Mobil yang Videonya Viral Terseret Banjir di Cianjur Ditemukan di Tengah Sawah
Editor
KOMPAS.com –
Viral di media sosial, sebuah rekaman video memperlihatkan satu unit mobil terbawa arus banjir di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Dalam video yang beredar, tampak arus banjir dengan ketinggian hampir satu meter menghanyutkan mobil berwarna putih yang terparkir di sebuah garasi, pada Sabtu (26/4/2025) malam.
Mobil tersebut ditemukan berada di tengah sawah, sekitar 25 meter dari lokasi awal, pada Minggu (27/4/2025) pagi.
Arsyaqina (35), pemilik mobil yang merupakan warga Perumahan Permata Residen, Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, mengungkapkan hujan deras terjadi sejak sore hingga waktu Magrib.
Sekitar pukul 20.00 WIB, air mulai meluap, hingga memasuki rumah dengan ketinggian air mencapai 1 meter.
Saat air terus meninggi, mobil miliknya yang tengah terparkir terdorong arus. Akhirnya, mobil tersebut terbawa hingga sejauh 25 meter.
“Saya melihat dari lantai dua di rumah, mobil kebanting-banting, lalu air masuk dan kebawa. Bahkan banjir tersebut pun hampir merusak pintu rumah. Saya baru tahu paginya, mobil sudah ada di tengah sawah,” kata Arsyaqina, Minggu.
Sementara itu, Kabid Damkar Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Cianjur, Hendra Wira, menyampaikan pihaknya mengerahkan sejumlah personel untuk mengevakuasi mobil yang terbawa banjir.
“Petugas dibantu dengan warga berusaha mengevakuasi mobil yang berada di tengah sawah. Akhirnya setelah beberapa jam, mobil berhasil dievakuasi dengan menggunakan tali baja, dan kendaraan derek,” ucapnya,
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Mobil Terbawa Arus Banjir di Cianjur, Ditemukan Sudah “Terparkir” di Tengah Sawah
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: kebakaran
-
/data/photo/2025/04/22/68075217151b9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
CCTV Rusak, Polisi Kesulitan Cari Anak yang Hilang di Pesanggrahan Megapolitan 27 April 2025
CCTV Rusak, Polisi Kesulitan Cari Anak yang Hilang di Pesanggrahan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Polres Metro Jakarta Selatan mengaku kesulitan melakukan pencarian
Alvaro Kiano Nugroho
(6) yang hilang di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Hal tersebut lantaran
Closed Circuit Television
(CCTV) sekitar tempat kejadian perkara (TKP) rusak.
“Untuk hambatan sementara memang di TKP pada saat kejadian itu CCTV tidak bisa dibuka karena rusak, sehingga kita tidak bisa melihat apa yang terjadi di sana melalui CCTV,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Murodih saat dikonfirmasi, Minggu (27/4/2025).
Saat ini, polisi tengah menggali sejumlah keterangan dari saksi yang mengetahui peristiwa hilangnya Alvaro.
“Sementara untuk saksi ada tiga yang kita periksa, baik dari keluarga maupun dari pihak pengurus masjid,” ucap Murodih.
Penyidik akan meminta keterangan ayah Alvaro yang berada di Lapas Cipinang karena tengah menjalani hukuman.
“Ya, sementara juga kita akan coba meminta keterangan dari pihak orangtua, karena sementara orangtua si korban masih ditempatkan di tempat khusus (Lapas Cipinang),” ungkap Murodih.
Sebelumnya, Alvaro Kiano Nugroho terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
Pada hari kejadian, seorang pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro disebut datang ke lokasi kejadian mencari bocah laki-laki itu.
Informasi tentang kedatangan pria tersebut baru diketahui kakek Alvaro, Tugimin dari marbut Masjid Jami Al Muflihun, tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
“Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
Setelah itu, marbut tidak memperhatikan lagi gerak-gerik pria tersebut. Marbut sibuk mempersiapkan pelaksanaan shalat Maghrib dan berbuka puasa.
Usai berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang. Tugimin belum merasa curiga, karena sang cucu memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya pada malam hari.
“Saya sadar untuk mencari itu jam 21.30 WIB. ‘Kok cucu saya belum pulang? Ke mana?’. Saya bilang kayak begitu,” ujar dia.
