Kasus: kecelakaan

  • Tabrak Bus Pariwisata di Parangtritis Bantul, Pemotor Tewas

    Tabrak Bus Pariwisata di Parangtritis Bantul, Pemotor Tewas

    Bantul, Beritasatu.com – Kecelakaan maut terjadi di Jalan Parangtritis Km 26, tepatnya di tikungan Makam Gedhe, Kretek, Bantul, Kamis (29/5/2025) sekitar pukul 10.35 WIB.

    Seorang pengendara sepeda motor tewas di lokasi kejadian setelah bertabrakan dengan sebuah bus pariwisata dari Semarang.

    Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry mengatakan, tabrakan maut melibatkan bus dengan nomor polisi AD 7135 OD dengan sepeda motor Suzuki AB 4925 NG.

    “Dari hasil pemeriksaan awal di lokasi kejadian, kecelakaan disebabkan oleh pengendara motor yang melaju dari arah timur ke utara dan mencoba mendahului kendaraan lain, tetapi justru menabrak bagian depan bus yang datang dari arah utara ke selatan,” ujar Jeffry dalam keterangan resminya.

    Pengendara motor, Suparno (51), warga Bambanglipuro, Bantul, dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian. Ia bekerja sebagai buruh harian lepas dan sering melintasi jalur tersebut. Pengemudi bus, Wahyu Dwi Susanto (37), warga Semarang, tidak mengalami luka.

    Menurut dua warga sekitar yang menjadi saksi, Rizki Saputra (29) dan Hendro (40), kecelakaan terjadi sangat cepat di tikungan yang dikenal cukup rawan.

    Akibat insiden ini, bus mengalami kerusakan pada bumper depan dan kaca depan pecah. Sementara itu, sepeda motor mengalami kerusakan parah pada bagian depan.

    Kepolisian mengimbau para pengguna jalan, terutama di jalur rawan seperti kawasan Parangtritis, untuk lebih berhati-hati dan mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan bersama.
     

  • Muatan Besi Holo Picu Kecelakaan Maut di Jombang, Bocah 9 Tahun Tewas di Tempat

    Muatan Besi Holo Picu Kecelakaan Maut di Jombang, Bocah 9 Tahun Tewas di Tempat

    Jombang (bertajatim.com) – Sebuah kecelakaan tragis terjadi di Jalan Raya Dusun Delik, Desa Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Kamis pagi, 29 Mei 2025, sekitar pukul 07.30 WIB.

    Kecelakaan ini melibatkan mobil pikap Daihatsu Granmax bernomor polisi S-9254-WL dan sepeda motor Yamaha Mio bernomor polisi S-6874-VG. Satu korban jiwa tercatat dalam peristiwa tersebut, seorang anak laki-laki berusia 9 tahun.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian ini. “Kecelakaan berawal ketika pikap bermuatan besi holo melaju dari arah selatan ke utara. Sementara sepeda motor datang dari arah berlawanan, utara ke selatan. Motor tersebut menabrak besi holo yang dimuat pikap. Besi tersebut masih dalam posisi di atas kendaraan. Baru setelah itu, besi holo dan seng jatuh menimpa korban,” jelasnya.

    Pengemudi mobil pikap, Alamin (37), warga Dusun Rembungwangi, Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Jombang, tidak mengalami luka. Sedangkan pengendara sepeda motor, Saufik (41), warga Dusun Buaran, Desa Keboguyang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, mengalami luka dan kini dirawat di RSUD Kabupaten Jombang.

    Sayangnya, penumpang sepeda motor yang masih anak-anak, Bima Ramadya Arkananta (9), yang merupakan anak dari Saufik, dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian. Kejadian ini disaksikan oleh dua warga sekitar, yaitu Basuni (57) dari Dusun Gongseng dan Zainul Arifin (51) dari Dusun Ngreco, Desa Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Jombang.

    Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kecelakaan ini untuk mengetahui apakah ada unsur kelalaian, terutama terkait keamanan dalam pengangkutan muatan oleh pikap tersebut.

    Ipda Siswanto menambahkan, “Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jalan, terutama kendaraan pengangkut barang, agar memastikan muatan telah diikat dengan aman dan sesuai standar keselamatan agar tidak membahayakan pengguna jalan lain.” [suf]

  • Netflix Cek Isu Penganiayaan di Syuting When Life Gives You Tangerines

    Netflix Cek Isu Penganiayaan di Syuting When Life Gives You Tangerines

    Seoul, Beritasatu.com – Drama Korea original Netflix, When Life Gives You Tangerines tengah diterpa tuduhan serius terhadap tim produksi drama terkait isu dugaan penganiyaan. Isu dugaan penganiyaan tersebut menyoroti dugaan perlakuan buruk terhadap staf dan para pemain figuran di lokasi syuting selama proses syuting drama hit itu berjalan.

