Kronologi Kapal Tongkang Tabrak Perahu Berisi 34 Penumpang di Barito Utara, 2 Orang Hilang
Tim Redaksi
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
– Sebuah
kapal tongkang
menabrak perahu berisi 34 penumpang di perairan Kabupaten
Barito Utara
, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Selasa (8/7/2025).
Insiden tragis ini terjadi di Desa Luwe Hulu, Kecamatan Lahei Barat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Utara, Simamoraturahman, menjelaskan kronologi kejadian tersebut.
“Berdasarkan informasi yang didapat dari warga masyarakat dan sumber informasi lain, sebelum insiden terjadi, taksi motor tersebut berangkat pukul 08.00 WIB dari pelabuhan kapal motor Muara Teweh, Barito Utara dengan tujuan kota Puruk Cahu, Murung Raya,” ungkap Simamora saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Rabu (9/7/2025).
Perahu motor yang membawa 34 penumpang itu mengalami mati mesin saat berada di sekitar wilayah Santuyun, tepatnya di depan Jetty PT Padaidi Desa Luwe Hulu.
“Perahu motor tersebut hanyut di pinggiran Sungai Barito. Namun, karena derasnya arus sungai, perahu motor tersebut perlahan terbawa arus hingga ke tengah,” tambahnya.
Pada pukul 11.00 WIB, perahu motor jenis takebot milik PT AKT Muara Tuhup yang menarik kapal tongkang bermuatan BBM jenis solar melintas dan menabrak perahu motor yang masih berpenumpang tersebut.
“Kecelakaan ini menyebabkan perahu motor tersebut terbalik,” jelas Simamora.
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan korban jiwa dalam insiden tersebut.
Namun, sebagian penumpang sudah berhasil dievakuasi oleh warga setempat.
“Dua dari 34 penumpang masih hilang dan dalam pencarian. Dari laporan pihak keluarga, istri dari korban tenggelam membenarkan bahwa dua korban yang hilang adalah Rustam (49) dan Agus Jaya (34),” tuturnya.
Tim BPBD dan Basarnas saat ini sedang menuju lokasi untuk melakukan pencarian terhadap dua penumpang yang masih hilang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: kecelakaan
-
/data/photo/2025/07/08/686cf05f77fbb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kronologi Kapal Tongkang Tabrak Perahu Berisi 34 Penumpang di Barito Utara, 2 Orang Hilang Regional 9 Juli 2025
-

Sumber Energi Abadi Ditemukan di China, Ternyata Ini Kelebihan Thorium
Jakarta, CNBC Indonesia – China dilaporkan menemukan cadangan thorium dalam jumlah fantastis yang berpotensi menjadi sumber energi abadi selama puluhan ribu tahun.
Penemuan ini dilakukan di kawasan tambang Bayan Obo, Mongolia Dalam, daerah otonom China Utara. Eksplorasi mengungkap lebih dari 1 juta ton thorium, unsur radioaktif langka yang bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif di reaktor nuklir generasi baru.
Menurut para ahli, volume ini dapat mencukupi kebutuhan energi nasional China hingga 60.000 tahun ke depan.
Lantas, apa itu Thorium?
Thorium adalah unsur radioaktif alami yang sejak lama dianggap sebagai alternatif menjanjikan untuk uranium dalam reaktor nuklir. Berbeda dengan uranium, thorium memiliki kepadatan energi yang jauh lebih tinggi.
Para ahli memperkirakan bahwa thorium menyimpan potensi energi hingga 500 kali lebih besar dibandingkan uranium-232 konvensional.
Dampak dari temuan ini sangat besar. Jika dapat dimanfaatkan secara efisien, thorium bisa menjadi sumber energi nuklir yang lebih bersih, lebih aman, dan lebih berkelanjutan, dengan limbah beracun yang jauh lebih sedikit dibandingkan bahan bakar nuklir saat ini.
Laporan terbaru menyebutkan bahwa penemuan thorium oleh China sebagai sumber energi tak terbatas merupakan inovasi besar yang berpotensi mengubah cara dunia memandang bahan bakar nuklir.
Dengan cadangan thorium mencapai 1 juta ton, strategi energi China bisa segera mencakup pemanfaatan tenaga nuklir yang tidak hanya memperkuat keamanan energi nasional, tetapi juga memperhatikan dampak pada lingkungan.
