Kasus: kecelakaan

  • Korupsi yang Dirancang

    Korupsi yang Dirancang

    Korupsi yang Dirancang
    Guru Besar Ilmu Manajemen, Dosen Program Studi Doktor Manajemen Berkelanjutan Institut Perbanas
    Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.
    KORUPSI
    di Indonesia bukan sekadar pelanggaran hukum, melainkan hasil dari desain kekuasaan yang keliru.
    Setiap kali publik diguncang kasus
    korupsi
    yang melibatkan pejabat dan jejaring keluarganya, kemarahan muncul, lalu menghilang.
    Sistem tetap berjalan, aktor berganti, pola tetap sama. Ini menandakan satu hal penting: korupsi tidak lagi bersifat deviasi, tetapi terinstitusionalisasi.
    Dalam teori
    institutional corruption
    (Lessig, 2011), sistem dapat terlihat sah secara hukum, tapi gagal secara etika dan fungsi karena insentif yang mendorong penyimpangan.
    Ketika jabatan publik membuka akses terhadap rente ekonomi—anggaran, izin, proyek—maka korupsi menjadi adaptasi rasional, bukan anomali.
    Becker (1968) bahkan menegaskan, kejahatan akan terus terjadi selama manfaatnya lebih besar daripada risikonya. Dalam konteks ini, korupsi bukan soal karakter individu, melainkan logika sistem yang salah arah.
    Fenomena proyek ijon memperlihatkan bagaimana korupsi dimulai jauh sebelum kekuasaan dijalankan.
    Dalam teori
    political finance
    (Scarrow, 2007), biaya politik yang mahal menciptakan ketergantungan struktural kandidat pada penyandang dana. Relasi ini melahirkan
    quid pro quo:
    dukungan hari ini ditukar dengan kebijakan dan proyek esok hari.
    Akibatnya, ruang kebijakan publik telah terkunci sejak awal. APBD kehilangan fungsi sebagai instrumen pembangunan dan berubah menjadi alat pembayaran utang politik.
    Dalam kerangka
    state capture
    (Hellman, Jones, & Kaufmann, 2000), kebijakan negara dibajak oleh kepentingan sempit sebelum negara sempat menjalankan mandatnya. Inilah sebabnya korupsi di tingkat daerah sering bersifat masif, terencana, dan tidak mudah dibongkar.
    Negara-negara yang berhasil keluar dari jebakan ini tidak memulai dari moral, tetapi dari pembenahan desain politik.
    Jerman dan Kanada, misalnya, menekan korupsi bukan dengan hukuman ekstrem, tetapi dengan membuat biaya politik murah, transparan, dan diaudit ketat.
    Dana kampanye dibatasi, dilaporkan
    real-time,
    dan pelanggaran administratif ditindak cepat. Hasilnya, insentif untuk menjual proyek sebelum berkuasa menjadi tidak rasional.
    Keterlibatan keluarga dalam korupsi sering disederhanakan sebagai nepotisme. Padahal, secara teoritik, ia merupakan solusi informal atas lemahnya institusi.
    Dalam
    principal–agent theory
    (Jensen & Meckling, 1976), masalah utama bukan niat, melainkan kepercayaan. Ketika sistem hukum tidak mampu menjamin kepastian dan perlindungan, aktor politik memilih keluarga dan kolega sebagai
    trust network.
    Di sinilah korupsi berubah menjadi organisasi ekonomi tertutup. Keluarga dan kolega berfungsi sebagai penyimpan aset, perantara proyek, dan pelindung konflik kepentingan.
    Hukuman pidana terhadap individu menjadi tidak efektif karena aset dan kendali tersebar. Penindakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menunjukkan kapasitas negara, tapi teori
    deterrence
    menegaskan bahwa tanpa pemiskinan aset dan pemutusan jaringan, efek jera hanya bersifat simbolik.
    Sebaliknya, Singapura memutus korupsi keluarga dengan pendekatan berbeda. Negara ini tidak hanya menghukum pelaku, tetapi menghilangkan ruang aman bagi aset dan konflik kepentingan.
    Transparansi kekayaan, larangan keras keterlibatan keluarga dalam urusan negara, serta kepastian hukum yang cepat membuat korupsi menjadi risiko karier yang permanen, bukan spekulasi sesaat.
    Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa korupsi tidak diberantas, melainkan digantikan. Digantikan oleh sistem yang membuat korupsi tidak rasional secara ekonomi, politik, dan sosial.
    Georgia pasca-2004, misalnya, tidak memulai dengan memburu semua pelaku lama, tetapi dengan memotong total ruang rente melalui digitalisasi layanan publik, deregulasi radikal, dan pemecatan massal aparat korup. Hasilnya, peluang korupsi runtuh karena sistemnya tidak lagi menyediakan celah.
    Pelajaran utamanya jelas: negara harus beralih dari pendekatan moralistik ke rekayasa insentif. Pembiayaan politik harus transparan dan murah.
    Hukuman harus menargetkan manfaat ekonomi, bukan sekadar badan. Konflik kepentingan keluarga harus ditutup secara sistemik.
    Data anggaran dan pengadaan harus terbuka, dapat dilacak, dan diawasi publik. KPK perlu diposisikan bukan hanya sebagai penindak, tetapi sebagai arsitek sistem pencegahan yang mengikat.
    Namun, desain negara tidak akan bekerja tanpa masyarakat. Dalam teori
    collective action
    (Olson, 1965), kejahatan sistemik bertahan karena publik tidak bertindak serempak.
    Normalisasi korupsi kecil, toleransi politik uang, dan cepatnya publik melupakan skandal membuat korupsi hidup dari kelelahan sosial.
    Negara-negara yang berhasil menekan korupsi membangun ingatan publik yang panjang, bukan sekadar kemarahan sesaat.
    Korupsi di Indonesia tidak akan berhenti karena kita membencinya. Ia berhenti ketika sistem membuatnya bodoh untuk dilakukan.
    Ketika biaya politik transparan, ketika hukuman finansial melampaui hasil kejahatan, ketika keluarga tidak lagi menjadi benteng, dan ketika publik tidak mudah lupa.
    Selama jabatan masih diperlakukan sebagai investasi, proyek sebagai panen, dan kekuasaan sebagai warisan, korupsi akan terus hidup. Bukan sebagai kecelakaan, tetapi sebagai konsekuensi desain yang belum kita berani ubah.
    Pertanyaannya kini tinggal satu: apakah negara siap mengganti korupsi dengan sistem yang lebih rasional, atau terus hidup dalam korupsi yang ia rancang sendiri?
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Temukan Bekas Cekikan dan Lebam, Keluarga Mahasiswi Tiris Probolinggo Yakin Faradila Amalia Korban Pembunuhan

