Malam Mencekam di Kalibata: Tenda, Kios, Mobil Dibakar Usai 2 Matel Tewas
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kondisi di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, berubah kacau pada Kamis (11/12/2025) malam ketika kelompok mata elang (matel) mencari pelaku pengeroyokan yang menewaskan dua rekan mereka.
Massa tersebut turut melakukan pembakaran tenda PKL, kios, hingga sepeda motor dan mobil di sekitar area parkir seberang TMP Kalibata.
Area parkir seberang TMP Kalibata yang menjadi lokasi pengeroyokan dan bentrokan dipasang garis polisi pada Jumat (12/12/2025) pagi.
Garis kuning itu melingkari titik penemuan dua matel yang tewas di bawah tenda pedagang kaki lima (PKL), terikat pada pohon, pembatas jalan, serta kursi rusak.
Lokasi pembakaran kios juga ditutup garis polisi, sementara barang dagangan warga masih berserakan, mulai dari pecahan kaca, tenda, sampah durian, gerobak, hingga besi-besi hangus.
Mobil taksi listrik dan sepeda motor yang dibakar sudah dievakuasi. Petugas PPSU Kecamatan Kalibata membersihkan area, dibantu sejumlah tukang rongsok yang mencari barang yang masih dapat diselamatkan.
Di sisi kanan lokasi pengeroyokan, polisi mendirikan pos keamanan berisi personel Brimob dan Direktorat Samapta Polda Metro Jaya.
Situasi pagi hari terpantau kondusif. Arus lalu lintas di Jalan Raya Kalibata kembali dibuka sepenuhnya.
“Sampai saat ini sudah sangat normal. Tidak ada (pengalihan lalu lintas) lagi. Kami juga berharap tidak ada sampai terdampak aktivitas masyarakat,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin.
Dua debt collector atau
mata elang
tewas setelah dikeroyok di Jalan Raya Kalibata pada Kamis sore.
Satu korban meninggal di lokasi setelah dipukuli lima orang tak dikenal, sementara satu lainnya sempat dirawat intensif di RS Budhi Asih sebelum meninggal.
“Kedua orang yang bertugas sebagai mata elang ini dianiaya dan dikeroyok sampai satu meninggal di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit,” kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly.
Polisi menjelaskan bahwa dua matel tersebut sebelumnya menghentikan pengendara sepeda motor yang diduga menunggak kredit.
Tidak lama setelah itu, lima orang keluar dari mobil dan langsung memukuli kedua matel tanpa senjata. Setelah korban tumbang, mereka diseret ke tenda PKL di area parkir TMP Kalibata.
“Dengan sporadis, pengguna mobil tersebut langsung memukul kawan-kawan debt collector ini. Kurang lebih 4-5 orang,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur. Seluruh pelaku, termasuk pemotor, langsung kabur.
Menjelang malam, sekitar pukul 18.30 WIB, belasan pria berkumpul di sekitar TKP tanpa ada polisi yang berjaga.
Area itu tampak gelap, hanya diterangi lampu tenda PKL. Beberapa pria terlihat seperti memantau situasi dan menanyakan identitas orang yang mengambil dokumentasi.
Tak lama kemudian, tiga orang berlari menuju pos polisi dan berhenti di samping TKP.
Dua kelompok yang berada di lokasi saling berhadapan dan terlibat adu mulut. Ketegangan meningkat saat tenda PKL diserang dan lampunya dipadamkan.
Sebuah mobil sedan hitam masuk ke area parkir dengan kecepatan tinggi. Dua orang mencoba menghadang sambil membawa kayu panjang.
Mobil itu kemudian kabur ke Gang Langgar dan dikejar oleh beberapa pria. Salah satu orang memecahkan kaca pos keamanan.
Situasi berubah menjadi kerusuhan terbuka. Tenda PKL dirusak, kaca kios dipecahkan, sementara sepeda motor dibakar.
Menurut polisi, ada setidaknya enam titik kebakaran malam itu. Kelompok tersebut sempat memarahi warga yang merekam insiden.
“Mereka meminta kalau bisa yang mengeroyok itu diserahkan ke polisi. Namun tidak mendapatkan informasi,” kata Nicolas.
Kekecewaan tersebut memicu mereka membakar properti di sekitar lokasi.
Polisi tiba dan memukul mundur massa, mengalihkan arus lalu lintas agar masyarakat tidak terdampak.
Belasan polisi bermotor datang membawa senjata api sebagai pengamanan. Mereka menyisir kawasan untuk membubarkan kelompok.
