Kasus: kebakaran

  • Menuju Bebas Kertas, CamScanner Gratiskan Tanda Tangan Elektronik

    Menuju Bebas Kertas, CamScanner Gratiskan Tanda Tangan Elektronik

    Jakarta, CNN Indonesia

    CamScanner terus menggencarkan gerakan bebas ketergantungan terhadap kertas atau go paperless melalui layanan yang dihadirkan gratis bagi warga Indonesia, yaitu e-signature atau tanda tangan elektronik.

    Dengan mendukung gerakan e-signature yang dapat segera dimanfaatkan dalam masa promo gratis berbatas waktu ini, warga Indonesia berkesempatan turut andil memelihara Bumi. Melalui e-signature, pengguna dapat membubuhkan tanda tangan asli tulis tangan pada dokumen elektronik atau digital, sehingga meniadakan kebutuhan penggunaan kertas secara fisik untuk dokumen penting.

    Juru Bicara CamScanner Kevin menjelaskan, pada kondisi normal layanan e-signature adalah fitur berlangganan CamScanner premium. Namun, fitur ini dapat dinikmati secara gratis khusus untuk warga Indonesia selama periode 18 Agustus hingga 18 September 2022.

    “Dengan fitur e-signature yang kami sediakan, kami berharap dapat terus mendorong masyarakat Indonesia go paperless dan menekan emisi karbon,” ujar Kevin pada Sabtu (9/9).

    Indonesia memiliki posisi unik sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar, dan negara dengan hutan tropis terluas ketiga di dunia. Di saat warga Indonesia berjuang menahan efek perubahan iklim dan tekanan terhadap lingkungan, mereka juga dapat berperan penting dalam upaya global untuk mitigasi dampak bencana iklim yang lebih parah.

    Fungsi e-signature ini diluncurkan pada saat dunia tengah didera krisis perubahan iklim berupa bencana gelombang panas dan cuaca ekstrim di berbagai belahan Bumi. Tidak terbebas dari bencana iklim tersebut, Indonesia juga menghadapi berbagai isu lingkungan, salah satunya adalah kerusakan hutan secara dramatis yang disebabkan oleh kebakaran lahan.

    “Kami memahami bahwa inisiatif kami ini bagaikan setetes air ke dalam ember. Namun kami yakin bahwa dari setiap opular kecil, orang dapat terus membangun masa depan yang lebih cerah dan lebih hijau untuk negeri sendiri dan Bumi,” kata Kevin.

    Diluncurkan pada 2011, CamScanner merupakan aplikasi mobile yang memberikan layanan pada penggunanya untuk melakukan scanning, meng-edit, dan mengelola dokumen. Aplikasi ini telah diunduh oleh 400 juta pengguna di lebih dari 200 negara, serta memiliki lebih dari 60 bahasa berbeda. CamScanner juga secara konsisten dinobatkan sebagai aplikasi bisnis yang paling opular dan efisien.

    Seiring kesadaran akan perlindungan alam yang semakin bertumbuh, CamScanner memberdayakan orang secara personal dan kantor-kantor untuk menurunkan ketergantungan terhadap kertas. Berdasarkan data CamScanner pada paruh pertama tahun 2021, melalui dokumen yang di-scan menggunakan aplikasi CamScanner telah menekan emisi gas karbon setara dengan 53.580 pohon.

    Aplikasi CamScanner tersedia di Google Play untuk Android dan App store untuk Apple.

    (adv/adv)

  • Siapa Bjorka dan Kenapa ‘Mengacak-acak’ Indonesia?

    Siapa Bjorka dan Kenapa ‘Mengacak-acak’ Indonesia?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebulan terakhir jadi milik pengguna situs gelap Bjorka. Namanya melejit karena mengunggah data registrasi SIM card hingga surat untuk Presiden. Adakah petunjuk soal siapa sebenarnya makhluk anonim ini?

    Akun Twitter-nya menampilkan informasi pada profil berupa frasa “yea catch me if you can. email: [email protected]”. Ia tercatat bergabung pada September 2022 dengan lokasi Warsaw, Polandia. Cuma mengikuti satu akun, ia punya lebih dari 183 ribu followers. Hal yang sama terjadi dengan akun Telegram-nya.

    Dikutip dari profil BreachForums, Bjorka, dengan status gender undisclosed (rahasia), baru bergabung di situs ini 9 Agustus 2022. Waktu online-nya tercatat hanya 1 hari, 12 jam, 49 menit, per Senin (12/9) pagi.

