Kasus: kebakaran

  • Kebakaran Hanguskan Rumah di Kawasan Pemukiman Padat Penduduk Depok – Page 3

    Kebakaran Hanguskan Rumah di Kawasan Pemukiman Padat Penduduk Depok – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Peristiwa kebakaran terjadi di permukiman warga kawasan Pasir Gunung Selatan, Depok. Peristiwa kebakaran sempat membuat panik warga yang berusaha memadamkan api dan berhasil dijinakan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok.

    Ketua RT2/1 Pasir Gunung Selatan, Rizal Nasuhi membenarkan akan peristiwa kebakaran yang terjadi sekitar pukul 09.00 WIB. Saat kejadian kebakaran, aktivitas warga di lingkungannya berjalan dengan normal dan masih dalam kondisi perayaan hari raya Idul Fitri.

    “Namun sekitar pukul 09.00 WIB, terjadi peristiwa kebakaran di lingkungan kami,” ujar Rizal, Rabu (2/4/2025).

    Rizal menjelaskan, kebakaran berawal dari salah seorang rumah warga yang memiliki rumah dua lantai. Penghuni rumah yang terdiri dari tiga orang, berusaha memadamkan api yang berasal dari salah satu ruangan.

    “Namun karena api cukup besar akhirnya ketiga orang tersebut berusaha menyelamatkan,” jelas Rizal.

    Api sempat membesar membakar bangunan rumah dua lantai, sejumlah warga yang melihat berusaha ikut membantu memadamkan api. Lantaran rumah yang mengalami kebakaran berdekatan dengan rumah warga lainnya, membuat api menyambar ke rumah yang berada di sebelahnya.

    “Kebakaran cukup besar, merambat ke rumah sebelahnya,” ucap Rizal.

    Warga bahu membahu berusaha memadamkan api yang membakar rumah warga, sambil menunggu bantuan pemadaman dari DPKP Kota Depok. Tidak lama berselang petugas DPKP Kota Depok berdatangan dan berusaha memadamkan api.

    “Menurut informasi kebakaran akibat korsleting listrik,” terang Rizal.

     

  • Korsel Pertimbangkan Status Penduduk Tetap untuk Nelayan RI Penyelamat Lansia

    Korsel Pertimbangkan Status Penduduk Tetap untuk Nelayan RI Penyelamat Lansia

    Seoul

    Kementerian Kehakiman Korea Selatan mengumumkan akan meninjau kemungkinan pemberian status penduduk tetap jangka panjang (F-2) kepada warga negara Indonesia Sugianto (31) yang membantu mengevakuasi penduduk saat kebakaran hutan di Korsel. Aksi Sugianto membuat puluhan warga desa selamat dari kebakaran hutan yang merambat dengan cepat.

    Dilansir Yonhap dan Chosun, Rabu (2/4/2025), Sugianto menyelamatkan puluhan penduduk desa ketika kebakaran hutan di Desa Uiseong menyebar ke desa pesisir Yeongdeok pada 25 Maret lalu. Kementerian Kehakiman mengindikasikan mereka mengarahkan peninjauan untuk status penduduk tetap jangka panjang (F-2) dengan mempertimbangkan kontribusi Sugianto selaku warga negara asing dalam menyelamatkan banyak nyawa.

    Status penduduk tetap jangka panjang dapat diberikan oleh Menteri Kehakiman kepada mereka yang diakui telah memberikan kontribusi signifikan bagi Korsel atau meningkatkan kepentingan publik. Pertimbangan itu menyusul laporan bahwa Sugianto yang bekerja sebagai nelayan di Yeongdeok berlari bolak-balik sambil menggendong penduduk lansia ke tempat aman.

    Sugianto dan ketua komunitas nelayan desa, Yoo Myeong-shin, memberi tahu warga tentang kebakaran tersebut dengan berlari dari pintu ke pintu untuk mengevakuasi mereka yang sakit sekitar pukul 11 malam.

    “Nenek, ada kebakaran di pegunungan, kita harus segera mengungsi,” teriak Sugianto untuk membangunkan warga yang tertidur.

    Dia berlari sambil menggendong lansia di punggung untuk menuju tanggul yang berjarak sekitar 300 meter. Tata letak desa, di mana rumah-rumah bergerombol di lereng pantai, membuat lansia sulit untuk mengungsi dengan cepat.

    “Jika Sugianto tidak ada di sana, kami semua akan mati. Saya tertidur saat menonton televisi, dan ketika saya mendengar teriakan di luar tentang kebakaran, saya bangun dan melihat Sugianto di sana, dan saya dapat melarikan diri dari rumah saya berkat digendong di punggungnya,” kata seorang warga berusia 90-an.

    Selain Sugianto, ada juga nelayan asal Indonesia bernama Leo yang turut membantu evakuasi. Dia juga menggendong lansia yang untuk menjauh dari api.

    Menteri UKM dan Perusahaan Rintisan Oh Young-joo juga telah mengunjungi lokasi terdampak dan bertemu dengan nelayan yang menjadi penyelamat warga. Dia telah meminta pihak yang berwenang untuk membantu perpanjangan visa dan keperluan lain terhadap nelayan asing yang menolong warga.