Warga berusaha memadamkan api seadanya. Pemilik kios dan tenda mencoba menyelamatkan barang-barang yang tersisa setelah situasi mulai terkendali.
Sekitar pukul 23.00 WIB, kobaran api kembali terlihat. Jalan Raya Kalibata kembali ditutup. Satu unit mobil diduga taksi listrik terbakar, disusul kios, tenda, gerobak, dan pohon peneduh.
“Mereka sudah berencana mau membalas. Akhirnya sebagian dari mereka, karena tersebar, ada yang melakukan pembakaran,” ujar Nicolas.
Polisi membawa APAR untuk penanganan awal. Saat api membesar, mereka mengamankan tabung gas dari kios.
Mobil pemadam tiba pukul 23.38 WIB dan langsung menyemprotkan air ke pusat api.
Sesekali terdengar ledakan diduga berasal dari gas yang tidak sempat diamankan. Dalam kurang dari 20 menit, api berhasil dipadamkan.
(Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: kebakaran
-
/data/photo/2025/12/12/693b4e85aacb3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Malam Mencekam di Kalibata: Tenda, Kios, Mobil Dibakar Usai 2 Matel Tewas Megapolitan
-
/data/photo/2025/12/12/693b71a8b93dd.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
4 Porak Poranda, Kondisi Terkini Lokasi Bentrokan Mata Elang di Kalibata Megapolitan
Porak Poranda, Kondisi Terkini Lokasi Bentrokan Mata Elang di Kalibata
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kawasan parkir Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, yang menjadi lokasi pengeroyokan dan bentrok mata elang, dipasang garis polisi Jumat (12/12/2025) pagi.
Garis polisi dipasang di sekitar TKP penemuan dua mata elang yang tewas di bawah tenda pedagang kaki lima (PKL), diikat ke pohon dan pembatas jalan serta kursi yang sudah rusak.
Kemudian, lokasi pembakaran kios juga dipasangi garis polisi.
Barang dagangan warga masih tampak berserakan. Mulai dari pecahan kaca, tenda, sampah durian, gerobak, sisa makanan, hingga besi-besi yang terbakar.
Mobil taksi listrik dan sepeda motor yang dibakar malam sebelumnya sudah dievakuasi.
Petugas PPSU Kecamatan Kalibata mulai membersihkan lokasi kejadian. Beberapa tukang rongsok juga datang untuk mencari sisa barang yang masih bisa digunakan.
Di sebelah kanan TKP pengeroyokan, polisi membuat pos keamanan, terdiri dari Satuan Brimob Polda Metro Jaya dan Direktorat Samapta Polda Metro Jaya.
Di sana juga terparkir sejumlah kendaraan Brimob.
Kondisi TKP pagi ini sudah kondusif. Arus lalu lintas di Jalan Raya Kalibata juga dibuka sepenuhnya dan terpantau lancar.
“Sampai saat ini sudah sangat normal. Tidak ada (pengalihan lalu lintas) lagi. Kami juga berharap tidak ada sampai terdampak aktivitas masyarakat,” kata Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin kepada wartawan, Jumat.
Sebelumnya, dua pria diduga
debt collector
atau mata elang dianiaya hingga satu di antaranya tewas di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
Peristiwa bermula ketika kedua pria tersebut menghentikan seorang pengendara sepeda motor.
Melihat hal itu, lima orang dari sebuah mobil yang berada di belakangnya turun untuk membantu pemotor tersebut.
“Nah, setelah diberhentiin, tiba-tiba pengguna mobil di belakangnya membantu,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, saat dikonfirmasi, Kamis.
Berdasarkan kesaksian warga, kelima orang itu kemudian memukuli dua pria tersebut dan menyeret mereka ke pinggir jalan.
Menurut Mansur, satu dari dua mata elang itu meninggal dunia, sementara rekannya dilarikan ke rumah sakit.
“Satu meninggal, satu lagi dalam keadaan koma,” ujar Mansur.
Di hari yang sama, satu matel lainnya juga tewas setelah sempat menerima perawatan intensif di Rumah Sakit Budi Asih.
Berselang tiga jam usai pengeroyokan, belasan pria berkumpul di sekitar TKP sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka membentuk sejumlah kelompok sambil berbincang.
Tak lama, mulai terlihat tiga orang tak lebih dari 30 tahun berlari ke arah Pos Polisi, kemudian berhenti di samping TKP sambil melihat ke belakang.
