Kasus: kecelakaan

  • Jamin Pekerja Dapur MBG, BGN Gandeng BPJamsostek

    Jamin Pekerja Dapur MBG, BGN Gandeng BPJamsostek

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng BPJS Ketenagakerjaan atau lebih dikenal dengan BPJamsostek untuk memberikan jaminan bagi pekerja di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Deputi Penyediaan dan Penyaluran BGN Suardi Samiran mengatakan kolaborasi ini berfokus pada penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan pada ekosistem program MBG.

    Samiran menjelaskan ruang lingkup kerja sama ini mencakup penyelenggaraan jaminan sosial ketenagakerjaan dan dukungan optimalisasi kepesertaan aktif jaminan sosial ketenagakerjaan.

    Di samping itu, kerja sama ini juga mencakup optimalisasi pelayanan program jaminan sosial ketenagakerjaan, serta sinergi data dan informasi dalam rangka optimalisasi program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja di SPPG dalam pelaksanaan MBG.

    “Upaya ini kami lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja yang bertugas di SPPG. Dengan adanya jaminan sosial ini, semoga seluruh petugas SPPG semakin termotivasi untuk memberikan yang terbaik dalam melayani masyarakat,” kata Samiran dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/6/2025).

    Dia menjelaskan bahwa kerja sama ini juga memungkinkan pemberian fasilitas pelayanan atas risiko kecelakaan kerja dan/atau kematian yang dialami oleh pekerja SPPG yang telah menjadi peserta aktif program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Hal ini sesuai dengan petunjuk pelaksanaan penyelenggaraan program yang telah disepakati oleh BGN dan BPJS Ketenagakerjaan.

    Ke depan, Samiran berharap akan semakin banyak kolaborasi lintas sektor yang mendukung program MBG, baik dari sisi dukungan terhadap program MBG secara langsung maupun dukungan kepada petugas di lapangan.

    Dalam catatan Bisnis, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkap penerima manfaat program MBG telah mencapai 5,56 juta orang pada Juni 2025.

    Pada periode yang sama, program prioritas yang diusung Presiden Prabowo Subianto itu telah memiliki 1.861 dapur SPPG.

    “Sampai hari ini, Juni sudah ada 1.861 SPPG [dan] sudah [ada] 5.560.648 orang penerima manfaat, anggaran yang terserap baru Rp5 triliun sampai Juni,” ujar Zulhas usai melakukan rapat di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (26/6/2025).

    Zulhas mengakui bahwa penerima manfaat dari program MBG masih berjalan lambat.

    “Jadi, saudara-saudara, yang perlu kami sampaikan. Sekarang agak lambat, baru 5 juta [penerima manfaat],” ujarnya.

    Namun, Zulhas menyatakan Menko Pangan bersama dengan sejumlah kementerian/lembaga, termasuk Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, akan mempercepat program MBG dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres).

    Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menargetkan Perpres yang mengatur Tata Kelola Penyelenggaraan Program MBG akan rampung pada pekan ini.

    “Ini rapat kami hari ini menyelesaikan Perpres, kita akan gas, kita percepat, sehingga 82 juta [penerima manfaat] itu di Desember bisa tercapai. Jadi, anak-anak, kepala sekolah, jangan khawatir. Ini setelah Perpres, kita akan percepat sehingga 82 juta penerima manfaat itu bisa terlaksana dengan baik,” tuturnya.

    Zulhas menambahkan, nantinya percepatan penerima manfaat MBG ini akan menggunakan dapur sekolah hingga pondok pesantren. Langkah ini dilakukan agar target 82,9 juta penerima manfaat MBG tercapai pada akhir 2025.

  • Kondisi Juliana Marins Pasca Jatuh, Dokter Forensik: Organ Rusak-Perdarahan Hebat

    Kondisi Juliana Marins Pasca Jatuh, Dokter Forensik: Organ Rusak-Perdarahan Hebat

    Jakarta

    Juliana Marins (27), turis asal Brasil yang mengalami kecelakaan tragis di Gunung Rinjani, dinyatakan meninggal akibat luka berat yang dialaminya setelah terjatuh ke dalam jurang. Hasil autopsi menunjukkan kematian Juliana bukan disebabkan hipotermia, melainkan benturan keras yang berakhir kerusakan serius pada organ tubuhnya.

    Menurut Ida Bagus Putu Alit, dokter forensik dari RSUP Prof IGNG Ngoerah, ada tanda-tanda kekerasan tumpul hebat. Tulang belakang, dada bagian belakang, punggung, dan paha dilaporkan patah, yang kemudian menyebabkan kerusakan organ dalam serta perdarahan masif.

    “Kami dapat menyimpulkan sebab kematian karena kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan pada organ-organ dalam dan perdarahan,” ujar Alit dalam konferensi pers di Rumah Sakit Bali Mandara, Jumat (27/6/2025).