Potensi thorium terletak pada efisiensi dan hasil akhirnya yang lebih bersih. Jika dibandingkan dengan reaktor berbasis uranium konvensional, sistem nuklir berbasis thorium dapat menghasilkan hingga 200 kali lebih banyak energi dan memproduksi limbah radioaktif dalam jumlah yang jauh lebih sedikit.
Media internasional menunjukkan ketertarikan besar terhadap potensi ini. Salah satu laporan mendalam tentang topik ini dapat ditemukan melalui riset dan survei terkait thorium.
Selain itu, kemungkinan pemanfaatan thorium dalam reaktor garam cair (molten-salt reactors) juga membawa berbagai keuntungan tambahan, seperti:
Fitur keselamatan yang lebih baik karena beroperasi pada tekanan yang lebih rendah
Risiko kecelakaan nuklir yang lebih kecil berkat konfigurasi bahan bakar yang secara alami stabil
Produksi limbah radioaktif berumur panjang yang lebih sedikit
Proses konversi energi yang lebih efisien, memungkinkan desain reaktor yang lebih kecil dan modular.Jika berhasil dikomersialkan, energi thorium tidak hanya dapat mengubah lanskap energi China, tetapi juga memberikan pengaruh besar secara global.
Peralihan ke reaktor berbahan bakar thorium menjanjikan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil, penurunan emisi gas rumah kaca, serta menghasilkan solusi energi yang lebih efisien dan minim limbah.
Prospek ini membuka peluang bagi negara maju maupun berkembang yang tengah berupaya membangun infrastruktur energi yang lebih bersih.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
-
/data/photo/2025/07/09/686daf797b432.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Waris Merasa Dikriminalisasi Polres Sumenep, Jadi Tersangka Setelah Kecelakaan Pamannya Surabaya 9 Juli 2025
Waris Merasa Dikriminalisasi Polres Sumenep, Jadi Tersangka Setelah Kecelakaan Bibinya
Tim Redaksi
SUMENEP, KOMPAS.com
– Sekitar 40 warga Desa Sergang, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menandatangani petisi yang mendesak
Polres Sumenep
untuk menghentikan upaya
kriminalisasi
terhadap seorang warga bernama Moh. Waris.
Dalam petisi itu, warga menuntut pencabutan status tersangka Waris, penghentian proses pidana, serta pemulihan nama baik yang mereka anggap telah menjadi korban kriminalisasi.
Kuasa hukum Waris, Sulaisi Abdurrazaq menyampaikan bahwa upaya kriminalisasi oleh polisi berawal saat terjadi
kecelakaan lalu lintas
(laka lantas) di akses jalan Desa Sergang.
Sulaisi menceritakan, peristiwa bermula pada hari Senin, 21 April 2025, sekitar pukul 06.30 WIB.
Saat itu, sepeda motor yang dikendarai Matwani bertabrakan dengan sepeda angin yang dikayuh Hindun, bibi Waris.
Akibat kecelakaan itu, Matwani mengalami luka serius dan akhirnya meninggal dunia pada 28 April 2025 lalu.
Sementara itu, Hindun mengalami luka ringan dan sempat dirawat di Puskesmas Manding.
“Saat kejadian, klien saya memang berada di lokasi,” kata Sulaisi di Sumenep, Selasa (8/7/2025).
Menurut dia, saat itu Waris berada di lokasi karena mendengar kabar kecelakaan tersebut.
“Selama Hindun dirawat di Puskesmas Manding, tidak pernah diperiksa di Reskrim Polres Sumenep,” ujarnya.
Sulaisi menyampaikan, awalnya laporan polisi menyebut Matwani diduga tidak mengutamakan pengguna jalan lain yang sudah berbelok lebih dulu, sehingga menabrak sepeda angin Hindun.
Namun, dalam perkembangan kasus, Polres Sumenep justru menetapkan Moh Waris sebagai tersangka dengan tuduhan penganiayaan terhadap Matwani.
“Padahal menurut saksi mata yang berada di lokasi, Matwani tidak mengalami pemukulan, melainkan terluka karena benturan akibat kecelakaan, dan Moh Waris tidak terlibat dalam tindakan kekerasan,” ujar Sulaisi.
“Petisi itu bentuk solidaritas masyarakat terhadap sesama warga desa, sekaligus kritik terhadap proses hukum yang dianggap tidak adil dan mencederai kepercayaan publik,” kata Sulaisi.
