Kasus: kekerasan seksual

  • Usai Divonis Kasus KDRT, dr. Raditya Kini Tersangka Kekerasan Seksual

    Usai Divonis Kasus KDRT, dr. Raditya Kini Tersangka Kekerasan Seksual

    Surabaya (beritajatim.com) – Lettu Laut (K) dr. Raditya Bagus Kusuma Eka Putra kembali menjadi sorotan publik. Setelah sebelumnya divonis bersalah atas kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap istrinya, dokter Mae’dy, kini Raditya berstatus sebagai tersangka atas dugaan kekerasan seksual terhadap anak sambungnya, ASP.

    Penyidik Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), melalui perwira jaga Nurwandi, mengonfirmasi bahwa berkas perkara kasus tersebut telah dilimpahkan ke oditur.

    “Sudah dilimpahkan ke oditor mbak, jadi bukan kewenangan kita lagi,” ujar Nurwandi, Senin (13/1/2025).

    Namun, menurut Wayan, Kepala Seksi Lahirkan Perkara (Kasi Lahkara), berkas perkara itu sempat dikembalikan oleh oditur untuk dilengkapi oleh penyidik.

    “Sudah sejak tanggal 16 Desember berkas kita kembalikan karena ada beberapa hal yang perlu dilengkapi, tapi sampai sekarang belum dikembalikan lagi ke oditor,” jelasnya.

    Kasus ini semakin menambah daftar pelanggaran hukum yang dilakukan oleh dr. Raditya Bagus. Sebelumnya, ia divonis enam bulan penjara dengan masa percobaan delapan bulan oleh Pengadilan Militer Surabaya atas kasus KDRT terhadap istrinya, dokter Mae’dy. Vonis tersebut dinilai sangat ringan hingga membuat korban shock dan pingsan di ruang sidang.

    Atas putusan tersebut, Oditur Yadi memastikan akan mengajukan banding. “Sebelum hari Kamis kita akan melakukan upaya banding,” ungkapnya.

    Letda Chk Fery Junaidi Wijaya, S.H., M.H., kuasa hukum ASP dari Kumdam V/Brawijaya, mengungkapkan bahwa kekerasan seksual yang dilakukan dr. Raditya terhadap anak sambungnya terjadi pada 2021. ASP tidak berani mengungkapkan kejadian tersebut kepada ibunya karena takut sang ibu akan menerima perlakuan buruk dari dr. Raditya.

    “Saya berharap Lettu dr. Raditya mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujar Fery.

    Kasus ini menjadi perhatian publik, mengingat rekam jejak dr. Raditya yang sebelumnya juga pernah melakukan kekerasan terhadap istri pertamanya, yang berujung pada perceraian. [uci/beq]

  • Lapas Lombok Barat Beri Fasilitas Khusus untuk Agus Buntung

    Lapas Lombok Barat Beri Fasilitas Khusus untuk Agus Buntung

    Mataram, Beritasatu.com – Menjelang sidang perdana yang dijadwalkan pada 16 Januari 2025 di Pengadilan Negeri Mataram, Agus Buntung ditempatkan di ruang khusus Lapas Kelas II A Lombok Barat.

    Ruangan khusus bagi Agus Buntung alias IWAS, tersangka dalam kasus kekerasan seksual, merupakan ruangan yang diperuntukkan bagi lansia dan penyandang disabilitas.

    Menurut Kepala Lapas Kelas II A Lombok Barat M Fadli, kebijakan ini diambil untuk memastikan kondisi tahanan sesuai dengan kebutuhan khusus mereka.

    “Agus Buntung kami tempatkan di ruang khusus lansia dan disabilitas. Kami memiliki dua ruangan khusus, dan salah satu ruangan tersebut digunakan untuk menempatkan Agus,” ujar M Fadli, Senin (13/1/2025).

    Meski berada di ruang khusus, Agus tetap diperlakukan sama seperti tahanan lainnya. Namun, fasilitas di ruang ini disesuaikan dengan kebutuhan penghuni yang memiliki keterbatasan fisik.

    “Salah satu perbedaan mencolok adalah penggunaan kloset duduk untuk mempermudah pengguna dengan disabilitas,” jelas Fadli.

    Fadli juga menjelaskan, pihaknya berupaya menyediakan fasilitas tambahan yang sesuai kebutuhan tahanan disabilitas. Jika fasilitas yang ada saat ini masih kurang memadai, Lapas akan melakukan modifikasi.

    “Kami menggunakan kloset duduk, karena jika jongkok akan menyulitkan. Jika Agus masih kesulitan menggunakan fasilitas tersebut, kami akan mempertimbangkan modifikasi lebih lanjut, termasuk penyesuaian sistem pancuran untuk kebutuhan mencuci,” tambahnya.

    Langkah ini menunjukkan komitmen Lapas Kelas II A Lombok Barat dalam memenuhi hak-hak dasar tahanan meski mereka menghadapi tuduhan serius.

  • Ngeri! Grup Telegram Berisi 70 Ribu Pria Berbagi Tutorial Mesum

    Ngeri! Grup Telegram Berisi 70 Ribu Pria Berbagi Tutorial Mesum

    Jakarta

    Sebuah investigasi mengerikan ditemukan, di mana platform messaging Telegram dilaporkan memiliki grup beranggotakan lebih dari 70 ribu pria dari seluruh dunia di mana isi obrolannya terkait seksual.

    Dilansir detikINET dari International Business Times, Minggu (12/1/2025), diketahui obrolan grup tersebut saling bertukar informasi soal seks bahkan tutorial untuk memperkosa wanita serta berbagi video rekaman seks.

    Temuan ini pun memicu kemarahan yang meluas dan seruan untuk regulasi yang lebih ketat terhadap platform online.

    Penyelidikan yang dipimpin oleh jaringan penyiaran publik terbesar di Jerman, ARD, mengungkapkan adanya beberapa grup Telegram di mana para anggotanya saling berbagi gambar dan video langsung penyerangan dan memberikan instruksi terperinci untuk melakukan kejahatan tersebut.

    Para anggota, yang sebagian besar berkomunikasi dalam bahasa Inggris, mendiskusikan cara-cara untuk menargetkan perempuan di dalam rumah tangga mereka sendiri, termasuk istri, pacar, ibu, dan saudara perempuan.

    Menurut Telegraph, para anggota bahkan memberikan tautan ke toko-toko online yang menjual obat penenang yang disamarkan sebagai produk sehari-hari, seperti produk perawatan rambut, untuk memfasilitasi serangan mereka. Salah satu peserta dilaporkan membual tentang membius istrinya dan menawarkannya kepada pria lain.

    Telegram, yang didirikan pada tahun 2013 oleh miliarder teknologi Rusia Pavel Durov, telah berada di bawah pengawasan ketat karena kegagalannya dalam mengatur konten yang terkait dengan aktivitas kriminal.

    Dengan lebih dari 950 juta pengguna, aplikasi perpesanan ini telah mendapatkan popularitas karena enkripsinya yang kuat dan penolakannya untuk berbagi data pengguna dengan lembaga pemerintah.

    Namun, sikap ini juga menjadikannya tempat berlindung bagi kegiatan terlarang, termasuk perdagangan narkoba, eksploitasi seksual anak, dan, seperti yang disoroti oleh investigasi ini, memungkinkan terjadinya kekerasan seksual.

    Meskipun mengklaim memiliki kebijakan tanpa toleransi terhadap konten ilegal, Telegram telah menghadapi kritik atas kelambanannya.

    Menurut Reuters, platform ini telah berulang kali menolak untuk bergabung dengan inisiatif seperti National Centre for Missing and Exploited Children (NCMEC) dan Internet Watch Foundation (IWF), yang bekerja untuk mengidentifikasi dan menghapus konten berbahaya.

