Kasus: kecelakaan

  • 3 Diplomat Qatar Tewas Akibat Kecelakaan di Mesir Jelang KTT Perdamaian Gaza

    3 Diplomat Qatar Tewas Akibat Kecelakaan di Mesir Jelang KTT Perdamaian Gaza

    Kairo

    Kecelakaan maut terjadi di dekat kota Sharm el-Sheikh, Mesir, yang menjadi lokasi konferensi tingkat tinggi (KTT) membahas perdamaian di Gaza. Sebanyak tiga diplomat Qatar tewas dan dua lainnya luka-luka dalam kecelakaan mobil di Mesir.

    Dilansir AFP, Minggu (12/10/2025), para diplomat dan delegasi resmi telah tiba di kota resor Laut Merah tersebut dalam beberapa hari terakhir untuk merundingkan gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.

    Media pemerintah Mesir, Al-Qahera News, mengatakan lima warga Qatar dan seorang pengemudi Mesir berada di dalam kendaraan tersebut saat kecelakaan terjadi. Peristiwa itu diduga terjadi karena kehilangan kendali kemudi.

    Kedutaan Besar Qatar di Kairo menyampaikan ‘duka cita dan duka yang mendalam’ atas kematian ketiga diplomat tersebut. Jenazah mereka akan diterbangkan ke Doha.

    “Kedutaan Besar Qatar dan yang terluka akan dipindahkan ke Doha dengan pesawat Qatar hari ini Kedua korban luka saat ini sedang menerima perawatan medis yang diperlukan di Rumah Sakit Internasional Sharm El Sheikh,” demikian keterangan resmi Qatar.

    Qatar, bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat, telah terlibat dalam perundingan selama berbulan-bulan yang mengarah pada gencatan senjata Gaza yang menurut Israel mulai berlaku pada Jumat lalu. Sharm el-Sheikh juga akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak perdamaian yang dimulai Senin (13/10) besok.

    Tonton juga video “Polda Metro Siap Bertemu Keluarga Arya Daru” di sini:

    (haf/imk)

  • Dipaksa Menambang Batu Bara, 437 Pekerja Terkubur Hidup-Hidup

    Dipaksa Menambang Batu Bara, 437 Pekerja Terkubur Hidup-Hidup

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tragedi mengerikan terjadi di kedalaman hampir 200 meter tambang batu bara di Afrika Selatan, bernama Coalbrook. Bencana besar terjadi tanpa peringatan saat penambang masih bekerja.

    Kejadian ini bahkan disebut tragedi terbesar dalam sepanjang sejarah pertambangan dunia. Ironisnya ini bermula dari keserakahan pihak pengelola tambang.

    Kisah ini dimulai pada Kamis, 21 Januari 1960. Di pertambangan batu bara Coalbrook, ribuan pekerja berbondong-bondong masuk ke perut bumi. Tambang yang sudah beroperasi sejak 1905 itu memang tak pernah tidur. Batu bara adalah urat nadi energi Afrika Selatan.

    Setiap hari ribuan ton hasil galian dikirim ke permukaan. Bahkan, sejak lima tahun sebelum kejadian, Coalbrook sudah memproduksi lebih dari dua juta ton batu bara per tahun.

    Namun, tak ada yang mengira hari itu akan menjadi lembaran paling kelam dalam sejarah pertambangan dunia.

    Sebagaimana diceritakan dalam riset “Powering Apartheid: The Coalbrook Mine Disaster of 1960” (2020), menjelang siang, desas-desus keresahan mulai terdengar di bawah tanah. Suara gemuruh menyusup lewat dinding batu. Udara di lorong-lorong sedalam hampir 200 meter terasa berbeda-berat dan menekan. Sebagian pekerja mencoba naik ke atas sebab khawatir sesuatu buruk akan terjadi.

    Akan tetapi, mereka tetap bekerja seperti biasa untuk menghindari hukuman bos. Sampai akhirnya, pukul 16.30, malapetaka benar-benar datang. Dinding tambang runtuh disusul longsoran besar. Tanah bergetar, lorong-lorong menyempit, udara menipis. Ratusan pekerja berusaha menyelamatkan diri.

