Kasus: kebakaran

  • Pesawat Air Canada Terbakar Saat Mendarat Darurat di Bandara Halifak

    Pesawat Air Canada Terbakar Saat Mendarat Darurat di Bandara Halifak

    Jakarta

    Pesawat Air Canada terbakar saat mendarat darurat di Bandara Internasional Halifax Stanfield, Nova Scotia, Kanada. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

    Dilansir Anadolu Agency, Minggu (29/12/2024) peristiwa itu terjadi pada Sabtu (28/12) malam. Pesawat mengalami kerusakan pada roda pendaratannya pada Sabtu malam.

    Penerbangan Air Canada 2259, yang berangkat dari Bandara Internasional St. John, mengalami masalah pendaratan pada pukul 09.30 AST (0130GMT Minggu) yang menyebabkan tergelincir dan kebakaran mesin. Peristiwa itu mendorong respons cepat dari kru darurat untuk memastikan keselamatan semua orang di dalam pesawat.

    Penumpang Nikki Valentine mengatakan kepada CBC News bahwa salah satu ban pesawat tidak mengembang dengan benar saat mendarat.

    “Pesawat mulai miring sekitar 20 derajat ke kiri, dan saat itu, kami mendengar suara yang cukup keras-yang hampir terdengar seperti suara tabrakan-saat sayap pesawat mulai meluncur di sepanjang trotoar, bersamaan dengan apa yang saya duga sebagai mesinnya,” katanya.

    Setelah mendarat, orang-orang di dalam pesawat dievakuasi dan kemudian dibawa ke hanggar untuk diperiksa oleh paramedis. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

    Sebagai tindakan pencegahan, penerbangan di bandara Halifax ditangguhkan sementara setelah insiden tersebut, sementara hingga Minggu dini hari, satu landasan pacu telah dibuka kembali.

    (aik/whn)

  • Tambah Lagi, Korban Tewas Pesawat Jeju Air Tembus 177 Orang

    Tambah Lagi, Korban Tewas Pesawat Jeju Air Tembus 177 Orang

    Jakarta,CNBC Indonesia – Kecelakaan tragis pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, telah menewaskan sedikitnya 177 orang hingga pukul 7 malam waktu setempat. Pihak berwenang memperingatkan jumlah korban tewas dapat meningkat menjadi 179 dalam kecelakaan yang menjadi bencana penerbangan terburuk di Korea Selatan hingga saat ini.

    Melansir laporan Korea Herald, penerbangan Jeju Air 7C 2216, Boeing 737-800 yang membawa 181 penumpang dan awak kabin, berusaha mendarat ketika keluar dari landasan pacu. Lima menit setelah pilot memberi isyarat mayday, pesawat itu bertabrakan dengan pagar pembatas dan terbakar, menurut Kementerian Perhubungan.

    Menurut Markas Besar Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam pada Minggu, kecil kemungkinan upaya pencarian akan menemukan korban dalam kondisi hidup, selain dua orang awal kabin yang telah diselamatkan, satu laki-laki dan satu perempuan.

    Di antara 177 jenazah yang ditemukan, 57 orang telah diidentifikasi. Pesawat yang jatuh itu membawa penumpang dari berbagai kelompok usia, termasuk keluarga yang bepergian ke luar negeri untuk liburan akhir tahun, kata pihak berwenang.

    Penerbangan nahas itu membawa total 175 penumpang dan enam awak pesawat. Di antara penumpang tersebut, terdapat 82 pria dan 93 wanita.

    Penumpang termuda adalah seorang anak laki-laki berusia 3 tahun, sedangkan penumpang tertua adalah seorang pria berusia 78 tahun. Dua penumpang adalah warga negara Thailand, yang diidentifikasi sebagai wanita berusia 20-an dan 40-an.

    Pihak berwenang berjanji untuk mengevakuasi tiga jenazah yang tersisa dan mengatakan akan berkoordinasi dengan keluarga yang ditinggalkan untuk memfasilitasi pengaturan pemakaman sesuai dengan keinginan mereka.

    Badan pesawat hancur total akibat kecelakaan itu, sehingga identifikasi korban menjadi sangat sulit. Tim penyelamat terus berupaya menemukan jenazah penumpang yang hilang, selagi kamar mayat sementara disiapkan untuk menampung jenazah yang ditemukan.

