Kasus: Demam berdarah dengue

  • Dinkes DKI: Vaksin dengue bisa didapatkan di faskes swasta

    Dinkes DKI: Vaksin dengue bisa didapatkan di faskes swasta

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan saat ini vaksin dengue yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko terkena dan keparahan demam berdarah dengue (DBD) bisa didapatkan di fasilitas kesehatan (fakses) swasta karena belum menjadi program wajib pemerintah.

    “Vaksin dengue yang sifatnya berbayar itu sudah disediakan oleh banyak sekali fasilitas kesehatan swasta kita. Itu ada merknya,” ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Budi Setiawan dalam acara bertema “Cegah DBD? Yuk PSN 3M Plus!” di Jakarta, Rabu.

    Vaksin dengue ini bisa diakses oleh masyarakat dengan syarat, yakni berusia 6-45 tahun dan diberikan dua dosis dengan jarak antara dosis pertama dan kedua, yakni tiga bulan.

    Pemberian dua dosis vaksin, kata dia, dapat memberikan perlindungan terhadap DBD setidaknya sampai lima tahun ke depan.

    “Efektivitasnya vaksin ini sebenarnya kita masih bisa lihat 60-70 persen. Jadi, kita tetap anggap efektif pemberian vaksinnya,” kata Budi.

    Adapun vaksin dengue masuk dalam Rekomendasi Jadwal Imunisasi Dewasa tahun 2023. Alasan usia 45 tahun sebagai usia batasan seseorang diberikan vaksin merujuk pada tinjauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

    Kementerian Kesehatan pada 2024 pernah menyatakan akan menjadwalkan introduksi atau pengenalan vaksin dengue untuk menjadi program nasional demi mencegah penyebaran demam berdarah, pada tahun 2025.

    Hasil pengenalan inilah yang menjadi pertimbangan sampai akhirnya vaksin dengue menjadi program nasional.

    Di sisi lain, vaksin ini dapat menjadi pilihan cara untuk mencegah terkena DBD. Merujuk data tahun 2024, Dinas Kesehatan DKI mencatat jumlah kasus DBD mencapai 12 ribu pada September dengan lonjakan kasus cukup tinggi pada April dan Mei yakni sekitar 2.000 hingga 3.000 kasus.

    “Bulan Oktober, November, Desember 2024 itu mungkin angka DBD masih ada, tetapi landai. Tapi mulai Januari, memang angkanya naik secara signifikan,” kata Budi.

    Adapun pada 10 Februari 2025 ini, terdapat sebanyak 729 kasus DBD.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Great Eastern dan Klinik inHARMONY Beri Perlindungan Ganda dari Demam Berdarah – Page 3

    Great Eastern dan Klinik inHARMONY Beri Perlindungan Ganda dari Demam Berdarah – Page 3

    Sebelumnya, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat di sejumlah daerah seiring dengan musim hujan. salah satunya di Purwakarta. Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Deni Darmawan. Deni mengakui jika di awal tahun seperti ini kerap terjadi lonjakan kasus DBD di Purwakarta. Dari data per Januari kemarin saja, tercatat ada sebanyak 55 orang warga yang terjangkit penyakit mematikan itu, bahkan 1 di antaranya meninggal dunia.

    “Seperti di tahun-tahun sebelumnya, di awal tahun ini ada lonjakan kasus DBD. Saat ini, sudah ada 55 orang yang terjangkit dan 1 orang di antaranya meninggal dunia,” ujar Deni kepada Liputan6.com, Selasa (4/2/2025).

    Memang, kata dia, jika dibandingkan dengan angka pada Januari 2024, tahun ini trennya cenderung menurun. Sebagai informasi, pada Januari 2024 kemarin, warga yang terjangkit DBD ada sebanyak 236 orang dengan jumlah meninggal sebanyak 4 orang. Sedangkan di Januari 2025 ini ada 55 kasus dengan jumlah warga yang meninggal 1 orang.

    “Data tersebut, merupakan akumulasi dari laporan yang kami terima dari Puskesmas dan Rumah Sakit. Untuk warga yang terjangkit DBD sendiri, sebagian besar dari kalangan anak-anak,” jelas dia.

    Menurut Deni, warga yang terjangkit DBD ini jumlahnya dipastikan akan bertambah di bulan berikutnya. Atas kondisi tersebut, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk ekstra waspada.

    Apalagi, lanjut dia, di musim hujan seperti sekarang ini perkembangbiakan nyamuk pembawa vektor dengue ini lebih cepat dari biasanya.

    “Masyarakat juga harus tahu, ada jam-jam rawan serangan nyamuk. Yakni, di jam 9 sampai jam 10 pagi dan jam 4 sampai jam 5 sore,” jelas dia.

    Hasil pemetaan jajarannya, lanjut dia, penyebaran penyakit DBD itu berpotensi hampir seluruh wilayah di daerahnya.

    Hanya saja, ada beberapa wilayah di empat kecamatan yang paling di antisipasi oleh jajarannya. Yakni, wilayah yang ada di Kecamatan Purwakarta Kota, Sukatani, Darangdan, serta Kecamatan Pasawahan.

    Dalam kesempatan itu, Deni pun memaparkan, kasus DBD sepanjang 2024 kemarin. Dari catatan yang ada di dinasnya, tahun kemarin ada sebanyak 1.088 kasus DBD di wilayahnya. Dari jumlah tersebut, 14 orang yang terjangkit di antaranya meninggal dunia.

    Deni pun tak menampik, kasus DBD di 2024 kemarin angkanya lebih tinggi dibanding 2023 lalu yang hanya terjadi 424 kasus dengan jumlah yang meninggal dunia sebanyak 3 pasien dari kalangan anak-anak.

  • DBD, Gatal-gatal hingga ISPA, Penyakit yang Muncul Pasca-banjir, Ini Cara Mencegahnya – Halaman all

    DBD, Gatal-gatal hingga ISPA, Penyakit yang Muncul Pasca-banjir, Ini Cara Mencegahnya – Halaman all

    Genangan air kotor yang ada di sekitar saat banjir bisa berdampak pada kesehatan. Berikut penyakit yang sering dialami pasca-banjir dan cara cegah.

    Tayang: Kamis, 30 Januari 2025 10:28 WIB

    TribunJakarta.com/Bima Putra

    BANJIR JAKARTA – Permukiman warga RT 04/RW 06, Kelurahan Cakung Barat yang terendam banjir luapan Kali Cakung Drain, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025). Intensitas hujan pada Selasa malam disebut berlangsung di luar prediksi. 

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Genangan air kotor yang ada di sekitar saat banjir bisa berdampak pada kesehatan, apalagi bagi masyarakat yang langsung berdampak dengan banjir.

    Berbagai penyakit pasca-banjir bisa mengganggu kesehatan.

    Dikutip dari Kementerian Kesehatan, berikut penyakit yang sering dialami pasca-banjir dan cara mencegahnya.

    Pertama, Diare diakibatkan oleh makanan yang terkontaminasi atau mengandung bakteri, virus atau parasit.

    Kedua, Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berasal dari nyamuk dengue dan banyak berkembang biak pada genangan-genangan air.

    Ketiga, Leptospirosis, penyakit ini dapat terjadi akibat bakteri leptospira yang menginfeksi manusia melalui kontak dengan air atau tanah yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir mata atau luka lecet pada bagian tubuh.

    Perawat memeriksa pasien demam berdarah dengue (DBD) pada ruang perawatan pasien di RSUD Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (17/4/2024). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) pada pekan ke-15 tahun 2024 ada di angka 62.001 kasus. Angka itu sudah lebih dari setengah dari total kasus yang tercatat sepanjang tahun 2023, yang mencapai angka 114.720 kasus. Pada tahun ini angka kematian akibat DBD di Indonesia capai 475 kasus. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

    Keempat, penyakit kulit, seperti infeksi jamur hingga kurap yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gatal hebat pada kulit.

    Kelima, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) akibat dari adanya infeksi pada saluran napas oleh virus atau bakteri yang muncul pada lingkungan tidak sehat.

    Cara mencegah penyakit pasca-banjir

    Beberapa langkah teknis yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri dalam upaya menghindari potensi penyakit pasca banjir, di antaranya adalah:

    Bersihkan rumah dari sampah dan kotoran yang terbawa banjir. Bersihkan semua area rumah termasuk dinding dan lantai dengan desinfektan.
    Hindari dalam menggunakan sumber air seperti air sumur dan keran, karena dikhawatirkan telah terjadi adanya kontaminasi zat yang tidak sehat bagi tubuh.
    Pakai alat pelindung seperti sepatu boot apabila berjalan di genangan air, serta menutup berbagai akses yang berpotensi menjadi sarang hewan, seperti tikus.
    Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat dan bergizi, serta beristirahat yang cukup

    Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat, jika mengalami luka saat melakukan pembersihan maupun evakuasi.
     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Komisi VII DPR RI bantu pengasapan di Sidoarjo

    Komisi VII DPR RI bantu pengasapan di Sidoarjo

    Kami berharap kegiatan ini dapat membantu mengurangi populasi nyamuk aedes aegypti dan risiko penyebaran DBD.

    Sidoarjo (ANTARA) – Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) membantu pengasapan (fogging) di Kelurahan Sidokumpul, Sidoarjo, Jawa Timur, menyusul ada salah satu warga yang terkena demam berdarah dengue (DBD).

    Bambang Haryo menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya penanggulangan DBD oleh DPR RI.

    “Kami berharap kegiatan ini dapat membantu mengurangi populasi nyamuk aedes aegypti dan risiko penyebaran DBD,” kata Bambang Haryo saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Rabu.

    Di Kelurahan Sidokumpul terdapat dua korban DBD anak-anak. Kedua korban sudah tertangani dan sudah sembuh.

    “Ini tidak boleh meluas. Maka, secara pribadi saya akan membantu untuk menanggulangi penyebaran nyamuk dengan melakukan fogging,” ucapnya.

    Wakil rakyat ini meminta warga setempat untuk lebih tertib memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar dengan menerapkan 3M (menguras, mengubur, menutup) sebagai antisipasi dini munculnya jentik nyamuk.

    “Saya minta masyarakat juga melakukan antisipasi dini dengan menerapkan 3M. Kami juga memasang poster imbauan di beberapa titik untuk menjadi pemahaman bersama,” kata Bambang Haryo.

    Menurut dia, yang terpenting adalah kebersihan lingkungan dan tidak ada genangan air di lingkungan. Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengunjungi dan memberikan bantuan terhadap dua anak korban DBD di wilayah itu.

    “Kami akan terus mengajak warga supaya melakukan upaya hidup bersih supaya penyebaran nyamuk DBD bisa diantisipasi,” katanya.

    Pewarta: Indra Setiawan
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tren Kasus DBD Meningkat di Awal Tahun 2025, Dinkes KBB Minta Masyarakat Waspada

    Tren Kasus DBD Meningkat di Awal Tahun 2025, Dinkes KBB Minta Masyarakat Waspada

    JABAR ESKPRES – Demam Berdarah Dengue (DBD) menyerang puluhan warga Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Januari 2025.

    Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandung Barat, jumlah penderita DBD di wilayah itu sebanyak 51 kasus per Januari 2025.

    “Pada awal Januari 2025, tercatat ada 51 orang yang terjangkit, 25 orang laki-laki dan 26 orang perempuan,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Penanganan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Bandung Barat, Nurul Rasyihan saat dikonfirmasi, Minggu, 26 Januari 2025.

    Ia mengatakan, dari 51 orang terjangkit DBD, mayoritas yang terserang demam berdarah dengue tersebut rata-rata berusia 15 sampai 44 tahun dengan total 28 orang.

    BACA JUGA: Fraksi PDI Perjuangan Akan Terus Kawal Penyerahan Ijazah Siswa yang Ditahan Sekolah

    “Untuk usia di bawah 1 tahun sebanyak 2 orang, 1 sampai 4 tahun sebanyak 4 orang, 5 sampai 14 tahun sebanyak 11 orang dan di atas 44 tahun sebanyak 6 orang,” katanya.

    Menurutnya dari 16 kecamatan yang ada di Bandung Barat, Padalarang dan Lembang menjadi wilayah paling tinggi jumlah warganya yang terjangkit DBD.

    “Hampir di semua kecamatan ada, warga Padalarang yang terjangkit DBD sebanyak 11 orang, sementara Lembang 10 orang,” katanya.

    BACA JUGA: Awas Modus Penipuan Rumah Subsidi Lagi Marak, Teliti, Cermat Sebelum Kasih DP!

    Ia menambahkan, peningkatan kasus DBD terjadi karena di Bandung Barat mulai memasuki musim hujan. Pada musim hujan, telur-telur nyamuk penyebab DBD menjadi lebih banyak karena banyak genangan.

    Karena itu, menindaklanjuti kasus DBD yang mulai meningkat Dinkes Kabupaten Bandung Barat telah menyiapkan sejumlah upaya untuk menekan angka tersebut.

    “Di antaranya adalah penguatan pelaporan sesuai pedoman dan RS maupun Puskesmas sesegera mungkin melaporkan DBD maupun Chikungunya dalam waktu 1X24 jam,” katanya.

    BACA JUGA: Ambil Saldo Dompet Elektronik Hingga Rp200.000 Main Aplikasi Penghasil Uang Terseru

    Ia menegaskan, Dinkes KBB pun berupaya maksimal mengedukasi masyarakat terkait upaya pencegahan dari potensi terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).

    “Kami pun terus mengimbau dan mengedukasi masyarakat terkait upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3 M plus dengan baik,” tandasnya. (Wit)

  • Puluhan Warga Tasik Sakit Serentak, 40 Orang Keluhkan Demam-Sulit Berjalan

    Puluhan Warga Tasik Sakit Serentak, 40 Orang Keluhkan Demam-Sulit Berjalan

    Jakarta

    Puluhan warga di Desa Kamulyan dan Desa Gunajaya Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, sakit serentak. Setidaknya ada 40 lebih warga yang diduga terkena penyakit tersebut.

    Dinkas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya memeriksa langsung kondisi kesehatan puluhan warga di Kecamatan Manonjaya yang mengalami sakit sama secara serentak yakni demam, nyeri otot, dan sulit berjalan.

    “Kami turun ke lapangan guna memeriksa lingkungan, melakukan rapid test, memeriksa pasien, dan sosialisasi kebersihan,” kata Kepala Puskesmas Manonjaya Mia Shopia kepada wartawan dikutip dari detikJabar, Rabu (22/1/2025).

    Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, belum diketahui penyakit apa yang menyerang warga. Pasalnya hasil rapid tes di Desa Kamulyan, sejumlah pasien dinyatakan negatif cikungunya.

    “Jadi tadi kita rapid test, ternyata negatif cikungunya. Ini gejalanya memang mirip-mirip,” kata Dokter Puskesmas Manonjaya Anggi Dewi Setiawati.

    dr Anggi menyampaikan tim dokter di lapangan melakukan penelusuran dengan memeriksa secara intensif setiap warga yang sakit, kemudian memeriksa kondisi lingkungan warga terutama tempat keberadaan jentik nyamuk karena khawatir ada sarang nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD).

    LANJUTKAN MEMBACA DI SINI

    (kna/kna)

  • Jaksel fokus PSN tekan DBD tinggi pada sejumlah kecamatan

    Jaksel fokus PSN tekan DBD tinggi pada sejumlah kecamatan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan berfokus untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) guna menekan tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD) pada sejumlah kecamatan di daerah itu..

    “Kami melakukan gerebek PSN pada daerah dengan kasus yang tinggi,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Yudi Dimyati saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

    Yudi mengatakan tingginya kasus DBD di Jakarta Selatan bisa disebabkan banyaknya genangan air yang menjadi tempat hidup jentik.

    Maka itu, pihaknya terus meningkatkan peran juru pemantau jentik (jumantik) mandiri yang dilakukan oleh penghuni rumah ataupun pegawai kantor.

    Jumantik ini sebagai upaya dalam PSN di rumah dan tempat kerja.

    “Peningkatan kegiatan PSN menjadi dua kali dalam seminggu,” ujarnya.

    Oleh karena itu, pihaknya membidik sedikitnya 50 rumah sebagai lokasi PSN per pekan guna menekan kasus DBD di wilayah itu.

    Selain PSN, pihaknya juga melakukan pengasapan serentak di daerah rawan dan sekolah dengan kasus DBD yang tinggi.

    Kemudian, juga melakukan pemberian serbuk abate (abatisasi) selektif massal bagi RW dengan kasus tinggi serta menyelidiki epidemiologi kasus DBD dan pengasapan fokus bagi lokasi dengan kasus dengan penyelidikan epidemiologi (PE) positif.

    “Kami juga melakukan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor dan fasilitas kesehatan seperti RSUD dan puskesmas untuk langkah antisipasi peningkatan kasus DBD,” ujarnya.

    Berdasarkan data bersih kasus DBD per kecamatan pada 2024, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan menangani sebanyak 2.513 kasus.

    Dengan urutan dari kasus DBD tertinggi yakni di Mampang Prapatan (322), Pasar Minggu (307), Jagakarsa (291 kasus), Kebayoran Baru (275), Kebayoran Lama (275), Pesanggrahan (252), Setiabudi (250), Tebet (189), Pancoran (184), dan Cilandak (168).

    Sedangkan untuk penanganan kasus DBD di DKI Jakarta mencapai 13.287 kasus dengan tertinggi berada di wilayah Jakarta Barat yakni 3.730 hingga awal 2025.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pasien Demam Berdarah di RS Ponorogo Alami Tren Kenaikan, Kang Giri Sampaikan Pesan Penting

    Pasien Demam Berdarah di RS Ponorogo Alami Tren Kenaikan, Kang Giri Sampaikan Pesan Penting

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengambil langkah untuk mengatasi demam berdarah dengue (DBD) di Bumi Reog.

    Lantaran diketahui bahwa pada sejumlah rumah sakit di Ponorogo menunjukkan tren kenaikan pasien demam berdarah mulai November. Kemudian berlanjut Desember dan Januari.

    Seperti di RS Muslimat Ponorogo yang menderita DBD, pada November ada 47 pasien, Desember ada 107 pasien dan Januari ada 20 pasien.

    Kondisi yang sama di Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) Ponorogo November 2024 di RSUA Ponorogo ada 72 pasien dirawat. Kemudian Desember 2024 pasien dirawat nyaris 200 atau tepatnya 187 pasien.

    Sedangkan Januari 2025 ini pasien yang masih dirawat sampai 13 Januari 2024 28 pasien dewasa dan 6 pasien anak-anak.

    “Kami mencoba bangkit dengan Dinkes (Dinas Kesehatan). Melakukan langkah awal menanggulangi DB (Demam Berdarah),” ungkap Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, Sabtu (18/1/2025).

    Misal melakukan fogging di sejumlah wilayah. Petugas juga turun langsung. Tidak sekedar fogging yang paling penting adalah kebersihan lingkungan.

    “Jangan lupa kebersihan lingkungan. Jangan sampai air menggenang di kaleng, ember . Harus disadari ini PR (Perkerjaan Rumah) bersama-sama,” katanya.

    Kang Giri—sapaan akrab—Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengimbau warga untuk sadar tentang kebersihan lingkungan. “Mari kita sadar bersih dan tidak jadi sarang nyamuk,” terangnya z

    Senin, 20 Januari 2025 mendatang, Kang Giri akan melakukan rapat bersama dengan dinas terkait. “Setelah apel hari Senin (20 Januari 2025 kami lakukan rapat,” tambahnya.

    Kabid Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ponorogo, Anik Setiyarini mengaku db meningkat karena perubahan cuaca. Yang terkadang panas, tetapi tetiba bisa hujan dengan curah yang cukup tinggi,

    Karena itu Anik meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Tak hanya itu, pihaknya juga mendorong masyarakat untuk menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus, serta menjaga kebersihan lingkungan.

    “Saya sudah mendorong ke Puskesmas-puskesmas untuk sosialisasi masalah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” pungkasnya

  • Polres Jepara Gerakkan Warga Banyuputih Bersihkan Lingkungan, Fokus Berantas Sarang Nyamuk

    Polres Jepara Gerakkan Warga Banyuputih Bersihkan Lingkungan, Fokus Berantas Sarang Nyamuk

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Untuk mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), jajaran Polsek Kalinyamatan Polres Jepara menggelar kerja bakti bersama warga Desa Banyuputih, Kecamatan Kalinyamatan, pada Jumat (17/1/2025).

    Kegiatan yang dipimpin Bhabinkamtibmas Desa Banyuputih, Bripka Khoirul Umam, ini fokus pada pemberantasan sarang nyamuk di sekitar permukiman penduduk.

    Langkah ini diambil untuk mengurangi ancaman penyakit DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti.

    Dalam kesempatan tersebut, Bripka Khoirul Umam juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

    “Kegiatan ini bertujuan menciptakan lingkungan sehat sekaligus mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap pencegahan penyakit demam berdarah,” ujarnya.

    Kapolsek Kalinyamatan, Iptu Suyatmoko, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini yang sejalan dengan tugas kepolisian untuk melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat.

    “Sinergi antara kepolisian dan warga diharapkan dapat meminimalisir ancaman DBD serta menciptakan lingkungan yang sehat dan harmonis,” ujar Iptu Suyatmoko.

    Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran warga Desa Banyuputih untuk menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah pencegahan penyakit DBD, menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas dari ancaman nyamuk pembawa penyakit.

  • Mengenal dan Mencegah Wabah Cikungunya yang Mulai Serang Bandung

    Mengenal dan Mencegah Wabah Cikungunya yang Mulai Serang Bandung

    JABAR EKSPRES – Dalam kurun satu dua bulan terakhir, penyakit cikungunya menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Bandung.

    Pasalnya banyak tetangga maupun teman yang dikabarkan mengalami penyakit tesebut, sehingga dikhawatirkan penyakit ini akan kembali mewabah seperti beberapa tahun lalu.

    Untuk mengenal lebih dekat dengan penyakit yang penularannya dibawa oleh nyamuk Aedes Albopictus ini, kita akan mengulas tentang gejala, penanganan dan pencegannya dalam artikel ini.

    Dilansir situs Healthandaswers, Dokter Lakshman Sundaram dan Pooja Vig menyebut bahwa Chikungunya berasal dari ungkapan Swahili yang berarti “sesuatu yang menimbulkan nyeri”, untuk menggambarkan tubuh penderita yang membungkuk menahan nyeri sendi akibat penyakit ini.

    Baca juga : Rancasari Endemi DBD, Seminggu 10 Kasus DBD Dilaporkan

    Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.

    Penyakit ini juga dikenal sebagai flu tulang karena menyebabkan nyeri sendi yang hebat, yang bisa bertahan hingga berminggu-minggu, atau bahkan pada kasus yang parah bisa hingga berbulan-bulan.

    Resiko Penularan

    Resiko penularan penyakit Cikungunya menyerang pada segala usia, terutama para seseorang yang tingkat imunitas atau kekebalan tubuhnya lemah, sehingga mudah terserang virus.

    Gejala Chikungunya

    Siklus demam Chikungunya sama dengan demam dengue dan demam kuning. Masa inkubasi sekitar dua sampai empat hari.

    Gejalanya begitu mirip, sehingga sering diperkirakan demam berdarah dengue, yaitu demam tinggi disertai sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, bintik-bintik merah di kulit ditambah nyeri otot dan sendi, sakit punggung, serta radang anak tekak.

    Penyakit ini berlangsung sekitar tiga sampai tujuh hari dengan fase akut dua sampai tiga hari, dimana penderita akan mengalami beberapa hal berikut ini:

    1. Demam tinggi, suhu tubuh bisa naik tiba-tiba hingga lebih dari 39°C

    2. Nyeri sendi yang parah, terutama di sendi tangan dan kaki

    3. Sakit kepala

    4. Nyeri otot

    5. Pembengkakan sendi

    6. Ruam merah di berbagai bagian tubuh

    7. Kelelahan

    8. Mual dan muntah

    Chikungunya tidak mematikan, tetapi nyeri sendi bisa bertahan selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan.

    Baca juga : Selama Pandemi, Angka Kasus DBD Diklaim Menurun