Kasus: kecelakaan

  • Upaya Preventif Kecelakaan Kerja, Semen Gresik Gelar Simulasi Tanggap Darurat di Pabrik Rembang

    Upaya Preventif Kecelakaan Kerja, Semen Gresik Gelar Simulasi Tanggap Darurat di Pabrik Rembang

    TRIBUNJATENG.COM, Rembang – PT Semen Gresik memastikan kehandalan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan menggelar simulasi tanggap darurat yang dilaksanakan di area reklamasi tambang tanah liat Pabrik Rembang,(Jumat, 25 April 2025).

    Simulasi tanggap darurat melibatkan personil dari seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), seksi Tambang, unit Keamanan, United Tractors Semen Gresik (UTSG), serta dari tim medis poliklinik pabrik.

    “Simulasi dimulai saat seorang pekerja terluka karena gigitan ular berbisa di area reklamasi tambang tanah liat. Kemudian pekerja berkoordinasi unit tambang, seksi Keselamatan Kerja, Keamanan dan tim medispoliklinik,” papar SHE officer PT Semen Gresik, Alfi Fadhli.

    Pihaknya menambahkan bahwa pada proses simulasi evakuasi, terdapat personel yang terluka karena gigitan ular berbisa di bagian kaki sebelah kanan sehingga personel di evakuasi oleh tim medis.

    “Alur simulasi tanggap darurat ini, di-setting sama seperti aslinya sesuai dengan skenario, dimana setiap personil yang bertugas memerankan peran dengan sungguh – sungguh,” tandasnya.

    Hal senada juga disampaikan oleh Senior Manager of Communication & CSR PT Semen Gresik, Sulistyono menuturkan bahwa Keadaan darurat dapat terjadi kapan saja dan tidak terduga, seperti kebakaran, bencana alam serta berbagai jenis kecelakaan kerja lainnya. Maka dari itu, perusahaan wajib memiliki prosedur perencanaan tanggap darurat yang baik.

    “Simulasi ini memastikan para pekerja mengetahui dan memahami prosedur tanggap darurat dan kesiapan peralatan dan tim dalam menghadapi keadaan darurat. Maka dengan hal tersebut, sebagai wujud nyata komitmen dan implementasi perusahaan terhadap sistem manajemen K3,” tuturnya.

    Sulistyono berharap dengan dilaksanakannya simulasi tanggap darurat secara rutin di PT Semen Gresik, mampu melatih kesiapsiagaan personil dalam melakukan penanganan keadaan darurat di posisi manapun.

    “Simulasi ini juga untuk mengevaluasi kesiapan alat dan sarana prasarana penunjang dalam melaksanakan tanggap darurat. Di samping itu, kita mengevaluasi apakah prosedur tangap darurat masih efektif dan layak dijalankan di masing-masing area,” pungkasnya. (*)

  • Ayah dan Anak Jadi Korban Kecelakaan Kereta di Kaligawe, Akbar Tewas Saat Gantikan Edi Nyetir Truk

    Ayah dan Anak Jadi Korban Kecelakaan Kereta di Kaligawe, Akbar Tewas Saat Gantikan Edi Nyetir Truk

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kecelakaan maut di perlintasan sebidang Kaligawe, Kota Semarang, Kamis (8/5/2025) dini hari, menelan satu korban jiwa. 

    Korban yang meninggal dunia adalah M. Akbar (20), pengemudi truk bermuatan kedelai yang tertemper Kereta Api Harina relasi Bandung–Surabaya.

    Yang memilukan, korban ternyata merupakan anak kandung dari salah satu penumpang truk, Edi (40), yang selamat meski mengalami luka ringan. 

    Keduanya merupakan warga Kampung Babakan Panorasan, Desa Cimangkok, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

    “Korban meninggal adalah anak dari korban selamat. Sang ayah berada di dalam truk bersama anaknya saat kejadian,” kata Kapolsek Gayamsari, Kompol Hengky Prasetyo.

    Peristiwa terjadi sekitar pukul 04.45 WIB. Truk Isuzu putih bernopol AG 8226 AS melaju dari arah timur dan hendak menyeberang di perlintasan JPL Kaligawe. 

