Kasus: kecelakaan

  • Lebih dari 1.800 Penerbangan Ditunda di 2 Bandara Dallas Gara-gara Gangguan Komunikasi

    Lebih dari 1.800 Penerbangan Ditunda di 2 Bandara Dallas Gara-gara Gangguan Komunikasi

    JAKARTA – Lebih dari 1.800 penerbangan ditunda dan ratusan lainnya dibatalkan di dua bandara di wilayah Dallas, Amerika Serikat (AS) pada Jumat, setelah gangguan telekomunikasi mendorong Badan Penerbangan Federal (FAA) untuk mengeluarkan penghentian operasional.

    FAA mengatakan lalu lintas penerbangan melambat karena adanya laporan masalah pada peralatan perusahaan telepon lokal yang tidak melibatkan peralatan FAA.

    “FAA sedang bekerja sama dengan perusahaan telepon tersebut untuk menentukan penyebabnya,” kata badan tersebut dilansir Reuters, Sabtu, 20 September.

    FAA  menghentikan keberangkatan ke Dallas Fort Worth hingga pukul 23.00 waktu setempat dan ke Dallas Love Field hingga setidaknya pukul 20.45 waktu setempat

    FlightAware mengatakan maskapai telah membatalkan 20% penerbangan mereka di Dallas.

    American Airlines membatalkan lebih dari 200 penerbangan dan menunda lebih dari 500 penerbangan, hampir semuanya terkait dengan gangguan telekomunikasi Dallas — yang berdampak pada seperempat jadwalnya.

    Southwest Airlines menunda lebih dari 1.100 penerbangan, atau 27% dari jadwalnya, menurut FlightAware, yang melacak penerbangan.

    FAA telah menghadapi banyak masalah komunikasi tahun ini.

    Pada Kamis, FAA memperlambat penerbangan ke Bandara Internasional Denver karena masalah otomatisasi antara menara kontrol pendekatan dan kontrol lalu lintas udara Denver yang memerlukan prosedur serah terima manual untuk penerbangan, yang menyebabkan penundaan rata-rata 30 hingga 45 menit.

    Serangkaian masalah yang melibatkan sistem kendali lalu lintas udara AS yang menua mendorong Kongres pada Juli untuk memberikan dana awal sebesar $12,5 miliar untuk merombak sistem tersebut, yang menurut para pemimpin FAA mengalami masalah teknis hampir setiap hari.

    Masalah jaringan kendali lalu lintas udara FAA telah berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi serangkaian kecelakaan termasuk pada Januari antara helikopter Angkatan Darat AS dan jet regional American Airlines yang menewaskan 67 orang, memicu kekhawatiran publik.

  • Cerita Ibu Peluk Lindungi Anak saat TransJ di Cakung Menabrak

    Cerita Ibu Peluk Lindungi Anak saat TransJ di Cakung Menabrak

    Jakarta

    Bus Transjakarta (TJ) menabrak ruko hingga rumah di dekat Stasiun Cakung, Jakarta Timur (Jaktim) kemarin. Ada kisah haru di balik peristiwa itu, di mana seorang ibu menyelamatkan anaknya dari runtuhan bangunan rumah.

    Kisah ini disampaikan oleh adik korban bernama Jaya. Dia mengatakan saat kejadian kakaknya sedang tidur bersama anaknya.

    Jaya bercerita saat kejadian, kakaknya sedang berada di kamar bersama sang anak.Setelah kejadian, Jaya juga menghampiri sang kakak setelah mendengar suara gemuruh akibat kecelakaan.

    “Pas sekitar jam 5, tiba-tiba tuh kayak suara gemuruh. Tiba-tiba tuh ada teriakan, saya dengar teriakan kakak saya. Lalu saya buka pintu. Begitu saya buka pintu, kondisi udah gelap tuh. Gelap, mungkin listriknya udah mati ya,” kata Jaya ditemui detikcom di lokasi kejadian, Sabtu (20/9/2025).

    Jaya mengungkapkan, setelah kejadian, kondisi rumah kakaknya banyak puing-puing bangunan rumah yang runtuh. Saat ditemukan, kakaknya sendiri saat itu dalam posisi telungkup demi melindungi anaknya dari runtuhan rumah dan tertindih beberapa puing.