    Baru dua bulan bergabung, reputasinya sudah mencapai 573 dan mendapat bintang enam. Apa saja rekam jejaknya?

    Pembocoran data pertamanya di breached.to adalah data pelanggan Tokopedia yang dibobol pada April 2020 berukuran 11 GB (compressed) dan 24 GB (uncompressed). Isinya user ID, password hash, email, hingga nomor telepon.

    Pembocoran data keduanya adalah 270,904,989 data pengguna media sosial literatur Wattpad, 20 Agustus. Data ini dibobol pada Juni 2020. Isinya mencakup password, login, nomor kontak, hingga nama asli.

    Di hari yang sama, Bjorka merilis 26 juta data pelanggan IndiHome. Isinya mencakup nama lengkap, email, gender, Nomor Induk Kependudukan (NIK), IP Address, hingga situs apa saja yang dikunjungi. Gawat.

    Pada 31 Agustus, user ini mengunggah 1,3 miliar data registrasi SIM card yang diklaim dibobol dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Isinya adalah NIK, nomor telepon, provider-nya, hingga tanggal registrasi.

    Pada momen leak ini, sejumlah lembaga negara kian kebakaran jenggot. Kominfo, operator seluler, Dukcapil ramai-ramai membantahnya. Toh para pakar siber menyebut data yang dibocorkan valid.

    “Kalau bisa jangan nyerang lah, orang itu perbuatan illegal access kok. Setiap serangan itu yang dirugikan rakyatnya,” ucap Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, di kantornya, Jakarta, Senin (5/9).

    Bjorka pun membalas pesan Semuel itu lewat unggahan di forum gelam dengan judul ‘My Message to Indonesian Government’.

    “My Message to Indonesian Government: Stop being an idiot (pesan saya untuk pemerintah Indonesia: berhentilah jadi orang bodoh, red),” dikutip dari utas di BreachForums, Selasa (6/9).

    Tak berhenti mengejutkan Indonesia, Bjorka kembali membocorkan 105 juta data kependudukan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), 6 September. Isinya adalah NIK, nomor Kartu Keluarga (KK), hingga nama lengkap.

    Yang lebih menggemparkan adalah pembocoran data surat rahasia untuk Presiden Jokowi pada periode 2019-2021, 9 September. Salah satunya adalah surat dalam amplop tertutup dari Badan Intelijen Negara (BIN).

    Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan aparat tengah memproses kasus kebocoran data itu secara hukum dan memburu pelakunya.

    “Saya rasa pihak penegak hukum akan memproses secara hukum dan mencari pelakunya,” kata Heru, dikutip dari Antara, Sabtu (10/9).

    Bjorka pun mengomentarinya dengan nyinyir.

    “do u know that u and all ur people no one can do this? because it’s been 21 days since my first leak. and all of u are still confused about where to start (Sadar enggak sih tak seorang pun dari Anda dan semua orang-orang Anda bisa melakukannya? 21 hari sejak pembocoran data pertamaku, Anda semua masih bingung dari mana memulainya, red),” kicau dia di akun Twitter-nya, @bjorkanisme, Sabtu (10/9) malam.

    Apa motifnya?

    Rangkaian unggahannya dominan terkait dengan Indonesia. Beberapa komentarnya terhadap Pemerintah RI, termasuk Kominfo yang dipimpin oleh politikus Partai NasDem, pun sarkastis.

    Bjorka memberi petunjuk bahwa pembocoran data alias leak ini merupakan cara untuk menunjukkan bahwa lembaga pemerintah tetap akan bobrok selama dipimpin oleh yang bukan ahlinya.

    “this is a new era to demonstrate differently. nothing would change if fools were still given enormous power. the supreme leader in technology should be assigned to someone who understands, not a politician and not someone from the armed forces. because they are just stupid people,” kicau Bjorka.

    (ini adalah era baru untuk berdemo dengan cara berbeda. Tidak ada yang akan berubah jika orang bodoh masih diberi kekuatan yang sangat besar. Pemimpin tertinggi dalam teknologi harus ditugaskan kepada seseorang yang mengerti, bukan politisi dan bukan seseorang dari angkatan bersenjata. karena mereka hanyalah orang-orang bodoh, red).

    Dirinya cuma “ingin menunjukkan betapa mudahnya untuk masuk ke berbagai pintu karena kebijakan perlindungan data yang buruk. Apalagi jika dikelola oleh pemerintah.”

