Kasus: Demam berdarah dengue

  • Alokasi Fogging Terdampak Efisiensi, Masyarakat Tulungagung Diminta Giat Lakukan PSN Cegah DBD

    Alokasi Fogging Terdampak Efisiensi, Masyarakat Tulungagung Diminta Giat Lakukan PSN Cegah DBD

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

    TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung mencatat 198 kasus demam berdarah dengue (DBD) dari awal tahun 2025 hingga Jumat (21/2/2025), empat di antaranya meninggal dunia.

    Dinkes menilai, persentase jumlah angka kematian yang mencapai 4 orang di 2 bulan saja sudah masuk mengkhawatirkan.

    Salah satu penyebab meledaknya kasus DBD karena tidak ada gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan di masyarakat.

    Menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, pihaknya juga sangat selektif untuk melakukan pengasapan (fogging).

    Hal ini berkaitan dengan alokasi anggaran untuk fogging yang sangat berkurang, salah satunya imbas dari efisiensi.

    “Selain karena dampak efisiensi, memang sejak beberapa tahun anggaran untuk fogging terus turun. Tapi tahun ini benar-benar sangat terbatas,” ujar Desi, Jumat (21/2/2025).

    Tahun 2025 ini, Dinkes Tulungagung mendapatkan alokasi fogging untuk 20 lokasi, turun drastis dibanding 2024 yang mendapat 80 alokasi fogging.

    Sampai saat ini, setengah alokasi, atau 10 di antaranya sudah digunakan. 

    Sementara jumlah kasus dalam satu bulan ada di sekitar 54 lokasi.

    Desi memaparkan, dalam satu lokasi sasaran fogging, sasarannya pada radius 100 meter dari titik temuan kasus.

    Sering kali lokasi yang dilakukan pengasapan rumahnya jarang-jarang, sehingga ada sisa obat maupun bahan bakar.

    Namun dengan sisa 10 alokasi, Desi menilai tidak akan cukup jika semua bertumpu para upaya fogging.

    “Nggak akan selesai kalau hanya dengan fogging. Upaya maksimalnya memang di PSN,” tegas Desi.

    Masalahnya, saat ini gerakan PSN yang pernah digencarkan di tahun 2024 seperti berhenti.

    Pihak desa baru melakukan PSN jika di wilayahnya terjadi kasus DBD, terutama yang sampai jatuh korban.

    Padahal PSN yang bertujuan membasmi jentik dan telur nyamuk sangat efektif untuk menurunkan angka DBD hingga 75 persen.

    Masih menurut Desi, saat ini sejumlah desa mengadakan alat fogging secara mandiri.

    Mereka tetap mendapat pendampingan dari puskesmas terdekat, untuk pemilihan obat fogging, dosisnya serta teknis pelaksanaannya.

    Sementara hanya ada empat puskesmas yang punya satu mesin fogging, yaitu Puskesmas Ngantru, Ngunut, Pakel dan Kauman.

    “Makanya harapan kami ada penambahan anggaran untuk fogging lewat pergeseran anggaran. Saat hearing dengan Komisi C (DPRD Tulungagung), jika diperlukan ditambah lewat pergeseran anggaran,” tandas Desi.

    Tahun 2024 lalu sebanyak 17 orang meninggal dunia karena DBD.

    Saat itu, Pemkab Tulungagung mencanangkan PSN massal setiap hari Jumat.

    Cara ini efektif, karena angka kasus DBD langsung turun 75 persen. 

  • Ada 8 Warga Kota Batu Terjangkit Chikungunya, Alami Gejala Panas hingga Bengkak, ini Imbauan Dinkes

    Ada 8 Warga Kota Batu Terjangkit Chikungunya, Alami Gejala Panas hingga Bengkak, ini Imbauan Dinkes

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Dya Ayu

    TRIBUNJATIM.COM, BATU – Musim hujan seperti saat ini menjadi ancaman bagi masyarakat karena merebaknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya.

