Kasus: kejahatan siber

  • Mafia Kelas Kakap Ditangkap, Ternyata Bocah 20 Tahun

    Mafia Kelas Kakap Ditangkap, Ternyata Bocah 20 Tahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Empat orang ditangkap terkait kejahatan raksasa marketplace gelap ‘BreachForums’. Semua pelaku kejahatan yang dilaporkan berusia sekitar 20 tahun.

    Sebagai informasi, BreachForums merupakan salah satu forum diskusi kejahatan siber yang paling dikenal di dunia. Pada 2022, forum berubah menjadi tempat mengiklankan hasil data curian dan perekrutan kelompok kriminal.

    Tak jarang, marketplace gelap ini menjual tool-tool peretasan yang dipakai untuk membobol target, bahkan menyebabkan kerugian uang dalam jumlah besar. Bisa dibilang, marketplace ini adalah tempat para maling siber bertukar informasi dan bertransaksi.

    BreachForums baru ditutup pada Mei 2024. Pusat Pengaduan Kejahatan Internet (IC3) FBI menyebut ShinyHunters, identitas alias salah satu pelaku, pernah mengelola situs dari Juni hingga ditutup.

    Penangkapan dilakukan oleh brigade kejahatan dunia maya (BL2C) kepolisian Paris di Hauts-de-Seine hingga Seine-Maritime di pantai utara. Selain itu, penangkapan juga terjadi di pulau Reunion, lokasinya di antara Madagaskar dan Mauritius.

    Semua orang ditangkap memiliki identitas alias seperti Hollow, Noct, Depressed, dan ShinyHunters. Khusus untuk nama terakhir, sosok itu juga terkait dengan serangan pada Snowflake, Ticketmaster dan AT&T.

    Meski terlihat seperti individu, analis keamanan siber mengatakan ShinyHunter adalah kelompok mafia penjahat. Salah satu anggotanya, Sebastien Raoult, adalah seorang warga negara Perancis pernah ditangkap di AS sebelumnya, dikutip dari The Register, Kamis (27/6/2025).

    Semua tersangka dituduh berperan dalam serangan kelompok pada perusahaan pengecer Boulanger, departemen pemerintah France Travail, dan federasi sepak bola Perancis.

    Sebelumnya pada Februari lalu, pijak penegak hukum juga menangkap IntelBroker. Selain itu penangkapan lain juga dilakukan warga AS bernama Conor Brian Fitzpatrick atau yang dikenal sebagai Pompompurin dan merupakan mantan admin BreachForums.

    Pompompurin ditangkap Maret 2023 dan dihukum 20 tahun dengan pembebasan bersyarat pada Januari 2024. Dia belum menjalani dua tahun tahanan rumah, namun telah mendapatkan akses untuk kembali ke internet.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Raja HP Gulung Tikar, Sekarang Cuan Gede Gara-gara Banting Setir

    Raja HP Gulung Tikar, Sekarang Cuan Gede Gara-gara Banting Setir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tren 2000-an atau kerap disebut ‘Y2K’ kembali naik daun. Generasi muda berbondong-bondong menghidupkan kembali gaya fesyen, estetika, musik, hingga perangkat teknologi yang populer di era 2000-an.

    Salah satunya tampak dari tren Gen Z yang beralih dari smartphone ke HP lawas seperti Nokia dan BlackBerry. Bahkan, pabrikan China bernama Zinwa Technologies mengambil peluang ini dengan rencana merilis kembali BlackBerry Classic Q20 keluaran 2014 versi modern.

    BlackBerry memang menjadi salah satu merek HP populer di masanya. Kejayaan BlackBerry membawa tren HP dengan keyboard fisik QWERTY yang menggantikan keyboard ala ponsel Nokia.

    Sayangnya, ketika popularitas HP Android dan iPhone membludak seiring perkembangan zaman, BlackBerry mulai tergopoh-gopoh untuk bersaing. Alhasil, BlackBerry akhirnya menyetop bisnis HP pada 2016 silam.

