Kasus: kebakaran

  • Mobil Pemudik Terbakar di Depan SPBU Tembelang Jombang

    Mobil Pemudik Terbakar di Depan SPBU Tembelang Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Perjalanan pulang Bahrul Ulum bersama keluarganya dari Tuban ke Jombang pada Rabu malam (2/4/2025) berubah menjadi momen menegangkan. Saat melintasi Jalan Raya Tembelang, tepat di depan sebuah SPBU, mobil Honda Freed yang mereka tumpangi tiba-tiba mengalami gangguan serius.

    Awalnya, perjalanan berlangsung lancar. Namun, sekitar pukul 20.30 WIB, pedal gas mobil mendadak blong. Demi keselamatan, Bahrul memutuskan menepi di depan SPBU Tembelang. Belum sempat menghela napas lega, insiden mengerikan terjadi. Asap putih mengepul dari kap mesin, diikuti oleh kobaran api yang mulai muncul.

    Sadar situasi darurat, Bahrul segera meminta bantuan petugas SPBU. Sena Andika Firmansyah, seorang petugas yang berada di lokasi, sigap merespons. Dengan alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia di SPBU, ia langsung berusaha menjinakkan api sebelum merembet lebih luas.

    Api berhasil dipadamkan sebelum membesar dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah. Berdasarkan dugaan awal, kebakaran terjadi akibat korsleting di bagian mesin. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

    Kapolsek Tembelang AKP Fadilah memebenarkan kejadian tersebut. Pihak kepolisian juga sudah mendatangai TKP (Tempat Kejadian Perkara). Korban menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak menuntut pihak mana pun.

    “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Kerugian akibat kerusakan mesin mobil hingga kini masih dalam proses perhitungan,” pungkas Fadilah sembari berpesan agar pemudik senantiasa berhati-hati di perjalanan. [suf]

  • Petaka Motor Terbakar di SPBU Depok, Pengakuan Saksi: Percikan Api Sambar Tangki

    Petaka Motor Terbakar di SPBU Depok, Pengakuan Saksi: Percikan Api Sambar Tangki

    TRIBUNJAKARTA.COM – Petaka sepeda motor terbakar saat hendak mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU di Jalan Pitara, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat pada Rabu (2/4/2025) malam.

    Saksi mata bernama Arman mengungkapkan kronologi sepeda motor bertangki besar itu ludes dilalap api.

    “Enggak tahu pastinya Bang, tiba-tiba api besar dari motor yang mau ngisi bensin juga,” kata Arman.

    Arman menduga adanya percikan api dari mesin motor hingga menyambar tangki bensin yang sedang diisi.

    “Kayaknya sih ada percikan api, terus menyambar ke tangki,” katanya.

    Diketahui, sepeda motor yang terbakat itu mengalami kerusakan serius hampir di seluruh spare partnya.

    Selain itu, kondisi mesin pengisi bensin jenis Pertalite khusus jalur motor juga ikut terbakar pada bagian tiang penyangga dan atap bangunan, meski hanya mengalami kerusakan ringan.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan, Tessy Haryati menjelaskan, insiden kebakaran tersebut terjadi pada pukul 19.35 WIB.

    Saat petugas Damkar sampai di lokasi sekira pukul 19.50 WIB, petugas SPBU sedang berupaya memadamkan api menggunakan alat APAR.

    Api dapat benar-benar dapat dipadamkan sekira pukul 20.00 WIB dengan menggunakan APAR dan Alat Pemadam Api Berat (APAB) 50 kg.

    Beruntung, tak ada korban meninggal maupun luka-luka akibat insiden kebakaran tersebut. (Wartakotalive)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Cerita Damkar Tarakan Evakuasi Cincin di Jari Jenazah: Ini Pertama Kalinya

    Cerita Damkar Tarakan Evakuasi Cincin di Jari Jenazah: Ini Pertama Kalinya

    Jakarta

    Momen mendebarkan dirasakan tim pemadam kebakaran (Damkar) Kota Tarakan. Momen itu terjadi ketika diminta mengevakuasi cincin yang tersangkut di jari seorang jenazah.

    Kejadian ini berlangsung pada Selasa (01/4/2025) sekitar pukul 21.32 WITA, setelah Damkar Tarakan menerima laporan dari warga. Kepala Seksi dan Bidang Penyelamatan PMK Tarakan, Irwan, menjelaskan bahwa laporan awal diterima oleh regu piket A Mako Pemadam Kebakaran Kampung Satu.