    Lihat Video: Korban Tewas Kebakaran Hutan Korea Selatan Capai 26 Orang

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korsel Pertimbangkan Status Penduduk Tetap untuk Nelayan RI Penyelamat Lansia

    Sosok Sugianto, Nelayan Asal RI Penyelamat Lansia Saat Kebakaran Hutan Korsel

    Seoul

    Nelayan asal Indonesia, Sugianto (31), menjadi pahlawan bagi warga lanjut usia (lansia) di salah satu desa Korea Selatan. Sugianto berlari bolak balik untuk mengevakuasi lansia saat kebakaran hutan terus mendekati permukiman.

    Dilansir Yonhap, Rabu (2/4/2025), warga desa memuji orang-orang tersebut sebagai ‘pahlawan tersembunyi’ di tengah krisis kebakaran hutan hebat di Korsel. Orang-orang yang disebutnya itu ialah kepala desa Kim Pil-Kyung (56), kepala komunitas nelayan Yoo Myeong-shin (56) dan Sugianto (31).

    Kebakaran hutan itu awalnya terjadi di Desa Uiseong pada 22 Maret. Api terus menyebar melalui Andong dan Cheongsong hingga perbatasan barat Desa Yeongdeok sekitar pukul 6 sore tanggal 25 Maret. Dalam 2 jam, api menyebar ke wilayah yang berjarak 25 Km di sisi timur.

    Situasi saat itu sangat kacau dan listrik serta komunikasi lumpuh akibat kebakaran hutan. Hanya sedikit penduduk yang tahu pukul berapa kebakaran hutan itu tiba.

    Sekitar pukul 19.40 waktu setempat, asap tebal sudah terlihat di luar. Pada pukul 20.00, banyak warga yang yakin api telah menjalar ke desa.

    Sekitar 60 penduduk kota saat itu sedang berada di rumah atau bahkan sudah tertidur ketika kebakaran terjadi. Kepala desa, Kim, sempat keluar karena mencium bau aneh dan pergi ke sisi kanan dermaga.

    Kepala komunitas Yoo kemudian pergi ke sisi kiri. Sementara, Sugianto pergi ke tengah untuk membangunkan penduduk desa dan mengevakuasi mereka.

    Kerusakan akibat kebakaran hutan di Korsel (REUTERS/Kim Hong-Ji)

    Sugianto menggendong tujuh lansia di punggungnya. Dia melakukannya dengan cara berlari bolak-balik dari rumah satu lansia ke lansia lain. Aksinya itu membuat lansia, yang sudah kesulitan bergerak, bisa selamat dari kebakaran hutan.

    Lalu, siapa sebenarnya Sugianto yang sangat cekatan membantu warga di desa Korsel tersebut?

    Sugianto merupakan warga Indonesia yang telah bekerja sebagai nelayan di Korea Selatan sejak 8 tahun lalu. Dia kini sudah akrab dengan kehidupan Korea, sampai-sampai dengan lancar memanggil para nenek dalam dialek Gyeongsang.

    “Nenek saya tidak bisa berjalan cepat, jadi saya harus pergi ke rumahnya setiap hari dan menggendongnya,” ujar Sugianto usai kebakaran hebat terjadi.

    Nelayan Indonesia di Korsel, Sugianto (Tangkapan layar dari laman Yonhap/difoto oleh Son Dae-seong)

    Selain Sugianto, ada juga nelayan asal Indonesia bernama Leo yang turut membantu evakuasi. Dia juga menggendong lansia yang untuk menjauh dari api.

    Sugianto mengatakan dirinya juga ketakutan saat melihat salah satu toko dilalap api sambil menggendong seorang nenek di punggungnya. Dia mengatakan lansia itu terbangun setelah mendengar teriakan ‘Cepat! Cepat!’.

    Sugianto mengaku tak ingat sudah berapa jauh dia berlari bolak-balik untuk menyelamatkan para lansia. Jarak dari permukiman ke tanggul dermaga sekitar 300 meter.

    “Saya sangat menyukai Korea. Terutama, penduduk desa seperti keluarga,” kata Sugianto.

    Dia mengatakan istrinya telah mengetahui cerita dirinya membantu warga desa. Dia menyebut istrinya bangga dengan tindakannya itu.

    Lihat Video: Korban Tewas Kebakaran Hutan Korea Selatan Capai 26 Orang

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PBB Kutuk Keras Aksi Biadab Israel, Bantai 15 Orang Penyelamat Medis di Gaza

    PBB Kutuk Keras Aksi Biadab Israel, Bantai 15 Orang Penyelamat Medis di Gaza

    Jakarta

    Sekitar lima belas pekerja bantuan medis yang tergabung dalam Bulan Sabit Merah atau Red Cross dan Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa tewas dibantai Israel saat melakukan tugas kemanusiaan. Mayat ditemukan dari sebuah kuburan di pasir di selatan Jalur Gaza.

    Kepala bantuan PBB Tom Fletcher mengatakan bahwa mayat-mayat itu dikubur di dekat “kendaraan yang rusak & bertanda jelas”.

    “Mereka dibunuh oleh pasukan Israel saat mencoba menyelamatkan nyawa. Kami menuntut jawaban & keadilan,” kata Tom Fletcher dikutip dari Reuters, Rabu (2/4/2025).

    Militer Israel tidak berkomentar langsung tentang kematian pekerja Bulan Sabit Merah.

    Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (30/3) malam, Komite Palang Merah Internasional mengatakan bahwa mereka sangat terpukul dengan kematian tersebut.

