Kasus: kecelakaan

  • Kecelakaan Maut Truk Pertamina di Tuban, Seorang Pengendara Sepeda Motor Tewas

    Kecelakaan Maut Truk Pertamina di Tuban, Seorang Pengendara Sepeda Motor Tewas

    Liputan6.com, Tuban – Truk tangki Pertamina mengalami tabrakan beruntun dengan truk tronton dan sepeda motor di jalan Pakah pungkasnya- Soko, tepatnya di Desa Trutup, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Senin (16/6/2025) sekitar pukul 16.00 WIB.

    Akibat kecelakaan maut itu, badan depan truk Pertamina dan tronton ringsek tak berbentuk. Kemudian, insiden tersebut menewaskan pengendara sepeda motor, dan 3 orang mengalami luka yang harus dilarikan ke rumah sakit.

    “Satu korban meninggal dunia, dan 3 orang mengalami luka,” ungkap Kanit Gakkum Satlantas Polres Tuban, IPTU Eko Sulistiyono.

    Kecelakaan maut tersebut bermula saat truk tangki Pertamina bernopol W 8715 UK berjalan dari arah Timur ke Barat yang dikemudikan Rakha Alfian Firman Hakim (27), pria asal Kelurahan Kutorejo, Kota Tuban.

    “Truk berjalan dari arah timur ke barat dan oleng ke kanan,” kata IPTU Eko Sulistiyono.

    Setelah itu, truk tangki Pertamina tersebut menabrak dump truk tronton bernopol L 8789 US yang dikemudikan Mujiko (50), pria asal Desa Kepohagung, Kecamatan Plumpang, Tuban.

    Lalu truk Pertamina itu kembali menghantam sepeda motor bernopol S 4310 FP yang dikemudikan Ahmad Sofil Murod (33), pemuda asal Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. Akibatnya, pria tersebut meninggal dunia dengan luka serius pada tubuhnya.

    “Sepeda motor ini berpenumpang Dwi Handoko (33), Desa Sukosari, Kecamatan Soko, Tuban,” tambah IPTU Eko panggilan akrabnya.

    Apesnya, dari arah belakang melaju sepeda motor bernopol S 5808 EK yang dikemudikan Andafani (27), perempuan asal Desa Banjaragung, Kecamatan Rengel, Tuban. Lalu, motor tersebut menabrak truk tangki Pertamina dari belakang, dan beruntung pengendara motor tersebut lepas dari maut.

    “Pengendara motor perempuan mengalami luka dalam kecelakaan lalu lintas tersebut,” ungkap IPTU Eko.

    Lebih lanjut, ia menerangkan anggota kepolisian mengevakuasi korban dan melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna proses penyelidikan lebih lanjut. Termasuk, mengamankan barang bukti dalam kecelakaan yang merenggut satu nyawa manusia tersebut.

    “Faktor yang mempengaruhi laka lantas adalah pengemudi truk tangki kurang konsentrasi terhadap situasi yang ada di depannya,” pungkasnya.

  • Selasa, Samsat keliling buka di 14 wilayah Jadetabek

    Selasa, Samsat keliling buka di 14 wilayah Jadetabek

    Jakarta (ANTARA) – Subdit Registrasi dan Identifikasi (Regident) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah menyediakan layanan 21 lokasi Sistem administrasi manunggal satu atap (Samsat) Keliling di 14 wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) pada Selasa.

    Masyarakat dapat mendapatkan sejumlah manfaat dalam layanan Samsat Keliling mulai dari layanan pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Santunan Wajib Dana Kecelakaan Lalu-lintas (SWDKLLJ).

    Samsat keliling biasanya tersebar di beberapa daerah agar masyarakat mudah untuk menjangkau dan tak perlu untuk mendatangi kantor pusat.

