Kasus: kebakaran

  • 5 Jenis Kendaraan yang Tak Perlu Bayar Pajak Tahunan

    5 Jenis Kendaraan yang Tak Perlu Bayar Pajak Tahunan

    Jakarta

    detikers! Kamu sudah tahu belum bahwa ada beberapa jenis kendaraan yang dibebaskan dari pajak kendaraan bermotor (PKB)? Berdasarkan aturannya, ternyata ada 5 jenis kendaraan yang tak perlu bayar pajak.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatur pajak kendaraan dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Aturan itu sudah diundangkan sejak 5 Januari 2024 dan telah berlaku sejak Januari 2025.

    Dalam aturan itu, dijelaskan bahwa objek PKB merupakan kepemilikan dan/atau penguasaan atas kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor yang dimaksud merupakan kendaraan bermotor yang wajib didaftarkan di wilayah Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Berdasarkan Perda No. 1 Tahun 2024, ternyata ada beberapa kendaraan yang dikecualikan dari objek PKB. Setidaknya ada lima kendaraan yang dikecualikan dari objek PKB, yaitu kepemilikan dan/atau penguasaan atas:

    kereta api;Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara;Kendaraan Bermotor kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik, dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan Pajak dari Pemerintah;Kendaraan Bermotor berbasis Energi Terbarukan; danKendaraan Bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh pabrikan atau importir yang semata-mata disediakan untuk keperluan pameran dan tidak untuk dijual.

    Perlu diketahui juga, sejak 5 Januari 2025, Pemprov DKI Jakarta telah memberlakukan tarif baru untuk pajak kendaraan bermotor. Adapun tarif PKB atas kepemilikan dan/atau penguasaan oleh orang pribadi ditetapkan sebesar:

    2% (dua persen) untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor pertama3% (tiga persen) untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor kedua4% (empat persen) untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor ketiga5% (lima persen) untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor keempat6% (enam persen) untuk kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor kelima dan seterusnya.

    Kepemilikan Kendaraan Bermotor dihitung berdasarkan atas nama, nomor induk kependudukan, dan/atau alamat yang sama.

    Selain itu, tarif PKB atas kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor yang digunakan untuk angkutan umum, angkutan karyawan, angkutan sekolah, ambulans, pemadam kebakaran, sosial keagamaan, lembaga sosial dan keagamaan, Pemerintah, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ditetapkan sebesar 0,5 persen. Tarif PKB atas kepemilikan dan/atau penguasaan oleh Badan ditetapkan sebesar 2 persen.

    (rgr/din)

  • Bangunan Proyek Hotel Runtuh di Madrid, 10 Orang Terluka-4 Hilang

    Bangunan Proyek Hotel Runtuh di Madrid, 10 Orang Terluka-4 Hilang

    Jakarta

    Bangunan yang sedang direnovasi di Madrid, Spanyol, ambruk. Peristiwa itu mengakibatkan 10 orang terluka dan empat lainnya dilaporkan hilang.

    Dilansir AFP, Selasa (7/10/2025), layanan darurat Spanyol sedang berupaya menemukan empat orang yang hilang setelah sebuah bangunan di pusat kota wisata Madrid runtuh, melukai sekitar 10 orang, kata pihak berwenang.

    Jumlah korban “saat ini diperkirakan sekitar 10 orang, sebagian besar luka ringan”, kata Francisco Martin Aguirre, perwakilan tertinggi pemerintah pusat di wilayah Madrid, seraya menambahkan bahwa “ada empat orang yang hilang”.

    Sementara itu, menurut Reuters, setidaknya tiga pekerja konstruksi terluka setelah sebuah bangunan yang sedang direnovasi runtuh sebagian di pusat kota Madrid, kata pihak berwenang. Dua orang mengalami luka ringan sementara orang ketiga dibawa ke rumah sakit dengan patah kaki, kata Beatriz Martin, juru bicara layanan darurat.

    Para korban luka melaporkan bahwa beberapa rekan pekerja konstruksi berada di dalam gedung ketika runtuh, kata Martin, tanpa memberikan jumlah korban hilang.