    Telegram juga menolak berpartisipasi dalam program-program yang ditujukan untuk memerangi pornografi balas dendam.

    Pendiri Telegram yang kontroversial, Pavel Durov, ditangkap di Prancis pada bulan Agustus 2024 dengan tuduhan terkait dengan memungkinkan aktivitas kriminal melalui moderasi platform yang tidak memadai. Meskipun dibebaskan dengan jaminan, Durov tetap berada dalam tahanan rumah sambil menunggu persidangan.

    Temuan investigasi ini sejalan dengan pola pelecehan yang lebih luas. Menurut Pusat Krisis Pemerkosaan Cambridge, satu dari empat perempuan berusia 16 hingga 74 tahun di Inggris dan Wales pernah mengalami kekerasan seksual setidaknya satu kali.

    Wanita secara tidak proporsional berisiko lebih tinggi dari orang-orang terdekat mereka. Studi menunjukkan bahwa mereka 46% lebih mungkin diperkosa oleh pasangan intim daripada oleh kenalan lainnya.

    Skala pelecehan menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan langkah-langkah komprehensif untuk mengatasi akar penyebab kekerasan dan mendukung para korban.

    Pengungkapan tentang grup Telegram ini menyoroti kebutuhan mendesak akan kerja sama internasional untuk mengatur platform online dan mencegah penyalahgunaannya.

    Undang-Undang Keamanan Online Inggris tahun 2023, yang meminta pertanggungjawaban platform media sosial untuk melindungi pengguna dari konten ilegal, merupakan langkah ke arah yang benar. Namun, tanpa penegakan global yang konsisten, inisiatif semacam itu berisiko gagal.

    Penggunaan aplikasi perpesanan terenkripsi untuk memfasilitasi kejahatan seperti yang ditemukan dalam investigasi ini menunjukkan tantangan yang lebih luas dalam menyeimbangkan privasi dengan keamanan publik.

    Ketika pemerintah dan organisasi bergulat dengan kerumitan ini, kebutuhan akan kebijakan yang kuat dan dapat ditegakkan menjadi semakin nyata.

    (jsn/jsn)

  • Bagaimana Cara Mengatasi Pelecehan Seksual di Jalan, Terapkan 8 Tindakan Ini

    Bagaimana Cara Mengatasi Pelecehan Seksual di Jalan, Terapkan 8 Tindakan Ini

    YOGYAKARTA – Pelecehan seksual tak hanya dilakukan di ruang tertutup, namun kasusnya juga kerap ditemukan di jalan. Aksi menyimpang ini bisa saja terjadi ketika korban sedang berkendara, jalan kaki, ataupun naik transportasi umum. Itulah mengapa sangat penting bagi setiap orang untuk tahu bagaimana cara mengatasi pelecehan seksual di jalan. 

    Pelecehan seksual merupakan masalah serius yang dapat terjadi di berbagai tempat. Tindakan kotor ini sering kali membuat korban merasa tidak berdaya dan trauma. Pelecehan seksual di jalan tidak hanya berdampak pada keamanan fisik, tetapi juga kesehatan mental korban. 

    Meski sudah ada hukuman tegas terhadap para pelaku kekerasan seksual, namun masih saa ada orang-orang tidak waras dan tidak bisa menahan nafsu hingga melakukannya. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengetahui cara mengatasi pelecehan seksual di jalan agar dapat melindungi diri.

    Bagaimana Cara Mengatasi Pelecehan Seksual di Jalan

    Tindakan pelecehan seksual yang sering ditemukan di jalan bisa bermacam-macam, mulai dari menyentuh, menggosokkan bagian tubuh, memegang, siulan, dan sebagainya. Berikut ini beberapa cara mengatasi pelecehan seksual di jalan yang bisa Anda terapkan:

    Tetap Waspada dan Siaga

    Kesadaran terhadap lingkungan sekitar adalah langkah pertama dalam mencegah pelecehan seksual. Saat berada di jalan, terutama di tempat sepi atau minim penerangan, pastikan Anda tetap waspada. Hindari penggunaan earphone atau terlalu fokus pada ponsel agar Anda tetap bisa fokus atau siaga memperhatikan situasi sekitar.

    Hindari Area yang Berisiko

    Jika memungkinkan, pilih rute perjalanan yang ramai dan memiliki penerangan yang baik. Hindari berjalan sendirian di jalanan yang sepi, gang sempit, atau area yang rawan tindak kejahatan. Jika Anda harus melewati area tersebut, usahakan untuk berjalan dengan teman atau orang lain yang dapat memberikan rasa aman.

    Gunakan Pakaian yang Nyaman

    Memakai pakaian yang nyaman dan memungkinkan Anda bergerak bebas dapat membantu jika Anda perlu berlari atau melakukan perlawanan. Meskipun penting untuk menekankan bahwa pakaian bukan alasan pelecehan seksual, memilih pakaian yang praktis dapat memberikan keuntungan dalam situasi darurat.

    Siapkan Alat Pertahanan Diri

    Membawa alat pertahanan diri juga perlu dilakukan sebagai upaya mencegah pelecehan seksual. Anda bisa membawa peralatan seperti semprotan merica, peluit, atau alarm keamanan, dapat menjadi langkah preventif. Alat-alat ini dapat digunakan untuk melindungi diri atau menarik perhatian orang di sekitar jika Anda merasa terancam.

    Berani Mengambil Sikap

    Jika Anda merasa ada orang yang mencurigakan atau mencoba mendekati dengan niat buruk, beranikan diri untuk mengambil sikap tegas. Tunjukkan bahwa Anda waspada dan tidak takut. 

    Jika seseorang melakukan pelecehan verbal atau fisik, tegur dengan suara lantang seperti mengatakan, “Hentikan!” atau “Jangan sentuh saya!” Hal ini dapat mengejutkan pelaku dan mencegah tindakan lebih lanjut.

    Laporkan Kejadian ke Pihak Berwenang

    Jika Anda menjadi korban atau menyaksikan pelecehan seksual di jalan, segera laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang. Laporkan detail kejadian, seperti ciri-ciri pelaku, lokasi, dan waktu kejadian. Dokumentasikan bukti jika memungkinkan untuk memperkuat laporan Anda, seperti foto atau video.

    Libatkan Orang di Sekitar

    Saat mengalami atau menyaksikan pelecehan seksual, mintalah bantuan dari orang-orang di sekitar. Berteriak atau meminta pertolongan dapat menarik perhatian orang lain dan membuat pelaku merasa terancam. 

    Ikuti Pelatihan Bela Diri

    Mengikuti pelatihan bela diri dapat menjadi investasi yang baik untuk melindungi diri. Dengan belajar teknik-teknik dasar bela diri, Anda dapat memiliki kepercayaan diri lebih dan kemampuan untuk melawan jika terjadi situasi darurat.

    Demikianlah bagaimana cara mengatasi pelecehan seksual di jalan yang bisa Anda praktikkan. Kita dapat melindungi diri dari ancaman tersebut dengan cara tetap waspada, menghindari area berisiko, membawa alat pertahanan diri, dan berani mengambil sikap. Baca juga bagaimana cara mencegah child grooing. 

    Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.

  • Fakta Pencabulan Santriwati di Tasikmalaya, Pimpinan Ponpes jadi Tersangka, Dilakukan 10 Kali – Halaman all

    Fakta Pencabulan Santriwati di Tasikmalaya, Pimpinan Ponpes jadi Tersangka, Dilakukan 10 Kali – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pimpinan pondok pesantren berinisial R (45) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan terhadap santriwatinya yang masih berusia 13 tahun.

    Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik Polres Tasikmalaya Kota menggelar perkara dan memeriksa sejumlah saksi.

    Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Herman Saputra, mengungkapkan bahwa status tersangka diberikan setelah proses penyelidikan yang mendalam.

    “Kami sudah menahan tersangka berinisial R. Penetapan tersangka dilakukan setelah gelar perkara yang melibatkan sejumlah pihak pada Sabtu (11/1/2025) sekitar pukul 16.00 WIB,” ujarnya, dikutip dari TribunJabar.id.

    R dijerat dengan Pasal 81 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak, yang ancaman hukumannya mencapai 15 tahun penjara.

    “Tersangka dikenakan pasal tentang persetubuhan dengan anak, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,” tambah AKP Herman.

    Dalam penyelidikan, pelaku mengakui telah menyetubuhi korban sebanyak empat kali sejak akhir 2023 hingga November 2024.

    Berdasarkan kesaksian korban, aksi bejat tersebut terjadi sebanyak 10 kali di lingkungan pondok pesantren. Kasus ini terungkap setelah korban memberanikan diri menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya.

    Korban yang mengalami trauma berat telah dipulangkan ke rumahnya untuk mendapatkan pendampingan dan perlindungan lebih lanjut.

    “Kami sedang melakukan serangkaian pemeriksaan terkait dugaan tindak asusila ini,” jelas AKP Herman.

    Lembaga Bantuan Hukum (LBH) GP Ansor Kota Tasikmalaya, melalui perwakilannya Aa Syaepul Milah, mendesak aparat penegak hukum untuk menerapkan pasal tambahan.

    “Pelaku dapat dijerat dengan Pasal 4 ayat (2) jo Pasal 6 huruf C karena telah menyalahgunakan kedudukan, wewenang, dan kepercayaan sebagai pimpinan ponpes,” tegasnya.

    Ia juga meminta kepolisian untuk menyelidiki kasus ini secara objektif tanpa ada keberpihakan.

    “Aparat harus menunjukkan komitmen dalam menangani kasus kekerasan seksual, agar tidak terjadi penyidikan yang berlarut-larut,” tambah Aa.

    LBH GP Ansor turut mendesak Pemerintah Kota Tasikmalaya dan dinas terkait untuk segera memberikan perhatian khusus kepada korban. Pendampingan psikologis dan pemenuhan hak-hak anak menjadi prioritas utama. “

    Trauma fisik maupun psikologis yang dialami korban harus mendapat perhatian serius. Ini adalah luka yang membutuhkan waktu panjang untuk pulih,” pungkas Aa.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Minta Polisi Tangani Serius Kasus Asusila Pimpinan Lembaga Pendidikan, Ini Kata GP Ansor Kota Tasik

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Jaenal Abidin)

  • Korban Pelecehan Seksual Agus Buntung Bertambah, Jaksa Bakal Jerat dengan Pasal Berlapis? – Halaman all

    Korban Pelecehan Seksual Agus Buntung Bertambah, Jaksa Bakal Jerat dengan Pasal Berlapis? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban anak kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh I Wayan Agus Suartama (22) alias Agus Buntung kembali bertambah menjadi lima orang.

    Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Tenggara Barat (NTB), Joko Jumadi mengungkapkan, berdasarkan hasil investigasi di Lombok Barat terhadap satu korban, juga ditemukan satu korban lainnya.

    “Saat UPTD PPA Lombok Barat investigasi satu korban yang di Lombok Barat malah menemukan informasi satu lagi korban di sekolah yang sama,” ujar Joko kepada TribunLombok.com, Sabtu (11/1/2025).

    Joko mengatakan pihaknya akan menunggu proses persidangan Agus Buntung selesai, barulah akan melakukan proses hukum terhadap korban anak-anak tersebut.

    “Kita tunggu perkembangan sampai selesai sidang, kita fokus pada bagaimana sidang yang sekarang dan pemulihan para korbannya dulu,” ungkap Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram itu.

    Adapun diketahui bahwa sidang perdana kasus dugaan kekerasan seksual dengan terdakwa Agus Buntung akan digelar di Pengadilan Negeri (PN) Mataram pada Kamis, 16 Januari 2025 mendatang.

    Sementara itu, Jaksa peneliti Kejaksaan Tinggi NTB, Dina Kurniawati menjelaskan bahwa dalam tuntutannya terhadap Agus Buntung belum dikenakan pasal berlapis.

    Alasannya, lanjut Dina, pihaknya belum bisa mendapatkan keterangan langsung dari para korban anak.

    “Kalau itu ditunggu penanganan perkara ini akan berlarut-larut, sementara ada pembatasan penahanan jadi untuk kami melapis belum itu,” kata Dina Kamis (9/1/2025) lalu.

    Untuk diketahui, sejak Kamis lalu, Agus Buntung telah ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kuripan Kabupaten Lombok Barat selama 20 hari ke depan, guna menjalani proses hukum berikutnya.

    Sebelumnya, terungkap bahwa Agus Buntung diduga telah melecehkan setidaknya 17 korban, beberapa di antaranya masih di bawah umur.

    Atas perbuatan bejatnya, Agus Buntung dijerat Pasal 6 huruf A dan/atau huruf C juncto Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dengan ancaman pidana 12 tahun penjara.

    Diberitakan sebelumnya, sebanyak 16 kuasa hukum siap mendampingi Agus Buntung dalam menghadapi persidangan di PN Mataram nanti, dalam kasus dugaan pelecehan seksual fisik.

    Kurniadi, salah satu kuasa hukum tersangka, menuturkan bahwa sebelumnya mereka sudah mengajukan permohonan agar Agus Buntung tetap dijadikan tahanan rumah dengan alasan keterbatasan fisik Agus yang tanpa dua lengan.

    “Sebelum pelimpahan tadi, kami pagi-pagi sudah mengajukan permohonan untuk tetap dilakukan tahanan rumah, mungkin itu belum dibaca,” ujar Kurniadi, Kamis.

    Kurniadi pun mengaku keberatan karena kliennya ditetapkan sebagai tahanan Lapas, meskipun sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan terhadap ruangan yang akan ditempati Agus.

    Ia juga mengatakan bahwa saat Agus Buntung mengetahui ditetapkan sebagai tahanan Lapas sempat histeris dan mengancam akan melakukan bunuh diri.

    “Itu disampaikan tadi di hadapan jaksa dan orang tuanya,” beber Kurniadi.

    Kurniadi lantas mengingatkan bahwa penahanan Agus Buntung di Lapas Kuripan menjadi isu yang dikaitkan dengan hak asasi manusia (HAM), meskipun dalam hukum semua warga Indonesia sama.

    “Tapi Indonesia menspesialkan bagi penyandang disabilitas, terlepas dia menjadi korban dan pelaku,” sebut Kurniadi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Korban Anak Bertambah 5 Orang, KDD NTB Siap Lapor Agus Disabilitas dengan Pasal Berbeda

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunLombok.com /Robby Firmansyah)

  • 2025 Bisa Jadi Tahun Petaka: di mana-mana Panas-Siaga Perang

    2025 Bisa Jadi Tahun Petaka: di mana-mana Panas-Siaga Perang

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – International Crisis Group atau ICG merilis daftar 10 potensi konflik yang harus diantisipasi masyarakat dunia. Berbagai konflik ini merupakan perpanjangan masalah dari konflik yang sudah panas pada tahun-tahun sebelum 2025.

    Konflik ini akan terjadi di berbagai belahan dunia, mulai dari kawasan Amerika, Timur Tengah, Asia Timur, hingga lintas kawasan. Bahkan, potensi konflik bisa makin buruk setelah makin rusaknya norma-norma perdamaian secara global.