    Selain patah tulang, hampir seluruh tubuh Juliana juga dipenuhi luka lecet geser yang menunjukkan adanya gesekan keras dengan benda-benda tumpul selama ia terjatuh dari ketinggian.

    Juliana diketahui terjatuh ke jurang sedalam 200 meter saat mendaki menuju puncak Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025). Meski sempat terlihat masih hidup melalui rekaman drone pada Senin (23/6/2025), dokter forensik memperkirakan Juliana hanya mampu bertahan hidup sekitar 20 menit setelah insiden tragis itu.

    “Dari kondisi luka dan hasil pemeriksaan jaringan, korban diperkirakan meninggal tidak lama setelah terjatuh, sekitar 20 menit,” ungkap Alit.

    Dugaan Juliana meninggal karena hipotermia dibantah tim forensik. Menurut Alit, tidak ditemukan ciri khas kematian akibat suhu ekstrem, seperti perubahan warna pada ujung jari atau penyusutan limpa.

    “Suhu di lokasi memang dingin, tetapi kami tidak menemukan tanda-tanda khas hipotermia. Yang kami temukan justru kerusakan organ karena benturan keras,” jelasnya.

    Jenazah Juliana baru berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025), setelah sempat tertahan akibat cuaca buruk dan visibilitas rendah. Ia ditemukan berada di kedalaman sekitar 600 meter dari titik terakhir keberadaannya yang diketahui.

    (naf/up)

  • Polemik Larangan Truk ODOL: Mencari Solusi, Bukan Cuma Sanksi

    Polemik Larangan Truk ODOL: Mencari Solusi, Bukan Cuma Sanksi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bakal melakukan penanganan angkutan truk Over Dimension dan Over Loading (ODOL) pada tahun ini tanpa ada penundaan. Namun, pelaku industri logistik berharap aspek ekonomi juga perlu menjadi pertimbangan.

    Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyebut Kemenhub saat ini hanya akan menjalankan Undang-Undang No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tanpa menerbitkan aturan baru, sekaligus mengingatkan kembali komitmen zero ODOL yang telah disepakati oleh stakeholder terkait pada 2017 atau 8 tahun lalu.

    ”Mulai saat ini kami hanya akan menjalankan regulasi yang sudah ada secara lebih tegas,” kata Dudy, dikutip Sabtu (28/6/2025).

    Dudy beralasan truk ODOL telah menimbulkan dampak kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan korban luka hingga korban jiwa, kemacetan di sejumlah ruas jalan, kerusakan infrastruktur jalan, bahkan peningkatan polusi udara di daerah.

    Data Korlantas Polri mencatat, terdapat 27.337 kejadian kecelakaan lalu lintas yang melibatkan angkutan barang pada 2024. Sementara data Jasa Raharja menunjukkan bahwa kendaraan ODOL jadi penyebab kecelakaan nomor dua, dengan 6.390 korban meninggal dunia yang diberikan santunan pada 2024.

    Adapun terkait kerusakan infrastruktur, lanjutnya, diperkirakan butuh anggaran sekitar Rp43,47 triliun per tahun untuk melakukan perbaikan jalan rusak yang salah satunya disebabkan oleh kendaraan ODOL.

    Dudy mengatakan pada 2025 ada beberapa langkah yang akan dilakukan Kemenhub bersama stakeholder terkait, khususnya Korlantas Polri dan Jasa Marga.

    Langkah yang dimaksud, lanjutnya, antara lain sosialisasi untuk mengingatkan kembali para stakeholder terkait komitmen zero ODOL, pengumpulan data truk ODOL yang melibatkan Jasa Marga, serta penindakan yang akan dilakukan oleh pihak Kepolisian.

    ”Tahap sosialisasi dilakukan selama satu bulan, sudah berlangsung sejak awal Juni,” katanya.

    Dia menambahkan pada tahap tersebut tidak ada penindakan dan jika sudah berakhir, Kemenhub akan melakukan evaluasi. Aksi tersebut sudah mendapat dukungan dari pihak Polri dan Jasa Marga.

    Dia berpendapat para pengemudi truk perlu mendapatkan pelatihan layaknya pilot, masinis, atau nakhoda. Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat akan memberikan pelatihan kepada para pengemudi truk, baik yang menyangkut hal-hal teknis hingga edukasi terkait ketentuan-ketentuan yang berlaku di jalan raya.

    ”Kalau kita ingin menata sektor transportasi, perlu ada satu langkah yang harus kita mulai, daripada tidak sama sekali,” ujarnya.

    Dia menambahkan jika ada pihak yang merasa keberatan dengan penanganan angkutan ODOL atau ingin memberikan masukan, dirinya sangat terbuka untuk berdiskusi.

    ”Saya terbuka untuk diskusi, tapi bukan untuk menunda. Penundaan hanya akan menimbulkan kerugian-kerugian baru dan justru tidak menyelesaikan akar masalah. Perlu saya tekankan kembali, fokus utama kami adalah keselamatan,” ujarnya.

