Kasus: kebakaran

  • Hampir 50 Persen Warga Cimahi Mudik, Pemkot Perketat Keamanan Lingkungan

    Hampir 50 Persen Warga Cimahi Mudik, Pemkot Perketat Keamanan Lingkungan

    JABAR EKSPRES – Usai perayaan Idul Fitri 1446 H yang jatuh pada Senin, 31 Maret 2025, Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengimbau warga yang mudik untuk tetap menjaga keamanan rumah masing-masing.

    Imbauan ini disampaikan guna mengantisipasi potensi tindak kejahatan selama rumah ditinggalkan dalam keadaan kosong.

    “Saya pesankan, kalau ada yang mudik supaya menjaga keamanan rumahnya masing-masing,” ujar Ngatiyana saat ditemui di Cimahi, Selasa (1/4/2025).

    Ngatiyana juga mengingatkan agar warga yang meninggalkan rumah selama mudik berkoordinasi dengan aparat keamanan kewilayahan seperti RT, RW, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa untuk meningkatkan keamanan lingkungan.

    BACA JUGA: Jumlah Pemudik Lebaran Turun Drastis, Daya Beli Masyarakat Anjlok?

    “Bisa juga dititipkan kepada Linmas atau RT/RW setempat agar keamanan lebih terjaga,” tambahnya.

    Selain itu, Ngatiyana menekankan pentingnya tindakan pencegahan, seperti mengunci pintu rumah, menyiapkan gembok, serta memastikan tidak ada peralatan listrik atau gas yang dapat memicu kebakaran.

    “Masyarakat juga dihimbau untuk tidak terlalu berlebihan dalam merayakan Idul Fitri. Kita harus menjaga kondusivitas Kota Cimahi agar tetap aman, tentram, dan damai,” tegasnya.

    Sebagai langkah antisipasi tambahan, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Cimahi akan menggelar patroli untuk memastikan keamanan lingkungan selama perayaan Idul Fitri.

    BACA JUGA: PLN UID Jawa Barat Siaga Penuh, Sukses Amankan Kelistrikan Pada Idulfitri 1446 H

    Sementara itu, Wakil Wali Kota Cimahi Adhitia Yudhistira mengungkapkan bahwa hampir 50 persen warga Cimahi melakukan mudik pada Hari Raya Idul Fitri.

    Oleh karena itu, peran warga yang tetap tinggal di Cimahi menjadi krusial dalam menjaga keamanan lingkungan.

    “Bagi yang tidak mudik, diharapkan untuk menjaga lingkungan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti aksi pencurian dan tindak kejahatan lainnya. Yang paling penting, tetap waspada,” ujar Adhitia.

    Ia juga menegaskan bahwa Pemerintah Kota Cimahi telah berkolaborasi dengan aparat TNI-Polri serta instansi terkait dengan mendirikan pos-pos keamanan di berbagai titik strategis.

    “Kami juga sudah menginstruksikan kepada para camat dan lurah agar tetap siaga dan waspada untuk menjaga lingkungan masing-masing,” tandasnya. (Mong)

  • Kebakaran Rumah di Pulogadung Jakarta Timur Saat Lebaran, 55 Petugas Damkar Dikerahkan

    Kebakaran Rumah di Pulogadung Jakarta Timur Saat Lebaran, 55 Petugas Damkar Dikerahkan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Si Jago Merah melalap rumah tinggal di Jalan Kusen V, Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (1/4/2025) dini hari.

    Sebanyak 11 unit dan 55 petugas damkar dikerahkan untuk mengatasi kebakaran yang terjadi pada Lebaran 2025 tersebut.

    Dikutip dari akun instagram @humasjakfire menginformasikan operasi pemadaman segera dilakukan mulai pukul 01.44 WIB.

    Kemudian, pukul 02.00 WIB lokalisir perambatan api berhasil dilakukan oleh petugas dan lanjutkan tahap pendinginan pukul 02.05 WIB.

    “Operasi pemadaman dinyatakan selesai pukul 02.53 WIB,” tulis akun instagram tersebut.

    Kebakaran di Tebet

    Sementara itu, kebakaran juga terjadi di Tebet, Jakarta Selatan pada Senin (31/3/2025).

    Si Jago Merah melala kedai makanan yang berada di Jalan Masjid Al Barkah, Kelurahan Manggarai Selatan.

    Menindaklanjuti laporan tersebut, petugas damkar segera meluncur ke TKP. Operasi pemadaman mulai dilakukan pukul 15.17 WIB.

    Lokalisir perambatan api berhasil dilakukan pukul 15.30 WIB. Kemudian, pada pukul 15.35 WIB operasi pemadman masuk ke tahap pendinginan.

    Pada 15.56 WIB, operasi pemadaman dinyatakan selesai, setelah pengerahan 20 unit dan 70 personel.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Bangunan di Pulogadung dilanda kebakaran, 11 mobil damkar dikerahkan

    Bangunan di Pulogadung dilanda kebakaran, 11 mobil damkar dikerahkan

    Jakarta (ANTARA) – Kebakaran melanda bangunan rumah tinggal di kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, pada Selasa pukul 01.44 dini hari WIB.