    Setelah diverifikasi, ternyata permintaan tersebut bukan evakuasi biasa, melainkan pelepasan cincin dari jari jenazah korban kecelakaan di Kelurahan Gunung Lingkas, Tarakan Timur.

    “Awalnya, evakuasi diminta dilakukan di kamar jenazah. Namun, setelah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, piket jaga, dan keluarga korban pasca-visum, disepakati evakuasi dilakukan di rumah duka di RT 08, Kelurahan Gunung Lingkas,” ujar Irwan dilansir detikKalimantan, Kamis (3/4/2025).

    Cincin berbahan titanium yang dikenakan jenazah keras, membuat proses pelepasan tidak mudah. Selain itu, kondisi jari membengkak dan patah.

    “Kami sudah dapat izin dari keluarga untuk memotong cincin. Secara manual sangat tidak mungkin, jadi kami lakukan pemotongan dua kali dengan hati-hati, memakan waktu sekitar 15 menit,” tambahnya.

    Keluarga korban awalnya menghubungi beberapa OPD di Tarakan sebelum akhirnya disarankan untuk meminta bantuan Damkar.

    “Kami terbiasa mengevakuasi cincin, tapi ini pertama kalinya kami menangani jenazah. Perasaan was-was dan tegang bercampur, tapi tim sudah bekerja dengan ikhlas dan profesional,” katanya.

    Baca selengkapnya di sini.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dua Warga Mamuju Tewas Tersengat Listrik
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 April 2025

    Dua Warga Mamuju Tewas Tersengat Listrik Regional 2 April 2025

    Dua Warga Mamuju Tewas Tersengat Listrik
    Editor
    MAMUJU, KOMPAS.com –
    Dua warga di Kabupaten
    Mamuju
    , Provinsi Sulawesi Barat, tewas akibat tersengat arus listrik saat menampung air hujan di dapur rumahnya, Rabu (2/4/2025).
    Kedua korban, yakni Juharto dan Supriadi merupakan warga Dusun Batupapan, Desa Bambu, Kecamatan Mamuju.
    Kapolsek Kota Mamuju Ajun Komisaris Polisi Mustafa mengatakan, berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, peristiwa itu bermula saat Juharto sedang menampung air hujan di dapur rumahnya.
    Juharto tiba-tiba berteriak meminta tolong karena diduga tersengat arus listrik.
    Mendengar teriakan tersebut, Supriadi dan Sapri kemudian bergegas menuju ke arah dapur dan melihat Juharto sudah tergeletak di lantai.
    “Saat itu, Supriadi mencoba memberikan pertolongan, namun justru ikut
    tersengat listrik
    dan terjatuh. Melihat kejadian itu, Sapri kemudian meminta bantuan warga,” terang Mustafa di Mamuju seperti dikutip
    Antara.
    Namun, warga yang datang tidak berani mengambil tindakan sehingga kedua korban sempat tergeletak sekitar satu jam.
    Seorang warga bernama Jamri, yang memahami kelistrikan, datang lalu memutus aliran listrik di lokasi. Juharto dan Supriadi kemudian dibawa ke Puskesmas Bambu.
    “Namun, berdasarkan pemeriksaan petugas medis, keduanya dinyatakan sudah meninggal dunia,” ujar Mustafa.
    Kapolsekta mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati menghadapi kelistrikan, terutama saat hujan deras, dan segera melaporkan ke pihak berwenang jika menemukan indikasi bahaya listrik guna mencegah kejadian serupa.
    “Kami juga meminta masyarakat agar memperhatikan instalasi listrik di rumahnya dan tidak melakukan penyambungan kabel secara ilegal. Selain dapat menyebabkan kebakaran juga membahayakan keselamatan,” terang Mustafa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dahsyatnya Gempa Myanmar Bikin Perumahan PNS di Ibu Kota Naypyidaw Hancur Parah

    Dahsyatnya Gempa Myanmar Bikin Perumahan PNS di Ibu Kota Naypyidaw Hancur Parah

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ibu Kota Naypyidaw di Myanmar menjadi salah satu lokasi yang terdampak cukup parah dari gempa bumi bermagnitudo 7,7 yang terjadi Jumat (28/3/2025) lalu.

    Hal ini terlihat dalam dokumentasi Basarnas RI dalam kegiatan pencarian yang dilakukan tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) pada Rabu (2/4/2025).

    Dalam video dokumentasi petugas, dampak gempa bumi membuat bangunan bertingkat yang merupakan perumahan pegawai negeri sipil Myanmar hancur.

