Kasus: kecelakaan

  • Solusi Berantas ‘Truk Pencabut Nyawa’ dari Jalan Raya

    Solusi Berantas ‘Truk Pencabut Nyawa’ dari Jalan Raya

    Jakarta

    Truk rem blong masih terus menjadi ‘mesin pencabut nyawa’ di jalan raya. Negara harus hadir untuk membenahi karut-marut masalah transportasi darat itu.

    Kemarin, terjadi lagi kecelakaan maut yang melibatkan kendaraan dump truck. Dilaporkan detikJateng, kecelakaan maut itu terjadi di Jl Purworejo-Magelang tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang. Dilaporkan ada 11 orang meninggal dunia dan 6 lainnya luka-luka.

    Seluruh korban adalah penumpang angkot yang merupakan rombongan takziah. Angkot sampai hancur tak berbentuk.

    “Korban 11 MD (meninggal dunia) merupakan penumpang dan sopir angkot. Rombongan dari Mendut Magelang mau takziah ke Purworejo,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Purworejo, Ipda Boby Pangestu.

    Kecelakaan maut akibat kendaraan besar seperti bus dan truk diprediksi masih akan terjadi ke depannya kalau masalah krusialnya tidak dibenahi. Pengamat transportasi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, solusi mengatasi masalah ini adalah dengan mengubah cara pengangkutan barang dari jalur darat ke kereta api, laut, atau sungai.

    “Kita jangan fokus angkutan barang itu ke jalan raya. Ini negara kepulauan, gunakan jalur kereta, gunakan perairan,” kata Djoko kepada detikOto, Kamis (8/5/2025).

    Baru-baru ini Djoko melakukan observasi ke Jalan Tol Trans Sumatera. Jalan tol itu didominasi oleh angkutan barang. Tak sedikit yang merupakan truk over dimension over load (ODOL).

    “Angkutan barang itu (jalan) dari Jawa sampai ke Aceh. Padahal, angkutan barang itu efisien jika jaraknya maksimal 500 km, 500 km itu kira-kira Jakarta-Semarang lah. Kenapa nggak angkutan barang itu lewat kapal laut aja,” ucap Djoko.

    Dengan menggunakan moda transportasi lain seperti kereta api atau kapal laut, pengemudi truk juga jadi tidak lelah. Banyak kecelakaan juga yang disebabkan oleh pengemudi yang kelelahan.

    “Buat pengemudi dia nggak lelah juga kan, naik kapal dari Tanjung Priok atau dari mana itu ke Medan, nanti baru dia melanjutkan. Ini nggak, saya tanya berapa hari ke Aceh, 4-5 hari,” sebutnya.

    “Termasuk juga di Kalimantan, Ya sungainya untuk angkutan barang. Kalau di jalan semua rusak jalannya. Angkutan sungai yang ada di Kalimantan (sebaiknya) untuk angkut barang,” sambung Djoko.

    (rgr/dry)

  • Cerita Sedih IRT dari Bekasi dan 2 Anaknya yang Jadi Korban Tewas Kecelakaan Bus ALS

    Cerita Sedih IRT dari Bekasi dan 2 Anaknya yang Jadi Korban Tewas Kecelakaan Bus ALS

    Informasi diperoleh Liputan6.com, korban tewas adalah Reema Andhini Pane (1) warga Mustikajaya, Kota Bekasi, Jabar.

    Naufal Raihan Pane (6), warga Mustikajaya, Kota Bekasi, Jabar. Karmina Gultom (74) warga Silimapuluh, Negeri Dolok, Dolok Pandribuan, Simalungun, Sumut.

    Lalu, Meleaki Sinaga (74), warga warga Silimapuluh, Negeri Dolok, Dolok Pandribuan, Simalungun, Sumut. Saruden Nainggolan (74), warga Sipolina Horison, Pematang Sidamanik, Simalungun.

    Kemudian, Riski Agustini Lubis (32), warga Mustikajaya, Kota Bekasi, Jabar. Desrita Nainggolan, (50) warga Sipolina Horison, Pematang Sidamanik, Simalungun.

    Selanjutnya, Sri Rejeki (38), warga Tenaya Raya, Kota Pekanbaru, Riau. Romalola Sitanggang (74) warga Sipolina Horison, Pematang Sidamanik, Simalungun.

    Etrick Gustaf Wenas (26) warga Kebagusan, Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.Aryudi (38) warga Bangun Sari, Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumut, dan Atas Silaen (30), warga Lumban Pinasa, Habinsaran, Toba, Sumut.

  • Pengalaman Pertama Jajal Fitur ADAS di Suzuki Fronx

    Pengalaman Pertama Jajal Fitur ADAS di Suzuki Fronx

    Jakarta

    Suzuki Fronx di Indonesia mendapatkan fitur Advanced Driver Assistance System (ADAS) yang dikemas dalam Suzuki Safety Support. Suzuki memberikan kesempatan kepada kami untuk menguji fitur ADAS pada Suzuki Fronx ini. Bagaimana rasanya?