    Dalam beberapa tahun terakhir, BlackBerry mulai fokus pada bisnis software. Terbaru, BlackBerry dilaporkan makin cuan dan meningkatkan prediksi pendapatan tahunannya.

    Dalam laporan pada Selasa (24/6) waktu setempat, BlackBerry mengantisipasi permintaan yang stabil untuk layanan keamanan sibernya, di tengah pertumbuhan kejahatan siber.

    Prediksi pendapatan yang ditingkatkan membuat saham BlackBerry menanjak 6% di bursa yang terdaftar di AS, dikutip dari Reuters, Rabu (25/6/2025).

    Sebagaimana diketahui, kejahatan siber kian ganas dan menjadi momok bagi perusahaan, lembaga negara, dan masyarakat sipil. Hal ini menguntungkan bisnis BlackBerry yang menawarkan solusi keamanan siber.

    Pasalnya, perusahaan berbondong-bondong berinvestasi untuk meningkatkan keamanan siber dengan memanfaatkan layanan BlackBerry dan sejenisnya.

    BlackBerry kini melihat pendapatan di tahun fiskal 2026 berkisar antara US$508-538 jutaan. Angka itu melonjak dari prediksi sebelumnya yang dipatok antara US$504-534 jutaan.

    Raksasa asal Kanada itu juga meningkatkan estimasi pendapatan tahunan untuk segmen komunikasi aman yang menawarkan software keamanan intelijen untuk perusahaan dan pemerintah.

    Pada segmen tersebut secara khusus, BlackBerry mematok pendapatan tahunan antara US$234-244 jutaan. Angka itu meningkat dari US$230-240 jutaan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • UPTD PPA Jateng Terima 50 Aduan Sepanjang 2025, Mayoritas Kekerasan Seksual dan KBGO
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Juni 2025

    UPTD PPA Jateng Terima 50 Aduan Sepanjang 2025, Mayoritas Kekerasan Seksual dan KBGO Regional 24 Juni 2025

    UPTD PPA Jateng Terima 50 Aduan Sepanjang 2025, Mayoritas Kekerasan Seksual dan KBGO
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Jawa Tengah menerima sekitar 50
    kasus kekerasan
    yang masuk melalui pengaduan langsung sepanjang tahun 2025.
    Angka tersebut belum termasuk tambahan kasus yang dirujuk dari 35 kabupaten/kota di wilayah tersebut.
    Kepala
    UPTD PPA Jateng
    , Eka Suprapti, menjelaskan bahwa data kasus
    kekerasan seksual
    hampir mencapai separuh dari total pengaduan langsung yang diterima.
    “Data kasus kekerasan seksual memang hampir separuh dari total pengaduan langsung yang masuk ke kami. Tapi jumlah keseluruhan bisa lebih banyak (dari 50) karena kami juga menangani rujukan dari luar (kabupaten/kota),” ungkapnya di kantornya pada Selasa (24/6/2025).
    Eka menyoroti bahwa kasus kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender online (
    KBGO
    ) masih mendominasi laporan yang diterima oleh UPTD PPA.
    “Hampir separuh pengaduan yang masuk hingga pertengahan tahun ini berkaitan dengan KBGO. Untuk kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, tren tertinggi masih kekerasan seksual dan kekerasan berbasis gender online (KBGO). Ini marak sekali,” imbuhnya.

    Menurut Eka, jenis kejahatan ini sering kali bermula dari kedekatan hubungan pertemanan di media sosial yang berkembang menjadi tindakan manipulatif atau grooming terhadap korban.
    “Dalam banyak kasus, pelaku mengajak korban, terutama anak-anak, untuk berhubungan seksual dan merekam secara diam-diam. Di samping itu, meminta korban mengirim video tubuhnya. Berikutnya rekaman itu disalahgunakan untuk mengancam atau memaksa korban mengikuti kemauan pelaku,” jelasnya.
    Eka juga menekankan bahwa penggunaan media digital tanpa pengawasan menjadi celah terjadinya kekerasan berbasis daring.
    “Kami masih sangat membutuhkan kerja sama dengan kepolisian, terutama yang kaitannya dengan siber. Karena banyak platform media sosial yang disalahgunakan,” tuturnya.
    Saat ini, kepolisian berencana membentuk satuan khusus yang menangani kejahatan siber, termasuk KBGO.
    Eka berharap langkah tersebut dapat memperkuat upaya pelacakan dan penindakan terhadap pelaku kekerasan berbasis daring.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • AS Serang Iran, Indonesia Harus Waspada Serangan Siber