    “Jika Israel mencaplok Tepi Barat dengan restu AS, atau Washington secara sepihak mengebom kartel Meksiko, norma-norma yang sudah melemah berisiko semakin hancur. Pihak yang berperang akan lebih sedikit memperhatikan penderitaan sipil,” tuis ICG dalam artikel berjudul 10 Conflicts to Watch in 2025, dikutip Sabtu (11/1/2025).

    Adapun 10 konflik yang perlu diwaspadai sepanjang 2025 menurut ICG sebagai berikut:

    1. Suriah

    Setelah jatuhnya rezim diktator Bashar al-Assad pada akhir tahun lalu, Suriah tampak mulai bangkit meredam perang internal di dalam negerinya sendiri. Namun, ICG menganggap, banyak risiko konflik kembali meletus di negara itu pada 2025.

    Kelompok milisi Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mantan afiliasi al-Qaeda memang telah berhasil mengalahkan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) setelah menyerang pemerintahan Bashar pada 27 November. Pemerintahan Assad pun jatuh dalam waktu kurang dari dua minggu setelah menguasai negara itu selama 54 tahun secara turun menurun.

    Menurut ICG, kekalahan tentara Suriah sebagian disebabkan oleh persiapan matang kekuatan HTS dan sebagian lagi karena pembusukan rezim itu sendiri. Assad, mengandalkan dukungan dari Hizbullah, Iran dan Rusia, mengabaikan pasukannya sendiri, mengandalkan wajib militer, cadangan bergaji rendah, dan milisi predator.

    Melihat kelemahannya, pendukung eksternal Assad berdiri saat pemberontak maju. Sebagian besar unit Hizbullah yang telah membela rezim itu, bagaimanapun, telah kembali ke Lebanon untuk memerangi Israel, di mana mereka menderita kerugian besar.

    Iran, yang tengah sibuk menghadapi Israel, tidak bisa membantu Assad. Rusia, yang kekuatan udaranya telah mengubah gelombang perang hampir satu dekade lalu, terjebak di Ukraina.

    Ketika pertahanan rezim runtuh, Moskow dan Teheran tampaknya telah menerima jaminan HTS bahwa Iran dapat dengan aman menarik aset-asetnya keluar secara aman, dan Rusia menarik kembali pasukannya ke pelabuhan Mediterania di Tartus atau pangkalan udara di Latakia.

    HTS dipimpin oleh Ahmed al-Sharaa menurut ICG sejauh ini hanya mengamankan kota-kota besar di Suriah, namun untuk di kawasan pedesaan tengah dan barat memiliki risiko konflik yang kacau ke depan. Sebab, pasukan HTS hanya 30.000, tak cukup untuk mengamankan negara seluas 185.180 kilometer persegi.

    Mantan pemberontak lainnya, termasuk beberapa di dalam Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki, lebih sulit diatur. Di Hama, Homs dan Latakia, orang-orang bersenjata telah menjarah, secara acak membunuh anggota kelompok minoritas yang dituduh mendukung rezim Assad, dan secara langsung mengeksekusi beberapa kaki tangannya.

    Bahaya lain berasal dari luar. Ketika Assad jatuh, bom Israel meratakan pangkalan angkatan udara Suriah, fasilitas angkatan laut dan depot senjata, termasuk, menurut Israel, fasilitas senjata kimia.

    Israel, yang mencaplok bagian dari Dataran Tinggi Golan pada 1981, juga mengirim pasukan ke zona demiliterisasi, termasuk posisi puncak bukit di Suriah, meskipun Sharaa, sambil mengkritik pemboman dan serangan, berjanji untuk mematuhi perjanjian yang ada dengan Israel.

    Di timur laut, SNA yang didukung Turki telah mengusir SDF dari beberapa kota, membuat ribuan orang mengungsi. Mereka sekarang mengancam Kobani, kota mayoritas Kurdi di perbatasan Turki.

    Ankara memandang SDF sebagai pelengkap Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah diperjuangkan di Turki dan Irak utara selama beberapa dekade. Lebih banyak pertempuran dapat mencabut ribuan nyawa orang lagi dan semakin membebani transisi Suriah.

    SDF menjaga ribuan mantan pejuang ISIS, yang pelariannya dapat memperkuat sisa-sisa kelompok yang sudah berkumpul kembali di padang pasir.

    Turki, harus membiarkan otoritas baru Suriah bernegosiasi dengan SDF tentang reintegrasi timur laut dengan persyaratan yang dapat diterima semua orang. Akhirnya, sanksi Barat dan PBB yang menghalangi bantuan dan investasi yang dibutuhkan Suriah setelah bertahun-tahun perang harus dilonggarkan.

    2. Sudan

    Perang Sudan, dengan jumlah pengungsi dan kelaparan, adalah yang paling menghancurkan di dunia. Sekitar 12 juta orang Sudan – lebih dari sepertiga dari populasi sebelum perang – telah meninggalkan rumah mereka.

    Lebih dari setengahnya menghadapi kekurangan pangan akut, dengan beberapa bagian wilayah Darfur menderita kelaparan. Pejabat PBB menggambarkan tingkat kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan sebagai “mengejutkan”. Negara ini tampak menuju konflik kekerasan.

    Milisi Sudan, RSF yang dipimpin Mohamed “Hemedti” Hamdan Dagalo terus melawan tentara Sudan, yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan. Setelah penggulingan Omar al-Bashir pada 2019, Hemedti dan Burhan mulanya berbagi kekuasaan dengan politisi sipil dan kemudian mengusir mereka sebelum saling berbalik.

    Angkatan darat, tanpa banyak infanteri, bergantung pada kekuatan udara, termasuk drone yang dipasok asing, dan tanpa pandang bulu mengebom daerah-daerah di bawah kendali RSF. Mereka telah beralih ke milisi, terutama yang dimobilisasi oleh kaum Islamis yang berpengaruh di bawah Bashir.

    Mantan pemberontak Darfuri telah membantu memukul mundur serangan RSF di ibu kota Darfur Utara, El Fasher. RSF berjuang untuk mempertahankan tanah di luar benteng baratnya tetapi tetap kuat ketika terlibat dalam serangan cepat. Pasukannya sering membawa pembantaian saat mereka maju.

    Namun, perang di Sudan akan semakin kompleks setelah makin maraknya campur tangan asing, salah satunya Uni Emirat Arab melalui bisnis Emirates. Dukungan Emirat untuk RSF (yang dibantah Abu Dhabi, meskipun ada dokumentasi oleh PBB dan lainnya) mencerminkan upaya pencarian pengaruh dan keuntungannya di cekungan Laut Merah.

    Ethiopia, yang memiliki hubungan dekat dengan Uni Emirat Arab, telah berusaha untuk tetap netral, khawatir bahwa tentara Sudan akan membantu oposisi bersenjata Ethiopia, tetapi mungkin masih sebatas dugaan.

    Adapun tentara Sudan, mereka mengandalkan dukungan dari Mesir, terlepas dari hubungan Islamisnya, sebagai taruhan yang lebih baik daripada paramiliter RSF yang sulit diatur. Eritrea, yang curiga terhadap UEA dan ingin memiliki penyangga di perbatasan baratnya, sedang melatih kelompok-kelompok sekutu tentara Sudan. Iran dilaporkan telah memasok tentara dengan senjata termasuk drone canggih.

    Arab Saudi, yang memiliki hubungan dengan kedua belah pihak, telah menjadi tuan rumah pembicaraan perdamaian di Jeddah dengan sedikit keberhasilan.

    Setelah lebih dari setahun perang, Amerika Serikat akhirnya menunjuk utusan Sudan, sebuah langkah yang disambut baik.

