Rombongan Kapal Pemancing Ikan di Pasuruan Terbalik. 2 Tewas, 3 Lainnya Belum Ditemukan
Tim Redaksi
PASURUAN, KOMPAS.com
– Rombongan pemancing mengalami kecelakaan setelah kapal yang ditumpangi terbalik di perairan Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Minggu ((13/07/2025).
Dua korban ditemukan ditemukan tewas dan tiga korban masih dalam pencarian. Sedangkan 11 penumpang lainnya selamat.
Dua korban yang ditemukan tewas yakni Achan Asfiani (19) warga Karang Ploso, Kabupaten Malang saat kejadian dan atas nama Winarso (33) warga Singosari, Kabupaten Malang.
“Penemuan korban tersebut ditemukan nelayan sekitar dibantu dari Basarnas, Sar Brimob Polda, BPBD serta Marinir untuk evakuasi korban,” kata
Kapolres Pasuruan Kota
, AKBP Davis Busin Siswara, Senin (14/07/2025).
Dari keterangan yang didapat, peristiwa nahas tersebut ketika perahu atau kapal dinakhodai Jalaludin membawa sejumlah pemancing hendak pulang dari wilayah tangkapan ikan di sekitar Banjang, perairan pantai Lekok.
Namun saat mendekati bibir pantai Wates, tiba-tiba kondisi cuaca memburuk, angin kencang dan ombak laut tinggi.
Sehingga membuat
kapal terbalik
dan seluruh penumpangnya tercebur ke laut.
“Setelah kejadian itu, sebagian korban berhasil diselamatkan oleh nelayan sekitar. Namun hingga saat ini tiga orang pemancing masih dinyatakan hilang,” tambahnya.
Guna pencarian tiga korban yang dinyatakan hilang tim gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri.
Serta sejumlah relawan terus menyisir wilayah laut sekitar untuk menemukan korban yang belum ditemukan.
Terutama pada perairan tempat lokasi kejadian di perairan pantai Pasir Panjang, Desa Wates, Kecamatan Lekok.
Sedangkan, dua korban yang dinyatakan tewas dan berhasil dievakuasi langsung dibawa ke rumah duka di Singosari, Kabupaten Malang.
“Untuk pencarian korban masih dilanjutkan, sedangkan yang ditemukan, langsung dibawa ke rumah duka,” jelasnya.
Sementara itu, hingga saat ini tim gabungan masih melakukan pendataan dan klarifikasi terhadap seluruh penumpang kapal.
Karena dari keterangan awal, kapal tersebut membawa total 18 orang dan 2 awak kapal (nahkoda dan ABK).
“Untuk kepastian jumlah penumpang, masih kami lakukan pengumpulan data dari korban yang selamat,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: kecelakaan
-
/data/photo/2025/07/14/68751589ca11a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Rombongan Kapal Pemancing Ikan di Pasuruan Terbalik. 2 Tewas, 3 Lainnya Belum Ditemukan Surabaya 14 Juli 2025
-

Tanda Tanya Siapa Matikan Sakelar Pengendali BBM di Air India
Jakarta –
Insiden jatuhnya pesawat Air India nomor penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu masih diselidiki. Tim penyelidik menemukan kejanggalan terkait sakelar pengendali bahan bakar pesawat Air India.
Hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua sakelar pengendali bahan bakar Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun itu tiba-tiba berpindah ke posisi “mati” sehingga mesin kekurangan bahan bakar dan memicu kehilangan daya. Perpindahan pengendali bahan bakar ke posisi “mati” biasanya hanya dilakukan setelah mendarat.
Rekaman audio kokpit merekam suara seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia “mematikan sakelar”, yang dijawab oleh pilot tersebut bahwa ia tidak melakukannya. Rekaman tersebut tidak menjelaskan siapa yang mengatakan apa. Pada saat lepas landas, kopilot sedang menerbangkan pesawat, sedangkan kapten memantau.
Sakelar-sakelar tersebut kemudian dinyalakan lagi, yang memicu penyalaan ulang mesin secara otomatis.
Pada saat pesawat jatuh, diketahui satu mesin mendapatkan kembali daya dorong. Adapun mesin lainnya menyala kembali tetapi belum sempat mendapatkan daya dorong.
Pesawat Air India dengan nomor penerbangan 171 hanya mengudara kurang dari satu menit sebelum jatuh di permukiman padat di Kota Ahmedabad, India. Peristiwa itu merupakan salah satu bencana penerbangan paling membingungkan di India.
Para penyelidik sedang menyelidiki puing-puing dan perekam kokpit untuk memahami apa yang salah sesaat setelah pesawat lepas landas. Pesawat tersebut naik hingga 625 kaki dalam cuaca cerah, namun kehilangan data lokasi setelah 50 detik, menurut situs FlightRadar24.
Laporan awal dari investigasi tersebut yang dipimpin otoritas India dengan beranggotakan para ahli dari Boeing, General Electric, Air India, regulator India, serta peserta dari AS dan Inggris menimbulkan beberapa pertanyaan.
