Kasus: kejahatan siber

  • Bank DKI Diduga Kena Serangan Siber, Begini Reaksi Pramono Anung dan Rano Karno

    Bank DKI Diduga Kena Serangan Siber, Begini Reaksi Pramono Anung dan Rano Karno

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Dugaan serangan siber yang menyerang sistem perbankan Bank DKI jadi perhatian serius Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno.

    Melalui Staf Khusus Gubernur Bidang Komunikasi Publik Cyril Raoul Hakim, Pram-Rano tak menampik adanya gangguan sistem layanan perbankan di bank pelat merah tersebut.

    “Memang sekarang ini yang tidak bisa layanan transfer antarbank dari Bank DKI. Untuk ATM enggak ada masalah, semua jalan kecuali transfer antarbank dan QRIS,” ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima TribunJakarta.com, Minggu (5/4/2025).

    Politus PDIP yang akrab disapa Chico Hakim ini bilang, langkah pemeliharaan sistem merupakan bagian dari upaya menjaga keamanan nasabah.

    “Justru ini bentuk kehati-hatian untuk menjaga keamanan dana nasabah,” ujarnya.

    Ia pun memastikan, masalah ini terus dipantau oleh Pram-Rano dan koordinasi dengan pihak Bank SKI juga terus dilakukan guna memastikan masalah operasional JakOne Mobile bisa segera rampung.

    “Intinya Gubernur dan Wakil Gubernur DKI terus memantau dan menjalin komunikasi dengan pihak Bank DKI, dan diharapkan segera bisa normal kembali dalam waktu dekat,” tuturnya.

    Lebih lanjut terkait isu yang beredar terkait dugaan serangan siber, Chico menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada informasi resmi yang mengadah ke dugaan tersebut.

    Ia pun mengaku tak mau menduga-duga perihal indikasi serangan siber terhadap Bank DKI.

    “Kami dari pihak gubernur dan wakil gubernur terus berkomunikasi dengan pihak Bank DKI. Kami belum menerima informasi perihal dugaan serangan siber,” kata Chico.

    Bank DKI Diduga Kena Serangan Siber

    Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian Untayana blak-blakan mengungkap dugaan adanya serangan siber kepada Bank DKI

    Hal ini diungkapkan Justin setelah mendapatkan aduan soal gangguan layanan bank pelat merah itu sejak tanggal 29 Maret di mana para nasabah kesulitan untuk melakukan transfer antarbank.

    Gangguan ini pun disebutnya masih berlangsung sampai saat ini. Bahkan, nasabah yang ingin melakukan transfer antarbank harus menarik uang mereka terlebih dahulu, baik melalui ATM maupun kantor cabang dan menyetorkannya ke bank tujuan secara manual.

    Justin pun meminta agar pimpinan Bank DKI melakukan langkah-langkah tegas terhadap gangguan hukum yang mungkin sebenarnya terjadi.

    “Momentum gangguan ini menimbulkan tanda tanya tersendiri bagi kami, karena sekitar satu bulan lalu di fraksi kami baru saja menerima aduan masyarakat terkait adanya aktivitas peretasan sistem elektronik perbankan yang merugikan Bank DKI. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan tersebut, nominal kerugiannya juga tidak sedikit,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (3/4/2025).

    Justin menerangkan bahwa pihaknya belum berkesempatan untuk menelusuri lebih lanjut aduan tersebut, akan tetapi, ia meminta pihak Bank DKI untuk segera melaporkan indikasi serangan siber kepada lembaga penegak hukum bilamana hal itu benar terjadi.

    “Kami mendorong Dirut Bank DKI untuk segera melibatkan pihak penegak hukum untuk menyelidiki gangguan tersebut,” ujarny.

    Justin juga menegaskan bahwa Bank DKI tidak semestinya berdiri sendiri bilamana sedang menghadapi serangan siber.

    “Bank DKI tidak berdiri sendirian dalam menghadapi kejahatan siber. Ada rekan-rekan Bank Indonesia, OJK, Polri, dan Kejaksaan yang dapat membantu menguak serta menjerat pihak-pihak mana saja yang terlibat,” lanjutnya.