    Bangunan itu tampak rubuh cukup parah.

    Puing-puing reruntuhannya pun berserakan di depan bangunan utama perumahan pegawai negeri sipil tersebut.

    Video dokumentasi petugas juga memperlihatkan bagian dalam salah satu ruangan di bangunan itu yang sudah hancur parah.

    Pintu-pintu ruangan sudah berjatuhan dan kondisi bangunan rusak akibat gempa.

    Di sana, tim INASAR melakukan upaya pencarian korban yang diduga masih tertimbun reruntuhan.

    Adapun upaya pencarian dimaksimalkan dengan pengerahan anjing pelacak.

    Anjing tersebut ditugaskan untuk mengendus sekeliling area reruntuhan untuk memastikan ada tidaknya korban yang masih terjebak puing.

    Diketahui, proses pencarian awal ini dilakukan oleh Tim Alfa dan Bravo INASAR setelah mereka tiba di Bandara Naypyidaw, Selasa (1/4/2025) siang kemarin.

    Tim INASAR juga sempat bertemu pemerintah Myanmar dengan difasilitasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management Center.

    Pertemuan awal itu untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan menawarkan perbantuan urban SAR (USAR) bagi pemerintah setempat.

    Tiga wakil Tim USAR Indonesia atas nama Wahyudi dari Basarnas, Brigjen. Pol. (Purn.) Ary Laksmana Widjaja dari BNPB, dan Dumas Amali Raditya dari Kementerian Luar Negeri juga menemui pimpinan pemadam kebakaran setempat untuk permintaan penugasan.

    “Tim INASAR selanjutnya diarahkan untuk melakukan asesmen dan perbantuan di perumahan pegawai negeri sipil yang runtuh dan diperkirakan masih ada korban tertimbun,” tulis Basarnas dalam keterangannya.

    Sementara itu, tim medis INASAR pada Rabu pagi tadi juga sudah memberikan pelayanan pengecekan kesehatan bagi warga setempat yang berada di sekitar posko Basarnas atau Base of Operation (BoO) Basarnas di Naypyidaw.

    Diketahui, gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar pada dengan pusat gempa terletak 16 kilometer di barat laut Kota Sagaing, Jumat lalu, sekitar pukul 12.50 WIB.

    Hingga kini, lebih dari 2.700 orang dipastikan meninggal dunia akibat gempa bumi itu.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pahlawan Asal Indonesia Penyelamat Lansia Korsel Itu Bernama Sugianto

    Pahlawan Asal Indonesia Penyelamat Lansia Korsel Itu Bernama Sugianto

    Seoul

    Seorang nelayan asal Indonesia bernama Sugianto (31) melakukan aksi heroik saat kebakaran hutan melanda salah satu desa di pesisir Korea Selatan (Korsel). Tindakan Sugianto itu menuai pujian dari warga Korsel.

    Dilansir Korea JoongAng Daily, Yonhap dan Chosun, Rabu (2/4/2025), kebakaran hutan itu bermula di Desa Uiseong pada 22 Maret. Api terus menyebar hingga mencapai perbatasan barat Desa Yeongdeok sekitar pukul 6 sore waktu setempat pada 25 Maret.

    Dalam 2 jam, api telah menyebar ke wilayah sisi timur desa. Situasi saat itu sangat kacau dengan listrik dan jaringan komunikasi yang lumpuh akibat kebakaran.

    Mayoritas warga desa diduga tak mendapat informasi bahwa api telah mendekat ke rumah-rumah mereka. Pada saat kebakaran semakin dekat, sekitar 60 penduduk di desa itu sedang berada di rumah atau bahkan sudah tertidur.

    Kepala desa setempat, Kim Pil-Kyung (56), kemudian keluar rumah dan menuju sisi kanan dermaga karena mencium bau aneh. Sementara, kepala komunitas nelayan Yoo Myeong-shin (56) pergi ke sisi kiri dermaga dan Sugianto (31) pergi ke tengah untuk membangunkan warga.

    “Kami sudah siarkan kepada mereka agar segera keluar, tetapi mereka tidak keluar juga. Jadi, kami bertiga membangunkan mereka dengan berteriak dan menyuruh mereka keluar,” ujar Kim.

    Melihat situasi semakin membahayakan, Sugianto akhirnya menggendong lansia yang sudah kesulitan berjalan. Ada tujuh orang lansia yang digendong secara bergantian oleh Sugianto.

    Dia berlari sekitar 300 meter sambil menggendong lansia menjauh dari api dan menuju tempat aman. Hal itu dilakukannya bolak-balik hingga tujuh kali.