    Dari keterangan petugas JPL Kaligawe, meski sirine telah dibunyikan dan palang pintu mulai menutup, truk tetap mencoba melintas.

    Namun, saat berada di atas rel, truk mendadak berhenti. Diketahui, kendaraan tersebut kesulitan masuk gigi rendah karena terperosok di lubang rel.

    Tak berselang lama, KA Harina yang melaju dari arah barat langsung menghantam truk. Kendaraan terseret sejauh lima meter. 

    M.Akbar, pengemudi truk, terjepit di antara gerbong dan truk hingga meninggal dunia di tempat. Sementara sang ayah dan satu kenek lainnya berhasil keluar menyelamatkan diri.

    “Pukul 05.00 WIB, petugas Polsek Gayamsari tiba di lokasi untuk mengamankan TKP. Evakuasi truk dan korban dilakukan bersama tim Unit Laka Lantas Polrestabes Semarang,” lanjut Kompol Hengky.

    Jenazah M.Akbar dibawa ke Kamar Mayat RSUP Dr. Kariadi menggunakan ambulans PMI Kota Semarang sekitar pukul 07.00 WIB. Polisi menyatakan tidak ada indikasi kelalaian dari petugas palang pintu karena sistem peringatan sudah aktif sebelum tabrakan terjadi.

    Kecelakaan ini juga sempat mengganggu arus lalu lintas dan perjalanan kereta api, sebelum akhirnya jalur dinyatakan normal kembali sekitar pukul 09.00 WIB. (Rad)

  • 7.000 Petani Penderes di Jawa Tengah Terlindungi, BPJS Ketenagakerjaan Dorong Perluasan

    7.000 Petani Penderes di Jawa Tengah Terlindungi, BPJS Ketenagakerjaan Dorong Perluasan

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jateng-DIY menyerahkan santunan kematian kepada ahli waris peserta petani penderes di Kabupaten Banyumas yang meninggal dunia.

    Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jateng-DIY Hesnypita menegaskan, sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, semua pekerja, baik formal maupun informal, wajib mendapatkan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.

    “Petani penderes termasuk pekerja yang memiliki aktivitas ekonomi. Negara hadir untuk melindungi mereka,” katanya dalam keterangannya, Kamis (8/5/2025).

    Santunan diserahkan secara simbolis oleh Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jateng-DIY kepada Bupati pada hari Rabu kemarin, diteruskan kepada keluarga penerima.

    Yakni dari keluarga almarhum Turokhim dari Jingkang, Ajibarang, dan Sahidin dari Gununglurah, Cilongok, masing-masing sebesar Rp42 juta.

    Hesny mengungkapkan bahwa dari sekitar 14.000 penderes di Banyumas, baru sekitar 7.000 yang sudah terlindungi BPJS, baik melalui APBD, program Jimpitan, maupun dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Ia menargetkan seluruh penderes di Banyumas bisa terlindungi pada 2025.

    Pada saat sama, juga dilakukan kegiatan penyerahan santunan kematian dan kartu BPJS Ketenagakerjaan bagi 187 anggota Koperasi Produsen Integrasi Petani Organik (Kopipo). 

    Acara tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono bersama jajaran pejabat BPJS Ketenagakerjaan Jawa Tengah & DIY.

    Bupati Sadewo menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan koperasi lokal yang telah memberikan perlindungan sosial bagi para penderes.

    Ia menegaskan bahwa seluruh biaya iuran jaminan sosial harus ditanggung perusahaan atau eksportir, bukan dibebankan kepada para penderes.

    “Saya ingin Kopipo menjadi contoh koperasi ideal. Semua anggotanya harus terlindungi oleh BPJS yang biayanya ditanggung perusahaan. Jangan sampai penderes terbebani potongan harga untuk jaminan sosial,” ujar Sadewo.

    Sadewo juga membeberkan rencana jangka panjang Pemkab Banyumas, yakni mengganti pohon kelapa tinggi dengan varietas kelapa genjah untuk meminimalkan risiko kecelakaan kerja.

    Ia mengaku sudah mendapat dukungan CSR dari Jerman untuk penyediaan bibit kelapa genjah, serta berencana menggandeng perusahaan lokal seperti PT Integral Mulia Cipta (IMC) dalam program tersebut.