    Pada kesempatan yang sama, Kepala Korps Lalu Lintas Polri (Kakorlantas) Irjen Agus Suryonugroho menjelaskan angkutan Over Dimension termasuk dalam kategori pidana di pasal 277 dan bisa diproses secara hukum, sedangkan angkutan Over Loading termasuk dalam pelanggaran administratif di pasal 309 dan bisa dilakukan penilangan.

    Pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait ketertiban dan keselamatan berlalu lintas kepada masyarakat, khususnya pengemudi dan pemilik kendaraan.

    “Kami siap mendukung penuh kebijakan zero ODOL yang ditetapkan oleh Pemerintah dan berharap aksi yang dilakukan benar-benar dapat menyelesaikan masalah angkutan ODOL di Indonesia,” katanya.

    Di sisi lain, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) merasa tidak dilibatkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam perumusan kebijakan penanganan truk Over Dimension and Over Load (ODOL).

    Ketua Umum Aptrindo, Gemilang Tarigan merasa kecewa karena hingga saat ini Kemenhub tidak pernah melibatkan Aptrindo secara formal dalam perumusan kebijakan strategis penanganan ODOL. Padahal, Aptrindo adalah asosiasi resmi dan sah yang menaungi mayoritas pelaku usaha angkutan barang di Indonesia.

    “Sangat disayangkan bahwa justru asosiasi-asosiasi yang tidak memiliki struktur nasional yang jelas, tanpa keanggotaan yang terverifikasi, diberikan ruang dalam diskusi kebijakan yang sangat berdampak pada sektor logistik nasional,” ujarnya, Sabtu (28/6/2025).

    Aptrindo tetap berkomitmen untuk mendukung penanganan ODOL yang adil, kolaboratif, dan berbasis solusi sistemik. Selain itu, siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun sistem transportasi barang nasional yang aman, efisien, dan berkelanjutan.

    Kendati demikian, dia menyayangkan pernyataan Menhub Dudy yang kembali mengulang retorika seputar keselamatan dan korban kecelakaan akibat kendaraan ODOL, tanpa disertai narasi strategis atau rencana kerja konkret untuk solusi yang adil dan menyeluruh.

    Menurutnya, fokus utamanya hanya pada aspek keselamatan tanpa memperhitungkan dampak ekonomi bagi pelaku usaha logistik hanya akan memperbesar ketimpangan dan keresahan di lapangan.

    Aptrindo berharap Kemenhub untuk menghentikan narasi publik yang terus menyudutkan pelaku usaha angkutan barang. Penanganan ODOL tidak akan pernah efektif tanpa melibatkan semua pihak dalam rantai logistik, termasuk pemilik barang sebagai bagian dari ekosistem yang menentukan dimensi dan muatan kendaraan.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan pemerintah akan terus mengawal ketat dalam mewujudkan target zero ODOL pada 2026. 

    Dia mengatakan bahwa kebijakan ini menjadi bagian penting dari upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas serta kerusakan jalan akibat kendaraan dengan muatan berlebih.

    “Ya, yang jelas kita akan terus mengawal kebijakan menuju zero ODOL karena kita ingin benar-benar mengurangi kecelakaan akibat ODOL dan juga kerusakan jalan yang setiap tahun negara harus mengeluarkan puluhan triliun rupiah untuk memperbaiki jalan-jalan rusak,” ujarnya saat ditemui di Trans Studio Mall Cibubur, Sabtu (31/5/2025).

    Lebih lanjut, dia menekankan bahwa implementasi kebijakan zero ODOL tidak bisa dilakukan secara sektoral. Menurutnya, kolaborasi antarinstansi merupakan syarat mutlak agar program ini berjalan efektif.

    Terkait perkembangan peta jalan (roadmap) zero ODOL, AHY menjelaskan bahwa prosesnya masih terus berlangsung.

  • Kebijakan Truk ODOL, Aptrindo Klaim Tak Pernah Dilibatkan

    Kebijakan Truk ODOL, Aptrindo Klaim Tak Pernah Dilibatkan

    Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) merasa tidak dilibatkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam perumusan kebijakan penanganan truk Over Dimension and Over Load (ODOL).

    Ketua Umum Aptrindo, Gemilang Tarigan merasa kecewa karena hingga saat ini Kemenhub tidak pernah melibatkan Aptrindo secara formal dalam perumusan kebijakan strategis penanganan ODOL. Padahal, Aptrindo adalah asosiasi resmi dan sah yang menaungi mayoritas pelaku usaha angkutan barang di Indonesia.

    “Sangat disayangkan bahwa justru asosiasi-asosiasi yang tidak memiliki struktur nasional yang jelas, tanpa keanggotaan yang terverifikasi, diberikan ruang dalam diskusi kebijakan yang sangat berdampak pada sektor logistik nasional,” ujarnya, Sabtu (28/6/2025).