    AS Serang Iran, Indonesia Harus Waspada Serangan Siber

    Jakarta

    Berkaca pada serangan Amerika Serikat (AS) dengan sandi Operation Midnight Hammer terhadap Iran, Indonesia harus bersiap diri terkait potensi risiko dan serangan siber global maupun regional. Pakar siber pun mendesak Pemerintah RI perkuat keamanan siber.

    Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengatakan pasca serangan udara itu, perhatian dunia semakin terfokus pada risiko siber yang terus berkembang. Sebab, serangan siber telah menjadi salah satu ancaman paling signifikan bagi keamanan nasional di era modern saat ini.

    “Di seluruh dunia, negara-negara dan organisasi kriminal semakin canggih dalam melancarkan serangan yang dapat merusak infrastruktur kritis, mencuri data sensitif, dan menganggu stabilitas sosial. Di tingkat global, aktor negara, seperti Rusia dan China sering dianggap sebagai pelaku utama dalam serangan siber yang terkoordinasi, menggunakan teknik untuk mengakses sistem penting dan menciptakan kekacauan,” tutur Ardi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (24/6/2025).

    Di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Ardi mengatakan bahwa ancaman serangan siber itu semakin nyata. Berdasarkan laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan peningkatan 300% dalam serangan siber terhadap infrastruktur kritis dalam tiga tahun terakhir, dengan banyak serangan menunjukkan karakteristik yang diduga didukung oleh negara.

    Disampaikan Ardi, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar yang terletak di persimpangan jalur perdagangan global, menghadapi tantangan unik dalam membangun sistem pertahanan siber yang tangguh.

    “Kerentanan ini diperparah oleh ketergantungan pada teknologi impor, yang menciptakan celah dalam keamanan siber nasional. Pelaku yang mungkin terlibat dalam serangan ini meliput kelompok hacker yang didukung negara, organisasi kriminal terorganisir, dan bahkan individu dengan kemampuan teknis tinggi yang dapat melakukan serangan siber dengan tujuan merugikan,” tuturnya.

    “Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk segera mengambil langkah proaktif dalam memperkuat infrastruktur siber, meningkatkan kolaborasi internasional, dan membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan siber,” ucapnya menambahkan.

    Dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks ini, Ardi menyoroti bahwa kemandirian dalam teknologi pertahanan siber menjadi kunci untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional di abad ke-21.

    “Dalam konteks serangan siber yang semakin meningkat, berbagai sektor menjadi target utama bagi para hacker, baik yang didukung oleh negara maupun kelompok kriminal terorganisir,” ucapnya.

    Adapun, sektor yang memiliki karakteristik dan nilai strategis yang membuatnya menarik bagi pelaku kejahatan siber, di antaranya sektor infrastruktur kritis, kesehatan, keuangan, energi, teknologi dan telekomunikasi, dan pemerintahan.

    Disampaikan Ardi, dampak serangan siber terhadap sektor-sektor ini di Indonesia sangat signifikan. Dengan meningkatnya kerentanan terhadap serangan, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam memperkuat keamanan siber.

    Lebih lanjut, kata Ardi, Investasi dalam teknologi pertahanan siber, peningkatan kesadaran masyarakat, dan pengembangan kebijakan yang komprehensif adalah langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi infrastruktur dan data nasional.

    “Mengingat bahwa serangan siber tidak hanya mengancam keamanan fisik tetapi juga stabilitas ekonomi dan sosial, upaya untuk membangun ketahanan siber yang kuat menjadi semakin mendesak,” pungkasnya.

