Kasus: kecelakaan

  • Saat Tim SAR Bertaruh Nyawa Masuk Lubang Kapal Tongkang, Evakuasi 3 Awak Tewas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Agustus 2025

    Saat Tim SAR Bertaruh Nyawa Masuk Lubang Kapal Tongkang, Evakuasi 3 Awak Tewas Regional 31 Agustus 2025

    Saat Tim SAR Bertaruh Nyawa Masuk Lubang Kapal Tongkang, Evakuasi 3 Awak Tewas
    Tim Redaksi
    BANGKA, KOMPAS.com
    – Sebuah lubang berbentuk lingkaran sebesar drum menjadi saksi bisu tewasnya tiga awak kapal tongkang Tirta Samudra 3 di perairan Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (30/8/2025).
    Lubang itu merupakan satu-satunya pintu masuk ke ruang palka, sekaligus lorong evakuasi saat jenazah korban diangkat satu per satu.
    Anggota tim SAR turun bergantian dengan tabung oksigen dan full body harness, agar bisa segera ditarik keluar bila terjadi kondisi darurat.
    Gas beracun diduga berasal dari sisa minyak crude palm oil (CPO) yang telah lama mengendap di ruang palka tanpa sirkulasi udara.
    Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, I Made Oka Astawa, menjelaskan proses evakuasi dilakukan penuh risiko.
    “Proses evakuasi dilakukan dengan membuat sistem lowring dan lifting untuk turun ke dalam palka serta pengangkatan korban ke atas,” kata Oka di Pangkalpinang, Sabtu malam.
    Sebelum evakuasi, Tim Inafis Polda Bangka Belitung lebih dulu melakukan olah TKP dan menurunkan gas detector untuk mengecek kadar gas beracun.
    Petugas evakuasi dibekali Self Contained Breathing Apparatus demi menghindari risiko keracunan.
    Proses evakuasi dimulai pukul 15.25 WIB dan berlangsung lebih dari empat jam karena ruang gerak yang terbatas. Satu per satu korban berhasil diangkat.
     
    Tiga awak yang tewas adalah Lukmanto (29), Iwan Santoso (30), dan Iswadi (49).
    Pada Sabtu malam, evakuasi dinyatakan selesai dan jenazah langsung dibawa ke RS Bakti Timah menggunakan Kapal Negara (KN) SAR Karna 246.
    Oka mengungkapkan, kecelakaan kerja pertama kali dilaporkan nakhoda tugboat yang menarik tongkang.
    Tiga awak kapal ditemukan tak sadarkan diri di ruang palka saat melakukan pembersihan sisa CPO.
    Tongkang diketahui berangkat dari Pelabuhan Wilmar, Banten, menuju Batam pada 26 Agustus 2025 malam.
    Dua hari kemudian, saat memasuki perairan Bangka Selatan, para awak mulai membersihkan palka.
    Korban pertama, Lukmanto, turun ke ruang palka dan ditemukan tak sadarkan diri. Iwan Santoso yang berniat menolong ikut terpapar gas dan jatuh pingsan. Selanjutnya Iswadi juga turun, namun bernasib sama.
    Dua awak lainnya yang berada di tugboat Bintang Mutiara XXX segera meminta bantuan darurat ke tim SAR.
    Kapal KN SAR Karna 246 akhirnya mencegat tongkang di perairan Tanjung Berikat, Bangka Tengah, untuk melakukan evakuasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Memaksimalkan Fitur Mitsubishi Xforce, Ada Apa Saja?

    Memaksimalkan Fitur Mitsubishi Xforce, Ada Apa Saja?

    Jakarta

    Di kelas SUV 5-seater, Mitsubishi masih mengandalkan Mitsubshi Xforce. Mobil ini hadir dengan berbagai fitur terbaru, salah satunya fitur Diamond Sense.

    Mitsubishi Xforce kini hadir dengan varian Ultimate with Diamond Sense (Ultimate DS). Varian baru Mitsubishi Xforce Ultimate DS menyematkan teknologi “Diamond Sense”, yakni perangkat fitur bantuan keselamatan terintegrasi mutakhir untuk pengemudi, yang lebih lengkap dari varian sebelumnya.

    Mitsubishi Xforce Ultimate DS tersedia dengan spesifikasi yang sama seperti Ultimate CVT, tapi ditambahkan Diamond Sense. Ini menjadi pilihan baru untuk konsumen yang memiliki preferensi mobil dengan fitur bantuan keselamatan terintegrasi mutakhir untuk pengemudi.

