Kasus: kebakaran

  • Rumah Tinggal di Bungur Senen Terbakar Subuh Tadi, 2 Orang Tewas

    Rumah Tinggal di Bungur Senen Terbakar Subuh Tadi, 2 Orang Tewas

    loading…

    Petugas kebakaran sedang berupaya memadamkan api yang membakar sebuah rumah di Bungur, Senen, Senin (30/12/2024) pukul 04.23 WIB. FOTO/IST

    JAKARTA – Sebuah rumah tinggal di Jalan Letjen Suprapto, Bungur, Senen, Jakarta Pusat, terbakar hebat Senin (30/12/2024) sekitar pukul 04.23 WIB. Dua orang dilaporkan tewas dalam kebakaran tersebut.

    “Objek rumah tinggal. Korban dua orang terjebak di dalam TKP dan ditemukan petugas damkar dalam kondisi meninggal dunia,” tulis laporan Command Center Disgulkarmat DKI Jakarta, Senin (30/12/2024).

    Api berhasil dilokalisir pada pukul 05.04 WIB dan saat ini petugas damkar tengah melakukan pendinginan sejak pukul 05.19 WIB. Puluhan unit damkar dikerahkan untuk memadamkan api dilokasi dan belum diketahui penyebab kebakaran.

    “Situasi proses pendinginan. Pengerahan 20 unit dan 100 personel,” jelasnya.

    (abd)

  • 5 Fakta Kecelakaan Jeju Air di Korsel, Ada Ratusan Korban Jiwa

    5 Fakta Kecelakaan Jeju Air di Korsel, Ada Ratusan Korban Jiwa

    Jakarta

    Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan (Korsel). Sebanyak 179 orang meninggal akibat kecelakaan ini.

    Insiden kecelakaan pesawat Boeing 737-800 Jeju Air terjadi pada Minggu (29/12/2024) pagi waktu setempat. Penyebab kecelakaan diduga karena ada kontak dengan burung.

    Kecelakaan tersebut mengakibatkan badan pesawat mengalami kerusakan secara signifikan, yang mengakibatkan kebakaran. Petugas pemadam kebakaran (damkar) berhasil memadamkan api serta melakukan evakuasi.

    Pihak berwenang memadamkan api dalam 43 menit. Sekitar 80 petugas damkar dikirim ke lokasi kecelakaan.

    Berikut ini sederet fakta yang diketahui sejauh ini terkait kejadian tersebut:

    Mendarat Tanpa Roda-Meledak

    Dilansir kantor berita Yonhap dan AFP, kecelakaan terjadi pada pukul 9.07 pagi. Pesawat Jeju Air keluar landasan pacu saat mendarat tanpa roda, kemudian menabrak dengan dinding pagar di Bandara Muan hingga akhirnya meledak.

    “Kecelakaan itu diyakini disebabkan oleh ‘kontak dengan burung, yang mengakibatkan roda pendaratan tidak berfungsi dengan baik’ saat pesawat berusaha mendarat di bandara di barat daya negara itu,” bunyi laporan tersebut.

    Ada Peringatan Bird Strike

    Menurut jumpa pers Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas Bandara Muan mengeluarkan peringatan bird strike atau gangguan serangan burung pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.

    “Saat mencoba mendarat di landasan pacu No 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya,” kata kementerian tersebut.

    Para pejabat mengatakan menara kontrol memberikan izin untuk mendarat di arah yang berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga melewati landasan pacu dan menabrak dinding.

    Tak Ada Penumpang WNI

    Total ada 181 orang di dalam pesawat Jeju air yang kembali dari Bangkok. Di antara jumlah tersebut, ada 6 awak pesawat dan 175 orang penumpang yang sebagian besar penumpangnya adalah warga negara (WN) Korsel dan dua WN Thailand.

    Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi penumpang dalam pesawat Jeju Air.

    “Saat ini KBRI Seoul sedang berkoordinasi dengan otoritas setempat. Berdasarkan informasi informal yang didapat, tidak terdapat penumpang WNI dalam pesawat tersebut,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemenlu RI Judha Nugraha kepada wartawan, Minggu (29/12/2024).

    179 Orang Meninggal

    Petugas tanggap darurat Korea Selatan (Korsel) melaporkan jumlah korban tewas kecelakaan pesawat Jeju Air. Sebanyak 179 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (29/12/2024), dua orang berhasil diselamatkan dalam kecelakaan pesawat Jeju Air hari Minggu di Korea Selatan, kata badan pemadam kebakaran negara itu saat mengumumkan jumlah korban akhir dari bencana tersebut.

    “Dari 179 korban tewas, 65 orang telah diidentifikasi,” kata badan pemadam kebakaran tentang kecelakaan di Bandara Internasional Muan, yang dua anggota krunya selamat.

    Kotak Hitam Pesawat Ditemukan

    Kedua kotak hitam atau black boxes milik Jeju Air 2216 yang kecelakaan ditemukan. Kotak hitam itu adalah perekam data penerbangan dan suara kokpit.

    Dilansir dari AFP pejabat kementerian transportasi Korea Selatan (Korsel) mengatakan kotak hitam dalam Boeing 737-800 itu telah ditemukan. Peristiwa kecelakaan itu, menewaskan 179 orang, dan dua orang selamat.

    “Mengenai kotak hitam, baik perekam suara kokpit maupun perekam data penerbangan kini telah ditemukan,” kata wakil menteri transportasi Joo Jong-wan dalam sebuah pengarahan.

    Presiden sementara Korea Selatan (Korsel) Choi Sang Mok kemudian mengumumkan masa berkabung nasional usai insiden kecelakaan maut ini. Masa berkabung nasional itu dilakukan selama tujuh hari.

    Choi menyampaikan belasungkawa dan simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan. Masa berkabung terhitung mulai hari ini.

    “Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan dari mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi yang tak terduga ini,” kata Choi.

    Choi juga telah menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus. Dia berjanji akan memberikan bantuan untuk keluarga yang ditinggalkan dan memberikan perawatan bagi korban selamat.

    (wia/idn)

  • Joe Biden Sampaikan Bela Sungkawa Terkait Kecelakaan Jeju Air di Korsel – Halaman all

    Joe Biden Sampaikan Bela Sungkawa Terkait Kecelakaan Jeju Air di Korsel – Halaman all

    TRIBUNNWS.COM – Kecelakaan pesawat Jeju Air di bandar udara internasional Muan, Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (29/12/2024) turut membuat Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berduka cita.

    Biden mengatakan pada Minggu, ia dan ibu negara Jill Biden “sangat berduka” mengetahui banyaknya korban jiwa dalam kecelakaan pesawat paling mematikan di Korsel tersebut.

    Hal ini terjadi setelah 179 dari 181 orang yang menumpangi maskapai dengan rute perjalanan Thailand-Korsel tersebut tewas setelah mendarat darurat dan meledak di bandara yang berlokasi di wilayah barat daya Korea Selatan, Muan, pada Minggu pagi waktu Korea,

    “Jill dan saya sangat berduka mengetahui kehilangan nyawa yang terjadi akibat kecelakaan Jeju Airlines di Muan, Republik Korea,” kata presiden dalam pernyataan tersebut.

    “Sebagai sekutu dekat, rakyat Amerika memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan rakyat Korea Selatan, dan pikiran serta doa kami bersama mereka yang terdampak oleh tragedi ini.” sambungnya.

    Sosok yang akan digantikan Donald Trump pada Januari tahun depan inipun berjanji akan memberikan bantuan yang diperlukan bagi semua keluarga korban maupun pemerintah Korsel.

    “Amerika Serikat siap memberikan semua bantuan yang diperlukan,” pungkasnya.

    Niat baik Joe Biden tersebut juga diamini oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).

    NTSB menulis dalam sebuah pernyataan di X bahwa mereka akan memimpin tim penyelidik AS untuk membantu penyelidikan terhadap kecelakaan tersebut di Korsel.

    Jeju Air sendiri juga telah berjanji untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang selamat, dengan menyebutkan adanya rencana asuransi senilai 1 miliar dolar.

    Detik-detik Jeju Air Jatuh

    Seorang saksi mata yang menyaksikan kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan mengatakan bahwa ia sempat melihat api yang keluar dari mesin jet pesawat tersebut.

    Yoo Jae-yong, yang sedang menginap di penginapan dekat Bandara Muan, mengatakan ia juga mendengar beberapa suara ledakan sebelum pesawat itu menabrak tembok pagar.

    “Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras,” kata Yoo, dikutip dari Yonhap.

    Saksi lainnya, yang hanya disebutkan dengan nama belakang Cho, mengatakan bahwa ia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.

    “Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” kata Cho.

    “Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, lalu saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjutnya.

    Saksi lain, Kim Yong-cheol, menyatakan bahwa pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar balik untuk mencoba mendarat lagi sebelum akhirnya jatuh.

    Kim mengingat bahwa ia mendengar suara “gesekan logam” dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan terjadi.

    Maskapai Korea Selatan Jeju Air (NET)

    Kim mengatakan bahwa ia melihat pesawat itu terbang kembali setelah gagal mendarat, sebelum mendengar “ledakan keras” dan melihat “asap hitam mengepul ke langit.”

    Pihak berwenang meyakini bahwa kegagalan roda pendaratan, yang kemungkinan disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

    Polisi dan petugas pemadam kebakaran telah memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan ini.

    (Tribunnews.com/Bobby W)

  • Puluhan Kapal Terbakar di Pelabuhan Kota Tegal, Polda Jawa Tengah Olah TKP

    Puluhan Kapal Terbakar di Pelabuhan Kota Tegal, Polda Jawa Tengah Olah TKP

    Kota Tegal, Beritasatu.com – Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran puluhan kapal di Pelabuhan Kota Tegal, Minggu (29/12/2024).

    Didampingi Kasatreskrim Polres Tegal Kota AKP Eko Setiabudi Pardani, tim forensik Polda Jateng melakukan penyelidikan guna mencari penyebab terjadinya kebakaran 24 unit kapal.

    Berdasarkan pantauan Beritasatu.com, tim forensik sampai di TKP sekitar pukul 11.00 WIB dan melakukan olah TKP lebih dari 4 jam.

    Kapolsek Kawasan Pelabuhan Kompol Toto Hadi Prayitno serta sejumlah anggota jajaran Polres Tegal Kota juga turut hadir dalam olah TKP tersebut.

    Ketua Tim Labfor Polda Jateng AKBP Setiawan Widiyanto mengatakan, pihaknya mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan gelar perkara dan mengumpulkan bukti-bukti penyebab terjadinya kebakaran serta membahas kronologis terjadinya kebakaran. Termasuk penyebab dan hal-hal lain yang menimbulkan api sampai merembet ke kapal-kapal lainnya.

    “Hari ini kita ke lokasi kejadian untuk melakukan gelar perkara. Membahas kronologis dan penyebab serta berupaya mengumpulkan bukti-bukti untuk mengungkap awal mula munculnya api,”  kata AKBP Setiawan kepada awak media.

    Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya kebakaran. Menurutnya, pihak kepolisian tidak mau tergesa-gesa untuk mengungkap penyebab terjadinya kebakaran.

    Sementara Kapolres Tegal Kota AKBP Rully Thomas menyampaikan, kejadian kebakaran tersebut tidak ada korban jiwa dan kerugian material masih dalam proses penyelidikan.

    “Dalam insiden kebakaran tersebut, secara keseluruhan ada 24 kapal nelayan yang terbakar. Namun kondisinya ada yang terbakar habis, ada yang sebagian dan ada yang cuma sebagian kecil saja,” tambahnya.

    “Untuk korban jiwa nihil, dan jumlah kerugian materiel secara keseluruhan masih dalam investigasi,” katanya.

  • Ruko di Klender Jaktim Terbakar, 13 Mobil Damkar Diturunkan

    Ruko di Klender Jaktim Terbakar, 13 Mobil Damkar Diturunkan

    Jakarta

    Sebuah bangunan rumah toko (Ruko) di Jalan Buaran Raya A, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur (Jaktim) terbakar. Sebanyak 13 unit mobil pemadam kebakaran (Damkar) diturunkan ke lokasi kejadian.

    Dilihat dari unggahan akun Instagram Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta, @humasjakfire, menyampaikan kebakaran terjadi pada Minggu (29/12/2024), pukul 20.04 WIB. Petugas Damkar diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api.

    “Menindaklanjuti laporan tersebut, unit dan personel segera menuju lokasi kejadian untuk melakukan pemadaman. Pukul 20.04 WIB operasi pemadaman dimulai, kemudian pada pukul 20.40 WIB Petugas #PemadamJakarta berhasil melokalisir perambatan api,” tulis Dinas Gulkarmat.

    Kemudian, pada pukul 21.00 WIB, proses pemadaman masuk tahap pendinginan. Petugas mengurai material yang mudah terbakar agar tidak menyisakan api maupun asap.

    “Setelah mengerahkan 13 unit dan 60 personel, pada pukul 22.04 WIB operasi pemadaman dinyatakan selesai,” ujarnya.

    (aik/aik)

  • Nyawa Suku Adat Amazon di Ujung Bedil Pembalak Hutan

    Nyawa Suku Adat Amazon di Ujung Bedil Pembalak Hutan

    ARARIBOIA – Seorang suku adat Amazon di Brazil ditembak mati karena melindungi tanahnya dari pembalakan liar. Kematian ini memancing kemarahan dunia. Catatan hitam Presiden Brazil Jair Bolsonaro makin panjang. Hutan Amazon tak cuma dibakar, suku aslinya pun dibantai.

    Paulo Paulino Guajajara dan Laercio Guajajara tengah berpatroli di wilayah Arariboia di negara bagian timur laut Maranhao, Jumat 1 November 2019 lalu ketika sebuah serangan terjadi.

    Menurut laporan Survival International, sebuah kelompok yang membela hak-hak adat, Paulino ditembak di leher dan mati seketika di hutan. Sementara Laercio tertembak di bagian belakang. Ia berhasil melarikan diri.

    Paulino dan Laercio adalah anggota Guardians of the Forest. Kelompok ini beranggotakan lebih dari seratus orang suku adat yang telah lama berjibaku dalam upaya perlindungan hutan dari pembalakan.

    Peneliti Survival International Sarah Shenker mengatakan, kekerasan dan ancaman kematian suku adat penjaga hutan telah terjadi selama bertahun-tahun. Sayang, pidana terlalu sulit menyentuh para pelaku kekerasan.

    “Ada banyak impunitas. Pihak berwenang tidak mau melindungi tanah adat. Kata-kata rasis dan proposal genosida mereka (pemerintah Brazil) yang anti-pribumi memberi semacam lampu hijau,” tutur Shenker, dikutip dari Metro, Senin (4/11/2019).

    Koordinator Asosiasi Masyarakat Brazil Soni Guajajara menyatakan, Paulino dan Laercio harus jadi korban terakhir dari pembantaian terstruktur ini. “Saatnya menghentikan genosida yang dilembagakan ini. Berhenti mengotorisasi pertumpahan darah orang-orang kami,” serunya.

    Paulo Paulino Guajajara (Sarah Shenker/Survival International)

    Catatan hitam Bolsonaro

    Sejak menjabat Januari lalu, Presiden Brazil Jair Bolsonaro telah terlibat dalam berbagai kasus yang merugikan Amazon dan suku-suku asli di sana. Berbagai kebijakan Bolsonaro dinilai berorientasi pada kepentingan para pendukungnya di industri kayu, pertambangan, dan pertanian.

    Dalam delapan bulan pertama tahun ini, deforestasi Amazon meningkat hampir dua kali lipat. Bolsonaro bahkan disebut sengaja membiarkan kebakaran hutan yang didalangi para pelaku industri.

    Pada September lalu, Human Rights Watch menerbitkan sebuah laporan tentang pembantaian terhadap suku asli Amazon. Laporan itu menyebut pembantaian semakin masif terjadi di bawah Bolsonaro.

    Dalam sejumlah kasus, para penebang diyakini membayar orang-orang bersenjata untuk menghabisi para penjaga hutan asli Amazon. “Mereka ingin membunuh kita semua,” kata Soni Guajajara, Koordinator Asosiasi Masyarakat Brazil.

    Sebelum Paulino, tiga penduduk adat lain tewas dalam serangan serupa di Arariboia. Menurut catatan, Arariboia adalah rumah bagi 5.000 penduduk asli penghuni Amazon. Selain Suku Guajajara, tercatat suku lain, Suku Awa yang hidup di wilayah tersebut.

  • Korban Tewas Jeju Air jadi 179 Penumpang, 2 Awak Kabin Dilarikan ke Rumah Sakit

    Korban Tewas Jeju Air jadi 179 Penumpang, 2 Awak Kabin Dilarikan ke Rumah Sakit

    Bisnis.com, JAKARTA – Kecelakaan pesawat Boeing Co. 737-800 yang dioperasikan oleh Jeju Air Co. menewaskan 179 dari 181 penumpang dan awak kabin setelah pesawat tergelincir di landasan pacu Bandara Muan, Korea Selatan, lalu terbakar.

    Dikutip dari Bloomberg yang menyadur kantor berita Yonhap, dua orang yang selamat adalah awak kabin. Keduanya saat ini sedang dirawat. Salah satu dari mereka berada di Unit Gawat Darurat (UGD) dengan cedera fraktur tulang belakang toraks. Pesawat Jeju Air tersebut melakukan penerbangan dari Bangkok ke Bandara Internasional Muan dengan membawa 175 penumpang dan enam awak.

    Sebelum pesawat tergelincir dan terbakar pada Minggu pagi (29/12/2024), pilot sempat melakukan panggilan darurat “mayday” selama beberapa menit. Permintaan tersebut disampaikan setelah menara kontrol memperingatkan risiko tabrakan burung.

    Pilot dilaporkan membatalkan pendaratan pertama dan mencoba kembali mendarat dengan melakukan go-around. Dalam upaya kedua, pesawat akhirnya mendarat tanpa roda, meluncur di landasan dengan kecepatan tinggi sebelum menabrak dinding di ujung landasan lalu terbakar.

    Menara kontrol Bandara Muan telah memperingatkan risiko tabrakan burung pada pukul 08.57 waktu setempat, sekitar dua menit sebelum pilot mengumumkan keadaan darurat. Pejabat setempat menyebut bahwa bandara memiliki empat personel yang bertugas untuk mencegah tabrakan burung saat kecelakaan terjadi, termasuk satu orang yang berada di luar menara kontrol.

    Burung menjadi ancaman bagi penerbangan karena dapat tertelan ke dalam turbin atau merusak bagian lain dari pesawat, yang berpotensi menyebabkan kegagalan mesin. Namun, insiden seperti ini jarang berakibat fatal.

    Pilot yang juga tewas dalam kecelakaan ini dilaporkan memiliki 6.800 jam terbang, yang merupakan tingkat pengalaman umum bagi kru kokpit. Menara kontrol telah memberi izin untuk mendaratkan pesawat dari arah yang berlawanan. Para pejabat menyatakan bahwa panjang landasan pacu tidak menjadi penyebab kecelakaan.

    Boeing 737-800 merupakan salah satu model pesawat yang paling banyak digunakan di industri penerbangan. Jenis ini, pendahulu dari varian Boeing Max, memiliki lebih dari 4.000 unit yang beroperasi secara global dan populer di Korea Selatan.

    Petugas pemadam kebakaran melaporkan bahwa sebagian besar badan pesawat hancur dalam kecelakaan. Penumpang bahkan terlempar keluar setelah pesawat menabrak dinding. Boeing menyatakan telah menghubungi Jeju Air dan siap memberikan dukungan kepada maskapai tersebut.

    Lebih dari 1.500 orang, termasuk polisi, militer, penjaga pantai, dan personel pemerintah daerah, dikerahkan untuk membantu di lokasi kecelakaan, menurut Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi. Landasan pacu bandara akan tetap ditutup selama beberapa hari mendatang.

    Pesawat berusia 15 tahun dengan nomor registrasi HL8088 ini mulai dioperasikan oleh Jeju Air pada 2017. Sebelumnya, pesawat dikirim ke maskapai penerbangan berbiaya rendah asal Irlandia, Ryanair Holdings Plc, pada 2009. Pesawat ini dirancang untuk menampung hingga 189 penumpang.

    Kim E-Bae, Kepala Eksekutif Jeju Air, dalam konferensi pers menyebut bahwa pesawat telah menjalani perawatan rutin dan tidak ada indikasi kerusakan selama pemeriksaan terakhir. Dia meminta semua pihak menunggu hasil penyelidikan resmi untuk mengetahui penyebab kecelakaan.

    Sejauh ini, penumpang warga negara asing yang tercantum dalam manifes penerbangan diketahui berasal dari Thailand. Namun, data final masih menunggu pemeriksaan pihak berwenang.

  • 5 Fakta Kecelakaan Jeju Air di Korsel, Ada Ratusan Korban Jiwa

    Bertambah, Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Jadi 179 Orang

    Jakarta

    Petugas tanggap darurat Korea Selatan (Korsel) melaporkan perkembangan jumlah korban tewas kecelakaan pesawat Jeju Air. Kini, 179 orang dilaporkan tewas dalam peristiwa tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (29/12/2024), sebanyak 179 orang tewas dan dua orang berhasil diselamatkan dalam kecelakaan pesawat Jeju Air hari Minggu di Korea Selatan, kata badan pemadam kebakaran negara itu saat mengumumkan jumlah korban akhir dari bencana tersebut.

    “Dari 179 korban tewas, 65 orang telah diidentifikasi,” kata badan pemadam kebakaran tentang kecelakaan di Bandara Internasional Muan, yang dua anggota krunya selamat.

    Diketahui, Badan Pemadam Kebakaran Nasional terus memperbarui jumlah korban tewas. Pesawat Jeju Air diketahui membawa 181 penumpang, di mana 175 penumpang dan enam awak pesawat.

    Dua orang awak pesawat diselamatkan dari reruntuhan dan dibawa ke rumah sakit. Dikutip Yonhap, pihak berwenang mengatakan tiga orang lainnya belum ditemukan. Operasi pencarian akan terus berlanjut untuk menemukan tiga korban lagi.

    Pihak Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas Bandara sempat mengeluarkan peringatan bird strike pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.

    “Saat mencoba mendarat di landasan pacu No 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya,” kata kementerian tersebut.

    Para pejabat mengatakan menara kontrol memberikan izin untuk mendarat di arah yang berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga melewati landasan pacu dan menabrak dinding.

    (aik/whn)

  • Pesawat Jeju Air Sempat Terima Predikat Sangat Baik dalam Penilaian Keselamatan Penerbangan – Halaman all

    Pesawat Jeju Air Sempat Terima Predikat Sangat Baik dalam Penilaian Keselamatan Penerbangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jumlah korban tragedi maskapai Jeju Air yang mengalami insiden di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024), terus bertambah.

    Terbaru, sebanyak 177 orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di Korea Selatan.

    Jeju Air penerbangan 7C2216 yang tiba dari Bangkok, Thailand membawa 175 penumpang dan enam awak di dalamnya.

    Pesawat nahas itu berusaha untuk mendarat di Bandara Internasional Muan pada pukul 09.00 pagi waktu setempat sebelum akhirnya menabrak pagar pembatas bandara.

    Dua orang awak pesawat berhasil diselamatkan dan dua orang terakhir yang hilang diduga telah tewas.

    Dikutip dari The New York Times, kecelakaan pesawat yang terjadi pada Minggu pagi itu menjadi kecelakaan paling fatal pertama yang dialami oleh Jeju Air.

    Pada 2023, Jeju Air sempat menerima predikat sangat baik dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan dalam penilaian keselamatan penerbangan.

    Skor tersebut didasarkan pada jumlah kecelakaan atau hampir terjadi kecelakaan.

    Dua hari sebelum mengalami kecelakaan, pesawat Jeju Air nahas itu sempat terbang ke Beijing dari Jeju, ketika harus mengalihkan penerbangan ke Seoul.

    Pengalihan tersebut disebabkan oleh keadaan darurat medis, bukan teknis, di dalam pesawat, menurut Korps Kepolisian Bandara Internasional Incheon.

    Setelah itu, pesawat tersebut terbang 10 penerbangan antara Korea Selatan, Malaysia, Jepang, China, Taiwan, dan Thailand tanpa insiden, menurut Flightradar24, sebelum kecelakaan Minggu pagi.

    Namun, pada 2021, otoritas Korea Selatan menyelidiki Jeju Air setelah salah satu pesawatnya terbang meskipun mengalami kerusakan, menurut laporan di media berita domestik.

    Ujung salah satu sayapnya rusak saat mendarat, tetapi kru gagal menyadari kerusakan tersebut dan pesawat lepas landas lagi.

    CEO Jeju Air, Kim E-bae, meminta maaf atas kecelakaan itu dan membungkuk dalam-dalam saat memberikan pengarahan di televisi.

    Ia mengatakan pesawat itu tidak memiliki catatan kecelakaan dan tidak ada tanda-tanda awal kerusakan.

    Maskapai penerbangan akan bekerja sama dengan para penyelidik dan menjadikan dukungan bagi yang berduka sebagai prioritas utama, kata Kim.

    Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok, kata Kerati Kijmanawat, presiden Bandara Thailand.

    Dikutip dari Reuters, penumpang Jeju Air termasuk dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga Korea Selatan, menurut kementerian perhubungan.

    Kecelakaan itu terjadi hanya tiga minggu setelah Jeju Air memulai penerbangan reguler dari Muan ke Bangkok dan kota-kota Asia lainnya pada 8 Desember.

    Bandara Internasional Muan adalah salah satu bandara terkecil di Korea Selatan tetapi jumlah penumpang internasionalnya melonjak hampir 20 kali lipat menjadi 310.702 dari Januari hingga November dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022, menurut data pemerintah.

    “Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait penerbangan 2216 dan siap membantu mereka.”

    “Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang terkasih, dan pikiran kami tertuju kepada para penumpang dan awak,” kata Boeing ketika dimintai keterangan.

    Semua penerbangan domestik dan internasional di bandara Muan telah dibatalkan, Yonhap melaporkan.

    Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, tiba di lokasi kecelakaan dan mengatakan pemerintah mengerahkan semua sumber dayanya untuk menangani kecelakaan tersebut.

    Dua wanita Thailand berada di pesawat itu, berusia 22 dan 45 tahun, kata juru bicara pemerintah Thailand Jirayu Houngsub, seraya menambahkan rinciannya masih diverifikasi.

    Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dan terluka melalui postingannya di X, dan mengatakan ia telah menginstruksikan kementerian luar negeri untuk memberikan bantuan.

    Detik-detik Kecelakaan

    Foto ini menunjukkan nyala api tidak normal yang keluar dari mesin kanan pesawat seri Jeju Air Boeing 737-800 saat mendarat sebelum jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada bulan Desember 29 Agustus 2024. – Sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang dari Thailand ke Korea Selatan jatuh pada saat kedatangan, menabrak penghalang dan terbakar, menyebabkan semua kecuali dua orang dikhawatirkan tewas. (YONHAP/AFP) (AFP/-)

    Seorang saksi mata yang melihat insiden jatuhnya Jeju Air di Bandara Internasional Muan, mengatakan dirinya sempat melihat api yang keluar dari mesin jet pesawat tersebut.

    Yoo Jae-yong, yang sedang menginap di penginapan dekat Bandara Muan, mengatakan ia bahkan mendengarkan beberapa suara ledakan sebelum pesawat itu menabrak tembok pagar.

    “Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras,” kata Yoo, dikutip dari Yonhap.

    Saksi lain, yang diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Cho, mengatakan dia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.

    “Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” kata Cho.

    “Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, lalu saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjutnya.

    Saksi lainnya, Kim Yong-cheol mengatakan pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar balik untuk percobaan berikutnya sebelum jatuh.

    Kim ingat dia mendengar suara “gesekan logam” dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan.

    Kim mengatakan dia melihat ke langit dan melihat pesawat itu naik setelah gagal mendarat, sebelum dia mendengar “ledakan keras” dan melihat “asap hitam mengepul ke langit”.

    Para pejabat meyakini kegagalan roda pendaratan, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

    Polisi dan petugas pemadam kebakaran memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pastinya.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Dua Black Box Jeju Air Ditemukan Usai Kecelakaan

    Dua Black Box Jeju Air Ditemukan Usai Kecelakaan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kotak hitam alias black box dari pesawat Jeju Air yang kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan, ditemukan. Ada dua bagian kotak hitam itu, yakni perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan.

    “Kotak hitam baik perekam suara kokpit maupun perekam data penerbangan kini telah ditemukan,” kata Wakil Menteri Transportasi Korea Selatan Joo Jong-wan, dikutip dari AFP, Minggu (29/12).

    Menurut laporan, 179 orang yang ada di pesawat Jeju Air meninggal dunia. Hanya ada dua orang yang selamat yang keduanya merupakan pramugari.

    Jeju Air yang berangkat dari Thailand ke Korea Selatan itu membawa total 181 orang. Terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak kabin.

    Pesawat itu mengalami kecelakaan saat mendarat, Minggu pagi. Badan pesawat mendarat tanpa roda, menabrak pagar pembatas dan terbakar.

    Kecelakaan pesawat itu diduga disebabkan dua hal, yakni tabrakan dengan kawanan burung dan cuaca buruk. Pemadam kebakaran Korea Selatan menyatakan dua penyebab itu memantik kerusakan mesin.

    (tim/tsa)

    [Gambas:Video CNN]