    (agt/fay)

  • 16 Miliar Data Bocor, Kaspersky: Sulit Dipercaya

    16 Miliar Data Bocor, Kaspersky: Sulit Dipercaya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kebocoran 16 miliar data menjadi topik hangat yang mengguncang dunia siber dan diklaim sebagai darurat keamanan siber global. Meski demikian, perusahaan keamanan siber sulit mempercayai aktivitas peretas yang berhasil membobol miliaran data dalam satu waktu. 

    Menanggapi hal tersebut, Kaspersky, selaku perusahaan keamanan siber dan privasi digital asal Rusia,  mengungkap adanya peningkatan 21% dalam deteksi jumlah serangan infostealers secara global dari tahun 2023 hingga 2024. 

    Malware infostealers menargetkan jutaan perangkat di seluruh dunia dan membahayakan data pribadi atau perusahaan yang sensitif. Malware ini dirancang untuk mengekstrak sejumlah informasi berharga, lalu dikumpulkan menjadi file log dan diedarkan melalui dark web.

    “16 miliar data merupakan angka yang hampir dua kali lipat populasi bumi, dan sulit dipercaya bahwa sejumlah besar informasi tersebut dapat terekspos.” Ucap Analis Digital Footprint Kaspersky Alexandra Fedosimova dalam siaran pers, Senin (23/6/2025). 

    Alexandra mengungkapkan, kumpulan data yang diperoleh melalui infostealers tersebut berisikan data duplikat penggunaan kata sandi yang berulang di antara pengguna.

    Sementara itu, Kepala Tim Riset dan Analisis Global Kaspersky (GReAT) untuk Rusia dan CIS Dmitry Galov berkomentar terkait riset Cybernews yang membahas agregasi kebocoran data dalam jangka panjang. Menurutnya, riset itu mencerminkan ekonomi kejahatan siber yang berkembang pesat dalam mengindustrialisasi pencurian kredensial.

    Industrialisasi pencurian kredensial yang dimaksud bekerja dengan cara mengumpulkan sebanyaknya kredensial, bisa melalui infostealer, phishing, atau malware lainnya dan kemudian dijual kembali.

    Kumpulan kredensial tersebut nantinya akan terus diperbarui, dikemas ulang, dan dimonetisasi oleh berbagai pelaku di dark web, bahkan kini semakin banyak tersedia di platform yang dapat diakses publik.

    Bencana siber ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar selalu fokus pada kebersihan digital dan melakukan audit terhadap semua akun digital yang dimiliki. 

    “Perbarui kata sandi anda secara berkala dan aktifkan autentikasi dua faktor jika belum diaktifkan.” ungkap Anna Larkina, Pakar Analisis Konten Web di Kaspersky terkait cara masyarakat untuk fokus pada kebersihan digital.

    Anna juga mengimbau untuk segera menghubungi dukungan teknis apabila hacker telah memperoleh akses ke akun digital pribadi. Ini dilakukan agar kendali akun dapat diambil kembali, juga untuk meninjau apakah ada data lainnya yang mungkin telah terekspos.

    Terakhir Anna juga menambahkan, agar para pengguna internet selalu waspada terhadap penipuan rekayasa sosial, sebab penipu dapat menggunakan detail yang bocor dalam berbagai aktivitas. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Belajar dari Operasi Midnight Hammer, Indonesia Diminta Perkuat Keamanan Siber

    Belajar dari Operasi Midnight Hammer, Indonesia Diminta Perkuat Keamanan Siber

    Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat keamanan digital memberikan peringatan eskalasi serangan siber di Tanah Air menyusul aksi Midnight Hammer Operation Amerika Serikat (AS) yang membombardir 3 titik pusat nuklir milik Iran beberapa waktu lalu.

    Operasi Midnight Hammer adalah serangan AS ke fasilitas nuklir Iran. Serangan ini sama sekali tidak mendapatkan perlawanan. Tidak ada pesawat tempur Iran dan rudal yang membalas

    Serangan tersebut berhasil dilakukan tanpa terdeteksi karena AS dikabarkan melumpuhkan terlebih dahulu sistem komunikasi dan keamanan Iran lewat serangan siber.

    Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja menilai penyerangan menggunakan pesawat berteknologi canggih itu turut meningkatkan perhatian dunia terhadap risiko siber yang terus berkembang, baik di tingkat global maupun regional.

    Indonesia berpotensi mengalami serangan yang sama, jika tidak memiliki tingkat keamanan siber yang kuat dan bergantung pada teknologi luar. 

    “Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, ancaman ini semakin nyata. Laporan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan peningkatan serangan siber hingga 300% terhadap infrastruktur kritis dalam 3 tahun terakhir,” kata Ardi dalam siaran pers, dikutip Bisnis Senin (23/6/2025).

    Menurut dia, setiap sektor memiliki karakteristik dan nilai strategis yang membuatnya menarik bagi pelaku kejahatan siber. Ardi melihat beberapa sektor yang biasa terkena serangan siber.

    Pertama, infrastruktur kritis mencakup layanan publik seperti listrik, air bersih, transportasi, dan komunikasi. Serangan terhadap infrastruktur kritis dapat menyebabkan gangguan besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

    Indonesia, dengan ribuan pulau dan infrastruktur yang tersebar, dinilai sangat rentan terhadap serangan di sektor ini. Misalnya, jika jaringan listrik atau sistem transportasi terganggu, hal ini dapat mengakibatkan krisis yang mempengaruhi ekonomi dan mobilitas masyarakat.

    Kedua, kesehatan. Rumah sakit dan sistem kesehatan sering kali diserang untuk mencuri data pasien atau merusak sistem yang vital. Serangan ini dapat mengganggu pelayanan kesehatan yang penting.

    Dalam situasi seper pandemi Covid-19, serangan siber terhadap sistem kesehatan dapat menghambat upaya penanganan dan menyebabkan risiko yang lebih besar bagi kesehatan masyarakat. Selain itu, data medis yang dicuri juga dapat disalahgunakan untuk penipuan.

    Ketiga, keuangan. Bank dan lembaga keuangan menjadi sasaran utama untuk pencurian data, penipuan, dan peretasan akun. Serangan ini dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.

    Dengan pertumbuhan pesat fintech dan digital banking, Indonesia harus waspada terhadap serangan siber di sektor ini. Kerugian finansial akibat serangan dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan dan investasi.

    Keempat, energi. Perusahaan energi, termasuk yang bergerak di bidang minyak dan gas, sering menjadi sasaran untuk sabotase dan pencurian data. Indonesia sebagai negara penghasil energi pun harus melindungi aset-aset ini dari serangan yang dapat mengganggu produksi dan distribusi energi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi ekonomi dan stabilitas sosial.

    Kelima, teknologi dan telekomunikasi. Perusahaan teknologi dan penyedia layanan telekomunikasi sering kali diserang untuk mencuri data pengguna dan merusak sistem komunikasi.

    Menurut Ardi, dengan meningkatnya ketergantungan pada teknologi digital serangan terhadap sektor ini dapat mengganggu komunikasi dan akses informasi, yang sangat penting untuk kegiatan bisnis dan pemerintahan.

    Keenam, pemerintahan. Instansi pemerintah menjadi sasaran untuk mencuri data sensitif dan mengganggu layanan publik. Serangan terhadap sistem pemerintahan dapat mengakibatkan kebocoran data pribadi warga negara dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah. Dalam kasus yang ekstrem, ini dapat mengganggu stabilitas politik.

    “Dengan meningkatnya kerentanan terhadap serangan, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk bekerja sama dalam memperkuat keamanan siber,” kata Ardi.

    Menurutnya, investasi dalam teknologi pertahanan siber, peningkatan kesadaran masyarakat, dan pengembangan kebijakan yang komprehensif merupakan langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi infrastruktur dan data nasional.

