Walkot Jakut Sebut Rusun Samping JIS untuk Warga Kampung Bayam Sekelas Apartemen
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wali Kota
Jakarta
Utara,
Hendra Hidayat
, menyebut
rumah susun
(rusun) samping
Jakarta International Stadium
(JIS) untuk warga
Kampung Susun Bayam
(KSB), sudah sekelas apartemen.
“Ini sebetulnya sudah sekelas apartemen ini,” ucap Hendra saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Kamis (31/7/2025).
Bahkan, kata Hendra, warga bisa menambah ruangan di unitnya masing-masing.
Sebab, setiap unit di rusun ini dibangun dengan tipe mezzanine yang di atasnya terdapat lahan kosong sesuai keinginan warga KSB.
“Bahkan, yang tadi kita lihat di tempatnya Bu Shierly itu ruangan yang sifatnya bisa tumbuh ya, karena konsepnya ada di atasnya gitu,” tutur Hendra.
Menurut Hendra, area atas yang kosong bisa digunakan warga untuk menyimpan barang-barang.
“Makanya tadi kalau kita lihat di bagian atasnya itu dibikin kosong, kalau memang warga ingin menyimpan barangnya bisa di atas atau ingin menambah kamar pun bisa dengan sekat-sekat,” ucap Hendra.
Bagi Hendra, fasilitas di rusun ini sudah sangat layak untuk warga KSB.
Di sisi lain, warga KSB juga akan disediakan pekerjaan oleh pihak Jakpro sebagai pengelola rusun.
Rusun yang akan ditempati terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar mandi dengan shower, balkon, dan dapur mini yang dilengkapi wastafel.
Untuk diketahui, polemik ini bermula dari penggusuran Kampung Bayam untuk pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) pada tahun 2019.
Wilayah tersebut diklaim secara historis merupakan milik pemerintah.
Anies Baswedan yang saat itu menjabat sebagai gubernur Jakarta bersama PT JakPro berjanji akan membangunkan rumah susun di samping JIS untuk warga Kampung Susun Bayam.
Namun, usai JIS dan rumah susun itu selesai dibangun, warga belum bisa menempati hingga enam tahun lamanya.
Oleh sebab itu, warga berusaha memperjuangkan haknya untuk bisa tinggal di rusun.
Hal ini membuat kedua belah pihak hingga memerlukan mediasi bersama dengan Pemprov DKI Jakarta dan Komnas HAM.
Hasil dari mediasi itu adalah eks warga KSB sepakat berdamai dan bersedia menunggu keputusan JakPro selanjutnya terkait rencana pembangunan rumah susun baru di Jalan Yos Sudarso.
Sambil menunggu proses pembangunan rusun itu, eks warga KSB tinggal di hunian sementara yang berada di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara.
Warga juga meminta agar diberikan kehidupan yang layak selama harus tinggal di huntara.
Di tengah polemik yang belum terselesaikan,
Pramono Anung
yang saat itu mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta berjanji akan menyelesaikan permasalahan antara JakPro dan eks warga Kampung Bayam.
Ia pun berjanji akan kembali mengizinkan eks warga Kampung Bayam menempati rusun samping JIS jika terpilih menjadi gubernur.
Janji itu pun ditepati oleh Pramono usai resmi menjabat sebagai Gubernur Jakarta.
Secara simbolis Pramono dan wakilnya Rano Karno menyerahkan kunci rusun kepada eks warga Kampung Bayam, Kamis (13/3/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: HAM
-
/data/photo/2025/07/31/688b1aad60321.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Walkot Jakut Sebut Rusun Samping JIS untuk Warga Kampung Bayam Sekelas Apartemen Megapolitan 31 Juli 2025
-

Pernyataan Kemlu usai Polisi Rilis Pemicu Kematian Diplomat Arya Daru
Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menghormati penyelidikan wafatnya salah satu stafnya, ADP, yang diumumkan oleh Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025).
Dalam keterangan yang dirilis melalui laman resmi Kemlu, kementerian menyampaikan apresiasi atas upaya tim penyelidik dan para ahli yang terlibat dalam proses investigasi.
Kemlu menegaskan bahwa sejak awal proses penyelidikan, pihaknya aktif menjalin komunikasi dengan keluarga almarhum, aparat kepolisian, dan berbagai pihak terkait, termasuk Komnas HAM. Kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka mendorong pengungkapan kasus secara menyeluruh dan transparan.
