Kasus: kecelakaan

  • Nyawa Gadis 16 Tahun Terselamatkan iPhone 14 dari Kecelakaan Maut

    Nyawa Gadis 16 Tahun Terselamatkan iPhone 14 dari Kecelakaan Maut

    Jakarta

    Teknologi kembali membuktikan perannya dalam menyelamatkan nyawa. Seorang gadis berusia 16 tahun di Amerika Serikat selamat dari kecelakaan maut setelah iPhone 14 miliknya otomatis menghubungi layanan darurat lewat fitur Crash Detection.

    Peristiwa ini dialami Lindsay Leskovac saat ia mengemudi pulang dalam kondisi lelah. Tanpa disadari, Lindsay tertidur di balik kemudi hingga mobilnya keluar jalur, menabrak tiang, dan menghantam pohon.

    Benturan keras membuatnya tak sadarkan diri dengan luka serius, termasuk patah kaki dan cedera tulang belakang leher. Di momen kritis itu, iPhone 14 miliknya menjadi penyelamat.

    Fitur Crash Detection langsung mendeteksi tabrakan dan secara otomatis menghubungi layanan darurat 911. Tak hanya itu, ponsel tersebut juga mengirimkan lokasi kejadian, sehingga tim penyelamat bisa segera meluncur ke tempat kecelakaan.

    Menurut laporan WFMJ, panggilan darurat berlangsung selama 22 menit, memastikan petugas medis tiba tepat waktu untuk memberikan pertolongan pertama yang menyelamatkan nyawa Lindsay.

    “Saya sangat terkejut mengetahui ponselnya punya fitur ini,” ujar ibu Lindsay dikutip dari Wccftech. Ia pun mengimbau agar orang-orang memastikan fitur ini aktif di perangkat mereka, karena bisa menjadi penentu hidup dan mati dalam situasi darurat.

    Fitur Crash Detection tersedia pada iPhone 14 dan model lebih baru (dengan iOS 16 atau lebih tinggi), serta Apple Watch Series 8, Apple Watch SE (generasi ke-2), dan Apple Watch Ultra (dengan watchOS 9 atau lebih tinggi).

    Kisah Lindsay menjadi pengingat bahwa inovasi kecil pada perangkat sehari-hari dapat membawa dampak besar. Pastikan fitur keselamatan seperti Crash Detection aktif, karena Anda tidak pernah tahu kapan teknologi ini bisa menjadi penyelamat.

    (afr/afr)

  • Terpeleset Saat Selfie, Wanita Ini Jatuh 90 Meter dan Meninggal

    Terpeleset Saat Selfie, Wanita Ini Jatuh 90 Meter dan Meninggal

    Jakarta

    Seorang ibu di Rusia meninggal dunia di depan anak lelakinya karena lengah saat selfie. Selfie dengan smartphone di tempat berisiko tinggi memang berbahaya, bahkan kadang menghilangkan nyawa jika tidak waspada.

    Media setempat melaporkan, ibu berusia 45 tahun bernama Elizaveta Gushchina itu fanatik dalam olahraga ekstrim. Ia baru saja berhasil menyelesaikan bungee jumping di Pavlosk, wilayah dekat kota St Petersburg.

    Setelah selesai, dia kemudian kembali ke tempatnya memulai bungee jumping, di ketinggian sekitar 90 meter. Dia melepaskan tali pengamannya lalu untuk merayakan keberhasilan itu, dia selfie di depan anaknya.

    Malangnya, kakinya terpeleset dan dia pun jatuh. Badannya mengenai permukaan yang keras sehingga Elizaveta meninggal dunia seketika. “Dia menuju ke bagian pinggiran yang basah dan terpeleset, sehingga jatuh dari ketinggian dan meninggal,” tulis media setempat.

    Seperti dikutip detikINET dari New York Post, Elizaveta baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-45 pada hari sebelumnya. Anaknya menghadiahi perjalanan ke lokasi tersebut.

    Otoritas telah menyelidiki fasilitas olahraga ekstrim itu dan mereka tidak menemukan kejanggalan. Sang ibu dipastikan meninggal dunia karena kecelakaan yang tragis.