    “Jenazah mereka diidentifikasi hari ini dan telah ditemukan untuk dimakamkan secara bermartabat. Para staf dan relawan ini mempertaruhkan nyawa mereka sendiri untuk memberikan dukungan kepada orang lain,” katanya.

    Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengatakan bahwa seorang pekerja dari kelompok Bulan Sabit Merah yang beranggotakan sembilan orang masih belum ditemukan.

    Kelompok tersebut hilang pada tanggal 23 Maret untuk merawat yang terluka di Rafah, setelah Israel melanjutkan serangan besar-besaran terhadap Hamas.

    Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa mereka juga menemukan jenazah enam anggota pertahanan sipil dan satu karyawan PBB dari daerah yang sama. Mereka mengatakan bahwa pasukan Israel telah menargetkan para pekerja medis.

    Pernyataan militer Israel tentang insiden tersebut mengatakan penyelidikan awal telah menentukan bahwa “beberapa kendaraan mencurigakan yang bergerak ke arah pasukan adalah ambulans dan truk pemadam kebakaran”. IDF juga mengecam apa yang disebutnya sebagai “penggunaan infrastruktur sipil yang berulang oleh organisasi teroris” yang sampai kini tidak dapat dibuktikan.

    (kna/kna)

  • WNI yang Menyelamatkan 60 Warga dari Kebakaran Hutan di Korea Selatan

    WNI yang Menyelamatkan 60 Warga dari Kebakaran Hutan di Korea Selatan

    PIKIRAN RAKYAT – Aksi Heroik Warga Negara Indonesia (WNI) menyelamatkan puluhan warga Korea Selatan saat kebakaran hutan melanda Uiseong-gun, Gyeongbuk, pada 25 Maret 2025 terungkap ke publik.

    Meski terlambat diketahui, WNI bernama Sugiyanto (31) tersebut berperan besar dalam menyelamatkan puluhan penduduk desa di Yeongdeok-gun. Bersama dengan kepala desa nelayan setempat, dia berlari dari rumah ke rumah, memperingatkan warga akan bahaya yang mengancam.

    Tidak hanya itu, pria yang berprofesi sebagai nelayan di Negeri Ginseng itu juga membantu para warga mengungsi ke tempat yang aman.

    Aksi Heroik Sugiyanto

    Menurut laporan News1 pada 31 Maret 2025, kebakaran yang dipicu oleh angin kencang pada 25 Maret menyebar ke desa pesisir Chuksan-myeon, Yeongdeok-gun. Seorang nelayan asal Indonesia, Sugiyanto (31), tanpa ragu bergabung dengan kepala desa Yoo Myeong-shin untuk memastikan semua warga dapat menyelamatkan diri.

    Sekitar pukul 23.00 waktu setempat, keduanya bergegas membangunkan warga yang sedang tertidur dan mendesak mereka untuk segera meninggalkan rumah.

    “Nenek, ada api di gunung! Kita harus segera mengungsi!” ucapnya berteriak memperingatkan warga.

    Beberapa warga yang mengalami kesulitan bergerak langsung digendongnya untuk mencapai tempat aman.

    Bersama kepala desa, Sugiyanto membantu para lansia yang tinggal di desa tersebut untuk mengungsi sejauh 300 meter menuju pemecah gelombang di tepi pantai. Topografi desa yang berbukit membuat evakuasi menjadi tantangan besar, terutama bagi warga lanjut usia.

    ‘Tanpa Sugiyanto, Kami Semua akan Mati’

    Seorang penduduk desa yang berusia 90-an menceritakan pengalamannya. Dia mengungkapkan bagaimana nasib warga jika tidak ada Sugiyanto dengan aksi heroiknya menyelamatkan warga.

    “Jika Sugiyanto tidak ada di sana, kami semua akan mati. Saya tertidur saat menonton TV, lalu terbangun karena teriakan ‘Api!’. Ketika saya membuka pintu, Sugiyanto ada di sana, dan dia menggendong saya keluar dari rumah,” katanya.

    Sugiyanto sendiri mengaku tidak banyak mengingat kejadian malam itu karena panik dan terus berlari tanpa henti.

    “Saya tidak tahu berapa kali saya berlari bersama bos (kepala desa nelayan) malam itu. Saya membangunkan nenek-nenek dan membawa mereka turun bukit. Saya sangat ketakutan ketika melihat api sudah dekat dengan toko di depan kami,” tuturnya.

    Pria asal Indonesia yang telah bekerja sebagai pelaut di Korea Selatan selama delapan tahun ini memiliki seorang istri dan anak berusia lima tahun di tanah air. Dia juga cukup fasih berbahasa Korea, sehingga bisa berkomunikasi dengan baik dengan penduduk desa.

    “Saya sangat mencintai Korea, terutama karena penduduk desa di sini sudah seperti keluarga,” ucap Sugiyanto.

    “Saya harus pulang dalam tiga tahun lagi, tapi istri saya menelepon dan berkata bahwa dia sangat bangga dengan saya. Saya merasa sangat puas karena tidak ada yang terluka dalam kebakaran ini,” ujarnya menambahkan.

    Desa Gyeongjeong-ri 3 dihuni sekitar 60 orang, dan berkat aksi heroik Sugiyanto serta kepala desa, semua warga berhasil menyelamatkan diri tanpa korban jiwa. Para penduduk desa pun mengungkapkan rasa terima kasih mereka.