    Tuai Pujian Warga

    Dampak kebakaran hutan di Korsel (Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji)

    Sugianto merupakan warga Indonesia yang telah bekerja sebagai nelayan di Korea Selatan sejak 8 tahun lalu dan sudah akrab dengan kehidupan Korea. Dia bahkan lancar memanggil para nenek dalam dialek Gyeongsang.

    “Nenek saya tidak bisa berjalan cepat, jadi saya harus pergi ke rumahnya setiap hari dan menggendongnya,” ujar Sugianto usai kebakaran hebat terjadi.

    Sugianto mengaku sempat ketakutan saat melihat salah satu toko dilalap api sambil menggendong seorang nenek di punggungnya. Wanita itu terbangun setelah mendengar teriakan ‘Cepat! Cepat!’.

    Sugianto sendiri sudah memiliki keluarga yang tinggal di Indonesia. Dia memiliki istri dan anak berusia 5 tahun. Sugianto akan kembali ke Indonesia dalam 3 tahun mendatang.

    Dia mengatakan istrinya telah mengetahui cerita dirinya membantu warga desa. Dia menyebut istrinya bangga dengan tindakannya itu.

    “Saya sangat menyukai Korea. Terutama, penduduk desa seperti keluarga,” kata Sugianto.

    Seorang penduduk Yeongdeok yang berusia 90-an mengatakan orang-orang mungkin telah meninggal jika bukan karena nelayan Indonesia itu. Dia merasa Sugianto seperti pahlawan tersembunyi di tengah kebakaran hutan dahsyat itu.

    “Jika Sugianto tidak ada di sana, kami semua akan mati. Saya tertidur saat menonton televisi, dan ketika saya mendengar teriakan di luar tentang kebakaran, saya bangun dan melihat Sugianto di sana, dan saya dapat melarikan diri dari rumah saya berkat digendong di punggungnya,” kata seorang warga berusia 90-an.

    Tata letak desa, di mana rumah-rumah bergerombol di lereng pantai, membuat lansia sulit untuk mengungsi dengan cepat. Para lansia itu selamat karena digendong saat evakuasi.

    Selain Sugianto, ada juga nelayan asal Indonesia lainnya bernama Leo yang membantu. Warga pun berterima kasih atas aksi heroik Yoo, Sugianto dan Leo hingga membuat mereka selamat dari kebakaran hutan.

    Pemerintah Korsel Pertimbangkan Beri ‘Hadiah’

    Kebakaran hutan di Korea (Foto: AP/Yoon Gwan-shick)

    Kementerian Kehakiman Korea Selatan (Korsel) pun mengumumkan akan meninjau kemungkinan pemberian status penduduk tetap jangka panjang (F-2) Sugianto. Aksi Sugianto menyelamatkan puluhan warga desa selamat dari kebakaran hutan telah menjadi sorotan.

    Kementerian Kehakiman mengindikasikan mereka mengarahkan peninjauan untuk status penduduk tetap jangka panjang (F-2) dengan mempertimbangkan kontribusi Sugianto selaku warga negara asing dalam menyelamatkan banyak nyawa. Status penduduk tetap jangka panjang dapat diberikan oleh Menteri Kehakiman kepada mereka yang diakui telah berkontribusi signifikan bagi Korsel atau meningkatkan kepentingan publik.

    Pertimbangan itu dilakukan menyusul aksi heroik Sugianto yang bekerja sebagai nelayan di Yeongdeok berlari bolak-balik sambil menggendong penduduk lansia ke tempat aman saat kebakaran hutan terjadi.

    Menteri UKM dan Perusahaan Rintisan Oh Young-joo juga telah mengunjungi lokasi terdampak dan bertemu dengan nelayan yang menjadi penyelamat warga. Dia telah meminta pihak yang berwenang untuk membantu perpanjangan visa dan keperluan lain terhadap nelayan asing yang menolong warga.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bawa Anjing Pelacak, Tim INASAR Mulai Cari Korban Gempa Myanmar di Reruntuhan Kota Naypyidaw

    Bawa Anjing Pelacak, Tim INASAR Mulai Cari Korban Gempa Myanmar di Reruntuhan Kota Naypyidaw

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM – Tim Indonesia Search and Rescue (INASAR) mulai melakukan pencarian terhadap korban gempa Myanmar, Rabu (2/4/2025).