    “Kemarin, dalam situasi yang tragis, pelompat berpengalaman dan ibu dari dua orang anak, Liza, telah meninggal dunia,” sebut klub olahraga ekstrim yang diikuti oleh Elizaveta.

    “Elizaveta Gushchina, bersama dengan anaknya, adalah anggota dari klub olahraga kami. Saat ini, seluruh tim berduka atas kehilangan ini. Ini adalah tragedi yang sangat besar bagi kami,” tambah mereka.

    (fyk/fay)

  • Kecelakaan Maut di Pandanwangi Jombang, Pelajar Tewas Usai Terlindas Truk Kontainer

    Kecelakaan Maut di Pandanwangi Jombang, Pelajar Tewas Usai Terlindas Truk Kontainer

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Desa Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang pada Selasa malam (2/9/2025). Peristiwa ini melibatkan dua sepeda motor dan satu truk kontainer, mengakibatkan seorang pelajar meninggal dunia di tempat.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, kecelakaan bermula saat sepeda motor Honda Grand bernopol S-2681-XT yang dikendarai Choiro Umatin (46), warga Desa Pundong, Kecamatan Diwek, melaju dari arah selatan ke utara.

    Saat berusaha mendahului kendaraan di depannya, motor tersebut terlalu ke kanan dan menyenggol sepeda motor Honda Supra bernopol S-2042-OAR yang dikendarai Neman (43), warga Desa Pandanwangi.

    Benturan itu membuat Choiro dan penumpangnya, Fitri Laila Septia Nisa (16), seorang pelajar asal Desa Pundong, terjatuh ke jalan. Naas, Fitri terlindas ban belakang truk kontainer bernopol N-8016-UEA yang dikemudikan Rendi Setyo Laksono (33), warga Kabupaten Kediri.

    “Truk kontainer sempat melarikan diri setelah kejadian. Namun, berhasil dikejar warga dan kemudian dibawa ke kantor Satlantas Polres Jombang,” kata Malauna Setiawan (26), seorang saksi mata di lokasi kejadian.

    Akibat insiden tersebut, Fitri meninggal dunia di tempat, sementara Choiro mengalami luka dan langsung dilarikan ke RSUD Jombang untuk mendapatkan perawatan. Neman, pengendara Honda Supra, hanya mengalami luka lecet.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipd Siswanto, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebut faktor kelalaian pengendara Honda Grand menjadi penyebab utama kecelakaan. “Sementara diduga pengendara kurang memperhatikan kendaraan dari arah berlawanan saat mendahului,” jelasnya.

    Polisi telah mengamankan barang bukti dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap sopir truk kontainer tersebut. [suf]

  • Unnes Siap Beri Pendampingan Keluarga Iko Julianto Jika Tempuh Langkah Hukum

    Unnes Siap Beri Pendampingan Keluarga Iko Julianto Jika Tempuh Langkah Hukum

    JAKARTA – Universitas Negeri Semarang (Unnes) mendukung langkah keluarga mendiang Iko Juliant Junior, mahasiswa Fakultas Hukum Unnes, termasuk memberikan pendampingan jika memang akan menempuh langkah hukum.

    Rektor Unnes Prof. S. Martono mengatakan pihaknya sudah mendengar informasi di media sosial mengenai kejanggalan kematian Iko di saat ramai demonstrasi di Jawa Tengah.

    Namun, pihak kampus menerima informasi awal bahwa yang bersangkutan meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

    “Laporan pertama kan kecelakaan, tapi isu berkembang katanya anak ini sempat mengigau ‘jangan dipukul’. Ada juga beberapa yang menyampaikan bahwa ada ketidakwajaran,” katanya di Semarang, Selasa, disitat Antara.

    Akan tetapi, ia mengatakan Unnes tidak mengikuti isu tersebut karena masih desas-desus dan belum ada laporan secara resmi dari pihak keluarga terkait ketidakwajaran kematian Iko.

    “Tentunya berangkatnya dari keluarga kan. Kalau keluarga menyampaikan ada ketidakwajaran (penyebab, red.) anak saya meninggal, ya kami ikut membantu,” katanya.