    Aptrindo tetap berkomitmen untuk mendukung penanganan ODOL yang adil, kolaboratif, dan berbasis solusi sistemik. Selain itu, siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun sistem transportasi barang nasional yang aman, efisien, dan berkelanjutan.

    Kendati demikian, dia menyayangkan pernyataan Menhub Dudy yang kembali mengulang retorika seputar keselamatan dan korban kecelakaan akibat kendaraan ODOL, tanpa disertai narasi strategis atau rencana kerja konkret untuk solusi yang adil dan menyeluruh.

    Menurutnya, fokus utamanya hanya pada aspek keselamatan tanpa memperhitungkan dampak ekonomi bagi pelaku usaha logistik hanya akan memperbesar ketimpangan dan keresahan di lapangan.

    Aptrindo berharap Kemenhub untuk menghentikan narasi publik yang terus menyudutkan pelaku usaha angkutan barang. Penanganan ODOL tidak akan pernah efektif tanpa melibatkan semua pihak dalam rantai logistik, termasuk pemilik barang sebagai bagian dari ekosistem yang menentukan dimensi dan muatan kendaraan.

    Sebelumnya, Kemenhub memastikan bakal melakukan penanganan angkutan truk ODOL pada tahun ini tanpa ada penundaan lagi.

    Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi mengingatkan kembali komitmen zero ODOL yang telah disepakati oleh stakeholder terkait pada 2017 atau 8 tahun lalu.

    Kemenhub saat ini hanya akan menjalankan Undang-Undang No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tanpa menerbitkan aturan baru.

    ”Mulai saat ini kami hanya akan menjalankan regulasi yang sudah ada secara lebih tegas,” kata Dudy dalam siaran pers, dikutip Sabtu (28/6/2025).

  • 5
                    
                        Usai Juliana Marins, Pendaki Asal Malaysia Jatuh di Gunung Rinjani, Tergelincir Sejauh 200 Meter
                        Regional

    5 Usai Juliana Marins, Pendaki Asal Malaysia Jatuh di Gunung Rinjani, Tergelincir Sejauh 200 Meter Regional

    Usai Juliana Marins, Pendaki Asal Malaysia Jatuh di Gunung Rinjani, Tergelincir Sejauh 200 Meter
    Tim Redaksi
    LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com
    – Seorang Warga Negara Asing (WNA) asal
    Malaysia
    , bernama Nazli Bin Awang Mahat (47), yang mendaki puncak
    Gunung Rinjani
    dan turun melalui danau Segara Anak, Kamis, 26 Juni 2025, dilaporkan tergelincir hingga kedalaman 200 meter ke arah danau karena jalur yang licin.
    Pihak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) membenarkan kejadian tersebut.
    Kejadian ini berdekatan dengan pasca evakuasi terhadap Jualiana Marins, WNA asal Brasil, yang tewas di kedalaman 600 meter jurang Danau Segara Anak.
    Kepala Resort TNGR Taufikurrahman mengatakan pada
    Kompas.com,
    Sabtu (28/6/2025), Nazli Bin Awang Mahat mengalami luka di bagian kepala, kaki terkilir, dan tidak mampu melanjutkan perjalanan lagi.
    “Kami mendapat laporan mengenai WNA asal Malaysia ini dari guide pada Jumat malam, tanggal 27 Juni 2025, sekitar pukul 15.20 Wita, bahwa yang bersangkutan mengalami kecelakaan dan tergelincir di arah menuju Danau Segara Anak,” kata Taufik.

    Tim evakuasi
    langsung menuju lokasi korban yang jatuh pada Jumat malam sekitar pukul 23.00 Wita dan melakukan evakuasi. Korban berhasil dibawa turun dengan tandu,” jelasnya.
    Korban asal Malaysia ini berhasil dibawa turun oleh
    tim evakuasi
    dari TNGR, SAR
    Lombok
    Timur, TNI, Polri, dan relawan menuju shelter emergency Pelawangan Sembalun pukul 01.30 Wita.
    Selama 2 jam, korban istirahat di Shelter Pelawangan dan kembali ditandu menuju pos 2 Sembalun dan tiba pukul 06.30 Wita.
    Korban kemudian dibawa menggunakan kendaraan roda dua menuju Puskesmas Sembalun untuk mendapat pemeriksaan kesehatan.
    Humas Polres Lombok Timur, AKP Nicolas Oesman, mengatakan bahwa pihaknya juga mendapat laporan terkait kecelakaan yang dialami WNA Malaysia tersebut.
    “WNA Malaysia ini mendaki bersama 12 orang rombongannya ke puncak Rinjani, dan turun menuju Danau Segara Anak. Saat turun itulah dia mengalami kecelakaan atau tergelincir,” kata Nicolas.
    Diketahui pendaki WNA Malaysia ini terregistrasi pada Jumat, tanggal 26 Juni 2025, dan melakukan pendakian dengan tujuan puncak dan turun melalui Danau Segara Anak.
    Atas kejadian yang berturut-turut terjadi di kawasan pendakian Rinjani, para pendaki dihimbau untuk selalu berhati-hati karena kondisi cuaca yang berubah-ubah di Gunung Rinjani, mulai dari kabut dan hujan yang menyebabkan jalur pendakian licin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada Kendala di Jalan Tol? Catat, Ini Nomor Call Center-nya

    Ada Kendala di Jalan Tol? Catat, Ini Nomor Call Center-nya

    Jakarta

    Pasti banyak dari detikers yang kerap kebingungan saat terjadi sesuatu di jalan tol atau jalan bebas hambatan, terlebih saat mengalami hal yang tidak diinginkan seperti ban bocor atau saat hendak ingin melaporkan kejadian kecelakaan.

    Nah untuk kenyamanan bersama, detikers harus tahu ke mana melaporkan kejadian tersebut. Seperti yang tertulis dalam akun media sosial PUPR. Dijelaskan jika terjadi sesuatu, detikers bisa langsung melaporkan melalui call Center yang disediakan.

    “Untuk memberikan kenyamanan dan bantuan pada saat perjalanan sehingga menjadi lebih mudah dan aman, call center jalan tol di Indonesia siap melayani Anda 24/7… Jangan ragu untuk menghubungi jika membutuhkan informasi atau bantuan selama di jalan! Jangan lupa disave ya Sobat!” tulis dalam akun media sosial PUPR.

    Berikut daftar Call Center Jalan Tol di Indonesia

    Call Center Jalan Tol di Ruas Tol Pulau Jawa

    – Jagorawi, Cipularang, Padaleunyi/Ruas Jasa Marga: 14080

    – JORR Seksi 5: 021-220-93333 / 081339923992

    – Jalan Tol Akses Tanjung Priok: 021-2240-8913n/ 0822-6060-0086

    – Cawang-Tanjung Priok: 021-6518350

    – Bekasi-Cawang-Kampung Melayu: 021-22325224 / 0811-8125-224

    – Depok-Antasari: 021-2780-888 / 0897-2770-888

    – Jakarta-Cikampek: 14080

    – Cimanggis-Cibitung: 021-2994-1002 / 0888-0923-9889

    – Cibitung-Cilincing: 021-89229717 / 89229718

    – Kelapa gading Pulo Gebang: 08111375711

    – Tangerang-Merak: 0254207878 / 08001777879

    – Serang-Panimbang: 0811-8668-885

    – Kunciran-Cengkareng: 14080

    – Serpong – Balaraja: 021-50502300

    – Cinere-Jagorawi: 021-87750111

    – Kebon Jeruk-Ulujami: 14080

    – Bogor Ring Road: 14080

    – Pondok Aren-Serpong: 14080

    – Kunciran-Serpong: 0812-9149-7112

    – Soreang-Pasir Koja: 0222-54416353 / 081214707771

    – Ciawi-Sukabumi: 0251-8210000

    – Cipali: 0260-7600-600 / 08112347600

    – Cilleunyi-Sumedang-Dawuan: 0261-2145555

    – Cinere-Serpong: 14080

    – Kanci-Pejagan: 0231-863-8809 / 0811-1111-1535

    – Pejagan-Pemalang: 0811-2812-812

    – Pemalang-Batang: 0821-2431-1915

    – Semarang-Batang: 14080

    – Semarang-Solo: 14080

    – Semarang-Demak: 14080

    – Solo-Ngawi: 14080

    – Ngawi-Kertosono: 14080

    – Jombang-Mojokerto: 0321-888-123

    – Surabaya-Mojokerto: 14080

    – Surabaya-Gresik: 031-3972600 / 0812-38000250

    – Krian-Gresik: 0231-7997-3000 / 023179973000

    – Gempol-Pasuruan: 14080

    – Gempol- Pandaan: 14080

    – Padaan-Malang: 14080

    – Pasuruan-Probolinggo: 0335-8111-777

    – Probolinggo-Banyuwangi: 14080

    – Waru-Juanda: 031-849-7777 / 031-849-7777

    – Jogja-Solo: 14080

    Call Center Jalan Tol di Ruas Tol Pulau Sumatera

    – Terbanggi-Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung: 0813-2900-0020

    – Palembang-Indralaya: 0858-6003-6003 / 0812-712-79999

    – Indralaya-Prabumulih: 0811-222-6363

    – Betung-Tempino-Jambi: 0821-8888-7710

    – Pekanbaru-Dumai: 0821-7008-8880

    – Pekanbaru-XIII Koto Kampar: 081268006400

    – Bengkulu-Taba Penanjung: 0853-2910-0900

    – Indrapura-Kisaran: 0821-6387-0001

    – Binjai-Langsa: 0823-6784-6784

    – Sigli-Banda Aceh: 0821-6434-6434

    – Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi: 14080

    – Medan-Binjai: 150606 / 0858-1330-6225

    – Bakauheni-Terbanggi Besar: 150606 / 0858-1330-6225

    – Kuala Tanjung-Tebing Tinggi Parapat: 0812-9595-3536

    – Kayu Agung-Palembang: 0811-888-6600

    – Padang-Sicincin: 0822-1000-3770

    Call Center Jalan Tol di Pulau Bali, Sulawesi dan Kalimantan

    – Jalan Tol Layang A.P Pettarani dan Jalan Tol Ir. Sutami (Sulawesi): 1500147

    – Jalan Akses Tol Makassar New Port (Sulawesi): 1500147

    – Manado-Bitung (Sulawesi): 14080

    – Bali Mandara: 14080

    – Balikpapan-Smarinda (Kalimantan): 14080

    (lth/din)

  • Pria di Bogor Tewas Tertimpa Handlift saat Bekerja, Polisi Selidiki

    Pria di Bogor Tewas Tertimpa Handlift saat Bekerja, Polisi Selidiki

    Jakarta

    Video kecelakaan kerja di sebuah gudang kawasan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, viral di media sosial. Seorang pria dilaporkan meninggal dunia.

    Dalam video yang dilihat detikcom, Sabtu (28/6/2025), pria tersebut disebut meninggal usai tertimpa alat handlift. Mulanya, video memperlihatkan sejumlah orang mendorong handlift.

    Mereka kemudian terlihat menambah kecepatan saat mendorong handlift itu. Sehingga handlift terlihat tidak seimbang dan hendak terjatuh.

    Terlihat salah satu pekerja hendak menahan agar handlift tak terjatuh. Namun terlihat handlift tersebut hendak menimpa salah satu pekerja itu.

    Dikonfirmasi, Kasi Humas Polres Bogor Ipda Yulista mengatakan peristiwa terjadi pada hari Kamis (26/5). Korban meninggal dunia di lokasi kejadian.

    “Kecelakaan kerja terjadi di salah satu gudang di Kecamatan Gunung Sindur, seorang pekerja meninggal dunia, langsung dibawa ke RS (rumah sakit),” kata Yulista.

    “Kemudian dipindahkan ke rumah duka setelah pihak keluarga membuat surat pernyataan keberatan untuk dilakukan autopsi,” bebernya.

    Meski demikian, pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan terhadap peristiwa itu. Pihak kepolisian telah melakukan pengecekan ke lokasi kejadian.

    (rdh/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis

    Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis

    Jakarta

    Jalan tol di Malaysia tidak hanya dilintasi mobil ataupun kendaraan besar seperti truk maupun bus. Motor pun bebas melintas di sisi kiri jalan tanpa dikenakan biaya sepeserpun.

    Melihat motor melintasi jalan tol di Malaysia tampaknya bukan pemandangan langka lagi. Ya, di negeri jiran, sepeda motor tanpa batasan kapasitas mesin memang diperbolehkan melintas di jalan tol. Dari amatan tim detikOto sepanjang perjalanan di jalan tol Sepang menuju Kuala Lumpur, motor yang melintas di jalan tol itu memang berbeda-beda. Ada yang menggunakan skutik bongsor bermesin 250 cc, tak jarang juga yang motor bebek terlihat di jalan tol Malaysia.

    Motor tersebut melaju kencang di sisi kiri jalan. Sebab, saat mobil dipacu 100 km/jam beberapa kali motor itu justru melaju lebih cepat dan memacu mobil. Tak seperti kendaraan besar lainnya, motor lewat jalan tol di Malaysia tak dikenakan biaya sama sekali.

    “Tak bayar ya, jalannya di pinggir,” kata seorang pengemudi Malaysia bernama Andy Chan di Kuala Lumpur, Kamis (26/6/2025) kemarin.

    Direktur Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) Zulhaidi Mohd Jawi pernah menjelaskan kepada detikOto alasan pemerintah Malaysia tidak melarang pengendara motor masuk tol. Kata Zulhaidi, kebijakan yang sudah terlanjur diterapkan itu sulit untuk dibatalkan lantaran sudah membudaya di Malaysia.

    “Kalau di Malaysia (motor boleh masuk tol) itu sudah terlanjur diterapkan lebih awal, sejak jalan tol diperkenalkan. Jadi secara politik sudah agak susah seandainya kebijakan itu ditarik lagi (atau dibatalkan),” ujar Zulhaidi beberapa saat lalu.

    Meski begitu, Zulhaidi tetap menegaskan bahwa motor masuk tol adalah hal yang salah. Sebab jauh dari kata aman bagi pengendara motor jika mengalami kecelakaan. Motor tak seaman mobil.

    “Tapi untuk safety, sebenarnya tidak sesuai. Karena motor itu harus jaga keseimbangan, dan di jalan tol dia bisa cepat hilang keseimbangan (karena kecepatan tinggi). Jika sesuatu terjadi, pengendara roda dua jatuh, risikonya lebih tinggi. Meski pakai helm (dan peralatan safety), jika terjatuh tetap berbahaya,” tutur Zulhaidi lagi.

    Berbeda dengan di Indonesia, sepeda motor memang dilarang masuk di mayoritas ruas tol. Alasan utamanya jelas faktor keselamatan. Mayoritas jalan tol di Indonesia hanya boleh untuk kendaraan roda empat atau lebih. Hal itu sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol yang disempurnakan oleh Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2009 yang merevisi Pasal 38 PP 15/2005.

    Dalam peraturan itu khususnya Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2009, diatur bahwa motor sebenarnya boleh melintasi jalan tol. Tapi ada syaratnya.

    Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2009 merevisi PP 15/2005 dengan ditambahkan satu ayat pada Pasal 38 soal ketentuan motor lewat jalan tol. Adapun tambahan satu ayat tersebut menjelaskan peraturan soal bolehnya motor melintas jalan tol. Sebelumnya pada PP 15/2005 hanya ditulis ayat 1 yang menyebutkan jalan tol diperuntukkan bagi pengguna yang menggunakan kendaraan bermotor roda empat atau lebih.

    “Pada jalan tol dapat dilengkapi dengan jalur jalan tol khusus bagi kendaraan bermotor roda dua yang secara fisik terpisah dari jalur jalan tol yang diperuntukkan bagi kendaraan bermotor roda empat atau lebih,” bunyi PP 44/2009 Pasal 38 ayat 1a yang menjelaskan jalan tol khusus sepeda motor.

    (dry/lth)

  • Penjelasan Ilmiah Mengapa Kita Terjatuh di Gunung

    Penjelasan Ilmiah Mengapa Kita Terjatuh di Gunung

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mendaki sebuah gunung harus disertai dengan persiapan yang matang, tak bisa dipungkiri terdapat berbagai risiko pendakian mengintai seperti terjatuh di gunung.

    Kasus terbaru, seorang pendaki asal Brasil yakni Juliana Marins tewas dalam pendakiannya di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kasus Juliana tersebut memperingatkan semua orang yang akan melakukan pendakian untuk terus waspada saat mendaki gunung.

    Melansir Outside Online, terdapat sekitar 40 juta orang per tahun mengunjungi ketinggian di atas 6.500 kaki di Pegunungan Alpen setiap tahun. Sebagian besar dari mereka ada di sana untuk mendaki, beberapa dengan pengalaman yang sangat sedikit dan kondisi fisik yang buruk. Angka-angka belaka berarti bahwa meskipun hiking relatif aman, jumlah kecelakaan dengan kemungkinan rendah bertambah.

    Sebagai contoh, sebuah studi tentang kecelakaan gunung di Prancis tahun lalu menemukan bahwa hanya 4% kecelakaan pendakian di jalur di mana penyelamatan gunung disebut mengakibatkan kematian.

    Sebagai perbandingan, 15% panggilan hiking off-trail, 20% panggilan pendakian gunung salju, 35% panggilan air putih, dan 47% panggilan BASE-jumping melibatkan kematian.

    Tetapi karena perbedaan partisipasi, hiking sebenarnya adalah penyebab keseluruhan utama kematian terkait olahraga di Swiss, menyumbang 25% dari total, dibandingkan dengan 17 persen untuk pendakian gunung, 8% untuk tur ski, 2,7% untuk panjat tebing, dan hanya 1,8% untuk BASE jumping.

    Lantas bagaimana risiko terjatuh saat mendaki gunung?

    Menurun lebih berisiko. Lebih dari 75% jatuh terjadi selama penurunan, dibandingkan dengan 20% pada pendakian dan 5% pada tanah datar.

    Beberapa faktor mungkin berkontribusi terhadap hal ini: Anda bergerak lebih cepat di menuruni bukit, Anda memukul paha depan Anda dengan kontraksi otot eksentrik yang tidak dikenal, Anda mungkin telah minum bir di pondok puncak, dan Anda sudah lelah dari pendakian.

    Kondisi eksternal bukanlah faktor yang besar. Kecelakaan yang kita bicarakan di sini sebagian besar bukanlah klise dari pendaki bodoh yang berkeliaran di jalan setapak saat senja dalam kabut tebal atau badai hujan lebat. Faktanya, 90% kecelakaan terjadi saat cuaca baik, tanpa curah hujan, kabut, atau kegelapan. Selain itu, 81% kecelakaan terjadi di jalan setapak atau jalan setapak yang ditandai, meskipun jalan setapak itu melewati medan berbatu dalam 61% kasus. Untuk sebagian besar, para pendaki melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan ketika mereka jatuh.

    Kasus fatal lebih banyak terjadi pada laki-laki. Faktanya, wanita menyumbang lebih dari setengah kecelakaan secara keseluruhan-tetapi mereka cenderung tidak mengalami kecelakaan serius. Wanita memiliki 55% kecelakaan yang tidak fatal, tetapi hanya 28% yang fatal. Pria secara signifikan lebih mungkin mengalami kecelakaan hiking di luar jalur daripada wanita.

