Kasus: kecelakaan

  • Hasil Investigasi Kecelakaan Bus di Bromo Ditargetkan Keluar Tiga Hari ke Depan

    Hasil Investigasi Kecelakaan Bus di Bromo Ditargetkan Keluar Tiga Hari ke Depan

    Sesampainya di tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Raya Bromo, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo pada saat kondisi jalan menurun dan menikung ke kiri, mengalami gagal fungsi rem sehingga laju kendaraan tetap ke kanan menabrak pembatas jalan / Guardrail sebelah kanan jalan dan kemudian menabrak sepeda motor nomor polisi N-2856-OE.

    Akibat dari kecelakaan tersebut sebanyak delapan orang  meninggal dunia, sedangkan sisanya mengalami luka berat dan ringan yang dirawat di RSUD Dr Saleh, RSU Ar-Rozy, RSU Tongas, Puskesmas Sukapura, Lumbang dan Wonomerto.

    Delapan jenazah dan korban yang mengalami luka-luka sebanyak 15 orang dibawa dengan 23 unit ambulans menuju RSBS di Kabupaten Jember, namun dua korban masih dirawat di RSUD dr Moh. Saleh dan RSUD Tongas karena kondisinya belum stabil.

    Tiga dari delapan korban yang meninggal dunia di lokasi kejadian merupakan satu keluarga yakni karyawan RSBS atas nama Hendra Pratama bersama istri dan anaknya.

  • Identitas 8 Korban Tewas Kecelakaan Maut Bus Wisata di Probolinggo

    Identitas 8 Korban Tewas Kecelakaan Maut Bus Wisata di Probolinggo

    Korban tewas kecelakaan maut bus pariwisata di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Probolinggo bertambah menjadi 8 orang. 7 orang disemayamkan di RSUD Dokter Mohamad Saleh, sementara satunya lagi di RSUD Tongas.

    Tiga dari 8 korban itu berusia 7 sampai 14 tahun. Berikut identitas para korban.

  • Polisi Klaim Iko Meninggal karena Kecelakaan, Kuasa Hukum Sebut Ada Saksi Lihat Pelemparan Benda Tumpul
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 September 2025

    Polisi Klaim Iko Meninggal karena Kecelakaan, Kuasa Hukum Sebut Ada Saksi Lihat Pelemparan Benda Tumpul Regional 14 September 2025

    Polisi Klaim Iko Meninggal karena Kecelakaan, Kuasa Hukum Sebut Ada Saksi Lihat Pelemparan Benda Tumpul
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Pernyataan kepolisian yang menyebut kematian mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) Iko Juliant Junior akibat kecelakaan diragukan oleh tim kuasa hukum keluarga.
    Sebab, anggota Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (PBH IKA FH Unnes) selaku kuasa hukum keluarga, Naufal Sebastian mendapat keterangan saksi yang mengindikasikan adanya tindak pidana dalam peristiwa itu.
    Beberapa saksi disebut menguatkan dugaan tersebut.
    Salah satunya menyebut Iko bersama tiga orang lain bukan mengalami kecelakaan tabrakan, melainkan terjatuh setelah dilempar benda tumpul.
    “Pengakuan saksi menyebut Iko dan tiga orang bukan kecelakaan tabrakan, tapi korban dilempar dengan benda tumpul, semacam tongkat, hingga jatuh. Itu terjadi di Jalan Veteran,” kata Naufal di Kantor LPSK Jawa Tengah, Minggu (14/9/2025).
    Naufal mengatakan, sebelum kejadian, Iko dan rekan-rekannya sempat nongkrong di kawasan Jalan Pahlawan.
    Saat pulang, mereka melewati sekitar Polda Jateng yang saat itu ramai dilakukan
    sweeping
    oleh polisi.
    “Saksi ini juga mengetahui saat Iko itu dilempar oleh benda tumpul. Selanjutnya belum bisa diungkap. Makanya itu menguatkan dugaan kami bahwa jatuhnya Iko meninggal yang ikut tidak murni kecelakaan,” kata dia. 
    Mendapati kejanggalan di balik kematian Iko, tim kuasa hukum akan menempuh langkah hukum dengan membuat laporan resmi dan meminta kepolisian membuka penyebab kejadian secara transparan.
    “Nama saksi belum bisa kami buka demi keamanan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan LPSK agar saksi mendapat perlindungan sehingga bisa menyampaikan kebenaran dengan aman dan nyaman,” ujar dia. 
    Sementara itu, Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Wawan Fahrudin juga turut mengungkap hasil visum Iko yang diperoleh dari RSUP Kariadi.
    Namun, ia belum dapat menyimpulkan penyebab kematian Iko dari hasil visum tersebut.
    “Ada luka di sebelah kiri. Luka benturan benda keras, benda tumpul. Kemudian di sini (wajah) ada semacam bercak-bercak darah kering. Ada luka lebam dan pasien itu menggunakan penyanggah leher. Kemudian dibilang ada rahang patah ya,” ujar Wawan.
    Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto menyampaikan bahwa Iko yang berboncengan dengan Ilham meninggal setelah terlibat dalam insiden kecelakaan di Jalan Veteran, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Barat pada 31 Agustus 2025.
    Polisi menyebut tiga korban kecelakaan, yakni Ilham, Aziz, dan Ficky, turut menjadi saksi dalam kasus kematian Iko.
    “Saat ini sedang berproses dan dua orang saksi, Vicky dan Aziz, sedang dilakukan pemeriksaan di Sat Lantas Polrestabes Semarang,” kata Artanto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diduga Dikejar Polisi, Warga Tabrak Pengendara di Arjowinangun Pacitan