    Hubungan emosional di halaman berikutnya…

    Kenapa begitu terobsesi dengan kebijakan RI?

    Dalam akun Twitter-nya @bjorkanisme, yang kini sudah di-suspend, Bjorka sempat mengakui hubungan emosional dengan Indonesia lantaran seorang teman di Polandia yang jadi korban kebijakan RI di masa lalu.

    “i have a good indonesian friend in warsaw, and he told me a lot about how messed up indonesia is. i did this for him (Saya punya teman orang indonesia yang baik di warsawa, dan dia bercerita banyak tentang betapa kacaunya Indonesia. saya melakukan ini untuknya, red),” cetus dia.

    “yea don’t try to track him down from the foreign ministry. because you won’t find anything. he is no longer recognized by indonesia as a citizen because of the 1965 policy. even though he is a very smart old man,” imbuh Bjorka.

    (Ya jangan coba lacak dia dari kementerian luar negeri. karena Anda tidak akan menemukan apa-apa. dia tidak lagi diakui oleh Indonesia sebagai warga negara karena kebijakan 1965. meskipun dia adalah orang tua yang sangat pintar, red), imbuh Bjorka.

    Dikutip dari tulisan Amin Mudzakkir, Peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional LIPI (yang kini diambil Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN), peristiwa yang diklaim sebagai pemberontakan G30S/PKI memicu “penghancuran secara sistematis terhadap kekuatan kiri, khususnya Partai Komunis Indonesia (PKI) dan kalangan nasionalis pada umumnya”.

    Dalam tulisan berjudul ‘Living in Exile, The Indonesian Political Victims in the Netherlands’, Amin menyebut peristiwa ini juga berdampak pada orang Indonesia yang saat itu sedang berada di luar negeri, termasuk di negara blok komunis, termasuk untuk sekolah.

    Warga yang dinilai terkait dengan PKI atau memperlihatkan diri anti-Orde Baru dicabut paspornya. Efeknya, hak mereka sebagai WNI otomatis hilang, tidak bisa pulang, terpisah dari keluarga dan teman-teman, dan hidup di pengasingan.

    Amin mengatakan jumlah korban politik Orba ini diperkirakan mencapai ribuan orang. Mereka pun memulai kehidupan baru sebagai imigran hingga menjadi warga negara di Eropa.

    Bjorka melanjutkan temannya yang sudah merawatnya sejak kecil ini sudah meninggal tahun lalu. Satu mimpi yang belum ia capai adalah kembali ke Indonesia dan “melakukan sesuatu dengan teknologi meski ia tahu betapa sedihnya menjadi seorang Habibie”.

    “It seems complicated to continue his dream the right way, so i prefer to do it this way. we hace same goal, so that country where he was born can change for the better (Sulit melanjutkan mimpinya dengan cara itu, jaid saya pilih dengan cara ini hingga negara tempat ia lahir bisa menjadi lebih baik, red),” aku dia.

    Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi pun heran dengan tindakan seorang hacker mengungkap petunjuk soal jati dirinya.

    [Gambas:Twitter]

    “Lha kok malah membuka background dan jati dirinya? Kan jadi ketahuan motif sampeyan, tidak murni leaking tapi ada unsur perlawanan pada politik orba,” kicau dia.

    “Apakah Bjorka ini benar ada di Warsawa spt pengakuannya atau ada di Indonesia, motifnya kok sptnya ndak lagi jualan data, tp lebih ke politik?” lanjut Ismail.

    Namun demikian, dia meragukan motif tersebut karena masanya sudah tak relevan; Orba sudah tumbang lama.

    “Kalau motifnya terkait orba, ya ndak relevan dengan jaman sekarang. Udah banyak berubah”.

    Terlepas dari itu, Ismail meyakini efek Bjorka ini mendorong kesadaran semua orang soal keamanan data, terutama pentingnya Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (PDP).

    “Selama ini sebelum Bjorka muncul juga sudah terbukti soal keamanan data kita masih sangat payah.

    “Tapi thanks ke Bjorka, bikin kesadaran atas PDP jd meningkat.”

    Jika memang nantinya RUU PDP disahkan dan jadi senjata ampuh mencegah kebocoran data pribadi serta keamanan siber RI makin kuat akibat rentetan insiden leak itu, layakkah Bjorka dianggap pahlawan?

  • Korban Mutilasi Susah Dikenali, Bagaimana Teknik Identifikasinya?