    Sementara itu, Hemedti tampaknya bersedia untuk berbicara tetapi menginginkan tentara baru – dan peran komando di dalamnya untuk loyalis, sesuatu yang ditentang dengan keras oleh para kepala militer, Islamis, dan mantan pemberontak Darfuri. Politisi sipil yang berfaksi juga tidak dapat bersatu di belakang persyaratan gencatan senjata dan pengaturan tindak lanjut.

    Yang mengkhawatirkan, beberapa orang di Sudan, terutama di antara para pengikut rezim Bashir, berbicara tentang partisi, dengan alasan bahwa penyalahgunaan RSF mengesampingkan hidup berdampingan. Mereka menuntut pemotongan, meninggalkan tentara yang mengendalikan utara dan timur, termasuk Khartoum, dan RSF menguasai barat dan tambal sulam daerah-daerah lain.

    3. Ukraina dan Keamanan Eropa

    Presiden terpilih AS Donald Trump telah berjanji untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dengan mengajukan negosiasi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Pembicaraan gencatan senjata dalam negosiasi itu menurut ICG sulit terealisasi apalagi kesepakatan damai.

    Pertahanan Ukraina mungkin tidak akan runtuh dalam waktu dekat, sebab ICH memperoleh informasi dari sumber-sumber di Rusia yang mengatakan Putin cenderung mengharapkan keuntungan bertahap, bukan kekalahan mendadak Ukraina.

    Titik mencuatnya masalah adalah Putin menuntut agar Ukraina melakukan demiliterisasi, atau setidaknya membatasi ukuran tentaranya, dan melupakan jaminan keamanan. Kyiv dan ibukota Eropa, pada gilirannya, melihat bahaya eksistensial dalam kesepakatan semacam itu. karena pasukan Rusia akan maju lagi. bahkan berpotensi berani menakut-nakuti Moldova,

    4. Israel-Palestina

    Serangan Israel ke Gaza, yang diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, telah menghancurkan jalur Gaza.

    Menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina. Sebagian besar adalah warga sipil – setidaknya sepertiga dari mereka anak-anak. Ribuan mayat lainnya hilang, mungkin di bawah puing-puing. Dua pertiga bangunan dan infrastruktur rusak atau hancur, dengan seluruh lingkungan diratakan.

    Sementara banyak pemimpin Hamas telah terbunuh dan aset militer kelompok itu hancur, pejabat Barat dan bahkan beberapa orang Israel diam-diam mengakui bahwa tidak ada otoritas yang dapat memerintah Gaza atau menjalankan fungsi sipil tanpa persetujuan Hamas.

    Perubahan apa yang akan dibawa oleh Presiden AS Donald Trump yang akan datang tidak jelas. Dia dilaporkan telah mengatakan kepada Netanyahu bahwa dia ingin perang Gaza berakhir sebelum dia menjabat tetapi tanpa mengisyaratkan syaratnya. Secara keseluruhan, pilihan kabinetnya sebagian besar tampaknya cenderung memberi Netanyahu keleluasaan yang lebih banyak.

    Pertempuran lain terletak di Tepi Barat, yang tampaknya siap untuk dianeksasi Israel. Di bawah Menteri Keuangan ultranasionalis Bezalel Smotrich, Israel mengalihkan pengelolaan wilayah dari militer ke kontrol sipil, memperluas kedaulatan, memerintahkan lebih banyak rumah Palestina dihancurkan, dan melegalkan pos-pos pemukim.

    Bahkan tanpa aneksasi formal, Israel dapat lebih mempercepat taktik yang telah digunakan selama bertahun-tahun: memindahkan lebih banyak pemukim dan memeras warga Palestina ke kantong-kantong yang lebih kecil dengan paksa.

    5. Iran vs AS dan Israel

    Serangan Israel terhadap Iran pada akhir Oktober menurunkan pertahanan udara dan simpanan rudalnya. Ketika pemberontak Suriah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad pada awal Desember, Iran kehilangan sekutu yang telah dibiayai miliaran dolar untuk menopang Iran, serta rute udara dan darat utama yang digunakan untuk memasok kembali Hizbullah.

    Teheran masih memiliki ribuan rudal balistik (pada bulan Oktober, sekitar 30 dari 180 rudal Israel yang menembus pertahanan), ditambah milisi sekutu di Irak dan Houthi, yang terus menembaki Israel dari Yaman.

    Hizbullah mungkin masih bisa berkumpul kembali. Tetapi di sekitar perimeter Israel, Poros Perlawanan, yang dilihat Iran sebagai pencegah terhadap serangan Israel atau AS, rusak. Dari perspektif Teheran, juga mengkhawatirkan seberapa mampu badan-badan intelijen Israel dan seberapa tinggi toleransi risikonya.

    Pemimpin Tertinggi Iean Ayatollah Ali Khamenei tampaknya masih melihat konsesi nuklir sebagai tiket untuk mencabut sanksi dan memulai ekonomi yang terhenti. Dia mungkin juga khawatir bahwa badan intelijen Israel atau AS dapat mendeteksi upaya Iran untuk memprosuksi nuklir sebagai persenjataan.

    Beberapa penasihat Trump, seperti beberapa orang Israel, melihat kelemahan Iran sebagai peluang untuk melumpuhkan program nuklirnya atau bahkan pemerintahnya. Mencoba menggulingkan rezim, yang tidak populer tetapi tidak rapuh.

    Kematiannya akan memicu kekacauan seperti yang terjadi di Irak pasca-2003, dengan Garda Revolusi garis keras kemungkinan akan menjadi yang teratas. Bahkan menghancurkan situs nuklir, yang terletak jauh di bawah tanah, akan membutuhkan kampanye udara yang melibatkan amunisi penghancur bunker.

    Serangan semacam itu mungkin mendorong rezim, melihat bahaya eksistensial, untuk menanggapi dengan semua yang dimilikinya. Sementara jangkauan Teheran sering dilebih-lebihkan, ribuan rudal yang ditembakkan ke Israel, bersama dengan serangan terhadap pasukan AS di Irak dan serangan Houthi di jalur pelayaran Laut Merah, dapat menyeret Amerika Serikat ke dalam perang yang tidak diinginkan Trump.

    6. Haiti

    Sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada Juli 2021, geng-geng telah merebut sebagian besar Haiti.

    Pada awal 2024, aliansi geng yang sebelumnya bertikai, yang dikenal sebagai Viv Ansanm, mengepung ibu kota Port-au-Prince. Ariel Henry, seorang perdana menteri yang tidak populer yang mengambil alih setelah Moïse terbunuh, berada di Nairobi pada saat itu mengawasi pembentukan misi polisi dan tidak dapat terbang pulang.

    Henry mengundurkan diri, di bawah tekanan dari tetangga Karibia, Amerika Serikat dan lainnya.

    Pada bulan Juni, pasukan Kenya mulai berdatangan, diberi mandat untuk bekerja dengan polisi Haiti untuk memerangi geng-geng, yang anggotanya diperkirakan berjumlah 12.000 orang.

    Pada 2024 saja, kekerasan yang melibatkan geng menewaskan lebih dari 5.300 orang, membuat 700.000 orang mengungsi, dan menyebabkan hampir setengah dari warga Haiti menghadapi kerawanan pangan akut.

    7. AS-Meksiko

    Selama kampanye pemilu AS, Donald Trump – sekarang presiden terpilih – berjanji untuk mengenakan tarif tinggi pada Meksiko, mengirim kembali jutaan migran, dan bahkan mengebom kartel.

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Pardo telah membalas ancaman Trump, menyarankan bahwa – tanpa kerja sama Meksiko – karavan migran menuju ke utara akan dilanjutkan. Dia telah meminta Washington untuk mendeportasi migran ke negara asal mereka, bukan Meksiko. Dia juga mungkin berharap bahwa memperkuat peran Meksiko sebagai penyangga migran atau koordinasi kontranarkotika yang lebih ketat akan menenangkan Trump.