    Justin mengingatkan pimpinan Bank DKI kalau langkah tegas seperti itu diperlukan untuk menjaga kepercayaan nasabah yang menjadi kunci dalam keberlangsungan dan keberhasilan bisnis perbankan ke depannya.

    “Dalam kasus ini, Dirut Bank DKI beserta jajaran harus ingat bahwa kepercayaan nasabah sangat penting bagi mereka. Pada tahun 2023 lalu, sebanyak 2,23 juta pengguna mengakses aplikasi JakOne Mobile dan mempercayakan uang mereka kepada Bank DKI,” paparnya.

    “Kami khawatir gangguan yang dialami oleh para nasabah akan menurunkan kepercayaan nasabah terhadap Bank DKI. Jangan sampai para nasabah melakukan bank rush atau penarikan uang dalam jumlah besar secara bersamaan, karena jika itu terjadi, maka Bank DKI sendiri yang akan dirugikan,” lanjutnya.

  • Hati-Hati! Ini Modus Penipuan Siber yang Marak saat Libur Lebaran

    Hati-Hati! Ini Modus Penipuan Siber yang Marak saat Libur Lebaran

    Jakarta: Libur Lebaran adalah momen yang dinanti banyak orang. Selain waktu untuk berkumpul dengan keluarga, periode ini juga menjadi waktu meningkatnya aktivitas transaksi keuangan, baik untuk belanja online, transfer THR, hingga donasi. 
     
    Namun, tahukah kamu bahwa libur Lebaran juga menjadi momen favorit bagi para penipu siber?
     
    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mengingatkan nasabah untuk lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan yang semakin canggih dan sering terjadi selama libur Lebaran. 

    Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menegaskan bahwa keamanan dan kenyamanan nasabah adalah prioritas utama bank.
     
    “BRI berkomitmen untuk melindungi data dan transaksi nasabah melalui penguatan sistem keamanan yang terus diperbarui. BRI memastikan setiap lapisan perlindungan berjalan optimal agar nasabah dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman. Di sisi lain, kewaspadaan nasabah tetap penting sebagai bagian dari upaya bersama dalam mencegah kejahatan siber,” ujar Hendy dilansir Media Indonesia, Rabu, 2 April 2025.
     

    Agar tidak menjadi korban, yuk kenali beberapa modus penipuan siber yang sering terjadi selama libur Lebaran!
    1. Phishing
    Modus ini dilakukan dengan mengirimkan tautan atau situs palsu yang menyerupai website resmi bank atau e-commerce. 
     
    Tujuannya? Mencuri data pribadi seperti username, password, PIN, atau kode OTP yang nantinya digunakan untuk menguras rekening korban.

    2. Social engineering
    Pelaku berpura-pura sebagai customer service bank dan menghubungi korban melalui telepon, SMS, atau chat. 
     
    Mereka akan meminta data pribadi seperti PIN, password, kode OTP, atau informasi rekening dengan alasan tertentu
    3. Akun media sosial palsu yang meniru bank
    Banyak akun media sosial palsu yang meniru akun resmi bank dan menawarkan bantuan customer service palsu. 
     
    Biasanya, mereka akan meminta nasabah mengirimkan informasi rekening atau mengarahkan ke situs berbahaya.
    4. Penipuan berkedok hadiah dan THR Lebaran
    Siapa yang tidak senang mendapatkan hadiah Lebaran? Sayangnya, banyak orang tertipu dengan modus undian palsu yang mengatasnamakan bank atau perusahaan besar.
     
    “BRI terus memperkuat sistem dan teknologi keamanan untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks. Namun, menciptakan ekosistem digital yang aman juga memerlukan kewaspadaan nasabah,” tambah Hendy.
     
    Jangan biarkan momen bahagia Lebaran terganggu oleh penipuan! Tetap waspada, jaga data pribadi, dan selalu verifikasi informasi sebelum bertindak.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • BRI Imbau Nasabah Hindari Modus Penipuan dan Kejahatan Siber Selama Periode Lebaran – Halaman all

    BRI Imbau Nasabah Hindari Modus Penipuan dan Kejahatan Siber Selama Periode Lebaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengimbau nasabah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penipuan dan kejahatan siber pada periode libur Hari Raya Idulfitri 1446 H. Momentum peningkatan aktivitas transaksi keuangan, khususnya melalui layanan digital kerap dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk melakukan aksi penipuan.