    Kementerian Perhubungan mengatakan landasan pacu di Bandara Internasional Muan akan ditutup hingga 1 Januari 2025, kurang dari sebulan sejak Jeju Air melanjutkan penerbangan internasional reguler dari bandara yang telah ditangguhkan selama pandemi COVID-19. Penerbangan 7C 2216, pesawat yang jatuh, melakukan perjalanan antara Bangkok dan Muan empat kali seminggu.

    (hsy/hsy)

  • OTK Bakar Kantor Media di Bogor, Polisi Sebut CCTV Dishub Mati

    OTK Bakar Kantor Media di Bogor, Polisi Sebut CCTV Dishub Mati

    Jakarta, CNN Indonesia

    Aparat Polresta Bogor Kota, Jawa Barat, menyisir kamera pengawas atau CCTV (close circuit television) yang berada di sekitar lokasi kantor media Harian Pakuan Raya (PAKAR) di Kelurahan Bantarjati, yang pada Sabtu (28/12) dibakar orang tak dikenal (OTK).

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Polisi Aji Riznaldi Nugroho di Kota Bogor, Minggu, mengungkapkan kamera pengawas milik Dinas Perhubungan yang ada di sekitar lokasi kejadian dalam kondisi tidak berfungsi saat kejadian sehingga pihaknya menyisir CCTV lain yang berfungsi untuk mencari terduga pelaku.

    “CCTV dari Dishub mati pada tanggal tersebut. Kami masih berupaya menyisir CCTV lain di sekitar lokasi,” kata Aji.

    Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), lanjut Aji, titik api berada di teras atau halaman depan kantor redaksi Harian PAKAR.

    “Material yang terbakar atau ditemukan di TKP adalah kardus, botol plastik, dan kabel AC,” jelasnya.

    Sebelumnya, Polresta Bogor Kota menyelidiki kejadian kebakaran kantor media Harian PAKAR di Kelurahan Bantarjati, yang diduga dibakar oleh orang tidak dikenal pada Sabtu (28/12) dini hari.

    Salah seorang saksi mata yang turut membantu memadamkan api, yakni pengemudi ojek daring bernama Aditia, mengaku melihat dua orang pria mengendarai sepeda motor.

    Setibanya di Pos Polisi Warung Jambu yang berada persis di depan kantor redaksi Harian PAKAR, salah seorang pria tersebut turun dari motor dan berjalan mendatangi TKP.

    “Orang-orang tersebut membawa kardus dan bensin dalam sebuah botol plastik air mineral, kemudian langsung membakar kantor PAKAR bagian depan. Sementara untuk satu orang pelaku lainnya menunggu di atas motor,” ucapnya.

    Setelah itu, Aditia menceritakan kedua pria tersebut pergi menggunakan sepeda motor, kemudian dirinya dan seorang pemilik warung yang ada di sekitar lokasi berjibaku memadamkan api.

    (Antara/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air: Burung Tersangkut di Sayap

    Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air: Burung Tersangkut di Sayap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kantor berita News1 Korea mengungkapkan isi pesan teks seorang korban pesawat nahas Jeju Air, yang tergelincir dan meledak di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/11/2024).

    Penumpang itu mengirimkan pesan teks kepada anggota keluarganya. Isinya ialah ia mengatakan ada seekor burung yang tersangkut di sayap pesawat, sambil mengatakan kata perpisahan.

    “Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?” sebagaimana dilansir The Times of India.

    Pemerintah Korea Selatan juga telah merilis temuan investigasi awal penyebab kecelakaan, yakni menara kendali bandara atau menara Air Traffic Controller (ATC) telah memperingatkan pilot dan co-pilot adanya potensi serangan burung.

    Peringatanitu disampaikan menara ATC sebelum memberikan izin untuk pendaratan di area alternatif. Setelahnya, pilot mengirimkan sinyal marabahaya atau mayday beberapa saat sebelum kecelakaan.

    Meski begitu, dalam video rekaman di sekitar bandara, menunjukkan catatan pula bahwa roda depan pesawat Jeju Air itu gagal keluar, menyebabkan pesawat meluncur dengan kecepatan tinggi di landasan pacu hingga menabrak tembok penghalang dan meledak.