    “Jika bukan karena Sugiyanto dan kepala desa nelayan, mungkin kami sudah menghadapi bencana besar. Kami berharap dia bisa terus tinggal dan bekerja di sini karena dia adalah pemuda yang luar biasa dan dapat diandalkan,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Chosun Ilbo.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Ikuti Instruksi PM Malaysia, Petronas Sebut Penanganan Korban Pipa Gas di Selangor jadi Prioritas – Halaman all

    Ikuti Instruksi PM Malaysia, Petronas Sebut Penanganan Korban Pipa Gas di Selangor jadi Prioritas – Halaman all

    TRIBUNNEWS,COM – Petroliam Nasional Bhd (Petronas) buka suara terkait insiden terbakarnya pipa gas mereka di Selangor pada hari Selasa (1/4/2025).

    Di dalam rilis yang dibagikan oleh anak perusahaannya Petronas Gas Bhd ke media-media Malaysia pada hari ini, Petronas mengaku prioritasnya saat ini adalah memberikan pertolongan pada masyarakat yang terdampak atas tragedi tersebut, 

    Oleh karenanya, Petronas Gas selaku anak perusahaan yang membawahi urusan pipa gas yang terdampak tersebut, akan bekerja sama erat dengan otoritas dan lembaga pemerintah untuk memberikan dukungan bermakna kepada keluarga terdampak kebakaran gas di Putra Heights, Puchong, Selangor.

    Bersama kementerian dan lembaga terkait, Petronas Gas juga akan mengevaluasi dampak penuh dari insiden tersebut.

    Selain itu, Petronas Gas akan secara proaktif mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan keamanan pasokan gas tetap terjaga.

    “Tim terkait sedang bekerja keras meminimalkan gangguan, menerapkan rencana darurat termasuk memulihkan operasi secara aman dan efisien, dengan berkoordinasi bersama otoritas dan lembaga terkait. ” ungkap pihak Petronas Gas seperti yang dikutip dari Astro Awani.

    Petronas Gas juga siap menjalankan semua instruksi yang sebelumnya disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim saat mengunjungi lokasi kejadian pada Selasa.

    “Sebagaimana yang disampaikan oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim saat kunjungannya ke lokasi kejadian, kami akan aktif berkoordinasi dengan kementerian terkait serta lembaga negara dan federal untuk memastikan upaya bantuan dilanjutkan dan dukungan yang bermakna diberikan selama masa sulit ini,” lanjut Petronas Gas. 

    Petronas Gas juga kembali menegaskan, prioritas utama saat ini adalah memastikan keselamatan publik, termasuk memenuhi komitmennya untuk membantu mereka yang terdampak dan menjaga keamanan pasokan gas sambil menyelidiki penyebab insiden tersebut.

    Mereka juga mengonfirmasi bahwa tiga stasiun pengisian bahan bakar dekat lokasi kejadian, yaitu PS Putra Heights, PS KM2 LDP, dan PS Putra Bestari, telah melanjutkan operasi setelah mendapatkan izin dari otoritas terkait.

    “Meskipun stasiun-stasiun ini tidak terkena dampak langsung, mereka ditutup sementara sebagai langkah pencegahan sesuai dengan protokol keselamatan kami dan akan dibuka kembali setelah penilaian keamanan menyeluruh selesai dilakukan,” sambung pihak Petronas Gas. 

    Petronas menegaskan kembali komitmennya yang berkelanjutan terhadap keselamatan dalam semua operasinya dan akan terus memberikan pembaruan dari waktu ke waktu seiring dengan tersedianya informasi lebih lanjut.

    “Untuk saat ini, kami meminta kerja sama dan kesabaran dari semua pihak yang terkena dampak sementara kami bekerja keras menangani situasi saat ini,” tutup pernyataan Petronas Gas.

    Kronologi Kejadian

    Seperti yang diwartakan sebelumnya, pipa gas milik perusahaan minyak dan gas asal Malaysia, Petronas, meledak di kawasan Putra Heights, Puchong, Selangor, pada Selasa.

    Mengutip CNA, disebutkan bahwa 112 orang mengalami luka-luka dalam insiden ini. 

    Sebanyak 49 korban dirawat di pusat medis darurat di Kuil Sri Maha Kaliamman, sedangkan 63 korban lainnya mendapatkan perawatan di rumah sakit sekitar.

    Sebelumnya, otoritas setempat menyatakan terdapat 33 korban luka dengan enam orang dirawat inap sebelum akhirnya memperbarui data korban menjadi 112 orang.

    Departemen Pemadam Kebakaran menduga ledakan pipa gas Petronas disebabkan oleh kebocoran pada pipa.

    “Kebakaran ini melibatkan pipa gas Petronas yang bocor, sekira 500 meter pipa dilalap api,” kata Asisten Direktur Operasi Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Selangor, Ahmad Mukhlis Mukhtar 

    Di samping itu, Petronas telah menutup katup pipa yang terbakar.

    Sementara itu, laporan media lokal menyebutkan warga sekitar merasakan getaran saat pipa gas Petronas meledak pada Selasa pagi sekitar pukul 08.00 waktu setempat.

    Selain korban luka, warga di sekitar lokasi juga dievakuasi sebagai langkah antisipasi.