    Korban Mutilasi Susah Dikenali, Bagaimana Teknik Identifikasinya?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pembunuhan disertai mutilasi memiliki tingkat kesulitan tinggi untuk dipecahkan. Kondisi korban yang terpotong-potong, bahkan dibakar, mempersulit penemuan bukti kejahatan. Bagaimana cara mengidentifikasi korban sekaligus membongkar kasusnya?

    Kasus terbaru adalah pembunuhan dengan modus jual beli senjata api di Mimika, Papua, Selasa (22/8) pukul 21.50 WIT. Korbannya adalah Arnold Lokbere, Irian Nigiri, Leman Nigiri, dan Atis Tini.

    Mereka dibunuh dan dibuang ke Sungai Kampung Pigapu, Distrik Iwaka dalam kondisi termutilasi serta dibungkus dalam enam karung.

    Hasil investigasi aparat berujung pada penetapan enam prajurit TNI dari Satuan Brigif R 20/IJK sebagai tersangka. Mereka terancam pidana seumur hidup.

    Nasib berbeda terjadi pada kasus pembunuhan jurnalis pengkritik rezim Arab Saudi Jamal Khashoggi (59) di dalam konsulat Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018.

    Sejumlah pejabat sempat melontarkan dugaan bahwa Khashoggi tewas dibunuh dengan cara mutilasi saat diinterogasi di dalam gedung. Jejak DNA pun dicari di semua bagian.

    Namun, Turki, yang sedang butuh investasi termasuk dari Timur Tengah, menyerahkan kasus Khashoggi ke Arab Saudi tanpa mengungkap dalangnya.

    Seberapa sulit memangnya kasus mutilasi ini?

    Dalam jurnal yang diterbitkan Walsh Medical Media dengan judul Establishing Identity and Cause of Death in Mutilated and Un Identifiable Corpses: A Challenging Task for Medico Legal Expert, tiga akadimisi dari Departemen Kedokteran Forensik dan Toksikologi, The Grant Government Medical College, India, mengungkap ada tingkat kesulitan berbeda untuk identifikasi kasus mutilasi.

    Pengenalan korban post-mortem (pasca-kematian) dalam kondisi normal adalah dengan menggunakan sidik jari, bukti gigi atau kerangka. Namun beda halnya pada kematian akibat kebakaran, ledakan, kecelakaan pesawat terbang, atau mutilasi.

    “Pelaku sering menggunakan api untuk untuk menghancurkan tubuh, menghancurkan fitur yang digunakan dalam identifikasi korban (misalnya, wajah atau sidik jari), dan/atau menghancurkan bukti terkait dengan keadaan sekitar kematian,” tulis mereka.

    Pasalnya, pembakaran membuat jaringan biologis sulit dikenali, menjadi hitam pekat serupa materi lainnya; tulang pun berubah warna, rapuh, dan sangat terfragmentasi.

    Untuk menjawab identitas korban, jenis kelamin, umur, hingga penyebab kematian korban mutilasi atau insiden fatal lainnya, perlu “pemeriksaan otopsi lengkap ini antara lain: pemeriksaan gigi dan analisis DNA”.

    DNA merupakan materi genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak. Materi ini unik dan berbeda di tiap orang, tak berubah sepanjang hayat, dan mengikuti Hukum pewarisan Mendel.

    Untuk mengungkap identitas korban, biasanya petugas mengambil sampel DNA dari keluarga sedarah, terutama orang tua atau anak. DNA itu kemudian dicocokkan dengan sampel yang didapat dari sisa jasad korban.

    Tantangan berikutnya adalah mengambil sampel dari korban mutilasi yang dibakar. Kualitas dan kuantitas DNA, misalnya, dari tulang pun berkurang.

    Para pakar menyebut “gigi merupakan sumber bahan DNA yang sangat baik”. Pasalnya, organ ini tahan terhadap pembakaran, perendaman, mutilasi, dan dekomposisi atau penguraian.

    Banyak metode

    Para ahli mengambil sampel dari 51 kasus di mana identitas dan penyebab korban sulit diidentifikasi. Dari sampel-sampel itu, 39 kasus (76,47 persen) di antaranya adalah kasus korban kebakaran dan tubuhnya hangus.

    Sementara, 13,7 persen kasus lainnya merupakan korban pembunuhan, dan 7,8 persen kasus sisanya adalah korban mutilasi. 

    Para ahli itu kemudian melihat bahwa analisis DNA menjadi metode yang paling sering digunakan untuk memeriksa korban, dilakukan pada 34 kasus (66,7 persen).