    Diduga Dikejar Polisi, Warga Tabrak Pengendara di Arjowinangun Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Diduga akibat kejar-kejaran dengan polisi, seorang pengendara motor menabrak pengendara lain di perempatan Arjowinangun, Kabupaten Pacitan, Minggu (14/9/2025) sekitar pukul 17.00 WIB.

    Insiden tersebut melibatkan dua kendaraan roda dua di simpang empat Desa Arjowinangun, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

    “Dari arah Pasar menuju perempatan ada mas-mas dikejar polisi. Tidak tahu masalahnya apa. Melaju kencang dan tiba-tiba di perempatan ada ibu-ibu naik motor. Akhirnya terjadi kecelakaan,” kata Evi Puspita, salah seorang warga.

    Kecelakaan melibatkan sepeda motor Yamaha Vixion bernopol S 5391 NV warna hitam yang dikendarai Rudi Trio Julianto (21), warga Desa Gayam, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, dengan sepeda motor Yamaha Mio bernopol AE 5360 XM warna merah yang dikemudikan Nanik Widorini (58), warga Desa Menadi, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

    Kasatlantas Polres Pacitan, AKP Moch. Angga Bagus Sasongko, menyebutkan bahwa pengendara Mio mengalami luka ringan. Korban langsung mendapatkan perawatan medis di RSUD dr. Darsono Pacitan.

    Sementara itu, kedua kendaraan mengalami kerusakan dengan taksiran kerugian materiil mencapai Rp5 juta.

    “Petugas langsung mendatangi lokasi, melakukan olah TKP, dan meminta keterangan saksi di sekitar kejadian,” jelasnya. (tri/but)

  • Video Kecelakaan Beruntun di PIK 2, Enam Mobil Rusak Parah

    Video Kecelakaan Beruntun di PIK 2, Enam Mobil Rusak Parah

    Kecelakaan beruntun terjadi di jalan Pantai Indah Kapuk 2, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (14/9). Kecelakaan tersebut melibatkan 6 kendaraan.

    Akibatnya 6 kendaraan rusak parah karena insiden tersebut. Polisi masih menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan.

  • Kuasa Hukum Iko Mahasiswa Unnes Minta Dilibatkan dalam Rekonstruksi dan Buka Rekaman CCTV
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 September 2025

    Kuasa Hukum Iko Mahasiswa Unnes Minta Dilibatkan dalam Rekonstruksi dan Buka Rekaman CCTV Regional 14 September 2025

    Kuasa Hukum Iko Mahasiswa Unnes Minta Dilibatkan dalam Rekonstruksi dan Buka Rekaman CCTV
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Kuasa hukum keluarga almarhum Iko Juliant Junior mendesak kepolisian agar melibatkan mereka dalam setiap gelar perkara maupun rekonstruksi kasus yang menewaskan mahasiswa Unnes tersebut.
    Selain itu, mereka meminta rekaman kamera CCTV dibuka untuk mengungkap penyebab sebenarnya kematian Iko.
    Anggota Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (PBH IKA FH Unnes), Naufal Sebastian mengaku telah mengirimkan surat resmi kepada Kapolda Jawa Tengah mengenai transparansi kasus.
    “Kami sudah bersurat kepada Kapolda meminta investigasi lebih mendalam dan diikutkan dalam setiap gelar perkara maupun rekonstruksi,” kata Naufal ditemui di Kantor LPSK Jawa Tengah, Minggu (14/9/2025).
    Namun, sejak surat dikirim satu pekan lalu, pihaknya belum mendapat tanggapan dari kepolisian sampai sekarang.
    Padahal, akses CCTV di Jalan Veteran dapat menjadi bukti penguat untuk mengungkap kebenaran kasus itu.
    “Kami juga minta CCTV itu untuk dibuka, tapi sampai sekarang belum ada jawaban,” katanya. 
    Naufal mengatakan, hingga saat ini pihak keluarga tidak memiliki informasi yang jelas mengenai identitas dua orang lain yang disebut polisi terlibat dalam kecelakaan bersama Iko.
    Dia mengungkap, menurut rekaman kamera CCTV RSUP Kariadi, Iko dan temannya Ilham dilarikan ke RS pada pukul 03.10 WIB, Minggu (31/8/2025).
    Adapun Aziz dan Fiki yang disebut polisi mengalami tabrakan dengan Iko baru tiba di sana dua jam setelahnya.
    Padahal, lokasi kecelakaan hanya berjarak kurang dari satu kilometer ke RSUP Kariadi.
    “Data yang kami dapat sebatas nama dari polisi. Alamatnya di mana, usianya berapa, bahkan keterangan dari rumah sakit pun belum kami terima,” ujarnya.
    Menurutnya, keluarga hanya berharap kasus ini diungkap seterang mungkin agar tidak menimbulkan spekulasi di publik.
    “Ada banyak asumsi yang beredar, jangan-jangan Iko mabuk saat naik motor dan kecelakaan. Hal itu menyakiti hati keluarga. Sehingga keluarga meminta kasus ini benar-benar dibuka secara terang,” tuturnya.
    Selain mendorong transparansi, PBH IKA FH Unnes fokus memberikan pendampingan psikologis kepada Ilham, sahabat sekaligus saksi kunci dalam kasus ini, yang masih mengalami trauma mendalam.
    Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Artanto menyampaikan bahwa Iko yang berboncengan dengan Ilham meninggal setelah terlibat dalam insiden kecelakaan di Jalan Veteran, Kelurahan Mugassari, Kecamatan Semarang Barat.
    “Saat ini sedang berproses dan dua orang saksi, Vicky dan Aziz, sedang dilakukan pemeriksaan di Sat Lantas Polrestabes Semarang,” kata Artanto.
    Laporan yang diterima menyebutkan bahwa korban terlibat kecelakaan di Jalan Veteran, Kota Semarang pada 31 Agustus 2025.
    Polisi menyebut tiga korban kecelakaan yakni Ilham, Aziz, dan Ficky turut menjadi saksi dalam kasus kematian Iko.
    Menurut Pusat Bantuan Hukum Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Hukum (PBH IKA FH Unnes), Naufal Sebastian, Iko meninggal dunia di RSUP pada Minggu (31/8/2025) setelah diantar anggota Brimob Polda dalam kondisi kritis.
    Kematian mahasiswa angkatan 2024 itu dinilai penuh kejanggalan karena sebelum meninggal ia sempat mengigau berulang kali memohon agar tidak dipukuli.
    Sehari sebelumnya, Sabtu (30/8/2025), Iko pamit ke kampus mengenakan pakaian dinas harian Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dengan membawa jas almamater dan tas ransel biru.
    Malam harinya, ia kembali keluar rumah dan sempat mengabarkan kepada temannya bahwa akan ke Markas Polda Jateng untuk menjemput kawan-kawannya yang ditahan polisi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Jatim Gunakan TAA Selidiki Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Jalur Bromo

    Polda Jatim Gunakan TAA Selidiki Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Jalur Bromo

    Probinggo (beritajatim.com) – Kecelakaan maut kembali mewarnai jalur wisata Bromo di Kabupaten Probolinggo. Sebuah bus pariwisata yang membawa puluhan penumpang mendadak hilang kendali hingga menimbulkan korban jiwa.

    Peristiwa tragis itu terjadi pada Minggu (14/9/2025) siang di kawasan Sukapura. Bus dengan puluhan penumpang tersebut terperosok setelah menghantam pagar rumah warga.

    Suasana mencekam langsung terasa di lokasi kejadian. Jeritan histeris penumpang dan kepanikan warga membuat proses evakuasi berlangsung dramatis.

    Data sementara menyebutkan delapan orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Selain itu, 20 penumpang mengalami luka-luka dan segera dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

    Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim, AKBP Septa Firmansyah, memastikan pihaknya langsung turun tangan menyelidiki penyebab kecelakaan. “Kami mengerahkan alat Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengetahui detail peristiwa ini,” tegasnya.

    Septa menjelaskan, teknologi TAA akan memetakan kecepatan, posisi kendaraan, hingga rekaman momen terakhir sebelum bus berhenti. “Ada sepuluh titik analisis yang kami gunakan dan hasilnya bisa segera diketahui,” imbuhnya.

    Selain menggunakan TAA, petugas juga mengumpulkan keterangan dari sopir dan sejumlah saksi di lokasi. Hal ini dilakukan agar penyebab pasti kecelakaan dapat dipastikan secara menyeluruh.

    Polisi juga mengamankan bangkai bus untuk keperluan pemeriksaan lanjutan. Sementara, keluarga korban berdatangan ke rumah sakit untuk memastikan kondisi kerabat mereka.

    Tragedi ini kembali menjadi peringatan keras bagi keselamatan transportasi wisata di jalur Bromo yang dikenal ekstrem. Polda Jatim menegaskan akan mengusut tuntas agar kejadian serupa tidak terulang. (ada/but)

  • Tahlil dan Air Mata Sambut Kedatangan Korban Kecelakaan Maut di RS Bina Sehat Jember

    Tahlil dan Air Mata Sambut Kedatangan Korban Kecelakaan Maut di RS Bina Sehat Jember

    Jember (beritajatim.com) – Lantunan tahlil dan air mata menyambut kedatangan korban kecelakaan maut di Rumah Sakit Bina Sehat, Minggu (14/9/2025).

    Dari 23 unit ambulance dan kendaraan yang diberangkatkan dari Rumah Sakit Umum Daerah Mohamad Saleh, Kota Probolonggo, hingga berita ini ditulis sudah dua ambulance dan satu kendaraan pribadi yang tiba.

    Begitu ambulance pembawa jenazah datang, isak tangis.terdengar. Jenazah dibawa ke salah satu ruangan yang disekat dengan kelambu warna hijau dan biru.

    Sementara korban selamat langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat untuk diperiksa.

    Jenazah dan korban selamat rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat dibawa kembali dari Kabupaten Probolinggo ke Kabupaten Jember dengan beriringan menggunakan 23 unit ambulance.

    “Tujuh jenasah di Rumah Sakit Mohamad Saleh sudah disucikan dan sudah di atas ambulance Merah Putih. Satu jenazah berangkat dari Rumah Sakit Daerah Tongas,” kata Direktur RS Bina Sehat Faida.

    Informasi yang diperoleh Beritajatim.com, bus pariwisata bernopol P 7221 UG yang dikemudikan Albahri, warga Kabupaten Jember, itu membawa sekitar 55 penumpang.

    Bus mengalami mendadak hilang kendali, diduga akibat rem blong, sehingga menghantam pagar rumah warga di Jalan Raya Sukapura, Desa Boto, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. [wir/beq]

  • Kecelakaan Bromo: Hendra, "Cleaning Service" RSBS Jember, Tewas Bersama Istri dan Anak
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 September 2025

    Kecelakaan Bromo: Hendra, "Cleaning Service" RSBS Jember, Tewas Bersama Istri dan Anak Surabaya 14 September 2025

    Kecelakaan Bromo: Hendra, “Cleaning Service” RSBS Jember, Tewas Bersama Istri dan Anak
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com –
    Hendra merupakan satu dari delapan korban tewas kecelakaan bus yang membawa rombongan karyawan Rumah Sakit Bina Sehat (RSBS) Jember di jalur wisata Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (14/9/2025).
     