    Secara eksterior, Mitsubishi Xforce Ultimate DS tetap mempertahankan konsep silky & solid serta identitas desain New Generation Dynamic Shield. Bedanya, Xforce Ultimate DS memiliki warna eksterior two-tone, yakni warna bodi kendaraan pilihan yang tersedia dengan bagian atap berwarna hitam. Ada juga penambahan Rear Spoiler, dan Fashionable Roof Rail. Selain itu, spesifikasi eksterior lain yang terdapat pada varian Ultimate DS, juga terdapat pada varian Ultimate, seperti Ground Clearance 222mm, Well-Tuned Suspension, Easy Handling dengan radius putar yang minim (5,2m).

    Pada sisi interior dan fitur, Mitsubishi Xforce Ultimate DS memiliki kesamaan dengan varian Ultimate. Mobil ini memiliki top-class roominess dengan ruang kabin luas, 8-steps reclining seat (17˚-33˚), Smartphone-link Display Audio (SDA) 12,3″ Audio Head Unit dengan konektivitas wireless Android Auto dan Apple Carplay, Dynamic Sound Yamaha Premium Audio dengan 8 speakers, 8″ Meter Cluster, Top-class Cargo Space dengan beragam ruang penyimpanan serbaguna, Hands-free Power Liftgate dengan kick sensor, Dual-Zone Auto Climate Control dengan teknologi Panasonic Nanoe-X dan fungsi memori, Floor Console Box dengan Armrest & Cooling Function, Auto-Dimming Rearview Mirror, Wireless Charger, Assist Grips x4, Tonneau cover, Coin box, Horizontal axis instrument panel dengan floating console dan ambient lighting, serta Connected Car Service.

    Pada fitur keamanan, Mitsubishi Xforce Ultimate DS telah dilengkapi dengan 6 airbags (tambah 2 Curtain Airbags), serta Mono Camera, Sensor Radar di depan dan belakang, dan Ultrasonic Parking Sensor, yang memungkinkan beragam fitur pada teknologi Diamond Sense bekerja.

    Mitsubishi Xforce Ultimate DS Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Fitur Diamond Sense yang tersedia antara lain Adaptive Cruise Control (ACC) with low speed follow, Automatic High Beam (AHB), Forward Collision Mitigation (FCM), Lead Car Departure Notification System (LCDN), Blind Spot Warning (BSW), Rear Cross Traffic Alert (RCTA), Auto Headlight, Auto Rain Sensor, dan juga Rear Camera. Berikut fungsi-fungsinya:

    Adaptive Cruise Control (ACC) with Low-Speed Follow: Fitur ini membantu menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan, bahkan pada kecepatan rendah.Forward Collision Mitigation (FCM): Sistem ini mendeteksi potensi tabrakan dan secara otomatis mengerem untuk mengurangi risiko kecelakaan.Blind Spot Warning (BSW): Memperingatkan pengemudi tentang kendaraan yang berada di blind spot.Rear Cross Traffic Alert (RCTA): Membantu mendeteksi lalu lintas di belakang saat memundurkan kendaraan.Hill Start Assist (HSA): Membantu mencegah mobil mundur saat berhenti di tanjakan.Leading Car Departure Notification (LCDN): Memberi tahu pengemudi ketika kendaraan di depan mulai bergerak setelah berhenti.Auto High Beam (AHB): Secara otomatis mengatur lampu tinggi untuk meningkatkan visibilitas di malam hari.Mitsubishi Xforce Ultimate DS Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Mitsubishi Xforce Ultimate DS juga mengandalkan mode berkendara. Mode berkendara yang bisa diatur pengemudi antara lain Normal, Wet, Gravel, dan Mud. Mode Normal bisa digunakan untuk penggunaan di medan jalan yang umum. Selanjutnya mode Wet bisa dimaksimalkan untuk situasi hujan atau jalanan basah. Lalu Gravel untuk kondisi tanah atau kerikil, dan Mud untuk lumpur.

    “XForce ini memang ada dalam satu kategori, small SUV di 1.500cc, cuma walaupun berpenggerak 2 wheel drive, yang namanya Drive Mode itu bukannya gimmick karena jelas rasanya. Segmentasi dari XForce kan rata-rata pengin orang yang lebih punya jiwa adventures,” kata Rifat Sungkar, brand ambassador Mitsubishi Motors Indonesia.