    Polisi dan petugas pemadam kebakaran menggunakan drone dan anjing pelacak untuk memeriksa apakah ada orang yang terjebak di dalam gedung yang terletak di dekat gedung opera ibu kota Spanyol dan istana kerajaan.

    Tonton juga video “Penonton Tak Bertiket Jebol Pagar Konser di Makassar, 4 Orang Terluka” di sini:

    (rfs/ygs)

  • Mobil Boks Tabrak Metrotrans Berpenumpang di Pasar Minggu, 1 Orang Luka

    Mobil Boks Tabrak Metrotrans Berpenumpang di Pasar Minggu, 1 Orang Luka

    Jakarta

    Mobil boks mengalami kecelakaan Metrotrans di Pasar Minggu, Jakarta Selatan (Jaksel). Pengemudi mobil boks tersebut mengalami luka.

    “Objek penanganan kecelakaan mobil boks,” kata Command Center Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jaksel, Selasa (7/10/2025).

    Kecelakaan itu terjadi di Jalan Raya Pasar Minggu, Jaksel. Petugas pemadam kebakaran (damkar) menerima informasi kecelakaan tersebut sekitar pukul 17.40 WIB.

    Damkar dihubungi untuk melakukan proses evakuasi terhadap pengemudi mobil boks bernomor polisi (nopol) B-8781-YI yang dikemudikan sopir bernama Ahmad. Sopir tersebut diduga tak bisa mengendalikan mobil boks.

    Mobil boks itu lalu menabrak Metrotrans yang sedang mengangkut penumpang di halte.

    Pengemudi mobil boks yang mengalami luka diberikan pengobatan. (dok Damkar Jaksel)

    Satu tim rescue terdiri dari 6 personel Damkar Jaksel lalu mengevakuasi korban. Korban langsung diberi penanganan medis awal di tempat kejadian perkara (TKP).

    Dalam foto yang diterima, tampak bodi depan dan kaca mobil boks mengalami kerusakan cukup parah akibat kecelakaan tersebut.

    “Iya korban luka 1 orang, pengemudi mobil boks,” ucapnya.

    (jbr/mei)

  • Waduh! Mobil Listrik Ini Terbakar Padahal Baru 1,5 Bulan-Jarak Tempuh 1.066 Km

    Waduh! Mobil Listrik Ini Terbakar Padahal Baru 1,5 Bulan-Jarak Tempuh 1.066 Km

    Jakarta

    Sebuah mobil listrik Avatr 06 terbakar di area parkir Desa Dongbi, Fujian, China. Ini kasus pertama yang terjadi dari merek tersebut, belum diketahui penyebab pasti kebakaran mobil listrik ini.

    Seperti dilaporkan media The Sanxiang Daily, mobil listrik ini terbakar di area parkir Desa Dongbi, Fujian, China. Dari foto-foto yang disajikan, mobil itu dilalap api dengan kepulan asap tebal. Kebakaran itu juga merusak tujuh mobil lain di sekitarnya, termasuk Audi, BMW, Mazda, dan Aion. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

    Masih dalam laporan yang sama, pemilik Avatr 06 mengatakan mobil itu baru dibeli pada 28 Agustus 2025. Umur mobil itu sekitar satu setengah bulan, jarak tempuhnya juga baru mencapai 1.066 kilometer (km).

    Menurut pemiliknya, lewat pantauan aplkasi Avatr, suhu mobil sempat menunjukkan mencapai 76,4 derajat celcius sebelum kebakaran terjadi. Asap pertama kali muncul dari area kursi penumpang depan.

    Dikutip dari Carnewschina, pemilik mobil menaruh banyak aksesori di konsol tengah, dugaan awal hal itu bisa saja menyebabkan pantulan cahaya terkonsentrasi ke kursi penumpang, yang kemudian memicu api. Kemungkinan lain yang disebutkan adalah ledakan parfum di dalam kabin.

    Pemilik Avatr 06 tersebut menyebutkan bahwa pihak pabrikan sudah menghubunginya dan berjanji akan menindaklanjuti masalah ini dengan baik. Hingga berita ini diturunkan, Avatr, Changan, dan CATL belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.

    Avatr 06 resmi masuk pasar China pada 19 April 2025, dan ini merupakan kasus kebakaran pertama yang melibatkan model tersebut. Mobil ini menggunakan baterai LFP CATL tipe Shenxing berkapasitas 72,88 kWh, yang didukung sistem tegangan tinggi 800V serta perlindungan arus lebih.