    Namun, begitu sampai di permukaan, mereka justru dihadang bos. Para pekerja dipaksa turun kembali. Jika tetap nekat kabur, maka mereka akan dihukum penjara. Saat itu, Afrika Selatan masih menerapkan sistem apartheid atau pemisahan warga kulit hitam dengan kulit putih. Akibatnya, warga kulit hitam hidup menderita dan sulit melawan, termasuk mayoritas pekerja tambang.

    Bos menganggap, jika mereka berhenti bekerja maka produksi bisa menurun. Keuntungan berkurang, sehingga ratusan pekerja tetap harus menggali tambang. Alhasil, mereka kembali masuk ke lorong tambang.

    Tapi dua jam kemudian, aktivitas pertambangan benar-benar berakhir. Longsor terjadi kembali dan membuat ratusan pekerja di kedalaman 182 meter terjebak.

    Evakuasi segera dilakukan. Tim menghitung ada 437 pekerja yang terjebak dan langsung melakukan penyelamatan. Caranya dengan mengebor dari atas berharap masih ada ruang bernapas yang tersisa. Namun, hasilnya nihil.

    Mengutip situs Mining Journal, penyelidikan menunjukkan, para pekerja bukan sekadar terjebak. Mereka benar-benar tertimbun reruntuhan atau terkubur hidup-hidup. Bahkan jasad mereka pun tak bisa diangkat sebab di dalam tanah penuh gas metana dan karbon dioksida beracun.

    Mengutip situs Mining Journal, penyelidikan menunjukkan, para pekerja bukan sekadar terjebak. Mereka benar-benar tertimbun reruntuhan atau terkubur hidup-hidup. Bahkan jasad mereka pun tak bisa diangkat sebab di dalam tanah penuh gas metana dan karbon dioksida beracun.

    Belakangan terungkap, tambang Coalbrook seharusnya sudah ditutup karena strukturnya rapuh. Namun, karena harga batu bara melonjak, perusahaan memaksakan operasi kembali tanpa peralatan memadai. Ratusan pekerja yang dipaksa mempertaruhkan nyawa pun akhirnya benar-benar kehilangan hidupnya.

    Ironisnya, pengadilan kala itu hanya menyebut tragedi ini sebagai “kecelakaan kerja” tanpa kompensasi bagi keluarga korban.

    Sanggahan:

    Naskah ini merupakan bagian dari CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah untuk menjelaskan kondisi masa kini lewat relevansinya di masa lalu. Lewat kisah seperti ini, CNBC Insight juga menghadirkan nilai-nilai kehidupan dari masa lampau yang masih bisa dijadikan pelajaran di hari ini.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Viral Lexusnya Disalip Rombongan Patwal, Sultan HB X Jarang Dikawal

    Viral Lexusnya Disalip Rombongan Patwal, Sultan HB X Jarang Dikawal

    Jakarta

    Di media sosial viral video yang menampilkan mobil Lexus LM Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X disalip rombongan mobil yang dikawal polisi. Saat itu, mobil Lexus Sultan HB X sedang berhenti di lampu merah. Dari sebelah kanan, muncul rombongan mobil yang dikawal polisi.

    Dikutip detikJogja, Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Setda DIY Ditya Nanaryo Aji membenarkan mobil Lexus yang disalip rombongan ‘tot tot wuk wuk’ itu adalah mobil Sri Sultan Hamengku Buwono X. Menurutnya, momen itu terjadi saat Sultan HB X mendampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat kunjungan ke Kelor, Karangmojo, Gunungkidul, pada Rabu (8/10) lalu.

    “Betul, kendaraan tersebut memang milik Sri Sultan HB X. Beliau menggunakan kendaraan pribadi saat mendampingi kunjungan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan di Karangmojo, Gunungkidul,” kata Ditya.

    Ternyata, Sultan HB X memang sudah terbiasa tidak menggunakan pengawalan ke mana pun. Hal itu merupakan kehendak Ngarsa Dalem.

    “Selama ini beliau memang jarang menggunakan fasilitas pengawalan, baik saat bertugas menuju ke kantor, ataupun saat berkunjung di lapangan,” ucapnya.

    Salah satu warga Wareng, Wonosari, Gunungkidul, Kismaya (30) juga mengatakan saat itu mobil Sultan HB X tanpa pengawalan. Menurutnya, ini menjadi teladan yang baik.