    Selain itu, fitur Active Yaw Control berguna untuk mengontrol mobil agar lebih mudah dikendalikan pada berbagai permukaan jalan. Cara kerjanya dengan membatasi perputaran roda melalui kombinasi berbagai sensor.

    AYC ini bekerja dengan menggabungkan data dari ABS, throttle sensor, putaran mesin dan juga sudut setir. Pada Mitsubishi Xforce, fitur ini akan bekerja saat pengemudi memakai mode berkendara selain Normal dan Mud.

    (rgr/mhg)

  • Pajak Motor Nmax di Malaysia Rp 117 Ribu, di Indonesia Nyaris Rp 500 Ribu

    Pajak Motor Nmax di Malaysia Rp 117 Ribu, di Indonesia Nyaris Rp 500 Ribu

    Jakarta

    Pajak kendaraan di Malaysia lebih murah dibanding pajak kendaraan di Indonesia. Untuk motor sekelas Yamaha Nmax misalnya, pajak tahunannya berkisar Rp 117 ribu. Coba bandingkan dengan pajak tahunan Yamaha Nmax di Indonesia yang nyaris menyentuh angka Rp 500 ribu.

    Ketimpangan perbedaan pajak kendaraan di Malaysia dan Indonesia lantaran ada perbedaan dasar pengenaan pajak. Jika di Malaysia, pengenaan pajak berdasarkan kapasitas mesin. Sementara di Indonesia, dasar pengenaan pajak berdasarkan NJKB (Nilai Jual Kendaraan Bermotor) dan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah).

    Seperti dikutip situs kalkulator roadtax kendaraan di Malaysia, gambaran pajak tahunan Yamaha Nmax keluaran 2025 di Malaysia bagian barat atau semenanjung, kisarannya RM 30 atau setara Rp 117 ribu. Menariknya, di Malaysia bagian daerah, pajaknya lebih kecil.

    Contohnya seperti di negara bagian Sabah dan Sarawak, pajak tahunan Yamaha Nmax 2025 cuma RM 9 atau setara Rp 35 ribu. Terus di wilayah federal Labuan, pajak Yamaha Nmax 2025 per tahunnya cuma dikenakan 4,50 RM atau setara Rp 17 ribuan. Kemudian di Pulau Pangkor dan Langkawi, cuma RM 15 atau setara Rp 58 ribu.

    Di Indonesia, pajak Yamaha Nmax bisa berkali-kali lipat jauh lebih mahal. Contohnya seperti Yamaha Nmax terbaru produksi tahun 2024, pajaknya bisa mencapai Rp 450 ribu, itu pun harus ditambah dengan bayar biaya SWDKLLJ atau Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebesar Rp 35 ribu, sehingga total pajak tahunannya bisa mencapai Rp 485 ribu. Belum ada lagi tambahan opsen yang beda-beda di setiap daerahnya.

    Selain perbedaan pajak tahunan, kendaraan di Malaysia juga tidak memerlukan perpanjangan STNK lima tahunan atau ganti pelat nomor. Sementara di Indonesia masih harus melakukan prosedur tersebut dan dikenakan biaya penerbitan STNK baru, pembuatan plat nomor baru, biaya administrasi, juga biaya cek fisik kendaraan.

    (lua/dry)

  • BPJS Ketenagakerjaan Beri Santunan Rp 70 Juta ke Keluarga Ojol Affan Kurniawan

    BPJS Ketenagakerjaan Beri Santunan Rp 70 Juta ke Keluarga Ojol Affan Kurniawan

    Jakarta

    Duka mendalam menyelimuti keluarga Affan Kurniawan, seorang driver ojek online (ojol) yang tewas terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta pada Kamis (28/8) malam. Almarhum terjebak dalam aksi unjuk rasa saat tengah menjalankan tugas mengantarkan pesanan pelanggan.

    Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro mengatakan Affan Kurniawan semasa hidupnya merupakan peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan. Atas peristiwa tersebut, almarhum memiliki hak atas santunan yang telah diberikan kepada ahli waris atau keluarganya.

    “Almarhum merupakan peserta BPJS Ketenagakerjaan. Tentu santunan yang diterima tidak akan sanggup menggantikan sosok almarhum dan saat ini kami memastikan seluruh hak-hak jaminan sosial ketenagakerjaan tersebut segera diterima oleh keluarga,” kata Pramudya dalam keterangan tertulis, Jumat (29/8/2025).

