Kasus: kebakaran

  • Rumah di Setiabudi Jaksel Kebakaran, 10 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

    Rumah di Setiabudi Jaksel Kebakaran, 10 Unit Mobil Damkar Dikerahkan

    Jakarta

    Sebuah rumah di Setiabudi, Jakarta Selatan, kebakaran. Sebanyak 10 unit mobil damkar dikerahkan.

    “Sepuluh unit (mobil damkar dikerahkan),” ujar Kasudin Gulkarmat Jaksel, Syamsul Huda, kepada wartawan, Selasa (7/10/2025).

    Kebakaran tersebut terjadi pada sebuah rumah di Jl. Karet Pedurenan,Kel. Karet Kuningan, Kec. Setiabudi, Jakarta Selatan. Petugas damkar mendapatkan laporan pertama pukul 06.43 WIB.

    “Obyek yang terbakar: rumah kontrakan,” imbuhnya.

    Belum diketahui penyebab kebakaran ini. Belum diketahui pula ada tidaknya korban jiwa dari insiden ini.

    (isa/yld)

  • Warga Siapkan Bambu untuk Usir Monyet Liar di Rawa Buntu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Oktober 2025

    Warga Siapkan Bambu untuk Usir Monyet Liar di Rawa Buntu Megapolitan 6 Oktober 2025

    Warga Siapkan Bambu untuk Usir Monyet Liar di Rawa Buntu
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, menyiapkan bambu untuk mengusir kawanan monyet liar yang berkeliaran di lingkungan mereka.
    Tujuannya, agar monyet-monyet itu tidak turun ke halaman rumah warga.
    “Jadi kami antisipasi saja bawa bambu supaya monyetnya enggak turun,” ujar warga setempat, Ijjo (30), saat ditemui Kompas.com di lokasi, Senin (6/10/2025).
    Warga khawatir jika kawanan monyet itu masuk ke permukiman warga dan turun ke halaman rumah, ditakutkan akan menyerang anak-anak.
    Apalagi saat kawanan monyet itu datang, banyak anak-anak yang antusias untuk melihatnya.
    “Khawatir turun, takut ada (monyet) yang gigit anak-anak dan Alhamdulillah enggak ada (monyet) yang turun sama sekali,” kata dia.
    Adapun sekelompok monyet yang masuk ke pemukiman warga di Rawa Buntu itu baru pertama kali terjadi.
    Ia meminta Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) segera mengambil langkah agar kawanan monyet tersebut bisa dikembalikan ke habitatnya
    “Ada yang besar, ada yang kecil. Kayaknya memang dari Puspitek karena baru pertama kali ada kejadian seperti ini,” jelas dia.
    Sementara itu, Ketua RT 003/001 Rawa Buntu, Lily (48), mengatakan, monyet-monyet itu pertama kali terlihat pada Sabtu (4/10/2025), sekitar pukul 11.00 WIB.
    “Saya menyaksikan sendiri. Jadi mungkin monyet itu keluaran dari Puspitek (kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), karena di sana tempat mereka. Kampung mereka, ibaratnya sering orang kasih makan,” kata Lily.
    Ia menduga, hewan liar itu keluar dari Puspitek lantaran lokasi tersebut tengah dilakukan pembangunan stadion sepak bola.
    “Sekarang terusik karena ada pembangunan stadion bola di Puspitek, di lokasi Brin,” kata dia.
    Menurut Lily, rombongan monyet tersebut sempat berpindah dari satu rumah ke rumah lain melalui atap rumah warga.
    Meskipun tidak sampai turun ke halaman rumah, warga tetap merasa khawatir karena banyak anak-anak yang turut menyaksikan kedatangan sekelompok monyet itu.
    “Inikan termasuk binatang buas juga, takutnya nyerang anak-anak,” jelas dia.
    Saat peristiwa itu terjadi, mereka sempat memanggil petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Tangsel, namun gagal menangkap monyet karena hewan-hewan itu berada di atas pohon yang palinh tinggi.
    “Pas Damkar datang, monyetnya enggak mau turun, ada di atas pohon paling tinggi. Setelah Damkar pulang, mereka turun lagi dan masuk ke pemukiman warga,” jelas dia.
    Ia menuturkan, ada sekitar 12 ekor monyet yang terlihat berkeliaran di lingkungannya.
    Warga pun diminta untuk tidak mendekat atau memancing perhatian hewan liar tersebut.
    “Saya sudah imbau warga supaya jangan mendekat. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada yang terluka,” ucap Lily.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polri Kerahkan Tiga Mobil AWC Padamkan Kebakaran di Jayapura

    Polri Kerahkan Tiga Mobil AWC Padamkan Kebakaran di Jayapura

    Selain tiga AWC, juga dikerahkan tiga mobil kebakaran milik Pemerintah Kota Jayapura dibantu delapan unit mobil water suplai.