    Menteri Perumahan dan Pemerintah Daerah, Nga Kor Ming, telah menerima laporan resmi dari departemen pemadam kebakaran terkait insiden ini. Ming menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti insiden tersebut.

    “Kami akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. Saya telah memberikan instruksi kepada departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan,” katanya

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Duka Warga Yogyakarta, Jambi, dan Papua Dihantam Banjir saat Lebaran

    Duka Warga Yogyakarta, Jambi, dan Papua Dihantam Banjir saat Lebaran

    PIKIRAN RAKYAT – Di tengah semaraknya perayaan Idul Fitri di sebagian besar wilayah Indonesia, sekelompok warga menyambut Lebaran dalam keadaan duka akibat hantaman banjir. Itulah yang dirasakan warga Jambi, Yogyakarta, dan Papua.

    Padahal, berbagai jenis makanan dan cemilan kering khas Lebaran, serta minuman kemasan telah tersusun rapi di ruang tamu. Perabot rumah juga sudah ditata sedemikan rupa agar membuat nyaman sanak saudara yang akan datang.

    Warga Kelurahan Simpang III Sipin, Kota Baru, Jambi, Desmayati (54) pun berharap keluarga besarnya yang datang akan merasa nyaman dan bahagia saat merayakan Lebaran di rumahnya. Namun, harapan itu sirna.

    Semangat merayakan Lebaran bersama keluarga yang datang dari Sumatra Barat dan Lampung seketika berubah jadi kepanikan. Rumah yang telah dihuni lebih dari 25 tahun itu diserang banjir untuk kali pertama pada Minggu 30 Maret 2025.

    “Keramik belakang jebol, hancur. Lalu masuk airnya. Tidak bisa disetop lagi, kayak bom. Air masuk dari belakang karena ada parit kecil,” kata Desmayati di Jambi, Senin 31 Maret 2025.

    Dia menuturkan, air tidak henti-hentinyya memasuki rumah hingga setinggi pinggang orang dewasa. Dia dan keluarganya pun berusaha menyelamatkan barang-barang yang bisa diselamatkan.

    Akan tetapi, derasnya air mengakibatkan lemari rusak, pakaian basah, dan sejumlah barang elektronik rusak. Air sempat surut sebentar, tetapi keesokan paginya hujan kembali datang. Rumah Desmayati pun dilanda banjir lagi.

    Dia dan keluarganya tidak bisa mengikuti salat Idul Fitri. Lagi pula, mereka tidak memiliki pakaian yang layak dan bersih untuk beribadah karena telah dilumuri lumpur banjir. Bukan hanya itu, anggota keluarga yang berasal dari luar kota pun batal ke rumahnya.

    “Suasana Lebaran yang menyedihkan. Kita sudah siapkan kue. Sudah siap yang lain, tetapi tamu tidak bisa datang ke sini karena genangan air seperti ini,” ujar Desmayati.

    Banjir Jambi: Tak Ada Lebaran yang Meriah

    Duka yang sama juga dirasakan Misrina Suryani (33), warga Kelurahan Simpang IV Sipin, Jambi. Dia dan suami telah membersihkan rumahnya yang diserang banjir pada Minggu 30 Maret 2025.

    Dia berharap bisa menerima tamu esok harinya, saat Idul Fitri. Namun, banjir kembali datang.

    “Kemarin bersih-bersih nian, mau Lebaran. Sudah disterilkan, tetapi hari ini banjir lagi. Kue-kue sudah siap. Masak lontong, ketupat di meja makan. Dua hari kami kebanjiran. Ini memang tertinggi sepanjang sejarah banjir,” tutur Misirna Suryani.

    Ketua RT di Kelurahan Simpang III Sipi, Rozjiman mengatakan bahwa terdapat 25 rumah yang terdampak banjir di wilayahnya.

    “Di hari bahagia ini mestinya menghadapi bahagia juga. Tetapi malah menghadapi situasi ini. Sudah surut, datang lagi air. Masuk ke rumahnya. Ini kan tidak kondusif. Tidak merasakan Lebaran yang meriah,” ujarnya.

    Banjir di Kota Jambi juga mengakibatkan satu orang meninggal dunia pada Minggu 30 Maret 2025.

    “Lantai bangunan (kamar mandi yang membelakangi anak sungai runtuh) menimpah korban, dan korban langsung tertimbun,” kata Mustari, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi.

    Selain itu, dia mengatakan bahwa banjir yang berlangsung selama dua hari ini terjadi di 23 kelurahan dalam delapan kecamatan. Penyebab banjir berbeda-beda di setiap wilayah, seperti drainase yang kurang memadai, sedimentasi pada drainase, penumpukan sampah, dan minimnya titik resapan air.

    Banjir Yogyakarta: Semangat Lebaran yang Hilang

    Suasana sore Hari Raya Idul Fitri 2025 di Dusun Nogosari 1 Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, tampak sepi. Beberapa pintu rumah tertutup dan tak terlihat keramaian orang yang saling berkunjung.

    Desa ini menjadi salah satu titik terparah banjir pada Jumat 28 Maret 2025, akibat luapan Sungai Celeng. Salah seorang warga, Fredi Giyanto (50) terlihat tengah membersihkan mobilnya yang terendam banjir.

    “Semangat Lebarannya hilang, bahkan makanan yang seharusnya dipersiapkan untuk waktu Lebaran, kita makan pada malam itu (banjir), karena sudah tidak bisa masak atau apa,” katanya.