Penyelidik mengatakan sakelar bahan bakar dilengkapi pengunci tuas. Cara menyalakannya: sakelar harus ditarik ke atas untuk membuka kunci lalu dibalik. Mekanisme ini dirancang untuk mencegah sakelar diaktifkan atau dimatikan secara tidak disengaja, sebuah fitur keselamatan yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Braket pelindung juga melindungi sakelar itu dari benturan yang tidak disengaja.
“Hampir mustahil untuk menarik kedua tombol hanya dengan satu gerakan tangan, dan ini membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan tergolong kecil,” ujar seorang investigator kecelakaan udara di Kanada, yang tidak ingin namanya dipublikasikan, kepada BBC.
Hal inilah yang membuat kasus Air India menonjol.
Jika salah satu pilot mematikan sakelar, baik disengaja maupun tidak, hal itu “menimbulkan pertanyaan: mengapa?”, kata Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat dan pakar penerbangan di Ohio State University.
“Apakah itu disengaja, atau karena kebingungan? Kemungkinannya kecil, karena para pilot tidak melaporkan hal yang tidak biasa.
“Dalam banyak keadaan darurat di kokpit, pilot mungkin menekan tombol yang salah atau membuat pilihan yang salah. Tetapi tidak ada indikasi situasi seperti itu di sini, atau diskusi apa pun yang menunjukkan bahwa sakelar bahan bakar dinyalakan secara tidak sengaja,” katanya.
“Kesalahan semacam ini biasanya tidak terjadi tanpa masalah yang jelas.”
Selengkapnya di sini!
Air India (Foto: BBC World)
Peter Goelz, mantan direktur pelaksana badan penyelidik kecelakaan transportasi AS (NTSB), mengatakan: “Temuan ini sangat meresahkan, yaitu seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar dalam hitungan detik setelah terbang.”
“Kemungkinan ada lebih banyak informasi di perekam suara kokpit daripada yang dibagikan. Satu pertanyaan seperti ‘mengapa Anda mematikan sakelar?’ saja tidak cukup,” katanya.
“Fakta yang baru diungkap ini menunjukkan seseorang di kokpit mematikan sakelar itu. Pertanyaannya adalah, siapa, dan mengapa? Kedua sakelar dimatikan lalu dihidupkan kembali dalam hitungan detik.”
“Perekam suara akan mengungkapkan lebih banyak: apakah pilot yang sedang mengemudikan pesawat yang mencoba menyalakan kembali mesin, atau pilot yang sedang memantau?”
Para penyelidik yakin perekam suara kokpit dengan audio dari mikrofon pilot, panggilan radio, dan suara kokpit di sekitarnya memegang kunci teka-teki ini.
“Mereka belum mengidentifikasi [pemilik] suara-suara tersebut, itu yang sangat penting. Biasanya, ketika perekam suara ditinjau, orang-orang yang akrab dengan pilot hadir untuk membantu mencocokkan suara.
“Sampai sekarang, kami masih belum tahu pilot mana yang mematikan dan menyalakan kembali sakelar itu,” kata Goelz.
Singkatnya, para penyelidik mengatakan yang diperlukan sekarang adalah identifikasi suara yang jelas, transkrip rekaman suara kokpit lengkap dengan label siapa yang mengatakan apa, serta tinjauan menyeluruh terhadap semua komunikasi sejak pesawat keluar dari gerbang hingga saat jatuh.
Mereka juga mengatakan hal ini menggarisbawahi perlunya perekam video kokpit, seperti yang direkomendasikan oleh NTSB. Rekaman video akan menunjukkan siapa yang mematikan sakelar bahan bakar.
Sebelum menaiki pesawat nomor penerbangan 171, baik pilot maupun awak telah lulus uji napas dan dinyatakan layak terbang, menurut laporan tersebut. Para pilot, yang berbasis di Mumbai, telah tiba di Ahmedabad sehari sebelum penerbangan dan telah beristirahat dengan cukup.
Namun, para penyelidik juga memfokuskan pada satu elemen dalam laporan tersebut.
Disebutkan bahwa pada Desember 2018, Badan Penerbangan Federal AS mengeluarkan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB) yang menyoroti bahwa beberapa sakelar kontrol bahan bakar Boeing 737 dipasang dengan fitur pengunci dinonaktifkan.
Meskipun masalah ini telah dicatat, kondisi tersebut tidak dianggap sebagai kondisi tidak aman yang memerlukan Arahan Kelaikan Udara (AD)sebuah peraturan yang dapat ditegakkan secara hukum untuk memperbaiki aspek ketidakamanan pada suatu produk.
Desain sakelar yang sama digunakan pada pesawat Boeing 787-8, termasuk VT-ANB milik Air India yang jatuh. Karena SAIB bersifat imbauan, Air India tidak melakukan inspeksi yang direkomendasikan.
Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat, mengaku dirinya bertanya-tanya apakah ada masalah dengan sakelar kontrol bahan bakar.