    Untuk itu, Martono mendorong pihak keluarga melakukan pengaduan secara resmi tentang kematian Iko sehingga pihak kampus dapat memberikan bantuan.

    “Sekali lagi, ini masih desas desus. Kalau Unnes sikapnya, kami hargai laporan terakhir meninggal karena kecelakaan. Kalau nanti ditemukan fakta lain, kami membantu melacak kematian mahasiswa itu,” katanya.

    Apalagi, ia mengaku sudah mendapatkan permintaan untuk mengusut kematian Iko, baik dari kalangan alumni ataupun lembaga bantuan hukum.

    “Apa pun kami lakukan selama berita ini bisa dipertanggungjawabkan, bukan karena katanya. Kami membantu bukan karena isu, tapi benar-benar ada aduan. Orang tua mengadu, lapor, entah lapor ke LBH, ang penting tertulis. Kami juga punya bantuan hukum, kita bantu,” kata Martono.

    Sebelumnya, Iko Juliant, warga Semarang yang juga mahasiswa FH Unnes, meninggal dunia pada Minggu (31/8) setelah sempat mendapatkan perawatan di RSUP dr. Kariadi, Semarang.

    Berdasarkan keterangan kepolisian, Iko mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan dr. Cipto, Semarang, tetapi keterangan seorang teman Iko menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi di daerah Kalisari.

    Informasi beredar melalui media sosial yang menyebutkan sejumlah kejanggalan, di antaranya hilangnya barang-barang pribadi milik Iko, seperti ponsel, jaket almamater, dan tas ransel, serta motor milik Iko disebut masih ditahan di Polda Jateng.

    Kejanggalan lain muncul dari informasi satpam yang melapor kepada keluarga bahwa Iko diantar ke RSUP dr. Kariadi oleh anggota Brimob.

    Dalam unggahan yang beredar di medsos juga menuliskan bahwa ibunda Iko sempat mendengar anaknya mengigau dan menyebut “Ampun Pak, tolong Pak. Jangan pukuli saya lagi”, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

  • Misteri Kematian Mahasiswa Unnes, Pengamat: Kalau Kecelakaan, Kok Korban di Tangan Polisi?
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 September 2025

    Misteri Kematian Mahasiswa Unnes, Pengamat: Kalau Kecelakaan, Kok Korban di Tangan Polisi? Regional 2 September 2025

    Misteri Kematian Mahasiswa Unnes, Pengamat: Kalau Kecelakaan, Kok Korban di Tangan Polisi?
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Koordinator Pusat Kajian Militer dan kepolisian (Puskampol) Indonesia, Andy Suryadi, menegaskan bahwa kematian mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (UNNES), Iko Juliant Junior, tidak boleh dibiarkan begitu saja.
    Andy menyampaikan sederet kejanggalan yang harus diungkap secara transparan.
    Ia mendesak aparat agar mengusut tuntas kasus ini, bahkan menghukum seberat-beratnya bila terbukti ada unsur penganiayaan.
    Salah satu kejanggalan yang disorot Andy adalah soal klaim kecelakaan yang disebut terjadi di Jalan Dokter Cipto, Kota Semarang pada dini hari pada Minggu (31/8/2025) dan baru diantar Brimob ke RS Kariadi pukul 11.00 WIB.
    Dia mengatakan, jika memang terjadi kecelakaan di jalan umum, lazimnya warga sekitar yang lebih dulu memberikan pertolongan dan membawa korban ke rumah sakit, bukan justru aparat kepolisian.
    “Kok korban ada di tangan polisi? Umumnya di jalan biasa, warga yang melintas yang menangani dan membawa ke RS,” tutur Andy melalui pesan singkat, Selasa (2/9/2025).
    Kecurigaan semakin kuat karena adanya jeda waktu cukup panjang antara dugaan kecelakaan dinihari dengan keterangan waktu korban baru dibawa polisi ke RS Kariadi siang harinya.
    Dalam rentang waktu itu, kata Andy, tidak jelas di mana posisi korban dan siapa yang bertanggung jawab atas kondisinya.
    Informasi yang beredar menyebut korban dibawa ke rumah sakit oleh anggota Brimob.
    “Jika benar dalam masa jeda tersebut di bawah penanganan brimob maka menjadi tanda tanya besar karena mestinya korban dibawa lebih dini ke rumah sakit pasca kecelakaan,” lanjutnya.
    Andy meragukan keterangan yang menyebut korban kecelakaan tanpa bukti dan kronologi yang jelas.
    “Jika tidak terjadi kecelakaan, atau terjadi tapi korban tidak luka (akibat kecelakaan), apakah korban justru ditangkap karena diduga terlibat aksi?” tuturnya.
    Jika demikian, dia menilai korban mestinya diproses di unit penanganan kriminal atau Mapolda Jateng bersama peserta aksi lainnya yang ditahan, bukan ditahan di bawah kendali Brimob.
     