    Berdasarkan laporan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Bencana Jakarta, 11 mobil pemadam kebakaran (damkar) dan 55 personel pemadam kebakaran dikerahkan memadamkan api.

    “Operasi pemadaman segera dilakukan Pemadam Jakarta mulai pukul 01.44 WIB,” tulis Pemadam Jakarta di akun X-nya pada Selasa.

    Api sudah dapat dikendalikan untuk mencegah perambatan pukul 02.00 WIB. Petugas damkar lalu melanjutkan proses untuk memastikan api padam pada pukul 02.05 WIB.

    Proses pemadaman dinyatakan selesai pukul 02.53 WIB. Berdasarkan akun pemadam Jakarta, masih belum diketahui penyebab dan kronologi kebakaran tersebut.

    Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

  • Miniatur Masjid Terbakar di Penghujung Pawai Malam Takbiran di Mataram
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Maret 2025

    Miniatur Masjid Terbakar di Penghujung Pawai Malam Takbiran di Mataram Regional 31 Maret 2025

    Miniatur Masjid Terbakar di Penghujung Pawai Malam Takbiran di Mataram
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Sebuah
    miniatur masjid
    terbakar usai pelaksanaan pawai miniatur masjid di Kota
    Mataram
    , di malam takbiran, Minggu malam (30/3/2025) kemarin.
    Kebakaran
    terjadi di Jalan Gajahmada Mataram, seorang warga bernama Iwan (36) mengalami luka bakar dan dilarikan ke RSUD Kota Mataram.
    Rahmawati, saksi mata yang melihat peristiwa
    kebakaran
    itu kepada
    Kompas.com
    menjelaskan, bahwa kebakaran terjadi setelah pawai selesai.
    Ketika itu, korban mengisi bensin ke dalam genset yang masih menyala karena lampu miniatur masjid redup.
    “Waktu bensin diisi saat genset menyala, itulah api tiba-tiba berkobar di miniatur masjidnya. Semua kaget, untunglah pawai telah selesai dan semua adik-adik kafilah sudah kami minta pulang,” kata Rahmawati.
    Miniatur masjid
    yang terbakar adalah milik Remaja Masjid Asy-Syafi’iyah di Pagesangan Barat, Kecamatan Kota Mataram.
    Ketua panitia Masjid Asy-Syafi’iyah, Fahrurozi, Senin (31/3/2025) mengatakan, kejadiannya sangat tiba-tiba.
    Iwan yang merupakan korban
    kebakaran miniatur masjid
    sempat mengendarai mobil miniatur, dan karena lampu miniatur masjid akan mati, korban berinisiatif mengisi bensin.
    “Saat itulah kejadiannya, di bawah miniatur juga ada dua botol BBM yang memicu kebakaran. Korban mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangannya,” kata dia.
    Akibatnya, korban tidak bisa menjalani shalat Idul Fitri karena luka bakar ringan itu. Bagian wajahnya tampak menghitam, demikian pula jari-jarinya.
    “Iya, jadinya korban tidak bisa ikut shalat id. Hanya saja, luka bakarnya ringan,” kata dia.
    Kapolsek Mataram, AKP Mulyadi juga membenarkan, kebakaran terjadi setelah pawai takbiran selesai.
    Aparat kepolisian juga mengimbau ke depan masyarakat harus berhati-hati jika ada bahan bakar yang bisa memicu kebakaran. “Seorang warga menjadi korban dan telah mendapat perawatan medis,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rekam Jejak Sandi Butar Butar, Petugas Damkar Depok yang Dipecat, Pernah Lapor Kasus Dugaan Korupsi – Halaman all

    Rekam Jejak Sandi Butar Butar, Petugas Damkar Depok yang Dipecat, Pernah Lapor Kasus Dugaan Korupsi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sandi Butar Butar, petugas pemadam kebaran (Damkar) Kota Depok dipecat setelah mendapat 4 kali surat peringatan (SP) setelah kembali bekerja di instansi tersebut dengan status sebagai PPPK.

    Pemecatan Sandi Butar Butar sebagai petugas Damkar Depok tertuang dalam surat yang diterbitkan pada Kamis (27/3/2025) dengan nomor 800/201-PO.Damkar terkait dengan pemutusan perjanjian kerja.

    Surat pemutusan kontrak tersebut ditandatangani oleh Plt Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan, Tessy Haryanti.

    Isi dari surat tersebut yakni kajian berita acara pemeriksaan perihal sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh Sandi Butar Butar selama bertugas sebagai anggota Damkar Depok.