    Merespons kabar ini, pihak Netflix menyatakan sedang menyelidiki situasi tersebut. Seorang perwakilan Netflix mengatakan mereka bekerja sama erat dengan mitra produksi Korea untuk memperbaiki kondisi kerja di lokasi syuting.

    “Netflix sedang memverifikasi fakta terkait insiden yang dilaporkan dan akan meninjau hasilnya secara menyeluruh untuk mencegah masalah serupa terjadi lagi,” ujar perwakilan tersebut, dikutip dari Allkpop, Kamis (29/5/2025).

    Kontroversi bermula saat seorang netizen mengunggah cuitan di platform X, mengungkapkan perilaku bermasalah dari kru drama When Life Gives You Tangerines. Netizen itu menyebutkan kerusakan properti sering diabaikan, bahkan ada penggunaan semprotan pernis industri pada bus sewaan oleh kru.

    Salah satu kru diduga mengatakan kerusakan tersebut bisa dibersihkan dengan cairan pengencer. Netizen ini juga mengungkapkan frustrasinya karena perilaku tidak profesional seperti itu sering menyebabkan kecelakaan di lokasi syuting.

    Pengalaman serupa juga dibagikan oleh netizen lain yang bekerja di lokasi syuting. Ia mengaku diminta membantu mengemudi karena kekurangan staf, namun tidak dibayar dan bahkan dimaki-maki oleh pihak produksi. Ia mempertanyakan pengelolaan anggaran produksi sebesar 60 miliar won Korea ketika tim produksi menekan biaya sewa, membayar rendah upah, dan menolak membayar uang lembur.

    Lebih lanjut, netizen tersebut mengungkapkan proses syuting dilakukan selama tiga hari berturut-turut di tiga lokasi berbeda, yakni Jeonju, Beolgyo, dan Andong, yang diakses dengan bus berbeda setiap hari tanpa fasilitas penginapan memadai. Kru hanya diberi makan malam berupa burger dan soda serta tanpa ruang tunggu yang layak. Akibatnya, mereka harus menunggu berjam-jam di luar ruangan dalam kondisi cuaca yang dingin.

    Cerita-cerita ini kemudian memicu kemarahan publik. Banyak warganet mengkritik tim produksi drama hit tersebut menyampaikan kekhawatiran soal masalah serius di industri drama Korea.

    Netflix menyatakan akan merilis pernyataan resmi setelah mengonfirmasi kebenaran semua klaim tersebut.

    When Life Gives You Tangerines dibintangi oleh IU, Park Bo Gum, Park Hae Joon, dan Moon So Ri. Drama ini mengisahkan petualangan hidup keempat pemerannya sebagai keluarga dengan latar belakang di Jeju.

  • Kecelakaan di Flyover Cibinong, Mobil dan Motor Tertimpa Besi Muatan Truk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Mei 2025

    Kecelakaan di Flyover Cibinong, Mobil dan Motor Tertimpa Besi Muatan Truk Megapolitan 29 Mei 2025

    Kecelakaan di Flyover Cibinong, Mobil dan Motor Tertimpa Besi Muatan Truk
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com

    Kecelakaan
    lalu lintas terjadi di Jalan Raya Bogor-Jakarta, tepatnya di
    flyover
    Cibinong, Bogor, Rabu (28/5/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.
    Peristiwa tersebut sempat direkam warga dan diunggah ke media sosial Instagram akun @jabodetabek24info.
    Dalam video yang diunggah, terlihat besi berukuran besar menghantam kap mobil Honda Brio hingga ringsek parah. Motor yang berada di samping mobil tersebut juga terkena imbasnya.
    Kasi Humas Polres Bogor, Ipda Lista, menyebutkan, insiden bermula saat truk yang membawa muatan besi tiba-tiba bergerak mundur dan menghantam kendaraan di belakangnya.
    “Muatan besi terjatuh dan menimpa mobil Honda Brio serta motor Honda Vario yang berada di sampingnya. Pengendara motor mengalami luka lecet di kepala,” ujar Lista saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Kamis (29/5/2025).
    Akibat kejadian ini, satu pemotor mengalami luka di bagian kepala. Korban dilarikan ke RS Mitra Keluarga Cibinong untuk mendapat perawatan.
    Kecelakaan ini sempat menyebabkan kemacetan panjang di sekitar
    flyover
    Cibinong arah Jakarta.
    Polisi pun disebut turun ke lokasi untuk mengatur arus lalu lintas dan mengevakuasi kendaraan yang terdampak.
    Lebih lanjut, Lista menambahkan, para pihak yang terlibat dalam
    kecelakaan
    telah sepakat untuk menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.
    “Pihak yang terlibat dalam kecelakaan telah sepakat untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan dan tidak melanjutkan ke jalur hukum,” kata Lista.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Biaya Balik Nama Kendaraan Gratis, Dulu Kena Tarif Segini