    “Penyebab kebakaran masih diselidiki dan diduga kerugian mencapai Rp3,5 miliar,” kata Kabag Ops Kompol Ferdinand E. Numbery mewakili Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Fredickus W. A. Maclarimboen seperti dilansir Antara.

  • Kawanan Monyet Liar Masuk Permukiman di Rawa Buntu, Warga Tangsel Resah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Oktober 2025

    Kawanan Monyet Liar Masuk Permukiman di Rawa Buntu, Warga Tangsel Resah Megapolitan 6 Oktober 2025

    Kawanan Monyet Liar Masuk Permukiman di Rawa Buntu, Warga Tangsel Resah
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com —
    Sekelompok monyet liar terlihat berkeliaran di kawasan permukiman warga Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, pada Sabtu (4/10/2025).
    Kemunculan hewan-hewan tersebut membuat warga resah karena khawatir akan menyerang anak-anak.
    “Inikan termasuk binatang buas juga, takutnya nyerang anak-anak,” ujar Ketua RT 003/001 Rawa Buntu, Lily Alay (48), saat ditemui
    Kompas.com
    , Senin (6/10/2025).
    Lily mengimbau warga agar tidak mendekati kawanan monyet saat hewan-hewan itu masuk ke permukiman.
    “Saya sudah imbau warga supaya jangan mendekat.
    Alhamdulillah
    sejauh ini tidak ada yang terluka,” kata dia.
    Saat kejadian, warga sempat memanggil petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tangerang Selatan untuk menangkap dan mengembalikan monyet-monyet tersebut ke habitatnya. Namun, upaya itu tidak berhasil karena kawanan monyet bertahan di atas pohon tertinggi.
    “Pas Damkar datang, monyetnya enggak mau turun, ada di atas pohon paling tinggi. Setelah Damkar pulang, mereka turun lagi dan masuk ke pemukiman warga,” jelas Lily.
    Sementara itu, seorang warga bernama Ijjo (30) mengatakan, warga akhirnya menyiapkan bambu untuk berjaga-jaga agar monyet tidak turun ke halaman rumah.
    “Jadi kami antisipasi saja, bawa bambu supaya monyetnya enggak turun,” kata dia.
    Menurut Ijjo, kemunculan kawanan monyet di Rawa Buntu merupakan peristiwa pertama yang terjadi. Ia menduga hewan-hewan itu berasal dari kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek).
    “Ada yang besar, ada yang kecil. Kayaknya memang dari Puspitek karena baru pertama kali ada kejadian seperti ini,” ucapnya.
    Warga berharap Pemerintah Kota Tangerang Selatan segera mengambil langkah agar kawanan monyet tersebut dapat dikembalikan ke habitat aslinya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kawanan Monyet Liar Masuk Permukiman di Rawa Buntu, Warga Tangsel Resah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Oktober 2025

    Monyet Masuk ke Permukiman Warga Rawa Buntu, Diduga karena Habitatnya Terganggu Megapolitan 6 Oktober 2025