    Sadewo juga menyampaikan imbauan tegas kepada para eksportir gula semut di Banyumas agar ikut berpartisipasi aktif mendaftarkan penderes binaannya ke BPJS Ketenagakerjaan.

    “Eksportir ini harus menyisihkan sebagian keuntungan untuk melindungi penderes. Ini bukan soal rugi, tapi soal berbagi,” tegasnya.

    Ia menolak keras wacana pemotongan harga gula sebesar Rp500 per kilogram dari penderes untuk membayar iuran BPJS. Menurutnya, biaya itu adalah tanggung jawab perusahaan yang selama ini mendapatkan keuntungan dari ekspor gula semut. (*)

  • Kesaksian Pemilik Rumah Hancur Dihantam Truk dalam Kecelakaan Maut Tewaskan 11 Orang di Purworejo

    Kesaksian Pemilik Rumah Hancur Dihantam Truk dalam Kecelakaan Maut Tewaskan 11 Orang di Purworejo

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOREJO – Kecelakaan maut terjadi di Jalan Purworejo–Magelang, Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, pada Rabu (7/5/2025). 

    Kejadian tersebut menewaskan 11 orang dan melukai 6 lainnya.

    Kecelakaan juga menghancurkan sebuah rumah warga di sekitar lokasi kejadian. 

    Paiman (60), pemilik rumah yang hancur akibat tabrakan antara truk tronton dan minibus jenis angkot, mengaku syok melihat kerusakan yang terjadi.

    Saat kejadian, Paiman berada di dalam rumah dan mendengar suara klakson sebelum tabrakan terjadi.

    “Saya itu dengar suara klakson tet tet tet, setelah beberapa detik kemudian truk itu sudah oleng dan ambruk,” kata Paiman saat ditemui awak media di rumah sakit.

    Rumah Paiman kini hanya tersisa puing-puing.

    Kesaksian pemilik rumah

    Dinding yang roboh, atap yang ambruk, dan perabotan yang rusak total menggambarkan dampak dari kecelakaan tersebut.

    Beberapa kendaraan roda dua milik keluarganya yang terparkir juga mengalami kerusakan parah.

    “Waktu itu saya lagi mau ngecat lemari, saya gak sempat lari. Pikir saya kalau ambruk gak sampai rumah saya. Gak taunya roboh menimpa rumah saya,” ungkapnya.

    Kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.30 WIB ketika truk tronton dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang menuju Purworejo.

    Diduga truk mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun dan menikung, sehingga kehilangan kendali dan menabrak angkot yang berada di depannya.

    Setelah menabrak angkot, truk tersebut juga menghantam rumah Paiman.

    Korban kecelakaan Purworejo

    Sementara itu, Wakil Direktur RSUD Tjitrowardojo Purworejo, Nunik Sulityaningsih, mengonfirmasi bahwa di RSUD terdapat 6 korban kecelakaan, terdiri dari 5 korban meninggal dunia dan 1 orang luka parah.

    “Yang dirujuk ke Tjitrowardojo itu ada 6, Mbak, 5 meninggal dunia perempuan semua, yang 1 luka berat, teridentifikasi sebagai sopir,” ungkapnya.

    Sementara itu, di RSUD Tjokronegoro, terdapat 5 korban yang dirujuk dan semuanya dinyatakan meninggal dunia.

    “Semua korban sudah teridentifikasi oleh inafis dan setelah selesai langsung dibawa pulang,” kata Nunik.

    Kecelakaan ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak berwenang untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya. (*)

     

  • Sosok Melani Septiani Ketua IPPNU Mungkid Magelang Jadi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo

    Sosok Melani Septiani Ketua IPPNU Mungkid Magelang Jadi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo

    Sosok Melani Septiani Ketua IPPNU Mungkid Magelang Jadi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo

    TRIBUNJATENG.COM – Kecelakaan maut yang terjadi di Kalijambe, Purworejo, Rabu (7/5/2025), merenggut nyawa 11 orang.

    Salah satunya adalah Melani Septiani Putri, aktivis muda NU.

    Melani Septiani merupakan Ketua IPPNU Kecamatan Mungkid dan juga bagian dari LTN PCNU Kabupaten Magelang.