    Ia juga menyoroti keterangan medis yang menyebut adanya kerusakan di bagian limpa korban.
    Menurutnya, penyebab kematian harus diungkap secara jernih dan transparan dengan melibatkan dokter independen agar tidak menimbulkan bias maupun prasangka publik.
     
    Selain itu, Andy menekankan pentingnya perlindungan terhadap teman almarhum, korban lain yang saat ini masih dirawat di rumah sakit mengingat ia menjadi kunci utama untuk mengungkap insiden ini.
    “Korban lain yang bersama almarhum dan infonya saat ini masih dirawat, semoga lekas pulih. Dia adalah kunci utama dalam kasus ini. Sehingga harus dipastikan aman terlindungi,” katanya.
     
    Tak kalah penting, Andy mengingatkan aparat agar bersikap hati-hati dalam menyikapi kasus ini.
    Meski kondisi di lapangan dinilai sudah relatif mereda, aparat tidak perlu bersikap untuk memperkeruh suasana.
    Ia bahkan menyarankan agar aparat mengambil kebijakan yang menyejukkan, misalnya dengan melepaskan demonstran yang ditangkap namun tidak terbukti melakukan tindak kriminal serius.
    “Kondisi saat ini sudah relatif reda kiranya penting bagi aparat untuk menekankan pada anggotanya agar tidak melakukan sesuatu hal yang dapat memanaskan situasi kembali. Syukur malah dapat mengambil kebijakan yang dapat lebih meredakan suasana misalnya dengan melepaskan pelaku demo yang ditangkap yang tidak melakukan aksi menjurus kriminal yang parah,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ternyata Begini Cara Kerja Airbag di Baju Balap MotoGP

    Ternyata Begini Cara Kerja Airbag di Baju Balap MotoGP

    Jakarta

    Teknologi keselamatan untuk pebalap MotoGP semakin canggih. Kini, pebalap MotoGP menggunakan baju balap yang dibekali perangkat keselamatan kantung udara atau airbag.

    Jika seorang pembalap MotoGP mengalami kecelakaan, sistem kantung udara di tubuhnya akan segera mengembang untuk melindunginya. Airbag itu menjadi sistem keselamatan yang telah diwajibkan di MotoGP sejak 2018.

    Dikutip Speedweek, benjolan bundar di punggung atas merupakan bagian penting dari sistem airbag yang melindungi pebalap jika terjadi kecelakaan. Benjolan di punggung itu berisi perangkat elektronik dengan sensor dan giroskop serta satu atau dua kartrid gas yang mengaktifkan airbag dalam keadaan darurat.

    Prinsip airbag ini mirip dengan perangkat yang ada di mobil. Airbag memberikan perlindungan jika terjadi benturan. Bedanya, dengan dua kartrid airbag, secara teoritis airbag di baju balap dapat mengembang dua kali dalam sesi yang sama. Namun, di MotoGP, pabrikan seperti Alpinestars lebih memilih untuk bermain aman dan mengganti airbag lebih awal. Selain itu, pebalap biasanya hanya membawa satu kartrid untuk menghemat berat.