Tugimin, yang merupakan pensiunan petugas pemadam kebakaran Lebak Bulus, segera menyambangi lokasi terakhir Alvaro terlihat. Ia juga mendatangi teman-teman yang biasa bermain dengan cucunya.
Namun, upayanya tak membuahkan hasil. Adapun ayah kandung Alvaro saat ini sedang menjalani hukuman atas kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara itu, ibunya bekerja di Malaysia.
“Ibu sama bapaknya itu sudah pisah dan ibunya sudah punya suami lagi. Secara resmi menikah di KUA Kecamatan Pesanggrahan,” tegas Tugimin.
Pihak keluarga telah mendatangi alamat terakhir keluarga ayah kandung Alvaro. Namun, mereka disebut telah berpindah rumah.
“Sudah. Saya sudah cek (ke alamat lama), tapi ternyata sudah pindah. Ternyata kepolisian dari Polres Jakarta Selatan itu sudah menemukan tempat alamatnya,” ujar dia.
“Dan bahkan sampai, suami dari adik bapaknya Alvaro dibawa ke Jakarta untuk ditunjukkan kepada marbut, ternyata yang datang bukan itu,” lanjutnya.
Keluarga juga telah melaporkan hilangnya Alvaro ke polisi.
Adapun ciri-ciri Alvaro adalah berkulit sawo matang dengan potongan rambut cepak. Bagi siapa saja yang melihat atau menemukan Alvaro, dapat menghubungi nomor 0812-1923-0694.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/26/680ccc4948feb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemenlu: Tak Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Iran Nasional 27 April 2025
Kemenlu: Tak Ada WNI Jadi Korban Ledakan di Iran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kementerian Luar Negari (Kemenlu) RI memastikan, tidak ada WNI yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan pelabuhan di Iran yang terjadi pada Jumat (26/4/2025).
“KBRI Tehran melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan WNI menjadi korban ledakan tersebut,” kata Juru Bicara Kemenlu RI Rolliansyah Soemirat atau biasa disapa Roy dalam keterangan tertulis, pada Minggu (27/4/2025).
Roy mengatakan, saat ini, terdapat 385 WNI berada di Iran, sebagian besar mahasiswa tinggal di Qom dan banyak WNI lainnya tinggal di Tehran, Ibu Kota Iran, dan tidak ada WNI tinggal di Bandar Abbas.
Dia mengatakan, Bandar Abbas merupakan daerah pelabuhan penting di Iran yang berbatasan dengan Qatar dan Persatuan Emirat Arab (PEA).
Ia mengatakan, tahun lalu, terdapat 2 WNI yang menjadi ABK di Bandar Abbas, tetapi keduanya sudah kembali ke Indonesia.
“KBRI Tehran telah berkoordinasi dengan Otoritas di Iran dan komunitas WNI di berbagai wilayah di Iran untuk memastikan keselamatan mereka,” ujarnya.
Kemenlu dan KBRI Tehran akan terus memantau kondisi
WNI di Iran
secara berkala.
“Bagi WNI yag membutuhkan bantuan dapat menghubungi Hotline KBRI Tehran melalui nomor +989024668889,” ucap dia.
Sebelumnya, Ledakan di pelabuhan Iran yang belum diketahui penyebabnya, menewaskan 14 orang dan menyebabkan sekitar 750 korban luka-luka hingga Minggu (27/4/2025).
Insiden pada Sabtu (26/4/2025) ini terjadi di Shahid Rajaee, Provinsi Hormozgan, Iran selatan, yang merupakan pelabuhan peti kemas tercanggih di negara itu.
“Sejauh ini, 14 orang tewas dan 750 orang terluka dalam ledakan di Pelabuhan Shahid Rajaee di Bandar Abbas,” kata Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni di Telegram, dikutip dari kantor berita AFP.
Kebakaran kian memburuk sampai membuat semua sekolah dan kantor di Bandar Abbas, ibu kota Provinsi Hormozgan, ditutup di area dengan radius 23 kilometer dari lokasi kebakaran.
Stasiun televisi Pemerintah Iran melaporkan, langkah ini diambil agar pihak berwenang dapat memfokuskan upaya mereka pada penanganan darurat.
