Kasus: kecelakaan

  • Insiden Bercanda Berujung Duka, Santri di Lombok Tewas

    Insiden Bercanda Berujung Duka, Santri di Lombok Tewas

    Lombok Tengah, Beritasatu.com – Suasana duka menyelimuti sebuah pondok pesantren di Janapria, Lombok Tengah, setelah seorang santri berusia 13 tahun berinisial AZ meninggal dunia.

    Peristiwa ini diduga terjadi akibat insiden bercanda dengan teman sekamarnya yang membuat AZ terjatuh dan kepalanya membentur tembok kamar. Kejadian tragis ini terjadi hanya 3 minggu setelah AZ mulai mondok di pesantren tersebut.

    Peristiwa nahas itu berlangsung pada Minggu (3/8/2025) sekitar pukul 17.00 Wita. Saat bercanda dorong-dorongan, AZ kehilangan keseimbangan, terjatuh, dan mengalami benturan keras di kepala hingga pingsan.

    Pihak pondok pesantren segera membawa AZ ke Puskesmas Janapria untuk mendapatkan pertolongan medis, tetapi nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan.

    Ibunda korban, Nurhasanah, mengonfirmasi kronologi kejadian tersebut. “Saat mereka bermain, tiba-tiba jatuh dan terbentur tembok lalu pingsan. Namanya anak-anak, sama-sama murid baru,” ujarnya, Senin (4/8/2025).

    Dalam duka mendalam, keluarga korban menunjukkan kebesaran hati dengan mengikhlaskan kepergian AZ. Mereka juga menolak melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian atau melakukan autopsi terhadap jenazah.

    “Tidak ada riwayat penyakit dan sebelumnya sehat,” tegas Nurhasanah.

    Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al Azhar, Lukmanul Hakim, turut menyampaikan rasa belasungkawa dan menegaskan bahwa insiden tersebut adalah musibah yang tidak diinginkan.

    “Namanya juga anak-anak, bercanda itu biasa. Kami pun dahulu saat kecil sering main dorong-dorongan. Namun, musibah ini tidak ada yang menghendaki,” ucap Lukmanul Hakim.

    Ia juga mengapresiasi bantuan jajaran Polsek Janapria, Pemdes Stuta, dan tokoh masyarakat yang mendukung proses penanganan insiden ini.

    Pihak yayasan dan keluarga korban sepakat menyelesaikan peristiwa ini secara kekeluargaan, meyakini bahwa kematian AZ adalah kecelakaan murni.

    “Kami sepakat ini musibah dan diselesaikan dengan cara kekeluargaan,” pungkas Lukmanul Hakim.

  • Horor Kereta Tabrak Bus di Rusia, 1 Orang Tewas-11 Terluka

    Horor Kereta Tabrak Bus di Rusia, 1 Orang Tewas-11 Terluka

    Jakarta

    Sebuah kereta barang menabrak bus wisata di perlintasan kereta dekat kota Saint Petersburg, Rusia. Insiden itu menewaskan satu orang dan melukai 11 orang lainnya, kata para pejabat.

    Kecelakaan di Rusia barat laut itu terjadi pada Senin (4/8) pukul 03.00 GMT, menurut jaringan kereta api Rusia. Dalam peristiwa itu, bus tersebut sedang berada di rel ketika kereta menabraknya dengan kecepatan penuh.

    Masinis kereta api sempat melakukan pengereman darurat “tetapi jaraknya terlalu dekat dan ia tidak dapat menghindari tabrakan,” demikian pernyataan pihak kereta api, dilansir kantor berita AFP, Senin (4/8/2025).

    “Menurut informasi awal, 12 penumpang bus terluka dan salah satunya meninggal dunia karena luka-luka,” demikian pernyataan tersebut.

    Pelanggaran lalu lintas cukup umum di Rusia, yang mengakibatkan beberapa kecelakaan fatal.

    (ita/ita)

  • Profil Fajar Adriyanto, penerbang tempur yang gugur saat latihan

    Profil Fajar Adriyanto, penerbang tempur yang gugur saat latihan

    Asisten Potensi Dirgantara Kepala Staf Komando Operasi Udara Nasional TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto memberi paparan dalam acara bertajuk, “Morotai and Beyond”, yang digelar di Jakarta, Jumat (13/9/2024). ANTARA/Putu Indah Savitri

    Profil Fajar Adriyanto, penerbang tempur yang gugur saat latihan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 04 Agustus 2025 – 13:05 WIB

    Elshinta.com – Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto merupakan salah satu korban tewas akibat kecelakaan pesawat terbang yang terjadi di Bogor, Jawa Barat, Minggu.