Selain ke Polres Sumenep, petisi itu juga ditujukan kepada Kapolri, Kapolda Jatim, Komnas HAM, LPSK, hingga Presiden RI.
Sementara itu, Polres Sumenep belum merespons petisi itu dan masih mempelajari isinya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/06/14/666bffe8621d6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dua Motor Adu Banteng di Bantul, Satu Pengendara Tewas di Tempat Yogyakarta 9 Juli 2025
Dua Motor Adu Banteng di Bantul, Satu Pengendara Tewas di Tempat
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Kecelakaan lalu lintas antara dua sepeda motor terjadi di jalan Ngipik–Potorono, tepatnya di Plakaran RT 04, Baturetno, Banguntapan,
Bantul
, Daerah Istimewa
Yogyakarta
, pada Selasa (8/7/2025) malam.
Peristiwa ini menyebabkan satu orang pengendara meninggal dunia di lokasi kejadian.
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, menjelaskan kecelakaan terjadi sekitar pukul 23.04 WIB.
Honda Scoopy AB 2916 KM yang dikendarai Jumadi (46), warga Bangunharjo, Sewon, Bantul, bertabrakan dengan Yamaha Mio AB 2565 FY yang dikendarai Dony Trisdiyanto (33), warga Sendangtirto, Berbah, Sleman.
Jeffry menyebut Honda Scoopy melaju dari arah barat (Ngipik) menuju timur (Potorono).
Saat sampai di lokasi kejadian, kendaraan oleng ke kanan hingga masuk ke jalur berlawanan, dan bertabrakan dengan Yamaha Mio yang datang dari arah berlawanan.
“Kedua pengendara akhirnya mengalami tabrakan,” ujar Jeffry saat dikonfirmasi, Rabu (9/7/2025).
Akibat tabrakan tersebut, Dony Trisdiyanto, pengendara Yamaha Mio, meninggal dunia di lokasi. Jenazahnya telah dibawa ke RS Bhayangkara Polda
DIY
.
Sementara itu, Jumadi, pengendara Honda Scoopy, mengalami luka robek terbuka di kepala dan dirawat di RSPAU Hardjolukito.
Kedua kendaraan juga mengalami kerusakan. Honda Scoopy rusak pada bagian depan, sementara Yamaha Mio mengalami goresan di bodi samping kanan dan kaca spion pecah.
Jeffry mengimbau masyarakat untuk selalu berkonsentrasi saat berkendara dan mematuhi aturan lalu lintas guna menghindari kecelakaan serupa.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

2 Mayat Penumpang KMP Tunu yang Ditemukan Tak Masuk Manifes
BANYUWANGI – Koordinator Unit Pencarian dan Pertolongan (Search and Rescue Unit/SRU) Darat Kombes Rama Samtama Putra menyatakan dua mayat yang ditemukan tim SAR gabungan pada hari ini adalah korban kapal tenggelam tapi tidak terdaftar dalam manifes.
“Untuk dua jenazah ini terdata non-manifes dan status mereka juga dipastikan sebagai penumpang, bukan kru kapal,” kata Kombes Rama dilansir ANTARA, Selasa, 8 Juli.
Dua jenazah yang sudah teridentifikasi sebagai penumpang KMP Tunu Pratama Jaya itu yakni Muhammad Aris Setiawan (23) warga Kelurahan Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Jenazah Muhammad Aris Setiawan ditemukan pertama kali oleh nelayan di perairan Sembulungan Muncar, Banyuwangi sekitar pukul 01.24 WIB, berjarak sekitar 18 mil dari titik lokasi tenggelamnya KMP Tunu.
Sedangkan mayat kedua yang juga ditemukan di lokasi yang sama teridentifikasi oleh tim DVI Polda Jatim sebagai Ridho Anggoro (29), warga Desa/Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi.
“Berkat kerja keras tim DVI Polda Jatim yang tak kenal lelah, berhasil mengidentifikasi jenazah penumpang (non-manifes) dan terkonfirmasi sebagai penumpang KMP Tunu Pratama Jaya,” ujar Kapolresta Banyuwangi itu.
Sementara itu, Kasubdit Dokpol Polda Jawa Timur AKBP Adam Bimantoro menjelaskan bahwa korban atas nama Muhammad Aris Setiawan itu teridentifikasi berdasarkan sidik jari serta ciri-ciri properti barang kepemilikan korban.