    Sementara itu, versi EREV (Extended Range Electric Vehicle) Avatr 06 menggunakan baterai Freevoy LFP dengan dua pilihan kapasitas, yakni 31,7 kWh dan 45,06 kWh. Hingga kini, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa kebakaran disebabkan oleh baterai mobil tersebut.

    Avatr 06 merupakan mobil listrik sedan yang diproduksi Avatr Technology, perusahaan hasil kerja sama antara Changan Automobile dengan perusahaan baterai CATL. Selain itu, teknologi pintar dan sistem-sistem canggih (seperti sistem bantuan mengemudi, antarmuka pintar) dikembangkan dengan dukungan dari Huawei sebagai mitra strategis.

    Untuk diketahui, ini merupakan kasus kebakaran pertama yang menimpa Avatr 06 sejak model tersebut diluncurkan di pasar China pada 19 April 2025.

    (riar/dry)

  • Kebakaran Rumah di Tunggorono Jombang, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp130 Juta

    Kebakaran Rumah di Tunggorono Jombang, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp130 Juta

    Jombang (beritajatim.com) – Warga Desa Tunggorono, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Jawa Timur, digegerkan oleh kebakaran yang melanda rumah milik Miftakul Roikah (38), Selasa, 7 Oktober 2025, sekitar pukul 09.25 WIB. Kebakaran diduga terjadi akibat korsleting listrik yang terjadi di kamar tidur rumah tersebut.

    Sejak awal kejadian, api cepat membesar dan mulai mengancam rumah yang terletak di Dusun Karang Kletak, RT.01 / RW.05. “Warga sempat berusaha memadamkan api menggunakan alat seadanya, namun api semakin membesar dan tak terkendali,” kata Andrik Prasetyo, salah seorang anggota Pos Damkar Jombang yang terlibat dalam penanganan kebakaran tersebut.

    Dalam upaya penyelamatan, sekitar pukul 09.45 WIB, salah seorang warga melaporkan kejadian ini ke Pos Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Jombang. Tim pemadam kebakaran segera merespons dengan mengirimkan satu unit fire pumper truck dan satu unit supply truck ke lokasi kejadian pada pukul 09.50 WIB.

    Setelah tiba di lokasi pada pukul 09.58 WIB, tim Damkar langsung melakukan pemadaman dan pembasahan hingga api dapat dipadamkan sepenuhnya pada pukul 10.50 WIB.

    Menurut perkiraan awal, kerugian akibat kebakaran ini mencapai sekitar Rp130 juta, yang mencakup kerusakan pada rumah seluas ± 7 × 10 meter persegi tersebut. Selain itu, beberapa pihak terkait turut serta dalam penanganan kejadian ini, seperti Pos Damkar Jombang, Pusdalops PB, Polsek Kota, Agen Bencana BPBD Provinsi, perangkat desa setempat, dan warga.

    Proses pemadaman berjalan lancar berkat kerjasama yang baik antara warga dan petugas pemadam kebakaran. Meskipun sempat terjadi kesulitan dalam tahap awal pemadaman, api akhirnya dapat dikendalikan sebelum menyebar lebih luas. [suf]

  • Indomaret di Jalan Raya Kerek Tuban Terbakar

    Indomaret di Jalan Raya Kerek Tuban Terbakar

    Tuban (beritajatim.com) – Indomaret di Jalan Raya Kerek-Montong turut Desa Margomulyo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban kebakaran.

    Belum diketahui penyebabnya apa, Pemadam Kebakaran (Damkar) Tuban masih selidiki.

    Kepala Bidang (Kabid) Damkar Tuban, Sutaji menyampaikan kebakaran terjadi sekitar pukul 01.30 Wib selasa dini hari, berdasarkan keterangan warga sekitar mendengar ada suara seperti letusan yang berasal dari dalam Indomaret. Setelah di cek ternyata ada kebakaran.