Sekitar 10 jam setelah ledakan awal terjadi, intensitas kebakaran dilaporkan terus meningkat.
Asap tebal yang menyesakkan udara menyebar ke seluruh kawasan pelabuhan dan sekitarnya. Angin kencang turut memperparah situasi dengan menyulitkan upaya pemadaman api, menurut keterangan reporter TV pemerintah di lokasi.
Shahid Rajaee merupakan pelabuhan komersial terbesar di Iran, terletak strategis di dekat Selat Hormuz, jalur vital yang dilalui sekitar seperlima produksi minyak dunia.
Jaraknya lebih dari 1.000 kilometer di selatan Teheran dan merupakan pelabuhan peti kemas paling maju di Iran.
Hingga kini, penyebab ledakan belum diketahui secara pasti. Namun, kantor bea cukai pelabuhan dalam pernyataan yang disiarkan TV pemerintah menduga ledakan dipicu oleh kebakaran di depot penyimpanan bahan kimia dan material berbahaya (hazmat).
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengungkapkan simpatinya kepada para korban.
Ia mengeluarkan perintah untuk menyelidiki situasi dan penyebabnya, serta menugaskan Mendagri Momeni untuk segera turun ke lokasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kondisi Santri yang Dirawat di Rumah Sakit usai Tertimpa Tembok di Ponpes Gontor Magelang – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Tembok kolam penampung air di lingkungan Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 5 Darul Qiyam, Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, runtuh dan menimpa para santri, Jumat (25/4/2025).
Akibat insiden tersebut, sebanyak 29 santri menjadi korban, dengan rincian 25 santri mengalami luka-luka dan empat santri meninggal dunia.
Dari puluhan santri yang mengalami luka-luka, tujuh di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Mereka menjalani rawat inap karena memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
Sebanyak enam santri dirawat di RSUD Merah Putih, sedangkan satu santri lainnya dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
“Hari ini (pasien) pulang satu. Yang masih dirawat di RSUD Merah Putih ada enam,” ucap Direktur Utama RSUD Merah Putih, dr Leli Puspitowati. dalam pesan singkatnya, Minggu (27/4/2025), dilansir Tribun Jogja.
Mereka harus menjalani tindakan lebih lanjut akibat luka yang dialami, seperti operasi akibat patah tulang.
Ada juga yang masih perlu menjalani observasi karena ada gejala yang muncul.
Dokter umum RSUD Merah Putih, Dicky Bagus Pratama, mengungkapkan kondisi santri yang masih mendapat perawatan.
“Beberapa mengalami luka-luka, ada yang patah di bagian lengan, dan ada yang mengalami cedera kepala ringan.”
“Semuanya dalam kondisi stabil. Memang kemarin, pada Jumat, rumah sakit kami menjadi rujukan kejadian luar biasa yang menimpa salah satu pondok pesantren di Magelang,” ucap Dicky.
Ia berujar, total korban yang datang ke RSUD Merah Putih berjumlah 29 orang, dengan rincian empat korban sudah dalam kondisi meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.
“Satu korban lainnya kami rujuk ke RSUP Sardjito karena membutuhkan perawatan lanjutan.”
“Dari 24 korban lainnya, 17 di antaranya cukup menjalani rawat jalan, sedangkan tujuh korban harus menjalani perawatan inap di sini,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa nahas ini terjadi pada jam-jam padat aktivitas santri, yaitu saat banyak dari mereka sedang antre untuk mandi menjelang pelaksanaan salat Jumat.
Bangunan kolam penampung air yang berada di sisi belakang kamar mandi asrama tiba-tiba roboh dan menimpa para santri di bawahnya.
“Karena momen itu adalah jam padat, banyak santri mengantre mandi,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono.
“Tiba-tiba tandon air yang berada di belakang kamar mandi roboh dan menimpa para santri,” imbuhnya.
Pondasi kolam penampung air tersebut diduga ambruk hingga menyebabkan material beton jatuh dan menimpa para santri di sekitar lokasi kejadian.
Puluhan santri bahkan sempat terjebak di antara dinding kamar mandi yang ikut runtuh.
Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Tim SAR, PMI, relawan, dan pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengevakuasi para korban setelah menerima laporan dari pondok pesantren.