    Setidaknya ada 12 fitur Suzuki Safety Support pada Suzuki Fronx. Head of Product and Accessories Development PT Suzuki Indomobil Sales Arif Aditya mengatakan, fitur ADAS tersedia di tipe tertinggi Suzuki Fronx di Indonesia, yaitu trim SGX.

    Berikut fitur-fitur ADAS pada Suzuki Fronx:

    Adaptive Cruise Control (ACC)Lane Keep AssistAutonomous Emergency Braking (DSBS II)Head Up DisplayLane Departure PreventionLane Departure WarningRear Cross Traffic Alert360 View CameraVehicle Swaying WarningBlind Spot MonitorHigh Beam AssistParking Sensor.

    Sebelum Suzuki Fronx resmi diluncurkan, kami mencoba fitur ADAS pada mobil ini di arena proving ground Bridgestone di Karawang, Jawa Barat. Beberapa fitur yang menjadi highlight di Suzuki Fronx adalah adaptive cruise control, lane keeping assist, lane departure prevention, vehicle swaying warning, dan blind spot monitor.

    Fitur adaptive cruise control bisa bekerja bersama dengan lane keeping assist. Fitur-fitur itu bisa diaktifkan di jalan tol. Jika kedua fitur itu aktif, pengemudi bisa lepas tangan dan kaki, meski akan ada peringatan untuk memegang kendali setiap 15 detik. Setidaknya kedua fitur itu akan membuat pengemudi lebih rileks. Bahkan untuk perjalanan jarak jauh tidak akan cepat lelah.

    Pengalaman kami mencoba ADAS di Suzuki Fronx ini, intervensi dari sistemnya masih terbilang smooth, tidak terlalu mengganggu pengemudi. Fitur adaptive cruise control juga bisa berfungsi sampai mobil di depan berhenti.

    Fitur Lane Departure Prevention juga beroperasi dengan smooth. Dengan LDP, sistem akan secara aktif mengoreksi setir jika terdeteksi mobil keluar lajur tanpa menyalakan lampu sein. Namun, koreksi setirnya masih terbilang mulus.

    Selain itu, fitur vehicle swaying warning juga berfungsi membantu pengemudi. Fitur ini mendeteksi ketika sopir mengemudi mobil oleng ke kiri-kanan. Jika mendeteksi kejadian seperti itu, sistem akan memberikan peringatan agar pengemudi tetap fokus berkendara.

    Dan blind spot monitor turut membantu pengemudi untuk menghindari kecelakaan jika ada kendaraan lain di belakang yang tidak terlihat oleh kaca spion.

    (rgr/dry)

  • Jakarta Belum Aman untuk Pesepeda dan Pejalan Kaki, PSI Desak Pemprov Evaluasi Jalur dan Keamanan – Halaman all

    Jakarta Belum Aman untuk Pesepeda dan Pejalan Kaki, PSI Desak Pemprov Evaluasi Jalur dan Keamanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –DKI Jakarta dinilai masih jauh dari aman bagi pejalan kaki dan pesepeda.

    Serangkaian insiden baru-baru ini menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap pengguna jalan nonmotor.

    Salah satunya adalah kecelakaan tragis yang menewaskan Lulu Junayah, pesepeda yang tertabrak sepeda motor di jalur sepeda Jalan MH Thamrin pada April 2025.

    Peristiwa itu terjadi karena sebuah taksi berhenti mendadak dan membuka pintu di jalur sepeda.

    Tak hanya itu, Mimi, seorang pesepeda lainnya, kehilangan sepeda miliknya yang dicuri di parkiran MRT Jakarta.

    Sementara itu, seorang pesepeda tunarungu dilaporkan mengalami 12 kali kecelakaan meski telah mengenakan penanda khusus.

    Menanggapi situasi tersebut, Legislator PSI di DPRD DKI Jakarta, Francine Widjojo, menyebut bahwa Jakarta belum aman untuk pejalan kaki, pesepeda, dan khususnya penyandang disabilitas.

    “Jakarta belum aman bagi pejalan kaki dan pesepeda apalagi bagi teman-teman disabilitas,” ujarnya usai audiensi dengan Koalisi Mobilitas Berkelanjutan (KMB) di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (5/3/2025).

    Francine menerima banyak keluhan dari berbagai komunitas seperti Road Safety Association, Bike to Work Indonesia, Koalisi Pejalan Kaki, hingga Pekerja Bersepeda. 

    Mereka menyuarakan keprihatinan atas minimnya perlindungan dan penegakan hukum terhadap pengguna jalan nonmotor.

    “Pembangunan jalur sepeda tidak cukup tanpa pengawasan dan penegakan hukum. Banyak jalur malah digunakan pengendara motor atau parkir liar,” tegasnya.