    “Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka dengan ini disampaikan kepada nama Sandi Butar Butar, dilakukan Pemutusan Perjanjian atau Hubungan Kerja sebagaimana dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerja 800/184/PO tentang Kontrak Kerja Pelaksana Kegiatan Tidak Tetap Tahun Anggaran 2025 per tanggal surat ini dikeluarkan,” demikian bunyi isi surat tersebut, seperti dikutip dari Kompas.com.

    Pada surat itu disebutkan bahwa pihak kesatu, yaitu Dinas Damkar Kota Depok, berhak memutus perjanjian secara sepihak berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 7 ayat (1) huruf f Perjanjian Kerja Nomor 800/184/PO tentang Kontrak Kerja Pelaksana Kegiatan Tidak Tetap Tahun Anggaran 2025.

    “Pihak Kesatu berhak: Memutus perjanjian sepihak, apabila Pihak Kedua tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dan/atau terbukti melanggar ketentuan yang ditetapkan Pihak Kesatu dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku,” demikian isi surat tersebut.

    Lantas, seperti apakah rekam jejak Sandi Butar Butar saat bertugas sebagai petugas Damkar Depok?

    Petugas Damkar Sandi Butar Butar pernah melaporkan dugaan korupsi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Depok ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Depok pada Senin (9/9/2024).

    Didampingi kuasa hukumnya Deolipa Yumara, Sandi mendatangi Kantor Kejari Depok dengan membawa bukti-bukti dugaan korupsi baik berupa dokumen, foto, hingga video.

    Sandi menjelaskan, pelaporan dugaan korupsi Dinas Damkar Depok kaitannya dengan pengadaan sarana-prasarana (sarpras).

    Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sudah menganggarkan biaya untuk sarpras, namun fakta di lapangan tidak sesuai.

    “Kayak misalnya, contohnya kayak perawatan-perawatan terus kalau misalnya alat-alat gitu kan udah tertera di pembagiannya itu berapa (duitnya), tapi fakta lapangan yang ada di kota Depok, yang dibagiin itu tidak sesuai,” kata Sandi di lokasi, dikutip dari Tribun Jakarta.

    “Kami siap semua jadi saksi anggota,” sambungnya.

    Sandi mengaku tidak mengetahui pasti kapan korupsi di lingkungan Damkar Depok terjadi.

    Meski demikian, anggota Damkar Depok sudah lama merasakan kejanggalan dugaan korupsi tersebut.

    “Kalau untuk alat rusak bukan temuan lagi, tapi fakta lapangan hanya di Cimanggis saja yang dibenerin tapi di UPT-UPT lain belum menyeluruh,” ujarnya.

    Deolipa Yumara menjelaskan pihaknya sudah mengantongi bukti-bukti dugaan korupsi Dinas Damkar Depok.

    “Jadi beliau (Sandi) sudah bawa dokumen dan bukti-bukti, ya termasuk foto-foto segala macam dan ini orangnya langsung ada Sandi Butar Butar dan teman-temannya nih,” kata Deolipa.

    “Karena ini kan banyak dari pengaduan sandi kan banyak peralatan-peralatan sudah rusak, sudah lama rusak dan memang enggak pernah dibenahi, enggak pernah diperbaiki dan perawatannya juga kurang,” sambungnya.

    Dibantu Dedi Mulyadi

    Deolipa Yumara menyebut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turut berperan atas dipekerjakannya kembali Sandi sebagai petugas Damkar.

    Mewakili Sandi, Deolipa menyampaikan ucapan terima kasih untuk Dedi Mulyadi dan Supian Suri. 

    “Di atasnya Pak Supian sebenarnya ada yang disampaikan oleh Pak Gubernur, Kang Dedi Mulyadi,” kata Deolipa kepada wartawan, Jumat (14/3/2025) .

    “Yang memang menyatakan bahwasanya setelah Wali Kota Depok terpilih, Sandi akan diterima bekerja kembali,” tambahnya.

    “Dan kemudian ini sudah ditepati oleh Wali Kota Depok dan oleh Gubernur Jawa Barat,” lanjut Deolipa.

    Deolipa Yumara bersama Sandi sempat bertemu Dedi di kediamannya, Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat.

    Dalam pertemuan tersebut, Sandi bercerita panjang lebar mengenai perjalanan kariernya sebagai anggota Damkar Depok, termasuk pengalaman menjadi korban perundungan, gaji yang dipotong, hingga kondisi alat pemadam kebakaran yang memprihatinkan.

    Dalam kesempatan tersebut, Dedi Mulyadi selaku Gubernur terpilih memberi pesan kepada Sandi Butarbutar apabila kembali bekerja sebagai pemadam kebakaran (Damkar).

    Dedi Mulyadi lalu menyampaikan bahwa telah meminta Wali Kota Depok terpilih, Supian Suri, untuk memperkerjakan kembali Sandi Butar Butar.

    “Nanti karakternya ubah ya, jadi kalau pimpinannya sudah baik, kelengkapan damkarnya sudah benar, hak-hak kamu diberikan, jangan banyak ngoceh keluar, karena pimpinan pasti pusing itu,” kata Dedi Mulyadi.