Akan tetapi, proses evakuasi memakan waktu cukup lama hingga sekitar 12 jam, yakni dari pukul 11.00 WIB sampai sekitar pukul 23.30 WIB.
Hal ini karena struktur bangunan tersebut terbuat dari beton sehingga harus dilakukan pengeboran terlebih dahulu.
“Begitu kejadian, para ustadz langsung melapor ke instansi terkait dan penanganan segera dilakukan.”
“Meski memang proses evakuasi membutuhkan waktu karena medan dan material yang berat,” sambung Edi.
Sampai malam hari, proses pembersihan reruntuhan dan pendataan masih terus dilakukan oleh petugas bersama pihak pondok.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Insiden Tembok Ambrol di Gontor 5 Magelang, Enam Santri Masih Dirawat di RSUD Merah Putih.
(Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Yuwantoro Winduajie)
-

Dampak Ledakan di Iran: Sekolah dan Kantor Ditutup Sementara – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Iran kini dalam situasi mencekam setelah terjadi ledakan hebat di Pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas, pada Sabtu, 26 April 2025.
Insiden ini memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pihak berwenang, sehingga pemerintah memutuskan untuk menutup sekolah dan kantor di sekitar wilayah tersebut mulai Minggu, 27 April 2025.
Langkah ini diambil sebagai respons darurat untuk mengurangi risiko kesehatan akibat polusi udara yang berbahaya.
Apa Penyebab Penutupan Sekolah dan Kantor?
Penutupan tempat-tempat umum seperti sekolah dan kantor bertujuan untuk melindungi warga dari paparan bahan kimia berbahaya seperti amonia, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida yang mungkin dilepaskan akibat ledakan.
“Bahan kimia berbahaya seperti ammonium perklorat dapat mencemari udara dan berbahaya bagi kesehatan anak-anak dan pegawai di wilayah Bandar Abbas,” ungkap seorang narasumber.
Selain itu, penutupan ini juga dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam melakukan pencarian korban, seperti yang dinyatakan oleh Washington Post.
Dengan menutup tempat-tempat umum, petugas darurat dapat lebih efektif dalam mengorganisir evakuasi dan bantuan ke area-area yang paling terdampak.
Apa yang Terjadi di Pelabuhan Shahid Rajaee?
Ledakan yang terjadi sekitar pukul 10:00 waktu setempat itu sangat dahsyat, dengan getarannya terdengar hingga Pulau Qeshm yang berjarak 26 kilometer dari Bandar Abbas.
Video yang beredar menunjukkan gumpalan awan jamur besar yang muncul setelah ledakan, diiringi dengan kebakaran yang melahap beberapa kontainer dan fasilitas di sekitarnya.
“Saya tidak ingat apakah saya masuk ke bawah meja atau terlempar ke sana akibat ledakan,” kata seorang saksi mata kepada TV pemerintah Iran.
Rekaman udara menunjukkan bahwa sedikitnya tiga area di sekitar pelabuhan terbakar.
Apa Penyebab Ledakan?
Menurut narasumber dari Korps Garda Revolusi Islam Iran, penyebab ledakan diduga berkaitan dengan bahan bakar peluru kendali rudal padat.
Diketahui bahwa bahan yang meledak adalah ammonium perklorat, yang mungkin disimpan secara tidak tepat di pelabuhan atau mengalami kebocoran.
Berapa Jumlah Korban Akibat Ledakan?
Data terbaru dari kantor berita Tasnim mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 25 orang, sementara lebih dari 800 orang lainnya mengalami luka-luka.
Kebanyakan dari mereka adalah pekerja pelabuhan dan warga sipil yang berada di sekitar lokasi.
Sebagai langkah awal evakuasi, banyak korban telah dipindahkan ke pusat medis terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Selain itu, pusat transfusi darah provinsi juga telah mengeluarkan seruan untuk donasi darah guna membantu para korban yang membutuhkan perawatan intensif.