    Fajar gugur ketika sedang melakoni latihan dengan pesawat latih sipil Quicksilver GT500 di Desa Benteng Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Kala itu, pria berpangkat bintang satu itu dengan salah satu pilot yang juga tewas di tempat tengah menggunakan pesawat bernomor ekor S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

    Fajar bukan merupakan wajah baru di jajaran TNI AU. Dia bahkan cukup dikenal masyarakat karena kerap mewakili TNI AU memberikan pernyataan resmi kepada sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU.

    Mantan penerbang tempur pesawat F-16 itu memulai karirnya sejak masuk ke Akademi Angkatan Udara (AAU) 1992.

    Beberapa jabatan strategis pun pernah disandang fajar diantaranya Komandan Skuadron 3 Lanud Iswahyudi pada 2007 sampai 2019, Komandan Lanud Manuhau pada 2017 hingga 2019, Kadispenau pada 2019 sampai 2020, Kepala Dinas Potensi Dirgantara pada 2020 sampai 2023 dan Aspotdirga Kaskoopsudnas pada 2023 sampai 2024.

    Jabatan terakhir fajar yakni Kapoksahli Kodiklatau. Fajar bersama Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohammad Tonny Harjono diketahui pernah terlibat dalam peristiwa saling kejar atau dog fight dengan pesawat jet Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia.

    Kala itu, TNI AU dengan F-16nya harus mencegat pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Udara Amerika Serikat yang masuk ke kawasan udara Indonesia pada 2003.

    Aksi kejar-kejaran pun sempat terjadi antar pesawat jet hingga akhirnya pesawat tempur Amerika Serikat menjauh dari kawasan udara Indonesia.

    Kini, jenazah Fajar direncanakan diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Probolinggo, hari ini, untuk dimakamkan di sana. Sebelum dimakamkan, jenazah Fajar sempat disemayamkan di rumah duka di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (3/8).

    Sumber : Antara

  • Pemprov DKI diminta membuat regulasi transportasi daring

    Pemprov DKI diminta membuat regulasi transportasi daring

    Jakarta (ANTARA) – Analis Kebijakan Transportasi, Azas Tigor Nainggolan meminta pemerintah pusat dan daerah, termasuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk membuat regulasi yang mengatur bisnis layanan transportasi daring (online) untuk menciptakan tata kelola bisnis yang berkeadilan.

    “Regulasi tentang bisnis transportasi online untuk adanya kepastian hukum, sehingga bisa membangun tata kelola bisnis transportasi online berkeadilan di Indonesia (dan Jakarta secara khususnya),” kata Tigor di Jakarta, Senin.

    Dia mengatakan, saat ini belum ada kepastian hukum karena pemerintah pusat dan daerah belum membuat regulasi yang mengatur atau mengakui keberadaan bisnis layanan transportasi daring.

    Bisnis layanan transportasi daring belum diakui dalam UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (UULLAJ) dan aplikator bisnis transportasi daring bukan perusahaan transportasi umum. Begitu pula, kendaraan yang digunakan dalam bisnis transportasi online juga bukan kendaraan umum, masih kendaraan pribadi.

    Menurut dia, tidak adanya kepastian hukum bisnis transportasi daring ini mengakibatkan terus menerus terjadi sengketa antara pelaku atau yang berkepentingan di dalamnya akibat tidak ada keadilan.

    Tigor menyampaikan, banyak para pengemudi transportasi online mengeluhkan situasi kerja mereka sebagai mitranya perusahaan aplikasi atau aplikator antara lain tidak mendapatkan hal seperti yang dijanjikan oleh para aplikator saat awal bergabung sebagai pengemudi transportasi online.

    Keluhan lainnya, yakni penghasilan yang sangat kecil walau sudah bekerja 20 jam sehari dan tidak memiliki uang cukup untuk melakukan perawatan terhadap kendaraannya. Lalu, buruknya kondisi kendaraan dan pengemudi sering mengalami mogok atau bahkan mengalami kecelakaan lalu lintas.