    “Ya sebagai warga Gunungkidul saya melihat ada pemandangan yang bagus, contoh teladan yang sangat baik. Di mana saat itu saya melihat rombongan mobil menteri AHY. Nah, saya melihat yang khusus mobilnya Gubernur AB 10 HBX tanpa pengawalan, tanpa patwal,” kata Kismaya.

    “Mobil Sultan tanpa pengawalan itu tanda kalau Jogja masih aman dan nyaman. Karena sekelas Gubernur saja bepergian mendampingi menteri tanpa pengawalan, tanpa wiu wiu tot tot,” sambungnya.

    Diketahui, aturan mengenai kendaraan prioritas tertuang dalam Pasal 134 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sesuai dengan urutannya, berikut 7 kendaraan yang berhak mendapatkan prioritas di jalan raya:

    (a) kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;

    (b) ambulans yang mengangkut orang sakit;

    (c) kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas;

    (d) kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;

    (e) kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;

    (f) iring-iringan pengantar jenazah; dan

    (g) konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    (rgr/mhg)

  • Tragis! Anggota Geng Motor di Makassar Tewas Kecelakaan saat Hendak Berbuat Onar

    Tragis! Anggota Geng Motor di Makassar Tewas Kecelakaan saat Hendak Berbuat Onar

    Satu orang diketahui inisial MA mengalami luka parah, sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bayangkara, namun nyawanya tidak tertolong. Dua orang lainnya dinyatakan selamat, satu di rawat di rumah sakit dan satu lainnya diserahkan ke Polsek Panakukang karena masuk daftar pencarian orang.

    “Ada tiga orang. Ditemukan senjata tajam jenis busur. Satu orang diambil keluarganya karena meninggal, satu masih dirawat di rumah sakit dan satu lagi  dibawa anggota Polsek Panakukang. Dia dijemput karena melakukan pembusuran di wilayah sana,” tuturnya. 

    Saat ditanyakan apakah mereka terpengaruh alkohol saat berkendara, dan mobil boks yang ditabrak tersebut sedang parkir atau berjalan di jalan raya, Syarifuddin tidak merinci, karena keterangan saksi masih dikumpulkan.

     

  • Tabrak Pembatas Trotoar di Jembatan Kembar, Mahasiswa UNM Tewas Terjatuh ke Sungai

    Tabrak Pembatas Trotoar di Jembatan Kembar, Mahasiswa UNM Tewas Terjatuh ke Sungai

    Dari keterangan diperoleh, korban mengalami kecelakaan tunggal. Dalam perjalan pulang ke rumahnya dari arah Makassar menuju Kabupaten Gowa pada Sabtu dini hari sekira pukul 01.21 WITA.  

    “Informasinya, korban dalam perjalanan pulang ke rumahnya dan temannya melihat korban jatuh dari motornya dari Jembatan Kembar. Dari awal diterima laporan, kami telah melakukan pencarian baik dengan penyelam, hingga menyisir beberapa titik dan pakai drone,” tuturnya.

    Rekan korban, Asrul Yusuf menuturkan, awalnya bersama-sama di daerah Tallasalapang, Kota Makassar, hanya saja korban lebih dulu pulang. Belakangan, dikabarkan terjatuh dari jembatan. 

    “Dia jatuh, temanku ini. Jatuh ke bawah di air (sungai). Dari Tallasapang dulu, saya sama-sama di sana. Cuman pulang duluan dia. Ditemukan sudah jatuh duluan,” ucap Asrul.     

    Proses pencarian hingga korban ditemukan mengundang reaksi pengendara untuk menyaksikan evakuasi. Jalan poros yang menghubungkan Kabupaten Gowa ke Kabupaten Takalar menjadi macet total selama beberapa jam.

     

  • Puluhan liter oli tumpah di Jalan Daan Mogot Jakbar

    Puluhan liter oli tumpah di Jalan Daan Mogot Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 25 liter oli tumpah ke badan jalan saat sebuah truk pengangkut oli melintas di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu siang.

    Sopir truk bernama Nawawi, menyebut bahwa tumpahan oli itu terjadi akibat tali pengikat kaleng oli di bak truk terlepas saat melintasi jalan yang bergelombang.

    “Sebenarnya sudah diikat rapi, tapi talinya terlepas karena jalan bergelombang, jadi kalengnya miring dan jatuh,” ujarnya.