Dengan situasi yang terus berkembang, semua pihak berharap agar penanganan ini dapat dilakukan dengan cepat dan efektif demi keselamatan masyarakat.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
-

Ini Bukan Akhir, tapi Awal Menuju Riau Hijau
Kabupaten Siak –
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengatakan Jambore Karhutla 2025 yang berakhir hari ini bukan usai segalanya. Jambore Karhutla adalah awal gerakan menuju alam Provinsi Riau yang hijau dan terbebas dari bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Ini bukan akhir, tetapi ini adalah titik nol untuk kita mengawali perjuangan agar Riau rumah kita tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan,” kata Irjen Herry Heryawan kepada peserta Jambore Karhutla di Tahura Sultan Syarif Hasyim, Minas Jaya, Siak, Minggu (27/4/2025).
Irjen Herry Heryawan mengatakan Jambore Karhutla adalah tonggak awal menuju alam Riau yang hijau dan terbebas dari asap. Ia berharap, para peserta menanamkan nilai-nilai positif yang dipetik selama tiga hari pelaksanaan Jambore Karhutla ini.
Jenderal bintang dua yang akrab disapa Herimen ini berharap apa yang telah ditanamkan selama tiga hari Jambore Karhutla 2025 ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Herimen meminta para peserta Jambore Karhutla menjadi agen perubahan lingkungan.
Herimen juga meminta para peserta menggelorakan semangat menjaga hutan dan alam dari kebakaran dan kabut asap melalui media sosial masing-masing.
“Sebarkan di medsos masing-masing dengan tagar jambore karhutla Riau, melindungi tuah menjaga marwah, dan Riau bebas karhutla,” ujarnya.
Dengan menyebarluaskan kegiatan Jambore Karhutla ini, diharapkan menularkan nilai-nilai positif kepada masyarakat lain yang tidak berkesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
“Ini kesempatan langka yg kita jalani bersama. Maksud tagar itu memberikan pemahaman kepada teman-teman, saudara kita yang tidak bisa ikut bahwa kita harus meningkatkan kesadaran untuk menjaga alam dan lingkungan kita, jangan sampai terjadi kebakaran hutan,” tuturnya.
Jambore Karhutla 2025 di Tahura Sultan Suarif Hasyim, Minas Jaya, Kabupaten Siak, Riau. (Mei Amelia Rachmat/detikcom)Pemprov Riau Apresiasi
“Saya ingin berterima kasih kepada bapak Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan beserta seluruh pejabat utama Polda Riau yang telah menginisiasi dan mengarahkan seluruh sumber daya secara maksimal. Sehingga kegiatan ini terlaksana dengan baik dan lancar,” ujar Abdul Wahid di lokasi yang sama.
Ia juga tak lupa menyampaikan terima kasihnya kepada gerakan Pramuka Kwarda Riau dan jajaran pengurus atas partisipasi aktif, sekaligus menjadi pilar utama dalam kegiatan Jambore Karhutla Tahun 2025.
“Yang telah bertungkus rumus mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan sehingga kegiatan ini terlaksana dengan baik,” katanya.
Gunernur Abdul Wahid juga menyampaikan terima kasihnya kepada jajaran Forkopimda yang ikut berjibaku sehingga kegiatan ini berjalan sukses.
“Ini merupakan wujud dari kerjasama yang berkolaboratif dan insyaallah kita terus maju,” imbuhnya.
(mei/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

Pencuri Pelat Besi di Kolong Tol Tanjung Priok Sudah Ditangkap, Pelaku Beraksi sejak 2016 – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Pria berinisial SW (43) ditangkap oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara atas dugaan pencurian pelat besi di kolong jalan tol, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka ini ditangkap pada Rabu (23/4/2025).
“Sudah (ditangkap),” ucap Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Benny Cahyadi, saat dikonfirmasi Warta Kota, Minggu (27/4/2025).
Menurut Benny, pelaku mencuri pelat besi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Pasal yang dikenakan terkait tindak pidana pencurian,” ucap Benny.
Pencurian ini dilakukan bertahap sejak tahun 2016.
Berdasarkan laporan dari pengelola tol, sebanyak 400 lebih pelat besi yang berfungsi sebagai pelapis beton di kolong tol dilaporkan hilang.
Polisi saat ini masih memburu dua pelaku lain yang diduga terlibat dalam kasus ini.
Selain itu, penyidik juga sedang mengembangkan kasus untuk mengungkap pihak yang menjadi penadah barang curian.
“Penadahnya masih dalam pengembangan,” ucap Benny.