“Kemlu memberikan dukungan penuh serta akses terhadap seluruh informasi dan berbagai hal terkait lainnya kepada keluarga, penyelidik, dan para ahli,” tulis Kemlu dalam pernyataan resminya, Kamis (31/7/2025).
Selain memfasilitasi proses hukum, Kemlu juga memberikan pendampingan emosional kepada keluarga almarhum. Menteri Luar Negeri Sugiono bahkan telah mengunjungi rumah duka di Yogyakarta untuk menyampaikan langsung belasungkawa dan memberikan dukungan moril kepada istri dan dua anak almarhum.
Kemlu turut menyediakan layanan konseling psikologis bagi keluarga yang ditinggalkan, sebagai bagian dari komitmen untuk terus mendampingi mereka dalam masa sulit ini.
“Kepergian Almarhum ADP meninggalkan duka mendalam bagi Kemlu. Ia dikenal sebagai pribadi ramah, pekerja yang berdedikasi, serta sosok senior yang mengayomi,” tulis pernyataan tersebut.
Di tengah suasana duka, Kemlu juga menyampaikan penghargaan atas atensi dan dukungan dari masyarakat serta berbagai pihak yang turut membantu dan menunjukkan empati terhadap keluarga dan rekan kerja almarhum.
Sebagai institusi, Kemlu menyatakan komitmennya untuk terus menyediakan layanan konseling psikologi dan psikiatri secara internal bagi staf dan keluarga besar Kemlu, khususnya yang terdampak langsung oleh penugasan kedinasan maupun tekanan pekerjaan.
“Kemlu akan terus mendampingi keluarga besar almarhum dalam proses pengungkapan kasus ini secara empatik, terbuka, dan objektif,” tutup pernyataan itu.
-

Diplomat Arya Daru Alami Burnout, Kemlu Sebut Berikan Layanan Konseling ke Seluruh Staf
JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan telah memberikan layanan konseling psikologi dan psikiatri kepada seluruh staf maupun keluarganya jika terdampak dari aktivitas dan penugasan kedinasan.
Ini ditujukan untuk merespons hasil penyelidikan mengenai Arya Daru Pangayunan yang mengalami burnout sebelum ditemukan tewas.
“Kemlu juga selama ini memberikan berbagai dukungan kepada seluruh staff dan keluarga Kemlu yang membutuhkan, termasuk layanan konseling psikologi dan psikiatri. Layanan in-house ini telah disediakan Kemlu untuk membantu staf Kemlu dan keluarganya apabila terdampak dari aktivitas dan penugasan kedinasan,” bunyi keterangan resmi Kemlu dikutip Rabu, 30 Juli.
Selain itu, Kemlu juga mengapresiasi upaya Polda Metro Jaya dan para ahli dalam pengungkapan penyebab kematian Arya Daru Pangayunan. Pun, menghargai atensi serta berbagai masukan yang telah disampaikan oleh semua pihak.
Sejak awal, Kemlu mendukung penuh dan membuka akses terhadap seluruh informasi dan berbagai hal terkait lain kepada keluarga, penyelidik, dan para ahli, termasuk Komnas HAM dalam proses pengumpulan seluruh keterangan dan alat bukti yang diperlukan.
“Kemlu telah bekerja sama dan berkomunikasi dengan keluarga, penyelidik polisi, maupun pihak terkait lainnya untuk mengungkap kasus ini secara terang-benderang,” sebutnya.
Kemlu disebut akan selalu berada di sisi istri dan dua anak dari Arya Daru Pangayunan berserta keluarga besarnya dalam menghadapi masa-masa sulit. Layanan konseling psikologi bagi keluarga juga akan diberikan.
“Bapak Menlu RI telah mengunjungi rumah duka di Yogyakarta untuk memberikan belasungkawa dan dukungan moril,” tulisnya.
Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di dalam indekost ‘Gues House Gondia’ kamar 105, Jalan Gondangdia Kecil, No 22, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, Selasa, 8 Juli.
Saat ditemukan, jasad Arya Daru Pangayunan dalam kondisi wajah tertutup plastik dan dililit lakban berwarna kuning.
Berdasarkan hasil pendalaman dari pemeriksaan DNA dan lain sebagainya, polisi menyimpulkan tak ada keterlibatan pihak lain di rangkaian tewasnya Arya Daru Pangayunan. Selain itu, merujuk fakta-fakta yang didapat dari hasil penyelidikan yang melibatkan para ahli forensik, tidak ditemukannya unsur pidana.