    Sebagai wujud perlindungan, ahli waris almarhum menerima santunan total sebesar Rp 70 juta yang terdiri dari Santunan Kecelakaan Kerja Meninggal Dunia senilai Rp 48 juta, Santunan Berkala Rp 12 juta dan Biaya Pemakaman senilai Rp 10 juta.

    “Semoga santunan ini dapat meringankan beban dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, keikhlasan, serta kelapangan hati dalam menghadapi cobaan berat ini,” ucap Pramudya.

    Pramudya sendiri datang langsung ke kediaman ahli waris atau keluarga almarhum Affan Kurniawan. Kedatangannya untuk menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang ditinggalkan.

    “Kami, keluarga besar BPJS Ketenagakerjaan, turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya saudara kita, Almarhum Affan Kurniawan. Beliau adalah pejuang nafkah, yang meninggalkan rumah dengan niat tulus mencari rezeki bagi keluarga. Kehilangan ini tentu berat dan menjadi luka bagi kita semua,” tuturnya.

    Musibah ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap perjalanan dan setiap pesanan yang sampai di tangan pelanggan, ada pekerja yang berjuang dengan penuh dedikasi.

    (aid/rrd)

  • Kapal Migran Terbalik di Mauritania, 49 Orang Tewas-100 Hilang

    Kapal Migran Terbalik di Mauritania, 49 Orang Tewas-100 Hilang

    Jakarta

    Sebuah kapal yang membawa para migran terbalik di lepas pantai Mauritania, menewaskan sedikitnya 49 orang. Sekitar 100 orang dilaporkan hilang.

    “Salah satu patroli kami berhasil menyelamatkan 17 orang,” kata seorang pejabat senior penjaga pantai, dilansir kantor berita AFP, Jumat (29/8/2025). “Sejauh ini, 49 jenazah telah ditemukan dan dikubur, dan pencarian masih berlanjut,” imbuhnya.

    Kecelakaan itu terjadi pada Selasa (26/8) malam lalu ketika para migran sedang menyaksikan lampu-lampu di sebuah kota di lepas pantai Mauritania, sekitar 80 kilometer (50 mil) di utara Nouakchott. Saat itu, mereka “berpindah ke satu sisi, menyebabkan kapal terbalik”, kata pejabat senior tersebut.

    Pejabat tersebut mengatakan bahwa berdasarkan keterangan para migran, kapal tersebut telah meninggalkan Gambia seminggu sebelumnya dengan sekitar 160 orang di dalamnya, termasuk warga negara Senegal dan Gambia.

    Para pejabat tidak mengatakan ke mana tujuan para migran dalam kecelakaan tersebut.

    Polisi setempat mengonfirmasi “49 jenazah telah ditemukan dan dikubur di hadapan otoritas kesehatan dan pemerintahan”.

    Menurut LSM Caminando Fronteras, setidaknya 10.457 migran tewas saat mencoba mencapai Spanyol melalui laut sepanjang tahun 2024.

    Tonton juga video “4 Nelayan Kotabaru Selamat Usai Kapalnya Tenggelam di Selat Makassar” di sini:

    (ita/ita)

  • Massa Ojol Geruduk Mapolres Sukabumi Tuntut Keadilan untuk Affan Kurniawan: Kami Satu Aspal!

    Massa Ojol Geruduk Mapolres Sukabumi Tuntut Keadilan untuk Affan Kurniawan: Kami Satu Aspal!

    Liputan6.com, Sukabumi – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) dari berbagai komunitas menggelar aksi solidaritas dengan berunjuk rasa di Markas Polres Sukabumi Kota, Senin (29/8/2025). 

    Aksi ini dilakukan untuk menuntut keadilan bagi rekan mereka Affan Kurniawan, yang meninggal dunia terlindas Rantis Brimob.

    Para driver ojol datang dengan atribut lengkap, membawa spanduk dan bendera komunitas. Mereka menyuarakan kekecewaan atas penanganan kasus yang menimpa rekan sesama driver ojol.

    Koordinator Lapangan, Asep Saepul Ramdani, menjelaskan bahwa aksi ini dipicu oleh dua tuntutan utama. Tuntutan pertama adalah desakan agar Kapolri segera dicopot dari jabatannya.

    “Kami menilai Bapak Kapolri tidak memiliki rekam jejak positif bagi komunitas ojek online,” tegas Asep, saat menyampaikan orasinya di depan gerbang Mapolres Sukabumi Kota. 

    Ia mengatakan, kekecewaan ini sudah terakumulasi dari berbagai kasus yang dianggap tidak berpihak pada komunitas mereka.