    “Bagi pengemudi kondisi ini jelas harus diterima sejak awal hingga akhir menjadi mitra pengemudi perusahaan aplikasi transportasi online. Akibatnya, adalah sering terjadi sengketa hak dan kepentingan antara pengguna dengan pengemudi juga dengan perusahaan aplikasi transportasi online,” katanya.

    Tigor mengatakan, sengketa antara pengemudi dan aplikator terjadi berkepanjangan dan tidak bisa diselesaikan. Ini akibat dari tidak adanya regulasi hukum yang mengakui serta mengatur bisnis layanan transportasi online di Indonesia.

    Namun, apabila bisnis transportasi daring sudah diakui dan diatur dalam Undang-undang maka pemerintah bisa masuk dan ikut campur dalam mengawasi agar memenuhi kewajiban yang dimandatkan oleh Pasal 138 UULLAJ.

    Merujuk UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ), kata dia, pemerintah wajib menyediakan sarana transportasi umum yang selamat, aman, nyaman dan terjangkau. Penyediaannya bisa saja bukan langsung oleh pemerintah tetapi bekerja sama dengan perusahaan transportasi umum swasta.

    Lalu, pemerintah juga wajib mengawasi dan menjamin perusahaan transportasi umum yang beroperasi agar memberikan layanan yang selamat, aman, nyaman dan terjangkau.

    “Pemerintah memiliki otoritas mengatur, merencanakan dan melaksanakan pemenuhan sarana transportasi umum termasuk bekerja sama dengan pihak swasta sesuai aturan,” kata Tigor.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • KAI Jakarta catat 34 kejadian kecelakaan di perlintasan kereta

    KAI Jakarta catat 34 kejadian kecelakaan di perlintasan kereta

    Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta mencatat sebanyak 34 kejadian kecelakaan kereta api (KA) yang melibatkan kendaraan (tabrakan KA dengan kendaraan) pada Januari-Juli 2025 di perlintasan kereta (sebidang).

    “KAI Daop 1 Jakarta mencatat pelanggaran di perlintasan kereta masih menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan yang melibatkan perjalanan kereta api,” kata Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko di Jakarta, Senin.

    Oleh karena itu, KAI Jakarta terus menggencarkan kegiatan sosialisasi keselamatan di berbagai titik rawan di wilayah KAI Daop 1 Jakarta, dengan melibatkan unsur masyarakat, komunitas, dan instansi terkait lainnya.

    Ixfan berharap kegiatan ini terjadi peningkatan kesadaran publik terhadap bahaya menerobos perlintasan.

    Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan pada Minggu (3/8) di jalan antara Stasiun Bojong Indah dan Stasiun Rawa Buaya, tepatnya di KM 8+2/3, Jalan Bojong Indah Raya.

    Kegiatan itu diikuti oleh Tim Humas Daop 1 Jakarta, PAM Stasiun Bojong Indah, serta melibatkan partisipasi aktif dari tiga komunitas pecinta kereta api (railfans) yakni Jejak Railfans, Train Photograph, dan Gerakan Muda Penggemar Kereta Api (GMPKA).

    Para anggota komunitas membantu dalam menyampaikan pesan-pesan keselamatan kepada pengguna jalan yang melintasi perlintasan tersebut, baik pengendara motor, mobil, maupun pejalan kaki.

    Tim sosialisasi membentangkan spanduk imbauan, membagikan stiker dan suvenir keselamatan, serta mengingatkan kepada pengguna jalan agar tidak menerobos palang pintu perlintasan saat sinyal peringatan berbunyi dan kereta api akan melintas.

    Menurut Ixfan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan KAI dalam menggandeng elemen masyarakat untuk menciptakan perjalanan kereta api yang aman dan lancar, khususnya di titik-titik rawan kecelakaan.

    “Sosialisasi ini bukan hanya sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, tetapi juga sebagai ajakan kolaboratif bahwa keselamatan perjalanan kereta api adalah tanggung jawab bersama,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kopilot Pesawat Latih yang Jatuh di Bogor Sudah Sadar, Begini Kondisinya

    Kopilot Pesawat Latih yang Jatuh di Bogor Sudah Sadar, Begini Kondisinya

    Jakarta

    Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana mengungkap kondisi terkini co-pilot bernama Roni yang selamat dari kecelakaan maut pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Ia menyebut Roni dalam kondisi sadar.

    “Sampai saat ini co-pilot Saudara Roni sudah sadar,” kata Nyoman saat dikonfirmasi, Minggu (2/8/2025).