    Temukan Bekas Cekikan dan Lebam, Keluarga Mahasiswi Tiris Probolinggo Yakin Faradila Amalia Korban Pembunuhan

    Probolinggo (beritajatim.com) – Kasus kematian misterius Faradila Amalia Najwa (21), mahasiswi asal Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, di parit Desa Wonorejo, Pasuruan, kini memasuki babak baru.

    Meskipun awalnya jasad korban ditemukan masih mengenakan helm dan jaket seolah menjadi korban kejahatan jalanan, keluarga menemukan banyak kejanggalan. Luka-luka yang ditemukan di tubuh korban mengindikasikan adanya tindakan kekerasan yang disengaja sebelum nyawanya dihilangkan.

    Keluarga melalui orang-orang terdekatnya mulai mengumpulkan bukti-bukti fisik yang sempat terlihat saat proses evakuasi dan pemeriksaan awal. Luka-luka tersebut dianggap tidak wajar dan tidak menyerupai luka akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh biasa.

    Keyakinan bahwa Faradila dianiaya terlebih dahulu sebelum dibuang semakin menguat di tengah proses penyidikan yang sedang berjalan di Polda Jatim.

    Samsul (40), sopir pribadi keluarga Haji Ramlan, menjelaskan bahwa berdasarkan informasi yang diterima dari petugas medis, terdapat beberapa titik luka serius pada tubuh mahasiswi UMM tersebut. “Ada bekas pukulan di dahi korban, bekas cekikan di leher, tekanan pada urat nadi tangan kiri, serta lebam di paha kiri,” ujar Samsul.

    Temuan luka di leher dan nadi tersebut memperkuat dugaan adanya upaya pelumpuhan secara paksa oleh pelaku sebelum korban akhirnya meninggal dunia.

    Kondisi jasad yang masih menggunakan helm saat ditemukan diduga kuat merupakan taktik pelaku untuk mengaburkan fakta dan membuat kesan seolah-olah terjadi kecelakaan. Namun, kecermatan keluarga dan petugas medis berhasil mengendus kejanggalan tersebut sejak awal.

    Samsul kembali menegaskan bahwa luka-luka tersebut menjadi bukti nyata adanya ketidakwajaran dalam kematian anak majikannya itu.

    “Luka-luka itu bukan luka akibat jatuh biasa. Itu yang membuat keluarga yakin kematiannya tidak wajar. Kami yakin kalau ini murni tindak pidana pembunuhan,” tambahnya.

    Terduga pelaku, AS, yang merupakan kakak ipar korban sekaligus anggota polisi aktif, kini menjadi fokus utama pemeriksaan. Selain temuan luka, rekaman CCTV yang menunjukkan mobil Triton milik terduga pelaku berada di sekitar lokasi kejadian menjadi bukti petunjuk yang sangat krusial.

    Polisi masih mendalami apakah penganiayaan tersebut dilakukan di dalam kendaraan atau di tempat lain sebelum jasadnya dibuang.