    Pasalnya dua penyakit ini sama-sama disebabkan oleh nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah jenis nyamuk yang dapat menularkan penyakit demam berdarah (DBD) dan chikungunya.

    Kedua penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa oleh kedua nyamuk tersebut. 

    Dari data Dinas Kesehatan Kota Batu, saat ini total ada sebanyak 23 kasus DBD sejak bulan Januari hingga tanggal 20 Februari kemarin.

    “Untuk kasus DBD di Kota Batu, pada bulan Januari ada sebanyak 16 kasus, Februari ini sebanyak 7 kasus, jadi total 23 kasus,” kata Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati kepada Tribun Jatim Network, Jumat (21/2/2025).

    Sementara untuk kasus penyakit Chikungunya, Susana menuturkan ada sebanyak 8 kasus penyakit chikungunya.

    8 orang warga yang mengalami sakit chikungunya itu merupakan warga Desa Giripurno RT 47 RW 7, Kecamatan Bumiaji Kota Batu.

    “Ya, mengalami gejala pada 7 Januari 2025. 8 orang ini dengan gejala panas, kaki tangan bengkak, setelah 5 hari muncul bintik merah,” jelasnya.

    Untuk itu Susan menghimbau masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan penyakit DBD maupun chikungunya agar rantai penyebaran dapat terhenti.

    Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi atau wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air atau tempayan, memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.

    Selain itu mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak, menutup lubang-lubang pada potongan bambu atau pohon, menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air, memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak-bak penampungan air, menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar dan memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

  • Tahun 2025 belum Genap 2 Bulan, Ada 4 Pasien DBD di Tulungagung Meninggal, Dinkes Lakukan Fogging

    Tahun 2025 belum Genap 2 Bulan, Ada 4 Pasien DBD di Tulungagung Meninggal, Dinkes Lakukan Fogging

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

    TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung melakukan pengasapan (fogging) di SDN 2 Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (21/2/2025).

    Pengasapan ini dilakukan setelah seorang siswi kelas 5 meninggal dunia karena demam berdarah dengue (DBD).

    Sebelumnya, tim Dinkes juga melakukan pengasapan di lingkungan rumah korban yang juga di wilayah Desa Ketanon.

    Menurut Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Desi Lusiana Wardani, serangan DBD awal tahun ini dianggap mengkhawatirkan.

    Sebab mulai awal tahun 2025 sampai saat ini, Jumat (21/2/2025), tercatat ada 198 pasien, 4 di antaranya meninggal dunia.

    “Yang membuat data ini buruk, angka kematiannya cukup tinggi kalau dibandingkan tahun lalu (2024). Apalagi di tahun 2023, kita bisa menekan korban hanya 3 kasus meninggal dunia,” ungkap Desi, Jumat (21/2/2025).

    Desi menggambarkan, selama tahun 2024, terdapat 17 korban meninggal dunia karena DBD.

    Sementara saat ini setiap bulan ada 2 pasien yang meninggal dunia karena DBD.

    Jika mengacu para tren ini, secara persentase serangan DBD saat ini lebih buruk dari tahun lalu.

    “Memang angkanya masih lebih besar di tahun 2024, tapi dari trennya, persentase korban saat ini lebih tinggi,” jelasnya.

    Lanjut Desi, Dinkes menindaklanjuti setiap kasus dengan penyelidikan epidemi.

    Secara nonmedis Dinkes juga bergerak di lapangan, seperti memantau keberadaan jentik nyamuk di lingkungan pasien.

    Terbukti dari kasus terakhir di Desa Ketanon ini, petugas kesehatan menemukan jentik nyamuk yang menjadi indikasi adanya nyamuk sebagai sumber penularan.

    “Kami sebenarnya prihatin jika sudah ada kasus seperti ini. Kemarin-kemarin kami sudah mengimbau masyarakat untuk  melakukan kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk),” ujar Desi.

    Sebelum melakukan pengasapan, Dinkes meminta lingkungan melakukan PSN.