    Meski begitu, ia menyebut yang bersangkutan belum bisa diajak berkomunikasi. “Sampai sore tadi masih belum bisa diajak komunikasi,” imbuhnya.

    Seperti diketahui, pesawat latih milik FASI jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, berujung mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adrianto meninggal dunia. Pesawat tersebut sempat hilang kontak.

    Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB pagi tadi dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Pesawat lalu hilang kontak dan ditemukan terjatuh.

    Pesawat jatuh tersebut jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126. Pesawat dikemudikan Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Roni sebagai kopilot.

    (maa/imk)

  • Dua Warga Hilang di Sungai Mahakam, Perahu Ditemukan Tanpa Penumpang

    Dua Warga Hilang di Sungai Mahakam, Perahu Ditemukan Tanpa Penumpang

    Dua Warga Hilang di Sungai Mahakam, Perahu Ditemukan Tanpa Penumpang
    Tim Redaksi
    KUKAR, KOMPAS.com
    – Dua warga Desa Embalut, Kecamatan Tenggarong Seberang,
    Kutai Kartanegara
    (Kukar), dilaporkan hilang saat menyeberangi
    Sungai Mahakam
    menuju Pulau Yupa Besar, Minggu (3/8/2025).
    Hingga malam hari, tim pencarian hanya menemukan perahu milik korban tanpa tanda-tanda keberadaan mereka.
    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkar) Kutai Kartanegara, Fida Hurisani, membenarkan adanya laporan kecelakaan air tersebut.
    “Korban bernama Yarhan dan keponakannya, Mentari, dilaporkan hilang saat hendak mengecek jaring ikan yang mereka pasang di Pulau Yupa Besar,” kata Fida dalam keterangan tertulis, Minggu malam.
    Menurut informasi, keduanya berangkat menyeberangi sungai sekitar pukul 09.00 Wita. Namun hingga pukul 18.20 Wita, mereka tak kunjung kembali.
    Istri Yarhan kemudian melapor ke pemerintah desa setempat.
    “Pemdes Embalut bersama Relawan Kebakaran (Redkar) langsung melakukan pencarian. Mereka hanya menemukan perahu korban tanpa tanda-tanda keberadaan Yarhan dan Mentari,” ujar Fida.
    Setelah laporan resmi diterima, tim dari Disdamkar Kukar diterjunkan ke lokasi untuk membantu pencarian.
    Sebanyak enam personel Damkar dikerahkan ke lokasi, dilengkapi dua unit perahu karet, lima pelampung, dan empat buah dayung.
    Upaya pencarian juga melibatkan berbagai pihak, mulai dari Redkar Embalut, Redkar Bukit Pariaman, Redkar L2, hingga Redkar Separi.
     
    Pemerintah desa Embalut dan Bukit Pariaman, Polsek setempat, serta Koramil juga turut mendukung pencarian.
    “Penyisiran terus dilakukan di sekitar perairan Pulau Yupa Besar,” ungkap Fida.
    Hingga berita ini disusun, pencarian masih berlangsung dan belum ada kepastian soal kondisi kedua korban.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WN Jepang Bos Perusahaan di Karawang Tewas Tertimpa Truk Tanah, Sopir Bakal Jadi Tersangka? – Page 3

    WN Jepang Bos Perusahaan di Karawang Tewas Tertimpa Truk Tanah, Sopir Bakal Jadi Tersangka? – Page 3

    WNA Jepang bernama Yukihiro Nabae yang merupakan penumpang minibus dilaporkan meninggal dunia di tempat kejadian.

    Wildan mengatakan, sejumlah barang bukti, sudah diamankan oleh Satlantas Polres Karawang, termasuk bangkai kendaraan yang terlibat kecelakaan juga sudah dievakuasi.

    Menurut dia, pengemudi truk masih menjalani pemeriksaan terkait ada atau tidaknya unsur kelalaian peristiwa itu.

    “Jika dalam penyelidikan ditemukan unsur kelalaian atau pelanggaran hukum. Maka akan kami tingkatkan statusnya (tersangka) sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” katanya.

  • Salah Satu yang Terbaik dari AU

    Salah Satu yang Terbaik dari AU

    Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak berduka atas meninggalnya mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adriyanto yang gugur dalam kecelakaan pesawat latih di kawasan Ciampea, Bogor. Maruli menyebut Marsma Fajar merupakan salah satu yang terbaik dari TNI Angkatan Udara.