    Sebab, sambungnya, serangan siber tidak hanya mengancam keamanan fisik, tapi juga stabilitas ekonomi dan sosial. Artinya, kata Ardi, upaya untuk membangun ketahanan siber yang kuat menjadi semakin mendesak.

  • 16 Miliar Password Apple hingga Google Bocor, Terbesar Sepanjang Sejarah

    16 Miliar Password Apple hingga Google Bocor, Terbesar Sepanjang Sejarah

    Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 16 miliar kredensial login, termasuk password, terungkap dan beredar di internet. Investigasi yang dilakukan sejak awal tahun oleh tim peneliti Cybernews dan Forbes mengungkap bahwa data ini bukan sekadar daur ulang dari kebocoran lama, melainkan koleksi baru yang dihasilkan oleh berbagai malware infostealer yang semakin merajalela.

    Dilansir dari Forbes, Jumat (20/6/2025), kredensial yang bocor ini mencakup akun dari hampir semua layanan daring utama—mulai dari Apple, Google, Facebook, Telegram, GitHub, VPN, hingga layanan pemerintahan. 

    Malware Bytes melaporkan para peneliti menyebut kebocoran ini sebagai “peta biru eksploitasi massa” karena dapat menjadi dasar serangan phishing, pengambilalihan akun, pencurian identitas, hingga penipuan finansial berskala global.

    “Ini bukan hanya kebocoran – ini adalah cetak biru untuk eksploitasi massal. Ini bukan hanya pelanggaran lama yang didaur ulang, mereka memperingatkan, ini adalah kecerdasan yang segar dan dapat dipersenjatai dalam skala besar.” kata para peneliti dilansir dari Independent. 

    Data bocor ini ditemukan dalam 30 kumpulan database berbeda, masing-masing berisi puluhan juta hingga lebih dari 3,5 miliar kredensial. Hampir seluruh dataset ini belum pernah dilaporkan sebelumnya, kecuali satu database berisi 184 juta password yang sempat menjadi viral pada Mei lalu. 

    Seluruhnya diduga kuat berasal dari infostealer—malware yang secara diam-diam mencuri data login dari perangkat korban, lalu mengirimkannya ke pelaku kejahatan siber. 

    Infostealer merupakan jenis malware yang mencuri kredensial, dompet kripto, dan data lain dari perangkat yang terinfeksi.

    Malware ini menyerang baik sistem Windows maupun Mac, dan ketika dijalankan, akan mengumpulkan semua kredensial yang tersimpan di perangkat dan menyimpannya dalam sebuah “log”. 

    Log infostealer biasanya berupa arsip berisi banyak file teks yang memuat daftar kredensial dari browser, file, dan aplikasi lain, dengan format umum URL:username:password, meski delimiter bisa berbeda-beda.

    Masalah infostealer kini sangat meluas sehingga kredensial bocor menjadi salah satu cara paling umum bagi pelaku kejahatan siber untuk membobol jaringan.

    Banyak dari log ini kemudian diunggah ke pelaku kejahatan untuk serangan lanjutan atau dijual di pasar gelap siber. Bahkan, beberapa kompilasi besar kredensial ini dibagikan secara gratis di platform seperti Telegram, Pastebin, dan Discord untuk membangun reputasi atau sebagai teaser penawaran berbayar menurut laporan Bleeping Computer.

    Pakar keamanan menegaskan, kebocoran ini membuka peluang eksploitasi massal. Para penjahat siber kini memiliki akses ke miliaran kredensial yang bisa digunakan untuk pengambilalihan akun mulai dari media sosial, email, hingga perbankan dan korporasi.

    Kemudian, data juga berpotensi digunakan untuk pencurian data pribadi memungkinkan penipuan, aplikasi pinjaman, atau penyamaran. Terakhir, kredensial bisnis yang bocor membuka pintu bagi serangan ransomware atau penipuan transfer dana.

    Google segera mengimbau miliaran penggunanya untuk mengganti password dengan passkey yang lebih aman. FBI juga memperingatkan masyarakat agar tidak mengklik tautan mencurigakan di SMS atau email, mengingat maraknya penjualan password curian di dark web.