    “Kami menerima laporan itu sudah dalam kebakaran apinya membesar,” ujar Sutaji. Selasa (07/10/2025)

    Sehingga saat pihaknya menerima laporan langsung mengerahkan tim Mako Tuban gabungan 2 armada dan dibantu 1 armada Semen Indonesia langsung mendatangi lokasi dan api berhasil dipadamkan sekitar pukul 05.00 Wib.

    “3 jam api sudah dapat dikendalikan,” imbuhnya.

    Selain itu, Indomaret keadaan sudah tutup dari pukul 23.30 Wib dengan kondisi lampu dipadamkan yang masih ada aliran listriknya hanya mesin ATM serta CCTV saja.

    “Untuk penyebabnya belum tahu dan kerugian ditafsir berapa belum dihitung,” pungkasnya. [dya/ted]

  • Kisah Haru di Balik Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Ketika Rafi Tak Lagi Bangun dari Sujudnya

    Kisah Haru di Balik Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Ketika Rafi Tak Lagi Bangun dari Sujudnya

    Bisnis.com, SURABAYA ‐ Sekeping kisah haru tersisa dari memori bencana peristiwa ambruknya bangunan musala yang terletak di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. 

    Di balik puing-puing bangunan tiga lantai yang robohh itu, petugas SAR gabungan dari unsur rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya mengevakuasi tubuh seorang remaja pria yang ditemukan dalam posisi bersujud. Tubuh yang kaku itu tengah memeluk seraya melindungi temannya, Syehlendra Haical (13), yang kini bertahan hidup, Rabu (1/10/2025) sore.

    Insan tersebut diketahui bernama Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas. Rafi, sapaan akrabnya, masih berusia 17 tahun dan kini telah meninggalkan dunia untuk selamanya. Rafi tutup usia setelah mencoba bertahan selama kurang lebih sehari sesudah kejadian nahas yang terjadi pada Senin (29/9/2025) saat ratusan santri Ponpes Al-Khoziny menunaikan ibadah salat Ashar sore itu.

    Sang kakak, Novita Tri Endah (26) tak kuasa menahan air matanya saat mengingat kembali potongan-potongan kejadian mendadak yang tidak pernah disangkanya akan dialami dirinya beserta keluarganya itu. 

    “[Rafi] Sudah meninggal, keadaan sujud di hari ketiga. Dini hari meninggal sambil meluk temannya yang selamat itu, Haical,” ungkap Novita saat ditemui di rumah duka, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/10/2025).

    Novita menceritakan bahwa Rafi baru menginjakkan kaki di pondok pesantren selama kurang lebih dua bulan lamanya. Ia berkata bahwa adiknya tersebut memiliki tekad yang kuat untuk menimba ilmu agama usai lulus dari bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    Perempuan itu juga mengatakan bahwa Rafi memiliki cita-cita untuk menjadi seorang ustaz saat ia dewasa kelak. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren itu disebutnya datang secara pribadi dari sosok Rafi.

    Novita pun menyebut bahwa keinginan Rafi untuk bisa “mondok” awalnya sempat ditentang oleh pihak keluarga, termasuk dirinya sendiri. Namun, pada akhirnya, keluarga pun menuruti permintaan Rafi setelah melihat dan memahami niat sucinya tersebut, hingga akhirnya ia resmi memulai pembelajaran pendidikan agama di Ponpes Al-Khoziny sejak Juli 2025 lalu.

    “Dia yang minta sendiri kan. Malah aku yang enggak bolehin mondok sebetulnya. Dia bilang ‘aku pingin mondok ae’. ‘Aku pingin nekunin agama, pengen bisa baca Al-Quran. Aku pingin jadi ustad. Aku ingin ngajarin ponakan-ponakan’,” ucap Novita sambil menirukan perkataan almarhum adiknya itu.

    Sempat Minta Foto Keluarga 

    Novita menjelaskan Rafi merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dan merupakan satu-satunya anak laki-laki yang hadir di keluarga mereka. Sejak masa kanak-kanak, ia mengakui bahwa Rafi adalah sosok yang penurut, tidak pernah membantah orang tua dan saudaranya, dan sabar menanti keinginannya. 

    “Jadi dia dari kecil nggak membangkang gitu. Nurut sama aku sama bapak, nurut di rumah. Kalau aku enggak boleh ini, ya dia nggak berangkat. Nggak neko-neko, nggak banyak nuntut,” ucapnya.