    Cara kerja airbag sebelum mengembang, giroskop yang dipasang di bagian belakang merekam gerakan, dan sensor mendeteksi gerakan tersebut. Menggunakan algoritma yang kompleks, sistem dapat menghitung apakah pebalap bakal mengalami kecelakaan. Jika terdeteksi akan terjatuh, sistem akan aktif, memompa gas argon dari kartrid ke airbag dalam waktu 40 milidetik, yang kemudian mengembang dalam waktu 25 milidetik di bagian dalam baju balap.

    ‘Ledakan’ airbag itu biasanya menimbulkan suara keras, tapi penonton tidak akan mendengar karena kebisingan lain di sekitar sirkuit. Penonton hanya bisa melihat pebalap tampak agak menggembung saat terjadi benturan.

    Tiga area utama yang dilindungi oleh airbag MotoGP antara lain bahu, tulang rusuk, dan pinggul. Setelah 20 hingga 30 detik, airbag akan mengempis lagi, sebab rangkaian kecelakaan di MotoGP kebanyakan berlangsung tidak lebih dari 5 detik. Setelah itu, pebalap dapat melanjutkan balapan asalkan tidak cedera akibat kecelakaan tersebut.

    Untuk memastikan airbag mengembang dengan benar dan tidak terlalu meremukkan badan pebalap, penting agar baju balap dan airbag dirancang agar dapat bekerja sama. Baju balap itu juga dilengkapi area elastis yang dirancang khusus untuk tujuan ini.

    (rgr/dry)

  • Pihak SMA 37 Jakarta Ngadu ke Pramono, Minta Pindah Gedung karena Dekat Rel Kereta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 September 2025

    Pihak SMA 37 Jakarta Ngadu ke Pramono, Minta Pindah Gedung karena Dekat Rel Kereta Megapolitan 2 September 2025

    Pihak SMA 37 Jakarta Ngadu ke Pramono, Minta Pindah Gedung karena Dekat Rel Kereta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Calon wakil gubernur DKI Jakarta dari jalur perseorangan atau independen pada Pilkada 2024, Kun Wardana Abyoto, mendampingi Kepala Sekolah SMAN 37 Jakarta Lilik Setyo Hariyanti menemui Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025).
    Dalam pertemuan tersebut, mereka meminta agar SMAN 37 Jakarta yang berada di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, itu dipindahkan karena lokasinya terlalu dekat dengan rel kereta api.
    “Kami menyampaikan rasa keprihatinan kami terhadap lokasi SMA 37 yang sangat dekat dengan rel kereta api, hanya berjarak 3 meter sehingga ini memberikan ketidaknyamanan dan juga ketidakamanan bagi para siswa,” ucap Kun, Selasa.
    Menurut Kun, jarak yang sangat dekat dengan rel menimbulkan kebisingan dan getaran setiap kali kereta lewat sehingga mengganggu proses belajar-mengajar.
    Selain itu, jarak sekolah dengan rel yang sangat dekat dikhawatirkan bisa menimbulkan kecelakaan.
    “Adanya insiden-insiden karena frekuensi kereta api di sana itu cukup tinggi dan juga kebisingan yang mengganggu jalannya proses pendidikan,” kata dia.
    Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan rencana relokasi SMAN 37 sudah masuk dalam Detail Engineering Design (DED) 2025 serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026.
    Ia menargetkan gedung sekolah baru bisa digunakan pada dua tahun mendatang.
    “Kondisi SMA 37 memang sudah masuk di dalam perencanaan DED-nya di tahun 2025, sehingga di RKPD 2026 ini sudah dimasukkan, mudah-mudahan nanti 2027 ini bisa kita realisasikan,” kata dia.
    Gedung sekolah baru rencananya akan dibangun di wilayah Kebun Baru, sekitar satu kilometer dari lokasi lama di Tebet.
    Lahan tersebut akan menampung bangunan yang lebih luas, dengan kapasitas 24 ruang kelas untuk SMAN 37 serta tambahan 12 ruang kelas untuk sekolah dasar.
    Rencananya, gedung baru itu dirancang modern dengan konsep
    green building
    serta terintegrasi dengan fasilitas lain.
    “Tadi direncanakan itu bisa selesai di 2027 maka tadi dalam rapat Pak Gub mengintruksikan kepada saya bagaimana berkoordinasi supaya dilakukan percepatan sekolah,” ungkap Nahdiana.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Penampakan Rumah 2 Lantai Tempat Penemuan Mayat Satu Keluarga Tewas Terkubur di Indramayu
                        Bandung

