Kasus: kecelakaan

  • Dishub Pasuruan Resmi Operasikan Dua Palang Pintu Baru, Fokus Utama Tekan Angka Kecelakaan KA

    Dishub Pasuruan Resmi Operasikan Dua Palang Pintu Baru, Fokus Utama Tekan Angka Kecelakaan KA

    Pasuruan (beritajatim.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pasuruan secara resmi mengoperasikan dua palang pintu perlintasan kereta api (KA) baru di JPL 03 Rembang dan JPL 141 Rejoso mulai 1 Desember 2025, dengan fokus utama pemerintah daerah untuk menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang yang selama ini rawan. Fasilitas keselamatan tersebut kini berfungsi penuh setelah pembangunan dinyatakan tuntas dan seluruh petugas penjaga dinyatakan lulus pelatihan.

    Kedua titik ini menjadi prioritas karena memiliki volume lalu lintas yang sangat tinggi dan aktivitas masyarakat yang padat, sehingga rentan terjadi insiden. JPL 03 Rembang berfungsi sebagai akses alternatif menuju Kota Bangil dan kawasan sekitarnya (sebelumnya underpass). Sementara itu, JPL 141 Rejoso merupakan jalur penting masyarakat menuju tambak dan permukiman wilayah utara.

    Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan, Digdo Sutjahjo, menyatakan bahwa pengoperasian palang pintu ini merupakan langkah antisipatif dan responsif dari pemerintah daerah. Inisiatif ini diajukan langsung oleh Dishub Kabupaten Pasuruan mengingat jalur rel di kawasan tersebut termasuk padat, melayani dua Daerah Operasi (Daops) sekaligus, yakni Daops 9 Jember dan Daops 8 Surabaya.

    Ia menegaskan, “Pembangunan palang pintu dan operasional JPL adalah bentuk ikhtiar Pemkab Pasuruan untuk menjaga keselamatan masyarakat,” ungkap Digdo.

    Para tenaga penjaga perlintasan yang bertugas di dua lokasi baru ini diambil melalui sistem seleksi ketat dan mengikuti diklat resmi di Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun. Program pelatihan intensif selama satu minggu tersebut mencakup materi teori dan praktik langsung di lokasi, memastikan petugas siap siaga.

    Kehadiran fasilitas keamanan yang ditingkatkan ini disambut baik oleh masyarakat. Salah satu tokoh masyarakat Rembang menyampaikan apresiasi tinggi, berharap keberadaan palang pintu tersebut dapat menekan angka kecelakaan yang selama ini kerap terjadi di jalur rel.

    Meski demikian, Kepala Dishub Pasuruan tetap menekankan bahwa keselamatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga partisipasi aktif pengguna jalan.

    Ia menyampaikan, “Kami butuh partisipasi masyarakat untuk tetap tertib berlalu lintas dan tidak menerobos palang yang sudah tertutup,” tambahnya.

    Sebagai komitmen lanjutan, Dishub mengumumkan masih ada empat titik perlintasan sebidang lainnya yang kini dalam tahap pembangunan. Titik-titik tersebut tersebar di JPL 16 Sukorejo, JPL 84 Gempol, JPL 114 Kraton, dan JPL 159 Grati.

    Dishub menargetkan seluruh pembangunan palang pintu tersisa dapat rampung pada akhir Desember 2025. Dengan rampungnya seluruh proyek ini, Dishub berharap keselamatan masyarakat di sekitar jalur KA Pasuruan dapat semakin optimal. [ada/beq]

  • 5
                    
                        Bupati Situbondo Terjatuh Masuk Jurang Sedalam 4 Meter
                        Surabaya