    Pencarian dilakukan di beberapa lokasi di kota Naypyidaw, salah satu titik terparah terdampak gempa dengan magnitudo 7,7 yang terjadi Jumat (28/3/2025) silam.

    Berdasarkan dokumentasi petugas, terlihat upaya pencarian korban dimaksimalkan dengan pengerahan anjing pelacak.

    Anjing tersebut ditugaskan untuk mengendus sekeliling area reruntuhan untuk memastikan ada tidaknya korban yang masih terjebak puing.

    Petugas kemudian menyisir salah satu bangunan bertingkat yang juga sudah hancur akibat bencana tersebut.

    Bangunan itu merupakan perumahan pegawai negeri sipil yang cukup parah terdampak gempa bumi.

    Diketahui, proses pencarian awal ini dilakukan oleh Tim Alfa dan Bravo INASAR setelah mereka tiba di Bandara Naypyidaw, Selasa (1/4/2025) siang kemarin.

    Tim INASAR juga sempat bertemu pemerintah Myanmar dengan difasilitasi ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management Center.

    Pertemuan awal itu untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan menawarkan perbantuan urban SAR (USAR) bagi pemerintah setempat.

    Tiga wakil Tim USAR Indonesia atas nama Wahyudi dari Basarnas, Brigjen. Pol. (Purn.) Ary Laksmana Widjaja dari BNPB, dan Dumas Amali Raditya dari Kementerian Luar Negeri juga menemui pimpinan pemadam kebakaran setempat untuk permintaan penugasan.

    “Tim INASAR selanjutnya diarahkan untuk melakukan asesmen dan perbantuan di perumahan pegawai negeri sipil yang runtuh dan diperkirakan masih ada korban tertimbun,” tulis Basarnas dalam keterangannya.

    Sementara itu, tim medis INASAR pada Rabu pagi tadi juga sudah memberikan pelayanan pengecekan kesehatan bagi warga setempat yang berada di sekitar posko Basarnas atau Base of Operation (BoO) Basarnas di Naypyidaw.

    Diketahui, gempa berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar pada dengan pusat gempa terletak 16 kilometer di barat laut Kota Sagaing, Jumat lalu, sekitar pukul 12.50 WIB.

    Hingga kini, lebih dari 2.700 orang dipastikan meninggal dunia akibat gempa bumi itu.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Jangan sampai Bikin Kebakaran, Colokan Listrik di Kereta Cuma Buat Ponsel dan Laptop – Page 3

    Jangan sampai Bikin Kebakaran, Colokan Listrik di Kereta Cuma Buat Ponsel dan Laptop – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pengguna kereta api jarak jauh mengalami peningkatan selama periode mudik lebaran 2025. Sederet fasilitas di atas rangkaian KA bisa digunakan oleh pelanggan, termasuk stop kontak atau colokan listrik.

    Namun, perlu diingat kalau colokan listrik tersebut hanya boleh digunakan untuk perangkat elektronik tertentu saja. Misalnya, untuk mengisi daya ponsel, tablet, ataupun laptop.

    “KAI mengingatkan bahwa fasilitas stop kontak di setiap kursi kereta api hanya diperuntukkan untuk pengisian daya perangkat elektronik pribadi seperti ponsel, tablet, atau laptop,” ujar VP Public Relation KAI Anne Purba, dalam keterangannya, Rabu (2/4/2025).

    Seperti diketahui, beberapa tahun lalu sempat ramai ada penumpang kereta api yang mencolokkan penanak nasi ke stop kontak tersebut. Anne bilang, praktik seperti itu berpotensi mengganggu ketenangan penumpang lain maupun keselamatan perjalanan.

    “Penggunaan untuk perangkat lain, terutama peralatan elektronik rumah tangga, tidak diperbolehkan karena dapat mengganggu kenyamanan penumpang lain dan berpotensi membahayakan keselamatan perjalanan,” imbau Anne.

    Dia menambahkan, penggunaan perangkat elektronik dengan daya besar yang berlebihan dapat berdampak pada sistem kelistrikan kereta secara keseluruhan.

    “Oleh karena itu, KAI mengimbau seluruh pelanggan untuk mematuhi aturan demi menjaga kenyamanan dan keselamatan bersama,” katanya.

    Respons Kendala Penumpang

    Anne menyampaikan, dalam upaya memberikan layanan terbaik, KAI juga memastikan respons cepat terhadap setiap kendala yang dialami penumpang selama perjalanan.

    “Jika terdapat keluhan, seperti AC yang kurang optimal, penumpang dapat segera menghubungi petugas kondektur yang bertugas di dalam kereta. Informasi kontak petugas kondektur tersedia di dinding masing-masing kereta,” sebutnya.

