkatkan efisiensi dan memastikan kelancaran mobilitas masyarakat di Jakarta.

    Polda Metro Jaya berkomitmen untuk terus meningkatkan efektivitas pengelolaan lalu lintas demi kelancaran mobilitas masyarakat di Jakarta. 

    Kegiatan pengawasan seperti ini akan terus dilakukan secara berkala guna memastikan kondisi lalu lintas yang lebih baik, pungkasnya.

    Tim urai melibatkan lebih dari 90 personel Ditlantas dibantu personel Sabhara dan Brimob ke sejumlah titik operasi.

    Mereka merupakan tim pemecah kemacetan yang baru dibentuk Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto.
     

  • Wonosobo Luncurkan Portal CCTV untuk Tingkatkan Keamanan, Berikut Beberapa Titik yang Dapat Diakses

    Wonosobo Luncurkan Portal CCTV untuk Tingkatkan Keamanan, Berikut Beberapa Titik yang Dapat Diakses

    TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO – Masyarakat kini telah bisa memantau kondisi lalu lintas dan ruang publik di sejumlah titik di Kabupaten Wonosobo.

    Baru-baru ini, Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah secara resmi meluncurkan portal CCTV publik yang memungkinkan masyarakat untuk memantau kondisi lalu lintas dan ruang publik secara langsung. 

    Inisiatif ini dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Wonosobo dan bertujuan untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan, serta transparansi di wilayah ini.

    Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Wonosobo Fahmi Hidayat menyampaikan, meskipun inisiatif ini terlambat dibandingkan beberapa daerah lainnya, Pemkab Wonosobo tetap berkomitmen untuk memberikan akses layanan CCTV kepada publik. 

    “Kami menyadari bahwa salah satu standar layanan pemerintah saat ini adalah sistem CCTV. Meskipun kami sedikit terlambat dibandingkan dengan kota-kota tetangga, kami bangga telah memulai dan terus berusaha untuk meningkatkan layanan ini,” ujar Fahmi, Rabu (5/3/2024).

    Saat ini, terdapat delapan lokasi CCTV yang telah terpasang dan dapat diakses oleh masyarakat melalui portal resmi cctv.wonosobokab.go.id. 

    Beberapa titik yang dapat dipantau mencakup area-area strategis, seperti perempatan Plaza, Titik O, pertigaan makam pahlawan, dan sekitar kantor Sekretariat Wonosobo. 

    “CCTV ini akan membantu masyarakat memberikan informasi lalu lintas secara real-time, terutama pada waktu-waktu sibuk seperti Ramadan, Idul Fitri, akhir tahun, dan peristiwa-peristiwa besar lainnya. Masyarakat dapat menghindari kemacetan dan memilih rute yang lebih lancar,” jelas Fahmi. 

    Sementara itu, Kepala Bidang Informatika Diskominfo Wonosobo Sugeng Riyadi menambahkan, pihaknya sedang berupaya memperluas akses CCTV ke seluruh titik yang telah direncanakan. 

    “Saat ini kami sudah memiliki delapan lokasi yang dapat diakses oleh masyarakat. Namun, kami berencana untuk menghubungkan seluruh 36 titik CCTV yang sudah dipersiapkan. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih mudah mengetahui kondisi lalu lintas di berbagai titik,” ucapnya.

    Selain memperluas jumlah titik CCTV, pihaknya tengah mengembangkan sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung fungsi CCTV, termasuk menghitung jumlah kendaraan yang melintas. 

    “Kami sedang menyiapkan lima titik CCTV baru dan juga mengembangkan proyek AI untuk menghitung jumlah kendaraan yang lewat. Dengan fitur ini, data yang diberikan akan lebih akurat dan dapat mendukung pengambilan keputusan untuk masyarakat,” tambahnya.

    Peluncuran portal CCTV ini merupakan bagian dari upaya Pemkab Wonosobo dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi warga. (ima)

  • Kemacetan di Jakarta bergeser jelang berbuka puasa

    Kemacetan di Jakarta bergeser jelang berbuka puasa

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengungkapkan adanya pergeseran kemacetan di Jakarta pada bulan Ramadhan 1446 Hijriah dari biasanya di pagi hari menjadi menjelang berbuka puasa pada sore hari.