    Beruntung, tidak ada pengendara yang tergelincir maupun mengalami kecelakaan akibat tumpahan oli itu.

    Namun demikian, insiden itu sempat membuat arus lalu lintas dari arah Kalideres menuju Grogol tersendat hingga tiga kilometer.

    Pengendara yang melintas harus berhati-hati karena permukaan jalan menjadi licin akibat oli yang hampir menutupi sebagian besar badan jalan.

    Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat sektor Cengkareng yang tiba di lokasi pun langsung membersihkan tumpahan oli.

    Menggunakan air bertekanan tinggi dan cairan khusus bernama Aqueous Film-Forming Foam (AFFF), petugas berupaya menghilangkan lapisan licin agar jalan kembali aman dilintasi.

    Setelah sekitar 30 menit proses pembersihan, arus lalu lintas di Jalan Daan Mogot kembali normal.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 3 Hari Tanpa Penanganan, Korban Ledakan KM Anugerah Indah 18 Akan Dioperasi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 Oktober 2025

    3 Hari Tanpa Penanganan, Korban Ledakan KM Anugerah Indah 18 Akan Dioperasi Surabaya 11 Oktober 2025

    3 Hari Tanpa Penanganan, Korban Ledakan KM Anugerah Indah 18 Akan Dioperasi
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Sebanyak tujuh korban luka bakar dalam insiden ledakan kapal pencari ikan KM Anugerah Indah 18 di Samudera Hindia pada Rabu (8/10/2025) telah mendapatkan penanganan medis di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (11/10/2025).
    Berdasarkan data Lanal Banyuwangi, para korban yang mengalami luka bakar adalah Wawan, Misbahul, Riki, Jamal, Anto, Sumanto, dan Zeni. Sementara satu korban meninggal adalah Kasudi, warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
    Koordinator pelayanan medis RSUD Blambangan dr Ayyub Erdiyanto mengatakan, tiga dari tujuh korban mengalami luka bakar di atas 50 persen. Sementara empat lainnya tingkat keparahannya lebih rendah.
    “Untuk semua pasien luka, sudah kami tangani kegawatannya,” kata Ayyub, Sabtu.
    Pasien dengan luka bakar serius akan menjalani operasi debridement, yaitu tindakan pembedahan untuk mengangkat jaringan mati atau tidak sehat dari luka atau sendi guna mempercepat penyembuhan dan mencegah infeksi.
    Sementara untuk korban lainnya, pengobatan cukup medikamentosa atau pengobatan menggunakan obat-obatan, perawatan luka, observasi, dan evaluasi.
    Terkait lama proses penyembuhan yang dibutuhkan oleh para korban, Ayyub mengatakan bahwa hal tersebut tergantung pada derajat keparahan dan kondisi pasien.
    “Kalau sesuai
    guideline
    derajat 1 memerlukan waktu hingga 1 minggu. Derajat 2 memerlukan waktu hingga 2 bulan. Derajat 3 memerlukan waktu lebih dari 2 bulan,” urainya.
    Estimasi waktu pemulihan sangat tergantung dengan kondisi pasien. Sementara pada kasus ini, pasien sudah tiga hari tidak mendapatkan perawatan dan nutrisi yang cukup sehingga hal tersebut dapat memperlambat proses penyembuhan.
    Selama masa perawatan dan penyembuhan, para pasien juga harus dipantau secara kontinu untuk melihat ada tidaknya komplikasi yang dapat berakibat fatal.
    Sebelumnya, KM Anugerah Indah 18 yang membawa 25 ABK berangkat mencari ikan ke Samudera Hindia dan mengalami kecelakaan kapal yang bersumber dari kamar mesin.
    Berdasarkan keterangan kapten kapal, Kaeran (57), kepada petugas Lanal Banyuwangi, peristiwa ledakan kapal bermula saat kapal mengalami gangguan mesin yang kemudian dilakukan perbaikan, pembongkaran dan pembersihan oleh kepala kamar mesin dan anggota.
    “Kapal selesai perbaikan, namun timbul asap. Kapal trouble lagi dan kapal sempat meledak di area ruang mesin,” tutur Danposal Muncar Lettu Laut (P) Marjun Susanto.
    Kapten kapal dan ABK kemudian berupaya melakukan evakuasi korban dan pertolongan pertama, akibat terkena ledakan yang terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.
    Keesokan paginya pada Kamis sekitar pukul 08.00 WIB, kapal mendapat pertolongan dari KM Viktori Makmur, dan selanjutnya semua ABK KM Anugrah Indah 18 dievakuasi berangkat dari perairan selatan Lombok NTB menuju Pelabuhan UPT PPP Muncar.
    “Kondisi kapal waktu ditinggalkan badan buritan sudah tenggelam,” ungkapnya.
    Kini, nakhoda dan 16 ABK yang selamat diangkut menggunakan bis menuju Polairud Banyuwangi untuk melakukan pemeriksaan lanjutan terkait insiden tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Truk Gagal Nanjak dan Tabrak Motor di Pasuruan, 3 Korban Tewas
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        11 Oktober 2025