    Berikut wilayah layanan Samsat Keliling di Jadetabek sesuai info akun X resmi TMC Polda Metro Jaya @tmcpoldametro:

    1. Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB

    2. Jakarta Utara di halaman parkir Samsat dan Masjid Al Musyawarah pukul 08.00-14.00 WIB

    3. Jakarta Barat di Mall Citraland pukul 08.00-14.00 WIB

    4. Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat pukul 08.00-15.00 WIB dan TMP Kalibata pukul 08.00-14.00 WIB

    5. Jakarta Timur di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.30 WIB

    6. Kota Tangerang di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB

    7. Serpong di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB dan ITC BSD pukul 16.00 – 19.00 WIB.

    8. Ciledug di Giant Poris Ruko Batu Ceper Tangerang dan Pasar Modern Bintaro Jaya pukul 08.00-13.00 WIB.

    9. Ciputat di Kantor Kelurahan Pondok Betung pukul 09.00-12.00 WIB

    10. Kelapa Dua di Pasar Moderen Intermoda dan Halaman Gtown House pukul 08.00-14.00 WIB

    11. Kota Bekasi di halaman Parkir Samsat pukul 08.00-12.00 WIB

    12. Kabupaten Bekasi di halaman Parkir Samsat pukul 09.00-12.00 WIB

    13. Depok di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB

    14. Cinere di halaman parkir Samsat pukul 08.00-12.00 WIB

    Masyarakat diminta membawa beberapa persyaratan untuk melakukan pembayaran pajak kendaraan anda, seperti KTP asli pemilik kendaraan, BPKB, dan STNK, masing-masing disertai fotokopi, pemohon juga tidak memiliki tunggakan pajak kendaraan bermotor lebih dari satu tahun.

    Gerai Samsat Keliling ini hanya melayani pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB) tahunan, sedangkan untuk pembayaran pajak kendaraan lima tahunan dan ganti plat nomor kendaraan pemohon harus datang langsung ke kantor Samsat terdekat.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pesawat Air India Jatuh Menimpa Asrama Dokter, Ini Kesaksian Nakes yang Selamat

    Pesawat Air India Jatuh Menimpa Asrama Dokter, Ini Kesaksian Nakes yang Selamat

    Jakarta

    Seorang Dokter di India, Navin Chaudhary, mendengar ledakan keras saat ingin menyantap makanannya. Ia menoleh ke belakang dan melihat api besar membakar ruang makan tempat ia dan dokter magang lainnya berkumpul.

    Saat api mulai mendekatinya, ia bergegas menuju jendela dan melompat. Dari bawah, Chaudhary melihat ekor pesawat Air India yang tergantung di gedung kampus kedokteran.

    “Terjadi kebakaran dan banyak yang terluka,” beber Chaudhary yang dikutip dari AP News.

    Chaudhary mengatakan ia merasa beruntung bisa selamat. Meski begitu, ia segera pergi ke unit perawatan intensif rumah sakit, tempat para korban luka bakar yang dibawa dengan tandu.

    “Saya merasa bahwa sebagai seorang dokter, saya dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Saya selamat, jadi apapun yang dapat saya lakukan, saya harus melakukannya,” jelasnya.

    Setidaknya 270 orang tewas saat pesawat Air India menabrak gedung perguruan tinggi kedokteran di Ahmedabad tak lama setelah lepas landas pada Kamis (12/6/2025). Hanya satu penumpang di antara 242 penumpang yang selamat.

    Setidaknya, 29 orang lainnya yang berada di tempat kejadian termasuk lima mahasiswa kedokteran di dalam asrama tewas.

    Seorang mahasiswa kedokteran senior, Akshay Zala, mengungkapkan kecelakaan itu terasa seperti gempa bumi.

    “Saya hampir tidak bisa melihat apapun karena gumpalan asap dan debu tebal menyelimuti semuanya. Saya kesulitan bernapas,” terangnya.

    Ketika kejadian itu, Zala bergegas pergi ke tempat aman sambil berlari menembus debu dan asap. Dia membersihkan dan membalut luka di kaki kirinya, lalu bergabung dengan yang lainnya di pusat trauma perguruan tinggi kedokteran untuk merawat yang terluka.

    NEXT: Banyak juga yang tidak selamat

    Pada Senin (16/6), lokasi kecelakaan dipenuhi ekskavator dan pekerja untuk membersihkan puing-puing. Para pejabat memeriksa gedung untuk mencari petunjuk yang memungkinkan penyelidik mengetahui apa yang menyebabkan tragedi tersebut.

    Sejauh ini, otoritas India telah menyerahkan jenazah 47 korban. Jenazah 92 korban lainnya juga telah diidentifikasi melalui pencocokan DNA dan akan segera diserahkan kepada keluarga.