    “Ya habis itu udah banyak puing-puing, ketibaan kakak saya. Habis itu ya kita langsung evakuasi dah. Soalnya itu posisi kakak saya juga lagi telungkup melindungi anaknya. Posisi kakak saya udah ketiban puing-puing. Habis itu kita amanin,” lanjutnya.

    Seorang saksi yang merupakan adik salah satu korban luka, Jaya, mengungkapkan pengakuan sopir bus TransJakarta tabrak mobil-ruko di Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), (20/9/2025). (Foto: Kurniawan Fadilah/detikcom)

    Setelah menolong kakaknya, Jaya langsung melihat penyebab dari runtuhan puing-puing yang menimpa kakaknya. Dia menyebut saat itu langsung keluar rumah dan melihat ada bus Transjakarta (TJ) yang menabrak ruko di atas rumahnya.

    “Begitu saya liat ke atas tuh, kayak ada yang beda gitu ya. Liat ke luar rumah, ada orang-orang ramai. Begitu saya keluar, baru ngeliat ada bus TJ yang nabrak,” kata Jaya.

    Dia menyebut kondisi kakaknya sempat kaget pada saat kejadian. Akhirnya, kakaknya pun langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

    Saat ini, kakaknya sudah berada di rumah kembali. Tinggal merasa sisa sakit di badan akibat tertimpa puing-puing.

    “Kaget sih udah pasti ya. Kalau badan sih pada sakit sih sampai saat ini. Cuman kemarin udah, dari pihak TransJakarta juga udah nanggung semua biaya. Udah di-rongsen segala macem. Dan udah, dari pihak rumah sakit udah bilang aman,” terang Jaya.

    “Ya paling sekarang kayak sakitnya, udah aman. Tapi udah ditanganin sama pihak TransJakarta semuanya sih. Sampai kebutuhan kita juga ditanggung sama mereka tanggung jawabnya,” imbuh dia.

    Kronologi Kejadian

    Sebagai informasi, bus Transjakarta menabrak empat rumah-toko (ruko) dan sejumlah kendaraan di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur (Jaktim), Jumat (19/9). Polisi mengungkap bus tersebut melaju tak terkendali sebelum terjadi kecelakaan.

    “Setelah melewati Stasiun Cakung, kendaraan tidak terkendali dan menabrak sepeda motor yang sedang parkir di pinggir jalan,” kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Ojo Roeslani, kepada wartawan, Jumat (19/9).

    Bus Transjakarta rute koridor 11 Pulogebang-Kampung Melayu dengan nomor polisi (nopol) B-7134-PGA itu melaju di Jalan Raya Stasiun Cakung arah barat, tepatnya dekat Stasiun Cakung. Kecelakaan terjadi pada pagi hari pukul 05.37 WIB.

    Akibat kecelakaan tersebut, dua sepeda motor yang sedang parkir, Suzuki Baleno, dan rumah warga mengalami kerusakan. Total ada empat kendaraan terlibat kecelakaan itu.

    Selain itu, enam orang terluka akibat kecelakaan tersebut. Terdiri dari empat orang pelanggan, satu orang pramudi, dan satu orang warga. Seluruh korban diberi penanganan medis di Rumah Sakit (RS) Islam Pondok Kopi.

    Halaman 2 dari 2

    (kny/zap)

  • Perwakilan Proyek Box Culvert Gayungan Surabaya Sempat Tutupi Kematian Pekerja

    Perwakilan Proyek Box Culvert Gayungan Surabaya Sempat Tutupi Kematian Pekerja

    Surabaya (beritajatim.com) – Penanggung Jawab proyek box culvert di Jalan Gayungsari Barat, Gayungan sempat menutupi peristiwa kecelakaan kerja yang menewaskan seorang pekerja bernama Sutrisno. Dari informasi yang dihimpun, penanggung jawab proyek itu berinisial AN.

    Wakil RW 4 Gayungsari Barat, Farid mengatakan, warganya sempat mengeluh dan protes lantaran jalan di depan rumahnya tidak bisa dilalui. Warga pun menanyakan alasan proyek yang berhenti. Saat ditanyakan kepada AN alasan proyek berhenti, pengurus kampung mendapatkan jawaban bahwa proyek sedang ada kendala.