    Monyet Masuk ke Permukiman Warga Rawa Buntu, Diduga karena Habitatnya Terganggu
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Sekelompok monyet liar berkeliaran di kawasan permukiman warga Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan, pada Sabtu (4/10/2025).
    Warga menduga monyet-monyet tersebut keluar dari kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) karena habitatnya yang terganggu.
    “Sekarang terusik karena ada pembangunan stadion bola di Puspitek, di lokasi Brin,” ujar Ketua RT 003 RW 002 Rawa Buntu, Lily Alay (48) saat ditemui Kompas.com, Senin (6/10/2025).
    Ia menduga, keberadaan proyek pembangunan di Puspitek membuat kawanan monyet itu kehilangan kenyamanan dan sumber makanan.
    Padahal, Puspitek itu tempat kawanan monyet liar itu tinggal dan banyak orang yang memberi makan saat berada di sana.
    “Mungkin karena lapar, atau penyebab lainnya, jadi mereka kabur dari tempat itu, karena mungkin sudah enggak nyaman, akhirnya mereka masuk ke pemukiman warga, ke tempat umumlah,” kata dia.
    Lily mengatakan, kawanan monyet tersebut sempat terlihat di sekitar atap rumah warga pada pukul 11.00 WIB.
    Bahkan monyet-monyet itu sempat berpindah dari satu atap rumah ke rumah lainnya.
    Meskipun tidak sampai turun ke halaman rumah, warga tetap merasa khawatir karena banyak anak-anak yang turut menyaksikan kedatangan sekelompok monyet itu.
    “Inikan termasuk binatang buas juga, takutnya nyerang anak-anak,” kata dia.
    Saat peristiwa itu terjadi, mereka sempat memanggil petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Tangsel, namun gagal menangkap monyet karena hewan-hewan itu berada di atas pohon yang paling tinggi.
    “Pas Damkar datang, monyetnya enggak mau turun, ada di atas pohon paling tinggi. Setelah Damkar pulang, mereka turun lagi dan masuk ke pemukiman warga,” ujar dia.
    Ia menuturkan, ada sekitar 12 ekor monyet yang terlihat berkeliaran di lingkungannya.
    Warga pun diminta untuk tidak mendekat atau memancing perhatian hewan liar tersebut.
    “Saya sudah imbau warga supaya jangan mendekat. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada yang terluka,” kata dia.
    Warga lainnya, Ijjo (30), mengatakan, monyet-monyet itu sempat terlihat sejak pagi di jalan raya dekat warung soto Boyolali dan minimarket sekitar kawasan tersebut.
    “Dari pagi sekitar jam enam sudah kelihatan di jalan depan Alfa. Terus menjelang siang mereka naik ke pohon-pohon di belakang permukiman,” kata Ijjo.
    Namun, untuk berjaga-jaga, warga sempat banyak yang menyiapkan bambu untuk menghalau monyet agar tidak turun ke bawah.
    “Jadi kami antisipasi saja bawa bambu supaya monyetnya enggak turun,” kata dia.
    Menurut Ijjo, jumlah monyet yang terlihat di kawasan itu baru pertama kali terjadi di sekitaran rumahnya.
    Ia meminta Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) segera mengambil langkah agar kawanan monyet tersebut bisa dikembalikan ke habitatnya
    “Ada yang besar, ada yang kecil. Kayaknya memang dari Puspitek karena baru pertama kali ada kejadian seperti ini,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Siapkan Bambu untuk Usir Monyet Liar di Rawa Buntu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Oktober 2025

    Sekelompok Monyet Masuk ke Permukiman Warga Rawa Buntu Megapolitan 6 Oktober 2025