    Dekan perguruan tinggi Minakshi Parikh mengatakan banyak dokter yang menyelamatkan rekan-rekan mereka dari reruntuhan, kemudian kembali bertugas untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

    “Mereka melakukan itu dan semangatnya terus berlanjut hingga saat ini,” kata Parikh.

    “Hal pertama yang dilakukan para dokter yang berhasil menyelamatkan diri adalah kembali ke dalam dan menyelamatkan rekan-rekan mereka yang terjebak di dalam. Mereka bahkan mungkin tidak selamat karena tim penyelamat butuh waktu untuk datang,” pungkasnya.

  • Klaim Grab soal Pendapatan Driver Capai Rp6,8 Juta Tuai Kritikan, Data Tak Relevan

    Klaim Grab soal Pendapatan Driver Capai Rp6,8 Juta Tuai Kritikan, Data Tak Relevan

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi mitra pengemudi ojek online (ojol) mempertanyakan klaim Grab Indonesia soal penghasilan besar hingga Rp6,8 juta per bulan yang dikantongi oleh mitra driver roda dua. Data yang disajikan dinilai kurang relevan dan tidak mewakili kondisi mayoritas pengemudi.

    Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati mengatakan mayoritas mitra driver aplikasi Grab, pengemudi roda dua dan roda empat, saat ini berada di Jakarta. Adapun data yang disajikan adalah data pengemudi di Bali yang tidak mencerminkan situasi penghasilan yang sebenarnya. 

    Berdasarkan data yang dimiliki SPAI dari keterangan para mitra di Jakarta, rerata penghasilan bulanan hanya Rp50.000 – Rp100.000 per hari, dengan dipotong biaya bensin Rp25.000 – Rp30.000 per hari, maka uang yang dikantongi hanya Rp70.000. Itu pun mereka harus bekerja hingga 12-16 jam per hari.  

    Sementara itu, untuk pengemudi roda empat atau taksi online, penghasilan yang dikantongi berkisar Rp300.000 – Rp350.000 dengan biaya bensin Rp150.000/hari dan biaya sewa kendaraan Rp150.000/hari. 

    Peraturan ganjil genap dan macet parah di Jakarta yang memakan waktu berjam-jam membuat kondisi mereka makin sulit untuk mendapatkan penghasilan yang tinggi.   

    Oleh sebab itu, kata Lili, ketika Grab membawa data penghasilan pengemudi di Bali, sama sekali tidak relevan. 

    “Perbandingan dengan di Bali tidak relevan karena tidak mewakili kondisi kerja para pengemudi di  daerah lainnya seperti Jakarta yang mayoritas pengemudi ojol dan taksol bekerja di Jakarta,” kata Lili kepada Bisnis, Senin (16/6/2025). 

    Pengemudi Grab

    Lili menambahkan peningkatan pendapatan mitra driver aplikasi dapat terjadi jika driver mendapat pengakuan sebagai pekerja tetap dari Kementerian Ketenagakerjaan agar mendapatkan jaminan upah minimum setiap bulan. 

    Dengan upah minimum per bulan maka waktu kerja driver dihargai sekaligus pengemudi mendapatkan waktu istirahat sesuai aturan ketenagakerjaan. 

    “Karena jam kerja yang tinggi sangat rawan terjadinya kecelakaan kerja di jalan raya yang dapat menimbulkan korban cacat tubuh maupun korban jiwa,” kata Lili.

    Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online (Ojol) Garda Indonesia Igun Wicaksono mengungkap rata-rata pendapatan kotor mitra ojol dari Grab dikisaran Rp5 juta per bulan. Pendapatan tersebut belum dipotong biaya aplikasi 20% bahkan lebih, biaya operasional 30%, dan biaya perawatan 20%. 

    Dengan rata-rata jam kerja 12-14 jam dan 24 hari bekerja dalam sebulan, lanjutnya, maka rata-rata pendapatan bersih setelah dipotong semua biaya tinggal tersisa 30%. 

    “Pendapatan bersih jadi senilai Rp1,5-3 juta per bulan, namun harus korbankan biaya perawatan kendaraan,” kata Igun. 

    Dia tidak menutup kemungkinan jika ada driver ojol yang berpendapatan Rp6,8 juta per bulan, tetapi itu menurutnya, hanya driver tertentu binaan dari perusahaan aplikator sendiri. 