    Sebab pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara telur dan jentik nyamuk tidak akan mati dengan pengasapan.

    Setelah sarang nyamuk diberantas, artinya jentik dan telur nyamuk sudah tidak ada, maka nyamuk dewasa diberantas dengan pengasapan.

    Tahun 2024 telah dilakukan gerakan PSN massal di tengah serangan DBD yang masif.

    Gerakan ini dipimpin langsung sekretaris daerah (sekda) setiap hari Jumat.

    Bahkan PSN massal ini dilakukan sampai 3 hari menjelang Lebaran.

    “Tahun ini sebenarnya sudah ada imbauan dari sekda untuk melakukan PSN. Mungkin ini perlu disampaikan ke pemegang kebijakan, seperti kepala desa dan yang lainnya,” tegas Desi.

    Desi menyayangkan, PSN dilakukan setelah terjadi kasus DBD yang menyebabkan kematian.

    Padahal berkaca dari tahun sebelumnya, PSN bisa menurunkan angka DBD hingga 80 persen.

    Melihat kejadian di sekolah, Desi akan bersurat ke Dinas Pendidikan dan Kantor Kemenag agar melakukan PSN di lingkungan pendidikan.

  • Angka DBD RI Ngegas di Awal 2025, Kemenkes Catat 10 Ribu Kasus-48 Kematian

    Angka DBD RI Ngegas di Awal 2025, Kemenkes Catat 10 Ribu Kasus-48 Kematian

    Jakarta

    Demam Berdarah Dengue (DBD) kerap menjadi salah satu penyakit yang masih mengancam kesehatan masyarakat, terutama saat musim hujan tiba. Direktur Penyakit Menular Kemenkes dr Ina Agustina Isturini, MKM, melaporkan kasus DBD atau dengue pada tahun 2024 nyaris 250 ribu kasus.

    Dari total tersebut, tercatat ada 11 ribu-an kasus kematian. Total kasus tersebut dilaporkan dari 488 kabupaten/kota di 36 provinsi. Sementara pada 2025 hingga 16 Februari, tercatat ada 10.752 kasus dengue atau DBD dengan 48 kematian.

    “Jadi dengue merupakan penyakit menular yang keberadaannya itu hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia, bahkan sekitar 93 persen kabupaten/kota itu adalah insiden ratenya tinggi. Seperti hanya 60-an insiden ratenya di bawah standar, di bawah 1 per 100.000,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (20/2/2025).

    Menurut dr Ina, kasus DBD biasanya akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada akhir tahun. Puncak kasus, lanjutnya, biasanya terjadi pada awal tahun, seperti Januari, Februari, atau Maret.

    Karenanya ia mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit ini lantaran fatalitasnya cukup tinggi. Tak sedikit pasien yang meninggal akibat telat untuk ditangani lantaran merasa hanya mengalami demam biasa.

    “Angka kematian banyak karena satu terlambat dibawa, bisa jadi karena pasien menganggap demam biasa. Bisa jadi petugas kesehatan juga yang tidak aware. Tidak awarenya tidak periksa atau tidak dicurigai dengue, bisa juga tidak dipantau karena kelihatannya pasiennya sehat, akhirnya dipulangkan tetapi tidak dipantau,” sambungnya lagi.

    (suc/kna)

  • Warga Magetan Meninggal Akibat DBD, Keluarga Keluhkan Sulitnya Akses Perawatan

    Warga Magetan Meninggal Akibat DBD, Keluarga Keluhkan Sulitnya Akses Perawatan

    Magetan (beritajatim.com) – Suyanti (33) warga Lingkungan Jenglong, Kelurahan/Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Istri Sudarmono (37) itu diduga terlambat mendapatkan kamar perawatan hingga terkendala dalam proses penyembuhan.