    Hari-hari menjelang peristiwa nahas tersebut, Novita mengatakan bahwa Rafi sempat pulang ke rumah saat momen perayaan Maulid Nabi bulan lalu. Rafi sempat tinggal dan menetap selama sepuluh hari lamanya di kediaman mereka. 

    Saat pulang ke rumah, banyak permintaan sederhana yang diutarakan oleh almarhum. Di antaranya meminta untuk dibelikan makanan pisang coklat, pelindung (casing) handphone, minyak wangi, baju koko, hingga foto bersama keluarga. Novita pun sempat merasa bingung dengan gelagat adiknya tersebut yang tidak seperti biasanya.

    “Aku yang ngerasa kayak ada yang aneh, minta itu, aneh-aneh gitu. Berturut-turut minta sesuatu. Biasanya itu enggak pernah. Dia minta foto sama aku, ‘Ayo mbak foto, ngko sampeyan lek [nanti kalau kamu] kangen, iku [itu] lihat aku’. Itu juga dia foto terakhir pakai sarung merah yang ditemukan itu,” ucap Novita. 

    Novita juga menyebut saat kembali ke pondok pesantren, Rafi sempat berkomunikasi via telepon dengan ayahnya. Saat itu, ayahnya menanyakan mengenai sisa uang saku yang masih dipegang Rafi untuk menunjang kehidupannya di pondok pesantren. 

    “Sama bapak telepon dua kali. Ditanya bapak ‘Uangnya udah habis ta?’ Jawabannya ‘Ada cukup sampai aku mulih maneh [pulang lagi]. Pulangnya itu masih lama kok cukup’. Ternyata pulang ke Rahmatullah,” tutur Novita. 

    Sosok Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (tengah), korban jiwa dari peristiwa naas ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur./ Bisnis-Julianus Palermo

    Sujud Terakhir Rafi

    Berdasarkan penuturan santri yang selamat, saat itu mereka tengah menunaikan salat ashar berjamaah. Saat tragedi tersebut terjadi, Rafi disebut berada dalam urutan saf ketiga dalam susunan jemaah yang tengah menunaikan ibadah salat tersebut. 

    Perlu diketahui, jemaah yang berada di urutan saf ketiga hingga saf kelima disebut paling parah terdampak reruntuhan bangunan musala yang ambruk itu.

    “Awalnya shock, nggak terima. Kenapa harus adikku? Masih sempat-sempatnya loh dia nyelametin orang dalam waktu keruntuhan gitu. Dia katanya khusyuk banget kan itu [saat bangunan] runtuh itu rakaat ketiga pas waktu sujud itu runtuhnya,” ucap Novita lirih.

    Novita pun menyebut, berdasarkan penuturan petugas SAR, adiknya saat itu tertimpa reruntuhan beton bangunan di bagian punggungnya. Dirinya menceritakan pengakuan dari Haical bahwa saat itu Rafi dan Haical masih sempat untuk menunaikan ibadah salat Magrib dan Isya di balik reruntuhan itu. 

    Namun, saat Haical kembali mengajaknya untuk menunaikan ibadah salat Subuh, Rafi sudah tidak memberi respons atas ajakan itu. Tim medis menyatakan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan dari remaja malang tersebut.

    “Adikku masih bisa diajak salat magrib, tapi ya dalam keadaan sujud terus gitu kan pas kena reruntuhan. Terus pas diajak salat Isya juga masih salat, masih mau. Itu masih terus. Sampai subuh itu dibangunin lagi udah nggak ada suara. Kalau kata dokter, malam itu udah enggak ada adik saya,” ujarnya sambil terbata-bata. 

    Sebuah kebetulan, jasad Rafi ditemukan oleh petugas SAR dalam posisi bersujud serta mengenakan sarung berwarna merah yang dikenali kakaknya itu. Novita mengakui bahwa sarung tersebut sempat dikenakan adiknya saat salat terakhir di rumah sebelum bergegas kembali ke pondok pesantren. 

    “Sarungnya ya sarung merah itu karena aku tahu kalau itu jasadnya karena dari sarungnya. Sarungnya itu sering tak cuci, sering tak lipetin. Jadi aku tahu hafal gitu,” sebutnya.