Sejauh ini, penyebab kematian dari Arya Daru Pangayunan karena terjadinya gangguan pertukaran oksigen pada saluran pernafasan. Sehingga, menyebabkan mati lemas.
“Maka, sebab kematian korban adalah akibat gangguan pertukaran oksigen pada saluran pernafasan atas yang menyebabkan mati lemas,” kata Wira.
Selain itu, Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) menyebut Daru Pangayunan mengalami burnout sebelum kematiannya. Burnout merujuk pada kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan oleh stres berkepanjangan.
-

Puan sebut Kongres PDIP dibahas usai bimtek
Denpasar (ANTARA) – Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengatakan Kongres PDI Perjuangan baru akan dibahas usai bimbingan teknis fraksi dewan oleh Kementerian Dalam Negeri.
Hal ini disampaikan Puan di Denpasar, Rabu, menyikapi kabar soal bimtek yang akan dilanjutkan dengan kongres partai di Bali.
“Insyaallah bimtek akan ditutup nanti malam, (kongres) belum tahu lihat nanti, lihat arahan selanjutnya dari ketua partai,” kata dia.
“Tapi secepatnya Insyaallah, (tetap di bulan Agustus) Insyaallah, nanti setelah bimtek kita baru akan menentukan tanggalnya,” sambung Puan Maharani.
Saat disinggung perihal potensi kongres dilakukan di Pulau Dewata, putri Megawati Soekarnoputri itu membuka peluang tersebut, namun tidak memberi kepastian soal waktu penyelenggaraan.
Saat ini ia mengatakan ribuan kader PDI Perjuangan berkumpul untuk mengikuti bimbingan teknis yang umum dilakukan fraksi-fraksi di DPR RI dan DPRD.
Tujuan bimtek ini untuk menyatukan soliditas partai dan berbagi pemahaman mengenai program dan tugas di legislatif seperti pengawasan terhadap program pemerintah agar hasilnya bisa dinikmati masyarakat.
“Ya bagaimana soliditas partai di internal bisa tetap terjaga dan mengawasi anggaran dari program pemerintah, nantinya memang tetap untuk seluruh rakyat Indonesia,” ujar Puan Maharani.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Hukum dan HAM Yasonna Laoly membenarkan bahwa belum mengetahui rencana kongres.
Namun, ia memastikan kehadiran Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Bali, dengan agenda bimtek sore nanti.
“Kita lihat aja tunggu saja, wait and see saja tunggu sore katanya untuk pengarahan bimtek,” ucap Yasonna.
Mantan Menteri Hukum dan HAM itu enggan membahas kongres lebih jauh dan mengatakan saat ini mereka fokus dengan bimtek.
“Mana saya tahu kan ini bimtek, yang pertama sekarang kita kerjakan bimtek menguatkan DPRD termasuk DPR RI itu yang penting,” kata dia.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Chaos Demo Harga BBM, Penjarahan Massal Pecah-Korban Jiwa Berjatuhan
Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia – Angola kembali diguncang kerusuhan besar pada Selasa (29/7/2025), ketika demonstrasi nasional yang dipicu kenaikan harga bahan bakar berubah menjadi kekacauan. Ibu kota Luanda memasuki hari kedua penjarahan massal, setelah sedikitnya empat orang tewas dan ratusan lainnya ditangkap dalam bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan.
Suasana di Luanda masih lumpuh total. Angkutan umum berhenti beroperasi dan sebagian besar toko tutup pascaaksi brutal pada Senin yang menandai dimulainya mogok nasional para sopir taksi.
Pemogokan itu memprotes kenaikan harga bahan bakar bersubsidi dari 300 menjadi 400 kwanza per liter (sekitar Rp5.300 ke Rp7.100) per 1 Juli lalu, sebuah kebijakan yang memantik kemarahan publik di negara penghasil minyak terbesar kedua di Afrika tersebut.
Di tengah tekanan ekonomi yang sudah menjerat rakyat Angola selama bertahun-tahun, ledakan sosial ini menandai akumulasi dari ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah Presiden Joao Lourenco.
“Kami lelah… mereka harus mengumumkan sesuatu agar keadaan berubah… agar kami bisa hidup dalam kondisi yang lebih baik,” kata seorang demonstran kepada saluran lokal TV Nzinga, sebagaimana dikutip AFP.
Seorang perempuan lain, dalam siaran yang sama, melontarkan seruan emosional kepada Presiden Lourenco. “Mengapa Anda membuat kami menderita seperti ini? Bagaimana kami akan memberi makan anak-anak kami? Harga-harga harus turun!”
Kerusuhan Menyebar, Suara Tembakan dan Penjarahan Massal
AFP melaporkan suara tembakan terdengar di kawasan Cazenga, Luanda, di mana massa terlihat menjarah makanan dan barang kebutuhan lain dari toko-toko. Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan bentrokan keras di wilayah Rocha Pinto dekat bandara, dan jalanan di daerah Prenda yang diblokade dengan tong sampah yang dibakar.
Kepolisian Angola mengakui adanya “beberapa insiden kekacauan yang terisolasi” pada Selasa pagi, namun menyatakan telah dan akan terus melakukan penindakan.
“Saat ini kami melaporkan empat korban tewas,” kata Wakil Komisaris Polisi Mateus Rodrigues dalam konferensi pers, meski ia tidak menjelaskan secara rinci penyebab kematian tersebut.
Rodrigues menyebut sebanyak 400 orang ditangkap semalam karena diduga terlibat dalam kerusuhan, menyusul penangkapan 100 orang lainnya pada Senin.
“Sekitar 45 toko dirusak, 25 kendaraan pribadi dan 20 bus umum rusak parah. Sejumlah bank juga jadi sasaran,” tambahnya.
“Kami terus menegaskan bahwa pasukan kami berada di jalanan, dilengkapi dengan sumber daya yang diperlukan sesuai tingkat ancaman, merespons di tempat yang telah pulih untuk menjaga ketertiban, dan melakukan intervensi di tempat yang masih bergejolak demi memulihkan ketertiban dan kedamaian publik,” tegas Rodrigues.
Kekerasan Meluas ke DaerahAksi protes yang dipicu oleh pemogokan sopir taksi itu berlangsung semakin liar dan menyebar ke luar Luanda. Seorang jurnalis di kota Huambo, sekitar 600 km dari ibu kota, melaporkan aksi penjarahan dan kerusuhan serupa juga terjadi di wilayah tersebut.
Warga terlihat membawa kabur barang hasil jarahan dari toko-toko, sementara video di media sosial menampilkan kerumunan besar demonstran yang bentrok dengan polisi yang menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa.
Meskipun menjadi titik awal pemogokan, Asosiasi Sopir Taksi New Alliance (ANATA) menyangkal terlibat dalam kekerasan yang terjadi pada hari pertama. Namun, mereka tetap melanjutkan aksi mogok tiga hari sebagaimana direncanakan.
“Sudah jelas bahwa suara para sopir taksi mencerminkan jeritan rakyat Angola,” demikian pernyataan resmi ANATA pada Selasa.
Sebelum pecah kerusuhan pada Senin, sekitar 2.000 orang telah lebih dulu berdemonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar pada Sabtu lalu, dan aksi protes serupa juga telah digelar dua akhir pekan sebelumnya.
Peringatan dari Aktivis HAM dan Masyarakat SipilKelompok-kelompok masyarakat sipil dan lembaga HAM turut angkat bicara mengenai situasi yang kian memburuk. Human Rights Watch (HRW) menyatakan polisi Angola menggunakan kekuatan berlebihan dalam membubarkan aksi damai 12 Juli lalu, termasuk menembakkan peluru karet dan gas air mata.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis Senin, sejumlah organisasi masyarakat sipil mengecam penangkapan Osvaldo Sergio Correia Caholo, salah satu tokoh penyelenggara unjuk rasa, pada 19 Juli.
Mereka menyebut Caholo sebagai “korban dari penindasan di Angola, di mana kebebasan dan jaminan fundamental terus-menerus diinjak-injak.”
Kelompok sipil Uyele menegaskan bahwa protes ini merupakan “konsekuensi langsung” dari kegagalan pemerintah mengatasi pengangguran, tingginya biaya hidup, dan kemerosotan layanan publik.
“Situasi ini harus segera dipahami sebagai gejala serius: kelelahan sosial dari generasi muda yang tidak memiliki alternatif,” bunyi pernyataan Uyele.