    Biaya Balik Nama Kendaraan Gratis, Dulu Kena Tarif Segini

    Jakarta

    Biaya balik nama kendaraan kini gratis. Dulu untuk balik nama kendaraan bekas dikenakan tarif segini.

    Balik nama kendaraan bekas gratis. Ya, buat kamu yang belum melakukan balik nama ini adalah kesempatan emas karena biaya yang dikeluarkan jadi lebih ringan.

    Kebijakan bea balik nama kendaraan bekas gratis ini berlaku di semua provinsi di Indonesia. Soalnya, kebijakan itu merupakan amanat Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD). Tertulis pada Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 2022, Objek BBNKB adalah penyerahan pertama atas Kendaraan Bermotor. Artinya, yang kena BBNKB adalah kendaraan baru, tidak termasuk kendaraan bekas.

    “BBNKB hanya dikenakan atas penyerahan pertama Kendaraan Bermotor, sedangkan untuk penyerahan kedua dan seterusnya atas Kendaraan Bermotor tersebut (kendaraan bekas) bukan merupakan objek BBNKB,” demikian dikutip dari penjelasan Pasal 12 Ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 2022.

    Pada aturan sebelumnya, diketahui biaya balik nama kendaraan bisa berbeda-beda tergantung dari tipe dan juga mereknya. Untuk tarifnya, sekitar 1 persen dari harga beli. Sebagai gambaran, untuk mobil seharga Rp 200 juta, bila tarif balik nama kendaraan bekas 1 persen, maka Rp 2 juta.

    Perlu digarisbawahi, meski biaya balik nama kendaraan bekas gratis, bukan berarti kamu tak mengeluarkan biaya sama sekali. Biaya yang masih harus dikeluarkan adalah untuk membayar PKB (Pajak Kendaraan Bermotor), SWDKLLJ (Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan), penerbitan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), penerbitan TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor), dan penerbitan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor).

    Biayanya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2020 tentang jenis dan tarif yang berlaku pada Polri. Biaya PKB, SWDKLLJ, STNK, dan TNKB itu dibagi berdasarkan jenis kendaraan.

    (dry/din)

  • Kecelakaan, Sekretaris Dinas Cipta Karya Jember dalam Kondisi Kritis

    Kecelakaan, Sekretaris Dinas Cipta Karya Jember dalam Kondisi Kritis

    Jember (beritajatim.com) – Eko Ferdianto Budiono, Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Kabupaten Jember, Jawa Timur, dalam kondisi kritis saat ini di Rumah Sakit Umum Bangil, Pasuruan.

    Eko Ferdianto mengalami kecelakaan di tol Pasuruan, saat mengendarai mobil Agya yang dikemudikan Kepala Bidang Jasa Konstruksi Dinas Cipta Karya Jember Eko Wahyu Septantono, Rabu (28/5/2025) dini hari.

    “Kejadiannya sekitar pukul 03.00 atau 03.30 WIB saat dalam perjalanan ke Surabaya untuk keperluan dinas. Rencananya Pak Eko hendak ke Jakarta,” kata Kepala Dinas Cipta Karya Rahman Anda, Kamis (29/5/2025).

    Di tengah perjalanan, sisi bagian kiri mobil yang dikendarai Eko Ferdianto menghantam bagian belakang truk. “Informasi yang saya terima, lampu truk itu padam,” kata Rahman.

    Eko Wahyu yang berada di belakang kemudi tidak mengalami luka serius. Namun Eko Ferdianto yang berada di kursi penumpang sisi kiri mengalami luka berat, sehingga harus dilarikan ke RSU Bangil.