    5 Bupati Situbondo Terjatuh Masuk Jurang Sedalam 4 Meter Surabaya

    Bupati Situbondo Terjatuh Masuk Jurang Sedalam 4 Meter
    Tim Redaksi
    SITUBONDO, KOMPAS.com
    – Bupati Situbondo Yusuf Rio Wahyu Prayogo terjatuh ke tebing jurang di Desa Alas Bayur, Kecamatan Mlandingan, Kebupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada Senin (1/12/2025).
    Video terjatuh dari jurang sekitar 4 meter tersebut cukup viral di sosial media. Namun beruntung yang bersangkutan tidak mengalami luka serius dan masih bisa diselamatkan.
    “Habis kecelakaan terjun ke jurang (
    luka ringan
    ) sambil menunjukkan luka di kedua tangan dan kakinya,” ucap Yusuf Rio Wahyu Prayogo pada Senin (1/12/2025).
    Korban mendapat perawatan di Puskesmas Mlandingan dengan dioles obat antibiotik dan obat pengering luka. Untuk luka dalam belum diketahui karena tidak merasakan sakit.
    Rio saat kejadian memilih mengendarai sendiri motor trail selama perjalanan menuju Desa Alas Bayur.
    Medan yang dilalui cukup menantang. Namun perjalanan berlangsung aman hingga rombongan tiba di lokasi pembagian bibit kapulaga.
    Usai kegiatan penanaman, Bupati dan rombongan diundang warga desa menikmati makan siang di rumah salah satu warga.
    Tidak ada tanda-tanda gangguan sebelum rombongan kemudian berpamitan untuk kembali ke Kantor Kecamatan Mlandingan.
    Perjalanan pulang inilah yang menjadi awal insiden.
    Pada awalnya Bupati kembali mengendarai motor trail seorang diri. Namun beberapa menit kemudian, dia meminta untuk berpindah dan dibonceng oleh ajudannya.
    Tak lama setelah pergantian posisi itu terjadi kecelakaan.
    Menurut keterangan awal, rem motor mendadak blong. Kampas rem diduga panas setelah digunakan melalui jalur turun yang panjang.
    Motor kehilangan kendali dan melaju tanpa bisa dihentikan.
    Bupati sempat melompat dari motor sebelum terjatuh ke pinggir jurang dalam posisi telungkup.
    Sementara ajudannya ikut terjatuh bersama motor yang tersangkut pada sebuah pohon di sisi jurang sedalam sekitar dua meter.
    Beruntung, pohon tersebut menahan laju motor sehingga tidak jatuh lebih jauh.
    Warga dan rombongan langsung memberi pertolongan.
    Bupati dan ajudannya dievakuasi ke puskesmas terdekat untuk pemeriksaan medis. Keduanya dinyatakan mengalami luka ringan dan tidak mengalami cedera serius.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Efek Operasi Semeru 2025: Ratusan Ribu Pengendara di Pasuruan Mulai Taat Aturan

    Efek Operasi Semeru 2025: Ratusan Ribu Pengendara di Pasuruan Mulai Taat Aturan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Program sosialisasi keselamatan berkendara yang digencarkan Polres Pasuruan selama Operasi Semeru 2025 menunjukkan peningkatan kepedulian masyarakat terhadap tertib berlalu lintas. Ribuan pengendara mulai terlibat dalam edukasi langsung di berbagai titik keramaian untuk memahami aturan keselamatan.

    Selama dua pekan pelaksanaan, Polres Pasuruan berhasil menyampaikan imbauan kepada 213.842 pengendara. Bentuk edukasi ini diapresiasi warga karena dilakukan melalui pendekatan humanis dan mudah dipahami.

    Kasat Lantas Polres Pasuruan AKP Derie Fradesca menegaskan bahwa upaya sosialisasi menjadi langkah dasar membangun budaya berkendara aman. “Kami tidak hanya melakukan penindakan, tetapi mendahulukan edukasi agar masyarakat benar-benar paham akan pentingnya keselamatan,” ujarnya, Senin (1/12/2025).

    Berdasarkan catatan Operasi Semeru 2025, intensitas pengawasan mampu mendorong masyarakat lebih disiplin dalam berkendara di wilayah tertentu, terutama pada kawasan sekolah dan perkantoran. Sosialisasi masif juga memudahkan petugas menemukan titik rawan pelanggaran untuk ditangani secara cepat.

    Tingginya jumlah pengendara yang tercatat dalam operasi menunjukkan semakin banyak masyarakat yang berhasil terjaring edukasi keselamatan oleh petugas. Kondisi ini dinilai menjadi momentum besar untuk memperluas kampanye berkendara tertib ke seluruh kecamatan di Kabupaten Pasuruan.

    Penindakan melalui ETLE dan patroli incar tetap dilakukan sebagai bentuk ketegasan terhadap pelanggaran yang berpotensi membahayakan nyawa. Tujuannya bukan menghukum, tetapi memberikan efek jera agar semakin banyak warga berkomitmen terhadap keselamatan.