Sekelompok pria yang berada di sana ikut melihat ke arah yang sama. Mereka kemudian mulai berkerumun, berhadapan dengan kelompok lain.
Lalu adu mulut terjadi di antara dua kelompok.
Mereka mulai menyerang tenda PKL. Lampu yang semula menerangi area itu pun padam.
Dari arah kanan TKP, satu unit mobil sedan hitam masuk ke area parkir dengan kecepatan cukup tinggi. Terlihat dua orang pria berusaha mendatangi mobil itu dengan membawa sebilah kayu panjang.
Melihat itu, mobil tersebut berbelok ke Gang Langgar kemudian dikejar oleh sejumlah orang.
Salah satu anggota kelompok memecahkan kaca di pos keamanan. Bentrok dua kelompok ini kemudian memanas.
Mereka berteriak kepada pengguna jalan untuk menyingkir sembari diduga anggota lain datang bergabung membantu mereka. Tenda PKL dirusak, kaca kios dipecahkan, hingga sepeda motor pun dibakar oleh kelompok tersebut.
Menurut polisi, setidaknya ada enam titik kebakaran malam itu. Pengrusakan ini diakibatkan gejolak kemarahan mereka setelah satu temannya tewas.
Bakar-bakaran masih terjadi hingga dini hari.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Bos Terra Drone Kini Ditangkap, Bandingkan dengan Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Tewaskan Puluhan Orang
Fajar.co.id, Jakarta — Buntut kebakaran gedung PT Terra Drone Indonesia, Sang Direktur Utama (Dirut) berinisial MW ditangkap di Apartemennya pada Kamis malam (11/12/2025).
Diketahui kebakaran itu mengakibatkan 22 orang meninggal dunia pada Selasa (9/12/2025).
Polres Metro Jakarta Pusat menetapkan Sang Dirut sebagai tersangka.
“Kami tetapkan MW (Dirut Terra Drone) sebagai tersangka,” ujar Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Heri Saputra di Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Penetapan MW sebagai tersangka dilakukan setelah petugas memeriksa yang bersangkutan dan juga para saksi berjumlah 10 orang termasuk MW.
Menanggapi hal tersebut, netizen di media sosial kini ramai membandingkan dengan peristiwa ambruknya Pesantren Al Khoziny di Jawa Timur yang juga diketahui karena kelalaian.
Ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny menyebabkan puluhan korban tewas. Lemahnya struktur bangunan diduga jadi penyebab utama tragedi tersebut.
Korban Pondok Al Khoziny berjatuhan setelah musala di pondok pesantren di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, itu ambruk pada Senin, 29 September 2025, sekitar pukul 15.00 WIB. Dikabarkan saat itu, ratusan santri tengah menunaikan salat asar berjemaah di lantai dua bangunan tersebut.
Berdasarkan laporan tim gabungan search and rescue (SAR), insiden tragis itu menelan 171 korban. Dari jumlah tersebut, 67 jenazah telah dievakuasi dan 104 lainnya mengalami luka dengan tingkat keparahan berbeda.
Dugaan mengarah pada konstruksi bangunan yang tidak memenuhi standar keselamatan.
-
/data/photo/2025/12/11/693af2b184b9e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Awal Mula Pengeroyokan Mata Elang hingga Tewas, Picu Bentrokan di Pancoran Megapolitan 12 Desember 2025
Awal Mula Pengeroyokan Mata Elang hingga Tewas, Picu Bentrokan di Pancoran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Dua mata elang (matel) atau
debt collector
tewas usai dikeroyok sejumlah orang di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/225).
Satu di antaranya tewas di tempat setelah dikeroyok lima orang tak dikenal di lokasi. Sementara satu matel lainnya sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Budhi Asih sebelum akhirnya juga tewas.
“Kedua orang yang bertugas sebagai mata elang ini dianiaya dan dikeroyok sampai satu meninggal di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit,” ujar Kapolres
Jakarta
Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly saat ditemui di lokasi, Jumat (12/12/2025).
Mulanya, kedua matel ini menghentikan laju pengendara sepeda motor di Jalan Raya Kalibata. Menurut mereka, sepeda motor yang dikendarai pengemudi belum membayar kredit, sehingga berniat mengambilnya.
Kemudian, dari belakang, lima orang tak dikenal keluar dari mobil untuk membantu pemotor itu.
Langsung saja dua matel itu dikeroyok di tempat, lalu diseret ke tenda pedagang kaki lima (PKL) di area parkir Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata di pinggir jalan.