“Apa sebenarnya makna [laporan] ini? Apakah artinya dengan sekali tekan, sakelar itu dapat mematikan mesin dan memutus pasokan bahan bakar? Ketika fitur pengunci dinonaktifkan, apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah sakelar itu otomatis mati dan mematikan mesin? Jika demikian, ini masalah yang sangat serius. Jika tidak, hal itu juga perlu dijelaskan,” paparnya.
Namun, pakar lain tidak yakin hal itu merupakan masalah utama.
“Saya belum pernah mendengar tentang hal ini, yang tampaknya merupakan laporan FAA yang tidak terlalu mencolok. Saya juga belum mendengar keluhan [tentang sakelar bahan bakar] dari pilotyang biasanya cepat angkat bicara. Ini patut diteliti karena sudah disebutkan, tetapi mungkin hanya pengalih perhatian,” kata Goelz.
Kapten Kishore Chinta, mantan penyelidik di Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB), mempertanyakan apakah sakelar tersebut mati karena masalah pada unit kontrol elektronik pesawat.
“Bisakah sakelar pemutus bahan bakar dipicu secara elektronik oleh unit kontrol elektronik pesawat tanpa gerakan pilot? Jika sakelar pemutus bahan bakar mati secara elektronik, maka itu perlu dikhawatirkan,” katanya kepada BBC.
Laporan tersebut menyatakan sampel bahan bakar dari tangki pengisian bahan bakar “memuaskan”.
Para ahli sebelumnya menduga kontaminasi bahan bakar sebagai kemungkinan penyebab kegagalan mesin ganda. Patut dicatat, belum ada peringatan yang dikeluarkan untuk Boeing 787 atau mesin GE GEnx-1B-nya. Kemungkinan kegagalan mekanis dikesampingkan untuk saat ini sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Turbin Udara Ram (RAT) pesawat telah mengembang, sebuah tanda yang jelas adanya kegagalan sistem utama dan roda pendaratan ditemukan dalam “posisi turun” atau tidak ditarik.
RAT, sebuah baling-baling kecil yang memanjang dari bagian bawah Boeing 787 Dreamliner, berfungsi sebagai generator cadangan darurat. RAT secara otomatis menyala saat penerbangan ketika kedua mesin kehilangan daya atau jika ketiga sistem hidrolik mencatat tekanan yang sangat rendah. RAT memasok daya terbatas untuk menjaga sistem penerbangan penting tetap beroperasi.
“Fakta bahwa Turbin Udara Ram (RAT) menyala sangat mendukung kesimpulan bahwa kedua mesin telah gagal,” kata Pruchnicki.
Seorang pilot Boeing 787 menjelaskan mengapa ia mengira roda pendaratan tidak ditarik.
“Akhir-akhir ini, setiap kali saya lepas landas dengan pesawat 787, saya memperhatikan proses penarikan roda pendaratan dengan saksama. Saat tuas roda pendaratan ditarik, ketinggiannya sudah sekitar 200 kaki, dan seluruh proses penarikan roda pendaratan selesai sekitar 400 kaki, total sekitar delapan detik, berkat sistem hidrolik bertekanan tinggi.”
Pilot tersebut yakin pilot yang menerbangkan pesawat tidak punya waktu untuk berpikir.
“Ketika kedua mesin mati dan pesawat mulai turun, reaksinya bukan sekadar terkejut, pilot pasti mati rasa. Saat itu, fokus pilot bukan pada roda pendaratan. Pikiran pilot tertuju pada satu hal: jalur penerbangan. ‘Di mana saya bisa mendaratkan pesawat ini dengan aman?’ Dalam kasus ini, ketinggiannya tidak cukup.”
Penyelidik mengatakan pilot mencoba membuat pesawat kembali mengangkasa, tetapi itu terjadi terlalu cepat.
“Mesin dimatikan lalu dihidupkan kembali. Para pilot menyadari mesin kehilangan daya dorong – kemungkinan besar mereka menyalakan kembali mesin kiri terlebih dahulu, diikuti oleh mesin kanan,” kata Pruchnicki.
“Namun, mesin kanan tidak punya cukup waktu untuk kembali menyala, dan daya dorongnya pun tidak mencukupi. Kedua mesin akhirnya berhasil “menyala”, tetapi karena mesin kiri dimatikan terlebih dahulu dan mesin kanan terlambat menyala, hasilnya terlambat.”
Sanak saudara korban kecelakaan telah menunggu dengan cemas hasil laporan awal.
Ketika laporan tersebut akhirnya dirilis Sabtu (12/07) pagi di India, Imtiyaz Ali, yang kehilangan saudara laki-laki, ipar perempuan, dan dua anak mereka yang masih kecil, membacanya dengan saksama. Namun, dia kecewa karena laporannya “terdengar seperti deskripsi produk”.
“Selain percakapan terakhir pilot, tidak ada apa pun di dalamnya yang benar-benar menunjukkan penyebab kecelakaan.”
Ia berharap detail lebih lanjut akan dipublikasikan dalam beberapa bulan mendatang.