Diberitakan sebelumnya, ratusan pelat besi pelindung beton yang terpasang di bawah jalan tol tersebut dicuri.
Rangkaian pelat besi ini dicuri oleh orang tak bertanggung jawab dari kolong jalan tol dalam kota, tepatnya di wilayah Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok.
Peristiwa pencurian pelat besi jalan tol ini telah terjadi berkali-kali dan diketahui oleh warga yang tinggal di sekitar kolong tol.
Pencurian pelat besi ini terakhir kalinya diketahui warga pada Kamis (17/4/2025) dini hari atau beberapa jam setelah kebakaran sampah di kolong tol yang terjadi Rabu (16/4/2025) sore.
Seorang warga penghuni kolong tol, Jaya, adalah orang yang memergoki para pelaku pencurian itu.
Menurut Jaya, pada Kamis dini hari, terdengar suara berisik dari salah satu sudut di kolong tol.
Merasa penasaran, ia pun mendatangi sumber suara dan memergoki bahwa ada dua orang pria yang sedang berupaya mencopot pelat besi itu.
“Ini yang semalam ini, yang waktu habis kebakaran, pas malamnya. Masih disempetin nyolong.”
“Ada bunyi dia ketok-ketok, jangan-jangan ada pencuri pelat,” kata Jaya saat ditemui Tribun Jakarta di lokasi, Rabu (23/4/2025).
Jaya langsung berusaha mengejar para pelaku, akan tetapi mereka sudah terlanjur lari menjauhi kolong tol.
Saat itu, Jaya mendapati perkakas berupa obeng milik pelaku tertinggal di kolong tol yang menjadi lokasi pencurian pelat besi.
“Pelatnya itu panjang hampir 3 meter, lebarnya sekitar 1 meter lebih. Ini alat yang buat nyongkel dia, pakai obeng. Saya mergokin, ini ketinggalan, sudah saya uber (kejar),” ungkapnya.
Peristiwa pencurian pelat besi ini, jelas Jaya, sudah terjadi berulang kali.
Bahkan, menurutnya sudah ada ratusan pelat besi yang dicuri orang tak bertanggung jawab untuk dijual ke pengepul.
Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Polres Metro Jakut Tangkap Pencuri Pelat Baja Kolong Tol di Papanggo, Aksi Dilakukan Sejak 2016.
(Tribunnews.com/Deni)(WartaKotalive.com/Ramadhan L Q)(TribunJakarta.com/Gerald Leonardo)
-

Jumlah Korban Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Iran Melonjak, Bahan Kimia Berbahaya Diduga Jadi Penyebab – Halaman all
Jumlah Korban Ledakan Dahsyat di Pelabuhan Shahid Rajaee Iran Melonjak, Bahan Kimia Berbahaya Diduga Jadi Peyebab
TRIBUNNEWS.COM – Jumlah korban tewas akibat ledakan besar di Pelabuhan Shahid Rajaee, pelabuhan komersial terbesar Iran telah meningkat menjadi 25, media lokal melaporkan pada Minggu (27/4/2025).
“Jumlah total orang yang tewas sedikitnya 25 orang,” menurut kantor berita Tasnim, yang mengutip kepala pengadilan provinsi Hormozgan, Mojtaba Ghahremani.
Sabtu, sebuah ledakan besar mengguncang Pelabuhan Shahid Rajaee Iran dekat Bandar Abbas pada hari Sabtu, yang mendorong Presiden Masoud Pezeshkian untuk memerintahkan penyelidikan atas penyebab bencana tersebut.
Pelabuhan Shahid Rajaee, yang terletak lebih dari 1.000 km di selatan Teheran, merupakan salah satu pusat pengiriman utama Iran, yang utamanya menangani operasi peti kemas. Pelabuhan ini juga merupakan rumah bagi fasilitas penyimpanan minyak dan infrastruktur petrokimia, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang risiko yang lebih luas yang ditimbulkan oleh kebakaran tersebut.
Menurut Reuters , sedikitnya 281 orang terluka akibat ledakan tersebut.
LEDAKAN DAHSYAT – Api melahap sebuah truk di sepanjang jalan raya yang hancur setelah sebuah ledakan di dermaga pelabuhan Shahid Rajaee, Iran Selatan, Sabtu, 26 April 2025. Penyebab diduga karena bahan kimia berbahaya yang ditempatkan di salah satu kontainer tidak terlindungi secara baik.