    Jenazah Faradila sendiri telah menjalani autopsi mendalam di Rumah Sakit Bhayangkara untuk memastikan penyebab pasti kematian, apakah karena sumbatan jalan nafas akibat cekikan atau karena luka hantaman benda tumpul di bagian kepala. Hasil autopsi ini nantinya akan menjadi alat bukti sah di persidangan untuk menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan.

    Keluarga korban kini hanya bisa menunggu hasil penyidikan resmi dari Polda Jawa Timur dengan harapan transparansi tetap terjaga. Mereka berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Bagi keluarga, luka di tubuh Faradila adalah saksi bisu betapa kejinya perbuatan yang dilakukan oleh orang terdekat mereka sendiri. (ada/ian)

  • Temukan Bekas Cekikan dan Lebam, Keluarga Mahasiswi Tiris Probolinggo Yakin Faradila Amalia Korban Pembunuhan

    Temukan Bekas Cekikan dan Lebam, Keluarga Mahasiswi Tiris Probolinggo Yakin Faradila Amalia Korban Pembunuhan

    Probolinggo (beritajatim.com) – Kasus kematian misterius Faradila Amalia Najwa (21), mahasiswi asal Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, di parit Desa Wonorejo, Pasuruan, kini memasuki babak baru.

    Meskipun awalnya jasad korban ditemukan masih mengenakan helm dan jaket seolah menjadi korban kejahatan jalanan, keluarga menemukan banyak kejanggalan. Luka-luka yang ditemukan di tubuh korban mengindikasikan adanya tindakan kekerasan yang disengaja sebelum nyawanya dihilangkan.

    Keluarga melalui orang-orang terdekatnya mulai mengumpulkan bukti-bukti fisik yang sempat terlihat saat proses evakuasi dan pemeriksaan awal. Luka-luka tersebut dianggap tidak wajar dan tidak menyerupai luka akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh biasa.

    Keyakinan bahwa Faradila dianiaya terlebih dahulu sebelum dibuang semakin menguat di tengah proses penyidikan yang sedang berjalan di Polda Jatim.

    Samsul (40), sopir pribadi keluarga Haji Ramlan, menjelaskan bahwa berdasarkan informasi yang diterima dari petugas medis, terdapat beberapa titik luka serius pada tubuh mahasiswi UMM tersebut. “Ada bekas pukulan di dahi korban, bekas cekikan di leher, tekanan pada urat nadi tangan kiri, serta lebam di paha kiri,” ujar Samsul.

    Temuan luka di leher dan nadi tersebut memperkuat dugaan adanya upaya pelumpuhan secara paksa oleh pelaku sebelum korban akhirnya meninggal dunia.

    Kondisi jasad yang masih menggunakan helm saat ditemukan diduga kuat merupakan taktik pelaku untuk mengaburkan fakta dan membuat kesan seolah-olah terjadi kecelakaan. Namun, kecermatan keluarga dan petugas medis berhasil mengendus kejanggalan tersebut sejak awal.

    Samsul kembali menegaskan bahwa luka-luka tersebut menjadi bukti nyata adanya ketidakwajaran dalam kematian anak majikannya itu.

    “Luka-luka itu bukan luka akibat jatuh biasa. Itu yang membuat keluarga yakin kematiannya tidak wajar. Kami yakin kalau ini murni tindak pidana pembunuhan,” tambahnya.

    Terduga pelaku, AS, yang merupakan kakak ipar korban sekaligus anggota polisi aktif, kini menjadi fokus utama pemeriksaan. Selain temuan luka, rekaman CCTV yang menunjukkan mobil Triton milik terduga pelaku berada di sekitar lokasi kejadian menjadi bukti petunjuk yang sangat krusial.

    Polisi masih mendalami apakah penganiayaan tersebut dilakukan di dalam kendaraan atau di tempat lain sebelum jasadnya dibuang.

    Jenazah Faradila sendiri telah menjalani autopsi mendalam di Rumah Sakit Bhayangkara untuk memastikan penyebab pasti kematian, apakah karena sumbatan jalan nafas akibat cekikan atau karena luka hantaman benda tumpul di bagian kepala. Hasil autopsi ini nantinya akan menjadi alat bukti sah di persidangan untuk menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan.

    Keluarga korban kini hanya bisa menunggu hasil penyidikan resmi dari Polda Jawa Timur dengan harapan transparansi tetap terjaga. Mereka berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini hingga pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Bagi keluarga, luka di tubuh Faradila adalah saksi bisu betapa kejinya perbuatan yang dilakukan oleh orang terdekat mereka sendiri. (ada/ian)

  • Diduga Terpengaruh Miras, Pemotor Tabrak Trotoar Jalan JLS Pacitan

    Diduga Terpengaruh Miras, Pemotor Tabrak Trotoar Jalan JLS Pacitan

    Pacitan (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas tunggal terjadi di Jalan Nasional Pacitan–Trenggalek, tepatnya di Lingkungan Barean, Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan, Jumat (19/12/2025) dini hari. Seorang pengendara sepeda motor mengalami luka setelah kendaraannya diduga hilang kendali saat melintasi jembatan.

    Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Sepeda motor Honda Beat bernomor polisi AE 4911 ZL yang dikendarai Novansyah Putra Suciyatmi (18), warga Desa Wonoanti, Kecamatan Tulakan, melaju dari arah barat menuju Sirnoboyo.

    Sesampainya di lokasi kejadian, motor yang dikendarai korban diduga kehilangan kendali. Kendaraan kemudian menyerempet trotoar di sisi kiri jalan hingga menyebabkan pengendara terjatuh dan terpelanting ke badan jalan.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Pacitan, Ipda Agustav Yunastianto, mengatakan kecelakaan tersebut merupakan kecelakaan lalu lintas tunggal dan tidak melibatkan kendaraan lain. “Motor menabrak trotoar sisi kiri jalan, kemudian pengendara terjatuh,” ujar Agustav saat dikonfirmasi, Jumat (19/12/2025).

    Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka robek pada bagian mulut dan langsung dilarikan ke RSUD dr. Darsono Pacitan untuk mendapatkan perawatan medis. Pihak kepolisian masih melakukan pendalaman, termasuk memastikan apakah korban dalam pengaruh minuman keras saat mengendarai sepeda motor. [tri/suf]

  • Duduk Perkara Toyota Recall 25 Model Mobil di Indonesia

    Duduk Perkara Toyota Recall 25 Model Mobil di Indonesia

    Jakarta

    25 model mobil Toyota dan Lexus di Indonesia kena recall. Apa masalahnya?

    PT Toyota Astra Motor mengimbau para pelanggan beberapa model Toyota dan Lexus untuk tahun produksi tertentu melakukan pengecekan meter kombinasi, pemanas elektrik kabin, dan ECU Parking Assist di bengkel resmi terdekat. Recall kali ini menyasar pada deretan mobil-mobil premium baik dari Toyota maupun Lexus. Lalu apa masalahnya?

    25 Model Mobil Toyota Kena Recall

    Pertama pengecekan meter kombinasi berakitan dengan monitor di panel instrumen. Toyota menemukan adanya potensi gangguan fungsi pada meter kombinasi akibat pengaturan pemrograman yang belum optimal sehingga monitor mungkin tidak menyala. Total ada 8.881 unit kendaraan yang terlibat recall meter kombinasi ini. Mobil akan diperiksa atau dilakukan pemrograman ulang meter kombinasi yang membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam tergantung dari hasil pemeriksaan. Setidaknya ada 10 model yang terdampak pada recall meter kombinasi ini, berikut daftarnya.

    Toyota Alphard tahun produksi Februari 2023 – Mei 2025Toyota Vellfire tahun produksi Maret 2023 – Mei 2025Toyota Camry tahun produksi Mei 2024Toyota Corolla Altis tahun produksi Juni 2023 – September 2024Toyota Corolla Cross tahun produksi September 2023 – Januari 2024Toyota GR Corolla tahun produksi Juni 2023 – September 2024Toyota GR Yaris tahun produksi Maret 2024Toyota RAV4 tahun produksi Januari – September 2023Lexus LBX tahun produksi September 2023 – Oktober 2024Lexus LM tahun produksi April 2023 – April 2025

    Permasalahan kedua berkaitan dengan pemrograman ulang ECU Parking assist. Total ada 10.762 unit kendaraan yang terlibat pada recall ini. Toyota menemukan adanya potensi gangguan pada perangkat lunak ECU parking assist yang dapat menyebabkan tampilan gambar belakang berhenti sesaat atau tidak muncul ketika kendaraan mundur.

    Untuk pemeriksaan dan/atau pemograman ulang ECU Parking Assist dibutuhkan waktu sekitar 0.5 – 1 jam tergantung dari hasil pemeriksaannya. Model kendaraan yang terdampak dari recall ECU Parking Assist ini cukup banyak. Berikut daftarnya.

    Toyota Alphard tahun produksi Februari 2023 – Oktober 2025Toyota Vellfire tahun produksi Maret – November 2023Toyota bZ4X tahun produksi Maret 2022 – November 2023Toyota Camry tahun produksi Mei 2024 – Oktober 2025Toyota Land Cruiser 300 tahun produksi November 2024 – Juli 2025Toyota Prius tahun produksi Juni 2024Toyota RAV4 tahun produksi Januari – September 2023Toyota Mirai tahun produksi Agustus 2024Lexus ES tahun produksi September 2022 – Agustus 2025Lexus LC500 tahun produksi Mei 2023 – September 2024Lexus LM tahun produksi April 2023 – Agustus 2025Lexus LS500 tahun produksi Desember 2022 – Juli 2025Lexus LX tahun produksi November 2024 – Juli 2025Lexus LX600 tahun produksi Januari 2022 – November 2024Lexus NX tahun produksi November 2021 – Mei 2025Lexus RX tahun produksi April 2022 – Mei 2025Lexus RZ tahun produksi Desember 2022 – November 2023Lexus UX tahun produksi Februari 2024