    Maruli mengaku sering berkumpul dan berdiskusi tentang kedirgantaraan dengan Marsma Fajar. Dia berharap insiden yang menimpa Marsma Fajar bisa menjadi pembelajaran untuk lebih berhati-hati.

  • Ahli Prediksi Turbulensi Pesawat Bakal Lebih Ngeri dan Sering

    Ahli Prediksi Turbulensi Pesawat Bakal Lebih Ngeri dan Sering

    Jakarta, CNBC Indonesia – Turbulensi kian sering mengganggu aktivitas penerbangan, bahkan hingga membuat sebuah pesawat mengalami kecelakaan. Salah satunya seperti yang dialami pesawat milik Delta Air Lines Inc nomor penerbangan 56 rute Salt Lake City menuju Amsterdam pada akhir Juli 2025. Kecelakaan itu membuat 25 orang dilarikan ke rumah sakit, meski belum ada catatan korban jiwa dari total 275 penumpang dan 13 awak kabin.

    Turbulensi memang sebetulnya jarang membuat pesawat mengalami kecelakaan hingga merenggut korban jiwa. Namun, berdasarkan catatan BBC setidaknya ada empat kematian sejak 1981 akibat turbulensi di Amerika Serikat (AS) saja. Adapun jumlah korban cedera parah akibat turbulensi mencapai 207 orang dengan catatan perawatan lebih dari 48 jam.

    Perubahan iklim yang mengubah kondisi atmosfer diperkirakan para ahli dapat membuat turbulensi pesawat makin sering terjadi. Perjalanan udara mereka sebut bisa menjadi lebih bergelombang akibat perubahan suhu dan pergeseran pola angin di atmosfer atas.

    “Kita dapat memperkirakan jumlah turbulensi parah di seluruh dunia akan meningkat dua atau tiga kali lipat dalam beberapa dekade mendatang,” kata Profesor Paul Williams, ilmuwan atmosfer di Universitas Reading, dilansir BBC, seperti dikutip Minggu (3/8/2025).

    “Untuk setiap 10 menit turbulensi parah yang terjadi sekarang, durasinya bisa meningkat menjadi 20 atau 30 menit,” tegasnya.

    Ada sekitar 5.000 insiden turbulensi parah atau lebih besar setiap tahun, dari total lebih dari 35 juta penerbangan yang sekarang lepas landas secara global. Turbulensi parah didefinisikan sebagai kondisi gerakan naik turun pesawat dalam lintasan udara yang memberikan gaya lebih dari 1,5 gram pada tubuh, hingga bisa mengangkat tubuh seseorang bila tak mengenakan sabuk pengaman.

    Dari cedera parah yang dialami penumpang yang terbang sepanjang tahun 2023 – hampir 40% disebabkan oleh turbulensi, menurut laporan keselamatan tahunan oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.

    Rute antara Inggris dan AS, Kanada, dan Karibia termasuk di antara wilayah yang diketahui terdampak pemburukan turbulensi akibat perubahan iklim.

    Selama 40 tahun terakhir, sejak satelit mulai mengamati atmosfer, telah terjadi peningkatan turbulensi parah sebesar 55% di Atlantik Utara.

    Namun, frekuensi turbulensi diproyeksikan meningkat di wilayah lain, di antaranya wilayah Asia Timur, Afrika Utara, Pasifik Utara, Amerika Utara, dan Timur Tengah.

    Penyebab turbulensi

    Foto: Dalam sebuah video terekam kondisi di dalam kabin pesawat Air Europa rute Madrid-Montevideo dengan keadaan rusak usai mengalami turbulensi parah dan terpaksa mendarat darurat di Bandara Internasional Natal, Brasil. (Tangkapan Layar Video Reuters/@PICHIPASTOSO VIA X)

    Ada tiga penyebab utama turbulensi: konvektif (awan atau badai petir), orografis (aliran udara di sekitar daerah pegunungan), dan udara jernih atau bersih (perubahan arah atau kecepatan angin).

    Setiap jenis turbulensi dapat menyebabkan turbulensi yang parah. Turbulensi konvektif dan orografis seringkali lebih dapat dihindari, sedangkan turbulensi udara jernih yang, sesuai namanya, tidak terlihat. Terkadang, turbulensi tersebut seolah muncul tiba-tiba.

    Perubahan iklim merupakan faktor utama yang mendorong terjadinya turbulensi konvektif dan udara bersih.