    “Memang sempat ada protes dari warga yang rumahnya terdampak. Mereka tanya kenapa pemasangan berhenti. Karena dengan berhentinya itu pemilik rumah merasa terganggu aktivitasnya. Dijawab oleh AN itu masih ada kendala tapi tidak dijelaskan juga,” kata Farid.

    Warga baru mengetahui jika ada kecelakaan kerja pada Jumat (19/9/2025) siang. Padahal, kecelakaan kerja yang menewaskan Sutrisno itu terjadi pada Selasa (16/9/2025) dini hari. “Mereka mengatakan bahwa hanya ada kendala, bukan ada korban jiwa. Warga baru mengetahui ada pekerja tewas karena terjepit box culvert Jumat siang,” tutur Farid.

    Dari informasi yang masuk ke pengurus kampung, dalam pengerjaan proyek tersebut AN berperan sebagai penanggungjawab. Sementara, perwakilan dari Pemkot Surabaya berinisial HE. “Sepengetahuan saya yang bertanggung jawab dalam proyek itu adalah AN dan dari pihak Pemkot Surabaya itu HE,” jelas Farid.

    Dari penelusuran Beritajatim, Proyek yang menewaskan Sutrisno itu tercatat di pengadaan elektronik Surabaya dengan nama pembangunan saluran U-Ditch 150/150 dengan cover gandar 15 ton. Proyek yang dikerjakan CV Samoka ini akan terpasang di Gayungsari Barat, Gayungsari 1 sampai dengan Injoko. Proyek bernilai 4,4 Miliar ini dibiayai oleh anggaran APBD Kota Surabaya tahun anggaran 2025.

    Diketahui sebelumnya, Seorang pekerja proyek saluran air di Jalan Gayungsari Barat, Gayungan, tewas usai terjepit material Box Culvert, Selasa (16/9/2025) kemarin. Dari informasi yang dihimpun Beritajatim.com, pekerja yang tewas dalam proyek Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu adalah mandor bernama Sutrisno warga Bojonegoro.

    Sutrisno tewas karena tertimpa material box culvert dan U-Ditch berukuran besar. Tubuh Sutrisno lantas terhimpit diantara material box culvert dan tiang listrik yang berada di Jalan Gayungsari Barat 29. Ia sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Namun, 3 hari kemudian ia berpulang meninggalkan keluarga selama-lamanya. (ang/kun)

  • Kasus Keracunan Bertambah, KSP Qodari: Program MBG Wajib Sempurna

    Kasus Keracunan Bertambah, KSP Qodari: Program MBG Wajib Sempurna

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Muhammad Qodari menegaskan penyelenggaraan program makan bergizi gratis atau MBG ke depannya akan dilaksanakan dengan tidak menoleransi adanya insiden (zero tolerance to accident).

    Hal tersebut merespons adanya sejumlah insiden keracunan siswa akibat program MBG yang terjadi sejumlah daerah. 

    Qodari menuturkan perspektif zero tolerance to accident wajib diterapkan untuk menjalankan program pemerintah yang masif seperti MBG. Hal ini harus dilakukan mulai dari pemerintah pusat hingga ke penyelenggara terkait seperti para petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

    Menurutnya, toleransi sekecil apapun terhadap adanya insiden atau kendala-kendala dalam MBG akan berakibat pada program yang tidak berjalan optimal.

    “Ini adalah program dengan toleransi nol terhadap insiden atau kecelakaan-kecelakaan. Jadi, MBG itu harus sempurna setiap hari, sepanjang tahun, selama program ini ada,” jelas Qodari saat ditemui dalam acara DGVeRS: Celebrating Connectivity, Creativity, & Community di Jakarta, Sabtu (20/9/2025).

    Qodari melanjutkan sejumlah insiden keracunan yang belakangan terjadi menjadi pemantik bagi pemerintah untuk mengevaluasi pelaksanaan MBG. 

    Dia juga menyebut jumlah korban akibat insiden MBG masih cenderung kecil dibandingkan dengan total penerima manfaatnya, yakni sekitar 5.000 orang berbanding 20 juta hingga 25 juta orang penerima MBG

    Adapun, Qodari menyebut perlunya perbaikan mekanisme, kelembagaan, serta mekanisme operasional program tersebut. Dia juga menyebut proses proses tersebut tengah berlangsung. 