    “Bagi driver ojol reguler pendapatan rata-rata kotor antara Rp4 – 5 juta saja, atau bersihnya Rp1,5-3 juta,” kata Igun. 

    Driver ojol mendapat order

    Dia menekankan di tengah pendapatan yang kecil tersebut, mitra driver masih harus menghadapi program-program hemat dan member yang membuat pengemudi reguler jarang mendapat order dan hal ini menurunkan pendapatan secara signifikan.

    “Harapan kami Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia menginginkan semua driver ojol rata statusnya reguler semua agar ada pemerataan order dan pemerataan pendapatan,” kata Igun. 

    Sebelumnya, Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan pendapatan tertinggi mitra driver Grab untuk roda dua dapat menyentuh Rp6,8 juta per bulan. Sementara itu untuk pengemudi roda empat dapat menyentuh Rp18 juta. Di sisi lain, pendapatan terendah sekitar Rp1,3 juta. 

    Neneng menuturkan Grab Indonesia membagi kelas mitra pengemudi menjadi 4 kelas yaitu Jawara, Ksatria, Pejuang, dan Anggota. Untuk kelas Jawara, pendapatan yang dibukukan dapat menyentuh Rp6,8 juta per bulan di wilayah Bali. 

    “Kalau jawara pendapatan rata-rata ya ini 6,8 juta. Dia jumlah harinya dia narik tuh 25 hari. Dari 1-30 April. Jumlah jam nariknya dia itu sekitar 6 jam, jumlah orderannya sekitar 20 per hari,” kata Neneng, dikutip Senin (16/6/2025). 

    Neneng mengatakan pendapatan besar tersebut berhasil dibawa pulang karena driver bersangkutan sangat fokus dalam mengejar penumpang dan hanya menggunakan satu aplikasi. 

    Sementara itu yang terjadi di lapangan, kata Neneng, pengemudi driver memiliki banyak yang punya 4-5 aplikasi. 

    Adapun bagi driver yang mendapat pendapatan rendah Rp1,6 juta per bulan, menurut Neneng, karena statusnya mereka hanya Anggota, dengan waktu bekerja hanya 13 hari. 

    “Karena dia juga cuma nariknya rata-ratanya cuma 13 hari kok. Terus jumlah jam nariknya juga cuma 3 jam. Mungkin pagi-pagi dia narik sebentar sebelum ke kantor gitu ya. Terus siang dia narik sebentar sambil makan, sambil dia narik. Atau malam dia sambil pulang, sambil bawa penumpang juga gitu. Jumlah orderannya 9,” kata Neneng. 

    Sementara itu driver Grab pengemudi roda empat yang full time di Bali, bisa mengantongi pendapatan hingga Rp18 juta per bulan.

    “26 hari, 6 jam, 11 strip. Dia menggunakan satu aplikasi biasanya kan. Gak mungkin jawara itu dua aplikasi. 18 juta. Nah yang anggota kurang lebih 3,2 juta,” kata Neneng. 

  • Jemaah Haji Kloter 4 Medan Tiba di Tanah Air, 11 Jemaah Wafat di Tanah Suci, 1 Wafat saat Tiba di Bandara Kualanamu

    Jemaah Haji Kloter 4 Medan Tiba di Tanah Air, 11 Jemaah Wafat di Tanah Suci, 1 Wafat saat Tiba di Bandara Kualanamu

     

    Liputan6.com, Medan – Jemaah haji kloter 4 Debarkasi Medan tiba di Tanah Air. Dari data Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, ada 12 jemaah haji reguler asal Sumut yang meninggal dunia.

    “11 haji wafat di Tanah Suci dan satu di tanah air sesaat setelah mendarat di Bandara Kualanamu Deli Serdang,” ujar Ketua PPIH Debarkasi Medan Ahmad Qosbi di Medan, Senin (16/6/2025).

    Qosbi mengatakan, haji yang wafat itu berasal dari delapan kabupaten/kota di Sumatera Utara meliputi Medan dan Deli Serdang masing-masing tiga orang.

    Kemudian, Labuhanbatu Selatan, Padangsidimpuan, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, dan Serdang Bedagai masing-masing satu orang.

    “Mereka yang wafat ini akan memperoleh santunan asuransi sebagai hak jamaah haji Indonesia,” katanya.