    Melani berasal dari Blabak, Ambartawang, Mungkid, Magelang.

    Saat kejadian, Melani sedang berada dalam angkot bersama rombongan guru.

    Angkot tersebut ditabrak truk tronton bermuatan pasir yang diduga mengalami rem blong saat melaju di jalur menurun yang rawan kecelakaan.

    Peristiwa tragis itu tak hanya mengakhiri perjalanan hidupnya, tapi juga menghentikan banyak rencana yang sedang ia bangun.

    Dilansir dari berbagai sumber, banyak orang yang mengenal Melani bukan sekadar aktivis.

    Ia adalah sosok ceria yang suka tersenyum dan selalu hadir dalam kegiatan sosial, bahkan saat hari libur.

    Melani juga dikenal sebagai guru yang sabar dan penuh perhatian terhadap anak-anak.

    Beberapa bulan terakhir, Melani tengah menyusun program literasi digital khusus untuk pelajar perempuan di pesantren.

    Program itu digagas bersama rekan-rekannya di IPPNU dan LTN NU.

    Tujuannya adalah agar generasi muda bisa lebih mandiri dan cakap menghadapi tantangan dunia digital.

    Kronologi Kecelakaan di Purworejo

    Insiden kecelakaan lalu lintas antara truk dan mobil angkot terjadi di Jalan Raya Purworejo – Megelang, Rabu (7/5/2024).

    Kecelakaan tersebut mengakibatkan 11 orang meninggal dunia dan 6 orang lainnya alami luka-luka.

    Kepala Kantor SAR Cilacap, M Abdullah mengungkapkan bahwa mulanya pihak Basarnas Cilacap menerima informasi adanya kecelakaan tersebut dari Unit Siaga SAR (USS) Borobudur.

    Menerima informasi itu, tim rescue pun langsung dikerahkan oleh Basarnas.

    “Informasi tersebut (read kecelakaan) kami terima dari Unit Siaga SAR (USS) Borobudur dan langsung meminta tim rescue USS Borobudur untuk melakukan evakuasi ke lokasi kejadian,” ungkapnya kepada tribunjateng.com, dalam rilis.

    Disebutkan Abdullah bahwa kejadian bermula sekira pukul 10.30 WIB.

    Saat itu sebuah truk tronton melaju dari arah Magelang menuju Purworejo. 

    Saat melaju di turunan Kalijambe, truk berusaha untuk menyalip sebuah angkot yang membawa rombongan takziah dari Magelang. 

    Namun nahasnya truk tersebut oleh dan menimpa angkot.

    “Truk kemudian mengalami oleng sehingga menimpa angkot tersebut,” jelas Abdullah.

    Sementara itu Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Cilacap Priyo Prayudha Utama yang juga datang di lokasi kejadian menyebut, total ada 17 orang yang dievakuasi tim SAR gabungan.

    Dari 17 orang korban, 11 orang meninggal dunia sedangkan 6 diantaranya mengalami luka-luka.

    “Seluruh korban kemudian dibawa ke RS Purworejo untuk dilakukan penanganan medis lebih lanjut,” kata Priyo.

    Priyo menyampaikan bahwa seusai mengevakuasi para korban, selanjutnya tim SAR gabungan mengevakuasi kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan maut tersebut.

    “Saat ini kami sedang melakukan reposisi kendaraan yang mengalami kecelakaan,” tambah dia. (*)

     

  • Korban Tewas Kecelakaan Truk vs Kereta di Kaligawe Semarang Anak Sang Sopir: Gantiin Bapaknya Nyetir

    Korban Tewas Kecelakaan Truk vs Kereta di Kaligawe Semarang Anak Sang Sopir: Gantiin Bapaknya Nyetir

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG — Sebuah truk bernomor polisi AB 8226 AS yang mengangkut kedelai asal Amerika ringsek setelah tertabrak Kereta Api Harina relasi Bandung–Semarang–Surabaya di perlintasan Kaligawe, Kota Semarang, Kamis pagi (8/5/2025).

    Insiden tragis ini terjadi sekitar pukul 04.30 WIB. Truk diketahui datang dari arah Genuk dan melintasi perlintasan sebidang saat kereta api melaju.