    BRI terus menghimbau nasabah untuk menjaga kerahasiaan data pribadi, seperti PIN, password, dan kode OTP, serta memanfaatkan fitur keamanan berlapis yang tersedia di aplikasi digital BRI. Selain itu, kewaspadaan terhadap informasi yang diterima dari pihak yang tidak dikenal juga menjadi kunci dalam mencegah potensi penipuan.

    Beberapa modus penipuan yang marak terjadi di antaranya adalah phishing melalui tautan atau situs palsu yang menyerupai situs resmi, social engineering dengan pelaku berpura-pura sebagai pihak bank, akun media sosial palsu yang meniru akun resmi BRI, serta penipuan berkedok hadiah yang meminta data pribadi atau transfer dana.

    Terkait dengan hal tersebut, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan bahwa keamanan dan kenyamanan nasabah merupakan prioritas utama BRI. “BRI berkomitmen untuk melindungi data dan transaksi nasabah melalui penguatan sistem keamanan yang terus diperbarui. BRI memastikan setiap lapisan perlindungan berjalan optimal agar nasabah dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman. Di sisi lain, kewaspadaan nasabah tetap penting sebagai bagian dari upaya bersama dalam mencegah kejahatan siber,” ujarnya.

    Hendy menegaskan pentingnya pemanfaatan fitur keamanan tambahan untuk melindungi data dan transaksi. Penggunaan koneksi internet yang aman, aktivasi verifikasi dua faktor (two-factor authentication), serta pembaruan aplikasi secara berkala merupakan langkah preventif yang dapat dilakukan nasabah.

    “BRI terus memperkuat sistem dan teknologi keamanan untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks. Setiap inovasi yang BRI hadirkan bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi nasabah dalam bertransaksi digital. Namun, menciptakan ekosistem digital yang aman juga memerlukan pemahaman serta kewaspadaan nasabah dalam menjaga keamanan data pribadi,” tambahnya.

    Nasabah diimbau untuk selalu memverifikasi informasi yang diterima dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang tidak jelas sumbernya. BRI mengimbau agar masyarakat hanya menggunakan sumber informasi resmi dari akun resmi BRI yang bercentang biru (verified) seperti Instagram @bankbri_id, Facebook BANK BRI, Twitter/X @BANKBRI_ID, @promo_BRI, @kontakBRI, TikTok @bankbri_id, serta website resmi BRI yaitu bri.co.id. Untuk pengaduan terkait layanan atau transaksi, nasabah dapat menghubungi Contact BRI di 1500017 atau asisten virtual SABRINA melalui WhatsApp di nomor 0812 1214 017.

  • Waspada Modus Penipuan Saat Lebaran! BRI Bagikan Tips Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber

    Waspada Modus Penipuan Saat Lebaran! BRI Bagikan Tips Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengimbau nasabah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penipuan dan kejahatan siber pada periode libur Hari Raya Idulfitri 1446 H. Momentum peningkatan aktivitas transaksi keuangan, khususnya melalui layanan digital kerap dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk melakukan aksi penipuan.

    BRI terus menghimbau nasabah untuk menjaga kerahasiaan data pribadi, seperti PIN, password, dan kode OTP, serta memanfaatkan fitur keamanan berlapis yang tersedia di aplikasi digital BRI. Selain itu, kewaspadaan terhadap informasi yang diterima dari pihak yang tidak dikenal juga menjadi kunci dalam mencegah potensi penipuan.

    Beberapa modus penipuan yang marak terjadi di antaranya adalah phishing melalui tautan atau situs palsu yang menyerupai situs resmi, social engineering dengan pelaku berpura-pura sebagai pihak bank, akun media sosial palsu yang meniru akun resmi BRI, serta penipuan berkedok hadiah yang meminta data pribadi atau transfer dana.

    Terkait dengan hal tersebut, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi menegaskan bahwa keamanan dan kenyamanan nasabah merupakan prioritas utama BRI. “BRI berkomitmen untuk melindungi data dan transaksi nasabah melalui penguatan sistem keamanan yang terus diperbarui. BRI memastikan setiap lapisan perlindungan berjalan optimal agar nasabah dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman. Di sisi lain, kewaspadaan nasabah tetap penting sebagai bagian dari upaya bersama dalam mencegah kejahatan siber,” ujarnya.