    Selanjutnya recall juga dilakukan pada Lexus UX300 e tahun produksi Agustus 2021 hingga September 2022 yang dilengkapi dengan sistem pemanas listrik. Karena daya tahan pemanas yang terbatas, terdapat kemungkinan pemanas listrik mengalami gangguan jika terpapar tekanan dalam jangka waktu lama, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

    Saat kendaraan dioperasikan pada suhu rendah tertentu, kinerja pemanas dan pencairan bunga es dapat berkurang. Penurunan kinerja pencairan bunga es ini dapat menyebabkan embun beku, es, dan/atau kabut tidak sepenuhnya hilang dari kaca depan. Kondisi tersebut dapat mengurangi visibilitas pengemudi dan meningkatkan risiko kecelakaan dalam situasi berkendara tertentu.

    Buat kamu pemilik kendaraan seperti disebutkan di atas, maka bisa melakukan pengecekan melalui laman resmi https://ssc.toyota.astra.co.id khusus untuk model Toyota. Atau bisa juga datang langsung ke bengkel Toyota dan Lexus terdekat. Terpenting semua proses recall ini tak dipungut biaya sama sekali.

    Pelanggan disarankan supaya melakukan booking service terlebih dahulu, agar dealer dapat mempersiapkan stall dan teknisi, serta tidak perlu terlalu lama menunggu antrean. Seluruh proses pemeriksaan hingga final check tidak dipungut biaya sama sekali.

    “Worry-free, kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab kami sekaligus untuk menjamin keselamatan berkendara. Untuk pelanggan Toyota, kami menyarankan kepada pelanggan untuk memastikan apakah mobilnya mendapatkan panggilan dengan menghubungi dealer resmi Toyota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, website resmi https://ssc.toyota.astra.co.id , via Toyota Customer Care yang beroperasi 24 jam di nomor telepon 1-500-315, dan berinteraksi dengan Toyota Interactive Virtual Assistant (TARRA) melalui Whatsapp di nomor 08111500315. Sedangkan untuk pelanggan Lexus, dapat menghubungi dealer resmi Lexus (Menteng, Mampang, dan Pluit Gallery), website resmi https://www.lexus.co.id/en/servicing-and-support/privileges-and-support.html, via Lexus Concierge Center yang beroperasi 24 jam di nomor telepon 021-390-9999 atau 0821-8090-0900,” jelas Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Jap Ernando Demily dalam siaran persnya.

    (dry/din)

  • Detik-detik Kecelakaan Maut yang Tewaskan Eks Rekan Setim Justin Hubner

    Detik-detik Kecelakaan Maut yang Tewaskan Eks Rekan Setim Justin Hubner

    Jakarta

    Kabar duka kembali datang dari dunia sepak bola. Mantan rekan setim Justin Hubner di Wolverhampton Wanderers, Ethan McLeod meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan mobil di suatu jalan tol di Inggris, Selasa (16/12) waktu setempat. Bagaimana kronologinya?

    Dilansir dari Dailymail.uk, Jumat (19/12), Ethan McLeod sedang dalam perjalanan pulang usai pertandingan bersama klubnya Macclesfield FC melawan Bedford Town di National League North Inggris. Ketika itu, dia mengemudikan Mercedes-Benz berkelir putih.

    Sekira pukul 22.40, di dekat persimpangan 15 menuju Northampton, petaka datang. Mobilnya menabrak pembatas jalan di sisi kiri. Meski mendapat bantuan dari masyarakat dan petugas, nyawanya tak tertolong. Ethan tewas di tempat.

    Kecelakaan tersebut menyebabkan jalan tol M1 ditutup semalaman. Jalan tersebut baru kembali dibuka keesokan paginya. Polisi meminta siapa pun yang memiliki rekaman dashcam atau informasi lebih lanjut segera menghubungi mereka.

    Tim Ethan saat ini, Macclesfield FC menyampaikan duka mendalam atas kepergian penyerang kelahiran 2004 tersebut. Menurut mereka, Ethan merupakan pemain muda yang sangat berbakat.

    “Dengan berat hati dan perasaan yang sangat tidak menentu, Macclesfield FC dapat mengkonfirmasi meninggalnya penyerang berusia 21 tahun, Ethan McLeod. Dalam perjalanan pulang dari Bedford Town tadi malam, Ethan terlibat dalam kecelakaan mobil di jalan tol M1 yang secara tragis merenggut nyawanya,” tulis Macclesfield FC di situs resmi klub, Rabu (17/12).

    “Ethan adalah anggota Tim Utama kami yang sangat berbakat dan dihormati, yang memiliki masa depan cerah di hadapannya. Namun lebih dari itu, kepribadian Ethan yang menular membuatnya disukai oleh semua orang yang berinteraksi dengannya,” tulis Macclesfield menambahkan.

    Selain Macclesfield, Justin Hubner juga mengenang kepergian Ethan melalui akun Instagram resminya. Dia mengunggah sejumlah foto dan video yang menunjukkan kebersamaannya dengan sosok berdarah Inggris tersebut.