    Darren Guccione dari Keeper Security menekankan pentingnya penggunaan password manager, monitoring web, dan penerapan zero-trust model oleh organisasi untuk membatasi akses ke sistem sensitif. Pakar lain mengingatkan, keamanan siber bukan hanya isu teknis, tapi tanggung jawab bersama antara pengguna dan organisasi. 

    Langkah Perlindungan yang Disarankan

    Pakar keamanan merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk melindungi diri dari dampak kebocoran ini:

    – Ganti password semua akun penting, gunakan kombinasi kuat dan unik.

    – Aktifkan multi-factor authentication (MFA) di semua layanan yang mendukung.

    – Gunakan password manager untuk menyimpan dan mengelola password.

    – Pantau aktivitas akun secara rutin untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.

    – Segera beralih ke passkey jika tersedia.

    – Jangan pernah membagikan password dan waspadai tautan mencurigakan.

  • OJK imbau investor muda tidak FOMO jika ingin investasi kripto

    OJK imbau investor muda tidak FOMO jika ingin investasi kripto

    Ilustrasi logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK). ANTARA/HO-OJK

    OJK imbau investor muda tidak FOMO jika ingin investasi kripto
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 20 Juni 2025 – 06:43 WIB

    Elshinta.com – Kepala Direktorat Pengawasan Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Uli Agustina minta investor muda untuk tidak berinvestasi pada aset kripto hanya karena ingin mengikuti tren (Fear of Missing Out/FOMO).

    “Untuk anak muda, (sebaiknya) tidak ikut-ikutan FOMO, lihat teman kiri-kanan, lalu ikut buka akun dan sebagainya. Pahami dulu (sebelum) akan melakukan transaksi ini, tentunya dengan pedagang yang sudah terdaftar di OJK,” kata Uli Agustina di Jakarta, Kamis.

    Ia juga minta investor untuk memahami aset kripto yang akan dibeli, dokumen informasi dan cetak biru pengembangan aset kripto (whitepaper), serta volatilitas harga aset.

    Selain itu, ia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat mengakses platform investasi, terutama saat menggunakan jaringan internet atau WiFi publik karena rawan pencurian data pribadi.

    Uli juga mengingatkan investor muda agar tidak menggunakan uang yang telah dialokasikan untuk kebutuhan tertentu, misalnya untuk membayarkan biaya kuliah.

    “Saya beberapa kali dapat message (pesan) dari teman-teman yang menangis karena mereka pakai uang kuliahnya untuk membeli aset kripto yang tidak tahu asetnya itu seperti apa dan uangnya hilang (mengalami rugi). Jadi, memang harus pahami benar untuk berhati-hati dalam kondisi tersebut,” ujarnya.

    Senada dengan Uli Agustina, Direktur Strategi dan Kebijakan Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) Muchtarul Huda menekankan pentingnya literasi digital dan perlindungan data pribadi dalam berinvestasi kripto.

    “Yang pasti literasi digital itu harus tetap diutamakan. Kemudian perlu diinformasikan kepada masyarakat bahwa begitu pentingnya data pribadi yang dimiliki, sehingga penggunaan data pribadi harus sebijak mungkin,” ucapnya.

    Ia menyatakan bahwa penggunaan yang tidak bijak dan ketidakwaspadaan masyarakat dalam membagikan data pribadi dapat menimbulkan ancaman berupa potensi phishing dan kejahatan siber lainnya jika data tersebut jatuh ke tangan pihak yang tidak kredibel.

    Untuk mengantisipasi data pribadi digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, Muchtarul menyarankan penggunaan fitur otentikasi verifikasi (authentication verification).

    Ia juga mengimbau masyarakat untuk memahami hak subjek data pribadi, yakni hak individu untuk mengakses, memperbaiki, menghapus, dan membatasi pemrosesan data pribadi mereka.

    “Khawatirnya, karena kita tidak tahu hak dan kewajiban pengendali, kita serahkan data kita begitu saja. Padahal di situ ada hal yang perlu kita pertimbangkan untuk kita jaga dan kewajiban pengendali juga untuk menjaga keamanan data kita,” tutur Muchtarul Huda.