    Sandi mengaku, dirinya tidak akan aktif bersuara bila fasilitas yang didapat anggota Damkar sudah nyaman.

    Dedi Mulyadi menuturkan, dirinya akan meminta untuk segera memperbaiki manajerial pengelolaan pemadam kebakaran Kota Depok.

    “Karena ke depan, Depok itu kelengkapannya harus setara dengan DKI Jakarta, karena itu gerbangnya Jawa Barat, jangan bikin malu,” kata dia.

    “Oke, kamu kerja juga yang bagus, nanti pasti yang kerjanya tangan bukan mulut ya,” ujar Dedi Mulyadi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul TERBONGKAR Surat Pemecatan Sandi Butar Butar dari Damkar Depok, 3 Hal Ini Disorot, Singgung Korupsi dan  di TribunJatim.com dengan judul Masih Ingat Sandi Butar Butar? Baru Jadi Damkar sudah Terima 4 SP, Gaji Lebih Kecil: Tak Dapat THR

    (Tribunnews.com/Rakli) (Kompas.com/Dinda Aulia Ramadhanty)

  • PRCS Temukan 15 Jenazah Tim Medis di Rafah, Korban Serangan Israel – Halaman all

    PRCS Temukan 15 Jenazah Tim Medis di Rafah, Korban Serangan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan penemuan 15 jenazah tim penyelamat di Rafah, yang merupakan korban serangan Israel terhadap ambulans seminggu lalu.

    Dari 15 jenazah yang ditemukan, delapan di antaranya telah diidentifikasi sebagai anggota PRCS, enam sebagai anggota Pertahanan Sipil, dan satu sebagai karyawan badan PBB.

    Sementara itu, satu petugas medis lainnya masih dilaporkan hilang.

    Serangan tersebut terjadi pada 23 Maret saat tim medis berusaha memberikan pertolongan pertama kepada warga yang terluka akibat penembakan oleh pasukan Israel di wilayah Hashashin, Rafah.

    PRCS menegaskan bahwa penargetan terhadap petugas medis merupakan pelanggaran hukum internasional dan harus dianggap sebagai kejahatan perang.

    “Penargetan petugas medis oleh pendudukan hanya dapat dianggap sebagai kejahatan perang yang dapat dihukum berdasarkan hukum humaniter internasional,” ungkap PRCS dalam pernyataannya yang dikutip dari Al Jazeera.

    Kecaman dari PRCS dan IFRC

    Presiden PRCS, Younis al-Khatib, mengutuk keras serangan tersebut dan menekankan bahwa para petugas medis yang menjadi korban adalah pekerja kemanusiaan yang menjalankan misi untuk membantu mereka yang membutuhkan.

    “Jiwa-jiwa itu bukan sekadar angka. Jika insiden ini terjadi di tempat lain, seluruh dunia akan menggerakkan langit dan bumi untuk mengungkap kejahatan perang ini,” kata al-Khatib dengan penuh emosi.

    Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) juga mengecam serangan tersebut.

    Chapagain menegaskan bahwa petugas penyelamat seharusnya mendapatkan perlindungan, bukan menjadi target.

    “Mereka mengenakan lambang yang seharusnya melindungi mereka. Ambulans mereka ditandai dengan jelas. Mereka seharusnya kembali ke keluarga mereka, tetapi mereka tidak melakukannya,” tambahnya.

    Tragedi ini merupakan serangan tunggal paling mematikan terhadap personel Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia sejak 2017.

    Sejak dimulainya konflik ini, jumlah relawan dan staf Bulan Sabit Merah Palestina yang terbunuh telah mencapai 30 orang.

    Serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di Gaza setelah militer Israel melanjutkan pengeboman pada 23 Maret, tepat beberapa hari setelah gencatan senjata yang bertahan hampir dua bulan.

    Militer Israel mengeklaim bahwa mereka menembaki ambulans dan truk pemadam kebakaran karena kendaraan tersebut dianggap mencurigakan.

    Insiden ini tidak hanya mengundang kecaman dari IFRC dan PRCS, tetapi juga menunjukkan betapa rentannya posisi petugas medis di zona konflik.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • PRCS Temukan 15 Jenazah Tim Medis di Rafah, Korban Serangan Israel – Halaman all

    PRCS: 15 Jenazah Tim Penyelamat yang Ditembaki Pasukan Israel di Rafah Telah Ditemukan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan telah menemukan 15 jenazah tim penyelamat di Rafah pada hari Minggu (30/3/2025).

    Adapun 15 jenazah ini merupakan korban serangan Israel pada ambulans yang terjadi seminggu yang lalu.

    Delapan jenazah telah diidentifikasi sebagai anggota PRCS, enam sebagai anggota Pertahanan Sipil, dan satu sebagai karyawan badan PBB. 

    Namun satu petugas medis lainnya dilaporkan masih hilang.