    Selain itu, pelanggan juga dapat menyampaikan masukan atau keluhan melalui berbagai kanal resmi KAI, termasuk layanan contact center di 121, email cs@kai.id, WhatsApp 08111-2111-121, serta media sosial resmi KAI.

    “KAI terus mengimbau para pelanggan untuk saling menghormati dan menjaga ketertiban selama perjalanan guna menciptakan pengalaman perjalanan yang aman dan nyaman. Pelanggan juga diharapkan turut menjaga kebersihan dan fasilitas kereta api serta stasiun sebagai bentuk kepedulian terhadap transportasi publik yang menjadi bagian dari kepentingan bersama,” tutup Anne.

     

  • Korban Gempa Myanmar Berhasil Diselamatkan dari Reruntuhan setelah 5 Hari, Kondisinya Masih Sadar – Halaman all

    Korban Gempa Myanmar Berhasil Diselamatkan dari Reruntuhan setelah 5 Hari, Kondisinya Masih Sadar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tim penyelamat mengeluarkan seorang pria hidup-hidup dari reruntuhan lima hari setelah gempa bumi dahsyat di Myanmar.

    Gempa bumi dangkal berkekuatan 7,7 skala Richter pada Jumat (28/3/2025) menghancurkan bangunan-bangunan di seluruh Myanmar.

    Gempa tersebut menewaskan lebih dari 2.700 orang dan membuat ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal.

    Diberitakan Al Arabiya, harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat kini memudar.

    Namun, pada Rabu (2/4/2025), ada momen kegembiraan ketika seorang pria ditarik hidup-hidup dari reruntuhan hotel di ibu kota Myanmar, Naypyidaw.

    Pekerja hotel berusia 26 tahun itu dievakuasi oleh tim gabungan Myanmar-Turki tak lama setelah tengah malam, kata dinas pemadam kebakaran dan junta.

    Ketika diselamatkan, ia terlihat bingung dan berdebu, tetapi masih sadar.

    Pria itu ditarik melalui lubang di reruntuhan dan diletakkan di atas tandu, sebagaimana ditunjukkan dalam video yang diunggah di Facebook oleh Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar.

    Pemulihan Pascagempa

    Beberapa kelompok bersenjata terkemuka yang memerangi militer telah menghentikan permusuhan selama pemulihan pascagempa, tetapi kepala junta Min Aung Hlaing berjanji untuk melanjutkan “kegiatan defensif” melawan “teroris.”

    Badan-badan PBB, kelompok-kelompok hak asasi manusia, dan pemerintah asing telah mendesak semua pihak dalam perang saudara Myanmar untuk menghentikan pertempuran dan fokus membantu mereka yang terkena dampak gempa bumi, yang merupakan gempa terbesar yang melanda negara itu dalam beberapa dekade.

    Pada Selasa (1/4/2025), Min Aung Hlaing mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 2.719, dengan lebih dari 4.500 orang terluka dan 441 orang masih hilang.

    Namun, karena komunikasi yang tidak merata dan infrastruktur yang menunda upaya pengumpulan informasi dan pengiriman bantuan, skala bencana yang sebenarnya belum jelas, dan jumlah korban kemungkinan akan bertambah.

    Kelompok bantuan mengatakan bahwa respons telah terhambat oleh pertempuran yang terus berlanjut antara junta dan kelompok bersenjata kompleks yang menentang kekuasaannya, yang dimulai dengan kudeta tahun 2021.

    Julie Bishop, utusan khusus PBB untuk Myanmar, mengimbau semua pihak untuk “memusatkan upaya mereka pada perlindungan warga sipil, termasuk pekerja bantuan, dan pengiriman bantuan yang menyelamatkan nyawa.”

    Bahkan sebelum gempa bumi pada hari Jumat, sebanyak 3,5 juta orang mengungsi akibat pertempuran, banyak dari mereka berisiko kelaparan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Pada Selasa malam, aliansi tiga kelompok bersenjata etnis minoritas paling kuat di Myanmar mengumumkan jeda satu bulan dalam permusuhan untuk mendukung upaya kemanusiaan dalam menanggapi gempa bumi.

    Pengumuman oleh Aliansi Tiga Persaudaraan menyusul gencatan senjata parsial terpisah yang diserukan oleh Pasukan Pertahanan Rakyat—kelompok sipil yang mengangkat senjata setelah kudeta untuk melawan kekuasaan junta.