    Sumber : Antara

  • Malaysia Ngamuk, Raksasa Teknologi Dibawa ke Meja Hijau

    Malaysia Ngamuk, Raksasa Teknologi Dibawa ke Meja Hijau

    Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Malaysia menyeret Telegram ke pengadilan. Perkaranya karena tersebarnya konten yang melanggar hukum di negara tetangga Indonesia itu.

    Komisi Komunikasi dan Multimedia mengantongi perintah sementara menghentikan penyebaran konten pada Telegram dan dua kanal yang ada di platform tersebut. Dua saluran yang dimaksud adalah Edisi Siasat dan Edisi Khas.

    “Konten di dua saluran itu memiliki potensi merusak kepercayaan publik pada lembaga nasional dan mengganggu keharmonisan masyarakat,” jelas komisi tersebut, dikutip dari Reuters, Kamis (19/6/2025).

    Telegram tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar. Pihak pengadilan juga tidak menjelaskan sifat konten yang berbahaya tersebut.

    Sementara pihak komisi mengatakan Telegram akan diberi kesempatan untuk membela diri terkait masalah ini.

    “Telegram diberikan kesempatan yang adil untuk menyampaikan pembelaan sesuai prinsip keadilan dan hak-hak dasar,” jelas Komisi Komunikasi dan Multimedia dalam keterangannya.

    Terdapat beberapa konten yang memang dianggap berbahaya oleh otoritas Malaysia. Mulai dari judi online, penipuan, pornografi dan pelecehan anak, pembullyan di internet, dan konten terkait ras, agama dan kerajaan.

    Sementara itu, Malaysia telah memberlakukan aturan media sosial baru pada Januari lalu. Dalam aturan itu, media sosial dan layanan pengiriman pesan dengan lebih dari 8 juta pengguna di Malaysia wajib mendapatkan lisensi.

    Jika tidak dilakukan maka platform digital terancam tindakan hukum. Aturan baru itu bertujuan menanggulangi peningkatan kejahatan siber karena penyebaran konten berbahaya yang meningkat tajam.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hacker Makin Agresif, Indonesia Darurat Ahli Keamanan Siber! – Page 3

    Hacker Makin Agresif, Indonesia Darurat Ahli Keamanan Siber! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dunia, termasuk Indonesia, tengah menghadapi ancaman serius akibat kekurangan tenaga ahli di bidang keamanan siber.

    World Economic Forum memperkirakan adanya defisit sekitar empat juta profesional keamanan siber secara global. Kawasan Asia-Pasifik menjadi wilayah yang paling merasakan dampaknya.

    Kondisi ini diperparah dengan temuan di Indonesia, di mana 80% organisasi mengaku kekurangan pakar keamanan siber.

    Ketidakseimbangan ini secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya kebocoran data sensitif, serangan ransomware yang merugikan, hingga potensi gangguan layanan publik dan sektor swasta yang vital.

    Minimnya jumlah individu dengan keahlian keamanan siber berpotensi melumpuhkan ketahanan infrastruktur digital nasional.

    Serangan siber yang semakin canggih dan menargetkan sistem-sistem kritikal serta data-data rahasia menjadi ancaman nyata. Tidak hanya institusi pemerintah, sektor swasta, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), juga berjuang menghadapi tantangan serupa.

    Regional Technical Head, ManageEngine Indonesia, Hanief Bastian, menekankan bahwa kondisi ini dapat menghambat kemajuan inovasi digital.

    “Inovasi digital akan melambat jika organisasi merasa ragu untuk mengadopsi teknologi baru karena mereka tidak memiliki jaminan keamanan siber yang memadai,” ujar Hanief melalui keterangannya, Rabu (18/6/2025).

    Lebih lanjut, ia menyoroti kerentanan UMKM karena sumber daya mereka terbatas, sementara pelaku kejahatan siber (hacker) semakin terorganisir dan agresif.