    Diduga palang pintu perlintasan baru menutup saat truk sudah berada di tengah rel, sehingga tabrakan tidak terhindarkan.

    Akibat benturan keras, truk terseret sejauh kurang lebih 50 meter.

    Tidak hanya itu, sebuah eskavator yang berada di dekat lokasi kejadian turut hancur tertabrak truk yang terpental.

    Sanas, salah satu warga sekaligus pedagang sate yang berada di sekitar lokasi kejadian, mengaku menyaksikan langsung peristiwa nahas tersebut.

    Ia mengatakan bahwa korban yang meninggal adalah anak dari sopir truk yang saat itu sedang menggantikan ayahnya mengemudi.

    “Anaknya saat itu gantiin bapaknya nyetir Baru dievakuasi sekitar pukul 06.30,” kata dia.

    Menurutnya, laju kereta saat kejadian tidak terlalu kencang, namun tetap cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan parah pada truk dan menewaskan satu orang di lokasi. (rtp/lyz)

  • Detik-detik Kecelakaan Kereta Api Vs Truk Kedelai di Kaligawe Semarang, 1 Orang Tewas

    Detik-detik Kecelakaan Kereta Api Vs Truk Kedelai di Kaligawe Semarang, 1 Orang Tewas

    Detik-detik Kecelakaan Kereta Api Vs Truk Kedelai di Kaligawe Semarang, 1 Orang Tewas

    TRIBUNJATENG.COM – Kecelakaan maut terjadi di perlintasan kereta api Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Kamis pagi (8/7/2025).

    Dalam sebuah rekaman CCTV, Sebuah truk berwarna putih yang mengangkut kedelai dihantam oleh Kereta Api (KA) Harina relasi Bandung-Surabaya sekira pukul 05.40 WIB.

    Kecelakaan ini memakan satu korban jiwa yaitu sang sopir truk.

    Sopir truk bernama M. Akbar yang merupakan seorang pria berusai 20 tahun asal Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat.

    Diketahui ia mengalami luka parah di bagian kepala, kaki, dan tangan yang menyebabkan meninggal dunia di lokasi kejadian.

    Saat ini jenazahnya dibawa ke Kamar Mayat RSUP Kariadi Semarang.

    Sementara itu, satu korban lainnya, Edi, yang berusia 40 tahun dan juga merupakan penumpang truk, mengalami cedera ringan di bagian kepala.

    Edi saat ini dirawat di RS Samsoe Hidajat.

    Kaur Bin Opsnal Satlantas Polrestabes Semarang, AKP Ida Liesmawati, menjelaskan kecelakaan bermula saat truk melaju dari arah Kaligawe menuju Raden Patah.

    Meskipun palang kereta dan sirene sudah turun, truk tersebut nekat menerobos masuk ke perlintasan.

    Akibatnya, kecelakaan dengan KA Harina tidak dapat dihindari.

    Di dalam truk tersebut terdapat tiga orang, di mana satu orang meninggal, satu orang mengalami luka ringan, dan satu orang tidak mengalami luka.

    “Palang kereta dan sirine sudah turun dan truk ini nerobos masuk. Kemudian kereta api (Harina) melintas dan tidak terhindarkan lagi.”

    “Di dalam truk ada 3 orang, 1 orang meninggal, 1 orang luka ringan dan 1 orang tidak mengalami luka,” jelasnya

  • Aulia Anggi, Guru Muda yang Baru Menikah Jadi Korban Tewas Kecelakaan Tanjakan Kalijambe Purworejo

    Aulia Anggi, Guru Muda yang Baru Menikah Jadi Korban Tewas Kecelakaan Tanjakan Kalijambe Purworejo

    Aulia Anggi, Guru Muda yang Baru Menikah Jadi Korban Tewas Kecelakaan Tanjakan Kalijambe Purworejo

    TRIBUNJATENG.COM – Kecelakaan yang terjadi di tanjakan Kalijambe Purworejo Jawa Tengah pada Rabu, (7/5/2025) siang menewaskan sebanyak 10 guru sekolah dasar SDIT Asyafiiyah Magelang yang hendak takziah ke Purworejo.

    Salah satu identitas yang tewas bernama Aulia Anggi Praktiwi (26).