    (sfn/din)

  • Gerakan Ayah Ambil Rapor: Cerita Para Ayah Rela Cuti untuk Ambil Rapor Anak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Desember 2025

    Gerakan Ayah Ambil Rapor: Cerita Para Ayah Rela Cuti untuk Ambil Rapor Anak Megapolitan 19 Desember 2025

    Gerakan Ayah Ambil Rapor: Cerita Para Ayah Rela Cuti untuk Ambil Rapor Anak
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Pemandangan berbeda terlihat di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 18 Jakarta Timur pada Jumat (19/12/2025) pagi.
    Sejumlah ayah tampak hadir langsung ke sekolah untuk mengambil rapor anak-anak mereka.
    Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR) yang diinisiasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
    Program ini bertujuan mendorong keterlibatan ayah dalam pendidikan dan pengasuhan anak sejak usia dini.
    Salah satu orang tua murid, Hari, mengaku meluangkan waktu khusus untuk mengambil rapor anaknya yang duduk di kelas IV.
    Ia menilai kehadiran ayah memberikan dampak berbeda bagi anak, meski diakui tidak selalu mudah bagi orang tua laki-laki yang bekerja.
    “Cuma yang jadi permasalahan, ketika orang tua laki-laki itu kan biasanya bekerja. Nah, kalau misalnya memang dilibatkan untuk pengambilan rapot, berarti kan dia harus mengorbankan pekerjaannya. Salah satunya kalau misalnya dia bisa cuti, ya cuti,” ungkap Hari di MIN 18, Jumat.
    Meski demikian, Hari menyatakan dukungannya terhadap gerakan tersebut. Menurutnya, kehadiran ayah saat pengambilan rapor membuat anak merasa lebih diperhatikan.
    “Kalau biasanya kan dari ibunya. Ya mungkin seperti itu sama, cuman tanggapan dari si anak ya mungkin merasa kurang diperhatikan gitu. Istilahnya kalau sama si Ibu, anak mikir ‘Ah, Ibu ini biasa lah’, cuman kalau sama ayahnya kan mungkin sedikit rada takut atau merasa diperhatikan gitu,” jelasnya.
    Ia juga menyarankan agar sekolah mempertimbangkan penjadwalan pengambilan rapor pada hari Sabtu agar lebih banyak ayah dapat hadir.
    “Saran sih ya, kalau misalnya mau ambil rapot minimal hari Sabtu lah. Karena pasti banyak yang libur, untuk orang kantoran juga kan begitu,” ungkanya.
    Hal senada disampaikan Heri, orang tua murid lainnya. Ia mendukung kebijakan yang mendorong ayah untuk mengambil rapor anak karena pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu.
    “Sebetulnya ini saya lagi jam kerja, saya tukar shift untuk memaksakan ini. Apalagi ada himbauan gerakan untuk mengambil raport bahwa itu harus ayah ya,” jelas Heri.
    “Tapi menurut saya sih bagus juga. Jadi selama ini tugas pendidikan anak tidak diserahkan langsung ke ibunya saja,” ungkap Heri.
    Heri mengaku merasakan perubahan positif sejak dirinya lebih aktif terlibat dalam aktivitas sekolah anaknya.
    “Kebetulan istri saya kan lagi sakit ya, kemarin jatuh kecelakaan di sini nih. Akhirnya saya, ya mau enggak mau akhirnya saya yang mengambil, biasanya nih [istri],” ucapnya.
    “Kalau ini saya sudah sebulan terakhir nih, karena istri saya sakit ya. Sebulan ini saya mengontrol terus perkembangan anak saya di sini dan Alhamdulillah ada perubahan,” jelasnya.
    Sebelumnya, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara resmi meluncurkan Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah.
    Program tersebut tertuang dalam Surat Edaran Menteri Kemendukbangga/BKKBN Nomor 14 Tahun 2025 tentang Gerakan Anak ke Sekolah yang ditandatangani Kepala BKKBN Wihaji pada 1 Desember 2025.
    Dalam surat edaran tersebut, BKKBN menyatakan bahwa Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah bertujuan memperkuat peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak sejak dini.
    Kehadiran ayah pada momen penting di sekolah diharapkan dapat membangun kedekatan emosional yang berdampak positif terhadap rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan anak dalam menjalani proses belajar.
    Gerakan ini juga menjadi simbol perubahan budaya pengasuhan di Indonesia, dari yang sebelumnya terpusat pada peran ibu menjadi lebih kolaboratif dan setara.
    Sejalan dengan mandat Kemendukbangga/BKKBN dalam membangun keluarga berkualitas dan generasi emas, keterlibatan ayah dalam pendidikan anak dipandang sebagai investasi sosial jangka panjang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Tertabrak KA Bandara di Kalideres, Penumpang Sempat Berlarian di Rel
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Desember 2025