    AKP Derie menyampaikan optimisme bahwa kesadaran berlalu lintas masyarakat Pasuruan akan meningkat secara bertahap melalui edukasi berkelanjutan. “Sosialisasi tidak berhenti di Operasi Semeru 2025 karena keselamatan adalah investasi jangka panjang bagi keluarga dan masa depan,” tuturnya.

    Evaluasi dari pelaksanaan operasi kini sedang disiapkan untuk menyempurnakan pola komunikasi dan pendekatan sosialisasi agar lebih tepat sasaran. Rencana ke depan melibatkan sekolah, komunitas motor, perusahaan, hingga perangkat desa untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

    Polres Pasuruan juga merancang program keselamatan bersifat preventif agar masyarakat tidak hanya patuh karena razia, tetapi karena kesadaran diri. Semangat mengutamakan keselamatan ini diharapkan mampu membentuk budaya berkendara tertib yang berkelanjutan.

    Dengan pelibatan aktif seluruh pihak, Pasuruan menargetkan menjadi daerah dengan tingkat kedisiplinan lalu lintas tertinggi di Jawa Timur. Perubahan positif yang telah dimulai dari Operasi Semeru 2025 diharapkan menjadi langkah awal terciptanya jalan raya yang aman, tertib, dan bebas kecelakaan. (ada/kun)

  • Pria 31 Tahun Tewas Bersama Motornya Dalam Selokan di Karangploso

    Pria 31 Tahun Tewas Bersama Motornya Dalam Selokan di Karangploso

    Malang (beritajatim.com) – Warga Perumahan Patra Garden, Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, dikejutkan dengan ditemukannya seorang pria dalam kondisi tengkurap di selokan pada Senin (1/12/2025) pagi.

    Korban diketahui berinisial AW (31), warga Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Di samping tubuh korban, sepeda motor miliknya juga terlihat berada di dalam selokan.

    Pengaduan pertama masuk melalui layanan Call Center 110 sekitar pukul 05.25 WIB. Pelapor adalah warga yang saat itu melintas di lokasi dan melihat korban sudah tidak bergerak.

    “Kami menerima pengaduan masyarakat bahwa ada seseorang tergeletak di jalan dalam posisi tengkurap. Personel Polsek Karangploso langsung menuju lokasi dan melakukan pengecekan bersama tenaga medis,” ujar Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, Senin (1/12/2025).

    Saat dicek petugas dan nakes Puskesmas Karangploso, korban sudah meninggal dunia. Sejumlah saksi serta rekaman CCTV kompleks perumahan menunjukkan bahwa korban terpeleset dan terjatuh saat mengendarai sepeda motor.

    “Dari hasil olah TKP dan rekaman CCTV, kejadian ini murni kecelakaan tunggal. Diduga korban dalam kondisi kelelahan karena berprofesi sebagai sopir travel,” tegas Bambang.

    Polisi kemudian mengamankan identitas korban dan menghubungi pihak keluarga. Setelah tiba di lokasi, keluarga menyatakan menerima musibah tersebut dan menolak dilakukan autopsi.

    “Pihak keluarga sudah ikhlas dan menolak tindakan medis lanjutan karena meyakini itu murni kecelakaan, namun kami tetap melakukan prosedur penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut,” kata Bambang. (yog/kun)

  • Ini Dia Mobil Listrik Pertama Buatan Malaysia, Harga Mulai Rp 300 Jutaan

    Ini Dia Mobil Listrik Pertama Buatan Malaysia, Harga Mulai Rp 300 Jutaan

    Jakarta

    Merek otomotif Malaysia, Perodua, resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya. Mobil listrik itu adalah Perodua QV-E, mobil listrik buatan Malaysia yang bukan cuma mengganti logo atau rebadge.

    Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim mengklaim, mobil listrik ini sebagai EV 100 persen Malaysia pertama. Ini menjadi mobil listrik murni yang dikembangkan oleh Malaysia, berbeda dengan Proton eMas EV yang merupakan rebadge dari mobil listrik Geely.

    Dikutip media lokal Malaysia, Paultan, Perodua QV-E merupakan singkatan dari Quest for Visionary Electric Vehicle. Mobil ini dijual dengan harga 80.000 ringgit (Rp 322 jutaan) on the road tanpa asuransi. Namun, harga tersebut tidak termasuk baterai, yang disewakan kepada pemilik mobil). Biaya berlangganan baterai bulanan adalah 275 ringgit (Rp 1,1 juta).