    Sekelompok Monyet Masuk ke Permukiman Warga Rawa Buntu
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Sekelompok monyet liar berkeliaran di kawasan permukiman warga di Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan.
    Kemunculan monyet tersebut membuat warga resah karena khawatir mengganggu anak-anak dan warga sekitar.
    Ketua RT 003/001 Rawa Buntu, Lily (48), mengatakan, monyet-monyet itu pertama kali terlihat pada Sabtu (4/10/2025), sekitar pukul 11.00 WIB.
    “Saya menyaksikan sendiri. Jadi mungkin monyet itu keluaran dari Puspitek (kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), karena di sana tempat mereka. Kampung mereka, ibaratnya sering orang kasih makan,” ujar Lily saat ditemui Kompas.com di lokasi, Senin (6/10/2025).
    Ia menduga, hewan liar itu keluar dari Puspitek lantaran lokasi tersebut tengah dilakukan pembangunan stadion sepak bola.
    “Sekarang terusik karena ada pembangunan stadion bola di Puspitek, di lokasi Brin,” kata dia.
    Menurut Lily, rombongan monyet tersebut sempat berpindah dari satu rumah ke rumah lain melalui atap rumah warga.
    Meskipun tidak sampai turun ke halaman rumah, warga tetap merasa khawatir karena banyak anak-anak yang turut menyaksikan kedatangan sekelompok monyet itu.
    “Inikan termasuk binatang buas juga, takutnya nyerang anak-anak,” ujar dia.
    Saat peristiwa itu terjadi, mereka sempat memanggil petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Tangsel, namun gagal menangkap monyet karena hewan-hewan itu berada di atas pohon yang paling tinggi.
    “Pas Damkar datang, monyetnya enggak mau turun, ada di atas pohon paling tinggi. Setelah Damkar pulang, mereka turun lagi dan masuk ke pemukiman warga,” kata dia.
    Ia menuturkan, ada sekitar 12 ekor monyet yang terlihat berkeliaran di lingkungannya.
    Warga pun diminta untuk tidak mendekat atau memancing perhatian hewan liar tersebut.
    “Saya sudah imbau warga supaya jangan mendekat. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada yang terluka,” ucap dia.
    Warga lainnya, Ijjo (30), mengatakan monyet-monyet itu sempat terlihat sejak pagi di jalan raya dekat warung soto Boyolali dan minimarket sekitar kawasan tersebut.
    “Dari pagi sekitar jam enam sudah kelihatan di jalan depan Alfa. Terus menjelang siang mereka naik ke pohon-pohon di belakang permukiman,” kata Ijjo.
    Namun, untuk berjaga-jaga, warga sempat banyak yang menyiapkan bambu untuk menghalau monyet agar tidak turun ke bawah.
    “Jadi kami antisipasi saja bawa bambu supaya monyetnya enggak turun,” kata dia.
    Menurut Ijjo, jumlah monyet yang terlihat di kawasan itu baru pertama kali terjadi di sekitaran rumahnya.
    Ia meminta Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) segera mengambil langkah agar kawanan monyet tersebut bisa dikembalikan ke habitatnya
    “Ada yang besar, ada yang kecil. Kayaknya memang dari Puspitek karena baru pertama kali ada kejadian seperti ini,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kamar Apartemen di Lantai 12 Gunawangsa Surabaya Terbakar

    Kamar Apartemen di Lantai 12 Gunawangsa Surabaya Terbakar

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah kamar apartemen Gunawangsa di lantai 12, Kelurahan Menur Pumpungan, Surabaya terbakar hebat pada Senin siang, 6 Oktober 2025.

    Kebakaran mengakibatkan panik penghuni kamar apartemen, penyebabnya diduga berasal dari alat pengering rambut atau hairdryer, yang mengalami korsleting.

    Kabid Pemadam Kebakaran, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya, Wasis Sutikno mengatakan bahwa kebakaran terjadi pada pukul 09.24 WIB.

    “Penghuni mengompol dikasur lalu menggunakan hairdryer untuk mengeringkan,namun tiba-tiba untuk hairdryer konslet dan mengeluarkan api,” kata Wasis, Senin (6/10/2025).

    Menurut Wasis, kamar tersebut saat itu sedang ada penghuninya sebanyak 2 orang. Dua orang tersebut berhasil menyelamatkan diri, dengan salah satunya dievakuasi petugas ke lantai dasar.

    “Penghuni kamar turun kebawah untuk melapor ke pihak manajemen ataupun security. Untuk penghuni selain lantai 12 merasa aman, sehingga tidak mau untuk keluar dan petugas memberikan sosialisasi kepada penghuni kamar tiap lantai,” urainya.

    Sementara, Wasis memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Dan petugas telah memastikan situasi sudah kondusif.

    “Tidak ada korban jiwa. Pembasahan selesai dan dinyatakan kondusif pukul 10.37 WIB,” pungkasnya. (rma/ted)

  • Ruang Kelas Terbakar, KBM Siswa SD di Pamekasan Dialihkan ke Rumah Warga

    Ruang Kelas Terbakar, KBM Siswa SD di Pamekasan Dialihkan ke Rumah Warga

    Pamekasan (beritajatim.com) – Empat ruang gedung SD Negeri Poto’an Dhaja 2, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, ludes terbakar dilalap si jago merah, Minggu (5/10/2025) malam. Namun proses pembelajaran tetap dilaksanakan dengan menggunakan teras rumah warga maupun mushalla di sekitar sekolah, Senin (6/10/2025).