    Menurut informasi yang dihimpun Aulia merupakan salah satu pengajar di SDIT Asyafiiyah yang tewas dalam kecelakaan maut tersebut.

    Dalam unggahan TikTok @aguspurnomo0130, Aulia baru beberapa hari melangsungkan pernikahannya dengan Aziz yang bekerja sebagai pelaut.

    Pernikahan Anggi digelar 20 April 2025.

    “Menurut mbah mbah dulu sebelum selapan atau berapa hari gitu habis menikah jangan ketempat orang meninggal dulu” tulis salah satu netizen.

    “Turut berduka cita, suaminya pelaut kalau suaminya berlayar denger kabar istrinya meninggal gimana perasaan suaminya disana” tulis komentar lainnya.

    “Tetangga RT ku itu,, suaminya namanya Aziz” lanjut komentar lainnya.

    Diberitakan sebelumnya, Wahid Gozali, Ketua Komite SDIT As-Syafiiyah mengatakan, ia bersama rombongan guru berangkat ke Purworejo untuk takziah, orang tua dari kepala SDIT tersebut. 

    “Tapi saya menggunakan mobil lain, dan berangkat bersama-sama sekitar pukul 10.00 WIB, katanya.

    Sebelumnya, mobil yang ia tumpangi berada di belakang rombongan guru. Namun sampai traffic light Salaman, mobilnya menyalip rombongan guru. 

    Ia melaju terus ke depan, dan tidak ada apa-apa. 

    Sampai di tempat takziah di Gebang, ia melaksanakan salat jenazah. Kemudian ia diberitahu bahwa rombongan guru mengalami kecelakaan dan meninggal 10 orang. 

    “Saya kaget sekali, saya kontak teman-teman komite tidak ada ternyata ke sana semua. Saya akhirnya tahu ada kabar-kabar dari media.

    Wahid mengatakan, saat berangkat ada lima rombongan mobil, satu rombongan dirinya dan keluarga, kemudian komite, dua rombongan guru-guru, menggunakan angkutan kota, juga mobil yayasan dan satu mobil pemilik yayasan. 

    Identitas 11 Korban Tewas

    Berikut identitas 11 korban tewas kecelakaan di Purworejo:

    Aulia Anggi Pratiwi (26), warga Muntilan, Magelang 
       
    Divya Kreswinannda (25), warga Mertoyudan, Magelang
       
    Isna Hayati (27), warga Mendut, Mungkid, Magelang
     
    Naely Nur Sadiyah (23), warga Jenis Srambianak, Mungkid, Magelang
       
    Finna Mukarromah (28), warga Rambeana, Mungkid, Magelang   

    Siti Khur Fatimah (28), guru, warga Ngaglik, Borobudur, Magelang
       
    Hesti Nurngaini Rahayu (24), pelajar, warga Panujo, Borobudur, Magelang
       
     Kaki Umi Rohman (27), pelajar, warga Rambe Anak, Mungkid, Magelang
       
    Melani Septiani (25), pelajar, warga Ambartawang, Mungkid, Magelang 
       
    Neli Suroya (36), wiraswasta, warga Paremono, Mungkid, Magelang 
       
    Edi Sunaryo (71), wiraswasta, warga Ngerajek, Mungkid, Magelang. 

    DIDUGA REM BLONG – kecelakaan maut melibatkan dump truk dengan angkutan kota (angkot) menewaskan 11 orang dan enam korban luka-luka di Jalan Purworejo–Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (6/5/2025). Para korban tewas belum teridentifikasi. (Dok Polda Jateng) (IST)

    Liburkan Sekolah

     Kegiatan belajar mengajar di SD IT As Syafi’iyah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sementara diliburkan.

    Langkah itu dilakukan setelah 10 guru perempuan sekolah tersebut tewas usai angkutan kota yang mereka tunggangi dilindas truk tronton di Kabupaten Purworejo, Jateng, pada Rabu (7/5/2025). 

    Ketua Yayasan As Syafi’iyah Habib Muhsin Syafingi mengatakan, lima guru di antaranya merupakan penghafal sekaligus pengajar Al-Quran.

    Untuk mengatasi kekurangan guru tahfidz tersebut, Habib berujar, yayasan akan meminta pengajar serupa di jaringan pondok pesantrennya untuk mengisi kelas di SD IT As Syafi’iyah.

    “Kami akan berkoordinasi dengan beberapa ponpes untuk mengisi kekurangan ustazah tahfidz,” ungkapnya, Kamis (8/5/2025). 

    Taman kanak-kanak dan sekolah dasar di bawah Yayasan As Syafi’iyah diliburkan dari kegiatan pembelajaran mulai hari ini hingga Selasa (13/5/2025).

    Habib menambahkan, terhitung Kamis sampai satu pekan mendatang, akan dilakukan doa bersama untuk 10 guru SD di aula SD setiap setelah asar.

    “Insya Allah beberapa hari ini (libur),” ujar Ketua Yayasan As Syafi’iyah Habib Muhsin Syafingi.

    Dikutip Kompas.com, kompleks Yayasan As Syafi’iyah sepi dari kehadiran para siswa TK dan SD.

    Hanya pengurus dan sejumlah guru yang berada di sana.

    Habib mengatakan, agenda hari ini pihaknya bakal bersilaturahmi ke rumah keluarga korban masing-masing.

    “Kemudian, direncanakan setiap hari bada ashar kami akan ada acara doa bersama di sini (lokasi yayasan) dengan seluruh wali santri,” ungkapnya. Habib menambahkan, pihaknya kehilangan 10 guru SD yang lima di antaranya merupakan penghafal Al Quran.

    Sebelumnya, 11 orang dilaporkan meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka dalam insiden yang melibatkan truk tronton dan angkot yang membawa rombongan takziah dari Magelang. 

    10 orang merupakan guru dan satu orang sopir angkot. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.30 WIB ketika truk tronton dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang menuju Purworejo.

    Diduga truk mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun dan menikung, sehingga kehilangan kendali dan menabrak angkot yang berada di depannya.

    Setelah menabrak angkot, truk juga menghantam sebuah rumah di pinggir jalan.

    Kondisi Korban Selamat

    Kondisi terkini 6 korban kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang di Purworejo terungkap.

    Mereka masih menjalani perawatan untuk memulihkan kondisi.

    Meki demikian,  PT Jasa Raharja menanggung biaya perawatan bagi enam korban luka dalam kecelakaan maut antara truk tronton dan angkutan kota (angkot) yang terjadi di Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025). 

    Kepala PT Jasa Raharja Kantor Wilayah Utama Jawa Tengah, Triadi, menyatakan bahwa enam dari total 17 korban kecelakaan tersebut ditanggung pembiayaan medisnya oleh Jasa Raharja.

    “Sepanjang platformnya Rp 20 juta, menjadi tanggungan Jasa Raharja,” ucapnya usai kegiatan pemberian santunan di SD IT As Syafi’iyah, Kabupaten Magelang, Kamis (8/5/2025).

     Daftar Korban Luka Enam korban yang saat ini masih menjalani perawatan yakni:

    Paiman (60)

    Umiyatun (53)

    Mila Mudianawati (26)

    Ayu Salwa (24)

    Sufita (24)

    Ladis (24)

    Mereka merupakan penumpang angkot yang membawa rombongan takziah dari Magelang.

    Santunan untuk Korban Meninggal Dunia

    Selain menanggung biaya perawatan, Jasa Raharja juga telah memberikan santunan kepada 11 korban meninggal dunia.

    Masing-masing ahli waris menerima Rp 50 juta.

    “Sudah kami serahkan ke ahli waris korban,” ungkap Triadi.

    Korban tewas terdiri dari 10 guru SD IT As Syafi’iyah dan 1 sopir angkot yang mengangkut rombongan takziah.

     Kronologi Kecelakaan 

    Kecelakaan tragis ini terjadi pada Rabu kemarin, sekitar pukul 10.30 WIB.

    Truk tronton dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang menuju Purworejo.

    Diduga, truk mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun dan menikung, hingga kehilangan kendali dan menabrak angkot yang berada di depannya.

    Setelah menghantam angkot, truk juga menabrak sebuah rumah di pinggir jalan. 

    (*) 

     

  • Terungkap Fakta Kecelakaan Maut Harina Tabrak Truk di Semarang, Truk Pakai Sopir Pengganti

    Terungkap Fakta Kecelakaan Maut Harina Tabrak Truk di Semarang, Truk Pakai Sopir Pengganti

    TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – Truk pengangkut kedelai ringsek tertamper kereta api Harina relasi Bandung-Semarang-Surabaya di perlintasan Kaligawe Kota Semarang, Kamis (8/5/2025).

    Terungkap jika supir truk merupakan sopir pengganti.

    Hal ini seperti diungkapkan oleh warga yang menyaksikan langsung kecelakaan.

    Dalam peristiwa itu, truk terseret hingga jarak beberapa meter. Eskavator yang ada di lokasi kecekajaan juga hancur karena tertabrak truk.

    Sanas, warga sekitar menuturkan kejadian sekitar pukul 04.30. Truk itu awalnya melaju dari arah Genuk. 

    Dirinya melihat truk itu tertabrak karena petugas telat menutup palang pintu kereta api 

    “Truknya sudah di tengah palang pintunya baru tertutup,” ujar warga yang juga pedagang sate sekitar perlintasan.

    Menurutnya, anak dari pengemudi truk itu menjadi korban kecelakaan maut itu. Korban meninggal di tempat saat kejadian.

    “Anaknya saat itu gantiin bapaknya nyetir Baru dievakuasi sekitar pukul 06.30,” kata dia.

    Ia mengatakan pada  kecelakaan itu kereta api melaju tidak terlalu kencang. Truk itu terseret hanya berkisar 50 meter.

    Sementara itu Kaur Bin Opsnal Satlantas Polrestabes Semarang, AKP Ida Liesmawati tidak ada kelalaian dari petugas palang pintu. 

    “Palang dan sirine sudah aktif saat truk menerobos. Saat ini masih dilakukan penyelidikan oleh Unit Laka Polrestabes,” tambahnya. ((rtp)

  • Kecelakaan Kerja di Proyek Waduk Bulango Ulu Tewaskan 1 Pekerja, Jokowi Pernah Tinjau Lokasi – Halaman all

    Kecelakaan Kerja di Proyek Waduk Bulango Ulu Tewaskan 1 Pekerja, Jokowi Pernah Tinjau Lokasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, GORONTALO – Insiden kecelakaan kerja terjadi di proyek pembangunan Bendungan Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, pada Selasa (6/5/2025). 

    Seorang pekerja dinyatakan meninggal dunia akibat benturan keras saat aktivitas proyek berlangsung.

    Korban sempat terjatuh saat proses peledakan (blasting) 

    Kapolres Bone Bolango, AKBP Supriantoro, membenarkan kejadian tragis tersebut.

    “Korban mengalami benturan,” ujarnya pada Rabu (7/5/2025). Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab kecelakaan untuk mengungkap kronologi dan potensi kelalaian kerja.

    Sebelum insiden terjadi, Presiden ke-7 RI Joko Widodo sempat meninjau langsung proyek Waduk Bulango Ulu pada 22 April 2024.

    Dalam kunjungannya, Jokowi menyampaikan bahwa bendungan ini sangat penting untuk mendukung produktivitas pertanian dan perkebunan di Gorontalo.

    Tentang Proyek Strategis Nasional Waduk Bulango Ulu

    Waduk Bulango Ulu merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mulai dibangun sejak 2019 oleh PT Brantas Abipraya (Persero).

    Lokasi pembangunan mencakup tiga desa di Kecamatan Bulango Ulu: Tulo’a, Mongolingo, dan Owata.

    Bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 84,10 juta meter kubik dan luas genangan hingga 614,72 hektare. Air tampungan berasal dari DAS Bolango yang mencakup wilayah 243,19 km⊃2;.

    Manfaat utama waduk ini mencakup:

    Menyuplai air irigasi ke tiga wilayah: Alale, Lomaya, dan Pilohayanga

    Mengendalikan banjir di wilayah hilir Sungai Bolango hingga 85,38 persen

    Menyuplai air baku sebesar 2,2 meter kubik per detik

    Berpotensi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 4,96 Megawatt

    Insiden kecelakaan ini menjadi sorotan publik, mengingat proyek ini menyangkut hajat

    hidup masyarakat luas dan melibatkan anggaran negara dalam jumlah besar.

    Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah pengawasan ketat untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.