    Meski sisa lumpur dan bekas banjir sudah tak terlalu terlihat, tetapi masih nampak kesedihan di wajah pria yang berprofesi sebagai tukang kayu tersebut.

    “Harusnya mau bersiap menyambut Lebaran, malah kayak gini. Di masjid itu, kita sudah bikin maskot (mempersiapkan untuk takbir keliling) tapi terkena dampak banjir, hilang,” tutur Fredi Giyanto.

    Dia juga mengatakan bahwa selama tiga hari menjelang Lebaran mereka mengalami kesulitan air bersih karena kondisi sumur yang tercemar lumpur banjir.

    “Kita beli air buat masak. Kita bisa mandi itu setelah tiga hari, itu pun airnya belum benar-benar jernih, tapi kita paksakan untuk mandi,” ucapnya.

    Fredi Giyanto menaksir, mengalami kerugian belasan juta rupiah akibat banjir ini. Dia bercerita, banjir berlangsung selama dua jam dari sore hingga malam.

    “Ketinggiannya itu setengah meter masuk rumah, kalau di jalan itu tinggi banget satu meter lebih mungkin,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Dusun Nogosari 2, Dalmuji mengatakan bahwa banjir telah merendam belasan rumah warga dan area pertanian yang siap panen di wilayahnya pada Jumat 28 Maret 2025 sore lalu. Banjir melanda desanya memang bukan hal baru, bahkan sudah ada sejak 1980.

    “Akan tetapi, semakin ke sini makin jadi (parah) karena sungai semakin dangkal, dan bantaran menyempit. Banjir ini juga mengganggu psikologis masyarakat, namun kita karena orang Jawa ya menerima saja (pasrah),” tuturnya.

    Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, banjir dan longsor mengakibatkan tiga orang luka-luka, dan puluhan bangunan rusak. Bencana ini pun ditaksir menyebabkan kerugian hingga Rp150 juta.

    Banjir Jayapura: Sudah Down, Tak Antusias Sambut Lebaran

    Tak hanya di Pulau Jawa, banjir juga merendam beberapa wilayah di Jayapura, Papua, sesaat sebelum Lebaran, pada Minggu 30 Maret 2025 malam.

    “Selama Lebaran, baru pertama kali saya Lebaran, malam takbiran banjir,” ucap Warwey (46), ibu yang tinggal di di Entrop, Kota Jayapura.

    Dia mengatakan, air masuk lewat saluran pembuangan kamar mandi rumahnya. Air lalu merembet masuk ruang tamu, hingga kamar.

    “Banjir masuk lewat pembuangan kamar mandi. Saya sudah pasang setiap batu di pintu rumah, untuk mencegah banjir itu. Tapi air masuk lewat pembuangan kamar mandi itu,” kata Warwey.

    Dia bercerita, air banjir masuk ke rumah saat dirinya dan keluarga tengah membuat kue Lebaran. Warwey mengatakan bahwa air membasahi kasur dan pakaian, tetapi barang elektronik sempat diselamatkan.

    Dia pun tidur bersama keluarganya beralaskan tikar pada malam sebelum Lebaran. Dia memperkirakan kerugian akibat banjir itu sebesar Rp5 juta.

    “Barang-barang elektronik sempat diselamatkan. Kasur terendam kita tidur melantai, tidak pakai kasur, tidur di lantai. buka kain tidur. Kan kasur basah semua,” ucap Warwey.

    Dia mengaku, banjir membuatnya tidak semangat menyambut hari raya Idul Fitri.

    “Yang pertama kita down yah, karena antusias besok mau [persiapan] tiba-tiba banjir (bikin) pikiran terpecah. Mau urus rumah kah, mau terima tamu kah, mau masak kah. Akhirnya down. Perasaan sudah tidak antusias lagi, seperti tahun-tahun kemarin begitu,” kata Warwey.

    Dia pun hanya menyiapkan menu seadanya yaitu opor ayam, kerupuk dan sambal untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

    Warwey memiliki ayah dari Raja Ampat yang beragama Muslim dan ibu dari Port Numbay. Dia mengatakan, dirinya mendapatkan dukungan yang luar biasa dari keluarga ibunya yang Kristen.

    “Buka puasa dikasih selamat, lebaran dikasih selamat. Saya open house lebih banyak untuk keluarga Kristen. Dukungan keluarga sangat besar ke kami saat bencana ini,” ujarnya.

    Banjir juga merendam tempat tinggal Hamdana (54) di Jayapura. Dia menuturkan sudah tiga kali mengalami kebanjiran.

    Menurut ceritanya, air yang meluap dari got depan rumah masuk melalui saluran pembuangan kamar mandi. Namun, dia bersyukur banjir tidak merendam barang-barang di rumahnya.

    “Belum ada barang terendam. Kalau sudah mulai hujan, kita persiapan angkat barang-barang. Kalau air masuk lewat belakang, otomatis angkat barang duluan. Tadi malam (saat banjir) kasih naik barang-barang di bangku,” kata Hamdana.

    Akan tetapi, banjir menganggu persiapannya dalam merayakan Idul Fitri. Dia hanya menghindangkan menu makanan khas Lebaran yang seadanya untuk disantap bersama keluarganya.

    Selain itu, Hamdana mengaku tidak mudik ke tempat asalnya di Makassar, Sulawesi Selatan. Alasannya, biaya yang mahal membuatnya memilih Lebaran bersama anak-anaknya di Jayapura.