“Dengan sporadis, pengguna mobil tersebut langsung memukul kawan-kawan
debt collector
ini. Kurang lebih 4-5 orang pengguna mobil tersebut yang sama-sama jalan dengan pengendara motor satu arah,” jelas Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, kepada wartawan, Kamis.
Menurut polisi, kedua matel dikeroyok dengan tangan kosong tanpa senjata apapun.
Semua pelaku, termasuk pengendara motor, langsung kabur setelah dua matel tumbang.
“Ikut kabur semua itu, enggak ada di TKP. Tiba-tiba enggak ada saja,” kata dia.
Kedua korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Budhi Asih. Satu matel yang kritis diberi penindakan darurat.
Di sekitar rumah sakit, teman-teman kedua korban ini berkumpul. Untuk mencegah kerusuhan, petugas kepolisian pun membentuk penjagaan.
TKP penemuan kedua korban dibersihkan. Tenda PKL yang sebelumnya dipasang spanduk kuning digantikan dengan garis polisi yang mengelilinginya.
Berselang tiga jam usai pengeroyokan, belasan pria berkumpul di sekitar TKP sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka membentuk sejumlah kelompok sambil berbincang.
Pantauan
Kompas.com
di lokasi, saat itu, belum ada lagi polisi yang berjaga. Tempat itu cenderung sepi dan agak gelap. Hanya lampu tenda di sampingnya yang cukup menerangi area parkir kosong itu.
Tenda PKL itu tampak dipersiapkan untuk menyambut pelanggan di malam hari. Barang-barang masih tampak ditumpuk termasuk kursi pengunjung.
Kemudian, saat
Kompas.com
mengambil gambar kondisi TKP, seorang pria datang menghampiri untuk menanyakan asal instansi.
“Saya pikir polisi,” kata dia kemudian berlalu.
Dia pun kembali bersama teman-temannya yang lain.
Tak lama, mulai terlihat tiga orang tak lebih dari 30 tahun berlari ke arah Pos Polisi, kemudian berhenti di samping TKP sambil melihat ke belakang.
Sekelompok pria yang berada di sana ikut melihat ke arah yang sama. Mereka kemudian mulai berkerumun, berhadapan dengan kelompok lain.
Lalu adu mulut terjadi di antara dua kelompok. Mereka mulai menyerang tenda PKL. Lampu yang semula menerangi area itu pun padam.
Dari arah kanan TKP, satu unit mobil sedan hitam masuk ke area parkir dengan kecepatan cukup tinggi.
Terlihat dua orang pria berusaha mendatangi mobil itu dengan membawa sebilah kayu panjang.
Melihat itu, mobil tersebut berbelok ke Gang Langgar kemudian dikejar oleh sejumlah orang. Salah satu anggota kelompok memecahkan kaca di pos keamanan.
Bentrok dua kelompok ini kemudian memanas. Mereka berteriak kepada pengguna jalan untuk menyingkir sembari diduga anggota lain datang bergabung membantu mereka.
Tenda PKL dirusak, kaca kios dipecahkan, hingga sepeda motor pun dibakar oleh kelompok tersebut. Mereka sempat memarahi pengendara yang berhenti untuk mengambil gambar.
Menurut polisi, setidaknya ada enam titik kebakaran malam itu.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, pengrusakan ini diakibatkan gejolak kemarahan mereka setelah satu temannya tewas.
Mereka datang meminta pertanggung jawaban kepada pihak yang tidak mereka ketahui siapa.
“Mereka meminta kalau bisa yang mengeroyok itu diserahkan ke polisi. Namun tidak mendapatkan informasi,” ujar Nicolas.
Tak lama, polisi datang memukul mundur. Arus lalu lintas dialihkan untuk menghindari serangan kepada masyarakat.
Dari arah Jalan Raya Pasar Minggu, pengendara diminta putar balik, atau melewati Gang Al-Mahuriy 1 yang hanya bisa dilalui sepeda motor.
Belasan polisi dengan kendaraan motor datang, dilengkapi senjata api sebagai pengamanan. Mereka mulai menyisir wilayah sekitar TKP untuk membubarkan kelompok tersebut.
Warga sebisa mungkin memadamkan api dengan peralatan seadanya. Setelah situasi kondusif dengan penjagaan ketat kepolisian, pemilik kios dan tenda mulai mengambil barang yang masih bisa diselamatkan.