    Walaupun masih diselimuti rasa duka yang mendalam, Novita menyatakan dirinya beserta keluarga besar telah ikhlas melepas kepergian Rafi untuk selama-lamanya. Ia dan keluarga yang ditinggalkan pun hanya bisa berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

    “Mungkin kembali lagi ini takdir adikku seperti ini, kita menuntut pun percuma juga. Menuntut pun apa yang didapat gitu. Kan kasihan adikku takutnya enggak tenang atau apa. Jadi aku ikhlas sama keluarga, cuma mendoakan aja. Mungkin jangan sampai terjadi seperti itu lagi. Bangunannya enggak asal-asalan atau seperti apa,” pungkasnya.

  • Helikopter Medis Jatuh di Tengah Jalan California, 3 Orang Kritis

    Helikopter Medis Jatuh di Tengah Jalan California, 3 Orang Kritis

    California

    Sebuah helikopter medis jatuh di tengah jalan raya Sacramento, California, Amerika Serikat (AS), pada Senin (6/10) malam waktu setempat. Sedikitnya tiga orang yang ada di dalam helikopter itu mengalami luka kritis, salah satunya seorang wanita yang harus diselamatkan setelah tertimpa bangkai helikopter.

    Juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran Sacramento, Kapten Justin Sylvia, seperti dilansir Associated Press, Selasa (7/10/2025), mengatakan bahwa helikopter medis itu baru saja mengangkut seorang pasien ke rumah sakit setempat, dan sedang dalam perjalanan kembali ke pangkalannya ketika kecelakaan terjadi.

    Sylvia mengatakan bahwa helikopter itu mengalami “keadaan darurat di udara” tepat setelah pukul 19.00 pada Senin (6/10) waktu setempat malam.

    Tiga korban luka dalam kecelakaan itu merupakan sang pilot helikopter, seorang perawat dan seorang paramedis. Ketiganya telah dibawa ke rumah sakit, dengan Sylvia mengatakan mereka berada dalam kondisi kritis.

    Dia menambahkan bahwa tidak ada korban luka di jalan raya atau di daratan imbas jatuhnya helikopter tersebut.

    “Orang-orang melaporkan bahwa mereka pada dasarnya melihat helikopter itu jatuh dengan cepat. Jadi, lalu lintas pun melambat,” kata Sylvia dalam pernyataannya.

    Sylvia menyebut insiden itu “mengejutkan” mengingat helikopter tersebut jatuh di tengah jalan raya.

    Salah satu korban luka terjebak di bawah bangkai helikopter, dan beberapa petugas pemadam kebakaran berhasil bekerja sama dengan orang-orang di jalan raya untuk mengangkat bangkai helikopter itu agar korban luka yang berjenis kelamin perempuan bisa dievakuasi. Korban luka itu kemudian dibawa ke ambulans.

    “Dibutuhkan seluruh tenaga dari sekitar 15 orang untuk mengangkat helikopter tersebut ke atas agar wanita itu bisa keluar,” tuturnya.

    Kecelakaan helikopter ini, menurut juru bicara Divisi Valley pada Patroli Jalan Raya California, Mike Carrillo, memaksa penutupan jalur timur pada ruas jalanan Highway 50. Sejumlah foto yang diunggah online menunjukkan kendaraan mengular panjang di Highway 50 tepatnya di belakang bangkai helikopter yang jatuh.

    “Penyebab kecelakaan itu masih dalam penyelidikan,” kata Carrillo, sembari menyebut para petugas darurat dan pihak Patroli Jalan Raya California kini berada di lokasi kejadian.

    Lihat juga Video: Momen Evakuasi 4 Jenazah Korban Helikopter Jatuh di Distrik Jila Mikima

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Cerita Pendaki Terjebak Badai Salju di Gunung Everest

    Cerita Pendaki Terjebak Badai Salju di Gunung Everest

    Jakarta

    Tim penyelamat telah dikerahkan ke lereng terpencil Gunung Everest di Tibet, tempat ratusan pendaki terjebak badai salju di sisi timur gunung, lapor media pemerintah China.

    Ratusan warga desa setempat dan tim penyelamat telah dikerahkan untuk membersihkan salju yang menghalangi akses ke daerah yang terletak di ketinggian lebih dari 4.900 meter itu.