    Mobil Tertabrak KA Bandara di Kalideres, Penumpang Sempat Berlarian di Rel Megapolitan 19 Desember 2025

    Mobil Tertabrak KA Bandara di Kalideres, Penumpang Sempat Berlarian di Rel
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Sebuah video yang memperlihatkan situasi menegangkan di Stasiun Kalideres, Jakarta Barat, ramai beredar di media sosial.
    Situasi menegangkan itu terjadi setelah Kereta Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta menabrak sebuah mobil di perlintasan sebidang Jalan Alastua pada Jumat (19/12/2025).
    Dalam video yang diunggah akun Instagram
    @
    warga.jakbar, tampak para penumpang kereta bandara berlarian di atas rel kereta api. Sejumlah penumpang terlihat panik saat mengevakuasi diri usai kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 06.45 WIB.
    Beberapa penumpang bahkan nyaris terjatuh saat berlari di atas bebatuan kerikil jalur kereta. Mereka juga tampak kesulitan memanjat ke atas peron arah Duri.
    Meski demikian, para penumpang saling membantu dengan mengulurkan tangan ke penumpang yang berupaya naik ke peron.
    A post shared by INFO WARGA JAKARTA BARAT (@warga.jakbar)
    Public Relations Manager KAI Commuter, Leza Arlan, membenarkan adanya peristiwa penumpang yang berlarian di atas rel tersebut.
    Ia menegaskan bahwa proses evakuasi sebenarnya telah dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
    “Jadi itu kan proses evakuasi dari kereta yang terlibat. nah, sebenarnya proses evakuasinya itu sudah sesuai SOP, ada pemindahan ke kereta lainnya,” kata Leza saat diwawancarai
    Kompas.com
    usai konferensi pers Persiapan Nataru 2025, Jumat.
    Menurut Leza, sejumlah penumpang turun ke rel karena panik dan terburu-buru ingin segera berpindah ke kereta lain.
    “Tapi ketika proses evakuasi itu, ada beberapa penumpang yang mungkin karena kepanikan, dia terburu-buru lalu keluar gerbong, turun ke rel,” kata Leza.
    Meski begitu, Leza memastikan bahwa para petugas keamanan di Stasiun Kalideres turut mendampingi dan mengarahkan para penumpang agar dapat mengevakuasi diri secara aman.
    “Tapi tetap kita dampingi, ada petugas yang menjaga di sana, termasuk untuk membantu naik kembali ke atas peron,” ujarnya.
    Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Jakarta Barat AKP Joko Siswanto membenarkan adanya insiden kecelakaan yang melibatkan Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta dan sebuah mobil
    Ia mengatakan, kecelakaan bermula saat mobil yang dikendarai oleh IKM (59) tengah melaju dari arah Jalan Warung Pojok menuju Jalan Alastua V.
    “Sesampainya di dekat perlintasan Kereta Api Warung Pojok, Kalideres, tertabrak kereta api Bandara arah Jakarta yang melaju dari arah barat ke timur,” jelas Joko saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Jumat.
    Akibatnya, pengemudi mobil tersebut mengalami luka pada bagian wajah, kaki, dan tangan.
    “Pengemudi dilaporkan selamat, korban jiwa nihil, korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres,” kata Joko.
    Sebanyak 13 perjalanan Commuter Line Basoetta dan Commuter Line Tangerang pun terganggu akibat adanya insiden ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayoritas Kecelakaan Akibat Faktor Manusia, JNK Gencarkan Safety Campaign

    Mayoritas Kecelakaan Akibat Faktor Manusia, JNK Gencarkan Safety Campaign

    Madiun (beritajatim.com) – Menyongsong arus libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, pengelola Tol Ngawi–Kertosono terus memperkuat upaya pencegahan kecelakaan lalu lintas. Salah satu langkah yang dilakukan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) adalah menggelar kampanye keselamatan berkendara secara langsung kepada pengguna jalan tol.

    Kegiatan edukasi tersebut berlangsung di Rest Area KM 597A Tol Ngawi–Kertosono, wilayah Desa Sukowidi, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Jumat (19/12/2025) pagi. Dalam kesempatan itu, pengendara diajak berdialog mengenai pentingnya menjaga kondisi fisik dan konsentrasi selama perjalanan jarak jauh.

    Kampanye ini melibatkan sejumlah pihak, antara lain petugas Patroli Jalan Raya (PJR) Jatim VI, Jasa Marga, serta Dinas Perhubungan. Para petugas menyampaikan pesan keselamatan, termasuk imbauan untuk beristirahat jika lelah dan tidak memaksakan diri saat berkendara.

    Direktur Utama PT JNK, Arie Irianto, menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2025 tercatat sekitar 30 kejadian kecelakaan di ruas Tol Ngawi–Kertosono. Meski jumlah tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, evaluasi tetap dilakukan secara serius.

    “Sebagian besar kecelakaan, sekitar 90 persen, disebabkan oleh faktor manusia. Mulai dari kelelahan, mengantuk, hingga kurangnya kewaspadaan saat mengemudi,” jelas Arie.