Sekira pukul 23.00 WIB, kepulan asap hitam terlihat lagi di langit malam. Jalan Raya Kalibata yang sudah dibuka, kembali ditutup.
Pengguna jalan diminta putar balik. Polisi berjaga di pertigaan jalan untuk memastikan tak ada warga yang mendekat.
Saat
Kompas.com
mendekati sumber asap, kobaran api makin terlihat jelas. Suara ledakan yang semula samar, kemudian terdengar jelas.
Salah satu objek yang dibakar adalah mobil diduga taksi listrik yang terparkir di sana usai pengeroyokan.
Selain itu, api juga membakar kios-kios, tenda, hingga gerobak pedagang. Pohon yang menaungi tempat itu ikut terbakar.
Menurut polisi, sebagian dari kelompok yang ingin menuntut pertanggung jawaban atas tewasnya kedua teman mereka marah sehingga membakar properti di sana.
“Mereka sudah berencana mau membalas. Akhirnya sebagian dari mereka, karena tersebar, ada yang melakukan pembakaran,” jelas Nicolas.
Polisi kemudian mendatangkan beberapa APAR untuk melakukan penanganan pertama kebakaran di sana.
Ketika api mulai besar, sejumlah polisi berlarian mencoba mengamankan gas dari kios.
Sekira pukul 23.38 WIB, mobil pemadam kebakaran pertama datang. Mereka langsung mengulurkan selang air lalu menyemprotkannya ke dua kios dengan api paling besar.
Dari kios yang terbakar, terdengar sesekali ledakan diduga gas yang tidak sempat diamankan polisi. Terjadi pula percikan listrik saat pemadaman.
Kurang dari 20 menit kemudian, api pun padam. Petugas damkar melanjutkan dengan pendinginan, memastikan tak ada lagi titik api yang bisa tersulut kapan saja.
Setelah itu, pihak kepolisian masih berjaga di sekitar lokasi, termasuk dari Satuan Brimob Polda Metro Jaya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Polisi Periksa Pemilik Ruko Terra Drone Jakpus Pekan Depan
Jakarta –
Polres Metro Jakarta Pusat akan memanggil pemilik ruko Terra Drone pekan depan buntut kebakaran yang menewaskan 22 orang. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Saputra, mengatakan pihaknya juga terus mendalami keterangan para saksi.
“Pemilik ruko sudah kami panggil untuk hadiri pemeriksaan minggu depan,” kata Roby saat diminta konfirmasi, Jumat (12/12/2025).
Roby mengatakan sampai saat ini ada 13 saksi yang diperiksa oleh pihaknya. Ia menyebut ada peluang saksi yang diperiksa akan bertambah.
“13 saksi dan bertambah,” ujarnya.
Roby juga tak menutup kemungkinan adanya tersangka lain di kasus kebakaran itu. Polisi tengah mendalami seluruh bukti yang ada.
Sebelumnya, Roby menyampaikan pihaknya telah menetapkan status tersangka terhadap MW selaku Dirut PT Terra Drone Indonesia. Penetapan tersangka dilakukan Rabu (10/12) kemarin.
“Betul (Dirut PT Terra Drone ditetapkan sebagai tersangka). Kemarin (ditetapkan sebagai tersangka),” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Roby Saputra saat dimintai konfirmasi detikcom, Kamis (11/12).
Adapun kebakaran gedung Terra Drone dilaporkan terjadi pukul 12.43 WIB, Selasa (9/12). Total korban tewas dari kejadian kebakaran ini berjumlah 22 orang, terdiri atas 15 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Salah satu korban tewas merupakan ibu hamil.
Sebagai informasi, perusahaan Terra Drone merupakan perusahaan asal Jepang. Namun, pemimpin perusahaan Terra Drone di Jakpus itu merupakan orang Indonesia. Sementara perusahaan menyewa ruko tersebut.
(dwr/lir)
-
/data/photo/2025/12/11/693abdce46c8b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana Surabaya 12 Desember 2025
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– BPBD Surabaya melakukan edukasi terkait mitigasi bencana kepada seluruh masyarakat. Agar mereka mengetahui langkah yang diambil untuk mengurangi dampaknya.
Kepala
BPBD Surabaya
, Irvan Widyanto mengatakan, masyarakat tidak bisa hanya menggantungkan diri ketika terjadi bencana, kepada Pemerintah Kota (Pemkot).
“Kesadaran bencana adalah kesadaran individu. Setiap warga harus tahu apa yang harus dilakukan ketika peristiwa bencana terjadi,” kata Irvan, saat dikonfirmasi, Kamis (11/12/2025).