    Setiap jemaah yang wafat baik di tanah suci maupun di tanah air, lanjut dia, akan memperoleh santunan asuransi yang dikelola Jasa Mitra Abadi (JMA) Mulia Syariah.

    “Untuk haji reguler wafat bukan karena kecelakaan diberikan manfaat asuransi 100 persen Bipih (Biaya Perjalanan Ibadah Haji) sesuai embarkasi,” jelas Qosbi.

    Sedangkan haji reguler mengalami cacat tetap sebagian akibat kecelakaan, tutur dia, diberikan manfaat asuransi sebesar persentase ditentukan hingga maksimal 100 persen Bipih sesuai embarkasi.

    “Haji reguler yang wafat karena kecelakaan akan diberikan manfaat asuransi 200 persen Bipih, dan haji reguler cacat tetap akibat kecelakaan diberikan manfaat asuransi 100 persen Bipih,” ungkapnya.

    Qosbi juga mengatakan, asuransi jamaah haji ini mulai berlaku sejak keberangkatan dari asrama haji atau embarkasi hingga kepulangan ke tanah air.

    Untuk klaim asuransi ini dapat diurus oleh ahli waris jamaah haji yang wafat setelah proses pemulangan haji selesai dilakukan dengan melengkapi beberapa dokumen.

    “Seperti surat keterangan kematian, fotokopi identitas haji yang wafat, print out database Siskohat (sistem komputerisasi haji terpadu) dari haji reguler yang meninggal,” papar Qosbi.

     

  • Tabrakan Beruntun Libatkan Truk Tangki Pertamina, 1 Korban Meninggal
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        17 Juni 2025

    Tabrakan Beruntun Libatkan Truk Tangki Pertamina, 1 Korban Meninggal Surabaya 17 Juni 2025

    Tabrakan Beruntun Libatkan Truk Tangki Pertamina, 1 Korban Meninggal
    Tim Redaksi
    TUBAN, KOMPAS.com
    – Sebuah
    kecelakaan lalu lintas
    beruntun terjadi di Jalan Raya Pakah – Soko, Desa Trutup, Kecamatan Plumpang, Kabupaten
    Tuban
    , Jawa Timur, melibatkan
    truk tangki Pertamina
    , truk tronton, serta dua sepeda motor.
    Kecelakaan yang terjadi pada Senin (16/6/2025) sekitar pukul 16.00 WIB ini mengakibatkan satu orang pengendara motor meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka-luka.
    Kepala Unit Penegakan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Tuban, Iptu Eko Sulistiyono, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut berawal saat truk tangki Pertamina dengan nomor polisi W 8715 UK, yang dikemudikan Alfian Firman Hakim (27), melaju dari arah Tuban menuju Rengel.
    Setibanya di lokasi kejadian, truk tangki oleng ke kanan dan menabrak truk tronton dengan nomor polisi L 8789 US yang dikemudikan Mujiko (50).
    “Dugaannya pengemudi truk tangki kurang konsentrasi hingga oleng dan menabrak truk tronton yang melaju dari arah berlawanan,” kata Eko saat dikonfirmasi Kompas.com.
    Pada saat bersamaan, dua pengendara sepeda motor, Andafani (27) yang mengendarai motor Beat dengan nomor polisi S 5808 EK, dan Ahmad Sofil Murod (33) yang berboncengan dengan Dwi Handoko (33) menggunakan motor Supra X dengan nomor polisi S 4310 FP, juga menabrak bagian belakang truk tangki Pertamina.
    Para korban segera dievakuasi oleh petugas dan dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
    “Korban atas nama Ahmad Sofil Murod dinyatakan meninggal oleh petugas medis Puskesmas Plumpang,” ujarnya.
    Sementara itu, tiga korban lainnya, yaitu Rakha Alfian Firman Hakim, Dwi Handoko, dan Andafani, masih menjalani perawatan intensif di Puskesmas.
    Petugas Satlantas Polres Tuban yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengamankan kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan beruntun tersebut.
    “Faktor utama penyebab kecelakaan diduga karena kelalaian pengemudi truk tangki yang kurang waspada terhadap situasi di depannya,” tandas Eko.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Legenda Urban: Misteri di Omah Demit Bekas Area Tambang Batu Kapur Klaten

    Legenda Urban: Misteri di Omah Demit Bekas Area Tambang Batu Kapur Klaten

    Liputan6.com, Klaten – Berada di atas perbukitan kapur yang menjulang tinggi dan dikelilingi jurang, berdiri sebuah rumah yang disebut dengan Omah Demit. Konon, area ini menyimpan kisah mistis yang kerap membuat warga ketakutan.