    Aksi militer sepihak terhadap kartel hampir pasti akan menjadi bumerang. Menyingkirkan lebih banyak pemimpin geng akan memicu lebih banyak perang wilayah dan fragmentasi, sementara bila tidak melakukan apa pun untuk mengekang produksi narkoba, laboratorium fentanil berteknologi rendah dan mudah dibangun kembali.

    Meksiko akan membalas, mungkin dengan langkah melawan kepentingan ekonomi AS. Hubungan antara dua negara yang saling berhubungan dengan perdagangan, investasi, dan ikatan keluarga akan menimbulkan bencana bagi keduanya.

    8. Myanmar

    Pertengahan tahun 2024, rezim militer Myanmar tampaknya terhuyung-huyung, karena pemberontak telah merebut sebagian besar dataran tinggi serta pangkalan militer utama. Sejak itu, China, yang khawatir akan keruntuhan Myanmar, terlibat aktif di negara itu.

    Tetapi junta masih menghadapi perlawanan yang gigih. Pemungutan suara pada 2025, jika berjalan sesuai rencana, akan membawa pertumpahan darah lebih lanjut.

    Perang saudara yang telah merobek Myanmar sejak militer merebut kekuasaan pada 2021 telah membuat negara itu mundur beberapa dekade: Lebih dari 3 juta orang mengungsi secara internal, sistem kesehatan dan pendidikan telah runtuh, kemiskinan meroket, dan mata uang Myanmar, kyat, telah jatuh.

    9. Semenanjung Korea

    24 dimulai dengan pidato mengejutkan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di mana ia membatalkan kebijakan penyatuan damai Korea Utara yang telah berlangsung selama beberapa dekade dengan Korea Selatan dan menyatakan Seoul sebagai musuh utama Pyongyang.

    Dalam pidatonya pada Januari, Kim bertujuan untuk lebih menutup Korea Utara, terutama dari ekspor budaya Korea Selatan – K-Pop, dengan kata lain – sambil memperketat cengkeramannya pada ekonomi.

    Tetapi memutuskan hubungan lebih lanjut, termasuk hampir semua komunikasi antar-Korea, membuat negara-negara itu memiliki sedikit pilihan untuk mengelola insiden pada saat gesekan meningkat.

    Kembalinya Trump menambah lapisan ketidakpastian lainnya. Terlepas dari ketidaksukaannya pada sekutu, dia tidak mungkin menarik Washington keluar dari perjanjian pertahanannya dengan Korea Selatan atau menarik pasukan AS.

    Tetapi dia mungkin menuntut agar Seoul membayar lebih banyak untuk perlindungan. Itu akan meningkatkan seruan, terutama di kalangan warga Korea Selatan biasa, agar Seoul memperoleh persenjataan nuklirnya sendiri. Setiap ambiguitas tentang komitmen Washington terhadap Seoul juga berisiko membuat Kim berani.

    Terlepas dari peringatan dari pengamat Korea, Kim tampaknya tidak mungkin meluncurkan perang besar-besaran, yang akan berisiko menjadi nuklir, menimbulkan bencana bagi Asia dan ekonomi dunia, dan kemungkinan berujung pada kematiannya sendiri.

    10. China-AS

    Orang-orang di lingkaran Trump berpikir Washington harus membatasi diri untuk menghalangi kekuatan Beijing di Asia. Eksekutif teknologi Elon Musk, yang melakukan bisnis di China, menginginkan hubungan yang lebih bersahabat.

    Trump sendiri telah mengirim sinyal yang beragam: konfrontatif dalam perdagangan, suam-suam kuku pada pertahanan Taiwan, tidak peduli tentang komitmen AS kepada sekutu Asia, dan sering mengagumi otoritas Xi.

    Janji kampanye Trump untuk mengenakan tarif setidaknya 60 persen pada barang-barang China – kenaikan tajam dari tarif masa jabatan pertamanya, yang sebagian besar dipertahankan Biden – tampaknya lebih mungkin menjadi salvo pembuka dalam pembicaraan daripada pendahuluan perang dagang.

    Tarif akan melemahkan perlambatan pertumbuhan China, tetapi Beijing dapat membalas – seperti yang sudah dimulai – dengan melarang ekspor mineral penting, misalnya, atau meluncurkan penyelidikan antimonopoli ke raksasa teknologi AS.

    Seberapa serius bahaya yang ditimbulkan Trump terhadap perdamaian yang rapuh di sekitar Taiwan tidak jelas. Selama beberapa dekade, Amerika Serikat telah bertujuan untuk mencegah Tiongkok menginvasi Taiwan dengan memperkuat pertahanan pulau itu, tanpa memperluas jaminan keamanan sambil mencegah Taipei untuk mendeklarasikan kemerdekaan atau memprovokasi Beijing.

    Tetapi presiden baru Taiwan, Lai Ching-te, lebih bermusuhan daripada pendahulunya. Tiongkok telah meningkatkan serangan ke wilayah udara Taiwan dan latihan agresif di sekitar pulau itu, termasuk latihan Desember baru-baru ini – operasi maritim terbesarnya dalam beberapa dekade menurut Taiwan – yang melibatkan hampir 90 kapal angkatan laut dan penjaga pantai.

    Begitu dia menjabat, Trump mungkin akan kembali mengungkapkan skeptisisme tentang apakah membela Taiwan layak atau mencoba membuat pulau itu, yang secara teratur dia tuduh menunggangi kemurahan hati AS, untuk batuk lebih banyak untuk pertahanannya. Atau dia juga dapat mengizinkan penjualan senjata ofensif yang lebih cepat ke Taiwan dan lebih banyak operasi angkatan laut AS di Selat Taiwan. Kedua jalur dapat meminta tanggapan.

    Yang lebih genting adalah Laut Cina Selatan, di mana klaim maritim Tiongkok tumpang tindih dengan klaim negara-negara lain (seperti yang dikonfirmasi oleh putusan pengadilan khusus tahun 2016 mengenai Filipina, meskipun Beijing menolak putusan tersebut). Di sekitar bebatuan dan terumbu karang yang disengketakan di lepas pantai Filipina, sekutu perjanjian A.S., gesekan telah meningkat menjadi bentrokan di laut.

    Presiden Ferdinand Marcos Jr. telah mengupayakan hubungan yang lebih dekat dengan Amerika Serikat, memberikan akses ke lebih banyak pangkalan militer Filipina, termasuk beberapa yang dekat dengan Taiwan, melakukan latihan bersama, dan bekerja sama lebih erat dengan sekutu AS lainnya. Xi menuduh Manila memainkan insiden untuk mendapatkan peralatan dan investasi militer AS tambahan, dan Washington, pada gilirannya, mengeksploitasi gesekan untuk menarik pemerintah Asia ke dalam jaringan anti-China.

    Bentrokan yang mengakibatkan kematian Filipina dapat menyebabkan Marcos meminta pakta pertahanan negaranya dengan Washington. Trump, bahkan jika enggan menanggapi dengan tegas, akan menghadapi tekanan dari pejabat Departemen Pertahanan untuk melakukannya. Triknya adalah menghindari spiral eskalasi tanpa menandakan kepasifan yang dapat membuat Beijing berani, terutama jika para pemimpin China melihat tanda-tanda lain dari hubungan AS dengan sekutu.