    “Total ada empat ruangan pengganti yang kami siapkan, termasuk rumah warga dan mushalla sekitar. Sekolah yang tidak terdampak kebakaran juga tetap digunakan untuk melaksanakan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar),” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan, Mohammad Alwi.

    Pengalihan KBM ke rumah warga maupun mushalla di sekitar sekolah sengaja dilakukan sebagai alternatif yang cukup memungkinkan. “Lokasi alternatif dipilih karena memiliki halaman yang cukup luas dan mampu menampung siswa untuk kegiatan belajar,” ungkapnya.

    “Ruang kelas yang terdampak kebakaran meliputi ruang kelas I hingga kelas I, II, III dan VI, kebetulan lokasinya berdempetan dengan titik kebakaran. Akibat peristiwa itu, sejumlah sarana pembelajaran juga hangus terbakar, seperti bangku, kursi serta perangkat elektronik berupa chromebook, laptop, dan sound system,” jelasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya bersama pihak sekolah juga melakukan pemantauan memastikan proses pembelajaran berjalan lancar. “Koordinasi bersama para guru juga sudah kita lakukan, termasuk izin resmi dari pemilik rumah yang digunakan sebagai ruang kelas sementara,” jelasnya.

    “Selain itu kami juga sudah mengajukan proses renovasi ke kementerian, agar perbaikan bangunan yang terbakar bisa segera dilaksanakan, sehingga proses belajar mengajar kembali normal seperti sedia kala,” pungkasnya. [pin/ted]

  • Apes! Baru Uji Coba Perdana, Pabrik Triplek di Ponggok Blitar Terbakar

    Apes! Baru Uji Coba Perdana, Pabrik Triplek di Ponggok Blitar Terbakar

    Blitar (beritajatim.com) – Hari pertama uji coba produksi sebuah pabrik triplek di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, diwarnai insiden menegangkan. Mesin boiler (pemanas) di pabrik UD Gading Cakra Alam, yang berlokasi di Desa Sidorejo, tiba-tiba terbakar pada Senin (6/10/2025) sekitar pukul 11.30 WIB.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materiil yang berarti dalam kejadian ini. Kesigapan para pekerja di lokasi berhasil mencegah api meluas sebelum petugas pemadam kebakaran tiba.

    Insiden ini terjadi saat pabrik sedang melakukan trial produksi untuk pertama kalinya sejak beroperasi. Uji coba dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, satu setengah jam kemudian, malapetaka kecil terjadi.

    Lokasi Pabrik Triplek di Ponggok Blitar yang terbakar. (foto : Winanto/beritajatim.com)

    “Penyebab kebakaran berasal dari oli mesin boiler yang tumpah dan mengenai mesin panas di bawahnya, sehingga menimbulkan percikan api,” jelas Kapolsek Ponggok, AKP Tri Muliarso, yang turut mendatangi lokasi kejadian.

    Melihat percikan api yang mulai membesar, sekitar 10 orang pekerja tidak tinggal diam. Dengan sigap, mereka bergotong-royong memadamkan api menggunakan material pasir yang ada di sekitar pabrik. Aksi cepat dan swadaya ini terbukti sangat efektif untuk mengendalikan api.

    Tak lama kemudian, dua unit mobil pemadam kebakaran dari Kabupaten Blitar tiba di lokasi. Petugas Damkar langsung melakukan proses pembasahan dan pendinginan di area mesin boiler untuk memastikan tidak ada lagi titik api yang berpotensi menyala kembali.

    “Api berhasil dipadamkan secara swadaya oleh pekerja, selanjutnya dilakukan pembasahan oleh petugas Damkar. Kerugian materiil dan korban jiwa nihil,” tambah AKP Tri Muliarso.

    Akibat insiden ini, pihak perusahaan memutuskan untuk menghentikan sementara operasional uji coba. Kegiatan produksi baru akan dilanjutkan setelah seluruh mesin diperiksa dan dipastikan aman untuk digunakan kembali. Diketahui, pabrik triplek UD Gading Cakra Alam ini menempati bangunan bekas pabrik rokok seluas satu hektar. (owi/but)

  • Pertamina Imbau Masyarakat Waspada Isu Hoax

    Pertamina Imbau Masyarakat Waspada Isu Hoax

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga dalam beberapa waktu terakhir telah mengamati dan membaca adanya praktik manipulasi informasi atau bahkan penyesatan informasi seperti HOAX yang berpotensi membuat masyarakat dan konsumen menjadi tidak nyaman dan kuatir kondisi yang terjadi.