  • Modus Baru Bobol Mobile Banking Muncul di RI saat Libur Lebaran

    Modus Baru Bobol Mobile Banking Muncul di RI saat Libur Lebaran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di periode libur lebaran ini, masyarakat tetap harus waspada atas ancaman penipuan dengan modus phishing. Pasalnya, para oknum tak bertanggung jawab justru memanfaatkan momen liburan ini di kala transaksi digital meningkat pesat.

    “Pada masa-masa liburan ketika transaksi digital meningkat dan kewaspadaan digital cenderung menurun, pelaku kejahatan siber kerap memanfaatkan rasa kepercayaan individu dan organisasi terhadap travel agency populer untuk mencuri data,” kata National Technology Officer Microsoft Indonesia, Panji Wasmana, dalam keterangannya dikutip Senin (31/3/2025).

    Adapun Microsoft Threat Intelligence mencatat serangan phishing tersebut menggunakan teknik Clickfix. Lantas, data kredensial korban bakal bisa dicuri melalui laman login palsu serta captcha yang dibuat seperti aslinya.

    Clickfix akan meminta korban melakukan perintah tertentu pada perangkat. Tanpa mereka sadari akan mengunduh malware pencuri data dan membuka akses ke HP pelaku.

    Laporan tersebut menyebutkan Clickfix terus terjadi hingga Februari 2025. Serangan dilakukan di berbagai wilayah, termasuk menyerang Asia Tenggara.

    Panji menjelaskan kita perlu mengenali pola serangan dan melakukan perlindungan. Dengan cara tersebut diharapkan dapat melindungi data dari para pelaku kejahatan.

    “Dengan mengenali pola serangan dan mengambil langkah-langkah perlindungan, kita bisa mengurangi tingkat keberhasilan serangan, menjaga data, serta melindungi dunia digital kita. Mari, tetap waspada selama musim mudik,” jelasnya.

    Untuk menghindari menjadi korban phising selama liburan lebaran, berikut langkah-langkah perlindungan yang bisa Anda lakukan:

    Pastikan berkomunikasi dengan hotel atau agen perjalanan resmi. Jangan lupa selalu mengecek kontak sesuai penyedia layanan tersebut.
    Hanya gunakan jaringan yang aman dan hindari menggunakan Wifi publik saat login ke akun.
    Selalu periksa alamat email yang diterima. Waspadai email phishing jika isinya mendesak melakukan sesuatu.
    Jika mendapatkan email mencurigakan, hindari klik link yang tertera di dalamnya. Lakukan pengecekan lewat situs resmi.

    Penipuan phising juga kerap dilakukan lewat pengiriman file APK yang biasanya marak di sekitar hari besar seperti Lebaran. Modusnya adalah mengirim ucapan selamat Idul Fitri dengan link berbahaya.

    Modus download APK

    Jika file APK diklik, aplikasi berbahaya terinstal dan mencuri data aplikasi atau data HP pengguna. Data seperti media, kontak, kamera, mikrofon, hingga username dan password mobile banking bisa diintip oleh hacker.

    Berikut cara terhindar dari modus penipuan ucapan selamat Lebaran file APK:

    Hindari klik atau download file APK
    Hati-hati merespons pesan dari nomor tak dikenal
    Jangan bagikan data pribadi
    Laporkan upaya penipuan

    Salah satu cara mengecek dan melaporkan upaya penipuan digital adalah aplikasi IC4. Secara garis besar IC4 merupakan platform yang bisa digunakan untuk melapor dan mengecek hal-hal yang berkaitan dengan penipuan siber. Aplikasi IC4 bisa diakses melalui website dan aplikasi mobile baik di HP Android maupun iPhone.

    CEO dan Founder IC4 Ruby Alamsyah menjelaskan, platform ini memiliki fitur untuk mengecek pesan penipuan yang diterima di Whatsapp dan Telegram, serta aplikasi pesan singkat lainnya.

    “Pengguna tinggal copy paste apapun yang mereka mau cek, ngecek pesan-pesan penipuan, misalnya kita terima Whatsapp dari orang yang gak jelas kita cek apakah itu mengandung kategori penipuan atau sudah ada di database kami,” ujar Ruby Alamsyah, pendiri IC4.