    Hendra yang sehari-hari bekerja sebagai 
    cleaning service
    di RSBS Jember, tewas bersama anak dan istrinya.
    “Sangat berat menjemput jenazah Hendra,
    cleaning service
    RSBS yang meninggal sekeluarga bersama istri dan anaknya,” ungkap Faida, Direktur RSBS Jember, saat memimpin langsung proses evakuasi dan pemulangan para korban.
    Faida mengatakan, kebanyakan karyawan yang berwisata tersebut membawa pasangan atau anggota keluarga lainnya.
    “Mereka ingin rekreasi bersama keluarga, namun musibah terjadi,” katanya.
    Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Hendra merupakan warga Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember.
    Anak perempuan yang turut bersamanya merupakan anak kedua yang masih duduk di bangku kelas 1 SD.
    Anak pertamanya laki-laki kelas 4 SD berada di rumah dan tidak diajak.
    Pantauan Kompas.com di RSBS Jember malam ini, pihak keluarga tengah menunggu kedatangan jenazah Hendra.
    Salah satunya adalah mertua Hendra bersama dua anggota keluarganya.
    Sejumlah anggota keluarga korban lainnya juga tengah menanti kedatangan ambulans yang masih dalam perjalanan dari Probolinggo menuju RSBS Jember.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Remaja di India Tiba-tiba ‘Hidup’ Lagi Saat Akan Dimakamkan, Begini Kisahnya

    Remaja di India Tiba-tiba ‘Hidup’ Lagi Saat Akan Dimakamkan, Begini Kisahnya

    Jakarta

    Kasus tidak biasa dialami seorang remaja laki-laki berusia 19 tahun di India. Ia dinyatakan mati otak oleh dokter dan disebut tidak memiliki harapan untuk pulih.

    Peristiwa mengejutkan ini terjadi di sebuah rumah sakit di Nashik, Maharashtra. Remaja tersebut diidentifikasi bernama Bhau Lackhe.

    Keluarganya yang berduka tengah mempersiapkan upacara kematiannya. Tetapi, Bhau Lackhe terlihat membuat gerakan-gerakan kecil dan juga batuk.

    Diketahui, Bhau Lackhe mengalami kecelakaan serius. Ia mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit di Adgaon. Kemudian, seperti yang diklaim kerabatnya, ia dinyatakan mati otak oleh dokter.

    Namun, kejadian yang terjadi pada Jumat (5/9/2025) membuat keluarganya terkejut.

    “Saat kami sedang mempersiapkan pemakamannya, ia mulai bergerak dan batuk,” tutur kerabatnya, Gangaram Shinde, dikutip dari News18.

    Melihat gerakan-gerakan itu, keluarga memindahkan Bhau Lackhe ke rumah sakit kabupaten. Saat ini, ia sedang dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.

    Dokter telah memasang ventilator dan kondisi Bhau Lackhe terus dipantau secara ketat.

    “Kami segera membawanya ke rumah sakit di distrik, tempat ia dirawat saat ini. Kondisinya serius, dan telah dipasangi ventilator,” lanjut Gangaram.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, ‘mati otak’ adalah istilah medis untuk kematian yang terjadi saat otak berhenti berfungsi. Dalam kasus mati otak, cedera atau penyakit menyebabkan kerusakan permanen yang parah pada seluruh otak dan batang otak.

    Batang otak mengatur pernapasan dan detak jantung. Otak mengatur indera seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, serta kemampuan gerakan motorik.

    Banyak hal yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan parah, yang berujung pada kematian otak. Misalnya, otak membutuhkan darah dan oksigen untuk berfungsi, sehingga cedera atau penyakit serius apapun yang menghalangi darah dan oksigen dari otak dapat menyebabkan kematian otak.

    Selain itu, kematian otak dapat terjadi karena cedera atau penyakit yang merusak pembuluh darah di otak dan menyebabkan perdarahan. Kemungkinan penyebabnya meliputi:

    Cedera otak traumatis.Perdarahan intraserebral (perdarahan otak).Perdarahan subaraknoid.Stroke iskemik.Serangan jantung.Cedera otak iskemik hipoksia (HIBI), ketika otak tidak mendapatkan oksigen.Infeksi intrakranial seperti meningitis atau ensefalitis.

    Apa ‘Kriteria Medis’ untuk Mendiagnosis Kematian Otak?

    Istilah ‘kriteria medis’ mengacu pada langkah-langkah yang harus dilakukan tim medis dalam mendiagnosis kematian otak. Di Amerika Serikat, tiga perkumpulan medis berkolaborasi dalam menyusun kriteria.

    Sebelum tim medis dapat melakukan tes untuk mendiagnosis mati otak, yakni:

    Mengidentifikasi dan mengobati kondisi mendasar apapun yang menyebabkan kerusakan otak parah.Mengatasi potensi masalah dan kondisi yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kerusakan otak parah.Mengatasi kondisi atau masalah yang dapat menyebabkan gejala yang menyerupai mati otak.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/suc)