    Tuntutan kedua adalah agar aparat kepolisian mengusut tuntas pelaku yang menyebabkan rekan mereka meninggal dunia. Asep menekankan bahwa insiden ini telah menimbulkan luka mendalam bagi seluruh komunitas ojol.

    “Kami meminta Polresta Sukabumi segera melayangkan surat kepada Mabes Polri agar Bapak Kapolri segera turun jabatan. Hanya itu yang kami minta,” kata Asep. 

    Aksi ini menjadi bentuk nyata dari solidaritas yang mereka junjung tinggi. Meskipun korban kecelakaan berasal dari Cikidang, Sukabumi, dan dikabarkan mengalami patah tulang, Asep menekankan bahwa solidaritas tidak terbatas pada lokasi. 

    “Korban yang meninggal berada di Jakarta Barat, tapi bagi kami, siapa pun itu korbannya, kami satu aspal. Kami akan mendukung teman-teman kami yang mengalami musibah itu,” tambahnya.

    Asep juga memberikan peringatan keras. Apabila tuntutan tidak dipenuhi, ia mengancam akan ada demonstrasi besar-besaran yang melibatkan komunitas ojol di Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bogor, dan sekitarnya. 

     

  • Media Asing Sorot Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob

    Media Asing Sorot Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob

    Jakarta

    Media-media asing menyoroti kematian seorang pengemudi ojek online (ojol) akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi demo di Jakarta.

    Salah satunya media Singapura, The Straits Times yang menulis tentang duka dan kemarahan publik atas kematian Affan Kurniawan. Mengangkat judul “Justice for Affan’: Outrage in Jakarta after delivery rider killed by police vehicle in protest clash,” media tersebut menuliskan wawancara dengan ibunda Affan.

    “Duka dan amarah melanda ibu kota Indonesia, Jakarta, saat keluarga Affan Kurniawan, 21 tahun, berduka atas kematian pengemudi ojol tersebut setelah ditabrak kendaraan taktis polisi saat aksi protes di Jakarta Pusat berubah ricuh,” tulis The Straits Times mengawali artikelnya.

    “Saya ingin orang yang membunuh anak saya mendapatkan hukuman seberat-beratnya…. dia baru saja menyelesaikan pengantaran makanan dan hendak menjemput penumpang berikutnya,” kata ibunda Affan, Erlina kepada The Straits Times, Jumat (29/8/2025) di rumahnya.

    “Dia tulang punggung keluarga kami, dan dia bekerja sangat keras. Dia telah menabung dari pekerjaannya untuk membeli tanah dan membangun rumah untuk kami di desa kami di Lampung,” tutur perempuan berumur 41 tahun tersebut sembari menangis.

    Kantor berita terkemuka asal Inggris, Reuters, juga memberitakan insiden memilukan itu. “Indonesian students vow more protests after one killed in Jakarta demonstration,” demikian judul artikel yang ditulis Reuters, Jumat (29/8/2025).

    “Para mahasiswa Indonesia mengatakan mereka akan berunjuk rasa di Mabes Polri pada hari Jumat setelah seorang pengendara sepeda motor tewas tertabrak kendaraan polisi dalam bentrokan yang berujung kekerasan, menyusul demonstrasi di luar gedung DPR sehari sebelumnya,” tulis Reuters.

    Reuters menuliskan permohonan maaf Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri atas insiden tragis itu.

    “Atas nama pimpinan Polda Metro dan atas nama kesatuan, saya menyampaikan permohonan maaf yang mendalam dan turut berduka cita sedalam-dalamnya,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis malam.

    Media Arab Saudi, Arab News juga mengangkat peristiwa itu dengan judul “Indonesian students vow more protests after one killed in Jakarta demonstration”.

    Media Amerika Serikat, Bloomberg, pun memberitakan peristiwa ini. Bloomberg menuliskan bahwa Indonesia akan dilanda lebih banyak demonstrasi buntut kejadian itu.

    “Ini merupakan hari ketiga pekan ini di mana protes besar meletus di seluruh Indonesia, yang menandai ujian penting bagi Prabowo yang baru menjabat kurang dari setahun,” tulis Bloomberg.

    Media Thailand, Bangkok Post juga memberitakan kemarahan masyarakat Indonesia yang diungkapkan secara luas melalui media sosial atas kejadian ini.