    Sekutu AS lainnya, termasuk Jepang dan Korea Selatan, telah meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka, yang ketakutan oleh perilaku Tiongkok dan inkonsistensi AS. Konstituen besar di Tokyo dan Seoul percaya negara mereka harus memperoleh pencegah nuklir mereka sendiri. Spekulasi tentang tawar-menawar besar Trump-Xi hampir tidak menenangkan saraf, bahkan jika kesepakatan seperti itu tampak mengada-ada. Di tengah persaingan yang semakin intensif antara dua kekuatan besar dunia, pandangan redup Trump tentang aliansi mengguncang Asia hampir sama seperti halnya Eropa.

    (dce)

  • KPAI Desak Guru di Grobogan yang Ajak Siswanya Mesum Dapat Pasal Pemberatan – Halaman all

    KPAI Desak Guru di Grobogan yang Ajak Siswanya Mesum Dapat Pasal Pemberatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Komisi Perlindugan Anak Indonesia (KPAI) mendesak pihak berwenang untuk memberi pasal pemberatan terhadap guru di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang diduga melakukan kekerasan terhadap siswanya yang masih duduk di bangku SMP.

    Diketahui, seorang guru wanita berinisial ST (35) dikabarkan sudah berulang kali mengajak anak didiknya sendiri yang masih berusia 16 tahun untuk berhubungan badan.

    Komisioner KPAI, Dian Sasmita menyebut kasus kekerasan seksual ini tidak dapat dinormalisasi apapun alasannya.

    Apalagi, perbuatan bejat itu telah dilakukan berulang-ulang.

    Menurut Dian, dalam kasus ini, pelaku yang seorang guru seharusnya menjadi pendidik, pembimbing, dan memberikan teladan.

    “KPAI mendesak aparat penegak hukum untuk menggunakan pasal pemberatan pidana yang ada di UU Perlindungan Anak dan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), termasuk pemenuhan hak anak korban atas restitusi,” ungkap Dian kepada Tribunnews, Jumat (10/1/2025).

    Menurut Dian, relasi kuasa yang timpang antara guru dan korban mengakibatkan posisi siswa tersebut kian rentan.

    “Ancaman, tekanan, manipulasi, dsb dapat dilakukan para pelaku kekerasan agar tujuannya terpenuhi,” ungkap Dian.

    Diketahui, guru yang berstatus janda anak satu itu sempat digerebek warga saat sedang berduaan dengan siswanya.

    Perbuatan bejat itu dilakukan di rumah pelaku.

    Korban diancam akan diberi nilai jelek agar tutup mulut.

    Bukan kali pertama terjadi, ST dengan murid yang sama sudah pernah digerebek warga.

    Kala itu, ST mengaku kapok dan tidak akan mengulangi perbuatannya.

    Namun, ternyata ST tetap mengulangi perbuatannya.

    Pendampingan untuk Korban

    Lebih lanjut, Dian mengungkapkan, korban yang masih berusia sekolah juga perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah. 

    “Pemenuhan hak anak untuk pendampingan dan pemulihan sangat penting untuk segera diberikan,” kata Dian.

    Menurutnya, perlu tenaga profesional seperti pekerja sosial, konselor, psikolog agar pemulihan anak dapat berkelanjutan dan komprehensif.

    “Intervensi pemulihan juga perlu diberikan kepada keluarga korban. Agar mereka dapat berpartisipasi mendukung pemulihan anak. Mengingat keluarga adalah support system terpenting bagi anak,” ujarnya.

    Selain itu, lembaga pendidikan perlu mengembangkan kebijakan perlindungan anak di mana memastikan setiap warga sekolah tidak melakukan kekerasan terhadap anak.

    “Sehingga setiap anak dapat menuntut ilmu dengan aman dan berkembang secara optimal,” ungkapnya.

    Mengutip catatan SIMFONI PPA, pada tahun 2023 tercatat 730 kasus kekerasaan seksual terjadi di sekolah.

    Lalu pada 2024 terdapat 447 kasus.

    “Artinya kekerasaan seksual di sekolah ada hal yang serius. Semua pihak harus mengambil peran untuk mendukung upaya pencegahan dan pengurangan risiko sehingga anak-anak kita terbebas dari segala bentuk kekerasaan dan perlakuan salah,” kata Dian.

    Korban Tak Mau Sekolah

    Sementara itu, siswa yang diajak berhubungan badan oleh bu guru di Grobogan tersebut juga enggan berangkat ke sekolah.

    Murid berinisial YS kini memutuskan untuk tidak sekolah lagi.

    Diberitakan TribunJateng.com, Kuasa Hukum Korban, Hernawan mengatakan ST dan YS mulai dekat karena sering curhat masalah keluarga.

    Korban bercerita tentang masalah dengan sang kakek, karena selama ini korban tinggal dengan sang kakek.

    Korban bercerita jika selama ini sering dimarahi kakeknya.

    Menanggapi cerita muridnya, ST sempat meminta agar korban tinggal di rumahnya agar tenang.

    ST juga mencarikan indekos untuk YS dan bersedia membayarkanya.

    Bahkan, YS sempat tinggal di rumah ST tanpa sepengetahuan orang tuanya.

    Hernawan menilai, korban yang masih berusia dini menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh ST.

    “Korban baru 16 tahun, gurunya memang keterlaluan,” kata Hernawan.

    Hernawan menuturkan, saat ini korban dalam kondisi yang memilukan karena putus sekolah.

    Pihak keluarga lantas mengirim korban ke pondok pesantren.

    “Korban putus sekolah, kasihan orangnya, sekarang dipondokkan untuk mengobati mentalnya,” papar Hernawan.

    Warga Pergoki Korban di Rumah ST

    Awalnya, warga tak ada yang curiga karena selama ini mengira ST mengajari YS mengaji di rumah pelaku.

    Sampai akhirnya, tetangga melihat YS masuk ke dalam kamar mandi yang berada di belakang rumah ST.

    “Bocah itu lewat di samping rumah saya,” kata tetangga ST, Nur Rohmad.

    Rohmad mengaku memergoki YS masuk ke dalam kamar mandi sebanyak 3 kali.

    “Sudah lama. 3 kali (memergoki),” ungkapnya.

    Warga juga sudah dua kali memergoki ST dan YS mesum di dalam kamar mandi rumah.

    Saat pertama digerebek, ST berjanji untuk tidak mengulangi aksi mesumnya.

    “Waktu itu kedua kalinya dia melakukan di kamar mandi. Waktu itu saya mau wudu salat Isya,” ujar Nur Rohmad.

    Warga lalu melakukan penggerebekan pada ST dan YS.

    Akibatnya, ST kini dikabarkan berhenti bekerja sebagai guru.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Ancam Beri Nilai Jelek, Bu Guru Janda di Grobogan Paksa Siswa SMP Turuti Hubungan Suami-Istri

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto, Nuryanti) (TribunJateng.com/fsn/Like)

  • Ibu Guru di Grobogan Ajak Siswa SMP Berbuat Mesum, Relasi Kuasa Buat Korban Kian Rentan – Halaman all

    Ibu Guru di Grobogan Ajak Siswa SMP Berbuat Mesum, Relasi Kuasa Buat Korban Kian Rentan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Publik dihebohkan dengan perbuatan tidak senonoh seorang guru agama di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang memaksa siswa laki-lakinya berhubungan badan.

    Ibu guru berinisial ST (35) itu sudah 10 kali melakukan hubungan badan dengan siswanya yang saat ini duduk di bangkul SMP dan berusia 16 tahun.

    Perbuatan bejat itu dilakukan di rumah pelaku.

    Korban diancam akan diberi nilai jelek agar tutup mulut.

    Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dian Sasmita menilai kasus kekerasan seksual yang dilakukan guru di Grobogan terhadap anak didiknya tidak dapat dinormalisasi, apapun alasannya.