    Serangan terhadap tim medis ini terjadi pada 23 Maret, ketika mereka berupaya memberikan pertolongan pertama kepada warga yang terluka akibat penembakan oleh pasukan Israel di wilayah Hashashin, Rafah.

    PRCS menegaskan bahwa penargetan terhadap petugas medis ini merupakan pelanggaran hukum internasional dan harus dianggap sebagai kejahatan perang.

    “Penargetan petugas medis Bulan Sabit Merah oleh pendudukan… hanya dapat dianggap sebagai kejahatan perang yang dapat dihukum berdasarkan hukum humaniter internasional,” ungkap PRCS dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera.

    Presiden PRCS, Younis al-Khatib, mengutuk keras serangan tersebut dan menekankan bahwa para petugas medis yang menjadi korban adalah pekerja kemanusiaan yang menjalankan misi mereka untuk membantu mereka yang membutuhkan pertolongan.

    “Jiwa-jiwa itu bukan sekadar angka. Jika insiden ini terjadi di tempat lain, seluruh dunia akan menggerakkan langit dan bumi untuk mengungkap kejahatan perang ini,” kata al-Khatib dengan penuh emosi.

    Menurut laporan, jenazah-jenazah tersebut sangat sulit ditemukan karena terkubur di dalam pasir.

    IFRC Kecam Serangan Israel yang Terus Targetkan Tim Penyelamat

    Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) segera mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan terhadap petugas medis tersebut. 

    Sekretaris Jenderal IFRC, Jagan Chapagain, dengan tegas mengungkapkan rasa kemarahannya. 

    “Saya patah hati. Para pekerja ambulans yang berdedikasi ini menanggapi orang-orang yang terluka. Mereka adalah pekerja kemanusiaan,” tegas Chapagain, dikutip dari AL Mayadeen.

    Menurut Chapagain, petugas penyelamat seharusnya mendapatkan perlindungan, bukan menjadi target sasaran.

    “Mereka mengenakan lambang yang seharusnya melindungi mereka; ambulans mereka ditandai dengan jelas. Mereka seharusnya kembali ke keluarga mereka; tetapi mereka tidak melakukannya,” kata Chapagain.

    “Bahkan di zona konflik yang paling kompleks sekalipun, ada aturannya. Aturan Hukum Humaniter Internasional ini sangat jelas,  warga sipil harus dilindungi; pekerja kemanusiaan harus dilindungi. Layanan kesehatan harus dilindungi,” tegasnya.

    Tragedi ini merupakan serangan tunggal paling mematikan terhadap personel Palang Merah dan Bulan Sabit Merah di seluruh dunia sejak 2017. 

    Chapagain menambahkan bahwa jumlah relawan dan staf Bulan Sabit Merah Palestina yang terbunuh sejak dimulainya konflik ini kini telah mencapai 30 orang.

    “Kami mendukung Bulan Sabit Merah Palestina dan keluarga tercinta para korban yang gugur pada hari tergelap ini,” ujarnya.

    Serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat di Gaza setelah militer Israel melanjutkan pemboman pada 23 Maret.

    Ini tepat beberapa hari setelah gencatan senjata yang bertahan hampir dua bulan.

    Militer Israel mengklaim bahwa mereka menembaki ambulans dan truk pemadam kebakaran karena kendaraan tersebut dianggap mencurigakan.

    Namun insiden ini tidak hanya mengundang kecaman dari IFRC dan PRCS, tetapi juga memperlihatkan betapa rentannya posisi petugas medis di zona konflik.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait PRCS dan Konflik Palestina vs Israel

  • Rekam Jejak Sandi Butar Butar, Petugas Damkar Depok yang Dipecat, Pernah Lapor Kasus Dugaan Korupsi – Halaman all

    Apesnya Sandi Butar Butar, Belum Ada Satu Bulan Balik Kerja, Sudah Dipecat Damkar Depok – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kontrak kerja petugas pemadam kebakaran (Damkar) Kota Depok yang viral, Sandi Butar Butar resmi diputus pada Kamis (27/3/2025).

    Pemecatan Sandi ini tertuang dalam surat yang ditandatangani Plt Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan Tesy Haryanti serta diterbitkan pada 27 Maret 2025 dengan nomor 800/201-PO.Damkar perihal pemutusan perjanjian kerja.

    Pemutusan kontrak kerja dilakukan setelah adanya kajian terhadap berita acara pemeriksaan dan/atau permintaan keterangan pada 25 Maret 2025 terkait beberapa pelanggaran Sandi saat bekerja.

    “Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka dengan ini disampaikan kepada nama Sandi Butar Butar, dilakukan Pemutusan Perjanjian atau Hubungan Kerja sebagaimana dituangkan dalam Surat Perjanjian Kerja 800/184/PO tentang Kontrak Kerja Pelaksana Kegiatan Tidak Tetap Tahun Anggaran 2025 per tanggal surat ini dikeluarkan,” demikian isi surat tersebut.