    “Kecelakaan fatal tersebut memicu kemarahan luas di media sosial, dengan sesama pengemudi menggelar unjuk rasa pada larut malam di luar markas polisi dan memperingatkan akan terjadinya kerusuhan yang lebih luas, jika pihak berwenang tidak mengambil tindakan,” tulis Bangkok Post, Jumat (29/8/2025).

    Lihat Video ‘Logo Grab-Gojek Jadi Hitam, Duka Tragedi Ojol Dilindas Rantis Brimob’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Marinir tenangkan massa demonstran di depan Mako Brimob Kwitang

    Marinir tenangkan massa demonstran di depan Mako Brimob Kwitang

    Jakarta (ANTARA) – Personel Marinir TNI AL berhasil menenangkan massa demonstran yang sebelumnya menggelar aksi unjuk di depan Mako Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat.

    “Personel Marinir membantu untuk mengamankan saat teman teman sedang melaksanakan aksi unjuk rasa damai,” kata Kepala Dinas Penerangan Kormar Letkol (Mar) Aang Andy Warta saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Aang mengatakan, hal tersebut sesuai dengan perintah langsung dari Panglima Korps Marinir Letjen Jenderal (Mar) TNI Endi Supardi.

    Endi melanjutkan, masyarakat pun menyambut hangat kedatangan pasukan Marinir di tengah situasi demonstrasi yang cukup memanas.

    Massa pun akhirnya diajak berdialog oleh pihak Kostrad sebelum akhirnya membubarkan diri.

    Personel Marinir saat menenangkan massa demonstran di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025) (ANTARA/Ho-Pen Marinir)

    ” Alhamdulillah personel Marinir hadir dan teman-teman demonstran menyambut dengan baik dan situasi langsung kondusif,” jelas dia.

    Untuk diketahui, aksi demonstrasi di depan Mako Brimob merupakan buntut dari insiden kecelakaan yang menimpa salah seorang pengendara ojek online, Kamis (28/8). Pengendara ojek online itu tergilas mobil Baraccuda Brimob yang melaju di tengah kerumunan massa.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tiananmen di Pejompongan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Agustus 2025