    Perodua QV-E Foto: Dok. Perodua

    Selama ini, Perodua menggunakan line up mobil buatan Daihatsu. Namun, Perodua QV-E ini murni buatan Perodua yang bekerja sama dengan beberapa pihak. Perodua mendapatkan komponen-komponen penting brand ternama seperti baterai LFP dari CATL, serta Magna Steyr (MS) yang menjadi konsultan dalam platform EV tersebut.

    Mobil listrik Perodua QV-E ditenagai motor listrik dengan daya maksimal 150 kW dan torsi 285 Nm yang menggerakkan roda depan. Mobil ini jadi mobil Perodua paling bertenaga dengan akselerasi 0-100 km/jam dalam 7,5 detik.

    Perodua QV-E Foto: Dok. Perodua

    Sumber dayanya berasal dari baterai lithium iron phosphate (LFP) 52,5 kWh dari CATL. Sekali cas sampai penuh, mobil ini bisa menjangkau jarak hingga 445 km (NEDC).

    Perodua QV-E bisa dicas cepat dengan arus DC 60 kW. Ngecas dari 30 persen sampai 80 persen cukup 30 menit. Sementara itu, pengisian daya AC dengan daya 6,6 kW membutuhkan waktu delapan jam untuk pengisian penuh 0-100 persen.

    Interiornya tampil premium. Perodua QV-E menjadi mobil Perodua pertama yang dilengkapi kursi pengemudi yang bisa diatur secara elektrik dan lampu ambient. Juga terdapat layar infotainment 10,25 inci, Apple CarPlay dan Android Auto nirkabel, pengisi daya nirkabel, dan pemantau tekanan ban.

    Perodua QV-E Foto: Dok. Perodua

    Dari segi keselamatan, Perodua QV-E mendapat paket ADAS lengkap. Juga ada fitur baru untuk keselamatan anak-anak yaitu Child Presence Detection (CPD). Fitur itu menggunakan gelombang milimeter untuk mendeteksi gerakan dan pernapasan di baris kedua. Jika mobil dimatikan dan CPD mendeteksi adanya anak (atau hewan peliharaan) di dalam kabin, sistem akan membunyikan klakson dan menyalakan lampu.

    Terdapat juga tombol panggilan SOS di atas kaca spion, yang dapat ditekan jika terjadi kecelakaan atau keadaan darurat. Tombol ini terhubung dengan Perodua Auto Assist dan layanan pertolongan MERS 999.

    (rgr/dry)

  • Polres Malang Tegur Ratusan Ribu Warga Malang saat Operasi Zebra Semeru 2025

    Polres Malang Tegur Ratusan Ribu Warga Malang saat Operasi Zebra Semeru 2025

    Malang (beritajatim.com) – Pendekatan humanis menjadi kunci utama dalam penegakan aturan selama Operasi Zebra Semeru 2025 di Kabupaten Malang. Alih-alih langsung menilang, Satlantas Polres Malang lebih mengedepankan edukasi dan interaksi persuasif kepada pelanggar di lapangan.

    Tercatat lebih dari 100.902 pengendara menerima teguran langsung selama operasi yang berlangsung pada 17–30 November 2025. Mayoritas pelanggaran didominasi pengendara yang tidak memakai helm, tidak membawa surat-surat, hingga melanggar marka jalan dan rambu lalu lintas.

    Kasatlantas Polres Malang AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska menegaskan, teguran bukan berarti polisi melemah. Menurutnya, keselamatan tetap menjadi prioritas utama, dan pola humanis dianggap efektif untuk menyadarkan masyarakat.

    “Kami ingin menegakkan aturan dengan tetap mengedepankan sisi edukatif. Tujuan kami bukan menghukum, tetapi mengubah perilaku agar tidak terjadi kecelakaan,” tegas Chelvin, Senin (1/12/2025).

    Kasatlantas Polres Malang, AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska.

    Tak hanya menegur, petugas juga memberikan penjelasan langsung mengenai risiko dari setiap pelanggaran. Misalnya, bahaya cedera kepala akibat tidak mengenakan helm dan potensi kecelakaan fatal saat melanggar marka atau traffic light.

    AKP Chelvin menambahkan, bahwa keberhasilan operasi bukan diukur dari jumlah tilang, melainkan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berkendara aman.

    “Keselamatan adalah kebutuhan bersama. Kalau masyarakat semakin patuh, itu sudah menjadi keberhasilan terbesar kami,” imbuhnya.

    Operasi Zebra Semeru 2025 memang mengarah pada transformasi penegakan hukum yang lebih modern dan humanis. Selain meningkatkan edukasi di jalanan, kepolisian juga menggencarkan sosialisasi melalui komunitas, sekolah, perusahaan, hingga media sosial.

    Satlantas Polres Malang berharap tren kepatuhan ini terus meningkat meski operasi telah berakhir. Tertib berlalu lintas diharapkan menjadi budaya yang tertanam dalam keseharian warga Kabupaten Malang.

    “Jangan menunggu ditegur, jadikan keselamatan sebagai gaya hidup,” pungkas Chelvin. (yog/but)

  • 17.209 Pengendara Terjaring Operasi Zebra Semeru 2025 Pamekasan, Mayoritas Kena Teguran

    17.209 Pengendara Terjaring Operasi Zebra Semeru 2025 Pamekasan, Mayoritas Kena Teguran

    Pamekasan (beritajatim.com) – Sebanyak 17.209 pengendara kendaraan bermotor di Kabupaten Pamekasan, Madura, terjaring razia dalam operasi bertajuk Operasi Zebra Semeru 2025 yang digelar Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Pamekasan. Operasi ini berlangsung selama dua pekan, terhitung sejak Senin hingga Minggu, 17-30 November 2025.

    Operasi dengan sandi Zebra Semeru ini mengusung tema ‘Terwujudnya Kamseltibcarlantas yang Aman, Nyaman dan Selamat Menjelang Pelaksanaan Operasi Lilin 2025’ dan juga dilaksanakan dalam rangka menjelang tutup tahun serta menyambut tahun baru 2026.

    “Sejak awal operasi digelar, tercatat ribuan pengendara terjaring razia,” kata Kasatgas Preemtif Ops Zebra Semeru 2025, IPDA Dedy, mewakili Kasat Lantas Polres Pamekasan, AKP Bagus Wijanarko, pada Senin (1/12/2025).

    Dari total 17.209 pengendara yang terjaring, IPDA Dedy merinci jenis penindakan yang dilakukan oleh Satlantas Polres Pamekasan.

    Rincian pelanggaran tersebut meliputi:

    Sebanyak 78 pelanggar mendapatkan tilang manual.
    Sebanyak 169 pelanggar mendapatkan penindakan melalui Etle Mobile (Tilang Elektronik).
    Sebanyak 16.962 pelanggar lainnya mendapat teguran di tempat.

    Selain penindakan, personil Satlantas Polres Pamekasan juga intens melaksanakan sosialisasi sebagai upaya mewujudkan keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) di wilayah hukum Polres Pamekasan.

    “Selain penindakan, selama ini kita juga intens melakukan berbagai kegiatan sosialisasi sekaligus memberikan himbauan kepada masyarakat akan pentingnya tertib lalu lintas, serta menjaga keamanan dan keselamatan bagi para pengendara, baik pribadi maupun orang lain,” ungkapnya.

    Selama razia bertajuk Operasi Zebra Semeru 2025 berlangsung, IPDA Dedy juga mencatat adanya peristiwa kecelakaan lalu lintas di wilayah Pamekasan.

    “Untuk kasus kecelakaan lalin terdata sebanyak 10 kejadian,” jelasnya. Sebanyak 14 korban dari peristiwa tersebut tercatat mengalami luka ringan, dan beruntungnya tidak ada korban jiwa yang diakibatkan oleh kecelakaan tersebut.

    “Sementara kerugian materiil tercatat sekitar Rp26.500.000,-,” sambung mantan personil Humas Polres Pamekasan ini.

    Pihaknya mengingatkan sekaligus mengimbau seluruh elemen masyarakat, khususnya para pengendara kendaraan bermotor, agar selalu waspada dan menjaga keamanan serta keselamatan bersama.

    “Maka dari itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat agar Bersama menjadi pelopor berlalu lintas. Hal ini sebagai upaya demi keselamatan bersama, baik bagi pengendara pribadi maupun orang lain,” pungkasnya. [pin/beq]

  • Diduga Rem Blong, Pemotor Asal Nganjuk Terperosok ke Jurang 10 Meter di Jalur Pacitan-Pringkuku

    Diduga Rem Blong, Pemotor Asal Nganjuk Terperosok ke Jurang 10 Meter di Jalur Pacitan-Pringkuku

    Pacitan (beritajatim.com)  – Kecelakaan lalu lintas tunggal kembali terjadi di jalur alternatif Pacitan–Pringkuku, tepatnya pada turunan tajam Dusun Mloko, Desa Sedeng, Kecamatan Pacitan. Seorang pemotor asal Kabupaten Nganjuk terperosok ke jurang sedalam sekitar 10 meter setelah diduga mengalami rem blong saat melintasi jalur menurun tersebut.

    Korban diketahui bernama Muhammad Reza Ardiansah (19), warga Dusun Ngadirejo, Desa Ngadirejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Saat insiden terjadi, korban mengendarai sepeda motor Honda GL 125 dengan nomor polisi AG 3929 DP dari arah Pringkuku menuju Kota Pacitan.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Pacitan, Ipda Agustav Yunastianto, membenarkan kejadian tersebut pada Senin (1/12/2025). “Iya benar telah terjadi laka tunggal. Korban selamat, hanya mengalami luka ringan dan kerusakan materil,” ujarnya.

    Menurut informasi yang dihimpun, setibanya di lokasi kejadian yang merupakan tikungan dan turunan tajam, rem motor yang dikendarai Reza tiba-tiba tidak berfungsi. Pengendara pun hilang kendali hingga kendaraan yang ditungganginya terjun bebas ke jurang dengan kedalaman sekitar 10 meter.

    Akibat kecelakaan tersebut, korban mengalami luka ringan pada bagian kaki kiri namun masih dalam kondisi sadar. Sementara sepeda motor yang digunakan mengalami kerusakan cukup parah pada sebagian besar bodinya. Kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp5 juta.

    Menanggapi seringnya terjadi kecelakaan di jalur perbukitan, Satlantas Polres Pacitan kembali mengimbau para pengendara untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya saat melintasi jalur dengan kondisi menurun dan menikung.

    “Medan jalan menurun sering membuat pengendara lengah,” kata Ipda Agustav Yunastianto.

    Ia menekankan pentingnya persiapan kendaraan. “Kami minta agar selalu mengecek kondisi kendaraan terutama sistem pengereman,” tambahnya, mengingatkan bahwa keselamatan berkendara dimulai dari kondisi prima kendaraan itu sendiri. [tri/beq]

  • Truk Asin Terguling di Jakut Sempat Bikin Macet, Lalin Terurai Siang Hari

    Truk Asin Terguling di Jakut Sempat Bikin Macet, Lalin Terurai Siang Hari

    Jakarta

    Kecelakaan tunggal truk bermuatan ikan asin terjadi di Jalan RE Marthadinata, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara (Jakut). Lalu lintas di lokasi sempat macet.

    “Sudah dievakuasi sudah selesai. Tadi kejadian jalannya miring truk kurang keseimbangan terbalik (muatan) ikan asin,” kata Satwil Lantas Jakarta Utara AKP Sudrajat, Senin (1/12/2025).

    Peristiwa itu terjadi pada pagi hari tadi. Sudrajat mengatakan kecelakaan berawal ketika truk melaju dari arah Tanjung Priok.

    “Sudah dievakuasi pakai crane sama forklift untuk angkut muatannya,” jelasnya.

    Dia menyebut tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu. Kemacetan sempat terjadi saat kecelakaan dan proses evakuasi dilakukan.

    (rdh/mea)

  • Kisah Siti Aisyah, Ibu 5 Anak Berprofesi Penambal Ban Truk di Surabaya 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Desember 2025

    Kisah Siti Aisyah, Ibu 5 Anak Berprofesi Penambal Ban Truk di Surabaya Surabaya 1 Desember 2025

    Kisah Siti Aisyah, Ibu 5 Anak Berprofesi Penambal Ban Truk di Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Siti Aisyah (35), memakai wearpack tambang berwarna orange, tampak lusuh karena bekas oli yang menempel di semua sisinya.
    Ia duduk di bahu jalan menunggu sopir truk yang menepikan kendaraannya.
    Setiap hari Minggu, Aisyah dan suaminya, Aspriyanto (45) membuka lapak tambal ban di pinggir jalan kawasan Jalan Kalianak, salah satu jalan utama yang menghubungkan Gresik dan
    Surabaya
    .
    Mereka baru saja tiba membuka lapak yang jarak tempuh dari kontrakannya memakan waktu tempuh hanya sekitar 5 menit menggunakan kendaraan roda empat.
    Mobil pickup tua jadi andalan yang mengantarkan mereka mencari uang setiap hari. Banyak bagian mobilnya yang sudah berkarat termakan usia dan jarak tempuh.
    Namun, hanya mobil tua itulah yang menjadi kendaraan utama mereka karena bisa memuat diesel pengisi angin untuk melayani penambalan ban truk.
    “Kalau hari Minggu gini buka lapak karena kondisi jalan gak begitu ramai dan macet. Untuk hari biasa sesuai panggilan aja kami ke lokasi yang dituju,” kata Aisyah saat ditemui Kompas.com, Minggu (30/11/2025).
    Setelah beberapa saat duduk di bahu jalan, seorang sopir truk berwarna biru menepikan kendaraannya di lapak Aisyah.
    Sopir itu tak banyak bicara, ia keluar dari pintu truk dan mengatakan ke Aisyah, “bocor (bannya),” kata si sopir.
    Tanpa basa-basi, Aisyah dan suaminya mengeluarkan alat tempur dari bak mobil. Beberapa komponen berbahan besi dan tajam diurai begitu saja.
    Tak lupa ia juga memasang trypod untuk memulai live TikTok. “Iya saya kerja sambil live TikTok,” ujarnya singkat.
    Impact wrench (kunci impak) dengan berat sekitar 20 kilogram diangkat dengan mudah oleh Aisyah, sudah terbiasa, batinnya.
    Lalu cekatan mencungkil pelek dengan pukulan paku besi, membongkar bagian dalam.
    “Saya spesialisasi ban truk brigestone 1100,” tegas Aisyah dengan penuh keyakinan.
    Ban yang berat itu diangkat dan dibalik olehnya seorang diri dengan tangan kosong.
    Aisyah merupakan perempuan asal Karawang, Jawa Barat yang sudah menetap dan menjadi warga Kota Surabaya, Jawa Timur sejak 15 tahun belakangan usai menikah dengan suaminya.
    Ibu lima anak
    ini, setiap hari menghadapi teriknya panas dan hujan Kota Surabaya, bergelut dengan debu kawasan Pantura. Tangan kasarnya menjadi “juru selamat ban”.
    “Anak saya lima, tiga anak saya di kontrakan saya tinggal. Yang keempat ikut saya kerja ini, kalau yang bungsu saya pulangkan ke Karawang, dirawat orang tua,” tuturnya.
    Faktor ekonomi dan waktu terbatas membuatnya harus rela menitipkan si bungsu ke kampung halaman sejak usianya baru dua bulan. Sudah tak terhitung untaian rindu yang ingin ia segera peluk.
    Meski begitu, ia merasa bangga menjalani profesi sebagai tukang tambal ban. Ia tidak hanya menjadi mandiri tetapi juga bersyukur bisa menghidupi dan merawat anak-anaknya.
    “Karena profesi ini saya bisa menjadi seorang ibu, bisa menjadi seorang istri, dan bisa cari uang juga,” ungkapnya dengan bangga.
    Sebelum menjadi tukang tambal ban truk, Aisyah pernah bekerja sebagai buruh pabrik plastik dan sparepart dengan gaji Rp 40.000 hingga Rp 70.000 per hari delapan jam kerja.
    Namun, saat ia bekerja sebagai buruh pabrik, ia tak tega meninggalkan anak-anaknya mengurus diri di rumah sehingga memutuskan resign.
    “Gini pun kalau sebelum berangkat nambal, saya pastikan dulu anak-anak sarapan dan berangkat sekolah, baru saya berangkat kerja,” tuturnya.
    Suaminya juga bekerja serabutan sebagai pegawai tambal ban dan kuli bangunan.
    Suatu hari, mereka memutuskan untuk mengambil pinjaman ke bank dengan nominal Rp 15.000.000 untuk modal membuka bengkel tambal ban.
    Tak berjalan mulus, Rp 15.000.000 tak cukup karena harga alat-alat yang mahal. Berjalan seadanya, tak banyak pelanggan yang mampir dan usaha mereka perlahan merosot.
    Sempat putus asa, Aisyah dan suaminya pulang kampung ke Karawang untuk meminta doa orang tua.
    Setelahnya, mereka kembali ke Surabaya dan memberanikan diri mengambil pinjaman lagi Rp 50.000.000 untuk melengkapi alat dan membeli mobil pick up bekas.
    “Sekarang pun masih ada utangnya. Kurang satu tahun lagi lumas, semoga,” ujarnya dengan perasaan sedikit lega.
    Dari pinjaman tersebut, Aisyah juga membuka usaha warung nasi kecil-kecilan.
    Pada saat ia mulai memiliki banyak pelanggan, ujian kembali datang.
    Suaminya, mengalami kecelakaan kerja dan patah tulang hingga melemah. Aspriyanto tak mampu mengangkat beban berat. Ia tak menjalani operasi, hanya berobat secara tradisional.
    “Kami punya BPJS, tapi kami pernah kecewa ke rumah sakit, suami saya dikata ODGJ karena kecelakaan kerja sebelumnya pas jadi kuli.”
    “Dokternya gak percaya kalau indra penciuman hidungnya gak berfungsi gara-gara jatuh terus giginya nancap. Di sisi lain, kalau operasi kami tidak bisa bekerja,” tuturnya.
    Akhirnya, Aisyah memutuskan berhenti berjualan nasi dan membantu suaminya mencari uang dengan menambal ban truk.
    Aisyah bagian kerja berat, sementara suaminya membantu menyiapkan peralatan, menambal dan mengisi angin.
    “Saya memilih tambal ban daripada warung. Awalnya suami melarang tetapi saya melihat dia capek jadi saya mau bantu.
    “Saya belajar sendiri. Saya bilang ke suami bagian nyupir saja, saya yang kerja, suami duduk sambil nangis,” terangnya.
    Bekerja sebagai tukang tambal ban truk tentu tak mudah bagi Aisyah. Ia mengalami keram di sebagian anggota tubuhnya. Kaki dan pahanya sudah pernah tertimpa pelek dan mesin diesel hingga terasa sakit.
    “Saya gak ke dokter, cuma pijat-pijat saja. Kerja ini harus teliti, salah langkah bisa meledak bannya, tangan suami saya patah itu karena ban meledak,” tuturnya.
    Memiliki penghasilan tak tentu sekitar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per hari, ia bertahan untuk biaya hidup dan membayar sisa-sisa cicilan.
    Sebagian lagi, ia kirim ke kampung halaman.
    “Anak-anak juga pengertian sekali. Mereka gak pernah merengek minta apa-apa dan bilang, ‘ibu itu sudah capek bekerja’,” ia mengingat perkataan si sulung yang berusia 15 tahun.
    Berawal dari iseng dan sekadar ingin berbagi cerita, Aisyah bersyukur mendapat sedikit tambahan pendapatan dari aktivitasnya di media sosial.
    “Saya live itu awalnya gak tahu kalau ada uangnya. Karena saya cuma pengin cerita, saling berbagi semangat ke orang-orang, tapi buat saya bersyukur lagi,” katanya.
    Baginya, senyum anak-anaknya yang menyambut saat pulang bekerja membuatnya lebih kuat menghadapi tantangan hidup.
    “Saya tidak minta dibahagiakan anak atau suami, saya bisa membahagiakan diri sendiri dengan cara bersyukur dengan apa yang Tuhan kasih ke saya,” ujarnya.
    Senyumnya tak pernah turun dari garis bibirnya meski setiap hari puluhan kilo besi yang ia angkat.
    Berinteraksi dengan penonton di media sosial justru membuatnya lebih semangat dalam bekerja.
    Mimpinya, ia ingin membelikan sebuah rumah yang layak untuk orang tuanya di kampung. Tidak lagi kayu tipis dan atap seng yang menyelimuti mereka dalam suhu dingin.
    “Saya ingin ibu-ibu di luar sana juga semangat. Sayangi orang tua terutama ibu selagi masih ada. Saya pun bekerja seperti ini untuk orang tua saya.”
    “Saya juga pengin anak-anak saya sekolah dengan baik,” ungkap perempuan lulusan sekolah dasar (SD) tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.