    Di urutan kedua, aparat biasanya menggunakan pemeriksaan gigi (9,80 persen), sisanya memanfaatkan barang milik pribadi (5,9 persen), baju korban (9,8 persen), foto (1,96 persen), tato (1,96 persen), dan tak teridentifikasi, (3,9 persen).

    “Jejak DNA adalah metode yang dominan digunakan untuk identifikasi dan terbukti lebih membantu dalam 34 kasus, diikuti pemeriksaan gigi,” tulis para ahli tersebut. 

    Menurut para ahli itu, DNA menjadi metode identifikasi yang sangat berguna dikarenakan manusia memiliki DNA yang unik dengan kode yang sama pada anggota keluarga. Sehingga mencocokkan DNA korban dengan keluarga dapat secara mudah mengungkap identitas korban.

    Namun demikian, mengambil DNA dari korban mutilasi bukan perkara gampang. Pasalnya, kualitas DNA bisa menurun terutama jika tulang-belulang korban sudah lama terendam air, dibakar, atau terkubur dalam waktu yang lama. 

    Keampuhan teknik pencocokan DNA ini pernah terbukti di kasus mutilasi dengan pelaku Very Idham Henyansyah alias Ryan Jombang pada 2008. 

    Kasus ini pertama kali diungkap setelah Polda Metro Jaya menangkap Ryan atas tuduhan memutilasi teman dekatnya, Heri Santoso, di Depok pada 11 Juli 2008. Setelah itu, kepolisian mengungkap sejumlah korban lain Ryan.

    Beberapa korban lantas ditemukan di pekarangan rumah orang tua Ryan di Jombang. Sayangnya, ada satu korban yang masih belum diketahui identitasnya karena tidak ada sampel DNA dari pihak keluarga.

    Menurut para ahli dari India itu, pemeriksaan anatomi rangka dan DNA memang penting untuk menganalisis identitas. Namun, tetap perlu ada penggunaan metode lainnya. Misalnya, penilaian radiologis usia, cedera, benda asing, data tubuh, dan gigi.

    “Analisis kimia sampel mungkin terbukti membantu dalam beberapa kasus. Pendekatan multifaktor diperlukan untuk menetapkan identitas dan penyebab kematian,” tulis ketiga pakar itu.

    (lom/lth)

    [Gambas:Video CNN]

  • Dahsyatnya Efek Polusi Karbon Jauh Lebihi Prediksi

    Dahsyatnya Efek Polusi Karbon Jauh Lebihi Prediksi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Polusi karbon dioksida memiliki dampak yang jauh lebih brutal dari yang dibayangkan, bahkan ketika dikonversikan dalam nilai uang, dampak polusi tersebut bernilai sangat besar.

    Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Nature pada Kamis (1/9), peneliti menyebut setiap ton karbon dioksida yang keluar dari cerobong asap atau knalpot menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar daripada yang diperhitungkan oleh pemerintah.

    Intensitas perubahan iklim yang semakin besar menyebabkan badai besar, kebakaran hutan yang ekstrem, kekeringan, dan hujan lebat. Sederet kejadian alam ini berujung pada rusaknya rumah serta banyak kehidupan di seluruh dunia.

    Para peneliti menyebut dampak sains, ekonomi, dan kesehatan yang disebabkan oleh jejak karbon ini sebagai biaya sosial karbon. Artinya, harga yang mewakili total kerusakan iklim yang ditimbulkan kepada masyarakat melalui emisi karbon.

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperkirakan harga US$51 (sekitar Rp752 ribu) untuk biaya sosial karbon per ton karbon dioksida yang dikeluarkan. Dengan kata lain, ada kerusakan senilai US$51 di tahun-tahun berikutnya akibat emisi karbon.

    Sementara itu, provinsi New York memiliki biaya sosial karbon yang jauh lebih tinggi, yakni US$125 untuk setiap ton emisi karbon yang dikeluarkan. Biaya ini merupakan biaya sosial karbon yang diperbarui otoritas wilayah tersebut pada 2020.

    Meski demikian, para peneliti mengatakan biaya sosial karbon yang berlaku di AS ternyata lebih tinggi, mencapai US$185 per ton emisi karbon. Angka tersebut hampir empat kali lipat lebih besar dari yang dinyatakan pemerintahan yang dipimpin Biden.