“Ini penting bagi kami. Kami ingin tahu persis apa yang terjadi. Itu tidak akan mengubah apa pun bagi kami sekarang, kami terus berduka seperti yang telah kami alami sejak hari itu.
“Tapi setidaknya kami akan mendapatkan beberapa jawaban,” kata Ali.
-

Mobil BYD Punya Kemampuan Otonom Level 4, Bisa Parkir Otomatis
Jakarta –
BYD mengumumkan fitur mengemudi otonom level L4 untuk sistem ADAS God’s Eye. Dengan fitur otonom Level 4, jika terjadi kecelakaan maka perusahaan yang akan bertanggung jawab.
Dikutip Carnewschina, BYD menghadirkan sistem mengemudi otonom Level 4 pada model terbarunya. BYD berjanji akan menanggung sepenuhnya kerugian yang disebabkan oleh penggunaan ADAS dalam skenario parkir.
“Langkah kami mencerminkan keyakinan penuh pada ADAS God’s Eye,” kata BYD dalam siaran pers.
Mobil BYD dengan sistem ADAS God’s Eye B dan C akan mendapat pembaruan over the air (OTA) yang akan berisi skenario parkir. Sistem otonom untuk parkir otomatis itu telah disempurnakan.
Sistem otonom Level 4 (L4) menggambarkan tingkat otonomi di mana mobil menangani tugas mengemudi secara mandiri tanpa intervensi pengemudi, asalkan kondisi spesifik terpenuhi.
BYD mengklaim sistem parkir level L4-nya mematuhi standar global, yang memungkinkan mobil untuk parkir sendiri tanpa bantuan pengemudi dalam situasi tertentu. Jika terjadi kesalahan, BYD yang akan bertanggung jawab, bukan pengemudi lagi.
Produsen mobil yang berbasis di Shenzhen bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan kerugian yang mungkin terjadi selama parkir otonom. Artinya, BYD akan menanggung semua biaya perbaikan, kerusakan properti pihak ketiga, dan kompensasi cedera pribadi yang diakibatkan oleh malfungsi atau kesalahan algoritma dalam sistem bantuan parkir, setiap kali kendaraan ditemukan bersalah dalam proses hukum.
Ketika terjadi kecelakaan saat parkir, pengemudi dapat menghubungi layanan BYD secara langsung, tanpa mengajukan klaim asuransi.
“Kami adalah yang pertama di dunia yang menawarkan jaminan untuk parkir otonom,” sebut BYD dalam pengumuman tersebut.
BYD juga mengumumkan akan segera membawa God’s Eye OTA terbesar dalam sejarahnya. Selain parkir otomatis, pembaruan itu akan meningkatkan kemampuan berkendara dan keselamatan.
Untuk diketahui, BYD meluncurkan God’s Eye ADAS (sistem bantuan pengemudi canggih) pada Februari 2025. Mereka mengklaim mendemokratisasi pengemudian otonom dengan menawarkan sistem ADAS bahkan pada kendaraan termurah mereka.
(rgr/dry)
-

Asosiasi Pilot Komersial Tolak Klaim Human Error dalam Tragedi Air India
New Delhi –
Dua asosiasi pilot komersial utama di India menolak klaim human error, atau kesalahan manusia, sebagai penyebab jatuhnya pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang dioperasikan oleh maskapai Air India. Insiden tragis pada Juni lalu itu menewaskan 260 orang.
Penolakan asosiasi pilot komersial ini menanggapi laporan investigasi awal otoritas India yang mendapati bahwa sakelar bahan bakar mesin pesawat telah dimatikan beberapa detik setelah lepas landas.
Laporan investigasi awal yang dirilis oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) itu, seperti dilansir AFP, Senin (14/7/2025), tidak memberikan kesimpulan atau menentukan siapa yang bertanggung jawab atas tragedi mematikan pada 12 Juni tersebut.
Namun demikian, laporan yang dirilis pada Sabtu (12/7) tersebut mengindikasikan bahwa salah satu pilot pesawat Air India itu bertanya ke pilot lainnya soal mengapa dia mematikan sakelar bahan bakar, dengan pilot kedua menjawab bahwa dia tidak melakukannya.
Tidak ada detail lebih lanjut mengenai percakapan kokpit antara kedua pilot yang diungkapkan ke publik.
Asosiasi Pilot Komersial India (ICPA), dalam pernyataannya, mengatakan pihaknya “sangat terganggu oleh narasi spekulatif… terutama insinuasi yang sembrono dan tidak berdasar tentang bunuh diri pilot”.
“Sama sekali tidak ada dasar untuk klaim semacam itu pada tahap ini,” tegas ICPA dalam pernyataannya yang dirilis pada Minggu (13/7). “Klaim tersebut sangat tidak sensitif terhadap individu dan keluarga yang terlibat,” imbuh pernyataan itu.
“Secara santai menyebut bunuh diri pilot tanpa bukti yang terverifikasi merupakan pelanggaran berat terhadap pelaporan etika dan merendahkan martabat profesi,” sebut ICPA mengingatkan.