    Dalam surat tersebut disebutkan bahwa pihak kesatu, yaitu Dinas Damkar Depok, berhak memutus perjanjian secara sepihak berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 7 ayat (1) huruf f Perjanjian Kerja Nomor 800/184/PO tentang Kontrak Kerja Pelaksana Kegiatan Tidak Tetap Tahun Anggaran 2025.

    “Pihak Kesatu berhak: Memutus perjanjian sepihak, apabila Pihak Kedua tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dan/atau terbukti melanggar ketentuan yang ditetapkan Pihak Kesatu dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku,” bunyi isi surat tersebut.

    Terpisah, Sandi mengaku baru menerima surat pemutusan kontrak kerjanya itu pada Sabtu (29/3/2025), bertepatan saat dirinya masuk piket.

    “Iya, saya baru menerima suratnya hari ini (Sabtu),” kata Sandi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu.

    Terima 4 SP dalam 1 Bulan

    Sebelumnya, Sandi sempat diberi 4 surat peringatan (SP) setelah mulai dipekerjakan kembali pada 10 Maret 2025.

    SP pertama terbit pada 13 Maret 2025, karena Sandi dianggap sudah melanggar lantaran tidak masuk kerja pada hari piketnya pada 12 Maret 2025.

    Sandi menjelaskan bahwa absen hari itu telah ia laporkan kepada Tesy dan komandan regu (Danru)-nya karena ada urusan keluarga.

    Sandi menjanjikan untuk kembali masuk di waktu piket berikutnya, yaitu Jumat (14/3/2025).

    SP kedua terbit pada 17 Maret 2025 dengan nomor surat 800/28-BJS yang menilai bahwa Sandi telah lalai dan tidak mengikuti apel pagi.

    Sandi pun berdalih bahwa sebelum terbitnya SP, ia sudah mencoba mengkomunikasikan kondisinya yang tidak memiliki motor kepada Dinas Damkar terkait penempatan kerjanya di UPT Bojongsari.

    “Mereka sudah saya coba komunikasikan kalau jauh saya siap, tapi saya enggak ada kendaraan, dan mereka bilang iya,” ungkap Sandi.

    SP ketiga diterbitkan pada 18 Maret 2025 bernomor 800/30-BJS karena Sandi dianggap melanggar dalam pemakaian fasilitas Dinas Damkar tanpa izin berupa pengoperasian unit tempur milik Mako Kembang.

    SP keempat terbit pada 20 Maret 2025 dengan nomor surat 800/31-BJS, karena Sandi dianggap melakukan pelanggaran berupa pemberian informasi yang berkaitan dengan tugas dan kewajiban kedinasan kepada pihak luar tanpa adanya izin atasan.

    “Saya enggak tahu. Saya bebas, mereka mau melakukan apa saja ke saya, saya enggak takut selama benar, bukan cari pembenaran. Tapi kalau orang lain jadi saya, gimana? melawan atau tidak. Padahal sudah diam, baik, tapi dicari kesalahan,” beber Sandi.

    Sebagai informasi, Sandi sempat viral karena mengungkap kondisi alat operasional Damkar Depok yang rusak.

    Menyusul hal itu, Sandi yang sudah mengabdi selama 9 tahun, terpaksa berhenti bekerja karena kontraknya tidak diperpanjang pada Januari 2025 lalu.

    Tetapi, Sandi Butar Butar akhirnya dapat kembali ke satuannya setelah menandatangani kontrak kerja baru dan resmi menjadi petugas Damkar Depok lagi pada Senin (10/3/2025).

    Namun, Sandi kini harus kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa kontrak kerjanya sebagai anggota Damkar Depok dihentikan.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Ini Isi Surat Pemecatan Sandi Butar Butar dari Damkar Depok”

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Kompas.com/Dinda Aulia Ramadhanty)

  • Mini Bus Elf Terbakar di Tol Madiun, Begini Kondisi Penumpang

    Mini Bus Elf Terbakar di Tol Madiun, Begini Kondisi Penumpang

    Madiun (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan tunggal terjadi di Jalan Tol JNK Km 613/800, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, pada Senin (31/3/2025) pukul 15.30 WIB.

    Sebuah kendaraan R4 Microbus Elf dengan nomor polisi B 7011 IT terbakar di bahu jalan.

    Menurut keterangan Ipda Roni Susanto, Kanit Gakkum Polres Madiun, kebakaran terjadi akibat dugaan korsleting pada sistem pengapian kendaraan.

    Roni menjelaskan, Microbus Elf yang dikemudikan oleh Agus Suwarno (41), warga Desa Kasihan, Kecamatan Tegalombo, Pacitan, melaju dari arah barat menuju timur di lajur Tol JNK A.

    “Saat tiba di lokasi kejadian, api tiba-tiba muncul dari bagian bemper depan atau kap mesin. Menyadari hal tersebut, pengemudi segera menepikan kendaraan ke bahu jalan sebelah kiri dan mengevakuasi seluruh penumpang yang berjumlah lima orang,” kata Roni.