    Tetapi telah ada beberapa laporan mengenai serangan udara junta terhadap pasukan oposisi sejak gempa terjadi.

    “Kami menyadari bahwa beberapa kelompok etnis bersenjata saat ini tidak terlibat dalam pertempuran tetapi sedang mengorganisasi dan berlatih untuk melakukan serangan,” kata Min Aung Hlaing, menyebutkan sabotase terhadap pasokan listrik, Selasa.

    “Karena kegiatan tersebut merupakan serangan, Tatmadaw (angkatan bersenjata) akan terus melakukan kegiatan pertahanan yang diperlukan,” jelasnya.

    GEMPA MYANMAR – Tangkapan layar dari YouTube Al Arabiya English menunjukkan bangunan-bangunan rusak parah di Mandalay setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025). (Tangkapan layar YouTube Al Arabiya English)

    Dikutip dari BBC, pencarian dan penyelamatan masih berlangsung di wilayah yang paling parah terkena dampak di Mandalay dan Sagaing, di pusat negara tersebut.

    Namun, harapan untuk menemukan korban selamat semakin memudar.

    Lebih dari 2.700 orang telah tewas sejauh ini, sementara ratusan orang masih hilang.

    Kemudian, lebih dari 4.500 orang terluka, menurut pemerintah militer.

    Jumlah korban diperkirakan akan bertambah.

    Sementara itu, persediaan bantuan untuk para korban terus menipis.

    PBB telah mendesak masyarakat internasional untuk mempercepat pengiriman bantuan, eksternal sebelum musim hujan tiba, yang katanya akan “memperburuk krisis yang mengerikan ini”.

    Akan tetapi, junta telah menolak usulan gencatan senjata oleh kelompok pemberontak, yang menyuarakan kekhawatiran tentang bagaimana berbagai konflik sipil sangat menghambat upaya bantuan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Gempa di Myanmar

  • Sosok Sugianto, Penyelamat 60 Warga Korsel dari Kebakaran Hutan, Dijuluki ‘Pahlawan Tersembunyi’  – Halaman all

    Sosok Sugianto, Penyelamat 60 Warga Korsel dari Kebakaran Hutan, Dijuluki ‘Pahlawan Tersembunyi’  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok Sugianto, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang viral karena selamatkan lansia dari kebakaran hutan di Korea Selatan.

    Dikutip dari kantor berita Yonhap News Agency, Sugianto diketahui lahir pada 1994 dan kini berusia 31 tahun.

    Sugianto bekerja sebagai nelayan di wilayah Gun (Kabupaten) Yeongdeok, Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan.

    Ia sudah bekerja di Korea Selatan sejak 8 tahun lalu.

    Karena aksi heroik menyelamatkan lansia dari kebakaran, Sugianto mendapat julukan ‘pahlawan tersembunyi’.

    Nama Sugianto juga viral di media sosial setelah foto dan aksinya diunggah sejumlah akun media sosial, baik di Korea Selatan dan di Indonesia sendiri, termasuk akun resmi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul.

    Komentar positif terhadap aksi heroik Sugianto juga bermunculan di kolom komentar.

    Tak sedikit yang ikut mengapresiasi keberanian dari Sugianto.

    Bahkan, ada netizen meminta pemerintah Korea Selatan untuk memberikan hadiah berupa status kewarganegaraan dan rumah.

    Di web Yonhap News Agency, berita terkait Sugianto diberi judul: “Seorang pelaut asing berteriak “Nenek” dalam bahasa Korea yang terbata-bata… 60 orang diselamatkan dalam kebakaran hutan”.

    Kronologi kejadian

    Masih dikutip dari Yonhap News Agency, kejadian bermula saat kebakaran hutan melanda sejumlah wilayah di Yeongdeok sejak 22 Maret 2025.

    Titik api mulai muncul di Desa Uiseong dan terus meluas ke wilayah  Andong dan Cheongsong dengan kecepatan 10 kilometer per jam.

    Pada 25 Maret 2025, api sudah memasuki perbatasan barat Yeongdeok sekitar pukul 18.00 sore waktu setempat.

    Diberitakan, kondisi saat itu kacau karena listrik serta komunikasi lumpuh, salah satunya melanda Desa Chuksan-myeon Gyeongjeong.

    Akibatnya, banyak warga yang tidak mengetahui informasi terkait penyebaran api.

    Kim Pil-kyung, kepala desa Chuksan-myeon Gyeongjeong yang menyadari kebakaran datang, langsung memberitahukan warganya agar segera mengungsi.