    “Terlebih kekerasan tersebut telah dilakukan berulang-ulang. Relasi kuasa yang timpang antara guru dan korban mengakibatkan posisi anak kian rentan.”

    “Ancaman, tekanan, manipulasi, dsb dapat dilakukan para pelaku kekerasan agar tujuannya terpenuhi,” ungkap Dian kepada Tribunnews, Jumat (10/1/2025).

    Menurut Dian, dalam kasus ini, pelaku yang seorang guru seharusnya menjadi pendidik, pembimbing, dan memberikan teladan.

    Namun, justru malah melakukan kekerasan seksual.

    “KPAI mendesak aparat penegak hukum untuk menggunakan pasal pemberatan pidana yang ada di UU Perlindungan Anak dan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), termasuk pemenuhan hak anak korban atas restitusi,” tegas Dian.

    Diketahui, guru yang berstatus janda anak satu itu sempat digerebek warga saat sedang berduaan dengan siswanya.

    Bukan kali pertama terjadi, ST dengan murid yang sama sudah pernah digerebek warga.

    Kala itu, ST mengaku kapok dan tidak akan mengulangi perbuatannya.

    Namun, ternyata ST tetap mengulangi perbuatannya.

    Dian mengungkapkan, korban yang masih berusia sekolah juga perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah. 

    “Pemenuhan hak anak untuk pendampingan dan pemulihan sangat penting untuk segera diberikan,” kata Dian.

    Menurutnya, perlu tenaga profesional seperti pekerja sosial, konselor, psikolog agar pemulihan anak dapat berkelanjutan dan komprehensif.

    “Intervensi pemulihan juga perlu diberikan kepada keluarga korban. Agar mereka dapat berpartisipasi mendukung pemulihan anak. Mengingat keluarga adalah support system terpenting bagi anak,” ujarnya.

    Selain itu, lembaga pendidikan perlu mengembangkan kebijakan perlindungan anak di mana memastikan setiap warga sekolah tidak melakukan kekerasan terhadap anak.

    “Sehingga setiap anak dapat menuntut ilmu dengan aman dan berkembang secara optimal,” ungkapnya.

    Mengutip catatan SIMFONI PPA, pada tahun 2023 tercatat 730 kasus kekerasaan seksual terjadi di sekolah.

    Lalu pada 2024 terdapat 447 kasus.

    “Artinya kekerasaan seksual di sekolah ada hal yang serius. Semua pihak harus mengambil peran untuk mendukung upaya pencegahan dan pengurangan risiko sehingga anak-anak kita terbebas dari segala bentuk kekerasaan dan perlakuan salah,” kata Dian.

    Korban Tak Mau Sekolah

    Sementara itu, siswa yang diajak berhubungan badan oleh bu guru di Grobogan tersebut juga enggan berangkat ke sekolah.

    Murid berinisial YS kini memutuskan untuk tidak sekolah lagi.

    Diberitakan TribunJateng.com, Kuasa Hukum Korban, Hernawan mengatakan ST dan YS mulai dekat karena sering curhat masalah keluarga.

    Korban bercerita tentang masalah dengan sang kakek, karena selama ini korban tinggal dengan sang kakek.

    Korban bercerita jika selama ini sering dimarahi kakeknya.

    Menanggapi cerita muridnya, ST sempat meminta agar korban tinggal di rumahnya agar tenang.

    ST juga mencarikan indekos untuk YS dan bersedia membayarkanya.

    Bahkan, YS sempat tinggal di rumah ST tanpa sepengetahuan orang tuanya.

    Hernawan menilai, korban yang masih berusia dini menjadi titik lemah yang dimanfaatkan oleh ST.

    “Korban baru 16 tahun, gurunya memang keterlaluan,” kata Hernawan.

    Hernawan menuturkan, saat ini korban dalam kondisi yang memilukan karena putus sekolah.

    Pihak keluarga lantas mengirim korban ke pondok pesantren.

    “Korban putus sekolah, kasihan orangnya, sekarang dipondokkan untuk mengobati mentalnya,” papar Hernawan.

    Warga Pergoki Korban di Rumah ST

    Awalnya, warga tak ada yang curiga karena selama ini mengira ST mengajari YS mengaji di rumah pelaku.

    Sampai akhirnya, tetangga melihat YS masuk ke dalam kamar mandi yang berada di belakang rumah ST.

    “Bocah itu lewat di samping rumah saya,” kata tetangga ST, Nur Rohmad.

    Rohmad mengaku memergoki YS masuk ke dalam kamar mandi sebanyak 3 kali.

    “Sudah lama. 3 kali (memergoki)” ungkapnya.

    Warga juga sudah dua kali memergoki ST dan YS mesum di dalam kamar mandi rumah.

    Saat pertama digerebek, ST berjanji untuk tidak mengulangi aksi mesumnya.

    “Waktu itu kedua kalinya dia melakukan di kamar mandi. Waktu itu saya mau wudu salat Isya,” ujar Nur Rohmad.

    Warga lalu melakukan penggerebekan pada ST dan YS.

    Akibatnya, ST kini dikabarkan berhenti bekerja sebagai guru.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Ancam Beri Nilai Jelek, Bu Guru Janda di Grobogan Paksa Siswa SMP Turuti Hubungan Suami-Istri

    (Tribunnews.com/Gilang Putranto, Nuryanti) (TribunJateng.com/fsn/Like)

  • KPAI Desak Guru di Grobogan yang Ajak Siswanya Mesum Dapat Pasal Pemberatan – Halaman all

    KPAI: Guru Pelaku Kekerasan Seksual di Grobogan Jateng Pantas Dihukum Berat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Komisioner KPAI Dian Sasmita mendesak aparat penegak hukum untuk menggunakan pasal pemberatan pidana pada guru pelaku kekerasan seksual terhadap anak didiknya di Grobogan, Jawa Tengah.

    Perilaku oknum guru ini tidak dapat dinormalisasi apapun alasannya. Terlebih kekerasan tersebut dilakukan berulang-ulang.

    “Relasi kuasa yang timpang antara guru dan korban mengakibatkan posisi anak kian rentan. Ancaman, tekanan, manipulasi dapat dilakukan para pelaku kekerasan agar tujuannya terpenuhi,” kata dia dalam keterangannya ditulis, Jumat (10/1/2024).

    Dalam kasus ini, pelaku seorang guru yang seharusnya menjadi pendidik, pembimbing, dan memberikan teladan namun malah melakukan kekerasan.

    Adapaun pasal pemberatan pidana ada di UU Perlindungan Anak dan UU TPKS. Termasuk pemenuhan hak anak korban atas restitusi.

    Korban anak yang masih usia sekolah perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah.

    Pemenuhan hak anak untuk pendampingan dan pemulihan sangat penting untuk segera diberikan.

    Termasuk kebutuhan-kebutuhan spesifik lainnya. Pelibatan tenaga profesional seperti pekerja sosial, konselor, psikolog penting dilakukan. Agar pemulihan anak dapat berkelanjutan dan komprehensif.

    Lembaga pendidikan perlu mengembangkan kebijakan perlindungan anak di mana memastikan setiap warga sekolah tidak melakukan kekerasan terhadap anak. Sehingga setiap anak dapat menuntut ilmu dengan aman dan berkembang secara optimal.

    SIMFONI PPA tahun 2023 mencatat 730 kasus kekerasaan seksual terjadi di sekolah. Dan di tahun 2024 terdapat 447 kasus. Artinya kekerasaan seksual di sekolah ada hal yang serius.

    “Semua pihak harus mengambil peran untuk mendukung upaya pencegahan dan pengurangan risiko sehingga anak-anak kita terbebas dari segala bentuk kekerasaan dan perlakuan salah,” pesan Diah.