    ILUSTRASI – Jalur sepeda di Jalan MH Thamrin, Jakarta, lokasi kecelakaan yang menewaskan pesepeda Lulu Junayah. (Dok. Tribunnews) (Warta Kota)

    Francine juga mendesak pengelola MRT Jakarta untuk memperketat sistem keamanan di area parkir guna mencegah pencurian sepeda.

    “Akses transportasi publik harus ramah dan aman bagi semua. Jangan sampai moda ramah lingkungan seperti sepeda malah menjadi korban,” tambahnya.

    Ia juga menyoroti keterbatasan akses disabilitas di fasilitas publik seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yang tidak ramah bagi lansia dan penyandang disabilitas.

    Sebagai anggota Komisi B dan Panitia Khusus Perparkiran DPRD DKI Jakarta, Francine menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan kota yang adil dan aman bagi semua warga, bukan hanya pemilik kendaraan bermotor.

  • 5 Fakta Kecelakaan Truk Dihantam Kereta Harina di Semarang: Truk Mendadak Berhenti, Satu Tewas – Halaman all

    5 Fakta Kecelakaan Truk Dihantam Kereta Harina di Semarang: Truk Mendadak Berhenti, Satu Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kereta api Harina relasi Bandung-Surabaya menabrak sebuah truk bernomor polisi AB 8226 AS di perlintasan Kaligawe, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis pagi, (8/5/2025).

    Kecelakaan maut itu terjadi sekitar pukul 04.40 WIB. Kala itu truk melaju dari arah Kecamatan Genuk dan melintasi perlintasan sebidang.

    Terdapat tiga orang di dalam truk yang sedang mengangkut kedelai itu. Salah satunya meninggal.

    Dikutip dari Tribun Jateng, berikut fakta-fakta kecelakaan yang melibatkan kereta api Harina dan sebuah truk.

    1. Truk dikemudikan oleh sopir pengganti

    Warga yang menyaksikan kecelakaan tersebut mengatakan truk nahas itu dikemudian oleh seorang sopir pengganti.

    “Anaknya saat itu gantiin bapaknya nyetir Baru dievakuasi sekitar pukul 06.30,” kata Sanas, warga sekitar.

    Sanas mengatakan anak sopir truk tewas karena kecelakaan itu. Korban meninggal di tempat kejadian.

    Kata Sanusi, kereta tidak melaju terlalu kencang saat peristiwa terjadi. Namun, laju kereta itu cukup kuat untuk membuat truk rusak parah dan menewaskan satu orang di TKP.

    Sopir itu bernama M. Akbar (20), warga Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat. Jenazahnya dibawa ke RSUP Kariadi.

    TRUK DITABRAK KA – Truk muatan kedelai tertabrak kereta api saat menerobos palang pintu diperlintasan kereta api Kaligawe, Semarang, Kamis (8/5/2025). Sopir truk tewas di tempat. (TribunJateng.com/Rezanda Akbar D.)

    2. Satu korban luka

    Dalam kecelakaan itu ada satu korban luka, yakni Edi (40) yang menjadi penumpang truk. Edi adalah ayah M. Akbar.

    Kepala Edi mengalami cedera ringan. Saat ini dia dirawat di RS Samsoe Hidajat.

    Kaur Bin Opsnal Satlantas Polrestabes Semarang AKP Ida Liesmawati mengatakan ada satu lagi penumpang dalam truk itu, tetapi dia tidak terluka.

    “Di dalam truk ada 3 orang, 1 orang meninggal, 1 orang luka ringan dan 1 orang tidak mengalami luka,” kata Ida.

    Sementara itu, Kapolsek Gayamsari Kompol Hengky Prasetyo mengatakan M. Akbar terjepit di antara gerbong dan truk.

    Adapun ayahnya dan satu penumpang lainnya berhasil keluar untuk menyelamatkan diri.

    3. Truk terseret sekitar 50 meter

    Karena benturan kerasa dengan kereta, truk terseret hingga sekitar 50 meter.

    Satu ekskavator yang berada di TKP turut rusak parah karena tertabrak truk yang terseret itu.

    4. Truk mendadak berhenti

    Kompol Hengky Prasetyo mengatakan, berdasarkan keterangan petugas JPL Kaligawe, sirine telah dibunyikan dan palang pintu mulai menutup sebelum kecelakaan terjadi.

    Meski demikian, truk tetap berusaha melintas. Saat berada di atas rel, truk tiba-tiba herhenti.

    Sopir kesulitan mengganti ke gigi rendah karena terperosok di lubang rel.

    Beberapa saat kemudian truk itu itu ditabrak oleh kereta yang melaju dari arah barat.

    Menurut polisi, tidak ada indikasi kelalaian dari petugas palang pintu lantaran sistem peringatan sudah aktif sebelum peristiwa nahas itu terjadi.

    5.  Arus lalu lintas sempat terganggu

    Akibat kecelakaan itu, arus lalu lintas dan perjalanan kereta api sempat terganggu. Arus normal kembali sekitar pukul 09.00 WIB.