    Suyanti awalnya mengalami gejala pusing dan nyeri sendi. Suaminya segera membawanya ke dokter praktik, tetapi kondisi tidak membaik. Pemeriksaan di Puskesmas Parang menunjukkan penurunan trombosit, sehingga ia disarankan untuk dirawat di RSUD dr. Sayidiman, Magetan.

    Namun, keterbatasan fasilitas menjadi kendala. “Saya sudah menunggu berjam-jam, tetapi tetap tidak ada kamar kosong,” ungkap Sudarmono, Rabu (19/2/2025).

    Karena kondisinya semakin memburuk, keluarga akhirnya merujuk Suyanti ke rumah sakit swasta di Ponorogo. Meski mendapat perawatan intensif, ia menghembuskan napas terakhir pada Selasa pagi (18/2/2025) pukul 09.30 WIB.

    “Kami tidak menyangka, hanya sakit tiga hari, tetapi istri saya meninggal. Selama ini dia sehat dan jarang sakit,” kata Sudarmono.

    Kepala Puskesmas Parang, dr. Afnie Febriana, mengonfirmasi bahwa Suyanti sempat diperiksa sebelum dirujuk ke rumah sakit.

    “Trombositnya turun dan kadar gula darahnya tinggi, sehingga kami rujuk. Sayangnya, kamar di RSUD penuh dan keluarga memilih rumah sakit swasta,” ujarnya.

    Data Puskesmas Parang menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Februari 2025, terdapat enam kasus DBD di wilayah tersebut, dengan satu pasien meninggal dunia. Petugas kesehatan saat ini melakukan pelacakan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

    Sementara itu, Kabid P2P Dinas Kesehatan Magetan, Suwantiyo, menyebut bahwa pihaknya masih menunggu hasil rekam medis dari rumah sakit tempat Suyanti dirawat. “Menurut laporan awal, pasien memiliki penyakit penyerta, yakni cairan di paru-paru dan kadar gula darah tinggi,” katanya.

    Sudarmono berharap kejadian ini menjadi perhatian pemerintah daerah hingga pusat. “Jangan sampai ada korban DBD lain yang meninggal dunia hanya karena sulit mendapatkan layanan kesehatan,” pintanya.

    Meninggalnya Suyanti meninggalkan duka bagi keluarganya, terutama bagi anaknya yang masih bersekolah di tingkat dasar. Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pencegahan DBD serta peningkatan akses layanan kesehatan bagi masyarakat. [fiq/suf]

  • Waspada DBD dan Chikungunya, Cegah dengan Tanaman Ini

    Waspada DBD dan Chikungunya, Cegah dengan Tanaman Ini

    Liputan6.com, Yogyakarta – Ancaman demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya meningkat saat musim hujan, seiring bertambahnya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti. Kondisi ini mendorong masyarakat untuk mencari solusi alami dalam mengusir nyamuk, salah satunya dengan memanfaatkan berbagai jenis tanaman.

    Berbagai tanaman memiliki kemampuan alami untuk menghalau nyamuk melalui aroma atau zat yang dihasilkannya. Solusi ramah lingkungan ini tidak hanya membantu mengurangi populasi nyamuk, tetapi juga menambah nilai estetika lingkungan tempat tinggal.

    Pemanfaatan tanaman pengusir nyamuk menjadi alternatif yang semakin populer di tengah kekhawatiran akan bahaya bahan kimia pada obat nyamuk. Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima tanaman yang ampuh untuk mengusir nyamuk:

    1. Lavender (Lavandula Angustifolia)

    Lavender (Lavandula angustifolia) hadir sebagai solusi alami untuk menghalau nyamuk dengan cara yang elegan. Tanaman aromatis ini tidak hanya mempercantik tampilan rumah tetapi juga memiliki kemampuan khusus dalam mengusir serangga pengganggu.

    Keunggulan lavender sebagai pengusir nyamuk terletak pada kandungan alaminya. Tanaman ini menghasilkan senyawa linalool dan linalyl acetate yang terbukti tidak disukai nyamuk.