    “Beliau sudah menjalani operasi. Namun informasi yang saya terima, masih belum sadarkan diri. Doakan beliau agar bisa segera sadar dan pulih,” kata Rahman.

    Pelaksana Sekretaris Daerah Jupriono berduka dengan kejadian tersebut. “Pak Eko adalah teman terbaik kita. Kami akan mengupayakan perawatan terbaik untuknya. Namun posisi beliau saat ini belum memungkinkan untuk digeser ke RS dr, Soetomo Surabaya. Kami masih menunggu kondisi beliau membaik,” katanya. [wir]

  • Kenang Momen Selamat dari Kecelakaan, Dylan Carr Penasaran Sosok Pembisik Syahadat saat Koma

    Kenang Momen Selamat dari Kecelakaan, Dylan Carr Penasaran Sosok Pembisik Syahadat saat Koma

    GELORA.CO – Enam tahun telah berlalu sejak insiden kecelakaan yang hampir merenggut nyawa aktor muda Dylan Carr. Namun, kenangan akan kejadian itu masih melekat kuat dalam ingatannya, khususnya tentang momen saat dirinya dalam kondisi koma. Dalam pengakuannya yang menyentuh, Dylan menyebut bahwa ia mendengar bisikan dua kalimat syahadat saat berada dalam kondisi tidak sadar.

    Yang membuat pengalaman ini semakin menggetarkan adalah kenyataan bahwa hingga hari ini, Dylan masih tidak mengetahui siapa sosok yang membisikkan kalimat tersebut. Ia hanya bisa merasakan kehadiran suara itu begitu dekat dan nyata di telinganya. Peristiwa tersebut menimbulkan pertanyaan besar dalam hatinya tentang makna dan siapa pengirim pesan spiritual itu.

    Kisah ini disampaikan Dylan saat menjadi bintang tamu di acara televisi “Rumpi: No Secret” pada 25 Mei 2025. Dalam kesempatan itu, ia berbagi pengalaman tentang masa kritis yang ia alami akibat kecelakaan hebat pada tahun 2019. Dylan tak segan menyebut bahwa pengalaman tersebut telah mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan.

    Bagi Dylan, meski kecelakaan itu adalah masa sulit, namun pengalaman mendengar syahadat menjadi titik balik spiritual dalam hidupnya. Ia meyakini bahwa momen itu adalah bentuk pengingat dari Tuhan agar ia lebih menghargai hidup dan orang-orang tercinta.

    1. Luka yang Belum Hilang dan Pesan untuk Sesama Pengemudi

    Dylan tak hanya menyimpan kenangan spiritual dari masa koma, tetapi juga trauma mendalam akibat kecelakaan itu. Ia mengaku bahwa hingga kini masih kerap merasa was-was jika mengingat peristiwa tersebut, terutama karena kecelakaan itu terjadi begitu tiba-tiba saat ia tengah mengemudi dalam keadaan lelah.

    Ia pun selalu menekankan pentingnya berhati-hati di jalan kepada keluarga dan sahabatnya. Salah satu pesan yang sering ia sampaikan adalah agar tidak memaksakan diri saat berkendara dalam kondisi lelah. Menurutnya, istirahat sejenak di rest area jauh lebih baik daripada mengambil risiko besar yang bisa membahayakan nyawa.

    Kecelakaan yang menimpa Dylan terjadi pada 31 Oktober 2019 di Tol JORR KM 36 arah Cikunir, Bekasi. Saat itu, mobil yang ia kemudikan menabrak bagian belakang sebuah truk hingga mobilnya tersangkut. Akibat insiden tersebut, Dylan mengalami luka serius dan harus dirawat intensif di rumah sakit, bahkan sempat koma.

    Meski sudah pulih secara fisik, pengalaman mendekati kematian itu membekas kuat dalam memorinya. Ia pun semakin berhati-hati dan tidak lagi menganggap enteng kondisi tubuh saat harus bepergian menggunakan kendaraan pribadi.

    2. Titik Balik Spiritual: Mulai Meninggalkan Kebiasaan Buruk

    Pasca kecelakaan, Dylan mengaku bahwa hidupnya perlahan berubah. Ia mulai menjauh dari gaya hidup yang tidak sehat, termasuk kebiasaan mabuk-mabukan yang dulu sempat dijalaninya. Ia menyadari bahwa hidup adalah anugerah dan tidak seharusnya disia-siakan.

    Dalam beberapa wawancara, Dylan menyampaikan bahwa dirinya sedang dalam proses memperbaiki diri, baik secara spiritual maupun moral. Ia percaya bahwa pengalaman nyaris kehilangan nyawa tersebut adalah bentuk kasih sayang Tuhan untuk mengingatkan dan menyelamatkannya.

    Hal ini juga membuat Dylan lebih mendekatkan diri kepada keluarganya, terutama orang tua. Ia merasa belum cukup membahagiakan mereka dan ingin menebus waktu-waktu yang telah terlewat. Rasa syukurnya semakin besar setiap kali melihat wajah kedua orang tuanya yang terus mendukungnya dalam masa pemulihan.

    Satu hal yang tidak bisa ia lupakan hingga kini adalah suara yang membisikkan dua kalimat syahadat saat dirinya koma. Walau ia tidak bisa memastikan siapa pembisik itu, namun ia menganggapnya sebagai pertanda dari Tuhan agar tidak lupa akan akhirat dan selalu siap jika sewaktu-waktu ajal menjemput.

    3. Menggugah Kesadaran: Hidup Adalah Anugerah yang Harus Dijaga

    Cerita Dylan Carr tidak hanya menyentuh dari sisi personal, tetapi juga menjadi pelajaran penting bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Di tengah rutinitas dan tekanan hidup, sering kali seseorang lupa untuk menghargai hidup dan kesehatan yang dimiliki. Kisah Dylan menjadi pengingat bahwa segala sesuatu bisa berubah dalam sekejap.

    Kisah Dylan juga menjadi bukti bahwa pengalaman mendekati kematian dapat membawa seseorang ke arah yang lebih baik. Meski banyak yang menganggap cerita tentang bisikan syahadat itu sebagai sesuatu yang mistis, namun bagi Dylan, itu adalah pengalaman nyata dan sangat personal.

    Kini, Dylan Carr menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh rasa syukur. Ia tetap aktif di dunia hiburan namun dengan semangat dan pandangan hidup yang baru. Ia berharap pengalaman hidupnya bisa menjadi inspirasi dan pelajaran bagi orang lain untuk tidak menunda perubahan positif dalam hidup.

    Dengan semangat yang baru, Dylan juga berencana untuk kembali fokus dalam dunia akting. Ia ingin membagikan kisah hidupnya dalam bentuk karya agar publik bisa ikut merasakan perjalanan batin yang ia alami dan menjadikannya sebagai inspirasi.

  • Pengakuan Christiano Pengemudi BMW soal Kecepatan Mobil saat Tabrak Argo

    Pengakuan Christiano Pengemudi BMW soal Kecepatan Mobil saat Tabrak Argo

    Jakarta

    Christiano Tarigan mengaku BMW yang dikemudikannya dipacu pada kecepatan 50-60 km/jam saat menabrak Argo.

    Mahasiswa FH UGM Argo Ericko Achfandi meregang nyawa usai motornya ditabrak mobil BMW yang dikemudikan Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan. Kecelakaan itu terjadi di Jalan Palagan, Ngaglik, Sleman, pada Sabtu dinihari. Kecelakaan itu bermula saat Argo hendak memutar balik. Namun saat berbelok pada saat bersamaan datang dari belakang mobil BMW putih yang dikemudikan Christiano. Tabrakan pun tak terhindarkan karena jaraknya terlalu dekat.

    Kapolresta Sleman Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo mengungkap kecelakaan itu dipicu Christiano yang kurang konsentrasi. Tak cuma itu, ada juga pelanggaran kecepatan lalu lintas yang seharusnya hanya 40 km/jam.

    “Ini kita masih menguji dari hasil kendaraannya, kalau dari tersangka sendiri, ini kan pengakuan ya, itu kecepatan 50-60 km/jam, sedangkan jalan di situ jalan provinsi itu tertanam rambunya 40 km/jam artinya sudah melebihi dari batas yang diperbolehkan,” kata Edy dalam konferensi pers yang ditayangkan Youtube CNN Indonesia.

    Penyebab Christiano kurang konsentrasi masih diselidiki lebih lanjut. Namun pihak kepolisian menjelaskan kurang konsentrasi itu diketahui sebab Christiano tidak menghindar atau membunyikan klakson saat melihat ada kendaraan lain yang hendak memutar balik. Marka jalan pun dilanggar dan memicu terjadinya kecelakaan.

    “Ini analis dari kita bahwa satu yang pertama pelanggaran dia dari hasil keterangan ini dan saksi lainnya, dia satu kurang konsentrasi, makanya pada saat naik kendaraan dia tidak klakson, tidak ada upaya menghindar, kemudian pengereman,” lanjut Edy.

    Christiano telah ditetapkan sebagai tersangka. Saat ini sopir BMW itu telah ditahan oleh pihak Kepolisian. Tersangka diancam Pasal 310 ayat 4 UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ. Di mana sesuai pasal tersebut tersangka dianggap lalai dalam berkendara.

    “Pasal dan ancaman yang kita terapkan yaitu pasal 310 ayat 4 Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan mengatur tentang sanksi pidana bagi setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dan karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas tersebut. Sanksi adalah pidana penjara paling lama 6 tahun dan atau denda paling banyak Rp 12 juta,” ujarnya.

    (dry/din)

  • Polisi Selidiki Pengganti Pelat BMW Penabrak Mahasiswa UGM

    Polisi Selidiki Pengganti Pelat BMW Penabrak Mahasiswa UGM

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Kepolisian Resor Kota Sleman tengah menyelidiki dugaan upaya pengaburan identitas kendaraan dalam kasus kecelakaan maut yang menewaskan seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), AEA (19), di simpang tiga Dusun Sedan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman.

    Fokus penyelidikan kini mengarah pada pihak yang mengganti pelat nomor mobil BMW yang terlibat dalam kecelakaan tersebut.

    Mobil mewah tersebut dikemudikan oleh CPP (21), seorang mahasiswa UGM asal Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

    Kecelakaan terjadi pada Sabtu (24/5/2025) dini hari, saat BMW yang dikemudikan CPP menabrak motor yang dikendarai korban. AEA, warga Cilodong, Depok, meninggal dunia di lokasi kejadian.

    Saat diamankan, polisi menemukan pelat nomor mobil BMW itu telah berubah dari nomor aslinya F 1206 menjadi B 1442 NAC.

    Kapolresta Sleman Kombes Pol Edy Setyanto Erning Wibowo mengatakan pihaknya langsung menindaklanjuti temuan tersebut.

    “Pada saat kendaraan sudah diamankan, tanpa diketahui oleh petugas ada yang mengganti pelat nomor tersebut menggunakan pelat nomor B 1442 NAC. Kami sudah dalami dan sudah amankan pelakunya,” ujar Edy pada Rabu (28/5/25).

    Polisi pun mengamankan sejumlah barang bukti penting, antara lain tiga kendaraan yang terlibat, Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan Surat Izin Mengemudi (SIM) milik masing-masing pengemudi.

    Proses penyelidikan dilakukan secara ilmiah melalui olah tempat kejadian perkara (TKP), pemeriksaan saksi, serta dua kali gelar perkara.

    Hasil gelar perkara kedua memperkuat bukti dan menetapkan CPP sebagai tersangka penabrak mahasiswa UGM secara resmi. Ia kini telah ditahan di Polresta Sleman untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

    Tersangka dijerat dengan Pasal 310 ayat (4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Pasal ini mengatur sanksi pidana bagi pengemudi yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan hingga menimbulkan korban jiwa.

    Pengemudi penabrak mahasiswa UGM itu terancam hukuman pidana paling lama 6 tahun penjara dan/atau denda maksimal Rp 12 juta.

  • Keluarga Korban Ungkap Luka Mendalam di Balik Kasus Suami Bunuh Istri di Bandar Lampung

    Keluarga Korban Ungkap Luka Mendalam di Balik Kasus Suami Bunuh Istri di Bandar Lampung

    Kecurigaan keluarga terhadap kematian NI muncul sejak pertama kali melihat kondisi tubuh korban dan kendaraan yang ditemukan di lokasi. Menurut Umi, motor korban tidak mengalami kerusakan berarti, dan korban sebelumnya dalam kondisi sehat.

    “Dari awal kami nggak percaya dia meninggal karena kecelakaan atau sakit. Malam itu dia masih sehat, dan motor pun nggak rusak,” jelas Umi.

    Keluarga juga merasakan hal janggal karena sejak malam sebelum kejadian, korban tidak merespons pesan atau panggilan telepon. Padahal, WhatsApp-nya masih aktif.

    “WA aktif, tapi nggak pernah dijawab. Padahal biasanya dia cepat bales,” tambah Umi.

    Kini, pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus kepada pihak berwajib, sembari berharap keadilan ditegakkan untuk NI.