Pemerintah MPLA di Tengah Krisis LegitimasiPartai MPLA yang dipimpin Presiden Joao Lourenco telah berkuasa sejak Angola merdeka dari Portugal pada tahun 1975. Dengan populasi sekitar 33 juta jiwa, negara ini dikenal sebagai salah satu penghasil minyak utama Afrika, namun sebagian besar rakyatnya masih hidup dalam kemiskinan.
Kenaikan harga BBM, yang dilakukan dengan dalih mengurangi beban subsidi negara, justru menyulut api ketidakpuasan sosial yang selama ini terpendam.
Situasi ini dinilai sejumlah pengamat sebagai ujian terbesar bagi legitimasi pemerintah Lourenco, yang selama ini dikritik karena gagal menyejahterakan rakyatnya meskipun kekayaan alam melimpah.
Meski pemerintah sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mengubah kebijakan harga bahan bakar, tekanan dari lapangan kian membesar.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
-
/data/photo/2025/07/29/6888a0d426043.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Diplomat Kemenlu ADP Meninggal tanpa Keterlibatan Pihak Lain, Keluarga Masih Syok Regional 29 Juli 2025
Diplomat Kemenlu ADP Meninggal tanpa Keterlibatan Pihak Lain, Keluarga Masih Syok
Tim Redaksi
YOGYAKARTA, KOMPAS.com
– Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya menyatakan tidak ditemukan keterlibatan pihak lain dalam kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) ADP (39).
Hal itu disampaikan dalam jumpa pers yang digelar pada Selasa (29/7/2025).
“Dari hasil pemeriksaan tersebut, disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra.
Wira menjelaskan, kesimpulan itu diperoleh setelah polisi melakukan pemeriksaan terhadap 24 saksi dan menganalisis puluhan barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian.
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari keluarga ADP yang berada di Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Meta Bagus, kakak ipar ADP, menyampaikan bahwa keluarga masih dalam kondisi syok dan berduka.
“Polda Metro sudah menyampaikan pers rilis apa yang terjadi pada almarhum adik kami ADP. Saat ini kami masih dalam posisi berat, masih syok dan sangat berduka,” ujarnya saat ditemui di kediaman keluarga, Selasa (29/7/2025).
Meta menyebut bahwa selama proses penyelidikan berlangsung, istri almarhum ADP mengikuti seluruh tahapan pemeriksaan yang dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk psikologi forensik, Polda Metro Jaya, Kompolnas, hingga Komnas HAM.
“Istri almarhum mengikuti semua dengan baik. Kalau tadi kita menyimak apa yang disampaikan oleh pihak berwajib, sampai saat ini penyelidikan masih berlangsung,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa fokus keluarga saat ini adalah menjaga kondisi psikologis anak-anak ADP setelah peristiwa tragis tersebut.
“Saat ini kami fokus untuk tetap menjaga hati dan pikiran anak-anak almarhum. Ini bukan proses yang mudah,” ucapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/29/6888746e88a10.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 PDI-P Minta Maaf Megawati Tak Bisa Melayat Kwik Kian Gie: Sudah di Bali Ada Agenda Partai Nasional
PDI-P Minta Maaf Megawati Tak Bisa Melayat Kwik Kian Gie: Sudah di Bali Ada Agenda Partai
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Ketua Umum
PDI-PMegawati Soekarnoputri
tidak dapat hadir langsung melayat ekonom senior
Kwik Kian Gie
yang wafat, pada Senin (28/7/2025).
Megawati disebut telah berada di Bali untuk menghadiri agenda partai yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PDI-P
Yasonna Laoly
saat ditemui di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, usai melayat almarhum Kwik, Selasa (29/7/2025).
“Maka kami mohon maaf, Ibu kebetulan sudah sampai di Bali karena ada agenda partai yang penting, maka kami bertiga dengan Pak Ronny mewakili DPP Partai untuk hadir di sini,” kata Yasonna, saat ditemui, Selasa.
Menurut Yasonna, Megawati memiliki kedekatan khusus dengan Kwik yang pernah menjabat sebagai salah satu menteri di kabinet yang dipimpinnya saat menjadi Presiden ke-5 RI.
“Beliau menitip salam kepada seluruh keluarga dan sangat terpukul dengan kepergian Almarhum Pak Kwik. Beliau salah seorang menterinya, seorang DPP pada zamannya. Jadi, kita tahu benar zaman-zaman berjuang dan zaman-zaman sulitnya,” terang mantan Menteri Hukum dan HAM itu.
Yasonna mengenang sosok Kwik sebagai nasionalis sejati dan ekonom yang konsisten memperjuangkan kebijakan ekonomi pro-rakyat.
Ia menyebut, sikap kritis Kwik terhadap ekonomi pasar bebas dan kapitalistik merupakan cerminan dari nilai-nilai yang selama ini ia pegang teguh.
“Kita mengenal Pak Kwik adalah seorang nasionalis sejati, seorang ekonom yang andal dan pro rakyat, sangat berpihak kepada kebijakan ekonomi pro rakyat,” ujar Yasonna.
Ia menambahkan, nilai-nilai yang diwariskan Kwik, khususnya keberpihakan pada rakyat kecil, menjadi warisan penting bagi PDI Perjuangan.
Yasonna juga mengaku sudah cukup lama tidak bertemu langsung dengan Kwik, namun sempat beberapa kali berkomunikasi saat dirinya masih menjabat sebagai menteri.
“Saya sudah cukup lama tidak ketemu dengan Beliau, tapi pernah kontak-kontak, ada hal-hal yang Beliau tanyakan kepada saya waktu saya masih menjadi menteri,” pungkas dia.
Adapun jenazah Kwik Kian Gie rencananya akan dikremasi pada Kamis (31/7/2025).
Saat ini, jenazah masih disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Selasa.
Kwik Kian Gie meninggal dunia
pada usia 90 tahun.
Selain sebagai ekonom, ia juga lama dikenal sebagai fungsionaris PDI-P.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Penyebab Kematian Diplomat Muda ADP, Choirul Anam: Tinggal Diumumkan Polda Metro Jaya
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Penyidik Polda Metro Jaya hingga kini belum mengumumkan apa sebenarnya yang menyebabkan diplomat muda, Arya Daru Pangayunan (ADP) tewas.
Meski belum diumumkan ke publik soal penyabab kematian ADP, namun dipastikan kasus ini mulai memiliki titik terang.
Keyakinan bahwa penyebab kematian staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu) itu mulai ada titik terang dan makin jelas, setelah melalui berbagai proses penyelidikan di lapangan dan bukti-bukti yang ditemukan.
Titik terang soal kematian ADP itu disampaikan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Mohammad Choirul Anam usai mengikuti rapat dengan Polda Metro Jaya serta Komnas HAM di Mapolda Metro Jaya, Senin.
“Hari ini makin jelas penyebab kematian dari Arya Daru. Tinggal diumumkan aja sama Polda Metro Jaya,” kata Choirul Anam di Mapolda Metro Jaya, Senin.
Menurut dia, pertemuan bersama Polda Metro Jaya dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) membahas terkait perkembangan kematian Arya Daru.
“Bagaimana cara mereka menangani kasus ini terus apa saja yang mereka dapatkan, termasuk merespons beberapa concern dari publik. Misalnya, concernpublik itu soal perbedaan waktu di CCTV itu juga dijelaskan. Kedua, soal bagaimana sebenarnya peristiwa di rooftop,” katanya.
Dalam pertemuan itu, dirinya juga diperlihatkan hasil autopsi dari Arya Daru dan sebagainya sampai menarik kesimpulan atas peristiwa tersebut.
“Tapi yang paling penting dari segi bagaimana prosedur itu dilakukan, autopsi dilakukan dengan detail bagaimana kondisi tubuh di luar yang kelihatan kasat mata, sampai bagaimana tubuh di dalam yang tidak kasat mata,” katanya.
-
/data/photo/2025/07/28/688757a152b58.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Demo BEM SI, Massa Nyanyikan "Tanah Air" dan Nyalakan Lilin Megapolitan 28 Juli 2025
Demo BEM SI, Massa Nyanyikan “Tanah Air” dan Nyalakan Lilin
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Massa aksi dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyanyikan lagu “Tanah Air” dalam demonstrasi yang digelar di Silang Barat Laut Monas, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025) sore.
Massa kompak menyanyikan lagu ciptaan Ibu Soed itu setelah aksi sempat memanas lantaran mahasiswa terlibat saling dorong dengan polisi.
Sekitar pukul 17.30 WIB, suara lantang mahasiswa menggema di antara barikade kawat berduri dan pagar pengamanan yang dijaga polisi.
Dengan menatap lilin yang menyala di tangan masing-masing, para mahasiswa larut dalam suasana hening dan haru.
Lilin tersebut dinyalakan sebagai bentuk perlawanan damai sekaligus penghormatan terhadap perjuangan reformasi serta para korban pelanggaran HAM, terutama perempuan korban kekerasan seksual tahun 1998.
“Aksi ini bukan hanya tentang protes, tapi tentang ingatan dan perjuangan yang tidak boleh dipadamkan,” ujar salah satu mahasiswa dari atas mobil komando.
Beberapa peserta aksi terlihat duduk bersila di aspal, mengangkat lilin kecil ke udara.
Nyala api yang bergerak pelan tertiup angin sore beradu dengan langit Jakarta yang mulai meredup menjelang malam.
Tak lama, perwakilan dari Forum Perempuan BEM SI tampil ke depan barisan massa dan membacakan puisi perlawanan.
Isi puisi tersebut menggambarkan penderitaan perempuan korban kekerasan serta kritik terhadap negara yang dinilai mengabaikan sejarah kelam bangsa.
Usai pembacaan puisi itu, tensi kembali meninggi. Massa membakar ban berwarna hitam di tengah jalan.
Barisan depan massa juga melempar botol berisi air ke arah polisi, diikuti dengan dorongan keras terhadap barikade aparat. Masa juga sempat melempar bambu ke balik barikade barisan polisi.
Massa berusaha berpindah dari silang selatan ke arah ruas jalan didepan BSI Tower, tapi gagal karena dihadang kepolisian.
“Maju, maju, maju teman-teman!” teriak salah satu mahasiswa dari pengeras suara.
Sementara, aparat masih menahan diri dan menjaga perimeter di sekitar lokasi. Mobil taktis, pembatas besi dan personel pengamanan tetap siaga di titik-titik strategis.
Hingga pukul 17.45 WIB, orasi masih terus berlangsung diikuti upaya massa menerobos dan mendobrak barikade polisi.
Adapun aksi ini merupakan bagian dari penolakan terhadap penunjukan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan, yang oleh BEM SI dinilai berpotensi mengaburkan sejarah tragedi reformasi dan melukai perjuangan perempuan korban kekerasan masa lalu.
Massa mendesak agar sejarah kelam bangsa tidak direvisi demi kepentingan politik dan oligarki.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kompolnas datangi Polda Metro Jaya terkait kematian diplomat Kemlu
Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam saat ditemui di Polda Metro Jaya, Senin (28/7/2025). ANTARA/Ilham Kausar
Kompolnas datangi Polda Metro Jaya terkait kematian diplomat Kemlu
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Senin, 28 Juli 2025 – 14:27 WIBElshinta.com – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mendatangi Polda Metro Jaya untuk melakukan rapat terkait perkembangan kematian diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP).
“Hari ini agendanya adalah rapat analisa dan evaluasi (anev), ‘update’ (pengkinian data) dan sebagainya. Kami dengar juga mungkin nanti juga ada ahli,” kata Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam saat ditemui di Polda Metro Jaya, Senin.
Anam menambahkan kepentingan Kompolnas mengikuti rapat anev ini adalah mengukur apakah proses penanganan kasus ini sesuai dengan prosedurnya.
“Kemudian berbagai substansi yang ada, apakah ditelusuri dengan baik atau tidak, selanjutnya apakah memang substansinya sudah bisa menunjukkan apakah bisa ditarik kesimpulan akan peristiwa tersebut,” ucapnya.
Saat dikonfirmasi mengenai siapa saja ahli yang dihadirkan? Anam tidak menjelaskan siapa ahli tersebut.
“Sepanjang yang saya ketahui, memang mereka akan mengundang ahlinya untuk menjelaskan langsung kepada kami dan juga Komnas HAM, itu yang kami ketahui,” katanya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya melibatkan sejumlah ahli untuk mengungkapkan penyebab kematian diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP).
“Jadi, untuk tercapainya pembuktian secara ilmiah, maka ada beberapa ahli yang dilibatkan dalam pengungkapan peristiwa ini,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Kamis (24/7).
Sebelumnya, Kompolnas juga menilai hasil pengecekan tempat kejadian perkara (TKP) kamar kos diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri, Almarhum Arya Daru Pangayunan (ADP) di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, cukup baik.
“Kami mengecek soal CCTV termasuk mengonfirmasi CCTV itu hidup ataukah mati, kalau hidup berapa jam dan diambil oleh Kepolisian skemanya berapa waktu, dijelaskan cukup baik,” kata Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam saat ditemui di Jakarta, Selasa (22/7).
Sumber : Antara