    Lokasi Omah Dhemit berada di Dusun Mojo Pereng, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Letaknya berada di ketinggian sekitar 30 meter.

    Kawasan perbukitan kapur ini merupakan bekas area pertambangan batu kapur yang pernah aktif di zaman kolonial Belanda. Sementara itu, Omah Demit yang berada di tengah-tengah area tersebut dahulu difungsikan sebagai gudang penyimpanan dinamit yang digunakan sebagai bahan peledak tambang.

    Dari namanya saja, bangunan ini sudah sangat lekat dengan aura mistis. Nama omah demit berarti rumah hantu, artinya bangunan ini memang sudah dikenal sebagai rumah berhantu.

    Telah lama ditinggalkan, kondisi Omah Demit terlihat suram dan angker. Lokasinya yang tak terjangkau serta rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar bangunan tersebut menambah kesan angker pada rumah ini.

    Konon, warga kerap mendengar suara-suara aneh dan penampakan makhluk astral dari rumah ini. Selain suara dan penampakan, aura dari bangunan ini juga cukup menyeramkan.

    Banyak warga yang mengaku merasakan sesuatu saat melewati area Omah Demit. Mereka merasa seperti sedang diawasi oleh seseorang dari dalam rumah.

    Meski terlihat jelas ada bangunan di atas bukit, tetapi tak ada yang bisa menjangkau rumah tersebut. Tak ada akses menuju ke rumah tersebut.

    Belum lagi, terdapat jurang di kanan dan kiri bukit. Selain itu, tak ada tangga menuju ke puncak bukit kapur tersebut.

     

    Detik-Detik Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang – Video Amatir

  • Kemenlu: 12 WNI Luka-luka Akibat Kecelakaan Balon Udara di Turki

    Kemenlu: 12 WNI Luka-luka Akibat Kecelakaan Balon Udara di Turki

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan 12 warga negara Indonesia (WNI) luka-luka akibat kecelakaan balon udara wisata di Provinsi Aksaray, Turki tengah. 

    Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha memastikan bahwa perwakilan RI di Ankara telah memberikan perhatian kepada 12 WNI korban kecelakaan yang terjadi Ahad (15/6) waktu setempat itu.

    “KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk membantu para WNI,” ucap Judha dalam pernyataan tertulis dilansir dari Antara, Senin (16/6/2025). 

    Ia menjelaskan bahwa balon udara yang membawa 19 penumpang WNI bersama seorang pilot tersebut celaka dan terhempas ke darat diduga karena perubahan angin yang mendadak. Kecelakaan itu menelan satu korban jiwa, yaitu sang pilot balon udara yang berkebangsaan Turki.

    Judha mengatakan 12 dari 19 WNI yang menumpang balon udara mengalami luka ringan akibat insiden tersebut. Namun, dia menuturrkan kondisi mereka membaik setelah dirawat di rumah sakit setempat dan para WNI sudah dalam perjalanan ke Istanbul sebelum pulang ke tanah air.

    “Mereka dijadwalkan akan kembali pulang ke Indonesia malam ini,” kata Judha menambahkan.

    Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama menyatakan bahwa rombongan wisatawan WNI tersebut awalnya hendak menaiki wahana balon udara di Kapadokia namun gagal sehingga mereka beralih mencari balon udara ke Aksaray.

    “Di Kapadokia, diputuskan tidak terbang karena cuaca. Namun rombongan tetap mencari balon di tempat lain untuk terbang,” kata Dubes Rizal.

    Ia juga memastikan bahwa para WNI sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit setelah mendapat perawatan medis.

  • Kecelakaan di Tikungan Pal 8, Sebanyak 5 Orang Jadi Korban

    Kecelakaan di Tikungan Pal 8, Sebanyak 5 Orang Jadi Korban

    Bondowoso (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Bondowoso-Besuki, tepatnya di Tikungan Pal 8, Desa Sumber Tengah, Kecamatan Binakal, Kabupaten Bondowoso, pada Senin (16/6/2025) sekitar pukul 17.00 WIB.