    “Hanya bagian ekor yang bentuknya masih bertahan, sedangkan sisa bagian pesawat lainnya terlihat hampir tidak bisa diidentifikasi,” kata Kepala Pemadan Kebakaran Muan, Lee Jung-hyun.

    Jeju Air 7C 2216 merupakan pesawat Boeing 737-800 yang telah berusia 15 tahun, menurut Kementerian Transportasi. Pesawat yang diproduksi pada 2009 itu baru kembali dari Bangkok.

    Proses penyelamatan pesawat seusai meledak dan terbakar melibatkan 32 mobil pemadam, sejumlah helikopter, dan 1.560 personel petugas pemadam kebakaran, polisi, dan militer.

    (hsy/hsy)

  • Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air ke Keluarga Sebelum Kecelakaan, Firasat Sudah Bahas Surat Wasiat

    Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air ke Keluarga Sebelum Kecelakaan, Firasat Sudah Bahas Surat Wasiat

    TRIBUNJATIM.COM – Terekam pesan terakhir yang disampaikan penumpang pesawat Jeju Air sebelum kecelakaan terjadi.

    Pesawat yang berisikan 181 penumpang itu terbakar setelah keluar dari landasan pacu di sebuah bandara di Muan, Korea Selatan.

    Dalam percakapan dengan keluarga, penumpang tersebut membahas soal surat wasiat.

    Terungkap pula penyebab pesawat sempat menghentikan sementara perjalanannya, hal itu terkait dengan adanya burung di bagian sayap pesawat.

    Kabar kecelakaan ini menjadi perbincangan di sosial media.

    Sebuah pesawat penumpang yang membawa 181 orang terbakar setelah keluar dari landasan pacu di sebuah bandara di Kabupaten Muan, Korea Selatan bagian barat daya, pada hari Minggu (29/12/2024), menyebabkan sedikitnya 62 orang tewas, dengan jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat, kata pihak berwenang.

    Dilansir TribunJatim.com via Serambinews.com dari kantor berita Yonhap News pada Minggu (29/12/2024), kecelakaan tersebut terjadi pada pukul 9:07 pagi, ketika penerbangan Jeju Air keluar dari landasan pacu saat mendarat dan menabrak dinding pagar di Bandara Internasional Muan di Kabupaten Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul.

    Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa 62 orang tewas, dengan jumlah korban yang diperkirakan akan meningkat tajam.

    Satu penumpang dan satu anggota kru berhasil diselamatkan.

    Sebanyak 181 orang, termasuk enam anggota kru, berada di dalam pesawat yang sedang dalam perjalanan kembali dari Bangkok.

    Sebagian besar penumpang adalah orang Korea, kecuali dua warga negara Thailand.

    Video yang disiarkan oleh stasiun TV lokal menunjukkan pesawat mencoba mendarat tanpa roda pendarat yang dikeluarkan.

    Pesawat tergelincir di tanah, menabrak dinding beton sebelum meledak dan terbakar.

    Pesawat hampir hancur total akibat ledakan tersebut.

    Pihak berwenang telah memadamkan api, dan operasi pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan di lokasi kecelakaan.

    Pesawat Yeti Airlines (Koreaboo)

    Sekitar 80 petugas pemadam kebakaran telah dikirim ke lokasi kecelakaan.

    Pihak berwenang mencurigai bahwa kegagalan roda pendarat, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

    Mereka telah memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan.

    Pelaksana Presiden Choi Sang-mok menginstruksikan pejabat untuk melakukan segala upaya dalam operasi penyelamatan.

    Choi sedang dalam perjalanan menuju lokasi kecelakaan, kata pejabatnya.

    Kantor kepresidenan mengatakan bahwa mereka akan mengadakan rapat darurat dengan pejabat senior pada pukul 11:30 pagi untuk membahas tanggapan pemerintah terhadap kecelakaan pesawat tersebut.

    Rapat akan dipimpin oleh Kepala Staf Kepresidenan Chung Jin-suk.