    Truk Gagal Nanjak dan Tabrak Motor di Pasuruan, 3 Korban Tewas Surabaya 11 Oktober 2025

    Truk Gagal Nanjak dan Tabrak Motor di Pasuruan, 3 Korban Tewas
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Kecelakaan maut terjadi di jalan raya Surabaya-Malang, Desa Ngerong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Sabtu (11/10/2025).
    Sebuah truk
    wing box
    tidak kuat melaju di jalur tanjakan dan mendadak berjalan mundur.
    Akibatnya, truk tersebut menabrak tiga motor yang berada di belakangnya. Tiga pengendara motor tewas di lokasi kejadian.
    Berdasarkan penuturan saksi mata, kecelakaan berawal saat truk wing box bernomor polisi W 8717 UR yang dikendarai Handoko Prasetyo melaju dari arah Surabaya menuju Malang.
    Saat di jalur tanjakan, mesin mendadak mati dan kendaraan melaju mundur.
    “Dari jauh truk itu mendadak mati dan jalan mundur. Ada tiga sepeda motor yang berada di belakangnya terlindas,” ujar Aisyah Azizah, warga setempat.
    Setelah melindas tiga motor, truk yang gagal nanjak tersebut terhenti di pembatas jalan.
    Sementara di jalan tampak pengendara motor tergeletak penuh luka.
    “Tadi korban langsung ditutupi karena luka parah dan ada yang meninggal dunia,” imbuhnya.
    Saat polisi datang di lokasi kekadian, tiga korban yang meninggal dunia langsung dievakuasi ke RS Bhayangkara Watukosek. Sedangkan satu korban luka berat dievakuasi ke RS Abyaksa Gempol.
    “Ada tiga yang meninggal dunia. Di antaranya ibu dan anak. Semua korban sudah dievakuasi ke rumah sakit,” kata Kasi Humas Polres Pasuruan Iptu Joko Suseno.
    Tiga korban yang meninggal yakni Nur Fauziyah (35) dan anaknya Fildza Fidelya (14), warga Sukolilo, Surabaya, serta Muhammad Farel (18), pelajar asal Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.
    “Terkait penyebab matinya truk wings box yang gagal naik tanjakan masih dilakukan pemeriksaan lanjutan pada sopir,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tragis! Mahasiswa di Bojonegoro Tewas Ditabrak Bus Misterius, Pengemudi Kabur

    Tragis! Mahasiswa di Bojonegoro Tewas Ditabrak Bus Misterius, Pengemudi Kabur

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di jalur Bojonegoro-Babat, tepatnya di wilayah Kecamatan Baureno, Bojonegoro, pada Sabtu siang (11/10/2025). Seorang pengendara motor, yang diketahui berstatus mahasiswa, meninggal dunia setelah motornya kontra dengan sebuah kendaraan yang diduga kuat adalah bus.

    Korban tewas adalah Muhammad Iqbal Baihaqi, seorang pemuda berusia 19 tahun, warga Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro.

    Kepala Unit Penegakan Hukum (Kanit Gakkum) Satlantas Polres Bojonegoro, IPDA Septian Nur Pratama, membenarkan adanya insiden tersebut dan saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam, terutama untuk melacak keberadaan bus yang melarikan diri.

    IPDA Septian menjelaskan, kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 12.30 WIB di Jalan Raya Bojonegoro-Babat, Desa Ngemplak, Kecamatan Baureno. Berdasarkan keterangan saksi di lokasi kejadian, kecelakaan bermula ketika sebuah bus yang tidak diketahui identitasnya melaju dari arah timur menuju ke barat.