    Insiden ini melibatkan dua kendaraan, yakni Mitsubishi L-300 Pick-Up bernomor polisi P-9346-EB dan diduga mobil dinas Pemkab Bondowoso, Isuzu Panther berpelat merah dengan nomor polisi P-1256-AP.

    Kasatlantas Polres Bondowoso, AKP Achmat Rochan, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan kronologi lengkapnya.

    Ia menyatakan bahwa kecelakaan bermula saat Mitsubishi L-300 yang dikemudikan Sahut Wijaya (33), warga Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Situbondo, melaju dari arah selatan ke utara.

    Saat melintasi tikungan, diduga setir kendaraan mengalami gangguan teknis (mengunci), sehingga pengemudi kehilangan kendali dan masuk ke lajur berlawanan.

    “Dari arah berlawanan, timur ke barat, melaju kendaraan Isuzu Panther. Karena jarak yang sudah sangat dekat, tabrakan tidak dapat dihindari,” ujar AKP Achmat Rochan pada BeritaJatim.com, malam harinya.

    Isuzu Panther tersebut diketahui dikemudikan oleh dua aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bondowoso, yakni Nur Saifullah (47) asal Kademangan dan Mastuki (56) warga Tenggarang.

    Keduanya mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut. Nur Saifullah mengeluhkan sakit kepala, sementara Mastuki mengalami patah tulang pada tangan kirinya.

    Sementara itu, tiga orang dalam kendaraan pick-up Mitsubishi juga mengalami luka-luka, yakni pengemudi Sahut Wijaya (luka lecet di tangan kanan), serta dua penumpangnya lainnya.

    Di antaranya M. Irfan (19) mengalami luka lecet di tangan kiri dan Saifur (19) mengalami luka lecet di kaki kanan. Seluruh korban dilarikan ke RS Bhayangkara Bondowoso untuk mendapat perawatan medis.

    “Kerugian material akibat benturan kendaraan diperkirakan mencapai sekitar Rp 5 juta. Kami sudah melakukan olah TKP dan mengamankan kendaraan untuk keperluan penyelidikan,” jelas Kasatlantas.

    Pihak kepolisian mengimbau para pengemudi untuk rutin memeriksa kondisi kendaraan, terlebih saat melintas di jalur-jalur rawan seperti tikungan tajam Pal 8.

    “Kepatuhan terhadap standar keselamatan menjadi hal vital guna menghindari kecelakaan serupa,” tegas Rochan. (awi/ian)

  • Tergusur, Pedagang Jatian Center di Kawasan Perhutani Datangi DPRD Jember

    Tergusur, Pedagang Jatian Center di Kawasan Perhutani Datangi DPRD Jember

    Jember (beritajatim.com) – Terancam kehilangan tempat berdagang, perwakilan pedagang Jatian Center (JTC) di kawasan Tempat Penitipan Kayu (TPK) Perhutani, Kaliputih, Kecamatan Rambipuji, mendatangi gedung DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (16/6/2025).

    Warung-warung milik 20 orang pedagang di kawasan TPK kini sudah dibongkar Perhutani. Ketua JTC Abdul Wahab Hidayatullah mengatakan, warung di kawasan TPK itu didirikan perantauan asal Pulau Madura. “Mereka bertempat di sana, membuat warung, menyambung hidup, mencari nafkah juga sekaligus bisa dijadikan tempat tinggal sementara,” katanya.

    Warung itu kemudian diwariskan kepada anak cucu mereka. “Saya juga asli kelahiran sana, tahu sejarahnya . Ibu saya juga berjualan di sana. Sekarang yang berjualan di sana itu kan rata-rata sudah seusia saya ini, sudah tua. Saya sudah ridak mungkin bisa beralih profesi kerja lain,” kata Wahab.

    Apalagi Wahab pernah mengalami kecelakaan yang membutuhkan waktu enam tahun untuk sembuh. “Jadi habis-habisan, cuma bisa buat warung di sana untuk sekadar makan,” katanya.

    Wahab tak sendirian. Dia mengajak Pak Wito yang juga berusia di atas enam dasawarsa. “Cucunya kapan hari meninggal dunia. Anaknya tidak punya rumah. Beliau tidak punya rumah. Karena warungnya sekarang dibongkar Perhutani,” kata Wahab.