    Manajer Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo mengatakan selama proses evakuasi truk, sistem jalur tunggal kereta api diberlakukan secara bergantian karena satu jalur terdampak.

    Dia menyebut tim tanggap darurat KAI diterjukan ke TKP. Tim itu dibantu oleh personel TNI, Polri, Dinas Perhubungan, dan Basarnas.

    “Pukul 07.05 WIB rangkaian KA Harina berhasil dievakuasi dan jalur sudah dapat dilalui kembali secara normal,” kata Franoto.

    Menurut dia, tidak ada korban dari pihak KAI maupun penumpang kereta.

    (Tribunnews/Febri/Tribun Jateng/Rezanda Akbar D)

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Ayah dan Anak Jadi Korban Kecelakaan Kereta di Kaligawe, Akbar Tewas Saat Gantikan Edi Nyetir Truk

  • Saksi Lihat Palang Pintu Rel Kaligawe Telat Ditutup, KAI Minta Maaf Keterlambatan Perjalanan Kereta

    Saksi Lihat Palang Pintu Rel Kaligawe Telat Ditutup, KAI Minta Maaf Keterlambatan Perjalanan Kereta

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Sebuah truk bernomor polisi AB 8226 AS yang mengangkut kedelai asal Amerika ringsek setelah tertabrak Kereta Api Harina relasi Bandung–Semarang–Surabaya di perlintasan Kaligawe, Kota Semarang, Kamis pagi (8/5/2025).

    Insiden tragis ini terjadi sekitar pukul 04.30 WIB. Truk diketahui datang dari arah Genuk dan melintasi perlintasan sebidang saat kereta api melaju.

    Diduga palang pintu perlintasan baru menutup saat truk sudah berada di tengah rel, sehingga tabrakan tidak terhindarkan.

    Akibat benturan keras, truk terseret sejauh kurang lebih 50 meter.

    Tidak hanya itu, sebuah eskavator yang berada di dekat lokasi kejadian turut hancur tertabrak truk yang terpental.

    Sanas, salah satu warga sekaligus pedagang sate yang berada di sekitar lokasi kejadian, mengaku menyaksikan langsung peristiwa nahas tersebut.

    Ia mengatakan bahwa korban yang meninggal adalah anak dari sopir truk yang saat itu sedang menggantikan ayahnya mengemudi.

    “Anaknya saat itu gantiin bapaknya nyetir Baru dievakuasi sekitar pukul 06.30,” kata dia.

    Menurutnya, laju kereta saat kejadian tidak terlalu kencang, namun tetap cukup kuat untuk menyebabkan kerusakan parah pada truk dan menewaskan satu orang di lokasi.

    Sementara itu, Manajer Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, merinci tiga kereta api penumpang tersebut.

    Manajer Humas PT KAI DAOP 4 Franoto Wibowo, saat menjelaskan keterlambatan kereta api akibat kecelakaan di Kaligawe Semarang. (TRIBUNJATENG.COM / REZANDA AKBAR D.) (TRIBUNJATENG/Rezanda Akbar D.)

    KA Harina relasi Bandung–Surabaya terlambat paling lama, yaitu 199 menit, mulai dari evakuasi jalur di Kaligawe hingga penggantian lokomotif setelah tertemper truk muatan kedelai sekitar pukul 04.43 WIB. 

    Sementara itu, KA Banyubiru dan KA Joglosemarkerto masing-masing terlambat 33 dan 39 menit.

    Dia mengatakan KA Harina sempat tertahan di lokasi karena proses evakuasi truk dan penggantian lokomotif.

    “Setelah truk berhasil dievakuasi dari jalur, rangkaian kami tarik ke Stasiun Tawang untuk pengecekan kerusakan dan penggantian lokomotif,” jelas Franoto.

    Selama proses evakuasi, jalur hanya bisa dilalui secara bergantian karena satu sisi rel terdampak. 

    Hal ini menyebabkan keterlambatan pada perjalanan KA lain yang melintas di jalur tersebut.

    “Pukul 07.05 WIB jalur sudah dapat dilalui kembali secara normal,” tambahnya.

    Franoto menyebutkan tidak ada korban dari pihak masinis, awak sarana, maupun penumpang KA Harina. 

    Pihaknya juga meminta maaf atas adanya keterlambatan keberangkatan kereta api yang sempat mengalami delay.

    KAI memberikan layanan pemulihan (service recovery) kepada penumpang KA Harina yang terdampak keterlambatan.

    “Perjalanan seluruh KA kini telah kembali normal,” pungkasnya. (Rtp/Rad/Lyz)

  • Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Maut Purworejo: Mereka Ustazah Semua, Semoga Syahid

    Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Maut Purworejo: Mereka Ustazah Semua, Semoga Syahid

    TRIBUNJATENG.COM – Identitas sebelas korban meninggal dalam kecelakaan maut di Purworejo, Rabu (7/5/2025).