    Meski demikian, dia tidak memerinci seperti apa perbaikan mekanisme yang tengah dilakukan pemerintah terkait program MBG.

    “Doakan ini sudah wake up call, bagaimana ini harus bisa diperbaiki dengan secepat-cepatnya. Yang kita khawatirkan adalah insiden di daerah-daerah terpencil, yang faskes [fasilitas kesehatan] belum sebaik seperti di daerah-daerah perkotaan. Ini akan kita akan perbaiki,” tambahnya.

    Adapun, kasus keracunan MBG terus dilaporkan di sejumlah daerah. Berdasarkan pemberitaan Bisnis sebelumnya, Polres Garut, Jawa Barat mencatat sebanyak 194 pelajar di Kecamatan Kadungora mengalami keracunan usai memakan hidangan program MBG hari ini. Sebanyak 177 siswa mengalami gejala ringan, sementara 19 lainnya harus dirawat intensif di UPT Puskesmas Kadungora. 

    Kapolres Garut AKBP Yugi Bayu Hendarto mengatakan, kejadian bermula setelah siswa di sejumlah sekolah menerima distribusi makanan MBG yang dikelola dapur SPPG Yayasan Al Bayyinah 2 Garut, Desa Karangmulya. 

    Hidangan terdiri dari nasi putih, ayam woku, tempe orek, lalapan sayur, serta buah stroberi. Tidak lama usai menyantap makanan, beberapa siswa mulai mengeluhkan mual, muntah, dan pusing sejak Selasa (16/9/2025) sore hingga berlanjut keesokan harinya. 

    Sementara itu, puluhan siswa di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) diduga keracunan usai mengkonsumsi MBG di sekolah. Mereka mengeluh sakit perut hingga muntah-muntah.  

    Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sumsel Dedi Irawan membenarkan hal tersebut. Dia mengungkapkan bahwa kejadian itu berada di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).  

    “Info dari Dinas Kesehatan OKI, ada 39 korban yang terdampak hingga tadi malam,” katanya, Rabu (3/9/2025).

  • Saingi Jepang-Singapura, Eks Bos KAI Klaim Ketepatan Waktu Kereta RI Hampir 100%

    Saingi Jepang-Singapura, Eks Bos KAI Klaim Ketepatan Waktu Kereta RI Hampir 100%

    Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) 2020–2025, Didiek Hartantyo, menyebut ketepatan waktu kereta api di Indonesia saat ini sudah berada di level terbaik dunia. Bahkan, sejajar dengan negara-negara maju, seperti Jepang dan Singapura.

    Hal itu disampaikan Didiek dalam acara bertajuk Meet The Leaders 8 yang digelar di Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (20/9/2025).

    Didiek menyoroti peningkatan signifikan yang telah dicapai sektor perkeretaapian nasional, baik dari sisi keselamatan maupun kualitas layanan selama satu dekade terakhir.

    Dia mengeklaim, kinerja ketepatan waktu operasional kereta api (on-time performance/OTP) mampu dipertahankan secara konsisten.

    Pada 2024, tingkat ketepatan keberangkatan berada di angka 99,77% dan ketepatan kedatangan di level 96,05%.

    “Ini on-time performance, ini kita bisa banggakan, karena kalau kita bandingkan dengan negara-negara maju, di Eropa, di Amerika, di Jepang, ini pun juga lebih tinggi ya. Jadi, [pada 2024] keberangkatan 99,77%, sementara kedatangan 96,05%,” kata Didiek.

    Adapun, ketepatan waktu perjalanan kereta ini ditentukan oleh kualitas sarana dan prasarana.

    Jika dibandingkan pada 2020, OTP keberangkatan dan kedatangan pernah berada di angka 99,54% dan 93,11%.

    Sepanjang 2020–2024, KAI mencatat realisasi tingkat ketersediaan sarana kereta konsisten di atas target minimum dan kegagalan sarana tetap di bawah batas toleransi.

    Pada periode yang sama, KAI mengeklaim gangguan prasarana menurun, kualitas jalur rel (track) meningkat, serta rencana kerja dan anggaran (RKA) perawatan sarana dan prasarana yang dibelanjakan secara optimal.

    Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa peningkatan ketepatan waktu tidak hanya terjadi pada layanan antarkota, melainkan juga pada kereta komuter dan kereta cepat dengan tingkat ketepatan 100%.

    “Kalau komuter kami itu juga bisa dibandingkan, apalagi kalau kereta cepat, ini ketepatan waktunya 100%,” ujarnya.

    Penurunan Kecelakaan

    Selain ketepatan waktu, Didiek menyebut KAI juga berhasil dalam menurunkan jumlah kecelakaan kereta api dan kecelakaan kerja selama 10 tahun terakhir.

    Didiek menuturkan bahwa jumlah kecelakaan yang turun itu menunjukkan keberhasilan strategi keselamatan KAl selama 10 tahun terakhir. Menurutnya, keberhasilan ini adalah komitmen berkelanjutan perusahaan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap layanan KAI.

    “Dulu tahun 2015, 53 kecelakaan kereta api [KKA] dalam 1 tahun. Artinya hampir setiap minggu terjadi kecelakaan kereta api, kemudian juga terjadi kecelakaan kerja yang hampir sama [sebanyak 52 pada 2015],” ungkapnya.

    Namun, jumlahnya menurun pada 2024. Pada periode itu, terdapat 5 KKA dan 7 kecelakaan kerja.

    “Jadi, ini bagaimana kita membangun transportasi yang betul-betul selamat. Salah satu ukuran kinerja adalah on-time performance,” tandasnya.

  • Sirene ‘Tot Tot Wuk Wuk’ Dilarang Sementara, Kecuali untuk Kebutuhan Ini

    Sirene ‘Tot Tot Wuk Wuk’ Dilarang Sementara, Kecuali untuk Kebutuhan Ini

    Bisnis.com, JAKARTA — Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah membekukan penggunaan sirine dan rotator dalam mobil patroli pengawal (patwal).

    Hal tersebut merupakan tanggapan Kakorlantas Polri, Irjen Agus Suryonugroho dalam menanggapi keluhan suara sirine “Tot tot Wuk Wuk” maupun lampu rotator patwal di jalanan.

    “Saya bekukan untuk pengawalan menggunakan suara-suara itu,” ujarnya di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (19/9/2025).

    Dia menambahkan, suara dari sirine dan rotator telah mengganggu pengguna kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat saat di perjalanan.

    Di samping itu, Agus menyatakan juga bahwa dirinya telah mengevaluasi ketentuan dalam penggunaan sirine dan rotator agar digunakan sebagaimana mestinya.

    “Karena ini juga masyarakat terganggu, apalagi padat, ini kita evaluasi biarpun ada ketentuannya pada saat kapan menggunakan sirene termasuk tot tot,” pungkasnya.

    Kendaraan yang Berhak Gunakan Rotator

    Meskipun demikian, Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Polisi Agus Suryonugroh tetap mengizinkan penggunaan rotator pada kendaraan yang benar-benar membutuhkan prioritas.

    “Kalau pun digunakan, sirene itu untuk hal-hal khusus, tidak sembarangan. Sementara ini sifatnya imbauan agar tidak dipakai bila tidak mendesak,” ujarnya, dilansir dari Antara.

    Perlu diketahui, secara eksplisit dalam UU No.22/2009 tentang LLAJ telah diatur rotator maupun sirine bisa digunakan oleh sejumlah jenis kendaraan yang memiliki hak utama di jalanan.

    Pada Pasal 134 beleid itu mengemukakan bahwa penggunaan rotator dan sirine melekat pada mobil pengawalan, pemadam kebakaran, pimpinan lembaga negara.

    Kemudian, tamu negara, tamu pejabat negara asing, ambulance, mobil jenazah, konvoi kepentingan tertentu, dan kendaraan penolong kecelakaan. 

    Adapun, Pasal 135 penggunaan rotator biru atau merah dan sirine bisa digunakan oleh patwal untuk mengawal kendaraan yang berhak tersebut.

    “Kendaraan yang mendapat hak utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 harus dikawal oleh petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan bunyi sirene,” bunyi Pasal 135 UU No.22/2009 tentang LLAJ.