    9 Penampakan Rumah 2 Lantai Tempat Penemuan Mayat Satu Keluarga Tewas Terkubur di Indramayu Bandung

    Penampakan Rumah 2 Lantai Tempat Penemuan Mayat Satu Keluarga Tewas Terkubur di Indramayu
    Tim Redaksi
    INDRAMAYU, KOMPAS.com
    – Suami istri, ayah mertua, serta kedua anak mereka tewas dan ditemukan terkubur di bagian belakang rumah mereka di Kelurahan Paoman, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Senin (1/9/2025).
    Mereka adalah H Sahroni (75), Budi (45), Euis (40), R (6), dan B (3).
    Pantauan Kompas.com, Selasa (2/9/2025), rumah itu kini diberi garis polisi.
    Kondisi rumah dua lantai tersebut juga tampak tidak terawat dan berdebu.
    Lantai satu rumah itu memiliki warna cat pink, sedangkan lantai duanya bercat cream.
    Di depan rumah tersebut juga dipenuhi semak belukar yang tidak beraturan hingga membuat rumah nomor 52 itu terlihat seperti rumah kosong.
    Di samping rumah juga terdapat bangunan yang diduga gudang dengan plester semen.
    Di lokasi itu diduga menjadi saksi bisu tempat penguburan kelima jenazah.
    Lima jenazah ini dikubur dalam lubang yang sama hingga membentuk gundukan tanah.
    Sejak Senin (1/9/2025) malam hingga Selasa (2/9/2025), lokasi rumah korban ini tampak terus didatangi oleh warga yang penasaran.
    “Soalnya viral beritanya, pengen tahu saja di mana lokasinya, penasaran,” ujar Tardiarto (25), warga Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, Indramayu.
    Salah seorang tetangga, Sukarta (50), menuturkan bahwa di rumah itu kelima korban tinggal selama ini.
    Terdiri dari H Sahroni, Budi yang merupakan anak Sahroni, kemudian istrinya Euis, serta kedua anak mereka, R dan B.
    Adapun istri Sahroni sudah lama meninggal dunia.
    Selain Budi, Sahroni juga punya anak lain, tetapi juga sudah meninggal dunia karena kecelakaan tertabrak motor di depan rumah tersebut.
    Disampaikan Sukarta, korban merupakan warga asli Kelurahan Paoman.
    Meski demikian, keluarga ini memang jarang bergaul dengan warga setempat.
    Sukarta, yang membuka lapak persis di depan rumah korban, juga sudah lama tidak bertemu dengan anggota keluarga tersebut.
    Padahal, biasanya H Sahroni selalu menyapa dirinya setiap kali ia hendak pergi ke masjid.
    “Kalau zuhur atau ashar kan saya masih di bengkel, Pak Haji-nya itu sering ketemu, suka nyapa. Anak mantunya juga sudah lama tidak terlihat,” ujarnya.
    Sukarta mengaku mulai curiga saat mencium adanya bau busuk pada Minggu (31/8/2025).
    Namun, kala itu, ia berusaha berpikir positif bahwa bau itu merupakan bangkai tikus.
    Namun, pada Senin (1/9/2025), bau busuk tersebut makin menyengat dan tercium sampai ke lapak bengkel motor miliknya yang ada di seberang rumah korban.
    Tetangga lainnya, Okta (38), menambahkan bahwa masih di hari Senin sore, juga terlihat ada sejumlah orang yang datang ke rumah tersebut.
    Rupanya mereka adalah keluarga dari korban.
    Dari keterangan keluarga, mereka khawatir karena tidak ada satu pun dari keluarga tersebut yang bisa dihubungi.
    Tanpa ada kabar, keluarga ini diketahui sudah tidak terlihat sejak Kamis (28/8/2025) lalu.
    Bahkan, anak korban sejak hari itu juga dilaporkan tidak lagi masuk sekolah.
    “Makanya pas hari Senin (1/9/2025) kemarin, keluarganya datang, tetapi kondisi rumah saat itu sepi juga terkunci,” ujar dia.
    Bau menyengat dari dalam rumah menambah kekhawatiran keluarga. Mereka pun memutuskan untuk mendobrak pintu rumah.
    Okta sendiri tidak melihat langsung ke dalam rumah, tetapi dari informasi yang ia terima, di dalam rumah tidak ada siapa pun.
    Kondisi dalam rumah juga berantakan dan terdapat bercak darah. Keluarga yang makin khawatir kemudian mengecek bagian belakang rumah dan menemukan gundukan tanah.
    Saat diperiksa, di dalam gundukan tanah itu ada kaki manusia. Saat digali lagi, ditemukan ada jenazah H Sahroni.
    “Awalnya bapaknya saja (Sahroni), warga curiga pelakunya itu anak mantunya karena hilang tidak ada di rumah,” ujarnya.
    Hanya saja, kata Okta, setelah gundukan itu digali lagi, ditemukan jenazah lain. Totalnya ada lima orang.
    “Kemungkinan pembunuhan, kalau motifnya apa, tidak tahu,” ujarnya.
    Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno, menuturkan bahwa pihak kepolisian masih mendalami soal penemuan lima mayat yang masih merupakan satu keluarga tersebut.
    Polisi menyebut telah memeriksa lima orang saksi terkait temuan tersebut, meski belum bisa memastikan penyebab kematian korban.
    Lima saksi ini terdiri dari tetangga di sekitar lokasi kejadian dan perwakilan pihak keluarga.
    “Kelima jenazah ini juga sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Losarang untuk dilakukan otopsi,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ditemukan di Udang Beku asal RI, Apa Itu Radioaktif Cs-137 dan Bahayanya?

    Ditemukan di Udang Beku asal RI, Apa Itu Radioaktif Cs-137 dan Bahayanya?

    Jakarta

    Udang beku yang diimpor ke AS dari perusahaan yang berbasis di Indonesia disebut terpapar zat radioaktif. Produk udang beku yang diimpor oleh PT Bahari Makmur Sejati, yang juga dikenal sebagai BMS Foods ini diduga tercemar cesium-137 (Cs-137).

    Sebagai tindakan pencegahan, FDA telah memeriksa produk udang lain yang diimpor dari perusahaan yang sama tetapi sebelum terdeteksinya Cs-137. Meskipun produk-produk yang sebelumnya diimpor tersebut tidak teruji positif mengandung bahan radioaktif pada saat itu, FDA telah merekomendasikan agar masyarakat tidak mengonsumsinya dan agar pengecer menarik produk tersebut.

    Apa itu radioaktif Cs-137?

    Dikutip dari laman CDC, Cesium-137 atau Cs-137 diproduksi melalui fisi nuklir untuk digunakan dalam perangkat medis dan alat ukur. Cs-137 juga merupakan salah satu produk sampingan dari proses fisi nuklir dalam reaktor nuklir dan uji coba senjata nuklir.

    Sejumlah kecil Cs-137 dapat ditemukan di lingkungan dari uji coba senjata nuklir yang dilakukan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Cs-137 juga dapat ditemukan dalam kecelakaan reaktor nuklir, seperti kecelakaan pembangkit listrik Chernobyl pada tahun 1986, yang mendistribusikan Cs-137 ke banyak negara di Eropa.

    Cs-137 digunakan dalam jumlah kecil untuk kalibrasi peralatan pendeteksi radiasi, seperti penghitung Geiger-Mueller.

    Dalam jumlah yang lebih besar, Cs-137 digunakan dalam:

    Perangkat terapi radiasi medis untuk mengobati kankerSterilisasi medisPengukur industri yang mendeteksi aliran cairan melalui pipaPerangkat industri lain untuk mengukur ketebalan material, seperti kertas, film fotografi, atau lembaran logam.Bahaya Cs-137

    Paparan eksternal terhadap Cs-137 dalam jumlah besar dapat menyebabkan luka bakar, penyakit radiasi akut, dan bahkan kematian. Paparan Cs-137 dapat meningkatkan risiko kanker karena paparan radiasi gamma berenergi tinggi.