Televisi pemerintah mengutip Esmaeil Malekizadeh, pejabat senior di Administrasi Pelabuhan dan Maritim Hormozgan, yang mengonfirmasi bahwa “ledakan terjadi di bagian dermaga pelabuhan Shahid Rajaee, dan kami sedang memadamkan api.”
Mehrdad Hassanzadeh, kepala badan manajemen krisis provinsi Hormozgan, mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa mereka yang terluka dalam insiden tersebut telah dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Namun, ia tidak menyebutkan jumlah korban.
Rekaman yang dibagikan di berbagai platform media sosial memperlihatkan kolom asap hitam tebal yang membumbung tinggi dari area pelabuhan.
Rekaman video tambahan memperlihatkan kerusakan parah pada bangunan dan kendaraan di dekatnya. Sejumlah orang terlihat memeriksa akibat ledakan dahsyat tersebut.
TERBESAR DI IRAN – Pelabuhan Shahid Rajaee yang menjadi pusat ledakan pada Sabtu (26/4/2025). Pelabuhan ini adalah pelabuhan peti kemas terbesar dan tercanggih di Iran, yang memiliki 12 terminal peti kemas, 30 derek, dan berbagai peralatan modern.
Bahan Kimia Diduga Jadi Penyebab
Televisi pemerintah Iran melaporkan dari lokasi kejadian bahwa “api telah dapat dikendalikan tetapi belum sepenuhnya padam,” karena asap hitam tebal terus mengepul dari lokasi tersebut.
Pihak berwenang terus melakukan upaya pemadaman kebakaran sementara penyelidikan penyebab ledakan masih dilakukan.
Ledakan itu, yang terdengar dari beberapa kilometer jauhnya, terjadi sekitar tengah hari waktu setempat (08:30 GMT) di Pelabuhan Shahid Rajaee, yang dilalui sekitar 85 persen perdagangan kargo Iran.
Pelabuhan ini terletak sekitar 23 kilometer di sebelah barat Bandar Abbas, dekat Selat Hormuz yang strategis, rute penting untuk sekitar seperlima pasokan minyak dunia.
Menurut kantor berita resmi IRNA, Shahid Rajaee adalah pelabuhan peti kemas terbesar dan tercanggih di Iran, yang memiliki 12 terminal peti kemas, 30 derek, dan berbagai peralatan modern.
Pelabuhan ini memainkan peran penting dalam ekonomi maritim negara tersebut.
Laporan awal dari Otoritas Bea Cukai Iran menunjukkan ledakan itu kemungkinan disebabkan oleh penyimpanan bahan berbahaya dan kimia yang tidak tepat di pelabuhan.
(oln/rntv/*)
-

Bertambah Lagi, Korban Tewas Akibat Ledakan di Pelabuhan Iran Kini 18 Orang
Jakarta –
Jumlah korban tewas akibat ledakan dahsyat terjadi di Pelabuhan Shahid Rajee, Iran terus bertambah. Kini, jumlah korban tewas sudah 18 orang dan 750 orang mengalami luka.
Dilansir CNN, Minggu (27/4/2025) ledakan dahsyat itu membuat gumpalan asap tebal berwarna abu-abu dari bagian Shahid Rajaee di kompleks pelabuhan. Pemerintah Iran mengatakan ledakan itu kemungkinan terkait dengan bahan kimia yang disimpan.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni mengatakan enam orang masih hilang. Sementara media Iran juga melaporkan petugas pemadam kebakaran terus bekerja untuk memadamkan api, meskipun ada tantangan yang ditimbulkan oleh angin kencang.
Terbaru, saat ini korban yang tewas sudah mencapai 18 orang dari yang sebelumnya 14 orang. Sedangkan yang terluka dan menjalani perawatan sebanyak 750 orang.
Belum ada kepastian terkait penyebab ledakan tersebut. Seorang juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani, mengatakan butuh waktu untuk memastikan penyebabnya.
Ia menambahkan: “Namun hingga api padam, sulit untuk memastikan penyebabnya.”
(rdp/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
/data/photo/2025/04/27/680e2c36686b0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