Temuan penyelidikan awal memicu spekulasi oleh beberapa pakar penerbangan independen bahwa tindakan pilot yang disengaja atau tidak disengaja mungkin telah menyebabkan Boeing 787-8 Dreamliner tujuan London itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India bagian barat.
Pernyataan ICPA itu merujuk pada komentar sejumlah pakar penerbangan yang menyebut sakelar kontrol bahan bakar mesin pesawat hanya dapat digerakkan secara sengaja dan manual.
Asosiasi Pilot Maskapai India (ALPA India), asosiasi lainnya yang beranggotakan 800 pilot, juga menuduh ada “kerahasiaan” yang disembunyikan Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India dalam investigasinya, dengan menyebut “personel yang berkualifikasi dan layak” tidak terlibat di dalamnya.
“Kami merasa bahwa investigasi ini diarahkan ke arah yang mengasumsikan kesalahan pilot dan kami sangat menentang pemikiran ini,” tegas Presiden ALPA India, Sam Thomas, dalam pernyataan terpisah yang dirilis pada Sabtu (12/7).
ALPA yang mengklaim memiliki 100.000 anggota di seluruh dunia, juga meminta kepada Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India agar mereka diikutsertakan sebagai “pengamat untuk memberikan transparansi yang diperlukan dalam investigasi tersebut”.
Kecelakaan Air India itu menewaskan semuanya, kecuali satu orang dari 242 penumpang dan awak di dalam pesawat, serta merenggut 19 nyawa di daratan.
Lihat juga Video ‘Investigasi Jatuhnya Air India, 2 Mesin Mati Setelah Mengudara’:
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Operasi Patuh Jaya 2025 Digelar 14 Hari, Polda Metro Jaya Kerahkan 2.938 Personel
Jakarta: Polda Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya 2025. Operasi ini dilaksanakan selama 14 hari mulai tanggal 14 Juli hingga 27 Juli 2025.
Dalam Operasi Patuh Jaya 2025, Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak 2.938 personel gabungan .
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan bahwa operasi ini merupakan operasi mandiri kewilayahan yang bersifat terbuka, yang dilaksanakan bersama TNI serta stakeholder terkait.
“Saya harapkan kita semua dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan baik, untuk mengurai dan memyelesaikan setiap kendala di lapangan, sehingga apa yang menjadi tujuan dari operasi ini dapat terwujud dan dirasakan oleh masyarakat,” kata Karyoto saat pimpin apel personel di Polda Metro Jaya, Senin, 14 Juli 2025.
Dalam pelaksanaan Operasi Patuh Jaya Tahun 2025 ini mengangkat tema Tertib Berlalu Lintas Demi Terwujudnya Indonesia Emas.
Menurutnya, tema ini sangat relevan dengan semangat kita dalam membangun Indonesia yang maju, aman, dan sejahtera, serta tertib berlalu lintas.
“Yang menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Saya berharap agar dalam pelaksanaan operasi ini dapat mencapai sasaran yang ditargetkan,” tuturnya.
Selain itu, operasi ini juga diharapkan dapat mendisiplinkan masyarakat saat berkendara dan mematuhi aturan lalu lintas sehingga dapat menurunkan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
Jakarta: Polda Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya 2025. Operasi ini dilaksanakan selama 14 hari mulai tanggal 14 Juli hingga 27 Juli 2025.
Dalam Operasi Patuh Jaya 2025, Polda Metro Jaya mengerahkan sebanyak 2.938 personel gabungan .
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengatakan bahwa operasi ini merupakan operasi mandiri kewilayahan yang bersifat terbuka, yang dilaksanakan bersama TNI serta stakeholder terkait.“Saya harapkan kita semua dapat berkolaborasi dan bersinergi dengan baik, untuk mengurai dan memyelesaikan setiap kendala di lapangan, sehingga apa yang menjadi tujuan dari operasi ini dapat terwujud dan dirasakan oleh masyarakat,” kata Karyoto saat pimpin apel personel di Polda Metro Jaya, Senin, 14 Juli 2025.
Dalam pelaksanaan Operasi Patuh Jaya Tahun 2025 ini mengangkat tema Tertib Berlalu Lintas Demi Terwujudnya Indonesia Emas.
Menurutnya, tema ini sangat relevan dengan semangat kita dalam membangun Indonesia yang maju, aman, dan sejahtera, serta tertib berlalu lintas.
“Yang menjadi salah satu pilar penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045. Saya berharap agar dalam pelaksanaan operasi ini dapat mencapai sasaran yang ditargetkan,” tuturnya.
Selain itu, operasi ini juga diharapkan dapat mendisiplinkan masyarakat saat berkendara dan mematuhi aturan lalu lintas sehingga dapat menurunkan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id(PRI)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2853426/original/065706300_1563172222-anggota-polisi.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Fakta Terkait Korlantas Polri Mulai Gelar Operasi Patuh 2025 – Page 3
Korlantas Polri mengingatkan pengguna kendaraan, baik kendaraan roda dua maupun roda empat, agar membawa surat kendaraan secara lengkap pada masa Operasi Patuh 2025 yang dimulai hari Senin ini.