  • Bus Rombongan Peziarah Terlibat Kecelakaan dengan Mobil Yaris di Jombang

    Bus Rombongan Peziarah Terlibat Kecelakaan dengan Mobil Yaris di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan terjadi di Jalan Raya Desa Jabaran Kedungpari, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, yang melibatkan dua kendaraan, yaitu mobil Toyota Yaris dan sebuah bus peziarah makam wali, Sabtu (20/9/2025). Kecelakaan tersebut menyebabkan dua orang terluka, sementara 58 penumpang bus tersebut tidak mengalami luka-luka.

    Kecelakaan bermula ketika mobil Toyota Yaris, yang dikemudikan oleh Anna Pratiana (42), melaju dari arah timur menuju barat. Setibanya di lokasi kejadian, diduga mobil tersebut kehilangan kendali dan melaju terlalu ke kanan, sehingga menabrak bus pariwisata yang sedang melaju dari arah barat ke timur. Bus yang dikemudikan oleh M. Agus Widodo (53), tidak mengalami kerusakan dan tidak ada korban luka dari pihak bus.

    Menurut informasi yang dihimpun dari saksi mata, Wondo (83) dan Suhartono (47), keduanya menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi dengan sangat cepat. “Mobil Toyota Yaris itu langsung oleng ke kanan dan menabrak bus. Kondisinya cukup mengerikan,” kata Wondo, seorang saksi mata yang berada di lokasi kejadian.

    Akibat kecelakaan ini, Anna Pratiana, pengemudi Toyota Yaris, mengalami luka-luka dan saat ini dirawat di RSUD Kabupaten Jombang. Sementara itu, kernet bus, Abidin Pribadi (39), mengalami luka ringan dan mendapatkan perawatan jalan di RSK Mojowarno, Kabupaten Jombang.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, mengungkapkan bahwa penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, namun diduga pengemudi Toyota Yaris hilang kendali.

    “Kami masih memeriksa lebih lanjut mengenai penyebab kecelakaan ini. Kami juga meminta saksi-saksi yang melihat kejadian tersebut untuk memberikan keterangan lebih lanjut,” ujar Ipda Siswanto.

    Kecelakaan ini terjadi saat perjalanan rombongan wisatawan yang sebelumnya berziarah ke makam Gus Dur di Tebuireng, Jombang, menuju makam Sayyid Sulaiman di Mojoagung. Kejadian ini menjadi perhatian karena melibatkan kendaraan besar dan menyebabkan luka-luka meskipun tidak ada korban jiwa. [suf]

  • Lahir Gerakan Stop TOT…TOT…WUK…WUK, Pengamat: Respon sosial yang Wajar

    Lahir Gerakan Stop TOT…TOT…WUK…WUK, Pengamat: Respon sosial yang Wajar

    Jakarta

    Fenomena gerakan Stop TOT…TOT…WUK…WUK di media sosial menarik untuk disimak. Soalnya tidak satu dua pengendara bahkan petugas kerap mempersalahkan penggunaan sirene dan strobo di jalan, demi tidak terkena antrean kemacetan.

    Instruktur Keselamatan Berkendara Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan fenomena STOP TOT… TOT… TOT… WUK.. WUK… saat ini merupakan sebuah respon sosial yang cukup wajar mengingat kondisi lalu lintas di Indonesia yang padat dan kompleks jika melihat rasio Jumlah Kendaran dengan Panjang Jalan, pemahaman yang kurang, kondisi infrastruktur, dan lain-lain.

    “Namun ada beberapa sudut pandang yang bisa diangkat (melihat fenomena STOP TOT… TOT… TOT… WUK.. WUK…),” ujar Jusri dalam siaran resmi yang diterima detikOto.

    Menurut Jusri ada beberapa sudut pandang yang diangkat, diantaranya:

    1. Aspek Keselamatan

    – Lampu strobo yang terlalu terang dan sirine keras bisa:

    • Mengganggu konsentrasi pengendara lain.

    • Representasi intimidasi dan Menyebabkan kecemasan/kepanikan/stress mendadak sehingga berisiko menimbulkan kecelakaan.

    • Membahayakan pengguna jalan yang sensitif terhadap cahaya atau suara (misalnya pengidap epilepsi). Gerakan ini menekankan bahwa keselamatan bersama lebih penting daripada privilege sebagian pengguna jalan.

