Kasus: Insiden penembakan

  • Siswa SMKN 4 Semarang Polisi Tewas Ditembak, 2 Siswa Lain Terluka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 November 2024

    Siswa SMKN 4 Semarang Polisi Tewas Ditembak, 2 Siswa Lain Terluka Regional 26 November 2024

    Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Ditembak Polisi, 2 Siswa Lain Terluka
    Tim Redaksi
     
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Insiden penembakan polisi di Semarang menewaskan seorang siswa SMKN 4 Semarang. Tak hanya itu, dua pelajar yang juga anggota paskibra lainnya dikabarkan terluka akibat terkena tembakan peluru.
    Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini mengatakan, tiga siswanya terkena tembakan. Di antaranya GR (17), A (17), dan S (16).
    GR yang meninggal telah dimakamkan di Sragen, dan dua siswa lainnya sempat mendapat perawatan medis.
    A mengalami luka di bagian dada dan telah mengikuti pra rekontruksi yang digelar Polrestabes Semarang di lokasi penembakan di Semarang Barat.
    “A itu infonya pelurunya di dada, entah nyerempet atau bagaimana, tapi ada luka. Sudah dijahit, kurang tahu dibawa ke RS mana,” kata Agus saat diwawancarai di kantornya, Selasa (26/11/2024).
    Sementara itu, S mengalami luka tembakan di bagian tangan.
    Menurut informasi dari keluarga, S telah dipulangkan dari rumah sakit. Namun masih mengalami trauma.
    “S pelurunya di tangan, infonya kalau dari keluarga sudah dikeluarkan dari RS Tugu, tapi keluarga masih nggak berkenan untuk didatangi,” lanjut dia.
    Pihak sekolah masih belum mengetahui duduk permasalahan secara detail lantaran keluarga ketiga korban belum bersedia memberikan keterangan.
    “Karena pihak keluarga belum berkenan ya sudah, kita bisanya menunggu info, setelah semua klir, tahu permasalahannya,” tutur Agus.
     
    Kemudian, teman sekelas S, berinisial ZA (16) hanya mendengar kabar bahwa korban A dirawat di rumah sakit karena terkena tembak. Dia juga membantah saat temannya itu disebut tergabung dalam gangster.
    Pasalnya, ketiga korban itu merupakan sosok yang baik dan tidak pernah melanggar aturan. Bahkan S dikenal teman sekolah sebagai anak soleh yang rajin mengaji. Sehingga dia meyakini S tidak mungkin terlibat tawuran, apalagi menjadi anggota gangster.
    “Dia anak rumahan, jarang ke mana-mana. Nggak pernah ngajak ke hal megatif, emang positif banget. Tahunya dia suka pengajian, biasanya di Instagram suka ngaji suka hadroh,” tandas dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cekcok di Jalan, Guru Madrasah di Jepara ditembak Pengemudi Mobil
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 November 2024

    Cekcok di Jalan, Guru Madrasah di Jepara ditembak Pengemudi Mobil Regional 26 November 2024

    Cekcok di Jalan, Guru Madrasah di Jepara ditembak Pengemudi Mobil
    Tim Redaksi
     
    JEPARA, KOMPAS.com
    – EHS (42), seorang Guru Madrasah ditembak pengendara mobil di jalan raya tak jauh dari rumahnya di Desa Buaran, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Senin (25/11/2024).
    Satreskrim Polres Jepara yang menerima laporan kemudian meringkus tersangka di rumahnya tanpa perlawanan.
    Kasat Reskrim Polres Jepara, AKP Yorisa Prabowo, mengatakan, tersangka berinisial MMR (30) tak lain merupakan tetangga korban di Desa Buaran. Kedua pria ini diketahui sudah saling mengenal.
    “Tersangka berhasil kami amankan pukul 20.00 WIB dan kooperatif digelandang untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Yorisa saat dihubungi melalui ponsel, Selasa (26/11/2024).
    Menurut Yorisa, insiden penembakan itu berlangsung pada pagi sekitar pukul 10.30 WIB. Saat itu korban yang mengendarai motor Honda Vario berpelat K 3009 EQ terlibat cekcok dengan pelaku yang mengemudikan mobil Toyota Camry bernopol K 41 AH.
    Korban yang tengah dalam perjalanan menjemput anaknya balik sekolah, nyaris tertabrak sedan berkelir hitam yang disupiri tersangka.
    Ketika itu mobil tersangka oleng ke kanan hingga berpapasan dengan motor korban yang melaju dari arah berlawanan.

    “Sehingga korban sempat berhenti dan menoleh ke arah pelaku, namun pelaku merasa tidak terima dan marah-marah kepada korban. Korban hanya diam kemudian melanjutkan perjalanan,” ujar Yorisa.
    Tak diduga, seketika itu tersangka justru memutar arah mengejar dan menyeruduk motor korban hingga terjatuh.
    Kurang puas, pelaku kemudian turun dari mobil dan memaki-maki korban hingga berujung menembak korban menggunakan pistol jenis airgun.
    “Setelah itu pelaku pergi begitu saja,” kata Yorisa.
    Korban yang menderita luka luar pada perutnya selanjutnya melakukan pemeriksaan medis sekaligus visum et repertum ke RS PKU Muhammadiyah Mayong.
    Merujuk pemeriksaan Satreskrim Polres Jepara, korban terkena dua tembakan dari jarak dekat pada perut bagian atas dan bawah.
    Peluru sejenis gotri dari pistol Airgun merek “colt defender series 90” itu tak sampai bersarang di tubuh korban. Senjata yang digunakan tersangka tak berizin resmi dan dibelinya secara online tiga tahun lalu.
    “Korban mengalami luka terbuka dan sudah diberikan pengobatan. Saat ini rawat jalan,” ungkap Yorisa.
    Atas perbuatannya tersangka dijerat pasal berlapis yakni Pasal 1 ayat 1 UU Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang penggunaan senjata api secara ilegal dan Pasal 351 ayat 2 KUHPidana tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
    “Untuk sementara motif penembakan dipicu cekcok di jalan. Pengakuan tersangka airgun buat jaga-jaga di jalan. Kami masih mendalami kasus ini,” pungkas Yorisa.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rentetan Kasus Polisi Tembak Polisi, dari Sambo hingga Kasus Solok Selatan

    Rentetan Kasus Polisi Tembak Polisi, dari Sambo hingga Kasus Solok Selatan

    Bisnis.com, JAKARTA — Seolah tidak pernah berhenti, kasus polisi tembak polisi terus terjadi. Motifnya berbagai macam mulai dari dendam, cemburu, hingga dugaan menjadi beking tambang.

    Aksi koboi AKP Dadang Iskandar yang tega menembak rekannya sesama polisi, AKP Ryanto Ulil Anshar di Solok Selatan, adalah contoh betapa gampangnya polisi menggunakan senjata untuk membunuh orang.

    Adapun kasus tersebut menyita perhatian masyarakat lantaran penembakan itu terjadi setelah Ryanto selaku Kasatreskrim Polres Solok Selatan menangkap rekanan Dadang.

    Rekan Dadang itu ditangkap lantaran terlibat dalam kasus pengerjaan galian tambang ilegal jenis c atau sirtu.

    Selain kasus di Solok Selatan, p juga merangkum sejumlah peristiwa yang melibatkan polisi tembak polisi mulai dari Ferdy Sambo hingga kasus anggota Densus 88 di Cikeas, Bogor.

    1. Ferdy Sambo

    Ferdy Sambo adalah terpidana kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J. Kasus ini menarik perhatian publik sepanjang tahun lalu.

    Kasus ini mencuat pada Juli 2022. Lokasi kejadiannya berada di rumah Ferdy Sambo, Jakarta Selatan. Awalnya, sosok Bharada Eliezer yang kini telah menghirup udara bebas, dipercaya sebagai pelakunya.

    Namun seiring berjalannya waktu, terungkap bahwa pelaku utama sekaligus otak pembunuhan Brigadir J adalah Ferdy Sambo. Sambo yang semula menyanggah ikut mengeksekusi Brigadir J, justru tutur menembak Brigadir J yang sedang sekarat.

    Hakim yang memvonis Ferdy Sambo yakni Wahyudi Imam Santosa menyatakan motif dalam kasus ini adalah sakit hati yang mendalam istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi kepada Brigadir Yosua.

    Singkatnya, Sambo kemudian divonis mati di pengadilan tingkat pertama. Kemudian, vonis itu diperkuat Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

    Hanya saja, hakim agung pada Mahkamah Agung (MA) menganulir vonis mati itu dengan hukuman penjara seumur hidup. Alhasil, pemecatan jenderal bintang dua itu lolos dari hukuman mati.

    2. Kasus Densus di Cikeas

    Kasus ini terjadi pada Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB. Peristiwa polisi tembak polisi ini melibatkan personel Densus 88 Bripda Ignatius Dwi Frisco dengan rekannya Bripda IM di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor.

    Kronologinya, tersangka IM dianggap telah lalai ketika mengeluarkan senjata api di dalam tasnya yang kemudian meletus hingga mengenai Bripda IDF.

    Letupan itu kemudian mengenai bagian bawah telinga hingga tengkuk belakang sebelah kiri. Kemudian, Bripda IM dipecat secara tidak terhormat pada sidang etik Polri pada Kamis (3/8/2023).

    Dalam sidang selama tiga jam setengah di ruang sidang Divpropam Polri mabes Polri dan menyatakan bahwa Bripda IM sudah melakukan tindakan tercela atas peristiwa penembakan itu.

    3. Kasus Solok Selatan

    Peristiwa polisi tembak polisi ini melibatkan Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar dengan korban Kasatreskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshar.

    Kronologinya, kasus ini terjadi pada Jumat (22/11) sekitar pukul 00.43 WIB, di halaman Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat.

    Awalnya, Ryanto selaku Kasat Reskrim telah menangkap pelaku pengerjaan tambang jenis secara ilegal C. Tak terima dengan penangkapan itu, Dadang kemudian menembak Ryanto.

    Korban kemudian tewas di tempat akibat dua luka tembakan di kepala. Sedangkan Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat (Sumbar).

    Belakangan, motif AKP Dadang menembak Ryanto lantaran dipicu penangkapan terhadap pelaku pengerjaan tambang secara ilegal. Usut punya usut, pelaku yang ditangkap Ryanto.

    4. Kasus Karnaen di Lampung

    Kasus ini melibatkan dua personel polisi di Lampung Tengah ini. Korban, Ipda Ahmad Karnaen, ditembak oleh Rudi Suryanto (RS) yang saat itu menjabat sebagai provost di Polsek Way Pengubuan.

    Peristiwa penembakan terjadi pada Minggu (4/9/2022) sekira jam 21.15 WIB di kediaman korban. Motifnya, Rudi memiliki motif dendam terhadap korban yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas.

    Adapun, Rudi telah divonis 12 tahun lantaran terbuka melanggar Pasal 338 KUHP oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Gunung Singgih pada Kamis (5/1/2023).

    5. Polisi Tembak Polisi di NTB

    Peristiwa ini terjadi pada Senin (25/10/2024). Insiden penembakan ini melibatkan Brigadir M Nasir (MN) dengan rekannya Brigadir Hairul Tamimi di salah satu rumah di BTN Griya Pesona Madani, Kabupaten Lombok Timur.

    Berdasarkan hasil olah TKP, Brigadir HT tewas pada pukul 11.20, sekitar empat jam setelah salah seorang saksi menemukan jenazahnya tergeletak dengan bersimbah darah.

    Briptu Hairul Tamimi selaku Staf Humas Polres Lombok Timur ditembak dua kali di bagian jantung hingga tewas oleh Bripka M. Nasir.

    Dari hasil autopsi di RS Bhayangkara Mataram, korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak yang bersarang di bagian dada sebelah kanan.

    Hasil tersebut turut dikuatkan dengan temuan di TKP, yakni dua selongsong peluru yang diduga berasal dari senapan serbu perorangan SS-V2 Sabhara.

    Aksi penembakan terhadap anggota Humas Polres Lombok Timur ini pun terungkap dari pengakuan pelaku. Motifnya, Brigadir MN diduga cemburu lantaran mengetahui korban berbalas pesan dengan istri pelaku.

    6. Kasus Brigadir Rangga

    Kasus ini melibatkan Brigadir Rangga Tianto Efendy yang menembak Bripka Rahmat di Ruangan SPK Polsek Cimanggis Depok pada Kamis (5/7/2019) pukul 20.50 WIB.

    Kejadiannya, bermula saat Bripka Rahmat menangkap seorang pelaku tawuran bernama FZ. Tidak lama berselang orang tua FZ yakni Z bersama Brigadir Rangga mendatangi Bripka Rahmat.

    Brigadir Rangga meminta agar F diizinkan untuk dibina sendiri oleh orang tuanya. Namun, Bripka Rahmat menolak.

    Berdasarkan laporan polisi, Bripka Rahmat menyebut proses kasus tersebut sedang berjalan dan Bripka Rahmat sendiri yang menjadi pelapor dengan barang bukti berupa celurit.

    Mendengar jawaban dengan nada tinggi, Brigadir Rangga naik pitam. Dia kemudian masuk ke ruang sebelah lalu kembali dengan membawa senjata api jenis HS 9. Pelaku kemudian menembakan senjata api ke arah Bripka Rahmat sebanyak 7 kali.

    Dari identifikasi polisi, timah panas itu mengenai sejumlah bagian tubuh Bripka Rahmat seperti bagian leher, dada, paha dan perut. Akibatnya, korban langsung tewas di tempat. Usut punya usut, diketahui bahwa Brigadir Rangga adalah paman FZ.

  • Fakta Polisi Diduga Tembak Siswa SMK di Semarang Hingga Tewas

    Fakta Polisi Diduga Tembak Siswa SMK di Semarang Hingga Tewas

    Bisnis.com, JAKARTA — Siswa SMK N 4 Semarang berinisial GOR tewas diduga ditembak polisi pada Minggu (24/11/2024). Polisi sempat menyebut GOR terlibat tawuran, namun muncul versi lain karena GOR meninggal setelah ditembak tepat di dada sebelah kirinya.

    Wakil Kepala SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, juga membenarkan informasi tentang meninggal dunia salah seorang siswanya itu. Menurut dia, kabar duka kematian GRO justru diperoleh dari teman-teman korban.

    “Kami dapat informasi dari teman-teman almarhum kemudian mengecek ke rumah tinggalnya,” katanya dilansir dari Antara, Selasa (26/11/2024).

    Saat tiba di rumah duka, kata dia, jenazah almarhum sudah diberangkatkan ke Sragen untuk dimakamkan. Selama menempuh pendidikan, lanjut dia, siswa Kelas XI tersebut tinggal bersama neneknya.

    Sementara penyebab kematian korban, Agus belum mengetahui secara detil karena belum bertemu dengan keluarganya.

    “Waktu kami datang melayat belum bertemu keluarganya, jadi belum bisa memastikan penyebab meninggalnya,” tambahnya.

    Informasi lain yang diterima pihak sekolah, menurut dia, terdapat dua siswa lain yang bersama almarhum saat kejadian.

    Kedua siswa SMKN 4 tersebut, lanjut dia, juga belum masuk sekolah dan belum bisa dimintai keterangan tentang peristiwa yang terjadi pada Minggu dinihari itu.

    “Kami masih menunggu informasi dari orang tua keduanya,” katanya

    Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Dwi Subagio di Semarang, Senin, membenarkan adanya peristiwa yang menewaskan siswa yang tinggal di Kembangarum, Kota Semarang itu.

    “Betul. Untuk (penanganan) kejadiannya di polrestabes,” katanya.

    Dwi belum bersedia menjelaskan lebih detil tentang peristiwa penembakan yang diduga terjadi pada Minggu (24/11) dinihari itu.

    Polisi Tembak Polisi 

    Sebelum kasus polisi diduga menembak siswa SMK hingga tewas terungkap, publik tengah menyoroti tindak tanduk aparat kepolisian yang menembak rekannya sendiri di Solok Selatan, Sumatra Barat.

    Aksi koboi AKP Dadang Iskandar yang tega menembak rekannya sesama polisi, AKP Ryanto Ulil Anshar menyita perhatian masyarakat lantaran penembakan itu terjadi setelah proses penangkapan rekanan Dadang.

    Rekanan Dadang itu ditangkap lantaran terlibat dalam kasus pengerjaan galian tambang ilegal jenis c atau sirtu.

    Selain kasus di Solok Selatan, p juga merangkum sejumlah peristiwa yang melibatkan polisi tembak polisi mulai dari Ferdy Sambo hingga kasus anggota Densus 88 di Cikeas, Bogor.

    Berikut sejumlah “jejak berdarah” di lingkungan Polri :
    1. Ferdy Sambo

    Ferdy Sambo adalah terpidana kasus pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J. Kasus ini menarik perhatian publik sepanjang tahun lalu.

    Kasus ini mencuat pada Juli 2022. Lokasi kejadiannya berada di rumah Ferdy Sambo, Jakarta Selatan. Awalnya, sosok Bharada Eliezer yang kini telah menghirup udara bebas, dipercaya sebagai pelakunya.

    Namun seiring berjalannya waktu, terungkap bahwa pelaku utama sekaligus otak pembunuhan Brigadir J adalah Ferdy Sambo. Sambo yang semula menyanggah ikut mengeksekusi Brigadir J, justru tutur menembak Brigadir J yang sedang sekarat.

    Hakim yang memvonis Ferdy Sambo yakni Wahyudi Imam Santosa menyatakan motif dalam kasus ini adalah sakit hati yang mendalam istri Ferdy Sambo Putri Candrawathi kepada Brigadir Yosua.

    Singkatnya, Sambo kemudian divonis mati di pengadilan tingkat pertama. Kemudian, vonis itu diperkuat Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

    Hanya saja, hakim agung pada Mahkamah Agung (MA) menganulir vonis mati itu dengan hukuman penjara seumur hidup. Alhasil, pemecatan jenderal bintang dua itu lolos dari hukuman mati.

    2. Kasus Densus di Cikeas

    Kasus ini terjadi pada Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB. Peristiwa polisi tembak polisi ini melibatkan personel Densus 88 Bripda Ignatius Dwi Frisco dengan rekannya Bripda IM di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor.

    Kronologinya, tersangka IM dianggap telah lalai ketika mengeluarkan senjata api di dalam tasnya yang kemudian meletus hingga mengenai Bripda IDF.

    Letupan itu kemudian mengenai bagian bawah telinga hingga tengkuk belakang sebelah kiri. Kemudian, Bripda IM dipecat secara tidak terhormat pada sidang etik Polri pada Kamis (3/8/2023).

    Dalam sidang selama tiga jam setengah di ruang sidang Divpropam Polri mabes Polri dan menyatakan bahwa Bripda IM sudah melakukan tindakan tercela atas peristiwa penembakan itu.

    3. Kasus Solok Selatan

    Peristiwa polisi tembak polisi ini melibatkan Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar dengan korban Kasatreskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshar.

    Kronologinya, kasus ini terjadi pada Jumat (22/11) sekitar pukul 00.43 WIB, di halaman Mapolres Solok Selatan, Sumatera Barat.

    Awalnya, Ryanto selaku Kasat Reskrim telah menangkap pelaku pengerjaan tambang jenis secara ilegal C. Tak terima dengan penangkapan itu, Dadang kemudian menembak Ryanto.

    Korban kemudian tewas di tempat akibat dua luka tembakan di kepala. Sedangkan Dadang langsung menyerahkan diri ke Polda Sumatera Barat (Sumbar).

    Belakangan, motif AKP Dadang menembak Ryanto lantaran dipicu penangkapan terhadap pelaku pengerjaan tambang secara ilegal. Usut punya usut, pelaku yang ditangkap Ryanto.

    4. Kasus Karnaen di Lampung

    Kasus ini melibatkan dua personel polisi di Lampung Tengah ini. Korban, Ipda Ahmad Karnaen, ditembak oleh Rudi Suryanto (RS) yang saat itu menjabat sebagai provost di Polsek Way Pengubuan.

    Peristiwa penembakan terjadi pada Minggu (4/9/2022) sekira jam 21.15 WIB di kediaman korban. Motifnya, Rudi memiliki motif dendam terhadap korban yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas.

    Adapun, Rudi telah divonis 12 tahun lantaran terbuka melanggar Pasal 338 KUHP oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Gunung Singgih pada Kamis (5/1/2023).

    5. Polisi Tembak Polisi di NTB

    Peristiwa ini terjadi pada Senin (25/10/2024). Insiden penembakan ini melibatkan Brigadir M Nasir (MN) dengan rekannya Brigadir Hairul Tamimi di salah satu rumah di BTN Griya Pesona Madani, Kabupaten Lombok Timur.

    Berdasarkan hasil olah TKP, Brigadir HT tewas pada pukul 11.20, sekitar empat jam setelah salah seorang saksi menemukan jenazahnya tergeletak dengan bersimbah darah.

    Briptu Hairul Tamimi selaku Staf Humas Polres Lombok Timur ditembak dua kali di bagian jantung hingga tewas oleh Bripka M. Nasir.

    Dari hasil autopsi di RS Bhayangkara Mataram, korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak yang bersarang di bagian dada sebelah kanan.

    Hasil tersebut turut dikuatkan dengan temuan di TKP, yakni dua selongsong peluru yang diduga berasal dari senapan serbu perorangan SS-V2 Sabhara.

    Aksi penembakan terhadap anggota Humas Polres Lombok Timur ini pun terungkap dari pengakuan pelaku. Motifnya, Brigadir MN diduga cemburu lantaran mengetahui korban berbalas pesan dengan istri pelaku.

    6. Kasus Brigadir Rangga

    Kasus ini melibatkan Brigadir Rangga Tianto Efendy yang menembak Bripka Rahmat di Ruangan SPK Polsek Cimanggis Depok pada Kamis (5/7/2019) pukul 20.50 WIB.

    Kejadiannya, bermula saat Bripka Rahmat menangkap seorang pelaku tawuran bernama FZ. Tidak lama berselang orang tua FZ yakni Z bersama Brigadir Rangga mendatangi Bripka Rahmat.

    Brigadir Rangga meminta agar F diizinkan untuk dibina sendiri oleh orang tuanya. Namun, Bripka Rahmat menolak.

    Berdasarkan laporan polisi, Bripka Rahmat menyebut proses kasus tersebut sedang berjalan dan Bripka Rahmat sendiri yang menjadi pelapor dengan barang bukti berupa celurit.

    Mendengar jawaban dengan nada tinggi, Brigadir Rangga naik pitam. Dia kemudian masuk ke ruang sebelah lalu kembali dengan membawa senjata api jenis HS 9. Pelaku kemudian menembakan senjata api ke arah Bripka Rahmat sebanyak 7 kali.

    Dari identifikasi polisi, timah panas itu mengenai sejumlah bagian tubuh Bripka Rahmat seperti bagian leher, dada, paha dan perut. Akibatnya, korban langsung tewas di tempat. Usut punya usut, diketahui bahwa Brigadir Rangga adalah paman FZ.

  • AKP Dadang Diperiksa Terkait Tambang Ilegal di Solok Selatan

    AKP Dadang Diperiksa Terkait Tambang Ilegal di Solok Selatan

    Jakarta: Kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan diduga berkaitan dengan keterlibatan tersangka penembakan AKP Dadang Kabag Ops Polres Solok Selatan dalam bisnis tambang galian C ilegal di Solok Selatan.

    Seperti yang telah diberitakan, insiden penembakan berawal dari tersangka AKP Dadang yang meminta bantuan kepada asat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar yang melakukan penindakan hukum terhadap pelaku tambang galian C ilegal.

    Permintaan AKP Dadang tidak direspons oleh AKP Ulil yang akhirnya penembakan yang membuat AKP Ulil meregang nyawa. 

    Polisi saat ini tengah mengusut peran AKP Dadang dalam bisnis tambang galian C ilegal di Solok Selatan serta juga mengusut pemilik tambang yang diduga dibekingi Dadang. 

    “Sedang kita dalami (pemilik tambang),” kata Dirreskrimum Polda Sumatra Barat (Sumbar) Kombes Andry Kurniawan kepada wartawan dikutip dari Media Indonesia.

    “Kembali terkait perannya (AKP Dadang) dalam tambang akan kita dalami,” lanjut Andry. 
     

     

    AKP Ulil dimakamkan di Makassar

    AKP Ulil yang tewas ditembak telah dimakamkan di Taman Makam Bahagia, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ulil mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa anumerta dari AKP menjadi Kompol. 

    Sementara itu, AKP Dadang Iskandar ditetapkan tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati. Dia juga terancam sanksi etik dengan putusan pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) atau dipecat dari Korps Bhayangkara.

    Jakarta: Kasus polisi tembak polisi di Solok Selatan diduga berkaitan dengan keterlibatan tersangka penembakan AKP Dadang Kabag Ops Polres Solok Selatan dalam bisnis tambang galian C ilegal di Solok Selatan.
     
    Seperti yang telah diberitakan, insiden penembakan berawal dari tersangka AKP Dadang yang meminta bantuan kepada asat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar yang melakukan penindakan hukum terhadap pelaku tambang galian C ilegal.
     
    Permintaan AKP Dadang tidak direspons oleh AKP Ulil yang akhirnya penembakan yang membuat AKP Ulil meregang nyawa. 
    Polisi saat ini tengah mengusut peran AKP Dadang dalam bisnis tambang galian C ilegal di Solok Selatan serta juga mengusut pemilik tambang yang diduga dibekingi Dadang. 
     
    “Sedang kita dalami (pemilik tambang),” kata Dirreskrimum Polda Sumatra Barat (Sumbar) Kombes Andry Kurniawan kepada wartawan dikutip dari Media Indonesia.
     
    “Kembali terkait perannya (AKP Dadang) dalam tambang akan kita dalami,” lanjut Andry. 
     

     

    AKP Ulil dimakamkan di Makassar

    AKP Ulil yang tewas ditembak telah dimakamkan di Taman Makam Bahagia, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ulil mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa anumerta dari AKP menjadi Kompol. 
     
    Sementara itu, AKP Dadang Iskandar ditetapkan tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati. Dia juga terancam sanksi etik dengan putusan pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) atau dipecat dari Korps Bhayangkara.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Akibat Luka Tembak

    Siswa SMKN 4 Semarang Tewas Akibat Luka Tembak

     

    Liputan6.com, Semarang – Insiden penembakan mengakibatkan seorang siswa SMKN 4 Kota Semarang meninggal dunia. Korban berinisial GRO, dilaporkan meninggal dunia akibat luka tembak senjata api. Kabar tersebut dibenarkan Direskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio di Semarang, Senin (26/11/2024).

    “Betul. Untuk (penanganan) kejadiannya di polrestabes,” katanya.

    Dwi belum bersedia menjelaskan lebih detil tentang peristiwa penembakan yang diduga terjadi pada Minggu (24/11/2024) dini hari itu.

    Sementara Wakil Kepala SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini, juga membenarkan informasi tentang meninggal dunia salah seorang siswanya itu

    Menurut dia, kabar duka kematian GRO justru diperoleh dari teman-teman korban.

    “Kami dapat informasi dari teman-teman almarhum kemudian mengecek ke rumah tinggalnya,” katanya.

    Saat tiba di rumah duka, kata dia, jenazah almarhum sudah diberangkatkan ke Sragen untuk dimakamkan.

    Selama menempuh pendidikan, lanjut dia, siswa Kelas XI tersebut tinggal bersama neneknya.

    Sementara penyebab kematian korban, Agus belum mengetahui secara detil karena belum bertemu dengan keluarganya.

    “Waktu kami datang melayat belum bertemu keluarganya, jadi belum bisa memastikan penyebab meninggalnya,” tambahnya.

    Informasi lain yang diterima pihak sekolah, menurut dia, terdapat dua siswa lain yang bersama almarhum saat kejadian.

    Kedua siswa SMKN 4 tersebut, lanjut dia, juga belum masuk sekolah dan belum bisa dimintai keterangan tentang peristiwa yang terjadi pada Minggu dinihari itu.

    “Kami masih menunggu informasi dari orang tua keduanya,” katanya.

  • Kesaksian Satpam Soal Insiden Siswa di Semarang Ditembak Polisi, Alasan Tawuran Gangster: Tidak Ada

    Kesaksian Satpam Soal Insiden Siswa di Semarang Ditembak Polisi, Alasan Tawuran Gangster: Tidak Ada

    TRIBUNJATIM.COM – Keterangan satpam perumahan soal Siswa di Semarang Tewas Ditembak Polisi berbeda dengan klaim dari polisi.

    Kabarnya penembakan tersebut karena adanya tawuran gangster.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar membenarkan bahwa seorang anggota polisi terlibat dalam insiden penembakan terhadap seorang pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (16).

    Korban diketahui tertembak di bagian pinggul, namun kepolisian masih menunggu hasil visum untuk memastikan rincian kasus tersebut.

    “Kami sedang menunggu hasil visum dari rumah sakit. Tampaknya memang ada luka tembak,” ujar Irwan saat ditemui di Mapolrestabes Semarang pada Senin (25/11/2024) malam.

    Irwan menyatakan bahwa korban diduga merupakan anggota kelompok gangster “Pojok Tanggul” yang terlibat bentrokan dengan gangster “Seroja.”

    Tawuran itu terjadi di depan kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, pada Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.

    Menurut Irwan, saat tawuran berlangsung, seorang anggota penyidik Polrestabes Semarang kebetulan melintas saat hendak pulang ke rumah.

    Anggota polisi tersebut mencoba melerai bentrokan namun justru mendapatkan serangan.

    “Saat anggota melintas, melihat dua kelompok tawuran, ia mencoba melerai. Namun, anggota itu malah diserang hingga akhirnya mengambil tindakan tegas,” terang Irwan.

    Kapolrestabes menyatakan bahwa anggota polisi yang terlibat penembakan telah diamankan oleh Pengamanan Internal (Paminal) Propam untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Anggota tersebut sudah diamankan. Perannya dalam insiden ini sedang diperiksa oleh Paminal,” jelasnya.

    Korban sendiri sempat dilarikan ke RSUP Kariadi Semarang.

    Pelajar SMK Semarang, GRO (16), meninggal akibat luka tembak. (Istimewa via Tribun Jateng)

    Uniknya, pihak yang membawa korban ke rumah sakit ternyata adalah lawan tawurannya dan anggota polisi yang terlibat.

    “Identitas korban baru diketahui sekitar pukul 10 pagi. Hal ini karena yang membawanya ke rumah sakit adalah lawan tawurannya,” tambah Irwan.

    Namun, klaim polisi soal lokasi tawuran di Perumahan Paramount dibantah oleh salah satu satpam di kawasan tersebut.

    “Tidak ada tawuran di sini. Rekan saya yang bertugas malam juga memastikan tidak ada kejadian seperti itu. Kalau ada tawuran, kami pasti tahu dan melapor ke atasan,” ujar satpam yang enggan disebutkan namanya.

    Pihak sekolah juga membantah dugaan bahwa korban merupakan anggota gangster.

    Staf kesiswaan SMKN 4 Semarang, Nanang Agus B, menyatakan bahwa korban dikenal sebagai siswa berprestasi.

    “Kalau korban tergabung dalam gangster, kami tidak tahu. Tapi dari rekam jejaknya, dia itu anak yang baik dan berprestasi. Jadi, kesimpulan kami, kecil kemungkinan dia terlibat gangster,” terangnya.

    Kesaksian Satpam

    Klaim polisi bahwa kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, menjadi lokasi tawuran antara gangster Pojok Tanggul dan Seroja bertolak belakang dengan keterangan satpam perumahan.

    “Teman saya yang jaga malam memastikan tidak ada tawuran. Kalau ada tawuran kami pasti tahu dan buat laporan (ke atasan),” ujar seorang satpam yang enggan disebutkan identitasnya, Senin (25/11/2024).

    Kasus ini mencuat setelah pelajar SMK N 4 berinisial GRO (16) tertembak di bagian pinggul oleh seorang anggota polisi pada Minggu (24/11/2024) dini hari.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyebutkan anggota polisi yang melintas mencoba melerai tawuran, tetapi malah diserang sehingga mengambil tindakan tegas dengan menembak korban.

    “Anggota polisi melakukan upaya melerai, polisi diserang hingga dilakukan tindakan tegas,” kata Irwan di Mapolrestabes Semarang.

    Namun, pihak sekolah korban juga meragukan tuduhan polisi yang menyebut korban sebagai anggota gangster.

    “Rekam jejak korban baik dan berprestasi. Jadi dihubungkan ke gangster, kesimpulan kami ya tidak,” ujar Nanang Agus B, staf kesiswaan SMK N 4 Semarang.

    Korban sempat dibawa ke RSUP Kariadi oleh anggota polisi dan lawan tawurannya.Hingga saat ini, hasil visum dan pemeriksaan Paminal Propam terhadap anggota yang terlibat masih ditunggu untuk mengungkap kebenaran.

    “Peran anggota ini masih dilakukan (pemeriksaan oleh) Paminal,” kata Irwan.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • BREAKING NEWS: Polisi Akui Tembak Mati Pelajar di Semarang, Alasan Tawuran Gangster

    BREAKING NEWS: Polisi Akui Tembak Mati Pelajar di Semarang, Alasan Tawuran Gangster

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar membenarkan bahwa seorang anggota polisi terlibat dalam insiden penembakan terhadap seorang pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (16).

    Korban diketahui tertembak di bagian pinggul, namun kepolisian masih menunggu hasil visum untuk memastikan rincian kasus tersebut.

    “Kami sedang menunggu hasil visum dari rumah sakit. Tampaknya memang ada luka tembak,” ujar Irwan saat ditemui di Mapolrestabes Semarang pada Senin (25/11/2024) malam.

    lihat foto
    Poster ucapakan duka dari teman-teman paskibra korban.

    Irwan menyatakan bahwa korban diduga merupakan anggota kelompok gangster “Pojok Tanggul” yang terlibat bentrokan dengan gangster “Seroja.”

    Tawuran itu terjadi di depan kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, pada Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.

    Menurut Irwan, saat tawuran berlangsung, seorang anggota penyidik Polrestabes Semarang kebetulan melintas saat hendak pulang ke rumah.

    Anggota polisi tersebut mencoba melerai bentrokan namun justru mendapatkan serangan.

    “Saat anggota melintas, melihat dua kelompok tawuran, ia mencoba melerai. Namun, anggota itu malah diserang hingga akhirnya mengambil tindakan tegas,” terang Irwan.

    Kapolrestabes menyatakan bahwa anggota polisi yang terlibat penembakan telah diamankan oleh Pengamanan Internal (Paminal) Propam untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Anggota tersebut sudah diamankan. Perannya dalam insiden ini sedang diperiksa oleh Paminal,” jelasnya.

    Korban sendiri sempat dilarikan ke RSUP Kariadi Semarang.

    Uniknya, pihak yang membawa korban ke rumah sakit ternyata adalah lawan tawurannya dan anggota polisi yang terlibat.

    “Identitas korban baru diketahui sekitar pukul 10 pagi. Hal ini karena yang membawanya ke rumah sakit adalah lawan tawurannya,” tambah Irwan.

    Namun, klaim polisi soal lokasi tawuran di Perumahan Paramount dibantah oleh salah satu satpam di kawasan tersebut.

    “Tidak ada tawuran di sini. Rekan saya yang bertugas malam juga memastikan tidak ada kejadian seperti itu. Kalau ada tawuran, kami pasti tahu dan melapor ke atasan,” ujar satpam yang enggan disebutkan namanya.

    Pihak sekolah juga membantah dugaan bahwa korban merupakan anggota gangster.

    Staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B, menyatakan bahwa korban dikenal sebagai siswa berprestasi.

    “Kalau korban tergabung dalam gangster, kami tidak tahu. Tapi dari rekam jejaknya, dia itu anak yang baik dan berprestasi. Jadi, kesimpulan kami, kecil kemungkinan dia terlibat gangster,” terangnya.

  • Penelusuran Lokasi Dugaan Polisi Tembak Pelajar SMK Negeri 4 Semarang, Nihil Saksi Mata

    Penelusuran Lokasi Dugaan Polisi Tembak Pelajar SMK Negeri 4 Semarang, Nihil Saksi Mata

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kasus meninggalnya Gamma Rizkynata Oktafandy (16), pelajar SMK Negeri 4 Semarang yang diduga menjadi korban penembakan, masih menyisakan tanda tanya.

    Tribun Jateng menelusuri beberapa lokasi yang disebutkan dalam laporan viral di media sosial sebagai tempat kejadian.

    Penelusuran dilakukan di wilayah Semarang Barat, mulai dari kawasan Sam Poo Kong hingga Perumahan Paramount. 

    lihat foto
    Poster ucapakan duka dari teman-teman paskibra korban.

    Lokasi ini sempat disebut-sebut sebagai area yang diduga menjadi tempat terjadinya insiden penembakan pada Minggu (24/11/2024) dini hari.

    Sejumlah saksi yang berada di lokasi saat kejadian mencoba dimintai keterangan.

    Namun, mereka mengaku tidak mengetahui adanya keributan atau suara tembakan.

    Tribun juga mendatangi pekerja di pabrik sekitar kawasan tersebut.

    Hasilnya serupa, mereka tidak mendengar adanya hal mencurigakan pada malam kejadian.

    Begitu pula dengan petugas wisata di area Sam Poo Kong, yang menyebut suasana pada waktu itu berjalan normal tanpa ada gangguan.

    Lokasi kejadian ini masih belum dapat dipastikan, mengingat informasi awal yang beredar di media sosial belum diverifikasi oleh pihak berwenang.

    Hingga kini, Polrestabes Semarang dan Polda Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap fakta sebenarnya.

    Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Dwi Subagio, juga belum memberikan detail lokasi insiden.

    “Betul, untuk kejadiannya sudah ditangani Polrestabes,” katanya saat dihubungi pada Senin (25/11/2024).

    Hingga kini, pihak kepolisian terus mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan dari saksi-saksi yang terkait dengan kasus ini.

    Tribun Jateng mencoba mendapatkan klarifikasi dari Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, namun ia mengatakan bahwa informasi lebih lanjut masih menunggu perkembangan penyelidikan.

    Kasus ini menjadi sorotan publik setelah viral di media sosial.

    Unggahan akun Facebook bernama Kyai Mbeler memaparkan bahwa korban diduga menjadi sasaran tembakan oleh oknum polisi.

    Informasi ini memicu spekulasi di masyarakat, yang berharap pihak kepolisian segera memberikan penjelasan resmi.

    Dengan minimnya saksi yang mengetahui kejadian tersebut, lokasi penembakan masih menjadi teka-teki.

    Aparat diminta untuk bekerja cepat mengungkap kronologi agar keadilan dapat ditegakkan bagi korban dan keluarganya.

  • 8
                    
                        Penampakan Tambang Ilegal Penyebab Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
                        Regional

    8 Penampakan Tambang Ilegal Penyebab Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Regional

    Penampakan Tambang Ilegal Penyebab Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Polisi mengamankan lokasi tambang ilegal
    galian C
    di
    Solok Selatan
    , Sumatera Barat, dengan memasang garis polisi pada Senin (25/11/2024).
    Lokasi tersebut diduga menjadi penyebab terjadinya penembakan antara anggota Polri di daerah tersebut.
    Galian C
    yang dimaksud terletak di Aliran Sungai Batang Bangko, Jorong Bangko, Nagari Bomas, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan.
    “Kita tidak menolerir segala bentuk aktivitas ilegal di wilayah ini, dan berkomitmen untuk memberantas hingga tuntas,” ungkap Kasi Humas Polres Solok Selatan, Iptu Tri Sukra Martin, pada hari yang sama.
    Iptu Tri juga menyebutkan bahwa saat personel
    kepolisian
    memasang garis polisi, tidak terlihat seorang pun pekerja di lokasi tambang galian C tersebut.
    Sebelumnya, pada Jumat (22/11/2024) dini hari, terjadi insiden penembakan di mana Kabag Ops Polres Solok Selatan, AKD Dadang Iskandar, menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshar, di parkiran belakang Mapolres Solok Selatan.
    AKP Ulil Ryanto mengalami dua luka tembak di pelipis dan pipi sebelah kanan akibat tembakan yang dilakukan dalam jarak dekat.
    Setelah mendengar suara tembakan, anggota Polres Solok Selatan segera mendatangi lokasi dan menemukan AKP Ulil Ryanto sudah terkapar.
    Ia kemudian dibawa ke Puskesmas terdekat sebelum dirujuk ke RS Bhayangkara di Padang.
    Sayangnya, diperkirakan AKP Ulil Ryanto meninggal dalam perjalanan menuju puskesmas.
    Setelah insiden tersebut,
    AKP Dadang Iskandar
    menyerahkan diri ke Polda Sumbar menggunakan mobil dinasnya.
    Penembakan ini menambah catatan kelam di institusi kepolisian dan menimbulkan sorotan mengenai keamanan serta aktivitas ilegal di wilayah tersebut.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.