    Meskipun hubungan antara perubahan iklim dan badai petir rumit, atmosfer yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak uap air, dan panas serta uap air ekstra itu bergabung untuk menciptakan badai petir yang lebih dahsyat.

    Menghubungkan masalah ini dengan turbulensi – turbulensi konvektif diciptakan oleh proses fisik naik turunnya udara di atmosfer, khususnya di dalam awan, Anda tidak akan menemukan aliran udara naik dan turun yang lebih dahsyat daripada di awan kumulonimbus, atau awan badai petir.

    Inilah penyebab turbulensi hebat dalam perjalanan udara.

    Sebuah laporan oleh Biro Investigasi Keselamatan Transportasi Singapura menemukan bahwa pesawat Singapore Airlines pada 2024 silam “kemungkinan terbang di atas area aktivitas konvektif yang berkembang” di Myanmar selatan, yang menyebabkan “turbulensi ekstrem selama 19 detik yang mencakup penurunan setinggi 178 kaki dalam waktu kurang dari lima detik”.

    Turbulensi udara bersih juga bisa segera meningkat. Hal ini disebabkan oleh udara yang terganggu di dalam dan di sekitar aliran jet (angin yang bergerak cepat pada ketinggian sekitar enam mil di atmosfer, yang sama tingginya dengan ketinggian pesawat terbang).

    Kecepatan angin dalam aliran jet yang bergerak dari barat ke timur melintasi Atlantik dapat bervariasi dari 160mph hingga 250mph.

    Udara di utara lebih dingin dan udara di selatan lebih hangat: perbedaan suhu dan perubahan angin ini bermanfaat bagi pesawat sebagai penarik untuk menghemat waktu dan bahan bakar. Namun, hal ini juga menciptakan turbulensi udara.

    “Perubahan iklim memanaskan udara di selatan aliran jet lebih banyak daripada udara di utara, sehingga perbedaan suhu menjadi lebih kuat,” ucap Profesor Paul Williams, ilmuwan atmosfer di Universitas Reading. “Yang pada gilirannya mendorong aliran jet yang lebih kuat.”

    Kian memburuknya kondisi turbulensi membuat beberapa orang semakin takut untuk bepergian dengan pesawat. Lebih dari seperlima orang dewasa Inggris mengatakan mereka takut terbang, menurut survei YouGov terkini, dan turbulensi yang semakin parah dapat membuat perjalanan menjadi mimpi buruk bagi orang-orang ini.

    Meski demikian, penting dicatat bahwa sayap pesawat dirancang untuk terbang di udara yang bergejolak. Seperti yang dikatakan Chris Keane, mantan pilot, “Anda tidak akan percaya betapa fleksibelnya sayap. Pada pesawat penumpang 747, dalam uji coba ‘destruktif’, sayap ditekuk ke atas sekitar 25 derajat sebelum patah, yang sungguh ekstrem dan sesuatu yang tidak akan pernah terjadi, bahkan dalam turbulensi paling parah sekalipun.”

    Namun, bagi maskapai penerbangan, ada kekhawatiran tersembunyi: yakni bertambahnya biaya ekonomi akibat lebih banyak turbulensi.

    AVTECH, sebuah perusahaan teknologi yang memantau perubahan iklim dan suhu – dan bekerja sama dengan Met Office untuk membantu memperingatkan pilot akan turbulensi – memperkirakan efek turbulensi hebat bisa memakan biaya berkisar antara £180.000 hingga £1,5 juta per maskapai setiap tahunnya.

    Ini termasuk biaya untuk memeriksa dan memelihara pesawat setelah turbulensi parah, biaya kompensasi jika penerbangan harus dialihkan atau ditunda, dan biaya yang terkait dengan berada di lokasi yang salah.

    Foto: Interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SG321 setelah pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, 21 Mei 2024. (REUTERS/Stringer)

    Eurocontrol, organisasi sipil-militer yang memantau aktivitas penerbangan Eropa mengakui risiko perubahan iklim terhadap aktivitas penerbangan akibat turbulensi. Mereka mengatakan bahwa pengalihan penerbangan di sekitar badai yang menghasilkan turbulensi dapat berdampak lebih luas – misalnya, jika banyak pesawat harus mengubah jalur penerbangan, wilayah udara dapat menjadi lebih padat di area tertentu.

    “[Hal ini] meningkatkan beban kerja pilot dan pengontrol lalu lintas udara secara signifikan,” kata juru bicara Eurocontrol.