    Tiananmen di Pejompongan Nasional 29 Agustus 2025

    Tiananmen di Pejompongan
    Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.
    SEJARAH
    terkadang tidak hanya berulang, tetapi menjelma dalam wajah baru yang tak kalah mengerikan.
    Pada 28 Agustus 2025, di Pejompongan, Jakarta, seorang pengemudi ojek online meregang nyawa setelah dilindas kendaraan taktis polisi.
    Ia bukan provokator, bukan kriminal, bahkan bukan tokoh utama dalam kerumunan. Ia hanyalah rakyat kecil yang sehari-hari menggantungkan hidup pada motor dan aplikasi daring.
    Namun malam itu, tubuhnya terkapar di aspal, dilindas roda baja negara yang seharusnya melindunginya.
    Mobil rantis itu tidak berhenti, tidak menoleh, tidak peduli. Ia melaju terus seakan tubuh manusia tak lebih dari kerikil di jalan.
    Tragedi Pejompongan bukan sekadar insiden tragis, bukan pula kecelakaan kebetulan. Ia adalah cermin telanjang dari bagaimana negara memandang rakyatnya.
    Kita boleh berpura-pura terkejut, tetapi yang jujur membaca sejarah tahu bahwa ini bukan pertama kalinya.
    Polisi di Indonesia, sejak masa Orde Baru hingga hari ini, terlalu sering berperilaku dengan logika yang sama: rakyat adalah ancaman.
    Kita masih ingat Reformasi 1998. Mahasiswa Trisakti gugur, ratusan luka, Semanggi I dan II menelan korban jiwa. Rakyat yang bersuara ditanggapi dengan gas air mata dan peluru.
    Harapannya, setelah reformasi dan pemisahan polisi dari militer, lahirlah institusi sipil yang humanis.
    Dua dekade berlalu, kenyataan berkata sebaliknya. Polisi tetap menjadi alat kekuasaan, bukan pelindung rakyat.
    Buktinya panjang. Tahun 2019, mahasiswa dan pelajar yang menolak RUU pelemahan KPK dipukuli, ditendangi, ditangkap massal. Beberapa meninggal.
    Tahun 2020, ketika rakyat menolak Omnibus Law, gas air mata kembali memenuhi jalan, pentungan berayun, ribuan orang diseret ke tahanan.
    Tahun 2022, tragedi Kanjuruhan, Malang, menjadi salah satu yang terkelam: 135 suporter sepak bola tewas setelah polisi menembakkan gas air mata ke tribun penuh penonton. Tubuh-tubuh bertumpukan, anak-anak mati terinjak.
    Dunia menuding, bangsa ini menangis, tetapi lagi-lagi negara bersembunyi di balik kata prosedur dan oknum.
    Kini, Pejompongan. Roda baja melindas seorang tukang ojek. Gas air mata ditembakkan ke rumah susun, membuat anak-anak dan lansia sesak.
    Puluhan pelajar ditangkap brutal, meski tak semua ikut aksi. Pola itu kembali berulang. Aparat tak mampu membedakan siapa demonstran, siapa rakyat sipil. Semua dianggap ancaman. Semua dianggap musuh.
    Adegan itu menimbulkan gema sejarah. Dunia pernah melihat sesuatu yang serupa di Beijing, 1989. Tank-tank China melaju ke arah mahasiswa yang menuntut demokrasi.
    Tubuh-tubuh muda ditindas besi. Dunia mengingat satu sosok yang berdiri menghadang tank, seorang pria kurus tanpa senjata, yang kemudian dikenal sebagai “Tank Man”. Hingga kini, Tiananmen menjadi simbol represi negara terhadap rakyatnya.
    Maka, wajar jika malam Pejompongan disebut Tiananmen versi Indonesia. Bukan karena jumlah korban sama, melainkan karena logika kekuasaan yang identik.
    Di Beijing, rakyat ditindas dengan tank. Di Jakarta, rakyat ditindas dengan rantis. Sama-sama kendaraan perang, sama-sama roda besi negara yang menggilas rakyat.
    Ironi terbesar adalah bahwa semua ini dibiayai oleh rakyat sendiri. Gaji polisi berasal dari pajak rakyat. Rantis yang melindas tukang ojek itu dibeli dari APBN, dari keringat rakyat yang dipaksa membayar.
    Termasuk pajak bensin yang dibeli tukang ojek itu sendiri, cicilan motor yang dibayarnya, potongan kecil dari setiap transaksi sehari-hari.
    Dengan kata lain, korban ikut menyumbang untuk membeli kendaraan yang akhirnya merenggut nyawanya.
    Ia membantu menggaji polisi yang akhirnya melindas tubuhnya. Ironi kejam: rakyat dipaksa membiayai alat penindas dirinya sendiri.
    Dan jangan lupa, korban itu bukan hanya satu tubuh yang mati di jalan. Ia seorang ayah yang anaknya kini kehilangan masa depan.
    Ia seorang suami yang istrinya kini kehilangan sandaran. Ia seorang anak yang orangtuanya kini kehilangan penopang hari tua.
    Satu nyawa yang hancur berarti lingkaran duka yang jauh lebih luas: keluarga kehilangan harapan, masyarakat kehilangan salah satu tulang punggungnya.
    Apa yang terjadi di Pejompongan bukan kecelakaan prosedural, melainkan bagian dari pola represi yang sistemik.
    Kata oknum hanya dipakai untuk menghapus jejak. Kata prosedur hanya dipakai untuk membenarkan kekerasan.
    Yang kita lihat sebenarnya adalah impunitas yang berlangsung puluhan tahun. Polisi bisa memukul, menembak, menendang, menggiring, bahkan melindas rakyat, dan tetap merasa aman karena sistem selalu melindungi mereka.
    Pertanyaannya sederhana, tapi menyesakkan: demokrasi macam apa yang membiarkan rakyatnya mati di bawah roda besi negara.
    Demokrasi macam apa yang membolehkan aparat menembak gas air mata ke rumah susun berisi anak-anak dan lansia.
    Demokrasi macam apa yang membiarkan ratusan tewas di stadion tanpa ada yang bertanggung jawab. Demokrasi macam apa yang menganggap rakyat bukan pemilik kedaulatan, melainkan penghalang kekuasaan.
    Jika demokrasi hanya tinggal topeng, maka yang sebenarnya kita jalani adalah otoritarianisme dengan wajah baru. Tirani yang menyebut dirinya demokrasi, tetapi bersikap seperti rezim paling represif dalam sejarah.
    Tiananmen di Pejompongan adalah bukti telanjang: Indonesia tak lagi jauh dari negara-negara yang selama ini kita kutuk.
    Rakyat tidak boleh diam. Karena diam berarti menyetujui. Diam berarti memberi izin pada roda baja itu untuk terus berputar.
    Hari ini tukang ojek, besok mahasiswa, lusa jurnalis, dan seterusnya siapa pun bisa jadi korban.
    Jika kita masih percaya pada martabat manusia, jika kita masih percaya bahwa republik ini lahir untuk melindungi segenap bangsa, maka kita harus berani berkata cukup.
    Sejarah akan mencatat, pada 28 Agustus 2025, negara kembali memilih melindas rakyatnya sendiri.
    Namun, sejarah juga bisa mencatat sesuatu yang lain, jika rakyat berani bangkit. Seperti
    Tank Man
    yang berdiri menghadang tank di Beijing, kita pun harus berani menghadang rantis dengan suara dan tubuh kita. Karena demokrasi tanpa perlindungan nyawa manusia bukanlah demokrasi, melainkan tirani. Dan tirani hanya bisa dihentikan oleh rakyat yang berani melawan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelajar SMA Diduga Dianiaya Polisi hingga Tempurung Retak dan Koma