    “Mama sudah dari 1997 di Kota Jayapura. Pikiran mau mudik tapi banyak orang, sementara biaya untuk mudik mahal,” ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC.

    Ini bukan kali pertama wilayah Jayapura dihantam banjir. Tahun lalu, banjir merendam empat lokasi di ibu kota Papua ini, yang menyebabkan 62 orang terserang penyakit.

    Bahkan banjir bandang dan longsor pernah menghantam Sentani, Jayapura pada Maret 2019. Bencana ini menewaskan ratusan orang, dan menyebabkan sekitar 4.000 warga mengungsi. Banjir menghantam wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Sentani Tami, akibat curah hujan yang tinggi.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Terjebak Reruntuhan Gempa Selama 91 Jam, Wanita Myanmar Berhasil Dievakuasi

    Terjebak Reruntuhan Gempa Selama 91 Jam, Wanita Myanmar Berhasil Dievakuasi

    PIKIRAN RAKYAT – Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar (MFSD) berhasil mengevakuasi seorang wanita berusia 63 tahun yang terjebak reruntuhan bangunan akibat gempa.

    Dalam laporan MFSD seperti dilansir dari Xinhua, wanita lanjut usia itu mereka temukan dalam keadaan hidup di kotapraja Zabuthiri, sekira pukul 07.58 pagi waktu setempat, Selasa, 1 April 2025.

    Dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Nay Pyi Taw, Myanmar guna menerima perawatan medis.

    Gambaran umum situasi Myanmar

    Pada tanggal 28 Maret, sekitar pukul 12:50 siang waktu setempat, gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Myanmar bagian tengah, dengan episentrum di dekat kota Mandalay dan Sagaing pada kedalaman dangkal 10 km. Getarannya terasa di seluruh negeri dan sekitarnya.

    Gempa bumi berkekuatan 6,4 skala Richter juga mengguncang wilayah selatan dalam beberapa menit.

    Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), data awal menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 orang tewas dan lebih dari 2.200 lainnya terluka, sementara sekitar 200 lainnya hilang di Myanmar bagian tengah dan barat laut. Mayoritas kematian dilaporkan terjadi di wilayah Mandalay.

    Dewan Administrasi Negara (SAC) telah mengumumkan keadaan darurat untuk Wilayah Bago, Wilayah Mandalay, Wilayah Persatuan Nay Pyi Taw, Wilayah Sagaing, dan sebagian Negara Bagian Shan serta meminta bantuan internasional.

    Tidak hanya itu, gempa bumi tersebut menyebabkan kerusakan besar pada rumah-rumah dan kerusakan parah pada infrastruktur penting. Bandara Internasional Mandalay (dengan penerbangan komersial dibatalkan hingga pemberitahuan lebih lanjut), jembatan-jembatan utama, jalan-jalan, universitas-universitas, hotel-hotel, situs-situs bersejarah dan keagamaan, serta gedung-gedung layanan publik di daerah perkotaan dan pedesaan telah rusak parah.

    Infrastruktur pasokan dan menara komunikasi terkena dampak parah, layanan listrik dan air terganggu, termasuk di Wilayah Yangon. Jaringan telepon rumah, seluler, dan internet tetap tidak stabil.

    Jumlah korban tewas diperkirakan meningkat

    Kepala pemerintahan militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengatakan pada sebuah forum di Naypyidaw, bahwa 2.719 orang kini ditemukan tewas, dengan 4.521 lainnya terluka dan 441 hilang. Jumlah korban diperkirakan akan terus meningkat karena upaya bantuan lambat dan minimnya alat berat untuk mengevakuasi korban.

    “Kebutuhannya sangat besar, dan terus bertambah setiap jamnya. Waktu untuk tanggap darurat semakin sempit. Di seluruh wilayah yang terkena dampak, keluarga-keluarga menghadapi kekurangan air bersih, makanan, dan perlengkapan medis yang parah,” kata Julia Rees, wakil perwakilan UNICEF untuk Myanmar seperti dilansir dari New York Times.

    Sejauh ini, MFSD telah melakukan operasi pencarian dan penyelamatan korban gempa bumi di Myanmar dengan bekerja sama dengan tim dari Tiongkok, Rusia, dan India.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 3 Fakta Ngerinya Ledakan Pipa Gas di Malaysia

    3 Fakta Ngerinya Ledakan Pipa Gas di Malaysia

    Selangor

    Pipa gas bocor memicu kebakaran besar di Subang Jaya, Selangor, Malaysia. Sebanyak 112 orang terluka.

    The Star dan AFP mengabarkan pada Selasa (1/4/2025), bahwa pipa gas bocor menyebabkan ledakan di Jalan Putra Harmoni Putra Height, Subang Jaya, Selangor. Pipa gas yang bocor memiliki panjang 500 meter, dan berada dekat perumahan umum.

    Asisten Direktur Operasi Departemen Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Selangor, Ahmad Mukhlis Mukhtar, mengatakan korban yang dilarikan ke rumah sakit ataupun mendapat perawatan dini mengalami mengalami luka bakar dan kesulitan bernapas. Dia mengatakan beberapa rumah juga rusak dalam kebakaran tersebut.