    Para pedagang menolak digusur. Mereka akhirnya membuat tenda darurat. “Karena memang tidak punya rumah harus pulang ke mana,” kata Wahab.

    Wahab mendengar pembongkaran warung mereka dikarenakan adanya pelebaran jalan. Namun ia tak begitu saja percaya.

    “Tolong saya dikasih bukti fisik. Contohnya garap dulu jalan dari Kecamatan Balung, entah itu dilebarkan atau dicor. Nanti kalau sudah sampai di Kaliputih, baru teman-teman kita kondisikan misalnya mundur dari bahu jalan. Soalnya kita pada prinsipnya tidak ingin mengganggu program pemerintah,” katanya.

    Suyono, Wakil Administratur Perhutani Jember Selatan, mengatakan, lokasi berdagang yang ditempati Wahab dan kawan-kawan merupakan bahu jalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

    Sementara itu bangunan milik pedagang yang masuk ke wilayah TPK tidak pernah mengantongi izin dari Perhutani. “Seiring berjalannya waktu, di depan (TPK) ada warung, merembet ke belakang. Ini sejarah,” kata Suyono.

    Suyono membenarkan bahwa ada pembangunan jalan yang melintasi kawasan TPK yang membuat para pedagang di bahu jalan tergusur. Perhutani keberatan dengan keinginan para pedagang untuk memindahkan lokasi berjualan ke dalam TPK karena berbahaya.

    “Di sana pohonnya sudah besar. Ada beberapa pohon yang rapuh condong. Kemarin saja kira-kira dua atau tiga bulan lalu, ada beberapa pohon yang sempat tumbang,” kata Suyono.

    Agus Khoironi, anggota Komisi B DPRD Jember dari Partai Amanat Nasional, berharap ada solusi dari Perhutani agar para pedagang tetap bisa berjualan. “Harapan kita, meskipun mereka kena dampak sosial pembangunan. paling tidak ada solusi supaya mereka tetap bisa makan. Harapan kita, teman-teman di Jatian bisa dimasukkan ke suatu tempat,” katanya.

    Khurul Fatoni, anggota Komisi B dari Partai Nasional Demokrat, menyarankan agar para pedagang menempati bagian luar TPK. “Yang paling luar itu loh, walaupun masuk ke wilayah tanah perhutani,” katanya,

    Dukungan untuk pedagang juga meluncur dari Wahyu Prayudi Nugroho, anggota Komisi B dari PDI Perjuangan. “Saya sangat mengharapkan agar keinginan 20 pedagang ini untuk melanjutkan hajat hidupnya dengan bisa diizinkan menempati wilayah Perhutani. Saya rasa harapan satu-satunya ada di Perhutani,” katanya.

    Ketua Komisi B Candra Ary Fianto menilai para pedagang yang tergabung dalam JTC ini layak diberi tempat. Apalagi lembaga mereka sudah terdaftar di Kementerian Hukum. Ia meminta para pedagang untuk membuat permohonan resmi kepada Perhutani.

    Candra memahami alasan yang disodorkan Suyono. Namun dia yakin ada solusi dari Perhutani, mengingat di lokasi tersebut ada destinasi wisata Watu Gong.

    “Atas nama Komisi B DPRD Kabupaten Jember, kami mohon keikhlasannya, untuk disampaikan ke pihak yang berwenang, ke administraturb atau pihak yang lebih atas agar keluarga kita yang hari ini tidak terfasilitasi karena adanya program pemerintah itu bisa diberikan satu tempat yang layak,” katanya. walaupun nanti kalau misalnya siap enggak dengan resiko gini ya ayo.

    Akhirnya Suyono menyodorkan opsi relokasi. “Di sana ada tempat yang tidak jauh sebetulnya dari tempat pedagang. Mungkin lebih aman karena kalaupun ada pohon, itu agak jauh,” katanya. Perhutani akan memberikan tempat berdagang sesuai regulasi.

    “Artinya kalau mau seperti itu, ditata rapi, dipercantik, malah nanti jadi indah. Pedagang bisa nyaman di sana berusaha, kami pun juga dapat sedikit dari sana untuk pendapatan,” kata Suyono. [wir]