    Kedua senyawa ini menghasilkan aroma khas yang dapat menghalau nyamuk secara efektif tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya. Pemanfaatan lavender sebagai tanaman anti nyamuk sangat praktis dan fleksibel.

    Tanaman ini dapat dengan mudah ditanam dalam pot dan ditempatkan di area-area strategis seperti dekat jendela atau pintu rumah. Penempatan yang tepat akan memaksimalkan fungsi lavender dalam mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah, sekaligus memberikan sentuhan keindahan pada area tersebut.

    2. Serai Wangi (Cymbopogon Nardus)

    Serai wangi (Cymbopogon nardus) adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai pengusir nyamuk alami. Efektivitas serai wangi dalam mengusir nyamuk berasal dari kandungan sitronelal dan geraniol di dalamnya.

    Kedua senyawa ini bekerja dengan cara mengganggu indra penciuman nyamuk, sehingga nyamuk enggan mendekat. Selain efektif mengusir nyamuk, serai wangi juga mudah ditemukan dan ditanam.

    Anda bisa menanamnya di halaman rumah atau di dalam pot yang diletakkan di sekitar rumah. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan manfaat serai wangi sebagai pengusir nyamuk alami sekaligus mempercantik lingkungan rumah.

    3. Zodia (Evodia Suaveolens)

    Zodia (Evodia suaveolens) adalah tanaman yang memiliki potensi besar dalam mengurangi aktivitas nyamuk di lingkungan rumah. Efektivitas Zodia sebagai pengusir nyamuk alami berasal dari kandungan evodiamine dan rutaecarpine di dalamnya.

    Kedua senyawa ini bekerja sebagai insektisida alami yang dapat mengganggu bahkan mematikan nyamuk. Dengan kandungan insektisida alami ini, Zodia menjadi pilihan bagi mereka yang ingin mengurangi populasi nyamuk di sekitar rumah mereka.

    Tanaman ini dapat ditanam di halaman atau di pot dan diletakkan di area-area yang sering dihuni nyamuk. Selain efektif mengurangi aktivitas nyamuk, Zodia juga memiliki aroma yang segar.

     

  • Pemkot Jaktim minta warga perkuat PSN usai temukan 141 kasus DBD

    Pemkot Jaktim minta warga perkuat PSN usai temukan 141 kasus DBD

    Jika hasilnya positif maka harus dilakukan pengasapan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) meminta warga untuk terus memperkuat gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) usai menemukan 141 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di beberapa wilayah sejak awal 2025.

    “Guna mencegah penyebaran penyakit DBD saat puncak musim penghujan, kami meminta warga agar rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk minimal sepekan dua kali,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Herwin Meifendy di Jakarta, Jumat.

    Herwin mengingatkan warga bisa berperan sebagai juru pemantau jentik (jumantik) mandiri dengan rutin menguras, menyikat, dan menutup rapat (3M) tempat penampungan air di rumah masing-masing.

    “Jika ada warga yang terkena DBD maka harus cepat dilakukan penyelidikan epidemiolgi (PE). Jika hasilnya positif maka harus dilakukan pengasapan,” jelas Herwin.

    Herwin mengatakan selama periode Januari hingga Februari 2025 di Jakarta Timur tercatat 141 kasus DBD yang tersebar di 10 wilayah kecamatan.

    Dari 141 kasus ini, kasus tertinggi terjadi di Kecamatan Kramat Jati 27 kasus, Ciracas 19 kasus, Pasar Rebo 19 kasus, Cipayung 17 kasus, dan Matraman 15 kasus.

    Lalu Pulogadung 14 kasus, Jatinegara 11 kasus, Duren Sawit delapan kasus, Makasar delapan kasus, dan Cakung tiga kasus.

    Menurut Herwin jumlah kasus ini lebih rendah dibanding wilayah lain. Seperti di Jakarta Barat terdapat 201 kasus, Jakarta Selatan 180 kasus, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu ada 126 kasus, dan di Jakarta Pusat 81 kasus.