    Kasus Juliana Marins

    Juliana diduga jatuh di Danau Segara Anak, tepatnya di sekitar titik Cemara Nunggal, pada Sabtu (21/6) pagi. Insiden nahas itu terjadi saat Juliana hendak menuju puncak Gunung Rinjani.

    Pada Senin, 23 Juni 2025, Tim SAR Gabungan terus melanjutkan proses evakuasi terhadap Juliana. Pukul 06.30 WITA, korban berhasil terpantau menggunakan drone, dalam posisi tersangkut di tebing batu pada kedalaman ±500 meter dan secara visual dalam keadaan tidak bergerak.

    “Dua personel rescue diturunkan untuk menjangkau lokasi korban dan mengecek titik pembuatan anchor kedua di kedalaman ±350 meter. Namun, setelah observasi, ditemukan dua overhang besar sebelum bisa menjangkau korban membuat pemasangan anchor tidak memungkinkan, Tim rescue harus melakukan climbing untuk bisa menjangkau korban,” tulis Balai TN Gunung Rinjani.

    Evakuasi ini menghadapi medan ekstrem dan cuaca dinamis, kondisi kabut tebal mempersempit pandangan dan meningkatkan risiko. Demi keselamatan, tim rescue ditarik kembali ke posisi aman.

    Pukul 14.30 WITA, rapat evaluasi digelar via Zoom bersama Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal. Gubernur berencana meminjam helikopter milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk mempercepat proses penyelamatan.

    “Lakukan kemampuan terbaik kita, termasuk kemungkinan rescue melalui airlifting menggunakan helikopter dengan pilot spesifikasi airlifter. Supaya tidak kehilangan golden time (72 jam) penyelamatan,” ujar Iqbal dalam rapat koordinasi virtual, dikutip dari Detikcom.

    Kepala Kantor Basarnas Mataram secara teknis menjelaskan proses evakuasi mempergunakan helikopter dimungkinkan namun harus dipastikan spesifikasi helikopter paling tidak memiliki Hois untuk air lifting dan cuaca yang sangat cepat berubah juga mempengaruhi bisa tidaknya proses evakuasi mempergunakan helikopter.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hasil Autopsi Diungkap, Juliana Marins Meninggal 20 Menit Usai Jatuh di Rinjani

    Hasil Autopsi Diungkap, Juliana Marins Meninggal 20 Menit Usai Jatuh di Rinjani

    Jakarta

    Hasil autopsi terhadap jenazah Juliana Marins menjawab sejumlah spekulasi terkait kecelakaan tragis pendaki asal Brasil tersebut. Marins disebut meninggal 20 menit usai terperosok ke dalam jurang.

    Hal itu diungkap oleh Ida Bagus Putu Alit, dokter forensik dari RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar. Menurutnya, perempuan 27 tahun tersebut mengalami luka parah akibat benturan keras di beberapa bagian tubuh.

    “Perkiraan 20 menit,” ujarnya terkait perkiraan lamanya korban bertahan hidup, seperti dikutip dari detikBali, Jumat (27/6/2025).

    Sesaat setelah terjatuh ke dalam jurang pada Sabtu (21/6), Marins tertangkap kamera drone milik sesama turis yang melintas dalam kondisi masih bergerak, mengindikasikan korban masih sempat bertahan hidup. Namun saat tim SAR mencarinya lagi dengan drone thermal, kondisi Marins sudah tidak bergerak.

    Marins akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia pada Selasa (24/6) pada kedalaman jurang 600 meter dari Last Known Position (LKP).

    “Kami tidak menemukan tanda bahwa korban itu meninggal dalam jangka waktu lama. Jadi kita perkiraan paling lama 20 menit,” kata Alit.

    NEXT: Meninggal bukan karena hipotermia

    Hasil autopsi juga mengindikasikan Marins meninggal bukan karena hipotermia, melainkan karena benturan benda keras. Benturan tersebut menyebabkan patah tulang di bagian dada belakang, tulang punggung, dan paha dan memicu perdarahan di dalam tubuh.

    “Jadi kalau kita lihat yang paling terparah, itu adalah yang berhubungan dengan pernapasan. Yaitu ada luka-luka terutama di dada-dada, terutama di dada-dada bagian belakang tubuhnya. Itu yang merusak organ-organ di dalamnya,” beber Alit dikutip dari CNN Indonesia.

    Alit mengatakan, tanda-tanda hipotermia berupa ujung jari menghitam tidak ditemukan.

    “Bahkan di dalam organ tubuh terutama organ spleen (limpa), tidak ditemukan mengkerut akibat hipotermia,” jelasnya, dikutip dari detikBali.

    Simak Video “Video: Hasil Autopsi Penyebab Kematian Juliana Marins”
    [Gambas:Video 20detik]