    Pelaksana Komisaris Jenderal Kepolisian Nasional Lee Ho-young juga memerintahkan pejabat untuk mengerahkan semua sumber daya yang tersedia dan bekerja sama dengan pemadam kebakaran serta agen terkait lainnya untuk membantu upaya penyelamatan.

    Detik-detik pesawat Jeju Air kecelakaan tergelincir (Tribunnews.com)

    Sementara itu, sebuah pesan terakhir dari penumpang yang terlibat dalam kecelakaan tersebut viral di media sosial.

    Dilansir TribunJatim.com dari Koreaboo via TribunJabar.ID, Minggu (29/12/2024), seorang anggota keluarga dari salah satu penumpang membagikan tangkapan layar pesan KakaoTalk sebelum kehilangan kontak. 

    Dalam obrolannya, anggota keluarga tersebut mengatakan belum berhasil menghubungi penumpang tersebut sejak saat itu. 

    Berikut isi pesan tersebut:

    Penumpang: Kami sedang menahan.

    Penumpang: Seekor burung masuk ke sayap…

    Keluarga: Hah?

    Penumpang: …jadi kami belum bisa mendarat.

    Keluarga: Sejak kapan?

    Penumpang: Barusan.

    Penumpang: Haruskah aku membuat surat wasiat?

    Dengan begitu dugaan kecelakaan pesawat setelah menabrak seekor burung.

    Namun, belum ada informasi yang dapat diverifikasi. 

    Pihak berwenang di lokasi kejadian dan pakar penerbangan masih menyelidiki penyebab kecelakaan.

    Sementara itu, pembaruan dari Bandara Internasional Muan mengonfirmasi setidaknya 62 korban jiwa. 

    “Dari 181 orang di dalam pesawat, 2 telah berhasil diselamatkan, sementara sebagian besar lainnya diduga meninggal dunia,” ungkap Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam, dikutip dari Yonhap.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Tangisan Keluarga Korban Tewas Kecelakaan Jeju Air Pecah di Bandara Muan

    Tangisan Keluarga Korban Tewas Kecelakaan Jeju Air Pecah di Bandara Muan

    Jakarta

    Keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Muan, Korea Selatan (Korsel), berduka atas kehilangan orang yang mereka cintai. Tangisan anggota keluarga terdengar di lantai pertama Bandara Internasional Muan.

    Dilansir Yonhap, Minggu (29/12/2024), sejumlah anggota keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air mendengarkan pengumuman petugas pemadam kebakaran tentang nama-nama korban tewas di Bandara Internasional Muan di Muan.

    “Adik perempuan saya ada di pesawat itu,” kata seorang wanita berusia 33 tahun bermarga Kim.

    “Dia mengalami begitu banyak kesulitan dan pergi bepergian karena situasinya baru saja mulai membaik,” tambahnya.

    Sekitar pukul 1 siang, sekitar 100 orang memadati ruang rapat saat petugas pemadam kebakaran mulai memberikan informasi terkini.

    Begitu Lee Jeong-hyeon, kepala pemadam kebakaran Muan, mengatakan sebagian besar dari 181 orang di dalam pesawat diduga tewas. Lalu suara ratapan tangis memenuhi ruangan.

    “Apakah tidak ada kemungkinan untuk selamat sama sekali?” tanya salah satu anggota keluarga.

    Sekitar pukul 13.30 waktu setempat, pemerintah mulai mengumumkan nama-nama 22 orang yang dipastikan tewas, yang memicu lebih banyak kesedihan dan duka dari keluarga yang berkumpul.

    Sebagian orang memprotes bahwa nama-nama tersebut tidak sesuai dengan yang diungkapkan sebelumnya, sementara yang lain mengeluh bahwa mereka tidak mendapatkan informasi apa pun selama berjam-jam.

    “Apakah terlalu berlebihan untuk meminta daftar korban tewas yang dipajang dengan jelas beserta status kecelakaan saat ini?” kata salah satu anggota keluarga.

    Bahkan, sebagian orang menuntut agar mereka diizinkan mengunjungi lokasi kecelakaan agar mereka dapat mengidentifikasi anggota keluarga mereka sendiri.

    (azh/knv)

  • Gulkarmat turunkan 85 personel padamkan kebakaran lapak di Priok

    Gulkarmat turunkan 85 personel padamkan kebakaran lapak di Priok

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Sudin Gulkarmat) menurunkan 85 personel untuk memadamkan kebakaran lima unit lapak di Jalan Agung Karya Tanjung Priok Jakarta Utara (Jakut) pada Minggu.

    “Kami menurunkan 17 unit mobil pemadam dan 85 personel untuk memadamkan api,” kata Kasiops Gulkarmat Jakut dan Kepulauan Seribu Gatot Sulaeman di Jakarta, Minggu.

    Ia menyebutkan kebakaran dilaporkan sekitar pukul 14.10 WIB oleh warga dan langsung ditindaklanjuti.

    Petugas memulai aksi pemadaman api sekitar pukul 14.14 WIB dan api berhasil dipadamkan pada pukul 16.32 WIB.

    Api membakar bangunan seluas 518 meter persegi yang dihuni 4 Kepala Keluarga atau sekitar 24 orang.

    “Total kerugian akibat kebakaran ini ditaksir Rp725 juta,” kata dia.

    Ia mengatakan kebakaran yang menghanguskan lima unit lapak yang ditinggali warga RT 6 RW 04 Sungai Bambu ini diduga terjadi akibat korsleting listrik.

    Menurut dia dari keterangan saksi di lapangan, percikan api ini keluar dari mesin pendingin (AC) yang ada di lapak tersebut.

    “Api keluar dari AC dan api membesar serta merambat ke lapak lainnya,” kata dia.

    Ia mengatakan proses pemadaman api telah berhasil dilakukan dalam keadaan aman dan lancar.

    “Kami mengimbau warga agar selalu memastikan kondisi jaringan listrik rumah mereka dalam kondisi baik dan selalu melakukan pemeriksaan berkala untuk mencegah terjadinya kebakaran,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pilot Sempat Bilang Mayday, Hal yang Diketahui Sejauh Ini dari Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel – Halaman all

    Pilot Sempat Bilang Mayday, Hal yang Diketahui Sejauh Ini dari Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel – Halaman all

    177 Tewas, Apa yang Diketahui Sejauh Ini dari Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Ke Mana Roda Pendaratan?
     
    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan orang tewas pada Minggu (29/12/2024) ketika sebuah pesawat penumpang mendarat darurat di sebuah bandara di wilayah barat daya Korea Selatan.

    Saat akan mendarat, pesawat meluncur menuruni landasan dengan perutnya sebelum terbakar.

    Setidaknya 177 orang telah dipastikan tewas sejauh ini, menurut pemadam kebakaran setempat.

    Dua orang, keduanya awak pesawat, berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup dari lokasi kecelakaan, yang berarti hanya dua dari 181 orang di dalam pesawat yang belum diketahui keberadaannya.

    Ini adalah bencana penerbangan paling mematikan yang melanda Korea Selatan sejak tahun 1997, ketika Boeing 747 Korean Airlines jatuh di hutan Guam, yang mengakibatkan hilangnya 228 nyawa.

    Peristiwa Kecelakaan Jeju Air

    Penerbangan Jeju Air 7C 2216 dari Bangkok membawa 175 penumpang dan enam awak ketika bencana melanda bandara di daerah Muan, di ujung barat daya negara itu, tepat setelah pukul 9 pagi waktu setempat pada Minggu.

    Rekaman kecelakaan hari Minggu yang disiarkan oleh sejumlah media berita Korea Selatan menunjukkan pesawat meluncur di landasan dengan perutnya dalam kecepatan tinggi, menghantam tanggul tanah, dan meletus menjadi bola api.

    “Baik roda pendaratan belakang maupun depan tidak terlihat dalam rekaman – yang disiarkan oleh jaringan termasuk YTN, JTBC dan MBC – karena asap mengepul dari bagian belakang pesawat yang meluncur,” kata laporan CNN.

    Petugas pemadam kebakaran kemudian terlihat menggunakan meriam air untuk memadamkan puing-puing pesawat yang terbakar, yang terdaftar sebagai Boeing 737-800 di situs pelacakan penerbangan FlightAware.

    Beberapa bagian pesawat juga terlihat berserakan di landasan pacu.

    Menurut Dinas Pemadam Kebakaran Jeolla Selatan, korban kecelakaan itu terdiri dari 82 laki-laki, 83 perempuan, dan 12 orang yang jenis kelaminnya tidak diketahui.

    Menurut tim penyelamat, kedua korban selamat adalah anggota kru, satu laki-laki dan satu perempuan.

    Menurut Kementerian Pertanahan Korea Selatan, dua warga negara Thailand termasuk di antara penumpang pesawat. Semua penumpang lainnya adalah warga negara Korea Selatan.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). (Tangkap Layar YouTube MBCNEWS)

    Apa yang Menyebabkan Kecelakaan itu?

    Para ahli, dilansir CNN, menyatakan bahwa bagian kolong pesawat – khususnya roda yang digunakan untuk lepas landas dan mendarat – tampaknya belum sepenuhnya terbuka sebelum mendarat.

    Namun, apa yang menyebabkan kegagalan roda pendaratan tidak terbuka masih belum jelas.

    Analis penerbangan mengatakan diperlukan lebih banyak bukti sebelum otoritas Korea Selatan dapat secara pasti menentukan apa yang mungkin menyebabkan kecelakaan hari Minggu, termasuk spekulasi dari pejabat setempat tentang kemungkinan tabrakan burung sebelum pendaratan darurat.

    Komentar tersebut muncul setelah Lee Jeong-hyun, kepala Dinas Pemadam Kebakaran Muan, memberi penjelasan kepada media kalau penyebabnya “diperkirakan akibat serangan burung atau cuaca buruk.”

    Rekaman kecelakaan menunjukkan langit cerah pada saat itu.

    David Soucie, mantan inspektur keselamatan Badan Penerbangan Federal, mengatakan bahwa “spekulasi adalah musuh terburuk seorang penyelidik.”

    “Faktanya, itulah sebabnya mengapa informasi sangat terlindungi saat terjadi investigasi kecelakaan pesawat, informasi tersebut terlindungi. Mereka tidak seharusnya membuat spekulasi apa pun tentang hal semacam ini,” kata Soucie kepada Paula Newton dari CNN.

    Konsultan industri penerbangan Scott Hamilton menyuarakan kekhawatiran Soucie dan mendesak otoritas Korea Selatan untuk “berhenti membuat pernyataan deklaratif” pada tahap ini.

    Kecelakaan pada Minggu itu “sangat membingungkan” mengingat unit pesawat dan maskapainya memiliki catatan keselamatan yang kuat dan kondisi penerbangan sangat baik, kata seorang jurnalis penerbangan.

    Boeing 737-800 adalah salah satu pesawat yang paling banyak digunakan di dunia dan masing-masing digunakan untuk sekitar empat atau lima penerbangan per hari, Geoffrey Thomas, editor Airline News, mengatakan kepada Paula Newton dari CNN.

    “Ini adalah pesawat paling andal di dunia, dan sudah beroperasi selama 20 tahun,” katanya.

    “Semua orang tahu cara kerjanya. Dan itu bekerja dengan sangat, sangat baik. Dan perawatan yang dilakukan di [Korea Selatan] adalah yang terbaik di seluruh dunia.”

    “Tidak jelas apakah kolong pesawat ambruk saat mendarat atau apakah kolong pesawat tidak terlipat sama sekali. Ini masalah yang sangat serius dan tentunya akan menjadi fokus para penyelidik,” imbuh Thomas.

    Ia menambahkan “sangat membingungkan” bahwa kecelakaan itu terjadi, mengingat pesawat itu mendarat dalam kondisi kering dan cerah di bandara yang bagus.

    Bagi pihak manufaktur, raksasa penerbangan AS Boeing, insiden ini menambah masa sulit yang mereka hadapi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dua kecelakaan 737 Max, sebuah tragedi yang membuat perusahaan setuju untuk mengaku bersalah karena menipu Administrasi Penerbangan Federal selama proses sertifikasi pesawat tersebut.

    Namun, para analis menggambarkan Boeing 737-800 — model sebelumnya dan berbeda dari Max — sebagai pesawat pekerja keras yang andal di angkasa dengan rekam jejak keselamatan yang sangat kuat.

    Kepala eksekutif Jeju Air mengatakan pesawat itu tidak menunjukkan “tanda-tanda masalah” sebelum kecelakaan hari Minggu.

    “Saat ini, sulit untuk menentukan penyebab kecelakaan, dan kami harus menunggu pengumuman resmi penyelidikan oleh badan pemerintah terkait,” kata Kim Yi-bae saat jumpa pers di bandara.

    Pesawat Jeju Air Boeing 737-800 dengan kode penerbangan 7C 2216 dari Bangkok, Thailand membawa 175 penumpang dan enam awak ketika mendarat tanpa roda di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/12/2024).

    Ke mana Fokus Investigasi Penyebab Kecelakaan?

    Petugas dari Komite Investigasi Insiden Nasional telah tiba untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

    Menurut pengarahan dari Kementerian Pertanahan, menara pengawas telah memerintahkan pilot untuk mengubah arah dan mendarat di arah yang berlawanan, untuk menghindari potensi tabrakan dengan burung.

    Pilot pun mengikuti instruksi tersebut.

    Sekitar satu menit kemudian, pilot membuat panggilan mayday ke menara.

    Upaya pendaratan terjadi sekitar dua menit setelah panggilan mayday, menurut kementerian.

    Pihak berwenang melanjutkan penyelidikan mereka.

    Perekam data penerbangan “kotak hitam” telah ditemukan oleh komite investigasi kecelakaan sementara alat perekam suara belum ditemukan, kata pejabat kementerian.

    Perekam data penerbangan atau yang disebut “kotak hitam” menawarkan fakta penting kepada penyelidik keselamatan penerbangan saat menyusun sebuah insiden.

    Lebih dari 700 personel dari polisi, militer, dan penjaga pantai telah dikerahkan untuk upaya tanggapan di tempat, tambah kementerian tersebut.

    Apa Kata Pihak Berwenang?

    Penjabat presiden Korea Selatan mengatakan lokasi jatuhnya pesawat hari Minggu telah dinyatakan sebagai zona bencana khusus dan ia berjanji akan melakukan penyelidikan penuh atas penyebab bencana mematikan itu.

    “Kami akan memusatkan semua sumber daya untuk pemulihan dan dukungan bagi para korban. Semua sumber daya yang diperlukan sedang dimobilisasi, dan zona bencana khusus telah ditetapkan,” kata Choi Sang-mok dalam sebuah pernyataan.

    Choi, yang datang ke lokasi kecelakaan pada hari Minggu, menyampaikan “belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan” dan berjanji akan melakukan segala upaya untuk menangani dampak dari insiden tersebut dan mencegah kecelakaan serupa terjadi di masa mendatang.

    Tragedi ini terjadi hanya dua hari setelah Choi menjabat sebagai pejabat presiden, babak terakhir dalam masa kekacauan politik di Korea Selatan.

    Presiden negara saat ini, Yoon Suk Yeol, dicabut kekuasaannya oleh parlemen dua minggu lalu menyusul perintah darurat militer yang menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan politik . Saat ini ia diskors sementara pengadilan tinggi memutuskan nasibnya.

    Han Duck-soo, orang yang menggantikan Yoon sebagai penjabat presiden, dimakzulkan oleh parlemen pada hari Jumat , yang berarti Choi – menteri keuangan dan wakil perdana menteri – menggantikannya.

         
    Petugas penyelamat mengambil bagian dalam operasi penyelamatan di lokasi jatuhnya pesawat setelah keluar landasan pacu di Bandara Internasional Muan, di Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024. 
    Foto: Kim Hong-Ji/Reuters
    Apa yang dikatakan pembuat pesawat itu?
    Boeing menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang kehilangan orang terkasih dalam kecelakaan itu.

    “Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait Penerbangan 2216 dan siap membantu mereka,” kata Boeing dalam pernyataan singkat yang diunggah di akun X-nya.

    “Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai dan pikiran kami tertuju kepada para penumpang dan awak pesawat,” tambah perusahaan itu.

    Raksasa penerbangan AS ini mengalami masa sulit dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dua kecelakaan 737 Max, sebuah tragedi yang membuat perusahaan setuju untuk mengaku bersalah karena menipu Administrasi Penerbangan Federal selama proses sertifikasi pesawat tersebut.

    Namun, para analis menggambarkan Boeing 737-800 sebagai pekerja keras yang andal di angkasa dengan catatan keselamatan yang sangat kuat .

  • Korban Selamat Pesawat Jeju Air Cuma 2 Orang, Duduk Paling Belakang

    Korban Selamat Pesawat Jeju Air Cuma 2 Orang, Duduk Paling Belakang

    Jakarta, CNBC Indonesia-Korban selamat dari kecelakaan pesawat Jeju Air hanya berjumlah 2 orang, hingga berita ini diturunkan pada Minggu (29/12) sore waktu setempat. Pesawat nahas itu sendiri membawa 181 orang, termasuk dan penumpang dan awak kabin.

    Tim penyelamat dari Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam, Korea Selatan, menemukan dua korban selamat itu di kursi paling belakang pesawat. Dua orang itu adalah dua pramugari Jeju Air masing-masing berusia 22 tahun dan 25 tahun.

    Berdasarkan laporan The Korea Herald, dua pramugari tersebut mengalami beberapa luka tetapi keduanya sadar pada saat penyelamatan, menurut pengarahan Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam.

    “Dari 181 orang di dalamnya, hanya 2 yang kemungkinan selamat. Keduanya berada di belakang pesawat,” tulis The Korea Herald dalam laporannya hari ini, Minggu (29/12/2024)

    Keduanya dirawat di rumah sakit di Mokpo, sebuah kota sekitar 20 kilometer selatan Bandara Internasional Muan, tempat kecelakaan Jeju Air. Pesawat itu jatuh sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.

    Pihak berwenang penyelamat mengatakan sebagian besar orang lain di pesawat diperkirakan tewas, meskipun hanya 85 yang secara resmi dikonfirmasi telah meninggal pada pukul 12:50 pagi.

    Sebanyak 175 penumpang dan enam awak berada di dalam Jeju Air 7C 2216, yang tersungkur ke landasan pacu dan bertabrakan dengan pagar perimeter.

    (hsy/hsy)

  • Semua Penumpang Jeju Air Hampir Dipastikan Tewas, Kecuali 2 Pramugari

    Semua Penumpang Jeju Air Hampir Dipastikan Tewas, Kecuali 2 Pramugari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Seluruh penumpang dan awak kabin Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan, hampir dipastikan meninggal dunia. Hanya ada dua orang yang berhasil selamat, keduanya merupakan pramugari.

    Dilansir AFP, Minggu (29/12), Jeju Air yang berangkat dari Thailand ke Korea Selatan itu membawa total 181 orang. Terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak kabin.

    Pesawat itu mengalami kecelakaan saat mendarat. Badan pesawat mendarat tanpa roda, menabrak pagar pembatas dan terbakar.

    Kecelakaan pesawat itu diduga disebabkan dua hal, yakni tabrakan dengan kawanan burung dan cuaca buruk. Pemadam kebakaran Korea Selatan menyatakan dua penyebab itu memantik kerusakan mesin.

    Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.

    Menurut keterangan, pesawat hancur total sehingga menyulitkan proses evakuasi. Identifikasi korban tewas juga jadi sulit.

    “Penumpang terlempar dari pesawat setelah menabrak dinding, sehingga peluang untuk selamat sangat kecil,” kata seorang petugas pemadam kebakaran.

    “Pesawat itu hampir hancur total. Mengidentifikasi korban tewas pun sulit. Proses ini memakan waktu sembari kami mengevakuasi jenazah,” lanjutnya.

    Sejauh ini, hanya dua orang yang berhasil diselamatkan. Keduanya adalah pramugari Jeju Air. AFP mencatat 167 orang dipastikan meninggal, sisanya masih dalam proses evakuasi.

    Sementara CNN mencatat korban tewas telah mencapai 176 penumpang. Catatan itu berdasarkan Badan Pemadam Kebakaran Korea. 

    Sebanyak 176 korban tewas itu terdiri dari 82 laki-laki, 83 perempuan, dan 11 orang yang belum diketahui jenis kelaminnya.

    Sementara jumlah korban yang ditemukan selamat hanya dua orang. Itu artinya masih ada 3 orang yang hilang. 

    (tim/tsa)

    [Gambas:Video CNN]