    “Sesampainya di TKP, kendaraan bus diduga mengambil haluan ke kanan hingga melebihi garis as jalan,” jelas IPDA Septian.

    Nahas, dari arah berlawanan (barat ke timur) melaju sepeda motor Honda Vario bernomor polisi S 3153 BF yang dikendarai oleh Muhammad Iqbal Baihaqi. Diduga, pengendara motor tersebut terkejut melihat bus yang tiba-tiba mengambil jalur kanan. Karena kaget, Iqbal hilang kendali dan terjatuh dari motornya, kemudian langsung tertabrak oleh bus yang bergerak ke arahnya.

    Akibat tabrakan keras tersebut, Muhammad Iqbal Baihaqi mengalami luka serius dan langsung dilarikan ke RS Karang Kembang Babat. “Korban Muhammad Iqbal Baihaqi meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit,” tegas Iptu Septian.

    Setelah kejadian, lanjut Septian, bus yang terlibat kecelakaan itu tidak berhenti dan tidak memberikan pertolongan. Bus tersebut langsung melarikan diri dan melanjutkan perjalanan ke arah barat.

    Polres Bojonegoro saat ini masih berupaya melacak keberadaan bus dan pengemudinya yang tidak diketahui identitasnya tersebut. Selain menyebabkan korban jiwa, kecelakaan ini juga mengakibatkan kerugian materiil pada sepeda motor korban.

    “Kami mengimbau masyarakat yang melihat atau memiliki informasi terkait bus yang terlibat dalam kecelakaan ini untuk segera melapor,” tutup IPDA Septian. [lus/ian]

  • Viral Lexusnya Disalip Rombongan Patwal, Sultan HB X Jarang Dikawal

    Lexus Sultan HB X Lagi Berhenti di Lampu Merah, Disalip Rombongan ‘Tot-Tot Wuk-Wuk’

    Jakarta

    Media sosial dihebohkan video yang menunjukkan mobil Sultan Hamengkubuwono ke-10 atau HBX disalip rombongan tot-tot wuk-wuk di jalan raya. Rombongan dengan pengawalan polisi tersebut menyalip kendaraan HBX yang berhenti saat lampu merah.

    Dilansir dari akun Thread @krisnaadipradana, mobil Sultan HBX yang merupakan Lexus LM 350h berkelir hitam tersebut berhenti bersama kendaraan-kendaraan lain. Kemudian tak lama kemudian, ada mobil polisi dengan sirene yang muncul dari arah belakang.

    Mobil polisi bersirene itu tampak mengawal sejumlah kendaraan untuk bersama-sama menyalip mobil HBX yang berhenti. Penampakan tersebut kemudian menjadi perbincangan banyak orang di media sosial.

    “Perbedaan kontras antara Sultan HBX dan pejabat OKB (orang kaya baru),” demikian tulis takarir di unggahan tersebut, dikutip Sabtu (11/10).

    Koordinator Substansi Bagian Humas Biro Umum, Humas, dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji membenarkan kejadian tersebut. Menurut Ditya, momen itu terjadi saat Sultan HB X mendampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang berkunjung ke Kelor, Karangmojo, Gunungkidul, pada Rabu (8/10) lalu.

    “Betul, kendaraan tersebut memang milik Sri Sultan HB X. Beliau menggunakan kendaraan pribadi saat mendampingi kunjungan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan di Karangmojo, Gunungkidul,” kata Ditya, dikutip dari detikJogja.

    Terkait mobil Ngarsa Dalem yang saat itu sedang berhenti karena lampu merah dan disalip sejumlah mobil yang dikawal mobil patwal (patroli dan pengawalan), Ditya juga membenarkannya. Namun dia belum bisa mengungkap, siapa rombongan yang menyalip kendaraan HBX tersebut.

    Diketahui, aturan mengenai kendaraan prioritas tertuang dalam Pasal 134 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sesuai dengan urutannya, berikut 7 kendaraan yang berhak mendapatkan prioritas di jalan raya:

    (a) kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;

    (b) ambulans yang mengangkut orang sakit;

    (c) kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas;

    (d) kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;

    (e) kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;

    (f) iring-iringan pengantar jenazah; dan

    (g) konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    (sfn/dry)