    “Hasil kami menunjukkan bahwa kami sangat meremehkan bahaya dari setiap tambahan ton karbon dioksida di atmosfer,” kata Kevin Rennert, seorang penulis studi dan direktur inisiatif kebijakan iklim federal di Resources for the Future, sebuah organisasi nirlaba lingkungan yang berbasis di Washington, D.C, seperti dikutip AP News.

    “Dan implikasinya adalah bahwa manfaat dari kebijakan pemerintah dan tindakan lain yang mengurangi polusi pemanasan global lebih besar dari yang diperkirakan,” imbuhnya.

    Rennert dan koleganya mengatakan perlu adanya tambahan seperti perhitungan yang lebih baik dari ketidakpastian kebijakan iklim di masa depan, pertumbuhan ekonomi dan fenomena lingkungan seperti kenaikan permukaan laut.

    Tambahan ini termasuk juga kerusakan ekosistem, keanekaragaman hayati, dan kesehatan manusia, yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam biaya sosial karbon.

    “Kerusakan paling substansial dari perubahan iklim didorong oleh tingkat kematian yang lebih besar dari peningkatan suhu dan dampak pada sektor pertanian,” kata Rennert, seperti dikutip Japan Times.

    Lebih lanjut, para peneliti mulai menghitung dampak kerusakan dari emisi karbon pada 1980-an, tetapi pembaruan terakhir untuk pemodelan ini dilakukan pada awal hingga pertengahan 1990-an.

    “Banyak hal telah terjadi dalam ilmu pengetahuan,” kata Max Auffhammer, profesor pembangunan berkelanjutan internasional di University of California, Berkeley yang tidak terlibat dalam penelitian jurnal Nature.

    “Banyak kumpulan data yang luar biasa telah datang online bagi kami untuk mempelajari bagaimana perubahan lingkungan diterjemahkan menjadi hasil yang kami pedulikan. Jadi, itu ada di sana sekarang,” imbuhnya.

    (lom/lth)

  • Hujan Intensitas Tinggi Melanda Wilayah Ini pada April 2025, Termasuk NTT dan Sebagian Jabar

    Hujan Intensitas Tinggi Melanda Wilayah Ini pada April 2025, Termasuk NTT dan Sebagian Jabar

    PIKIRAN RAKYAT – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah di Indonesia akan dilanda hujan dengan intensitas tinggi pada bulan April 2025.

    Dalam siaran resmi BMKG, Kamis, 13 Februari 2025, dilaporkan wilayah-wilayah yang mengalami hujan mulai dari intensitas rendah hingga paling tinggi.

    Adapun wilayah dengan intensitas hujan tinggi pada April 2025 akan melanda Nusantara Tenggara Timur (NTT), sebagian Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Curah hujan di wilayah tersebut diprediksi >500 mm/bulan.

    Pada Mei 2025, umumnya masih akan terjadi hujan kategori rendah-menengah. Namun, curah hujan tinggi masih berpotensi melanda sejumlah wilayah, seperti sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

    Memasuki Juni-Juli, curah hujan tinggi masih akan melanda sebagian wilayah Indonesia, antara lain di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah bagian timur, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

    Peringatan Dini Musim Kemarau

    BMKG juga mengeluarkan peringatan dini untuk menghadapi musim kemarau yang diprediksi mulai melanda beberapa wilayah di Tanah Air pada Mei 2025 mendatang.

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, meski belum memasuki musim kemarau, peringatan dini telah dikeluarkan sehingga masyarakat dapat melakukan langkah antisipasi menjelang Mei. Pasalnya, puncak musim kemarau berpeluang terjadi pada Juni, Juli dan Agustus 2025.

    “Mulai dari Mei kuta harus waspada. Pada Maret ini diharapkan berbagai sektor melakukan berbagai persiapan,” katanya.

    Beberapa persiapan untuk mengantisipasi kemarau, misalnya mengatur jadwal tanam agar produktivitas tidak terganggu.

    “Selain itu, pada sektor kebencanaan, bisa mempersiapkan langkah mitigasi untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan,” ujar Dwikorita.

    Tak kalah pentingnya, kita harus menjaga sumber daya air. Karena itu, selagi masih musim hujan, perlu dilakukan langkah-langkah persiapan menuju musim kemarau untuk mencegah dampak yang lebih besar.

    BMKG berharap, masyarakat dan pemerintah daerah dapat memanfaatkan informasi ini sebagai panduan dalam mengambil langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi dampak musim kemarau terhadap lingkungan dan perekonomian.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News