    “Hasil dari pantauan Senin (3/3) kita lihat fenomenanya (kemacetan) pada saat menjelang berbuka aja ya, kalau di pagi hari itu masih tetap tidak terlalu terlihat, walaupun mungkin ada faktor kemunduran di jam masuk kantor,” kata Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Argo menjelaskan untuk kepadatan di sore hari atau jelang buka puasa terjadi karena adanya pasar tumpah yang menyediakan takjil di sejumlah titik.

    “Tapi pada saat setelah berbuka, itu agak cenderung lebih lengang, nanti di jam setelah berbuka baru ada peningkatan volume, karena kan semua kembali, tapi setelah itu jalanan sudah mulai lancar kembali,” katanya.

    Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono. (ANTARA/Ilham Kausar)

    Dia juga menyebutkan untuk jam 17.00-18.00 WIB volume kendaraan mulai meningkat. Kemudian jam 18.30-19.30 WIB cenderung normal kembali.

    “Padatnya masih tergolong normal, tidak yang sampai berarti gitu, artinya perjalanan masih di bawah satu jam, masih relatif berjalan, keterlambatannya itu tidak yang stuck,” katanya.

    Sementara itu, saat dikonfirmasi soal penggunaan bahu jalan yang diterapkan pada pukul 16.00-20.00 WIB sedangkan terjadi pergeseran kemacetan, Argo menjelaskan, pihaknya akan melakukan evaluasi.

    “Nanti kita evaluasi selama seminggu ini, kan masih sampai hari Sabtu, kalau memang pergeserannya waktu volume peningkatannya di sore hari, nanti bisa kita pertimbangkan penggunaan bahu jalan menjadi sore hari, evaluasinya di minggu ini ya,” katanya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kakorlantas Evaluasi Sirene Patwal: Sirene Panjang Sebaiknya Dihilangkan

    Kakorlantas Evaluasi Sirene Patwal: Sirene Panjang Sebaiknya Dihilangkan

    Jakarta

    Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryo Nugroho siap melakukan evaluasi terhadap penggunaan sirene di kendaraan patroli pengawalan (patwal). Sebab, sirene patwal kerap dikeluhkan pengguna jalan lain.

    Agus mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat. Agus menyoroti penggunaan sirene patwal yang dianggap mengganggu, terutama saat kondisi jalan sedang padat. Ia pun meminta Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso untuk segera mengevaluasi penggunaan sirene tersebut.

    “Pak Dirgakkum juga mungkin bisa dievaluasi untuk suara-suara sirene. Ini juga salah satu kontribusi negatif ketika pada saat kemacetan ada suara-suara yang mengawal dan lain sebagainya,” ujar Agus seperti dikutip situs resmi Humas Polri.

    Menurutnya, jika memungkinkan penggunaan sirene panjang sebaiknya dihilangkan. Sirene panjang yang mengganggu itu sebaiknya diganti dengan alternatif yang lebih tepat serta tidak mengganggu pengguna jalan lain.

    “Ini banyak sekali saran-saran dan masukan dari masyarakat dan bahkan ini bagian daripada orang tidak suka. Saya terus terang saja, secara pribadi tidak begitu suka dikawal. Ini mungkin bisa kita koreksi,” katanya.

    Meski begitu, perubahan sirene itu perlu melalui kajian lebih lanjut dengan melibatkan tim Korlantas Polri. Evaluasi akan dilakukan agar kebijakan yang diambil tetap mempertimbangkan aspek keamanan dan efektivitas tugas pengawalan.

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah menyoroti penggunaan sirene di jalan. Menurut Sigit, suara sirene dari patwal sebaiknya diganti dengan cara yang lebih diterima masyarakat. Selain itu, untuk pengawalan juga diharapkan lebih selektif. Bila keperluan tak mendesak tidak perlu memberikan prioritas yang justru berujung melanggar peraturan lalu lintas.

    “Suara itu juga menjadi masalah. Sirene yang terlalu melengking dan model suaranya yang bising itu, itu juga mengganggu. Jadi mungkin gunakan suaranya yang lebih pas lah, misalkan dim kah, suara-suara yang membuat masyarakat bisa di satu sisi ‘oke nih ada kegiatan pengawalan’, namun di sisi lain juga tidak terlalu mengusik,” kata Sigit pada Maret 2023 lalu.

    (rgr/din)