Sedangkan korban Ridho Anggoro teridentifikasi karena ada kecocokan gigi dan ciri-ciri properti barang kepemilikan korban.
“Sampai hari ini tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi 10 jenazah korban KMP Tunu Pratama Jaya,” ujarnya.
KMP Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 53 penumpang dan 12 ABK/kru serta 22 unit kendaraan mengalami kecelakaan laut dan tenggelam di Selat Bali, pada Rabu (2/7) lalu.
-

Apa Itu Thorium, ‘Sumber Energi Abadi’ China yang Hebohkan Dunia
Jakarta –
China mengumumkan temuan ‘sumber energi abadi’ yang diklaim para ahli geologi di Beijing dapat menyediakan cukup bahan bakar bagi China hingga 60 ribu tahun.
Menurut survei nasional China, kompleks pertambangan Bayan Obo di Mongolia Dalam, daerah otonom di China utara, mungkin mengandung cukup thorium untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga China ‘hampir selamanya’. Klaim ini tentu menghebohkan, dan bisa membuat negara lain iri bahkan tersaingi. Sebenarnya apa itu thorium?
Apa Itu Thorium?
Thorium adalah logam yang sedikit bersifat radioaktif dan relatif melimpah. Dikutip dari How Stuff Works, jumlahnya hampir sama dengan timah dan lebih banyak daripada uranium. Unsur ini juga tersebar luas, dengan konsentrasi tertentu di India, Turki, Brasil, Amerika Serikat, dan Mesir.
Beberapa ilmuwan menganggap unsur thorium adalah jawaban atas masalah tenaga nuklir. Namun penting untuk dicatat bahwa thorium bukanlah bahan bakar seperti uranium.
Perbedaannya adalah uranium bersifat ‘fisil’, yang berarti bahwa ia menghasilkan reaksi berantai yang berkelanjutan jika kita bisa mendapatkan cukup uranium di satu tempat pada satu waktu.
Di sisi lain, thorium tidak bersifat fisil, atau para ilmuwan menyebutnya ‘fertil’, yang berarti bahwa jika kita membombardir thorium dengan neutron (pada dasarnya menyalakannya dalam reaktor yang berbahan bakar seperti uranium) ia dapat berubah menjadi isotop uranium-233 yang bersifat fisil dan cocok untuk menghasilkan tenaga.
Kelebihan dan Kekurangan Thorium
Thorium digunakan dalam beberapa eksperimen fisika nuklir paling awal, Marie Curie dan Ernest Rutherford yang mengerjakannya. Uranium dan plutonium menjadi lebih erat kaitannya dengan proses nuklir selama Perang Dunia II, karena keduanya menyediakan jalur paling jelas untuk membuat bom.
Untuk pembangkit listrik, thorium memiliki beberapa manfaat nyata. Uranium-233 yang terbentuk dari thorium merupakan bahan bakar yang lebih efisien daripada uranium-235 atau plutonium, dan reaktornya mungkin tidak mudah meleleh karena dapat beroperasi hingga suhu yang lebih tinggi.
Selain itu, lebih sedikit plutonium yang diproduksi selama pengoperasian reaktor, dan beberapa ilmuwan berpendapat reaktor thorium dapat menghancurkan berton-ton plutonium berbahaya yang telah dibuat dan ditimbun sejak tahun 1950-an.
Tidak hanya itu, armada reaktor yang beroperasi dengan thorium dan uranium-233 dianggap oleh beberapa ilmuwan lebih tahan terhadap proliferasi, karena teknologi yang lebih canggih diperlukan untuk memisahkan uranium-233 dari produk limbah dan menggunakannya untuk membuat bom.
Namun, ada beberapa kelemahan thorium. Salah satunya adalah thorium dan uranium-233 bersifat radioaktif yang lebih berbahaya untuk diproses secara kimia. Karena alasan tersebut, keduanya lebih sulit diolah. Batang bahan bakar uranium-233 juga lebih sulit diproduksi. Selain itu, seperti yang disebutkan sebelumnya, thorium bukanlah bahan bakar.
“Jika kita akan memberi daya pada planet kita menggunakan siklus bahan bakar yang menggunakan thorium dan uranium-233, uranium-233 yang cukup harus diproduksi dalam jenis reaktor lain untuk mengisi bahan bakar reaktor uranium-233 awal,” kata Steve Krahn, profesor di departemen teknik sipil dan lingkungan di Vanderbilt University.