Irvan mencontohkan, ketika terjadi hujan deras disertai angin kencang.
Warga bisa langsung memahami dengan tidak berlindung di bawah pohon dan memilih bangunan permanen.
Sedangkan, kata Irvan, edukasi mitigasi yang diutamakan adalah gempa bumi, cuaca ekstrem dan kebakaran.
Program tersebut sudah berjalan kepada siswa sekolah.
“Kami memiliki program Satuan Pendidikan Siaga Bencana. Edukasi dan mitigasi diberikan rutin sejak usia dini, dari PAUD hingga SMP, baik sekolah negeri maupun swasta,” jelasnya.
Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemkot Surabaya, terlibat dalam program itu.
Nantinya, mereka akan memberi edukasi berdasarkan instansi masing-masing.
“Bahkan, inisiatif terbaru merambah ke institusi keagamaan, di mana tim gabungan OPD kini aktif melaksanakan mitigasi di seluruh pondok pesantren di Surabaya,” ujarnya.
“(Seperti) DLH mengajarkan pengelolaan sampah, DSDABM fokus pada pemeliharaan saluran air, dan Disperkim turut memeriksa konstruksi bangunan pesantren,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Surabaya, Linda Novanti menyebut, kunci
mitigasi bencana
adalah ketenangan dan sikap gotong royong masyarakat.
“Gotong royong warga merupakan giat mitigasi yang sangat efektif. Warga bisa aktif mengecek kebersihan saluran air dan tidak membuang sampah sembarangan,” ucap Linda.
“Selain itu, meningkatkan kepatuhan berlalu lintas juga bagian dari kesadaran darurat, mengingat banyak kejadian kerugian yang justru berawal dari ketidakdisiplinan di jalan raya,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/12/693b4e85aacb3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Mata Elang Tewas dalam Pengeroyokan di Pancoran Megapolitan 12 Desember 2025
2 Mata Elang Tewas dalam Pengeroyokan di Pancoran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Satu mata elang atau
debt collector
yang kritis usai dikeroyok di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025) malam, dinyatakan meninggal dunia.
Ia menyusul satu rekannya yang lebih dulu meninggal di tempat kejadian perkara, Kamis sore.
“Kedua orang yang bertugas sebagai
mata elang
ini dianiaya dan dikeroyok sampai satu meninggal di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit,” ujar Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, Jumat (12/12/2025).
Salah satu kelompok yang bentrok malam hari setelah pengeroyokan adalah teman-teman mata elang yang tewas.
Mereka datang ke TKP untuk meluapkan emosinya dan meminta pertanggung jawaban kepada pihak yang tidak mereka ketahui siapa.
“Mereka meminta kalau bisa yang mengeroyok itu diserahkan ke polisi. Namun, tidak mendapatkan informasi,” ujar Nicolas.
Emosi, mereka pun merusak tenda pedagang kaki lima (PKL) hingga kios di sekitar TKP.
Sebagian dari kelompok itu juga membakar barang di sekitar. Dari tenda, sejumlah kios, sepeda motor, hingga mobil.
“Mereka sudah berencana mau membalas. Akhirnya sebagian dari mereka, karena tersebar, ada yang melakukan pembakaran,” kata dia.
Meski kebakaran sempat membesar, Nicolas memastikan tak ada api yang menyentuh pemukiman warga di belakang kios-kios.
Saat ini, jajaran kepolisian mulai dari tingkatan Polsek Pancoran, Polres Jakarta Selatan, hingga Polda Metro Jaya berkoordinasi untuk memburu pelaku pengeroyokan sekaligus menjaga keamanan di sekitar TKP.
Sebelumnya, dua pria diduga
debt collecto
r atau mata elang dianiaya hingga satu di antaranya tewas di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025).
Peristiwa bermula ketika kedua pria tersebut menghentikan seorang pengendara sepeda motor. Melihat hal itu, lima orang dari sebuah mobil yang berada di belakangnya turun untuk membantu pemotor tersebut.
“Nah, setelah diberhentiin, tiba-tiba pengguna mobil di belakangnya membantu,” kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur, saat dikonfirmasi, Kamis.
Berdasarkan kesaksian warga, kelima orang itu kemudian memukuli dua pria tersebut dan menyeret mereka ke pinggir jalan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5440202/original/050322400_1765425531-MBG_Tabrak.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/12/693b514894d9c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/12/11/693a83d92a83d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)