    Harus terbang mengelilingi badai juga berarti bahan bakar dan waktu tambahan. Misalnya, pada 2019, Eurocontrol mengatakan cuaca buruk “memaksa maskapai penerbangan terbang satu juta kilometer ekstra, menghasilkan 19.000 ton CO2 tambahan.”

    Dengan cuaca ekstrem yang diprediksi meningkat, mereka memperkirakan penerbangan harus dialihkan lebih banyak lagi akibat cuaca buruk seperti badai dan turbulensi pada tahun 2050.

    “Selanjutnya meningkatkan biaya bagi maskapai penerbangan, penumpang, dan [meningkatkan] jejak karbon mereka.”

    Dalam merespons turbulensi, pesawat memiliki radar cuaca yang akan mendeteksi badai di depan.

    Sebelum penerbangan, sebagian besar maskapai akan membuat rencana penerbangan yang merinci area turbulensi yang mungkin terjadi di sepanjang rute, berdasarkan pemodelan komputer

    Ini tidak 100% akurat, tetapi memberikan gambaran yang sangat bagus jika dikombinasikan dengan laporan pesawat lain dan Pengendali Lalu Lintas Udara saat dalam perjalanan.

    Southwest Airlines di AS baru-baru ini memutuskan untuk mengakhiri layanan kabin lebih awal, pada ketinggian 18.000 kaki, bukan 10.000 kaki seperti sebelumnya. Dengan menempatkan awak dan penumpang dalam posisi siap mendarat dengan sabuk pengaman, Southwest Airlines mengklaim dapat mengurangi cedera akibat turbulensi hingga 20%.

    Foto: Sebuah pesawat jatuh dan tersangkut di atas atap sebuah hanggar dalam sebuah insiden mengejutkan yang terjadi di Bandara New Century, AS Senin (16/6/2025). (Tangkapan Layar Video Reuters/ABC AFFILIATE KMBC)

    Tahun lalu, Korean Airlines memutuskan untuk berhenti menyajikan mi kepada penumpang ekonominya karena telah melaporkan turbulensi dua kali lipat sejak 2019, yang meningkatkan risiko penumpang terbakar.

    Beberapa penelitian telah membawa upaya penanggulangan turbulensi lebih jauh lagi, dan mencari cara alternatif untuk membangun sayap.

    Dokter hewan dan insinyur telah mempelajari bagaimana burung hantu terbang dengan lancar saat angin bertiup kencang, dan menemukan bahwa sayap bertindak seperti suspensi dan menstabilkan kepala dan badan saat terbang melalui udara yang terganggu.

    Studi yang diterbitkan dalam prosiding Royal Society pada 2020 menyimpulkan bahwa “desain sayap berengsel yang disetel dengan tepat juga dapat berguna pada pesawat skala kecil…membantu menolak hembusan angin dan turbulensi”.

    Secara terpisah, perusahaan rintisan di Austria bernama Turbulence Solutions mengklaim telah menciptakan teknologi peredam turbulensi untuk pesawat ringan, di mana sensor mendeteksi udara yang bergejolak dan mengirimkan sinyal ke sayap yang menangkal turbulensi tersebut.

    Hal ini dapat mengurangi turbulensi sedang hingga 80% pada pesawat ringan, menurut CEO perusahaan tersebut.

    Lalu ada yang berpendapat bahwa AI bisa menjadi solusi. Fourier Adaptive Learning and Control (FALCON) adalah jenis teknologi yang sedang diteliti di California Institute of Technology yang mempelajari bagaimana udara turbulen mengalir melintasi sayap secara real-time. Teknologi ini juga mengantisipasi turbulensi, memberikan perintah ke flap pada sayap yang kemudian menyesuaikan diri untuk menangkalnya.

    Namun Finlay Asher, seorang insinyur kedirgantaraan dan anggota Safe Landing, sebuah komunitas pekerja penerbangan yang menyerukan masa depan yang lebih berkelanjutan dalam penerbangan, menjelaskan bahwa jenis teknologi ini masih jauh dari kenyataan.

    “[Mereka] tidak mungkin muncul di pesawat komersial besar dalam beberapa dekade mendatang.”

    Meskipun turbulensi menjadi lebih sering dan lebih parah, para ahli berpendapat hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Karena hanya berarti lebih banyak waktu untuk duduk, dengan sabuk pengaman terpasang.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]