“Jika itu dapat dicapai, metode untuk memproses thorium-232 dan uranium-233 secara kimia dan memproduksi bahan bakar dari keduanya sudah cukup mapan. Namun, fasilitas untuk melaksanakan proses ini perlu dibangun,” jelasnya.
Thorium untuk Energi
Ada beberapa cara thorium dapat diterapkan pada produksi energi. Salah satu cara yang sedang diselidiki sekarang adalah menggunakan bahan bakar thorium/uranium-232 padat dalam reaktor berpendingin air konvensional, mirip dengan pembangkit listrik berbasis uranium modern.
Faktanya, lebih dari 20 reaktor di seluruh dunia telah dioperasikan dengan bahan bakar yang terbuat dari thorium dan uranium-233.
Prospek lain yang menarik bagi para ilmuwan dan pendukung tenaga nuklir adalah reaktor garam cair. Pada pembangkit ini, bahan bakar dilarutkan dalam garam cair yang juga berfungsi sebagai pendingin reaktor.
Garam memiliki titik didih yang tinggi, sehingga dapat lebih efisien dalam pembangkitan listrik dan bahkan lonjakan suhu yang besar tidak akan menyebabkan kecelakaan reaktor besar-besaran seperti yang terjadi di Fukushima, Jepang.
Reaktor semacam ini mungkin kedengaran seperti cerita fiksi ilmiah. Nyatanya, reaktor seperti itu pernah dioperasikan di Amerika Serikat pada 1960-an dan saat ini sedang dibangun di Gurun Gobi di China.
(rns/fay)
-

Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Jaya, Air Laut Masuk Lewat Pintu Kamar Mesin
Jakarta –
Plt Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT Anggiat Pandiangan mengungkap kronologi tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali yang menewaskan 10 orang. KNKT menyebut air laut pertama kali masuk ke kapal melewati pintu kamar mesin.
Hal itu disampaikan Anggiat dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Selasa (8/7/2025). Anggiat menjelaskan kapal mulai memproses muatan kendaraan di Pelabuhan pada pukul 22.15 WIB, Rabu (2/7/2025).Pada pukul 22.45 WIB proses muat kendaraan ke KMP selesai.
Kemudian pada pukul 22.51 WIB, KMP Tunu Pratama Jaya mulai bertolak ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.Saat kapal berangkat, tidak ada anomali dari kapal tersebut.
“Ketika kapal bertolak, tidak ada anomali atau kemiringan atau keadaan yang tidak biasa. Kemudian juga mesin beroperasi dengan normal. Visibilitas atau jarak pandang juga cukup baik. Tidak ada hujan dan tidak berkabut,” kata Anggiat di dalam rapat Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).
Anggiat menyebut setelah 30 menit berlayar, penjaga merasakan kemiringan di sisi kanan kapal. Juru mudi jaga dan kelasi lantas melihat air laut masuk melalui pintu kamar mesin.
“Kemudian juru mudi jaga dan kelasi jaga melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui pintu kamar mesin. Juru minyak jaga yang juga berada di kamar mesin melihat hal yang sama. Jadi kami konfirmasi Bapak, antara informasi yang kami terima dari juru mudi jaga dan juru minyak. Jadi menyatakan hal yang sama,” katanya.
“Kemudian juru minyak segera berlari keluar dari kamar mesin. Kemudian juga Mualim jaga memerintahkan awak kapal untuk membantu penumpang mengenakan life jacket dan persiapan evakuasi,” kata Anggiat.
“Sementara nahkoda yang saat itu sedang beristirahat segera dibangunkan oleh Mualim jaga. Kemudian nahkoda segera mengambil alih kemudi dan memancarkan berita marabahaya di radio VHF frekuensi 16,” tambahnya.
“KKM (Kepala Kamar Mesin) juga melihat kendaraan di bagian belakang kapal bergeser dan bertumpu ke sisi kanan. Di mana hal ini menyebabkan kapal semakin terus bertambah kemiringan sebelah kanan. Yang pada awalnya dalam keadaan masih perlahan-lahan kemudian semakin cepat,” ujar Anggiat.
“Beberapa menit setelah panggilan darurat kapal mulai tenggelam dengan kondisi buritan atau bagian belakang kapal tenggelam terlebih dahulu sambil miring ke kanan,” tambahnya.
(dwr/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini


