Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Korban
kebakaran Kapuk Muara
, Penjaringan, Jakarta Utara, mengaku masih membutuhkan bantuan pakaian.
Saat
Kompas.com
mengunjungi posko pengungsian pada Minggu (8/6/2025) siang, sejumlah korban tampak tengah berebut memilih pakaian. Stok pakaian yang terbatas langsung habis diambil oleh para korban yang memang sangat membutuhkannya.
Salah satu warga, Misti (49), terlihat sibuk mencari pakaian ganti karena saat kebakaran terjadi ia tidak sempat menyelamatkan pakaiannya.
“Lagi mencari pakaian, enggak ada pakaian sama sekali. Cuma ini aja sama yang kemarin di badan,” ujar Misti di lokasi, Minggu (8/6/2025).
Menurut Misti, bantuan makanan sudah melimpah. Bahkan, warga yang rumahnya tak terbakar pun ikut kebagian makanan karena stoknya yang banyak.
Namun, untuk pakaian, stok bantuan masih dirasa sangat kurang.
“Tapi, kalau baju enggak ada, atau kekurangan. Masih kurang bantuan pakaian,” jelas Misti.
Saking kekurangan pakaian, Misti mengaku sampai meminta baju kepada tetangganya yang tidak menjadi korban.
Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
Sampai saat ini, penyebab
kebakaran di Kapuk Muara
masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: kebakaran
-
/data/photo/2025/06/08/68456b8e7fd68.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian Megapolitan 8 Juni 2025
-
/data/photo/2025/06/08/684574b98572e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur Megapolitan 8 Juni 2025
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah korban
kebakaran Kapuk Muara
, Penjaringan, Jakarta Utara, berharap adanya bantuan alas tidur berupa matras atau kasur untuk digunakan di tenda pengungsian.
“Dari awal mengungsi tidak ada alas tidurnya. Cuma mau tidak mau, adanya ini, siapa tahu ada donatur kasihan mau ngasih kasur, ngasih bantal,” jelas salah satu warga bernama Sumarni (64) saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi, Minggu (8/6/2025).
Selain alas tidur, Sumarni juga berharap agar adanya bantuan sembako berupa beras.
Menurut Sumarni, bantuan beras sangat penting bagi para korban agar dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari saat mereka mulai mengontrak rumah dan tidak lagi tinggal di tenda pengungsian.
Senada dengan Sumarni, warga lain bernama Ayu Wulansari (34) juga mengaku membutuhkan bantuan alas tidur.
Sebab, ia hanya memiliki kasur butut yang berhasil diselamatkan saat kebakaran. Kasur itu menjadi satu-satunya alas tidur untuk bayinya yang masih berusia tiga bulan.
“Enggak ada. Ini cuma pakai kasur yang dibawa kemarin selamat, kalau (kasur) buat bayi enggak ada. Kita tidur aja beralaskan terpal,” jelas Ayu.
Ayu mengatakan, tidur di tenda pengungsian membuat bayinya kepanasan dan lebih sering rewel.
Selain itu, satu tenda pengungsian bisa diisi sekitar 100 orang sehingga membuat kondisi semakin pengap dan tak nyaman.
Oleh karena itu, ia berharap agar ke depannya ada alas tidur yang layak untuk para korban.
Berdasarkan pengamatan
Kompas.com
di lokasi, hampir sebagian besar tenda pengungsian hanya beralaskan terpal. Hanya ada beberapa tenda yang terlihat sudah terdapat matras untuk alasnya.
Warga yang tinggal di tenda tanpa matras terpaksa tidur dengan beralaskan terpal saja. Beberapa di antaranya menggunakan kain seadanya sebagai alas tidur.
Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
Sampai saat ini, penyebab
kebakaran di Kapuk Muara
masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pemprov DKI sediakan toilet mobil bagi korban kebakaran di Kapuk Muara
Pengungsi beristirahat di posko pengungsian, Kapuk Muara, Jakarta, Sabtu (7/6/2025). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/rwa/aa.
Pemprov DKI sediakan toilet mobil bagi korban kebakaran di Kapuk Muara
Dalam Negeri
Editor: Widodo
Minggu, 08 Juni 2025 – 17:13 WIBElshinta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan delapan unit toilet mobil (mudah dipindahkan) untuk melayani korban kebakaran di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyebut unit toilet mobil itu sudah diturunkan ke lokasi berbarengan dengan pengiriman bantuan logistik kebutuhan dasar ke lokasi pengungsian.
“Artinya sekarang ini logistik kita sediakan, termasuk tenda pengungsian, dan segala macam. Tadi malam saya dapat laporan delapan toilet yang mobile itu sudah ditempatkan di sana,” ujar Rano kepada wartawan di Jakarta, Minggu.
Rano pun memastikan pemerintah hadir untuk membantu pemulihan dan pemenuhan kebutuhan para korban.
“Anda bisa bayangkan, mungkin lebih dari 500 kepala keluarga. Kalau kita hitung saja empat orang satu keluarga, berarti sudah 2.000 orang korban. Jadi artinya, pemerintah atau negara sudah turun mengantisipasi itu. Tapi kalau untuk membangun kembali (rumah penduduk) tentu perlu waktu,” ujar Rano.
Lebih lanjut, kata Rano, untuk mengantisipasi kejadian serupa, Pemprov DKI Jakarta berencana mengadakan satu unit alat pemadam kebakaran ringan (APAR) untuk satu RT.
Program itu utamanya menyesuaikan dengan kepadatan rumah dan penduduk di Jakarta yang sulit dijangkau jika terjadi peristiwa kebakaran.
“Jadi setiap RT dikasih satu APAR, untuk kalau tiba-tiba terjadi kebakaran, bisa langsung ditangani. Cuma Anda bayangkan, wilayah kita ini padatnya luar biasa, sempitnya luar biasa. Sehingga sulit bagi kita untuk cepat datang.
Makanya itu kenapa kita ada program memberikan APAR kepada masyarakat. Minimal kalau terjadi apa-apa, mereka bisa mengantisipasi,” ujar Rano.Adapun kebakaran yang terjadi di lahan kosong milik PT DHI pada Jumat (6/6) itu berdampak pada sekitar 500 rumah, 480 kepala keluarga (KK), dan 2.000 jiwa.
Sumber : Antara
-
/data/photo/2025/06/08/68451d6b7b45a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan Megapolitan 8 Juni 2025
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Gubernur Jakarta
Pramono Anung
akan memprioritaskan bantuan bagi balita yang menjadi korban
kebakaran di Kapuk Muara
, Penjaringan, Jakarta Utara.
Pramono menyampaikan, sebagian besar kebutuhan balita di tenda pengungsian sudah terpenuhi.
“Balita menjadi prioritas bagi kami. Karena tadi ada bayi yang 3 bulan, ada yang 5 bulan, kebetulan saya berdialog secara langsung, relatif apa yang menjadi kebutuhan dasarnya terpenuhi,” ucap Pramono usai menemui korban
kebakaran Kapuk Muara
di lokasi pengungsian, Minggu (8/6/2025).
Dalam kunjungannya ke pengungsian, Pramono menyerahkan secara simbolis beberapa bantuan untuk para korban kebakaran, di antaranya perlengkapan bayi, perlengkapan anak sekolah, peralatan mandi, obat-obatan, hingga sembako.
Selain itu, ia juga memastikan susu formula untuk bayi dan balita yang menjadi korban kebakaran sudah disediakan.
Meski demikian, Pramono mengaku tengah memikirkan nasib para korban ke depannya. Ia juga belum dapat memastikan apakah warga akan direlokasi atau bagaimana penanganan selanjutnya.
Rencananya, Pramono akan membahas nasib para korban kebakaran tersebut dalam rapat bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
Sampai saat ini, penyebab kebakaran di Kapuk Muara masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/08/684527cc38f70.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pramono Teken Pergub 1 RT 1 APAR untuk Antisipasi Kebakaran di Permukiman Megapolitan 8 Juni 2025
Pramono Teken Pergub 1 RT 1 APAR untuk Antisipasi Kebakaran di Permukiman
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengaku sudah menandatangani Peraturan Gubernur (Pergub) baru yang mewajibkan setiap RT memiliki satu alat pemadam api ringan (
APAR
).
“Saya barusan menandatangani tentang pergub tentang APAR,” ucap Pramono saat ditemui di lokasi
kebakaran Kapuk Muara
, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (8/6/2025).
Pergub ini dibuat untuk mencegah terjadinya kebakaran hebat di kawasan padat penduduk kembali terjadi.
Pramono juga menyebutkan bahwa Gerakan “Satu RT, Satu APAR” sebenarnya sudah ada sejak lama.
Namun, karena kebakaran sering kali terjadi secara tiba-tiba dan sulit diprediksi, pemanfaatan APAR selama ini belum optimal. Selain itu, belum semua RT di Jakarta memiliki APAR.
“Saya yakin mungkin di sini belum semua RT itu setiap RT 1 APAR. Karena pemerintah DKI memang menyiapkan untuk itu,” jelas Pramono.
Pramono pun menargetkan agar setiap RT di Jakarta sudah memiliki APAR pada bulan Agustus mendatang.
Untuk diketahui, kebakaran hebat terjadi di Kampung Sawah, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (6/6/2025).
Kebakaran tersebut berlangsung cukup lama dan baru bisa dipadamkan setelah 12 jam.
Akses yang sempit dan sumber air yang susah membuat proses pemadaman kebakaran ini cukup lama.
Alhasil, 485 bangunan terbakar dan 3.200 jiwa menjadi korban.
Sampai saat ini, penyebab
kebakaran di Kapuk Muara
masih simpang siur dan tengah didalami polisi.
Sedangkan ribuan korban sementara waktu mengungsi di tenda darurat yang didirikan oleh Pemeritnah Provinsi (Pemprov) Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta di atas lahan kosong.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

39 Peserta Meriahkan Festival Balon Udara di Tulungagung
Tulungagung (beritajatim.com) – Puluhan balon udara menghiasi langit Desa Notorejo, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Balon tersebut merupakan milik peserta Festival Balon Udara, yang digelar oleh Polres Tulungagung.
Total terdapat 39 peserta yang mengikuti festival ini. Tingginya animo masyarakat yang melihhat festival ini membuat Pemkab setempat berencana menggelar lagi pada bulan November mendatang.
Salah seorang peserta, Bustanul Abidin (22) mengatakan proses persiapan untuk mengikuti festival ini dilakukan sejak 2 bulan terakhir. Mereka mulai merancang desain balon udara. Setelah itu proses pengerjaan merangkai desain dengan menggunakan kertas minyak.
Proses penerbangannya juga cukup sederhana. Mereka membakar api di bagian bawah untuk memasukkan asap ke dalam balon. Setelah itu mereka mengikat balon tersebut agar tidak lepas. Biaya pembuatan balon udara ini menghabiskan Rp 5 juta.
“Kesulitannya dalam membuat desainnya, kalo menerbangkannya relatif mudah tergantung cuaca, karena ini terbuat dari kertas kalau kena hujan bisa langsung rusak,” ujarnya, Minggu (08/06/2025).
Kapolres Tulungagung, AKBP Taat Resdi mengatakan festival ini digelar untuk memeriahkan peringatan HUT Bhayangkara ke 79. Terdapat 39 peserta yang mengikuti festival ini. Dari jumlah tersebut 19 peserta berasal dari lokal dan sisanya dari Wonosobo, Jawa Tengah.
Festival ini juga bertujuan untuk merubah tradisi masyarakat yang biasa menerbangkan balon udara saat perayaan hari besar keagamaan. Balon udara tersebut diterbangka dan banyak menimbulkan sejumlah bahaya seperti kebakaran.
Selain itu mayoritas balon udara ini juga dipasang petasan. “Sudah banyak kejadian membahayakan yang disebabkan balon udara selama ini,” tuturnya.
Melalui festival ini Polisi ingin memfasilitasi kreasi masyarakat yang senang dengan balon udara. Festival ini juga bisa menjadi ikon baru wisatawan di Tulungagung. Tingginya animo masyarakat yang menyaksikan festival balon udara ini membuat Pemkab setempat berencana menggelar festival serupa di bulan November mendatang.
“Tadi pak Bupati juga menyampaikan keinginan membuat festival seperti ini di bulan November, yang jelas ini bisa menjadi ikon di Tulungagung,” pungkasnya. [nm/aje]
-

Video Pramono Cek Korban Kebakaran Penjaringan, Warga Minta Kipas Angin
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau lokasi pengungsian korban kebakaran Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (8/6). Pramono mendapat banyak curhatan dari warga.
Salah satunya soal cuaca Jakarta yang begitu panas sehingga warga butuh kipas angin di tenda pengungsian. Selain itu, warga yang memiliki balita juga meminta bantuan berupa susu kepada Pramono.
-

Trump Kerahkan 2.000 Pasukan Garda Nasional Buat Atasi Demo Soal Imigrasi
Washington DC –
Aksi protes terhadap kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Los Angeles pecah. Trump pun mengerahkan 2.000 pasukan Garda Nasional untuk meredam demonstrasi ini.
Dilansir AFP, Minggu (8/6/2025), pasukan ini dikerahkan pada Sabtu (7/8). Gedung Putih menyebut ini sebagai langkah untuk meredakan “pelanggaran hukum,” setelah protes yang terkadang disertai kekerasan meletus atas penggerebekan penegakan hukum imigrasi.
Trump mengambil alih kendali federal atas militer negara bagian California untuk mendorong tentara ke kota terbesar kedua di negara itu. Tentara ini akan berhadapan dengan demonstran. Ini adalah langkah langka yang menurut Gubernur Gavin Newsom “sengaja menghasut.”
Perkembangan itu terjadi setelah dua hari konfrontasi. Agen federal sempat menembakkan granat kejut dan gas air mata ke arah kerumunan yang marah atas penangkapan puluhan migran di kota dengan populasi Latino yang besar.
Rekaman menunjukkan sebuah mobil dibakar di persimpangan jalan yang ramai. Sementara dalam video yang beredar di media sosial seorang pria berhelm sepeda motor terlihat melemparkan batu ke arah kendaraan federal yang melaju kencang.
Para pengunjuk rasa terlihat mengejek para petugas dan merekam mereka dengan ponsel mereka.
“Presiden Trump telah menandatangani Nota Presiden yang mengerahkan 2.000 Garda Nasional untuk mengatasi pelanggaran hukum yang dibiarkan terus berlanjut,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt Sabtu (7/6) malam, menyalahkan apa yang disebutnya sebagai pemimpin Demokrat California yang “tidak bertanggung jawab”.
“Pemerintahan Trump memiliki kebijakan toleransi nol terhadap tindak pidana dan kekerasan, terutama ketika kekerasan itu ditujukan kepada petugas penegak hukum yang berusaha melakukan tugas mereka.”
Garda Nasional–militer cadangan–sering digunakan dalam bencana alam, seperti setelah kebakaran di LA, dan jarang digunakan dalam kasus kerusuhan sipil. Garda Nasional dikerahkan di Los Angeles setelah pembunuhan George Floyd pada tahun 2020.
Newsom, yang sering menjadi lawan Trump dan musuh lama Partai Republik, menggunakan media sosial untuk mengecam perintah Gedung Putih itu. “Langkah itu sengaja dibuat untuk menghasut dan hanya akan meningkatkan ketegangan,” tulisnya di X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Tonton juga “Kian Panas, Trump Mau Cabut Kerja Sama dengan Perusahaan Elon Musk” di sini:
(rdp/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-

15.000 Ilmuwan Beri Peringatan soal Ancaman Kiamat Iklim
Bisnis.com, JAKARTA — Belasan ribu ilmuwan telah memperingatkan bencana alam dahsyat yang disebabkan perubahan iklim akan terjadi pada akhir abad ke-21. Tanda bahaya kiamat iklim di planet ini disebut telah muncul dan memicu bencana global.
Peringatan dari 15.000 ilmuwan dari 161 negara tentang kiamat iklim tersebut tertuang dalam jurnal BioScience yang telah dirilis sejak Oktober 2023 lalu dengan judul The 2023 state of the climate report: Entering uncharted territory.
Studi tersebut menunjukkan keresahan para ilmuwan akan perubahan iklim yang cepat dan makin mengepung bumi. Kondisi ini juga dinilai akan mendorong kehancuran ekologi bagi umat manusia.
“Selama beberapa dekade, para ilmuwan secara konsisten memperingatkan masa depan yang ditandai oleh kondisi iklim ekstrem karena meningkatnya suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang sedang berlangsung yang melepaskan gas rumah kaca berbahaya ke atmosfer. Sayangnya, waktu sudah habis,” tulis ilmuwan dalam makalah tersebut, dikutip dari Futurism, Minggu (8/6/2025).
Penulis utama dari penelitian pascadoktoral di Oregon State University (OSU) Christopher Wolf menegaskan keseriusan temuan dalam penelitian yang dilakukan , namun juga menyampaikan secercah harapan yang disertai dengan solusi mitigasi utama.
“Tanpa tindakan yang mengatasi akar masalah kemanusiaan mengambil lebih banyak dari Bumi daripada yang dapat diberikan dengan aman, kita sedang dalam perjalanan menuju potensi runtuhnya sistem alam dan sosial ekonomi dan dunia dengan panas yang tak tertahankan dan kekurangan makanan dan air tawar,” ujarnya.
Dalam studi itu, Wolf bersama 11 penulis lainnya mengungkapkan sejumlah data mencengangkan, menunjukkan bahwa pada tahun 2023, berbagai rekor iklim terpecahkan dengan margin yang sangat besar.
Mereka menyoroti musim kebakaran hutan yang luar biasa di Kanada sebagai contoh dan menyebutnya sebagai titik kritis ke dalam rezim kebakaran baru, yang dinilai sebagai ungkapan yang relatif optimis dalam tulisan ilmiah.
Di sisi lain, William Ripple, profesor kehutanan dari OSU yang juga terlibat dalam studi tersebut, menambahkan bahwa tahun ini memperlihatkan kekhawatiran lebih besar dan sangat disayangkan manusia belum menunjukkan banyak kemajuan untuk mengatasi permasalahan ini.
“Kami juga menemukan sedikit kemajuan untuk melaporkan sejauh umat manusia memerangi perubahan iklim,” kata Ripple dalam pernyataannya.
Seperti banyak ilmuwan lainnya sebelumnya, kedua belas penulis studi dan ribuan penandatangan makalah ini tidak hanya menyalahkan industri bahan bakar fosil yang menghasilkan polusi tinggi, tetapi juga menyoroti peran pemerintah yang memberikan subsidi kepada industri tersebut sebagai faktor utama dari krisis iklim yang terus memburuk.
Berdasarkan data dalam makalah tersebut, antara tahun 2021 dan 2022, subsidi untuk bahan bakar fosil hampir dua kali lipat, dari US$531 miliar menjadi lebih dari US$1 triliun, hanya di Amerika Serikat saja.
“Kita harus mengubah perspektif kita tentang keadaan darurat iklim dari sekadar masalah lingkungan yang terisolasi menjadi ancaman sistemik dan eksistensial,” tulis para penulis makalah
Menurut ribuan ilmuwan tersebut, beralih arau mengurangi penggunaan bahan bakar fosil menjadi langkah utama yang harus segera diambil untuk menghindari bencana lebih besar sebelum abad ke-21 berakhir.
-

Layanan Kesehatan Dikerahkan di Pengungsian Kebakaran Kapuk Muara
Foto Health
Rafida Fauzia – detikHealth
Minggu, 08 Jun 2025 10:00 WIB
Jakarta – Layanan kesehatan diberikan kepada ribuan pengungsi korban kebakaran di Kapuk Muara. Pemeriksaan difokuskan pada gejala infeksi dan gangguan pernapasan.