“Sebelum berkendara, pastikan surat-surat kendaraan kamu lengkap. Selain itu, gunakan pelat nomor yang sesuai dengan peruntukannya. Kalau semuanya sudah lengkap, maka kamu tak perlu ada khawatir ada pemeriksaan di Operasi Patuh,” kata Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Pol Aries Syahbudin dalam keterangannya di Jakarta, Senin (14/7/2025).
Sebagai informasi, Operasi Patuh 2025 diselenggarakan di seluruh Indonesia mulai hari ini, Senin (14/7/2025) hingga 13 hari ke depan atau 27 Juli 2025.
Operasi Patuh ini dilaksanakan untuk menciptakan kondisi keamanan, keselamatan, dan ketertiban lalu lintas (kamseltibcarlantas).
Kombes Pol Aries menyebut, operasi ini akan mengincar sejumlah pelanggaran yang menjurus pada aksi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
“Seperti melawan arus, tidak memakai helm, menggunakan handphone saat berkendara, mengemudi di bawah umur, dan lain-lain,” ucapnya.
Untuk pelanggaran melawan arus, kata dia, pelanggar terancam terkena denda tilang maksimal Rp500 ribu atau pidana kurungan maksimal dua bulan.
Selanjutnya, untuk pelanggaran tidak menggunakan helm, pelanggar bakal dikenakan denda Rp250 ribu atau pidana kurungan maksimal satu bulan.
Kemudian, menggunakan ponsel saat berkendara yang berpotensi besar menimbulkan kecelakaan, terancam sanksi denda Rp750 ribu atau pidana kurungan maksimal tiga bulan.
“Terakhir, bila kedapatan mengemudi dibawah umur, pelanggar bisa terancam kurungan paling lama empat bulan atau denda maksimal Rp1 juta,” tandas Aries.
-

Fakta Baru Rekaman Pilot Air India, Pakar Curiga Sengaja Kecelakaan
Jakarta, CNBC Indonesia – Temuan terbaru terkait kecelakaan Air India Flight 171 yang jatuh di Ahmedabad, India, menuai kekhawatiran dari pakar penerbangan. Salah satu sorotan utama adalah rekaman suara kokpit yang menunjukkan kemungkinan adanya tindakan mematikan pasokan bahan bakar sesaat setelah lepas landas.
Menurut laporan awal investigasi, kedua sakelar pengontrol bahan bakar pesawat Boeing 787-8 itu berpindah ke posisi “cut-off” hanya dalam hitungan detik setelah pesawat mengudara.
Sakelar tersebut kemudian dikembalikan ke posisi normal, yang memicu pengaktifan ulang mesin secara otomatis. Saat pesawat jatuh, satu mesin mulai kembali memberikan dorongan, sementara mesin lainnya telah menyala kembali namun belum sepenuhnya pulih.
Peter Goelz, mantan Direktur Pelaksana National Transportation Safety Board (NTSB) Amerika Serikat, mengatakan temuan ini sangat meresahkan.
“Temuan ini amat mengganggu, bahwa seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar hanya beberapa detik setelah pesawat mengudara,” kata Goelz, dikutip BBC, Senin (14/7/2025).
Rekaman suara menunjukkan salah satu pilot bertanya kepada yang lain, “kenapa kamu mematikan sakelarnya?”, namun tidak jelas siapa yang mengatakan apa. Kedua pilot diketahui telah lolos uji kelayakan dan alkohol sebelum penerbangan.
Goelz menilai masih banyak yang belum terungkap dari rekaman kokpit tersebut.
“Ada kemungkinan isi rekaman suara kokpit lebih banyak daripada yang telah dibagikan. Hanya satu kalimat seperti ‘kenapa kamu mematikan sakelar’ tidak cukup,” ujarnya.
Ia juga menyebut pentingnya identifikasi suara yang akurat, transkrip lengkap kokpit dengan label siapa yang berbicara, dan tinjauan menyeluruh terhadap seluruh komunikasi sejak pesawat didorong keluar dari gerbang hingga saat kecelakaan terjadi. Goelz juga mendesak penggunaan kamera video di kokpit.
Goelz menanggapi, “Saya belum pernah mendengar adanya keluhan terkait sakelar ini. Tapi karena disebut dalam laporan, tentu harus ditelusuri, meski bisa jadi hanya pengalih perhatian.”
Investigasi terhadap kecelakaan ini masih berlangsung, dengan tim gabungan dari India, Boeing, General Electric, dan sejumlah pakar internasional lainnya.
Para penyelidik menjelaskan bahwa sakelar bahan bakar jenis lever-lock ini dirancang untuk mencegah aktivasi tidak sengaja. sakelar ini harus diangkat terlebih dahulu untuk dibuka sebelum dipindahkan, sebuah fitur keamanan yang sudah digunakan sejak 1950-an. Sakelar ini dirancang dengan standar tinggi dan sangat dapat diandalkan. Pelindung tambahan juga disediakan untuk mencegah benturan tak disengaja.