    Sebanyak 41 pemadam kebakaran dari 9 stasiun dikerahkan untuk menjinakkan api. Ledakan dan kebakaran hebat ini dilaporkan terjadi pukul 08.23 pagi waktu setempat.

    Kebakaran juga berdampak pada warga yang menghuni rumah dekat pipa gas. Warga berbondong mengevakuasi diri meski sedang merayakan hari kedua Idul Fitri.

    Berikut 3 fakta kebakaran hebat pipa gas di Selangor:

    Kesaksian Warga

    Foto: Kebakaran besar akibat pipa gas bocor di Selangor, Malaysia (AP Photo)

    Kebakaran hebat akibat pipa gas bocor ini membuat panik warga sekitar. Warga melihat api tampak menjulang tinggi di langit permukiman tersebut.

    Katup ke pipa yang terkena dampak telah ditutup. Warga mengatakan awalnya kebakaran diawali ledakan keras.

    “Tiba-tiba kami mendengar suara ledakan keras, dan kemudian terjadi kekacauan. Kami segera meninggalkan rumah dan segera melihat warga lain juga pergi,” kata seorang warga yang tinggal 200 meter dari lokasi kebakaran.

    Dilansir AFP, The Star dan Bernama, video yang diunggah salah satu akun media sosial menunjukkan api menjulang tinggi dari lokasi ledakan di Putra Heights, yang berdekatan dengan Kuala Lumpur. Sementara, foto lain menunjukkan api yang mulai mengecil diduga karena tekanan gas semakin berkurang.

    Ledakan itu pun membuat tanah di sekitar lokasi membentuk kubangan besar.

    PM Malaysia Perintahkan Bnatuan untuk Warga Terdampak

    Foto: Kebakaran besar akibat pipa gas bocor di Selangor, Malaysia (AP Photo)

    Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah memerintahkan pemerintah Selangor untuk memberi bantuan ke warga terdampak. Dia juga mendoakan agar warga terdampak dan petugas selalu dalam kondisi yang baik.

    “Mendoakan urusan semua para petugas di Putra Heights dipermudahkan,” kata Anwar dalam unggahan akun Instagram resminya.

    Anwar berharap para petugas lancar dalam melakukan evakuasi di lapangan. “Saya juga meminta Kerajaan Negeri serta agensi terlibat beri bantuan sewajarnya kepada mangsa yang dipindahkan,” ujarnya.

    Sejauh ini tak ada korban tewas akibat kejadian mengerikan tersebut. Investigasi lebih lanjut sedang dilakukan.

    Petronas sendiri telah mematikan empat empat katup utama pipa gas itu. Proses tersebut telah dimulai sejak pukul 08.46 waktu setempat.

    Polisi: Warga Dievakuasi ke RS dan Masjid

    Foto: kebakaran besar di Subang Jaya, Selangor, Malaysia. (AFP/ARIF KARTONO)

    Wakil Kepala Kepolisian Selangor, DCP Mohd Zaini Abu Hassan, mengatakan 112 orang korban luka merupakan warga dua permukiman. Yaitu Taman Harmoni dan Kampung Kuala Sungai Baharu.

    “Di antara mereka, 63 orang dievakuasi ke rumah sakit Cyberjaya, Serdang dan Putrajaya untuk perawatan lebih lanjut akibat luka bakar, masalah pernapasan dan luka lain,” jelas Zaini.

    Sementara, 49 korban lain mendapat perawatan dini. Dia juga menyebut ada dua lokasi evakuasi sementara bagi warga, yakni di Masjid Nurul Iman dan Masjid Putra Heights.

    Dia mengatakan jarak antara katup pertama dan keempat membentang 32 Km. Api mulai padam sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

    Setelah api padam, tampak lubang atau kubangan besar berada di sekitar pipa gas yang bocor. Rumput dan pepohonan di sekitar lokasi itu juga terbakar.

    Halaman 2 dari 4

    (aud/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Balon Udara Besar Nyangkut di Kabel Listrik di Malang, Warga Panik

    Balon Udara Besar Nyangkut di Kabel Listrik di Malang, Warga Panik

    Jakarta

    Sebuah balon udara berukuran besar tersangkut di saluran kabel listrik viral di media sosial. Warga sekitar panik melihat balon udara tersangkut di saluran kabel listrik.

    Peristiwa tersebut terjadi di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Kapolsek Pujon Iptu Sugihartono membenarkan bahwa balon udara tersangkut di saluran kabel listrik itu terjadi pada Selasa (1/4/2025).

    “Jadi peristiwa ini nggak dilaporkan ke kita. Setelah kami mengetahui informasi tersebut, petugas kepolisian langsung kami datangkan ke lokasi. Dari informasi warga sekitar itu terjadi pada pukul 07.00 WIB,” kata Sugihartono dilansir detikJatim, Rabu (2/4/2025).

    Balon udara diduga bukan berasal dari wilayah Kecamatan Pujon, melainkan dari wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Saat petugas datang, kondisi balon udara sudah tidak ditemukan di lokasi.

    “Akibat balon udara tersangkut ke kabel listrik tadi, warga sempat menghubungi petugas PLN dan dilakukan pemadaman tapi tidak lama,” terang Sugihartono.

    Sugihartono menghimbau kepada masyarakat untuk tidak bermain balon udara. Sebab, selain berbahaya ketika tersangkut di tiang listrik, juga rawan mengakibatkan kebakaran.

    Baca selengkapnya di sini.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini