Kasus: kebakaran

  • Kebakaran Rumah Tak Berpenghuni di Surabaya Nyaris Ludeskan Toko Laundry, Polisi Beber Sebabnya

    Kebakaran Rumah Tak Berpenghuni di Surabaya Nyaris Ludeskan Toko Laundry, Polisi Beber Sebabnya

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Korsleting listrik diduga menjadi pemicu kebakaran rumah tak berpenghuni di Jalan Kampung Malang Tengah 1, Tegalsari, Surabaya, pada Rabu (19/2/2025) dini hari. 

    Hal tersebut disampaikan Kapolsek Tegalsari Polrestabes Surabaya Kompol Riski Santoso. Bahwa kebakaran bangunan tersebut dipicu korsleting instalasi kelistrikan bangunan tersebut. 

    Nah, bangunan tersebut tidak berpenghuni sejak empat bulan lalu. Bangunan tersebut dibagi menjadi dua bagian.

    Sisi belakang bangunan rumah yang tak berpenghuni. Sedangkan, bangunan sisi depan dibuat usaha gerai laundri. 

    “Dugaan awal api berasal dari korsleting listrik. Untuk bangunan tidak berpenghuni. Sudah kosong kurang lebih 4 bulan terakhir,” ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Rabu (19/2/2025). 

    Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Laksita Rini mengatakan, pihaknya mengerahkan sekitar 13 unit truk pemadam kebakaran berbagai jenis.

    Diantaranya, dua Unit Pos Grudo, dua Unit Rayon 1, satu Unit Pos Pakis, satu Unit Poskotis Joyoboyo, satu Unit Rayon 4, satu Unit Pos Sukolilo, satu Unit Pos Menur, dan empat Unit Tim Rescue. 

    Luas area yang terbakar seluas 2,5 m x 5 m terdiri dari dua lantai. Sedangkan luas bangunan keseluruhan berukuran sekitar 2,5 m x 10 m. 

    Api pokok dalam kebakaran tersebut akhirnya dinyatakan padam sekitar pukul 01.52 WIB. 

    Sedangkan, proses pembasahan akhirnya selesai dan dinyatakan kondusif sekitar pukul 02.29 WIB. 

    “1 bangunan dibagi 2, depan digunakan usaha laundri, belakang digunakan tempat tinggal. Untuk rumah bagian belakang bangunan 2 lantai dek kayu yang berada di belakang terbakar semua. Usaha laundri yang disewakan aman, tidak terdampak,” ujar Rini, dalam keterangan tertulisnya. 

  • Bahlil Izinkan Freeport Ekspor Konsentrat Tembaga, tapi Pajaknya Naik

    Bahlil Izinkan Freeport Ekspor Konsentrat Tembaga, tapi Pajaknya Naik

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberi sinyal bakal mengizinkan PT Freeport Indonesia (PTFI) mengekspor kembali konsentrat tembaga secara bertahap. Relaksasi izin ekspor bagi Freeport sebelumnya telah berakhir pada 31 Desember 2024.

    Sebagai informasi, smelter Freeport di Gresik mengalami kebakaran pada Oktober 2024. Kondisi itu membuat perusahaan tak bisa mengolah hasil tambangnya dan menyebabkan adanya penumpukan tembaga di gudang Freeport.

    Meski begitu Bahlil menyebut Freeport akan terkena sanksi kendati mendapat restu ekspor. Sanksi yang dimaksud adalah biaya ekspor yang lebih besar dari sebelumnya.

    “Sanksinya kita memberikan, sanksinya adalah pajak ekspornya kita naikkan. Jadi dia membayar ke negara lebih besar daripada sebelumnya,” tegas Bahlil di Shangri-La, Jakarta, Rabu (19/2/2025).

    Bahlil menambahkan, pemerintah sudah melakukan rapat terbatas di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk membahas nasib Freeport, khususnya menyangkut insiden kebakaran. Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta persoalan tersebut segera diatasi.

    “Namun ketika smelter mereka sudah jadi semua, dan kemudian terjadi kebakaran di smelternya, khususnya di bagian pabrik asam sulfatnya, Menko perekonomian Pak Airlangga pernah memimpin rapat langsung untuk rapat berkoordinasi dengan menteri-menteri teknis untuk menyelesaikan masalah ini,” tutur Bahlil.

    Isu ini juga sudah dirapatkan dengan Presiden Prabowo Subianto. Bahlil menyebut solusi yang diutamakan adalah memastikan produksi Freeport tetap berjalan demi mencegah PHK, serta menekan potensi kerugian bagi pemerintah. Apalagi 51% saham Freeport dikuasai pemerintah Indonesia.

    “Kemarin kita sudah lakukan ratas dipimpin oleh Bapak Presiden Dan kemudian kita mencari alternatif win-win. Win-win-nya adalah bagaimana agar produksi daripada Freeport tetap berjalan. Karena kalau enggak nanti karyawan puluhan ribu itu akan dirumahkan. Dan yang kedua adalah potensi untuk kemudian pendapatan Freeport dan negara juga akan menjadi loss,” tutupnya.

    (ily/hns)

  • Bos Freeport Sebut Total Kerusakan Akibat Kebakaran Smelter Capai 100 Juta Dolar AS

    Bos Freeport Sebut Total Kerusakan Akibat Kebakaran Smelter Capai 100 Juta Dolar AS

    JAKARTA – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan total kerusakan akibat kebakaran pada fasilitas smelter di Gresik Jawa Timur mencapai 100 juta Dolar AS. Adapun kerusakan tersebut sepenuhnya ditanggung oleh asuransi setelah dinyatakan sebagai kejadian kahar atau force majeur.

    “Total biaya kerusakan 100 juta dolar AS dan sepenuhnya ditanggung pihak asuransi dan surat asuransi sudah diterbitkan Desember lalu. Sudah kami sampaikan ke pemerintah melalui Kementerian ESDM,” uajrnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu, 19 Februari.

    Tony melanjutkan, pihaknya menargetkan proses perbaikan baru akan selesai pada Juni 2025. Saat ini pihaknya telah mendatangkan sejumlah peralatan baru sehingga perbaikan smelter bisa berjalan dengan lancar.

    “Minggu lalu sudah tiba 3 Boeing 737 cargo yang memuat peralatan dan tiba di Surabaya (dengan berat) 30 ton lebih. Ada pesawat Antonov yang kami sewa juga, tiba disurabaya bawa peralatan,” beber Tony..

    Rencananya proses commissioning dan precommissioning dari fasilitas ini baru  akan dimulai pada pertengahan Maret hingga minggu ke-3 bulan Juni.

    “Kami yakin bisa selesai di minggu ke 3 Juni dan mulai ramp up minggu ke 4 Juni dengan kapasitas 40 persen, Agustus 50 persen, September 60 persen, Oktober 70 persen, November 80 persen, baru 100 persen Desember,” ucap Tony.

    Lebih jauh Tony melanjutkan, kebakaran ini kemudian menyebabkan terhentinya kegiatan produksi di smelter yang baru diresmikan ini. Dengan penyetopan kegiatan produksi tersbeut, lanjut Tony, konsentrat tembaga yang diproduksi di Papua hanya bisa diolah sebanyak 40 persen di PT Smelting Gresik dan sisanya tidak dimanfaatkan atau menjadi idle.

    “Jumlahnya bisa mencapai 1,5 juta ton konsnetrat yang tidak bisa diproses di PT Smelting. Kalau kita nilai dengan harga sekarang, nilainya bisa lebih dari 5 miliar dolar,” beber Tony.

    Tony melanjutkan, potensi penerimaan negara berkurang sebesar 4 miliar dolar atau setara dengan Rp65 triliun dengan rincian dividen sebesar 1,7 miliar dolar AS atau Rp28 tiliun, pajak sebesar 1,6 miliar dolar AS atau senilai Rp26 triliun, bea keluar ekspor sebesar 0,4 miliar atau Rp6,5 triliun dan royalti sebesar 0,3 miliar dolar AS atau Rp4,5 triliun.

    Adapun dampak terhadap daerah jika tidak melakukan ekspor konsentrat tembaga, kata Tony, antara lain pengurangan pendapatan daerah di tahun 2025 diperkirakan sebesar Rp5,6 triliun dengan rincian Provinsi Papua Tengah sebesar Rp1,3 triliun, Kabupaten Mimika sebesar Rp2,3 triliun dan kabupaten lain di Papua Tengah sebesar Rp2 triliun.

    Terakhir, potensi berkurangnya alokasi dana kemitraan PTFI untuk program pengembangan masyarakat sebesar 60 juta dolar AS atau Rp960 miliar di tahun 2025.

    “Sesuai dengan IUPK PTFI, konsentrat dapat diekspor apabila terjadi keadaan kahar namun perlu penyesuaian Permen ESDM untuk mengatur ekspor tersebut karena keadaan kahar ini,” tandas Tony.

  • Mobil Terbakar Depan Masjid Jamik Sumenep, Polisi Temukan Botol Isi Pertalite dalam Mobil

    Mobil Terbakar Depan Masjid Jamik Sumenep, Polisi Temukan Botol Isi Pertalite dalam Mobil

    Sumenep (beritajatim.com) – Aparat Polres Sumenep masih melakukan penyelidikan atas kejadian mobil terbakar di depan Masjid Jamik Sumenep.

    Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti mengungkapkan, pihaknya menunggu hasil dari tim labfor Polda Jatim, untuk memastikan penyebab terjadinya kebakaran mobil tersebut.

    “Kami tidak ingin menduga-duga tentang penyebab kebakaran itu. Kita tunggu saja hasil penyelidikan dan penelitian tim labfor Polda Jatim,’ katanya, Rabu (19/02/2025).

    Sebuah mobil Agya warna putih nopol M 1891 TI, terbakar di depan Masjid Jamik Sumenep pada Selasa (18/02/2025) menjelang Maghrib. Kejadian tersebut cukup menghebohkan warga yang ada di sekitar masjid. Beruntung lokasi kejadian berdekatan dengan kantor pemadam kebakaran. Mobil pemadam kebakaran pun langsung menuju lokasi dan memadamkan api dari dalam mobil tersebut.

    Dalam waktu singkat, api dapat dipadamkan. Api diduga berasal dari dalam mobil. Kondisi jok mobil hangus terbakar. Namun api tidak sampai merambat membakar bodi mobil.

    Kebakaran mobil tersebut menyebabkan dua orang mengalami luka bakar serius. Mereka bernama Benny Faisar (36), warga Desa Manding Timur Kecamatan Manding, dan Novita Widya Ningrum (40), warga Desa Lalangon Kecamatan Manding.

    Kejadian itu berawal ketika Benni mengantarkan ibunya akan belanja ke Toko ‘Suramadu’ di dekat Masjid Jamik. Kemudian ibunya Benni turun dari mobil dan masuk ke toko Suramadu. Sedangkan Benni tetap di dalam mobil.

    Tak berselang lama, datang Novita Widya Ningrum dengan mengendarai sepeda motor, bermaksud menemui Benni. Novita langsung membuka pintu mobil dan tiba-tiba terjadilah kebakaran itu. Benni dan Novita ikut terbakar.

    “Dua korban itu mengalami luka bakar serius dan dirawat di ruang ICU RSUD Sumenep. Namun hari ini kondisi Benny sudah stabil dan dipindahkan ke ruang perawatan di paviliun. Sedangkan Novita masih berada di ruang ICU,” ungkap Widiarti.

    Dari hasil olah TKP, polisi menemukan 1 botol air mineral yang berisikan Pertalite. Belum diketahui pasti, untuk apa BBM jenis pertalite tersebut.

    “Kondisi korban masih kritis. Jadi belum memungkinkan untuk dimintai keterangan. Kalau untuk kerugian material, ditaksir mencapai Rp 60 juta,” ujar Widiarti. (tem/ian)

  • Freeport Bisa Ekspor Konsentrat Tembaga Bertahap, Tapi Pajaknya Naik

    Freeport Bisa Ekspor Konsentrat Tembaga Bertahap, Tapi Pajaknya Naik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah akan memberikan sanksi untuk PT Freeport Indonesia (PTFI) berupa naiknya nilai pajak ekspor. Hal ini berkaitan dengan relksasi ekspor konsentrat tembaga yang sejatinya berakhir di 31 Desember 2024.

    Sebagaimana diketahui, Freeport Indonesia seharusnya tidak bisa lagi melakukan ekspor konsentrat, dengan beroperasi fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga di Gresik, Jawa Timur.

    Namun sayangnya, smelter tembaga yang mengolah konsentrat menjadi katoda tembaga itu mengalami insiden kebakaran, yang berakibat pada berhentinya produksi.

    Atas insiden itu, Bahlil menyebutkan, pihaknya akan memberikan ruang untuk mengizinkan PTFI melakukan ekspor konsentrat tembaga dengan syarat naiknya pajak ekspor.

    “Sanksinya kita memberikan adalah pajak ekspornya kita naikkan. Jadi dia membayarkan negara lebih besar daripada sebelumnya. (Pemberian sanksi) baru diputuskan Februari (2025) ini,” katanya saat ditemui di sela acara Indonesia Economic Summit, di Jakarta, Rabu (19/2/2025).

    Pemerintah bersama dengan pihak Freeport Indonesia juga sudah melakukan pembahsan perihal relaksasi ekspor konsentrat tembaga ini. Dengan catatan, smelter konsentrat di Gresik sudah bisa berjalan pada Juni 2025 ini.

    “Freeport sudah membuat pernyataan dan laporan dari polisi maupun dari asuransi juga sudah ada dan secara bertahap kita masih memberikan ruang untuk melakukan ekspor konsentrat,” tegas Bahlil.

    Pertimbangan relaksasi ekspor konsetrat ini, kata Bahlil, karena Freeport yang 51% sahamnya dimiliki oleh pemerintah ini berkontribusi besar dalam pendapatan negara.

    Sehingga, ada potensial kehilangan pendapatan negara bila PTFI tidak melakukan produksi tembaga dan tak bisa diekspor.

    Ditambah, ada potensi ribuan karyawan yang dirumahkan imbas dari belum bisa berjalannya smelter tembaga terbaru PTFI itu.

    “(Solusi) win-winnya adalah bagaimana agar produksi daripada Freeport kita berjalan karena kalau enggak nanti karyawan puluhan ribu itu akan dirumahkan. Dan yang kedua adalah potensi untuk kemudian pendapatan Freeport dan negara juga akan menjadi loss. Tapi di sisi lain, bagi saya sebagai Menteri ESDM adalah bagaimana memastikan agar pabrik itu segera berjalan,” bebernya.

    (pgr/pgr)

  • Pasca Menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Terbakar, Aktivitas Ibadah Berjalan Normal

    Pasca Menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Terbakar, Aktivitas Ibadah Berjalan Normal

    Laporan Wartawan TribunJatim.com, Misbahul Munir

    TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO – Pasca kebakaran hebat yang menghanguskan menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro, aktivitas ibadah di masjid tetap berjalan normal dan tidak ada gangguan, Rabu (19/2/2025).

    Sebelumnya, menara di halaman Masjid Agung Darussalam Bojonegoro yang berlokasi di Jalan Hasyim Asyari, depan Alun-alun Bojonegoro itu terbakar hebat hingga menyisakan kerangka beton.

    Kejadian itu, membuat panik para jemaah hingga masyarakat di sekitar lokasi.

    Pengurus Takmir Masjid Agung Darussalam Bojonegoro, Wasito mengungkapkan, pasca kejadian kebakaran tersebut, aktivitas ibadah di masjid tetap berjalan lancar dan khidmat.

    “Menara itu hanya berfungsi sebagai tempat meletakkan pengeras suara, dan mempercantik masjid, jadi tidak berdampak selama ibadah,” ujar Wasito, Rabu (19/2/2025). 

    Kata dia, menara dengan tinggi sekira 30 meter tersebut terakhir dibangun atau direnovasi pada tahun 2014 silam.

    Dibangun dengan desain bergaya modern dibuat meliuk yang dibentuk dari dinding APC.

    “Itu casingnya saja yang terbakar, untuk struktur bangunan tiang betonnya utuh,” tandasnya.

    Wasito berharap kejadian kebakaran pada menara masjid ini dapat segala ditindaklanjuti dan segera diperbaiki kembali.

    “Tadi juga diminta oleh Pak Pj Bupati (Adriyanto) untuk segera bersurat dan mengajukan proposal ke pemkab ditujukan pada bupati terpilih agar nanti segera ditindaklanjuti,” tutupnya.

    Sementara itu, sebelumnya, Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto meninjau langsung kondisi menara masjid yang terbakar.

    “Tadi sudah saya sampaikan kepada pengurus atau takmir masjid untuk bersurat ke pemkab, dan kami juga akan bantu meneruskan kepada Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro terpilih. Nantinya agar menjadi perhatian dan segera ditangani atau diperbaiki,” ujar Adriyanto.

    Sementara itu, dari pantauan di lokasi, aktivitas ibadah di Masjid Agung Darussalam Bojonegoro tetap berjalan normal.

    Hanya saja terlihat sejumlah petugas tampak sibuk memperbaiki saluran listrik dan kabel telekomunikasi yang terdampak akibat kebakaran hebat. 

    Terlihat pula di sekitar area menara terbakar diberi pembatas berupa kerucut agar para jemaah atau pengunjung tidak mendekati bangunan pasca terbakar. 

  • Nggak Cuma Freeport, Amman Mineral Juga Minta Izin Ekspor Konsentrat

    Nggak Cuma Freeport, Amman Mineral Juga Minta Izin Ekspor Konsentrat

    Jakarta

    PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) meminta fleksibilitas ekspor konsentrat tembaga hingga Desember 2025 ini. Permintaan ini diajukan seiring proses commissioning smelter yang berjalan lebih lambat dari rencana, sehingga ada sisa konsentrat yang idle alias belum bisa diolah.

    Presiden Direktur Amman Mineral Rachmat Makkasau mengatakan saat ini kapasitas operasional smelter yang dibangun oleh anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), baru mencapai sekitar 48%.

    Dalam hal ini ia menyebut fasilitas smelter yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), ini total memiliki kapasitas pengolahan 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun, dengan target produksi 220.000 ton katoda tembaga.

    Selain itu, smelter yang memulai proses commissioning sejak Juni 2024 ini juga mampu menghasilkan produk sampingan seperti 830.000 ton asam sulfat, 18 ton emas batangan, 55 ton perak, dan 77 ton selenium.

    “Semenjak Juni 2024 commissioning sudah berjalan. Proses commissioning berjalan lambat karena kami melakukan berbagai upaya untuk memastikan tidak terjadi hal yang kita tidak inginkan,” kata Rachmat dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2).

    Lebih lanjut, Rachmat menjelaskan kehati-hatian perusahaan dalam mengoperasikan smelter ini dikarenakan kompleksitas teknologi yang digunakan. Selain itu pihaknya juga masih belum handal dalam menggunakan teknologi ini sehingga rawan terjadi kendala.

    “Jadi kami memakai teknologi double-bash dari Yanggu, China. Kemudian kita combine dengan beberapa teknologi provider. Di sana juga ada Merin, dan juga Metsun, atau Ototec,” terang Rachmat.

    “Karena ini adalah teknologi yang baru yang memang sangat berbeda dengan kemampuan kami sebagai penambang. Saat ini operasi smelter ada pada kisaran sekitar 48%,” ucapnya lagi.

    Akibatnya sekitar 200 ribu ton konsentrat tembaga milik perusahaan belum bisa diolah dan hanya tersimpan di dalam gudang alias menjadi idle.

    “Saat ini bisa saya sampaikan juga bahwa kami ada inventory sekitar 200 ribu ton konsentrat yang sebenarnya bisa dijual kalau memang diizinkan untuk ekspor dan bisa dimaksimalkan juga untuk pendapatan negara,” kata Rachmat.

    Menurut Rachmat, dengan kapasitas operasi yang masih di bawah target, Amman menilai relaksasi ekspor konsentrat akan membantu menjaga produksi dan operasional perusahaan.

    Sebab pemerintah dapat memberikan izin ekspor bagi beberapa perusahaan tambang yang smelternya belum mencapai target operasi penuh hingga Desember 2024 kemarin akibat kondisi kahar, seperti PT Freeport Indonesia yang salah satu fasilitasnya sempat mengalami kebakaran.

    “Namun demikian yang tadi saya sampaikan, saat ini kapasitas kami masih di sekitar 48%. Dengan itu kami juga berharap dapat diberikan fleksibilitas untuk melakukan ekspor (konsentrat) mengingat banyaknya ketidakpastian dalam proses commissioning ini,” papar Rachmat.

    “Harapan kami progres commissioning dan start up bisa berjalan dengan baik dan cepat sehingga produk kami bisa diserap,” pungkasnya.

    (fdl/fdl)

  • Sedih, Lebih dari 150 Paus Terdampar

    Sedih, Lebih dari 150 Paus Terdampar

    Jakarta

    Sebanyak 157 paus terdampar di pantai dekat Sungai Arthur, di pantai barat laut Tasmania, Australia, yang terpencil. Menurut Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan Tasmania, para ahli konservasi laut dan dokter hewan satwa liar mengonfirmasi sebanyak 90 hewan masih hidup.

    “Kejadian terdampar massal biasanya melibatkan paus pilot. Namun, ini adalah paus pembunuh palsu (false killer whale) dan ini adalah kejadian terdampar massal pertama yang kami alami dalam sekitar 50 tahun,” kata Brendon Clark, salah satu petugas Tasmania Parks and Wildlife Service, dikutip dari The Guardian.

    Dalam konferensi pers di Hobart pada Rabu (19/2/2025) pagi waktu setempat, para ahli memperkirakan, spesies dengan nama latin Pseudorca crassidens ini telah terdampar selama 24 hingga 48 jam.

    “Penilaian awal menunjukkan bahwa upaya untuk mengembalikan paus-paus itu ke keadaan semula akan sulit karena lokasi yang sulit diakses, kondisi laut, dan tantangan dalam mendapatkan peralatan khusus ke daerah terpencil,” kata Clark.

    Selain itu, pasang surut air laut dan ombak yang pecah menyulitkan tim mengapungkan kembali hewan-hewan tersebut langsung ke ombak serta menimbulkan risiko keselamatan bagi petugas penyelamat.

    “Pada tahap ini, kami tidak tahu mengapa hewan-hewan ini terdampar. Pengintaian dari atas menggunakan helikopter menunjukkan, tidak ada hewan lain di pantai sejauh 10 km dari kedua sisi lokasi terdampar,” jelasnya.

    Foto: Screenshot video

    Pihak berwenang menekankan bahwa ada kebakaran hutan yang aktif di pantai barat negara bagian itu dan mendesak masyarakat untuk menghindari daerah terdamparnya kapal.

    “Jika ditentukan adanya kebutuhan bantuan dari masyarakat umum, permintaan akan diajukan melalui berbagai jalur. Semua paus adalah spesies yang dilindungi, bahkan yang sudah mati, dan mengganggu bangkai paus merupakan pelanggaran hukum,” kata departemen lingkungan hidup setempat dalam sebuah pernyataan.

    Penyelamatan Paus

    Seperti sudah disebutkan sebelumnya, ini bukan pertama kalinya Departemen Lingkungan Tasmania menangani paus terdampar. Pada 2020, wilayah ini pernah mengalami peristiwa paus terdampar massal terburuk di Australia.

    Dalam insiden tersebut, lebih dari 450 paus pilot bersirip panjang (Globicephala melas) terdampar di Pelabuhan Macquarie, juga di pantai barat Tasmania. Perairan Tasmania juga pernah mengalami terdampar massal ikan selama sepekan pada September 2022.

    “Meskipun kami pernah berhasil dalam penyelamatan paus di pantai barat di Pelabuhan Macquarie dan sekitarnya dengan mengapungkan kembali paus dan menyelamatkannya, penting untuk dicatat bahwa tantangan lingkungan dan akses membuat kami tidak mungkin dapat menggunakan teknik penyelamatan yang sama,” kata Clark.

    Foto: Screenshot video

    Saat ini, tim di lokasi sedang melakukan investigasi untuk menentukan hewan yang memiliki peluang terbaik untuk bertahan hidup, dan berupaya menjaga mereka tetap hidup dan nyaman hingga bisa kembali ke air.

    Ia menambahkan, terdamparnya paus pembunuh palsu terakhir terjadi pada Juni 1974 di Pantai Black River dekat Stanley, juga di pantai barat laut Tasmania. Insiden itu juga melibatkan sekawanan yang terdiri dari 160-170 ekor paus.

    Paus pembunuh palsu adalah spesies lumba-lumba yang sangat mudah bergaul. Hewan yang tumbuh hingga 6 meter panjangnya ini membentuk kelompok besar yang dapat menyebabkan mereka terdampar secara massal. Berat paus pembunuh palsu bervariasi, dari 500 kg hingga 3 ton.

    (rns/fay)

  • Tok! Pemerintah Naikkan Tarif Bea Keluar Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

    Tok! Pemerintah Naikkan Tarif Bea Keluar Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa PT Freeport Indonesia akan kembali mendapatkan izin untuk ekspor konsentrat tembaga. Kendati demikian, terdapat kenaikkan tarif ekspor.

    Bahlil mengakui bahwa notabenenya izin ekspor konsentrat tembaga berakhir pada Desember 2024. Kendati demikian, terjadi insiden kebakaran smelter baru Freeport di Gresik, Jawa Timur. 

    Alhasil, produksi Freeport terancam tidak jalan. Oleh sebab itu, pemerintah memutuskan kembali memberi izin ekspor konsentrat tembaga ke Freeport, tetapi dengan tarif bea keluar yang lebih tinggi.

    “Jadi, dia membayar ke negara lebih besar daripada sebelumnya,” ujar Bahlil usai acara Indonesia Economic Summit di Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025).

    Dia menjelaskan keputusan pemberian kembali izin tersebut diambil usai sejumlah menteri melakukan rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto pada Selasa (18/2/2025).

    Mantan Kepala BKPM itu mengklaim pemerintah coba mengambil jalan tengah. Dia mengaku tidak ingin puluhan ribu karyawan Freeport dirumahkan dan pendapatan negara berkurang apabila produksinya tidak berjalan.

    “Secara bertahap kita masih memberikan ruang untuk [Freeport] melakukan ekspor konsentrat,” ungkapnya.

    Bahlil menjelaskan pabrik smelter Freeport akan kembali bisa beroperasi pada Juni 2025. Kendati demikian, dia belum bisa memastikan izin ekspor konsentrat itu berlaku sampai Juni saja karena pabrik smelter hanya bisa beroperasi maksimal 60%.

    Sebelumnya, target penerimaan dari pungutan bea keluar turun drastis pada tahun ini usai adanya larangan ekspor konsentrat tembaga mulai 1 Januari 2025.

    Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai M. Aflah Farobi menyebut selama ini bea keluar dari ekspor konsentrat tembaga sangat besar. Tercatat, penerimaan dari bea keluar mencapai Rp20,8 triliun sepanjang 2024.

    Dari jumlah tersebut, mayoritas berasal dari pungutan ekspor konsentrat tembaga sekitar Rp11 triliun. Sementara pungutan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sekitar Rp9,6 triliun.

    Usai adanya larangan ekspor konsentrat tembaga, Bea Cukai akan kehilangan sumber penerimaan terbesar. Oleh sebab itu, Aflah menjelaskan target penerimaan dari bea keluar menurun cukup drastis pada 2025.

    “2025, pemerintah ditargetkan untuk bea keluar itu hanya Rp4,5 triliun. Nah, ini tentunya ya sumbernya hanya dari sawit,” jelasnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Jumat (10/1/2025).

    Oleh sebab itu, jika pemerintah kembali mengizinkan ekspor konsentrat tembaga maka potensi penerimaan dari bea keluar akan lebih tinggi daripada yang sudah ditargetkan.

  • Takmir Masjid Darussalam Bojonegoro Didorong Segera Ajukan Proposal Perbaikan Menara Pasca Kebakaran

    Takmir Masjid Darussalam Bojonegoro Didorong Segera Ajukan Proposal Perbaikan Menara Pasca Kebakaran

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Takmir masjid diminta segera mengajukan proposal perbaikan. Hal itu menyusul terbakarnya menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro pada Rabu (19/2/2025) siang,

    Menara yang terletak di halaman depan masjid, tepatnya di Jalan Hasyim Asyari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Menara  ini biasa digunakan sebagai tempat penyimpanan pengeras suara.

    Takmir Masjid Darussalam, Wasito menyatakan bahwa meskipun menara mengalami kerusakan akibat kebakaran, aktivitas ibadah jamaah tetap berjalan lancar tanpa gangguan.

    Menara tersebut lebih berfungsi sebagai penunjang estetika masjid dan tempat pengeras suara. “Bagian yang terbakar hanya casing-nya saja, sementara struktur beton menara masih utuh,” jelasnya.

    Struktur beton menara yang terlihat setelah kebakaran merupakan bagian lama, sedangkan lapisan luarnya yang terbuat dari aluminium dengan desain meliuk-liuk adalah hasil renovasi yang selesai pada tahun 2024. Menara ini memiliki ketinggian mencapai 23 meter.

    “Pak Pj (Penjabat) Bupati meminta saya, selaku Takmir, untuk segera mengajukan proposal perbaikan. Proposal ini nantinya akan ditujukan kepada Bupati baru, Setyo Wahono, dan kami akan segera menindaklanjutinya,” ujar H Wasito, yang juga merupakan pedagang gerabah di Pasar Kota Bojonegoro.

    Sementara itu, Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto, yang meninjau langsung lokasi kejadian, mengingatkan semua pihak agar lebih berhati-hati dalam penggunaan listrik.

    Ia juga menegaskan bahwa pemerintah kabupaten akan mendampingi pengurus Masjid Darussalam dalam proses komunikasi dengan Bupati Bojonegoro yang baru. “Pemerintah kabupaten akan membantu pengurus masjid agar perbaikan menara dapat segera dilakukan,” tegas Adriyanto.

    Sementara Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Keselamatan Kabupaten Bojonegoro, Siswoyo, menyatakan bahwa kebakaran diduga disebabkan oleh korsleting listrik.

    Namun, Tim Identifikasi Polres Bojonegoro masih melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP) untuk memastikan penyebab dan menghitung kerugian yang terjadi. “Diduga penyebabnya adalah korsleting listrik, namun kami masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut,” ungkap Siswoyo. [lus/suf]