    Sekitar 350 orang telah diselamatkan dan dievakuasi ke tempat aman di kota kecil Qudang, lapor kantor berita Reuters pada Minggu (05/10). Pada Senin (06/10), media pemerintah China melaporkan sekitar 200 pendaki masih terjebak.

    Media lokal awalnya melaporkan sekitar 1.000 pendaki terjebak badai salju di lereng Everest.

    Hujan salju lebat dimulai pada Jumat (03/10) malam dan semakin intens di lereng timur Gunung Everest di Tibet, area yang populer bagi para pendaki dan pejalan kaki.

    “Cuacanya sangat basah dan dingin sehingga hipotermia menjadi risiko nyata,” kata Chen Geshuang, salah satu pendaki yang mencapai Qudang, kepada Reuters.

    “Cuaca tahun ini tidak normal. Pemandu wisata berkomentar bahwa ia belum pernah mengalami cuaca seperti ini di bulan Oktober sebelumnya. Dan itu terjadi begitu tiba-tiba,” ujarnya.

    Rencana awalnya adalah meninggalkan pegunungan pada 11 Oktober. Namun semuanya berubah ketika badai salju dahsyat melanda.

    Saat Chen memeriksa prakiraan cuaca, diperkirakan akan turun salju pada 4 Oktober, tetapi cerah pada tanggal 5 Oktober, dan cuaca cerah diperkirakan terjadi pada hari berikutnya.

    Jadi kelompok pendakiannya yang berjumlah lebih dari 10 orang memutuskan untuk tinggal, sebagaimana telah mereka rencanakan.

    Namun, pada malam hari, badai bertambah parah, disertai guntur, angin kencang, dan salju terus-menerus.

    Para penyelamat menyediakan makanan bagi mereka yang mereka selamatkan. (CCTV)

    ‘Saat saya bangun, saljunya sudah setebal satu meter’

    Pemandu kelompok pendakian itu kemudian membantu menyingkirkan salju dari tenda demi mencegah tenda roboh

    “Ketika kami bangun keesokan paginya, salju sudah setinggi sekitar satu meter,” kenang Chen, seraya menambahkan bahwa kelompoknya memutuskan untuk kembali.

    Kelompok itu menghabiskan hampir enam jam mendaki kembali pada 5 Oktober, karena jalan setapak telah terkubur di bawah lapisan salju tebal.

    Saat turun, mereka bertemu dengan penduduk desa Tibet yang sedang mendaki bukit sambil membawa perlengkapan untuk upaya penyelamatan.

    Petugas pemadam kebakaran Tibet menyelamatkan pendaki dari Gunung Everest setelah terjebak badai salju, di Tingri, Daerah Otonomi Tibet, China, dalam tangkapan layar yang diambil dari video yang dirilis pada 6 Oktober 2025. (Reuters)

    Penduduk desa memberi tahu mereka bahwa ratusan warga setempat telah bergabung dalam operasi pencarian dan penyelamatan.

    “Banyak orang datang ke sini untuk mendaki selama Golden Week, tetapi salju tahun ini luar biasa,” ujarnya.

    Pemandunya juga berkomentar bahwa cuaca seperti itu di lereng timur Everest sangat tidak biasa, tambahnya.

    “Kami semua pendaki berpengalaman,” kata Chen.

    “Tapi badai salju ini sangat sulit dihadapi. Saya sangat beruntung bisa lolos.”

    Tim penyelamat Blue Sky di Tibet menerima panggilan darurat yang melaporkan bahwa tenda-tenda pendakian roboh akibat hujan salju lebat dan bahwa beberapa pendaki telah menderita hipotermia, media pemerintah China melaporkan.

    Perusahaan Pariwisata Daerah Tingri telah menangguhkan penjualan tiket dan akses ke Everest mulai Sabtu, Reuters melaporkan.

    Wilayah ini saat ini menghadapi kondisi cuaca ekstrem, karena negara tetangga Nepal dilanda hujan lebat yang memicu tanah longsor dan banjir bandang yang menyapu jembatan dan menewaskan sedikitnya 47 orang dalam dua hari terakhir.

    Chen GeshuangPemandangan Gunung Everest yang diambil oleh Chen

    Pariwisata domestik telah meningkat pesat di China selama sepekan terakhir, karena negara tersebut merayakan libur Hari Nasional selama sepekan, yang dikenal sebagai Golden Week.

    Di Cina, Topan Matmo menerjang daratan, memaksa sekitar 150.000 orang mengungsi dari rumah mereka.

    Di negara tetangga Nepal, sedikitnya 47 orang tewas sejak Jumat setelah hujan lebat memicu tanah longsor dan banjir.

    CCTVMereka yang berhasil selamat diperingatkan untuk pergi ke tempat yang aman.

    Gunung Everest adalah puncak tertinggi di dunia, dengan ketinggian 8.849 meter.

    Pemerintah setempat telah berinvestasi dalam pengembangan pariwisata di Kawasan Pemandangan Gunung Everest, tujuan populer bagi para trekker.

    Ini termasuk Everest Base Camp, sebuah titik pengamatan dan sebuah biara Buddha, serta beberapa lembah dan situs lainnya.

    Upaya ini membuahkan hasil: pada 2024, Kawasan Pemandangan Gunung Everest menerima rekor 540.200 pengunjung, menurut media pemerintah.

    Para pengunjung ini biasanya berambisi mencapai puncak tertinggi di dunia. Pada 2024, hampir 1.000 orang mencapai puncak Everest, sebagian besar dari mereka menaiki Everest dari sisi Nepal.

    Tetapi mencapai puncak Everest dianggap sangat berbahaya.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Everest telah disorot karena kepadatan pendakian, masalah lingkungan, dan serangkaian upaya pendakian yang fatal.

    Mengapa sulit untuk memverifikasi informasi area

    Bahkan dalam situasi terbaik sekalipun, memperoleh informasi akurat dari Daerah Otonomi Tibet (TAR) bisa sangat sulit.

    Tidak ada orang asing yang diizinkan masuk tanpa izin khusus, dan wartawan hanya diizinkan masuk untuk mengikuti tur resmi yang diselenggarakan pemerintah, yang juga jarang terjadi.

    Oleh karena itu, ketika jurnalis mencoba menghubungi orang-orang di dalam ATR, mereka biasanya diblokir.

    Orang-orang langsung menutup telepon atau menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar sekalipun.

    Getty ImagesHujan salju lebat mulai turun pada Jumat malam.

    Selama krisis apa pun, seperti keadaan darurat penyelamatan, kontrol ini semakin diperkuat.

    Pemerintah China lebih suka jika aliran informasi dikendalikan oleh Partai Komunis melalui organ-organnya sendiri.

    Namun, media pemerintah China telah melaporkan cuaca berbahaya di bagian Himalaya ini selama musim liburan Oktober dan upaya penyelamatan berikutnya.

    Menurut laporan tersebut, seluruh pendaki telah dievakuasi ke kota atau lokasinya, dan tampaknya dalam beberapa jam ke depan, rombongan pendaki akan menuruni gunung secara bertahap.

    Laporan tambahan oleh Stephen McDonell di Beijing dan Koh Ewe di Singapura

    Lihat Video: Dihantam Badai Salju, Ratusan Pendaki Terjebak di Gunung Everest

    (ita/ita)

  • Dihantam Badai Salju, Ratusan Pendaki Terjebak di Gunung Everest

    Dihantam Badai Salju, Ratusan Pendaki Terjebak di Gunung Everest

    Video: Dihantam Badai Salju, Ratusan Pendaki Terjebak di Gunung Everest

    Video Menteri PU Tak Berani Bahas soal IMB Ponpes Al Khoziny yang Ambruk

    8 Views | Selasa, 07 Okt 2025 08:38 WIB

    Ratusan pendaki terdampar akibat badai salju di sisi timur Gunung Everest pada Minggu (5/10).
    Tim penyelamat pemerintah Tiongkok mengerahkan pemadam kebakaran untuk mengevakuasi para korban.

    Dilaporkan sebanyak 350 pendaki telah berhasil diselamatkan. Masih ada 200 pendaki lainnya yang telah berkoordinasi dengan tim penyelamat.

    Rahmatia Miralena/Reuters – 20DETIK