    Direktur Utama PT JNK Arie Irianto berdialog dengan pengguna Tol Ngawi–Kertosono, mengingatkan pentingnya keselamatan dan kondisi fisik selama perjalanan jarak jauh. (Foto: Rendra Bagus Rahadi)

    Ia menegaskan bahwa setiap kecelakaan membawa dampak besar, bukan hanya bagi korban tetapi juga keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, keselamatan harus menjadi prioritas utama seluruh pengguna jalan.

    Arie menambahkan, pengelola tol memiliki tanggung jawab untuk memastikan infrastruktur aman dan layak, namun keberhasilan menekan angka kecelakaan juga sangat bergantung pada perilaku pengemudi.

    “Kami berupaya menyediakan fasilitas yang berkeselamatan sekaligus mengedukasi pengguna jalan agar lebih peduli terhadap keselamatan diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.

    Melalui kegiatan kampanye ini, PT JNK berharap terbangun kesadaran bersama bahwa perjalanan aman jauh lebih penting dibandingkan mengejar kecepatan. Selain memberikan edukasi, pengelola tol juga membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan saran demi peningkatan pelayanan dan keselamatan di masa mendatang. (rbr/but)

  • Penampakan Mobil Tertabrak Kereta Bandara di Kalideres, Bodi Ringsek Parah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Desember 2025

    Penampakan Mobil Tertabrak Kereta Bandara di Kalideres, Bodi Ringsek Parah Megapolitan 19 Desember 2025

    Penampakan Mobil Tertabrak Kereta Bandara di Kalideres, Bodi Ringsek Parah
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Kecelakaan hebat melibatkan sebuah mobil dengan Kereta Api (KA) Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta (Basoetta) terjadi di perlintasan sebidang Jalan Alastua, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (19/12/2025).
    Insiden yang terjadi sekitar pukul 06.45 WIB itu menyebabkan satu mobil rusak parah dan pengemudinya mengalami luka serius.
    Peristiwa tersebut terjadi di perlintasan yang belum dilengkapi sistem portal otomatis.
    Berdasarkan video yang beredar di akun Instagram @
    warga.jakbar,
    mobil Toyota Avanza bernomor polisi B 1926 VZK tampak ringsek parah dan terdampar di sisi rel.
    Hampir seluruh bagian bodi mobil berwarna hitam tersebut remuk tak berbentuk akibat benturan keras dengan kereta.
    Kerusakan paling mencolok terlihat pada sisi kiri badan mobil yang penyok parah hingga menjorok ke dalam.
    Selain itu, struktur kerangka kendaraan tampak bengkok dan seluruh kaca jendela pecah berantakan di sekitar lokasi kejadian.
    Sementara itu, bodi bagian kanan mobil terlihat mengalami kerusakan lebih ringan dan pintu kanan depan masih dapat dibuka secara normal.
    Pintu tersebut kemudian dimanfaatkan warga sekitar untuk mengevakuasi pengemudi yang berada di dalam mobil dalam kondisi tidak sadarkan diri.
    Dalam rekaman video, terlihat sejumlah warga bahu-membahu menggotong sopir keluar dari bangkai kendaraan.
    Kepolisian memastikan pengemudi mobil mengalami sejumlah luka akibat benturan keras.
    “Korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kalideres,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Jakarta Barat, AKP Joko Siswanto.
    Joko menjelaskan, kecelakaan bermula ketika mobil yang dikemudikan pria berinisial IKM (59) melaju dari arah Jalan Warung Pojok menuju Jalan Alastua V.
    Saat hendak melintasi rel, pengemudi diduga tidak menyadari kedatangan kereta yang melintas.
    “Sesampainya di dekat perlintasan Kereta Api Warung Pojok, Kalideres, tertabrak kereta api Bandara arah Jakarta yang melaju dari arah barat ke timur,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Jakarta Barat, AKP Joko Siswanto.
    Diketahui, perlintasan sebidang di kawasan tersebut belum dilengkapi sistem portal otomatis.
    Selama ini, pengamanan perlintasan hanya mengandalkan petugas yang menutup palang pintu secara manual.
    Pihak KAI Commuter membenarkan bahwa perlintasan tersebut tidak dijaga saat kejadian berlangsung.
    “KAI Commuter sangat menyayangkan terjadinya kembali insiden tabrakan KA Commuter Line Basoetta No.807A (Manggarai-Bandara Soekarno Hatta) di perlintasan sebidang tidak dijaga antara Stasiun Poris dan Stasiun Kalideres,” kata Public Relations Manager KAI Commuter, Leza Arlan.
    Leza menegaskan, pengguna jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
    “Berhenti saat sinyal sudah berbunyi atau saat palang perlintasan mulai bergerak, serta tertib dalam berkendara. Berikan hak utama kepada kereta yang akan melintas,” kata Public Relations Manager KAI Commuter, Leza Arlan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.