    Ia dibantu oleh kepala desa nelayan Yoo Myeong-shin (56), dan pelaut asing Sugianto.

    “Kami sudah siarkan kepada para warga agar segera keluar, tetapi mereka tidak keluar juga.”

    “Jadi, kami bertiga membangunkan mereka dengan berteriak dan menyuruh mereka keluar,” katanya, dikutip pada Rabu (2/4/2025).

    Kim melanjutkan ceritanya, ia pergi memberitahu warganya yang berada di sisi kiri desa.

    Sementara, Sugianto berlari ke tengah wilayah Chuksan-myeon Gyeongjeong.

    Dalam proses evakuasi, Sugianto rela menggendong tujuh warga untuk dibawa ke tempat aman.

    Kim menyebut Sugianto cukup akrab dengan kehidupan Korea, sampai-sampai dia memanggil orang yang ditolong dengans sebutan “nenek” dalam bahasa Korea.

    Warga Negara Indonesia (WNI) lainnya yang ikut mengevakuasi para korban, Leo, turut memberikan kesaksiannya.

    “Kebakaran hutan semakin mendekat, tetapi saya tidak dapat melihat nenek saya. Akhirnya saya berteriak agar dia segera datang.” tutur Leo dalam bahasa Korea yang terbata-bata.

    WNI SELAMATKAN LANSIA – Kisah Sugianto, gendong lansia untuk selamatkan dari kebakaran hutan di Korea pada 31 Maret 2025, kini pemerintah rekomendasikan Sugianto untuk dapat visa jangka panjang F-2 (Tangkap layar potral berita Korea Selatan Naver)

    “Saya menggendong nenek saya yang sedang tidur di dalam, di punggung saya dan mengungsi,” lanjutnya.

    Ia kemudian menggambarkan situasi darurat pada saat itu.

    “Angin bertiup sangat kencang saat itu, nenek saya hampir terbang.”

    “Saya menyuruhnya untuk duduk dan mengungsi,” lanjut Leo.

    Total ada 60 warga yang berhasil diselamatkan nyawanya dari kebakaran hutan.

    Aksi heroik Sugianto dan Leo mendapatkan apresiasi dari para korban dan Pemerintah Korea Selatan.

    Seorang warga berumur 60 tahun yang ditemui wartawan, memuji aksi keduanya.

    Ia menyebut mereka sebagai  ‘pahlawan tersembunyi’ di tengah krisis kebakaran hutan.

    Selain itu, Menteri UKM dan Perusahaan Rintisan, Oh Young-joo, bahkan bertemu langsung dengan keduanya.

    Ia memerintahkan pihak berwenang untuk memberikan tindakan dukungan, seperti perpanjangan visa.

    Imbauan KBRI Seoul

    KBRI Seoul sudah memberikan imbauan kepada para WNI terkait bencana kebakaran hutan.

    Utamanya yang berada di wilayah Sancheong, Uiseong, Ulju, Gyeongnam, Cheongsong, Yeongyang, Yeongdok dan Andong. 

    Kebakaran masih mungkin meluas ke wilayah lain akibat udara kering dan angin kencang.

    KBRI Seoul mengimbau seluruh Warga Negara Indonesia yang berada di wilayah-wilayah tersebut dan wilayah lain di sekitarnya, untuk:

    1. Tetap tenang dan selalu memantau perkembangan kebakaran hutan di wilayah sekitar.

    2. Informasi dan perkembangan dapat dipantau melalui situs http://eng.safekorea.go.kr (Bahasa Inggris) dari portal National Safety and Disaster, dan aplikasi Emergency Ready App yang dapat diunduh di telepon genggam.

    3. Patuhi dan ikuti perintah Pemerintah Setempat/Otoritas yang berwenang dalam situasi evakuasi.

    4. Tetap berada di lokasi evakuasi hingga Pemerintah Setempat/Otoritas yang Berwenang menyatakan bahwa situasi dan kondisi telah kembali dalam keadaan aman.

    5. Apabila mengalami situasi yang 
    mengancam kesehatan dan hal-hal yang berbahaya lainnya, mohon dapat menghubungi nomor darurat:

    119: Emergency Korea (Ambulans, Pemadam Kebakaran, SAR);
    112: Polisi Korea;
    010-5394-2546: Hotline Darurat KBRI Seoul

    “Demikian imbauan ini disampaikan untuk menjadi perhatian,” dikutip dari kemlu.go.id.

    (Tribunnews.com/Endra)