    2. Aspek Hukum dan Keadilan

    Aturan resmi sebenarnya sudah jelas:

    • Strobo dan sirine hanya boleh dipasang dan digunakan oleh kendaraan tertentu (ambulans, pemadam kebakaran, polisi, dan kendaraan dinas tertentu).

    • Banyak kasus penyalahgunaan oleh kendaraan pribadi atau pejabat yang tidak dalam keadaan darurat. Masyarakat merasa aturan ini sering dilanggar, sehingga gerakan ini menjadi bentuk kontrol sosial terhadap ketidakadilan.

    Stop Sirene dan Strobo Foto: dok. JDDC3. Aspek Sosial dan Psikologis

    – Strobo dan sirine bisa menjadi simbol “kesewenangan/arogansi/privilege” di jalan.

    – Timbul rasa terganggu, tidak dihargai, bahkan marah saat masyarakat harus minggir tanpa alasan jelas.

    – Gerakan ini mencerminkan keinginan masyarakat untuk lalu lintas yang lebih setara dan tertib.

    4. Tantangan dan Catatan

    • Perlu pemisahan jelas antara penyalahgunaan dan penggunaan yang sah. Jangan sampai gerakan ini justru menyulitkan ambulans atau kendaraan darurat yang memang berfungsi menyelamatkan nyawa.

    • Edukasi dan penegakan hukum konsisten dari aparat menjadi kunci agar gerakan ini tidak sekadar menjadi wacana di media sosial.

    • Stake holder pada kelompok tertentu: Menteri, Gubernur, Bupati, Camat, Kelurahan. Kapolri, Kapolda, Kapolres, Kapolsek. Panglima dst. Guru, Orang tua, CEO perusahan, Ketua Komunitas, Organda, dll yang mewakili pimpinan dari masing-masing stake holder jalan raya harus ikut bertanggung jawab pada aspek edukasi dan control di lingkaran internal mereka.

    Pro vs Kontra

    Dalam kesempatan yang sama Jusri menambahkan, masyarakat saat ini terbagi menjadi dua, yakni ada yang pro terhadap fenomena Tot… Tot… Wuk… Wuk… dan tentu ada yang kontra melihat fenomena tersebut.

    Jusri mengatakan untuk masyarakat yang Pro (alasan mendukung gerakan) akan menilai sebagai berikut:

    • Keselamatan: Strobo/sirine berlebihan bisa mengganggu konsentrasi, memicu panik, bahkan kecelakaan.

    • Keadilan: Aturan hanya memperbolehkan kendaraan darurat, tapi banyak disalahgunakan oleh pejabat atau pribadi.

    • Kenyamanan: Suara bising dan cahaya terang membuat pengguna jalan lain merasa terganggu.

    • Simbol perlawanan: Masyarakat ingin lalu lintas lebih setara, tanpa privilese berlebihan.

    Namun untuk masyarakat yang kontra (Kekhawatiran/Penolakan) terhadap fenomena tersebut menilai:

    • Kendaraan darurat butuh prioritas: Ambulans, pemadam, polisi tetap memerlukan strobo/sirine untuk menyelamatkan nyawa.

    • Risiko salah kaprah: Gerakan bisa disalah artikan sehingga masyarakat enggan memberi jalan pada kendaraan darurat yang sah.

    • Butuh penegakan hukum, bukan hanya seruan: Tanpa konsistensi aparat, penyalahgunaan tetap terjadi meski ada gerakan ini.

    “Kesimpulannya, gerakan ini merefleksikan aspirasi masyarakat untuk lalu lintas yang tertib, adil, dan aman. Namun, penting dibedakan antara penyalahgunaan dan pemakaian sah. Solusi terbaik adalah edukasi publik + penegakan hukum tegas, bukan meniadakan fungsi sirine/strobo darurat,” ujar Jusri.

    “Jadi, gerakan Stop Strobo dan Sirine di Jalan pada dasarnya adalah seruan untuk tertib, adil, dan aman di jalan raya. Namun, penting juga agar masyarakat tetap mendukung penggunaan sirine dan strobo yang sah untuk kepentingan darurat,” tutup Jusri.

    (lth/din)

  • Samsat Keliling ada di 8 lokasi di Detabek

    Samsat Keliling ada di 8 lokasi di Detabek

    Jakarta (ANTARA) – Subdit Registrasi dan Identifikasi (Regident) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyediakan layanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Keliling di 8 wilayah Depok, Tangerang dan Bekasi (Detabek) pada Sabtu.