    Pengguna juga bisa cek link dengan copy-paste di plaform untuk memastikan link tersebut tidak merupakan sebuah phishing atau tidak.

    Ruby menjelaskan, masyarakat bisa digunakan untuk cek file dan cek APL penipuan, baik dalam bentuk pdf atau apapun, tinggal di upload di aplikasi IC4. Dengan demikian akan diketahui segera apakah gile atau APK tersebut berisi malware-nya ataupun ada virus

    (dem/dem)

  • Larangan WNI Bekerja di Kamboja, Thailand, dan Myanmar

    Larangan WNI Bekerja di Kamboja, Thailand, dan Myanmar

    PIKIRAN RAKYAT – Pemerintah Indonesia melarang warga negara Indonesia (WNI) bekerja di Kamboja, Thailand, dan Myanmar. Keputusan ini diambil untuk melindungi WNI dari risiko tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang marak terjadi di negara-negara tersebut.

    Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kerja sama resmi terkait penempatan tenaga kerja dengan ketiga negara itu. Akibatnya, semua WNI yang bekerja di sana dianggap ilegal dan rentan menjadi korban eksploitasi serta perdagangan manusia.

    Salah satu alasan utama larangan ini adalah meningkatnya kasus penipuan kerja di Kamboja dan Myanmar, terutama di wilayah Myawaddy. Banyak WNI tertipu oleh tawaran pekerjaan dengan gaji tinggi, tetapi justru terjebak dalam jaringan kriminal, termasuk kejahatan siber dan perjudian online ilegal.

    Pada 18 Maret 2025, pemerintah berhasil memulangkan 554 WNI yang menjadi korban TPPO di Myanmar. Mereka dievakuasi melalui Thailand sebelum diterbangkan ke Indonesia. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi pekerja migran dari bahaya eksploitasi.

    Pemerintah mengimbau masyarakat agar tidak tergoda oleh tawaran kerja di negara-negara tersebut, terutama yang berasal dari agen atau individu tidak resmi. Calon pekerja migran disarankan hanya bekerja di negara yang memiliki perjanjian kerja sama dengan Indonesia dan mengikuti prosedur resmi yang telah ditetapkan. Selain itu, pengawasan terhadap agen penyalur tenaga kerja akan diperketat guna mencegah praktik perekrutan ilegal. Sosialisasi mengenai bahaya TPPO juga akan terus dilakukan agar masyarakat lebih waspada terhadap modus penipuan yang semakin marak.

    Di sisi lain, kondisi di Myanmar semakin memburuk akibat konflik bersenjata dan ketidakstabilan pemerintahan. Baru-baru ini, sebuah helikopter militer menyerang kelompok pemberontak di kota perbatasan Myawaddy. Namun, ancaman yang lebih besar muncul bukan hanya terhadap Myanmar, tetapi juga dunia internasional. Kota perbatasan ini telah menjadi pusat kejahatan global, termasuk penipuan berbasis siber.

    Di sepanjang perbatasan dengan Thailand, sebuah kawasan tertutup dengan penjagaan ketat menjadi pusat aktivitas kriminal. Laporan dari penegak hukum mengungkap bahwa di balik pagar tinggi tersebut, para peretas menjalankan skema investasi kripto palsu. Kota ini dikenal sebagai Shwe Kokko, yang awalnya dibangun oleh investor asal Tiongkok sebagai pusat digital, tetapi kini menjadi sarang perjudian ilegal dan penipuan siber. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), aktivitas ilegal di kota ini menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya.

    Pada malam hari, Shwe Kokko tampak gemerlap dengan fasilitas modern yang tidak ditemukan di wilayah lain di negara bagian Kayin, Myanmar. Seorang mantan pekerja dari salah satu perusahaan ilegal mengungkapkan bahwa sebagian besar pusat penipuan di Laos telah ditutup pada November tahun lalu dan kini berpindah ke Shwe Kokko. Ia menjelaskan bahwa dalam satu perusahaan saja, terdapat 50 lantai penuh dengan kelompok-kelompok penipu yang masing-masing menargetkan korban hingga 150.000 dolar AS per bulan. Jika diakumulasikan, pendapatan tahunan dari skema penipuan ini mencapai lebih dari 100 juta dolar AS.

    Interpol memperkirakan kejahatan siber di Asia Tenggara menghasilkan 3 triliun dolar AS setiap tahunnya, jumlah yang setara dengan produk domestik bruto (PDB) Prancis. Dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI), situasi ini diprediksi semakin memburuk. Penggunaan malware, AI generatif, serta teknologi deepfake semakin mempermudah para pelaku kejahatan menjalankan aksinya.

    Di tengah kekacauan akibat perang saudara dan pemerintahan militer di Myanmar, negara ini semakin terjerumus dalam krisis yang berkepanjangan. Seorang narasumber menegaskan bahwa jika kelompok bersenjata tertentu menguasai negara, Myanmar berisiko menjadi negara gagal. Konflik bersenjata mungkin telah luput dari perhatian dunia internasional, tetapi kejahatan siber yang berkembang pesat di sana menjadi ancaman global yang tidak bisa diabaikan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Angkat Telepon Mengaku dari Taspen, PNS Magetan Kehilangan Rp104 Juta

    Angkat Telepon Mengaku dari Taspen, PNS Magetan Kehilangan Rp104 Juta

    Magetan (beritajatim.com) – Kasus penipuan online kembali menelan korban. Kali ini, Sunarti, seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Magetan, kehilangan uang sebesar Rp104.500.000 akibat modus pembaruan data perbankan yang dilakukan oleh pelaku melalui telepon dan WhatsApp.

    Menurut pengakuan Sunarti, awalnya ia menerima panggilan telepon yang tidak ditanggapinya. Tak lama kemudian, pelaku menghubunginya lewat WhatsApp dan mengaku ingin membantu memperbarui data perbankannya.

    “Ngakunya dari Taspen. Saya ditelepon enggak saya respon. Terus akhirnya dikasih WA. Nah, ya itu persis data-datanya itu saya betul semua,” ungkap Sunarti, Kamis (27/3/2025)

    Setelah mengecek dan merasa semua data sesuai, ia pun mengikuti instruksi pelaku.Pelaku meminta Sunarti untuk tetap mengaktifkan ponselnya meski sedang dalam rapat.

    “Saya bilang saya mau rapat, terus enggak apa-apa nanti tapi HP-nya jangan dimatikan,” katanya.

    Namun, kecurigaan mulai muncul ketika pelaku menyinggung dana yang tersimpan di bank lain atas namanya. Merasa ada yang tidak beres, Sunarti akhirnya mematikan ponselnya. Namun, perangkatnya tiba-tiba tidak bisa digunakan.

    “Begitu saya matikan, HP sudah mulai hack, enggak bisa ada apa-apa,” ujarnya.

    Ia pun segera berlari ke Bank Jatim untuk mengecek rekeningnya dan mendapati bahwa saldonya telah terkuras. Dari jumlah awal Rp104.500.000, hanya tersisa Rp47.000.

    “Untung yang di bank-bank lain saya dipantau untuk mentransfer ke situ, saya bilang saya enggak ada,” tambahnya.

    Sunarti langsung melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. Ia juga mengetahui bahwa ada warga lain yang menjadi korban dengan kerugian lebih besar, mencapai Rp224.000.000.

    Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap modus kejahatan siber yang semakin canggih. Jangan pernah memberikan data pribadi, kode OTP, atau mengikuti instruksi dari pihak yang mengaku sebagai bank tanpa konfirmasi langsung.

    Jika menerima panggilan atau pesan mencurigakan, segera hubungi pihak bank atau laporkan ke kepolisian untuk menghindari potensi kerugian. [fiq/but]

  • ATM Himbara Siap Layani Pemudik, Jalin Pastikan Transaksi Lancar dan Aman Selama Lebaran!

    ATM Himbara Siap Layani Pemudik, Jalin Pastikan Transaksi Lancar dan Aman Selama Lebaran!

    Jakarta: Mudik Lebaran menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh jutaan masyarakat Indonesia. 
     
    Dengan perkiraan 146 juta orang akan melakukan perjalanan, kebutuhan akan layanan keuangan yang andal menjadi semakin krusial. 
     
    PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), sebagai bagian dari Holding BUMN Danareksa, memastikan ribuan jaringan ATM Link Himbara siap melayani pemudik dengan aman dan lancar selama periode Lebaran 2025.

    “Kami telah melakukan peningkatan kapasitas sistem, menjaga stabilitas layanan, serta memperkuat sistem keamanan siber. Langkah ini kami lakukan untuk mendukung berbagai bentuk transaksi, baik melalui ATM/CRM, mobile banking, QRIS, hingga debit, yang meningkat selama periode Lebaran,” ujar Direktur Utama Jalin, Ario Tejo Bayu Aji dalam keterangan tertulis, selasa, 25 Maret 2025.

    40 ribu ATM Himbara siap melayani pemudik
    Agar transaksi tetap berjalan tanpa hambatan, Jalin mengoptimalkan lebih dari 40 ribu ATM dan CRM (Cash Recycling Machine) Himbara yang tersebar di seluruh Indonesia. 
     
    ATM Link Himbara dari BRI, BNI, Mandiri, dan BTN memungkinkan nasabah untuk melakukan tarik tunai dan cek saldo dengan biaya Rp0 tanpa perlu mencari ATM dari bank asal mereka.
     
    “Dengan kebijakan biaya transaksi ini, nasabah Himbara dapat bertransaksi dengan nyaman seolah-olah berada di ATM bank asal mereka sendiri tanpa harus mencari mesin ATM khusus,” kata Direktur Operasional Jalin, Argabudhy Sasrawiguna.
     

    Posko Ramadan-Idulfitri Jalin beroperasi 24/7
    Untuk memastikan kelancaran transaksi selama periode puncak mudik, Jalin membuka Posko Ramadan-Idulfitri (RaFi) 2025 yang beroperasi non-stop dari 24 Maret hingga 7 April 2025. 
     
    Posko ini akan menangani segala bentuk kendala operasional dan memastikan semua transaksi berjalan lancar tanpa hambatan.
     
    Selain itu, Jalin juga telah menambah Regional Office (RO) pertamanya di Bandung untuk mendukung kelancaran layanan di wilayah Jawa Barat. 
     
    Rencana ekspansi ini akan diperluas ke Jawa Tengah dan Jawa Timur guna memperkuat infrastruktur transaksi di jalur mudik utama.
    Keamanan transaksi terjamin, tak perlu khawatir
    Peningkatan transaksi selama musim mudik kerap menjadi celah bagi potensi kejahatan siber. Untuk itu, Jalin telah menerapkan sistem Fraud Detection System (FDS) guna mendeteksi dan mencegah potensi kecurangan dalam transaksi.
     
    “Kami di Jalin terus berkomitmen menjadi tulang punggung infrastruktur sistem pembayaran nasional yang andal. Kami percaya kesiapan ini akan memberi kenyamanan dan kepercayaan lebih bagi masyarakat dalam bertransaksi selama periode Lebaran,” ucap Ario.
     
    Jadi, bagi kamu yang akan mudik, pastikan selalu mengecek lokasi ATM Link Himbara di sepanjang perjalanan agar transaksi tetap lancar. Selamat mudik, semoga perjalananmu aman dan nyaman!
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Banyak Warga RI Jadi Korban SMS Phishing, Lokasinya Terpusat di Sini

    Banyak Warga RI Jadi Korban SMS Phishing, Lokasinya Terpusat di Sini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Modus kejahatan fake Base Transceiver Station (BTS) mengincar korban yang berada di kawasan bisnis dengan mengirim SMS penipuan alias phishing yang menyamar sebagai entitas resmi.

    Hal ini diungkap oleh Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol. Himawan Bayu Aji saat konferensi pers Fake BTS di Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2025).

    “Yang jelas, kalau kita melihat itu di daerah Jakarta dan SCBD, itulah daerah bisnis yang memungkinkan terjadi secara ekonomis. Karena itu yang dijadikan sasaran adalah perbankan,” kata Himawan.

    Pihak Bareskrim masih melakukan koordinasikan dengan BSSN dan dengan Komdigi untuk melihat apakah ada kemungkinan di wilayah-wilayah lain.

    Mengenai sindikat pelaku lainnya, mereka masih penyelidikan karena kemungkinan pelakunya tidak hanya berdua.