    Penyebaran disinformasi atau HOAX ini dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dan diarahkan kepada Pertamina dan Pemerintah.

    Kondisi ini sangat disayangkan oleh Pertamina karena tidak saja merupakan pencemaran nama baik Pertamina sebagai BUMN namun juga terhadap pemerintah yang saat ini sedang membantu dan menjadi pengayom dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

    Maka, Pertamina Patra Niaga merasa perlu untuk meluruskan sejumlah informasi hoaks yang beredar di media sosial. Berikut adalah deretan hoaks dan misinformasi dan fakta sebenarnya :

    1. Informasi Pengujian RON BBM dengan Alat Portabel

    Beredarnya hasil pengujian Research Octane Number (RON) bahan bakar minyak (BBM) dengan menggunakan alat portabel, kami perlu memberikan klarifikasi bahwa metode tersebut tidak dapat dijadikan dasar pengujian resmi untuk menentukan angka oktan suatu BBM.

    Secara teknis, pengujian RON memiliki standar baku internasional yang hanya dapat dilakukan menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai metode ASTM D2699 untuk RON. Mesin CFR merupakan satu-satunya alat yang disertifikasi secara global untuk mengukur ketahanan bahan bakar terhadap detonasi yang menimbulkan knocking melalui proses pembakaran nyata dengan parameter suhu, tekanan, dan rasio kompresi yang dikontrol ketat.

    Pengujian yang dilakukan dengan alat portabel Oktis-2 terhadap berbagai jenis BBM seluruh operator BBM menunjukkan hasil yang bervariasi, ada yang lebih rendah maupun lebih tinggi dari standar sebenarnya, sehingga membuktikan ahwa alat tersebut tidak memiliki akurasi dan kepresisian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

    Di dalam alat ini juga terdapat pilihan sistem pengukuran USA dan RUS (Eropa), dimana di Eropa menggunakan standar RON, sementara USA menggunakan AKI (Anti Knocking Index atau setengah dari penjumlahan RON dan MON). Secara konversi, RON 98 (Eropa) setara dengan AKI 91-92 (USA), sehingga di Amerika Serikat memang tidak dikenal istilah RON 98. Alat Oktis-2 hanya mengukur sifat dielektrik (penghantaran listrik) dari bahan bakar bukan mengukur RON dan tidak ada hubungan antara sifat dielektrik dengan RON.

    2. Pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk mobil dan 4 hari untuk motor, serta larangan bagi penunggak pajak kendaraan adalah tidak benar. Penyaluran BBM, khususnya BBM Subsidi, tetap berjalan sesuai ketentuan pemerintah melalui mekanisme yang berlaku agar lebih tepat sasaran dan transparan. Hal ini juga sudah disampaikan oleh kementerian ESDM melalui juru bicara KESDM.

    3. Adanya kebakaran SPBU akibat kebijakan pembatasan BBM adalah Hoaks. Video yang beredar adalah rekaman lama dari peristiwa berbeda, yaitu insiden kebakaran SPBU di Aceh pada tahun 2024.

    4. Video Viral Lumajang : masyarakat disebut menggeruduk SPBU adalah Hoaks. Kejadian sebenarnya adalah pada Rabu, 17 September 2025, ketika ada karnaval di Desa Sentul, Lumajang. Karena hujan deras, penonton berdesakan berteduh di area SPBU yang sudah tutup sejak pukul 21.00 WIB. Keributan terjadi akibat pengaruh minuman keras, bukan karena layanan SPBU. Tidak ada penjarahan atau kerusakan, hanya sampah yang berserakan keesokan harinya.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, mengimbau masyarakat agar jeli dan teliti terhadap berbagai bentuk disinformasi yang sering beredar.

    “Masyarakat perlu mewaspadai hoaks lainnya seperti adanya hoaks seperti pembatasan pembelian BBM akhir-akhir ini dan juga informasi seperti pengujian-pengujian yang tidak dilakukan oleh ahlinya serta informasi-informasi hoaks lainnya seperti rekrutmen fiktif yang mengatasnamakan Pertamina,” ujar Roberth.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]