    Api semakin membesar dan menghanguskan seluruh bodi kendaraan. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka dalam insiden ini. “Microbusn ini mengangkut penumpang dari Pacitan dengan tujuan ke Surabaya,” terang Roni.

    Pihak kepolisian bersama Unit PJR, Tim Patroli JNK, serta Unit Damkar Kabupaten Madiun dan Kabupaten Nganjuk segera mendatangi lokasi kejadian.

    Tindakan yang telah dilakukan antara lain, melakukan pengaturan lalu lintas di lokasi kejadian, melaksanakan olah TKP bersama Unit PJR, mendokumentasikan kejadian dan mencari keterangan saksi, mengamankan barang bukti untuk penyelidikan lebih lanjut.

    Penyebab utama kebakaran diduga berasal dari korsleting pada sistem pengapian kendaraan. Insiden ini menjadi pengingat bagi para pengendara untuk rutin memeriksa kondisi teknis kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh. [fiq/ted]

  • Menata asa di lorong kumuh

    Menata asa di lorong kumuh

    Jakarta (ANTARA) – Di tengah gemerlap gedung pencakar langit Jakarta, terselip lorong-lorong sempit yang menjadi saksi bisu perjuangan ribuan keluarga untuk mempertahankan hidup.

    Di sebuah sudut di Jakarta Selatan, ada gang-gang kecil berkelok di antara rumah-rumah berhimpitan. Dinding-dindingnya penuh coretan, atapnya saling menindih dan aroma tak sedap seakan dianggap normal dan bukan menjadi masalah.

    Sejumlah pakaian digantung seadanya di depan rumah, di samping itu ada sebuah selokan nampak mata tikus mengintip untuk sekedar keluar mencari remahan makanan.

    Sementara anak-anak berlarian di atas jalanan yang hanya cukup untuk satu motor melintas. Inilah wajah RW kumuh di Jakarta di mana realitasnya tak bisa disembunyikan di balik kemajuan kota metropolitan

    Di salah satu sudut Manggarai, seorang pria paruh baya terlihat sibuk memperbaiki atap rumahnya yang bocor.

    Pria bernama Ahmad itu mengatakan, “Kalau hujan, airnya masuk ke dalam. Tapi kalau direnovasi, biayanya mahal.”

    Sama seperti banyak warga lain, ia dihadapkan pada dilema yakni bertahan dengan kondisi seadanya atau merelakan rumahnya dibongkar demi kehidupan yang lebih layak.

    Terlebih, kebakaran yang melanda RW 06 dan RW 12 Manggarai pada Agustus 2024 yang menambah kompleksitas permasalahan pemukiman. Lebih dari 3.000 jiwa kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi.

    Arsip foto – Petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan memadamkan api di Jalan Remaja 5, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2024). ANTARA/Luthfia Miranda Putri/aa.

    Meski berbagai langkah telah dilakukan, perjalanan menghapus RW kumuh dari Jakarta masih panjang. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 mencatat masih ada 450 RW dengan kategori kumuh di Jakarta.

    Upaya penataan seperti di Manggarai hanyalah sebagian dari perjuangan besar yang membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

    Bagi warga, perubahan ini bukan sekadar soal perbaikan fisik rumah atau jalan, tetapi juga tentang harapan akan masa depan yang lebih baik.

    Seorang ibu bernama Yuni yang telah puluhan tahun tinggal di RW kumuh Manggarai menatap lorong kecil di depannya. “Kalau bisa lebih rapi dan bersih, anak-anak kita juga akan punya masa depan yang lebih baik,” katanya penuh harap.

    Adapun sejumlah kriteria dapat disematkan kepada suatu RW untuk dinyatakan kumuh yakni berdasarkan indikator kepadatan penduduk, kondisi/perencanaan bangunan, konstruksi bangunan, ventilasi bangunan, kepadatan bangunan, kondisi jalan, drainase, pengelolaan air limbah, persampahan, dan pencahayaan.

    Menuju Jakarta tanpa RW kumuh

    Semakin bergantinya tahun, perubahan mulai terasa. Di balik deretan rumah yang tampak tua dan rapuh, kini perlahan hadir sentuhan baru.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) terus berupaya membebaskan RW-RW dari label kumuh.

    Manggarai menjadi salah satu titik fokus di Jakarta Selatan, mengingat tujuh RW di sana masih masuk dalam kategori jumlah RW kumuh tertinggi di Jakarta Selatan. Upaya ini sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) No. 90 Tahun 2018.

    Untuk mereka yang memilih bertahan, program bedah rumah menjadi secercah harapan. Pemerintah menawarkan bantuan perbaikan melalui dana non-APBD, termasuk program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

    Alternatif lainnya adalah pola konsolidasi tanah vertikal (KTV), di mana warga diajak menata ulang pemukiman agar lebih tertata, sehat, dan nyaman ditinggali.