    “Sejauh ini tidak ada pasien DBD di Jakarta Timur yang meninggal dunia. Mereka dirawat dan sembuh,” ucap Herwin.

    Lebih lanjut, Herwin meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai nyamuk aedes aegypti yang menggigit manusia pada jam aktif.

    “Yang perlu diwaspadai adalah nyamuk aedes aegypti ini menggigit manusia pada jam aktif yaitu pukul 08.00 hingga 10.00 dan pukul 15.00 sampai 17.00,” ujar Herwin.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kemarin, Perayaan Cap Go Meh hingga penggusuran rumah di Pulogebang

    Kemarin, Perayaan Cap Go Meh hingga penggusuran rumah di Pulogebang

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita yang tersaji di kanal Metro pada Rabu (12/2) masih menarik disimak kembali untuk mengawali aktivitas di pagi hari Anda, mulai dari Perayaan Imlek 2025 atau Cap Go Meh di Glodok, hingga penggusuran rumah warga di Jakarta Timur.

    Berikut lima berita pilihan yang bisa menemani Anda yang sedang beraktivitas maupun dalam perjalanan:

    1. Mahfud dan Anies serta Pram-Doel hadiri Cap Go Meh di Glodok

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah tokoh mulai dari Mahfud MD, Anies Baswedan, Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Terpilih Pramono Anung-Rano Karno, Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Veronica Tan menghadiri akhir perayaan Imlek 2025 atau Cap Go Meh di Glodok, Jakarta Barat, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    2. Pemkot Jakpus lakukan razia parkir liar di trotoar

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Pusat (Jakpus) menggelar razia parkir liar yang berada di bahu jalan dan trotoar selama satu bulan ke depan, sejak Rabu ini hingga 12 Maret 2025.

    Selengkapnya di sini

    3. Dinkes DKI: Vaksin dengue bisa didapatkan di faskes swasta

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyatakan saat ini vaksin dengue yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko terkena dan keparahan demam berdarah dengue (DBD) bisa didapatkan di fasilitas kesehatan (fakses) swasta karena belum menjadi program wajib pemerintah.

    Selengkapnya di sini

    Petugas gabungan saat merazia parkir liar di Jakarta, Rabu (12/2/2025). ANTARA/Ho-Pemkot Jakpus

    4. PAM Jaya: Layanan air perpipaan Jakarta 2024 naik jadi 70,29 persen

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Pelayanan Perumda PAM Jaya Syahrul Hasan mengungkapkan bahwa cakupan layanan air perpipaan di Jakarta per akhir tahun 2024 berhasil mencapai 70,29 persen atau naik tiga persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Selengkapnya di sini

    5. PN Jaktim gusur puluhan rumah warga di Pulogebang

    Jakarta (ANTARA) – Puluhan rumah warga yang berdiri di lahan kosong di Jalan Dokter Sumarno, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, digusur oleh aparat gabungan Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dinkes DKI: Nyamuk aedes aegypti bisa bertelur di sendok berisi air

    Dinkes DKI: Nyamuk aedes aegypti bisa bertelur di sendok berisi air

    warga agar tidak membiarkan ada air bersih tergenang baik di dalam maupun luar rumah

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengingatkan nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD) bisa bertelur di genangan kecil bahkan di sendok teh berisi air.

    “Kira-kira nyamuk itu bisa tidak bertelur di sendok teh berisi air? Bisa! Satu sendok teh air saja kalau didiamkan telentang lalu diisi air ditunggu saja satu minggu pasti akan ada jentik nyamuk. Selama airnya bersih,” ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Budi Setiawan dalam acara bertema “Cegah DBD? Yuk PSN 3M Plus!” di Jakarta, Rabu.

    Karena itu, dia mengingatkan warga agar tidak membiarkan ada air bersih tergenang baik di dalam maupun luar rumah.

    Lalu, Budi juga meminta warga mewaspadai genangan air pada wadah atau barang-barang yang didaur ulang semisal galon atau botol kemasan air mineral lalu dijadikan misalnya pot tanaman.

    “Jangan lupa barang-barang yang kita daur ulang lalu dijadikan pot. Jadi kalau tanah di dasar (pot) tumpukan air itu mengendap, memadat. Jadi airnya kan bening juga. Nah itu bahkan dia (nyamuk) bisa bertelur di situ,” kata dia.

    Warga juga diingatkan setidaknya menguras tempat penampungan air yang tak bisa ditutup setidaknya satu kali dalam sepekan.

    “Setidaknya satu minggu sekali (dikuras). Jentik sampai kepada nyamuk dewasa butuh waktu satu minggu. Kalau lebih dari satu minggu pasti ada jentik yang berubah jadi nyamuk dewasa,” kata dia.

    Kalaupun, wadah penampungan air tak memungkinkan dikuras seminggu sekali, maka tutuplah.

    Langkah lainnya dalam pencegahan nyamuk berkembang biak dan mengantisipasi kasus DBD yakni dengan menanam tanaman-tanaman pengusir nyamuk dan memelihara hewan-hewan pemakan jentik nyamuk.

    “Lalu losion, kelambu walau sepertinya sudah sangat jarang ya kita menggunakan kelambu, tapi itu bisa menjadi satu pilihan plus untuk gerakan 3M plus,” kata Budi.

    Merujuk data tahun lalu, tren data kasus mingguan DBD di DKI Jakarta pada bulan Februari mengalami peningkatan dibandingkan pada minggu awal bulan Januari.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun mengimbau warga waspada dan menerapkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 3M (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang) Plus kegiatan lain yang mencegah perkembangbiakan dan gigitan nyamuk aedes aegypti.

    Merujuk data Surveilans Dinkes DKI Jakarta, kasus DBD tahun 2025 pe 10 Februari ditemukan sebanyak 729 kasus.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Orang tua harus perhatikan cairan masuk dan keluar saat anak kena DBD

    Orang tua harus perhatikan cairan masuk dan keluar saat anak kena DBD

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengingatkan kepada orang tua untuk memperhatikan asupan cairan yang masuk dan keluar saat buang air kecil terhadap anak yang terkena demam berdarah dengue (DBD) guna mencegah dehidrasi.

    “Jadi, kita harus hitung, misalnya minumnya 1 liter, kok keluarnya cuma 100 cc dalam sehari, berarti itu kekurangan cairan,” ujar Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Budi Setiawan di Jakarta, Rabu.

    Dehidrasi bisa menyebabkan pasien DBD mengalami kebocoran plasma darah yang berujung kehilangan nyawa. Tanda dehidrasi atau kurang cairan juga bisa dilihat dari warna urine yang kuning pekat.

    Lalu, apabila anak sudah banyak minum tapi cairan yang keluar jumlahnya sedikit, bisa jadi air menguap melalui kulit saat anak demam atau sudah terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh.

    “Biasanya kalau demam berdarah dengue kan salah satu manifestasi klinisnya cairannya menumpuk tidak hanya perdarahan,” kata Budi.

    Selain asupan minum, lanjut dia, perhatikan juga asupan makan anak, kesadaran anak, suhu tubuh anak, dan beri anak obat sesuai anjuran dokter.

    “Ukur suhunya terus menerus. Tapi biasanya, kalaupun anak sudah demam 3 hari, akan ada pemeriksaan, laboratorium serial untuk bisa melihat pergerakan sel darah putih, dan pembeku darah,” kata Budi.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengajak warga untuk ikut mengantisipasi kasus demam berdarah dengue (DBD) termasuk di musim hujan saat ini dengan lebih aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus.

    Kegiatan 3M Plus ini yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.

    Lalu, perlu juga dilakukan poin plus seperti menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

    Adapun merujuk data kasus DBD, per 10 Februari 2025 diketahui terdapat 729 kasus di DKI Jakarta.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025