“Nyaris mustahil untuk memindahkan kedua sakelar sekaligus hanya dengan satu tangan, sehingga aktivasi tidak sengaja sangat kecil kemungkinannya,” ujar seorang penyelidik kecelakaan udara yang berbasis di Kanada dan enggan disebutkan namanya kepada BBC.
Juni lalu, pesawat Air India Flight 171 diketahui jatuh kurang dari satu menit setelah lepas landas dan menewaskan ratusan penumpang dan kru di dalamnya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
-

Pajero Sport Remuk Nyaris Tak Berbentuk Perkara Sopir Mengantuk
Jakarta – Pajero Sport berpelat G 1392 WD remuk parah usai mengalami kecelakaan di Tol Batang. Kecelakaan itu diduga disebabkan sopir Pajero yang mengantuk.
Pajero Sport mengalami kecelakaan yang membuat kondisinya rusak parah. Kecelakaan itu dialami Pajero Sport berpelat G 1392 WD saat melintas di Tol Batang KM 353 B. Dikutip detikJateng, Kasat Lantas Polres Batang AKP Ahmad Zainurrozaq mengatakan kecelakaan itu diduga karena sopir Pajero mengantuk lalu menabrak bagian belakang truk yang melaju searah di depannya. Setelah itu, Pajero tersebut ditabrak oleh truk lain dari belakang.
“Ketiga korban meninggal dunia di lokasi kejadian. Untuk penyebabnya tidak konsentrasi, diduga mengantuk, sehingga terjadi tabrak belakang ke kendaraan yang tidak dikenal,” kata Ahmad.
Ahmad mengungkap kecelakaan itu berawal saat Pajero yang tengah melaju tiba-tiba oleng di TKP. Mobil itu kemudian berjalan ke kiri dan menabrak sisi kanan belakang truk. Setelah ditabrak Pajero, truk itu terus melaju. Sementara Pajero justru terhenti di lajur kiri dan tak lama setelahnya dihantam truk boks Isuzu yang tengah melaju di lajur tersebut.
“Tidak memakan waktu lama, mobil Pajero yang terhenti itu ditabrak sebuah truk boks Isuzu nomor polisi Polisi B 9040 UXZ yang berjalan searah di belakangnya di lajur kiri,” lanjut Ahmad.
Akibat kejadian itu, tiga orang yang berada di mobil Pajero tewas dan dibawa ke RSUD Kalisari. Kondisi Pajero Sport berkelir putih itu pun sangat memprihatinkan. Bagian depannya hancur, kapnya terlepas. Mesinnya pun terlihat. Grille depan juga posisinya terbuka. Kaca depan tampak remuk dan pintu di sisi kiri mobil juga nyaris terlepas. Di bagian belakang mobil, kacanya terlepas. Sisi kiri belakang juga remuk dan bemper terlepas. Sementara di sisi kanan belakang lampu terlihat masih utuh.
Dari kejadian itu, ada satu hal penting yang bisa dipetik agar kecelakaan serupa tak terulang.
Pastikan kondisi tubuh kamu fit sebelum menyetir. Jangan paksakan menyetir dalam kondisi mengantuk. Sebab, nyawa taruhannya. Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, pernah menjelaskan mengemudi adalah aktivitas mengontrol kendaraan yang bergerak. Untuk itu dibutuhkan konsentrasi dan fokus dari pengemudinya.
“Saat ngantuk si otak lagi istirahat sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya, nah ini proses berpikirnya hilang,” urai Sony.
Akibatnya, saat di kecepatan pelan pun dalam kondisi mengantuk tetap bisa menyebabkan kecelakaan fatal.
“Rata-rata kejadian kecelakaan akibat ngantuk itu ada korban nyawa,” tutur Sony.
(dry/rgr)
-

Korban Pemerkosaan Massal di Prancis Mendapat Penghargaan
Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, edisi Senin, 14 Juli 2025.Sejumlah informasi dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir sudah kami rangkum.
Gisèle Pelicot dinobatkan sebagai Kstaria Kehormatan Prancis
Penghargaan sipil tertinggi diberikan setelah Gisèle bersaksi di depan umum atas pemerkosaan massal yang dialaminya.
Dalam daftar yang diumumkan menjelang hari kemerdekaan Prancis hari ini, sosok feminis berusia 72 tahun itu disebut telah berani bersaksi di persidangan pada tahun 2024 melawan mantan suaminya, yang membiusnya agar ia diperkosa oleh puluhan pria selama satu dekade.
“Saya ingin setiap perempuan yang terbangun di pagi hari tanpa ingatan tentang malam sebelumnya, untuk mengingat apa yang saya katakan, agar tidak ada lagi perempuan yang menjadi korban,” ujarnya kepada pengadilan selama persidangan.
Sejak saat itu, Gisèle dimasukkan dalam daftar orang paling berpengaruh di dunia oleh media internasional, dan kasusnya mendorong perubahan hukum pemerkosaan di Prancis.
Laporan awal Air India belum memuaskan keluarga korban
Satu bulan berlalu, sejak Air India 171 jatuh dan menabrak BJ Medical College, Ahmedabad, menewaskan 260 orang, termasuk anak-anak.
Laporan awal kecelakaan mengonfirmasi jika kedua sakelar saluran bahan bakar di pesawat “tidak terkoneksi” beberapa detik setelah lepas landas.
Tapi laporan tersebut tidak menjelaskan bagaimana atau mengapa sakelar tersebut dalam posisi itu.
Penyelidik terus menganalisis data penerbangan, puing-puing, laporan post-mortem, dan pernyataan saksi dari kecelakaan tersebut, tetapi laporan akhir kemungkinan akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dirilis.
Rudal Israel tewaskan anak-anak
Sebuah serangan rudal, yang menurut militer Israel meleset dari sasaran, menewaskan sedikitnya delapan warga Palestina, sebagian besar anak-anak, di Gaza tengah.
IDF mengatakan rudal itu dimaksudkan untuk mengenai kelompok militan di Gaza, tapi mengalami malfungsi dan malah menyebabkan jatuh “puluhan meter dari sasaran.”
Serangan itu mengenai titik penyaluran bantuan air di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, menewaskan delapan orang dan melukai 17 lainnya, kata seorang dokter gawat darurat di Rumah Sakit Al-Awda.
Sementara itu, negosiasi yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata tampaknya menemui jalan buntu karena kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan soal penarikan pasukan Israel dari daerah kantong Palestina tersebut.
ICE bisa mendeportasi enam jam sebelumnya
Dalam sebuah memo, seorang pejabat tinggi pemerintahan Trump menjelaskan bagaimana deportasi bisa dilakukan pejabat imigrasi Amerika Serikat hanya dengan pemberitahuan enam jam.
Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) di Amerika Serikat umumnya akan menunggu setidaknya 24 jam untuk mendeportasi seseorang.
Tapi berdasarkan memo tersebut ICE bisa mendeportasi para imigran ke negara ketiga “hanya dalam kurun waktu enam jam setelah pemberitahuan dalam situasi darurat.”
Memo tersebut menjelaskan bahwa negara ketiga yang dimaksud adalah negara-negara yang sudah berjanji untuk tidak menganiaya atau menyiksa mereka “tanpa memerlukan prosedur lebih lanjut.”
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2213335/original/002197300_1526358488-Motor_Besar_Indonesia_3b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polda Metro Jaya Tindak 30 Unit Moge Tak Gunakan Pelat Nomor Kendaraan – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menindak 30 unit motor gede atau moge yang tidak menggunakan pelat nomor.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Komarudin mengatakan, kendaraan ber-CC terjaring saat razia di sekitaran Monumen Nasional (Monas), Bundaran HI, Plaza Senayan dan Senayan City pada Minggu 13 Juli 2025 kemarin.
“Cukup banyak, kemarin ada sekitar 30 yang kita tindak,” ujar Komarudin di Polda Metro Jaya, Senin (14/7/2025).
Menurut Komarudin, penindakan terhadap kendaraan tanpa Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) menjadi bagian dari prioritas Operasi Patuh Jaya karena pelanggaran ini berpotensi menghambat proses hukum dalam kasus kecelakaan.
Dia menyebut, praktik ini juga mencerminkan ketidakpatuhan terhadap aturan dasar lalu lintas.
“Seperti kendaraan-kendaraan sport ber-cc besar yang ini juga cenderung tidak menggunakan TNKB. Silakan menggunakan kendaraan yang dimiliki, tapi patuhi ketentuan yang berlaku,” kata dia.
“Masyarakat dengan patuh itu sudah lebih dari cukup untuk membuat ataupun meminimalisir permasalahan transportasi atau lalu lintas di Jakarta,” sambung Komarudin.
Dia menjelaskan, pihaknya telah memetakan titik-titik rawan pelanggaran, terutama di kawasan yang belum terpasang kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).
Komarudin mengatakan, guna mengantisipasi pelanggaran di wilayah tersebut, pihaknya akan memaksimalkan patroli dengan sistem ETLE Mobile.
“Kita sudah mapping, sudah kita petakan titik-titik yang rentan ataupun riskan terjadi pelanggaran. Ya biasanya ini marak terjadi pada daerah-daerah yang belum terpasang ETLE. Nah ini termasuk salah satu yang akan kita jadikan daerah sasaran,” terang Komarudin.
“Termasuk juga ETLE Mobile, ini akan kita maksimalkan untuk menghindari ataupun mengantisipasi ataupun meminimalisir kontak dengan pelanggar, maka ETLE Mobile ini akan bergerak memantau aktivitas masyarakat, jadi masyarakat mungkin tidak akan bertemu dengan penegakan hukum ataupun operasi dengan metode stasioner,” sambung dia.
Dengan mengusung semangat mengamankan kamtibnas 2018-2019, Polri siap menjalankan pengamanan, khususnya dalam terlaksananya Asian Games 2018 nanti.