    Kecelakaan itu menyisakan duka mendalam bagi para kerabat dan keluarga korban.

    Kecelakaan terjadi antara truk tronton pengangkut pasir bernomor polisi B 9970 BYZ dengan angkutan kota (angkot) yang membawa para ustazah, guru SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah Magelang.

    Di Jalan Magelang-Purworejo, wilayah Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kecelakaan terjadi pada pukul 11:00 WIB.

    Diduga mengalami rem blong dan menabrak angkot,

    Kendaraan angkot yang ditumpangi 13 ustazah dan 1 orang supir remuk tidak berupa pasca kecelakaan. 

    Truk terguling, muatan pasir tumpah. Satu rumah di lokasi kejadian rusak parah terdampak kecelakaan.

    Sebanyak 11 orang korban dilaporkan meninggal dunia, termasuk di dalamnya 10 orang ustazah. Sementara itu, 4 orang korban mengalami luka parah, dan 2 orang korban luka ringan.

    Penyebab kecelakaan hingga kini masih dalam penyelidikan polisi.

    Para korban juga masih mendapatkan perawatan medis di sejumlah rumah sakit di Purworejo.

    DIDUGA REM BLONG – kecelakaan maut melibatkan dump truk dengan angkutan kota (angkot) menewaskan 11 orang dan enam korban luka-luka di Jalan Purworejo–Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (6/5/2025). Para korban tewas belum teridentifikasi. (Dok Polda Jateng) (IST)

    Kronologi: Ustazah korban kecelakaan hendak melayat ke Purworejo

    Diwartakan Tribunjogja.com sebelumnya, para ustazah yang juga merupakan guru SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah Magelang rencananya hendak melayat ke Purworejo. 

    Ditemui wartawan Tribunjogja.com di SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah Magelang, Rabu (7/5/2025) siang, salah satu orang tua siswa anggota komite sekolah, Bhineke Giandika, mengatakan, para ustazah hendak bertakziah karena bapak dari kepala sekolah yang meninggal dunia.

    “Salah satu, bapak dari kepala sekolah kami meninggal dunia, kami mau bertakziah ke sana,” kata Bhineke.

    Ia mengatakan, para guru (termasuk ustazah) dan anggota komite sekolah dibebaskan untuk melayat pagi atau siang.

    “Kami sudah mengoordinir sendiri bahwa kita dibagi beberapa kloter, tapi nggak itu, nggak terkoordinir ibaratnya, ya yang bisa pagi, (berangkat) pagi, yang bisa siang, (berangkat) siang, kebetulan saya siang,” tuturnya.

    Bhineke mengatakan, kemarin malam (Selasa, 6 Mei 2025) para ustazah memberi info bahwa siswa akan pulang lebih awal pukul 09:00 WIB pagi agar ustazah bisa takziah.

    “Memang ustazah menginformasikan malam itu untuk anak-anak pulang jam 9 pagi karena memang akan takziah ke Purworejo. Saya dapat informasi dari grup WhatsApp,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ketua Komite SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah, Wahid Ghozali mengungkapkan, pihak sekolah yang menuju ke Purworejo untuk takziah antara lain ustazah (guru), komite sekolah, dan pemilik yayasan.

    Rombongan berangkat dari SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah Magelang ke Purworejo menggunakan 5 unit mobil, pada pukul 10:00 WIB.

    Sebanyak 2 unit mobil diisi para guru, 1 mobil diisi komite, dan 1 mobil untuk keluarga yayasan. Sementara itu, 1 mobil lainnya adalah mobil milik Wahid. Ia memutuskan berangkat ke Purworejo dengan mengendarai mobil sendiri.

    Mobil Wahid semula berada di urutan terakhir.

    Namun, saat sampai di Bangjo Salaman, Wahid menyalip rombongan di depannya dan tiba terlebih dahulu di lokasi takziah Purworejo.

    Setibanya di lokasi, Wahid langsung melakukan salat jenazah. 

    Tak berselang lama setelah itu, ia mendapat kabar bahwa satu mobil angkot yang diisi belasan ustazah mengalami kecelakaan dan mayoritas ustazah di dalamnya meninggal dunia.

    Wahid mengaku sangat kaget atas kejadian tersebut.

    “Saya kaget. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Setelah ada kabar-kabar lagi. Kami komunikasi dengan pemilik yayasan, saya tahu tidak ada pengurus yayasan yang di sekolah, akhirnya saya pulang untuk mengondikasikan di sekolah,” katanya.

    Wahid berharap, ustazah para korban kecelakaan maut di Purworejo dapat meninggal dunia dalam keadaan syahid.

    “Korbannya ustazah semua. Semoga mereka mati syahid. Karena perginya bukan untuk hura-hura, melainkan untuk bertakziah,” ujar Wahid.

    Sepengetahuan Wahid, mobil angkot yang kecelakaan berisi 13 ustazah dan 1 sopir sehingga totalnya 14 orang. 

    “Korban kecelakaan satu mobil angkot itu, isinya setahuku 13 guru, 14 orang dengan sopir,” ungkapnya.

    Firasat mimpi korban dan suara burung di tengah malam

    AMBULANS : Tangkapan layar dari Facebook Ariy Koukka pada Rabu (7/5/2025) – Suasana Ambulans Berdatangan Evakuasi 11 Korban Tewas dan 6 Korban Luka Kecelakaan Maut di Purworejo (Facebook Ariy Koukka)

    Diwartakan Tribunjogja.com sebelumnya, Mutiah ibunda dari salah satu ustazah korban kecelakaan (almarhumah Isna Hayati) mengungkapkan, putrinya sempat mimpi buruk sebelum meninggal dunia.

    Almarhumah Isna Hayati bercerita kepada sang ibu, bahwa ia bermimpi kakaknya meninggal dunia, namun hidup lagi.

    “Kakak saya meninggal tapi kok hidup lagi. Lah kok tiba-tiba anak saya (Isna) meninggal, kaget tak menyangka kalau anak saya dipanggil Gusti Allah,” ucap Mutiah saat ditemui Tribunjogja.com di rumah duka, Rabu (7/5/2025). 

    “Anak saya dua. Isna anak nomer dua,” ujarnya. 

    Selain soal mimpi, Mutiah juga mengungkapkan bahwa malam sebelum kejadian (Selasa, 6 Mei 2025) tetangga sekitar mendengar ada burung di atas rumah.

    “Tetangga bilang semalam ada burung, sekitar tengah malam,” ungkapnya.

    Mutiah mengaku ikhlas dengan kepergian anak keduanya untuk selama-selamanya. 

    Data Daftar Korban Kecelakaan Maut di Purworejo

    Kapolres Purworejo, AKBP Andry Agustiano, pada Rabu siang mengatakan, Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Purworejo segera turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    “Dampak dari kecelakaan ini sangat serius. Sebanyak 11 orang meninggal dunia di tempat dan enam lainnya mengalami luka. Kami masih melakukan proses identifikasi terhadap seluruh korban,” ujarnya.

    Dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, Rabu (7/5/2025), Kapolres Purworejo AKBP Andry Agustiano mengonfirmasi bahwa sopir truk tronton yang kecelakaan di Purworejo adalah Ladis (48), warga Bojonegoro, Jawa Timur.

    Sopir truk itu mengalami luka-luka dan saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit. 

    “Sopir masih dilakukan perawatan di rumah sakit,” kata Kapolres Purworejo, dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.

    Berikut daftar nama dan identitas 11 korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut di Purworejo

    Korban meninggal dunia

    Aulia Anggi Pratiwi (26), warga Muntilan, Magelang 
    Divya Kreswinannda (25), warga Mertoyudan, Magelang
    Isna Hayati (27), warga Mendut, Mungkid, Magelang
    Naely Nur Sadiyah (23), warga Jenis Srambianak, Mungkid, Magelang
    Finna Mukarromah (28), warga Rambeana, Mungkid, Magelang
    Siti Khur Fatimah (28), guru, warga Ngaglik, Borobudur, Magelang
    Hesti Nurngaini Rahayu (24), pelajar, warga Panujo, Borobudur, Magelang
    Umi Rohman (27), pelajar, warga Rambe Anak, Mungkid, Magelang
    Melani Septiani (25), pelajar, warga Ambartawang, Mungkid, Magelang 
    Neli Suroya (36), wiraswasta, warga Paremono, Mungkid, Magelang 
    Edi Sunaryo (71), wiraswasta, warga Ngerajek, Mungkid, Magelang

    Berikut daftar sementara korban selamat dalam kecelakaan maut di Purworejo hari ini : 

    Mila Mudianawati (ustazah/guru) – Kritis, dirawat di RSI Purworejo (Bojong, Banjarnegoro)
    Ayu Salwa Naziatun (ustazah/guru) – Selamat, dirawat di RSI Purworejo (asal Ngluwar)
    Suvita (ustazah/guru) – Selamat, dirawat di RSI Purworejo (Kalinegoro)
    Ladis (48), supir truk, warga Bojonegoro, Jawa Timur – Selamat, luka-luka
    Miyatun (pemilik rumah) – Selamat, luka-luka

    Sebagai catatan, daftar nama korban bersifat sementara dan akan diperbarui apabila ada info terbaru. (*)

     

  • Imbas Kecelakaan di Kaligawe Semarang, Tiga Kereta Api Penumpang Alami Keterlambatan

    Imbas Kecelakaan di Kaligawe Semarang, Tiga Kereta Api Penumpang Alami Keterlambatan

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Tiga kereta api penumpang mengalami keterlambatan akibat kecelakaan di perlintasan sebidang Kaligawe, Semarang, Kamis (8/5/2025) pagi

    Manajer Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo, merinci tiga kereta api penumpang tersebut.

    KA Harina relasi Bandung–Surabaya terlambat paling lama, yaitu 199 menit, mulai dari evakuasi jalur di Kaligawe hingga penggantian lokomotif setelah tertemper truk muatan kedelai sekitar pukul 04.43 WIB. 

    Sementara itu, KA Banyubiru dan KA Joglosemarkerto masing-masing terlambat 33 dan 39 menit.

    EVAKUASI – Truk Putih Muatan Kedelai dilakukan evakuasi dengan menggunakan truk derek. Sejumlah petugas terlibat melakukan proses evakuasi hingga membokar pembatas jalan/(TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D.) (TRIBUNJATENG/Rezanda Akbar)

    Dia mengatakan KA Harina sempat tertahan di lokasi karena proses evakuasi truk dan penggantian lokomotif.

    “Setelah truk berhasil dievakuasi dari jalur, rangkaian kami tarik ke Stasiun Tawang untuk pengecekan kerusakan dan penggantian lokomotif,” jelas Franoto.

    Selama proses evakuasi, jalur hanya bisa dilalui secara bergantian karena satu sisi rel terdampak. 

    Hal ini menyebabkan keterlambatan pada perjalanan KA lain yang melintas di jalur tersebut.

    “Pukul 07.05 WIB jalur sudah dapat dilalui kembali secara normal,” tambahnya.

    Franoto menyebutkan tidak ada korban dari pihak masinis, awak sarana, maupun penumpang KA Harina. 

    Pihaknya juga meminta maaf atas adanya keterlambatan keberangkatan kereta api yang sempat mengalami delay.

    KAI memberikan layanan pemulihan (service recovery) kepada penumpang KA Harina yang terdampak keterlambatan.

    “Perjalanan seluruh KA kini telah kembali normal,” pungkasnya. (Rad)

  • Jadi Mesin Pencabut Nyawa, Truk Tabrak Angkot di Purworejo Tak Punya Izin

    Jadi Mesin Pencabut Nyawa, Truk Tabrak Angkot di Purworejo Tak Punya Izin

    Jakarta

    Kecelakaan maut truk berulang kali terjadi dan belum berhenti. Kemarin, dump truck muatan pasir menabrak mobil angkot di Purworejo, Jawa Tengah, hingga menewaskan 11 orang.

    Dilaporkan detikJateng, kecelakaan maut itu terjadi di Jl Purworejo-Magelang tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang. Dilaporkan ada 11 orang meninggal dunia dan 6 lainnya luka-luka.

    Seluruh korban adalah penumpang angkot yang merupakan rombongan takziah. Angkot sampai hancur tak berbentuk.

    “Korban 11 MD (meninggal dunia) merupakan penumpang dan sopir angkot. Rombongan dari Mendut Magelang mau takziah ke Purworejo,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Purworejo, Ipda Boby Pangestu.

    Ternyata, truk ‘pencabut nyawa’ di Purworejo itu tidak memiliki izin angkutan. Menteri Perhubungan mengkonfirmasi bahwa truk tersebut tidak terdaftar dalam sistem perizinan.

    “Adapun telah diperiksa pada aplikasi Mitra Darat, truk tersebut tidak terdaftar di dalam sistem perizinan yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan,” kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi seperti dikutip Antara.

    Setelah kami cek di Data Laik Kendaraan di aplikasi Mitra Darat yang bisa diakses secara publik, truk dengan nomor polisi B 9970 BYZ tidak ditemukan.

    Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kemenhub tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan setempat dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mendalami penyebab kecelakaan tersebut.

    “Jika terbukti terdapat unsur pidana akan diberikan sanksi tidak hanya kepada pengemudi melainkan juga pemilik kendaraan,” katanya.

    Truk Rem Blong Kerap Jadi Mesin Pencabut Nyawa

    Sudah sering terjadi truk yang mengalami rem blong menjadi pemicu kecelakaan maut. Masalah ini seakan terus terulang tanpa ada pembenahan dari berbagai pihak. Korban pun terus berjatuhan.

    Pengamat transportasi yang juga Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, setidaknya ada tiga fundamental yang belum terpenuhi untuk keselamatan armada truk dan bus. Pertama, belum ada kewajiban perawatan safety item, contoh minimal sistem rem yang harus di-overhaul setiap 3 tahun (seperti moda lainya). Kedua, tidak ada batasan yang jelas untuk jam kerja dan istirahat pengemudi seperti masinis atau pilot. Ketiga, tidak standar kesehatan mental dan fisik untuk pengemudi seperti pada moda lainya.

    “Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap beberapa kejadian kecelakaan sejak tahun 2015 hingga sekarang, terutama yang melibatkan angkutan umum baik angkutan orang maupun angkutan barang, terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan yang terjadi antara lain kondisi kendaraan yang kurang laik, faktor kelelahan pengemudi, faktor kesehatan pengemudi, serta faktor pembinaan dan penindakan,” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/5/2025).

    Menurut KNKT, sebanyak 84 persen kecelakaan terjadi akibat kegagalan sistem pengereman dan kelelahan pengemudi. Kegagalan sistem pengereman dapat disebabkan di antaranya oleh kondisi pengemudi yang tidak siap, serta tidak menguasai kendaraan, ataupun kondisi dari kendaraan itu sendiri. Adapun penyebab kelelahan pengemudi adalah kurangnya waktu untuk beristirahat.

    (rgr/din)

  • Tarif Trump Bikin Industri Padat Karya Menjerit, Pemerintah Godok Insentif

    Tarif Trump Bikin Industri Padat Karya Menjerit, Pemerintah Godok Insentif

    Bisnis.com, JAKARTA – Ancaman tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) membawa posisi industri padat karya RI semakin terjepit. Pemerintah pun mengaku sedang mengodok insentif baru, demi mengantisipasi agar sektor riil tak makin lesu.

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani menjelaskan kebijakan Presiden AS Donald Trump itu akan memberikan dampak nyata buat geliat industri padat karya nasional dari sisi pelemahan permintaan ekspor maupun domestik. 

    Terlebih, sektor seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), furnitur, hingga produk olahan daging dan ikan, betul-betul mengandalkan pasar AS sebagai tujuan ekspor utama.

    “Jadi kebanyakan yang kena adalah industri padat karya, dan memang yang saat ini terbilang sedang susah karena mengalami pelemahan daya saing,” ujarnya dalam diskusi Bisnis Indonesia Forum di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (7/5/2025).

    Sebagai contoh, produk pakaian dan aksesori pakaian rajutan mengapalkan sampai 61% dari total ekspornya buat pasar Negeri Paman Sam. Begitu juga dengan produk furnitur, lampu, dan lain-lain (59%); olahan daging, ikan, krustasea, dan mollusca (56%); barang-barang dari kulit (56%), tercatat mengirim lebih dari separuh porsi ekspornya buat AS.

    Di samping itu, produk lain yang mengandalkan porsi ekspor ke pasar AS secara signifikan, antara lain pakaian dan aksesori pakaian bukan rajutan (49%); mainan, permainan, dan perlengkapan olahraga (45%); alas kaki (33%); produk dari bahan anyaman (33%); karet dan barang dari karet (30%); serta barang dari batu, semen, asbes, dan mika, dll (30%).

    Berikutnya, di samping potensi penurunan permintaan ekspor, melemahnya permintaan domestik juga menjadi ancaman. Terlebih, karena pasar lokal dibanjiri produk impor dari negara-negara kompetitor.

    “Pemerintah harus melindungi industri dalam negeri. Jangan sampai justru Indonesia menjadi tempat buangan produk-produk negara kompetitor yang tak bisa lagi ke AS, karena mereka melihat pasar di sini sangat besar,” ungkapnya.

    Dampak-dampak itu pun belum ditambah peningkatan beban produksi akibat volatilitas nilai tukar, turunnya minat investasi dan ekspansi bisnis sektor padat karya, hingga pelemahan ekonomi akibat minimnya penyerapan tenaga kerja.

    Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkap bahwa pemerintah tengah berupaya menjawab berbagai tantangan tarif Trump tersebut lewat guyuran insentif, demi mendukung dunia usaha menjadi semakin kompetitif.

    “Kemarin, baru saja kami evaluasi skema insentif untuk industri padat karya kita. Mulai dari TPT, furnitur, alas kaki, dan sebagainya, dari skema insentif fiskal yang sebelumnya kita berikan,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

    Sebagai pengingat, beberapa insentif tersebut, antara lain pajak penghasilan (PPh 21) ditanggung pemerintah, subsidi kredit modal kerja untuk revitalisasi mesin industri, juga bantuan iuran jaminan kecelakaan kerja di BPJS Ketenagakerjaan.

    “Ada empat sampai lima jenis insentif fiskal yang kita dedikasikan untuk industri padat karya, kemarin kita evaluasi kembali dan kita gulirkan di kuartal II/2025,” tambahnya.

    Pelaku Industri Waswas

    Sisi lain, pelaku industri RI kompak ketar-ketir dengan kondisi ketidakpastian global terkini, terutama mereka yang terdampak langsung oleh potensi pelemahan ekspor ke AS, maupun efek tak langsung dari fenomena perang dagang AS-China.

    Mewakili sektor TPT, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja menekankan kepastian hukum dari pemerintah merupakan kunci, terutama dalam rangka membendung impor ilegal.

    “Pasar TPT domestik Indonesia sangat besar, sehingga penguatan market buat industri dalam negeri sangat penting. Kepastian sangat ditunggu dunia usaha. Terlebih, negara lain produsen TPT dan pakaian jadi pun akan terus membidik market domestik Indonesia,” ungkapnya.