    Paparan internal Cs-137, melalui konsumsi atau inhalasi, memungkinkan bahan radioaktif tersebut terdistribusi di jaringan lunak, terutama jaringan otot, sehingga jaringan tersebut terpapar partikel beta dan radiasi gamma, serta meningkatkan risiko kanker.

    Mengapa Cs-137 bisa muncul di pangan?

    Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bersama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kementerian Lingkungan Hidup melakukan monitoring dan di pabrik udang PT BMS. Hasil pengukuran laju paparan di area pabrik udang beku (PT. BMS) menunjukkan keberadaan kontaminasi Cs-137 di area pabrik tersebut.

    BAPETEN melakukan monitoring radiasi di area yang lebih luas dan menemukan adanya paparan radiasi yang signifikan di tempat pengumpulan besi bekas di kawasan tersebut. Penyelidikan menemukan adanya material logam yang terindikasi mengandung zat radioaktif Cs-137.

    Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkap sumber awal dugaan cemaran udang beku asal Indonesia yang ditarik Amerika Serikat (AS). Ada indikasi cemaran radioaktif berasal dari tempat peleburan baja di sekitar pabrik produksi udang tersebut.

    “Indikasinya ada peleburan besi dan baja yang mengandung radioaktif. Kemudian sedang ditangani. Iya (peleburan besi dan baja dekat pabrik produksi) sedang ditangani,” ujar Hanif di Kemenko Pangan kepada detikFinance, Senin (1/9/2025).

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Tersangka Kasus KMP Tunu Pratama Jaya, Delnov Sihombing Nababan Kini Berstatus Tahanan Kota

    Tersangka Kasus KMP Tunu Pratama Jaya, Delnov Sihombing Nababan Kini Berstatus Tahanan Kota

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Tersangka kasus tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Delnov Sihombing Nababan, kini telah berstatus tahanan kota.

    Diketahui, Delnov sempat ditahan pada 25 Agustus lalu. Saat dibawa ke Lapas Banyuwangi oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Perhubungan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi, pejabat PT Raputra Jaya itu sempat mengajukan penangguhan penahanan.

    “Iya pihak tersangka sempat mengajukan penangguhan penahanan saat diantar ke Lapas,” kata Plh Kepala KSOP Kelas III Tanjung Wangi Widodo, Selasa (2/9/2025).

    Selanjutnya, Delnov keluar dari lapas pada 26 Agustus. Artinya, ia sempat mendekam di tahanan semalam.

    “Lalu saat ini tersangka mengajukan upaya hukum penahanan kota,” tambah Widodo.

    Delnov ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Kementerian Perhubungan.

    Hal tersebut tertuang dalam Surat Perintah Penahanan yang dikeluarkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Perhubungan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi pada 25 Agustus lalu.

    Dalam surat tersebut, dijelaskan bahwa penetapan tersangka telah dikeluarkan melalui Surat Ketetapan nomor AL.812/05/07/KSOP.TG.WI/2025 tertanggal 22 Agustus 2025 lalu.

    Berdasarkan bukti yang cukup, sebagaimana dijelaskan dalam surat itu, Delnov diduga melakukan tindak pidana di bidang pelayaran sehubungan dengan perkara kecelakaan KMP Tunu.

    Widodo membenarkan soal penetapan tersangka Delnov dan memastikan bahwa surat perintah penahanan yang beredar adalah asli.

    “Yang menetapkan tersangka dan memerintahkan penahanan itu dari penyidik PNS Kementerian Perhubungan,” kata Widodo.

    Sebelumnya, Delnov beberapa kali tampak ke publik setelah tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Ia sempat hadir saat penutupan operasi SAR KMP Tunu.

    Terakhir terlihat, dia hadir mewakili perusahaan saat hearing bersama perwakilan keluarga korban KMP Tunu yang masih hilang di DPRD Banyuwangi pada 19 Agustus lalu. [alr/beq]