    Di Samsat Keliling masyarakat dapat mendapatkan sejumlah manfaat seperti layanan pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Santunan Wajib Dana Kecelakaan Lalu-lintas (SWDKLLJ).

    Samsat Keliling biasanya tersebar di beberapa daerah agar masyarakat mudah untuk menjangkau dan tak perlu untuk mendatangi kantor pusat.

    Untuk mengakses layanan ini bawalah beberapa persyaratan untuk melakukan pembayaran pajak kendaraan Anda, seperti KTP asli pemilik kendaraan, BPKB dan STNK, masing-masing disertai fotokopi.

    Pemohon juga tidak memiliki tunggakan pajak kendaraan bermotor lebih dari satu tahun.

    Gerai Samsat Keliling ini hanya melayani pembayaran PKB tahunan. Sedangkan untuk pembayaran pajak kendaraan lima tahunan dan ganti plat nomor kendaraan pemohon harus datang langsung ke kantor Samsat terdekat.

    Berikut wilayah layanan Samsat Keliling di Jadetabek sesuai info akun X (dulu Twitter) resmi TMC Polda Metro Jaya @tmcpoldametro:

    1. Samsat Keliling Kota Tangerang di Alun-Alun Cibodas dan Apartemen Ayodya Tangerang pukul 08.00-12.00 WIB

    2. Samsat Keliling Serpong di halaman parkir Samsat Serpong pukul 08.00-11.30 WIB dan ITC BSD pukul 13.00-15.00 WIB

    3. Samsat Keliling Ciledug di halaman kantor Samsat dan Rukan Fresh Market Green Lake City pukul 09.00-12.00 WIB

    4. Samsat Keliling Ciputat di halaman kantor Samsat dan Kantor Kelurahan Pondok Betung pukul 09.00-11.00 WIB

    5. Samsat Keliling Kelapa Dua di halaman GTwon House pukul 08.00-12.00 WIB

    6. Samsat Keliling Kota Bekasi di kantor Kecamatan Bekasi Barat pukul 09.00-11.00 WIB

    7. Samsat Keliling Depok di halaman parkir Samsat Depok 08.00-12.00 WIB

    8. Samsat Keliling Cinere di kantor Kelurahan Bedahan pukul 08.00-11.00 WIB

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI kemarin, penertiban PMKS hingga Transjakarta tabrak ruko di Jaktim

    DKI kemarin, penertiban PMKS hingga Transjakarta tabrak ruko di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita seputar Jakarta pada Jumat (19/9) masih layak untuk disimak hari ini, mulai dari 1.000 lebih PMKS dijaring oleh Suku Dinas Sosial di Jakarta Barat hingga kecelakaan bus Transjakarta di Cakung diduga akibat rem blong.

    Berikut ulasan selengkapnya:

    1. 1.000 lebih PMKS dijaring Dinsos di Jakarta Barat

    Suku Dinas Sosial Jakarta Barat (Dinsos Jakbar) menjaring sebanyak 1.178 orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) selama delapan bulan atau periode Januari hingga Agustus 2025.

    Baca di sini

    2. Pengendara motor terjatuh saat hindari lubang di “flyover” Pancoran

    Seorang pengendara sepeda motor berinisial RMBT (31) terjatuh saat menghindari lubang di Jalan Letjen MT Haryono, tepatnya di atas jalan layang (flyover) Pancoran, Jakarta Selatan.

    Baca di sini

    3. Bus Transjakarta tabrak empat ruko di Pulogebang, ada korban luka

    Sebuah bus Transjakarta menabrak empat rumah toko (ruko) hingga menyebabkan sejumlah orang luka-luka di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Jumat pagi.

    Baca di sini

    4. Mobil warga jadi korban kecelakaan bus Transjakarta di Pulogebang

    Sejumlah kendaraan, termasuk mobil warga, turut menjadi korban dalam kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Jumat pagi.

    Baca di sini

    5. Kecelakaan bus Transjakarta di Cakung diduga akibat rem blong

    Sejumlah warga menduga peristiwa kecelakaan bus Transjakarta di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, pada Jumat pagi terjadi akibat rem blong.

    Baca di sini

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.