    “Kalau melihat peran dia hanya sebagai driver, maka kemungkinan lebih dari dua orang,” ujar Himawan.

    Dikabarkan sebelumnya, dua warga negara asing asal China ditangkap karena terlibat sindikat kejahatan siber internasional yang memanfaatkan teknologi fake BTS untuk menyebarkan SMS phishing secara ilegal.

    Keduanya ditangkap dalam operasi yang digelar oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

    Dua tersangka, berinisial XY dan YXC, ditangkap saat mengemudikan mobil Toyota Avanza yang dilengkapi perangkat fake BTS.

    Menurut penyelidikan, keduanya hanya berperan sebagai operator lapangan dengan tugas berkeliling di area ramai agar sinyal palsu menjangkau lebih banyak ponsel.

    “Mereka hanya disuruh mutar-mutar saja, semua sistem sudah diatur dari pusat. Bahkan siapa pun bisa melakukannya, karena tidak butuh keahlian teknis khusus,” jelas Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada, dalam keterangan pers.

    Tersangka XY diketahui baru masuk ke Indonesia pada Februari 2025 dan dijanjikan gaji Rp22,5 juta per bulan.

    Sementara tersangka YXC sudah keluar masuk Indonesia sejak 2021 dengan visa turis, dan tergabung dalam grup Telegram bernama Stasiun Pangkalan Indonesia yang membahas operasional fake BTS.

    Barang bukti yang diamankan meliputi dua unit mobil yang dilengkapi alat fake BTS, tujuh unit handphone, tiga SIM card, dua kartu ATM, serta dokumen identitas milik tersangka YXC.

    (fab/fab)

  • Waspada Phishing Saat Mudik Lebaran: Ancaman Siber Meningkat 30 Persen – Page 3

    Waspada Phishing Saat Mudik Lebaran: Ancaman Siber Meningkat 30 Persen – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menjelang musim mudik Lebaran, lonjakan transaksi digital kerap terjadi. Namun, di balik kenyamanan layanan online, ancaman phishing juga meningkat drastis.

    Lembaga Konsumen Digital Indonesia mencatat selama bulan Ramadan, laporan kasus phishing melonjak 30 persen dibandingkan bulan-bulan lainnya.

    Fenomena ini sejalan dengan tren global sejak akhir 2024, yakni pelaku kejahatan siber menargetkan industri perhotelan dan agen perjalanan online.

    Microsoft Threat Intelligence mengungkap serangan phishing terbaru menggunakan teknik ClickFix, yang memanfaatkan halaman login palsu dan CAPTCHA yang tampak meyakinkan untuk mencuri kredensial pengguna.

    Serangan ini masih berlangsung hingga Februari 2025 di berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara.

    Menurut Panji Wasmana, National Technology Officer Microsoft Indonesia, pelaku kejahatan siber memanfaatkan kepercayaan individu dan organisasi terhadap travel agency populer untuk mencuri data.

    “Pada masa liburan, ketika transaksi digital meningkat dan kewaspadaan menurun, kita harus lebih waspada. Dengan mengenali pola serangan dan mengambil langkah pelindungan, kita dapat menjaga data serta melindungi dunia digital kita,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima, Selasa (25/3/2025). 

    Microsoft melacak serangan phishing ini sebagai Storm-1865, sebuah skema pencurian data pembayaran dan transaksi tipuan yang menargetkan sektor perhotelan dan individu yang menggunakan layanan mereka.

    Modus operandi Storm-1865 melibatkan beberapa tahap:

    Menargetkan organisasi perhotelan: Hotel dan mitra bisnis menerima email palsu yang mengatasnamakan platform pemesanan, meminta karyawan memperbarui akun atau mengonfirmasi reservasi.
    Menyisipkan tautan berbahaya: Email ini berisi tautan atau lampiran PDF yang mengarahkan ke halaman login palsu. Untuk meningkatkan kredibilitas, halaman ini menampilkan CAPTCHA palsu.
    Eksploitasi teknik ClickFix: Korban diarahkan untuk menjalankan perintah tertentu yang tanpa disadari mengunduh malware pencuri data dan memungkinkan peretas mengakses transaksi keuangan mereka.