    Pelajar SMA Diduga Dianiaya Polisi hingga Tempurung Retak dan Koma

    GELORA.CO – Kasus polisi aniaya pelajar bikin heboh masyarakat Banten. Polisi Polda Banten diduga menganiaya pelajar SMA hingga kritis. Korban bernama VAC (16) pelajar kelas 3 SMA.

    Penganiayaan itu membuat tulang kepalanya remuk, bagian wajahnya babak belur, dan luka di tangan maupun kakinya. Akibat penganiayaan itu, korban mengalami koma dan kini mendapatkan perawatan intensif di ICU RSUD Banten.

    “Kalau dilihat, bukan benturan aspal, karena posisi (tulang kepala) anak saya retaknya ngeblur, ambles bagian belakang telinga, tengkorak bagian atas (kepala) retak,” ujar Benny Permadi, ayah kandung korban, ditemui di RSUD Banten, Senin, (25/08/2025).

    Diklaim Kecelakaan, Rekan Korban Sebut Dipukul Polisi

    Peristiwa nahas itu dialami anaknya pada Minggu dini hari, 24 Agustus 2025. Pada pukul 00.30 wib, Arga pergi ke bengkel untuk mengambil spare part motor. Namun ketika arah jalan pulang, dia dipukul anggota polisi menggunakan helm hingga terjatuh dari motor.

    Teman-teman yang bersama korban malam itu langsung kabur karena ketakutan. Mereka sempat memberitahu Benny bahwa Agara dipukul polisi di sekitar Boru, Kota Serang, Banten.

    Ketika di perjalanan hendak menjemput anaknya, Benny mendapat kabar bahwa Agara sudah berada di RSUD Banten. Dia sempat kaget karena banyak polisi yang mengurusi anaknya. Dia ingat, saat itu salah satu polisi Polda Banten mengklaim anaknya terlibat kecelakaan lalu lintas.

    “Waktu itu kondisi anak saya enggak bergerak, istri panik di situ, saya ke rumah sakit sekitar pukul 02.40 wib,” terangnya.

    Hati Benny teriris melihat kondisi anaknya kini. Dia curiga anaknya tidak murni kecelakaan dan menduga ada penganiayaan. Dia meminta polisi Polda Banten yang diduga menganiaya sang anak bertanggung jawab.

    “Saya harus lapor ke mana, karena yang di sini melakukan tindakan pemukulan kan anggota polisi. Belum (lapor),” jelasnya.

    Penjelasan Polda Banten

    Polda Banten memberikan penjelasna perihal kejadian itu. Diklaim, saat itu memang ada personel dari Direktorat Samapta (Ditsamapta) yang tergabung dalam Patroli Maung Presisi melakukan patroli. Polisi menyatakan, saat itu ada salah satu pelaku balap liar terjatuh.

    “Para pelaku balap liar membubarkan diri secara berhamburan karena panik melihat kedatangan petugas, salah satu dari mereka jatuh,” ujar Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto, salam keterangan resminya, Senin, (25/08/2025).

    Polisi yang Ikut Patroli Saat Kejadian Diperiksa

    Mengenai pemberitaan dan informasi yang menyatakan bahwa korban dianiaya oleh personel Polda Banten, Didik meminta masyarakat tidak mudah percaya begitu saja. Polda Banten sedang melakukan pemeriksaan terhadap anggota yang berpatroli malam itu.

    “Kami minta seluruh pihak untuk tidak berspekulasi ataupun menyebarkan informasi yang belum terverifikasi,” jelasnya.