    Di beberapa sudut, perubahan mulai terlihat. Jalan setapak yang dulu becek kini dilapisi beton. Saluran air yang sebelumnya mampet dibersihkan agar tak lagi menyebabkan banjir. Mural-mural warna-warni menghiasi tembok, membawa nuansa lebih hidup di tengah lingkungan yang sebelumnya tampak kusam.

    Pemerintah juga menambah fasilitas umum seperti tempat sampah dan alat pemadam kebakaran ringan (APAR), memastikan warga memiliki perlindungan dasar terhadap risiko kebakaran yang kerap mengancam permukiman padat.

    Kemudian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memprioritaskan kembalinya warga gusuran ke Kampung Susun Bayam di Jakarta Utara.

    Upaya ini merupakan bagian dari 11 program prioritas yang akan dikebut dalam 100 hari pertama kepemimpinan Pramono Anung dan Rano Karno dengan tujuan menyediakan hunian layak bagi warga terdampak penggusuran.

    Terakhir tak kalah penting, komitmen pemerintah untuk menyediakan hunian layak dan terjangkau bagi warga Jakarta khusus bagi mereka yang tinggal di RW kumuh.

    Salah satu strategi yang diusulkan adalah memanfaatkan tanah milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pembangunan hunian tersebut. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kualitas hidup warga.

    Dilema relokasi ke rusunawa

    Namun, tak semua rumah bisa diperbaiki. Bagi yang tinggal di kawasan dengan risiko tinggi seperti di bantaran sungai atau lahan pemerintah, relokasi menjadi satu-satunya pilihan.

    Tawaran pindah ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Green Jagakarsa, Jakarta Selatan, menjadi solusi bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal maupun masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk bisa meningkatkan taraf hidup.

    Penyediaan rusun merupakan salah satu wujud dari janji kampanye Gubernur DKI Pramono Anung dan Wakil Gubernur DKI Rano Karno.

    Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno (kedua kanan) berbincang dengan Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin (kanan) dan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta Kelik Indriyanto (kiri) saat melakukan peninjauan di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Green Jagakarsa, Jakarta, Sabtu (15/3/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc/aa.

    Rusun yang akan diresmikan ini juga menjadi pembuktian bagi warga Kebon Pala, Jakarta Timur, untuk yang mau berpindah atau relokasi.

    Rusunawa ini bukan sekadar tempat tinggal baru, tetapi juga sebuah awal baru bagi warga berpenghasilan rendah. Dengan 723 unit yang tersedia, termasuk bagi penyandang disabilitas, rusun ini menawarkan fasilitas lengkap yakni taman bermain, perpustakaan, co-working space, hingga daycare untuk anak-anak.

    Rusunawa Green Jagakarsa berkonsep ramah lingkungan dan memiliki luas 19.886 meter persegi (m2) atau 1,5 hektare (ha) dengan alokasi anggaran sebesar Rp382 miliar.

    Unit rusun ini memiliki tipe 36 terdiri dari ruang tamu dengan keluarga, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan balkon. Untuk harga sewa unit rusun paling rendah Rp865.000 di luar token dan air.

    Sebanyak 40 persen penghuni Rusunawa Jagakarsa diperuntukkan bagi masyarakat terprogram yang terdampak dari sarana dan prasarana kota.

    Fasilitas yang disediakan, akses di rusun ini juga terbilang mudah yakni dekat dengan Pasar Pondok Labu, Rumah Sakit Fatmawati hingga RSUD Pasar Minggu.

    Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno atau Bang Doel meyakini Rusunawa Green Jagakarsa, Jakarta Selatan, lebih bagus dari rusun sejenis yang ada di Singapura.

    Rano mengatakan rusunawa ini mencontoh Singapura yang memiliki rumah susun dan apartemen layak bagi warganya.

    Ditegaskan bahwa syarat untuk menyewa rusun, yakni harus warga KTP DKI Jakarta sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) 61 Tahun 2020.

    Namun, relokasi bukanlah keputusan mudah. Bagi sebagian warga, meninggalkan rumah lama berarti juga meninggalkan komunitas yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun. Tak sedikit yang ragu, takut kehilangan sumber mata pencaharian yang selama ini bertumpu pada interaksi sosial di lingkungan lama mereka.

    Kemudian, rasa khawatir akan beban biaya yang timbul jika tinggal di rusun, meskipun fasilitas yang disediakan lebih baik dibandingkan dengan tempat tinggal sebelumnya.

    Beragam opini yang melintas dari pandangan masyarakat, namun tidak sedikit pula yang bersyukur atas fasilitas yang diberikan.

    Jakarta mungkin tak bisa berubah dalam semalam. Namun, langkah-langkah kecil ini menunjukkan bahwa ibu kota terus berjuang untuk menata demi menyusun kembali asa bagi mereka yang memilih menetap.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2025