Kasus: Demam berdarah dengue

  • Mengenal Macam-macam Virus Berbahaya dan Pencegahannya

    Mengenal Macam-macam Virus Berbahaya dan Pencegahannya

    Jakarta

    Virus adalah mikroorganisme yang bisa menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, mulai dari gejala ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa. Beberapa virus bahkan bisa memicu wabah di suatu tempat.

    Memahami jenis-jenis virus berbahaya beserta cara pencegahannya sangat penting untuk menjaga kesehatan diri dan orang sekitar. Dengan langkah dan pencegahan, risiko terinfeksi virus bisa diminimalkan.

    Macam-macam Virus Berbahaya dan Pencegahannya

    Beberapa virus berbahaya di antaranya HIV, Hepatitis B, Dengue, hingga Ebola. Ketahui penjelasan mengenai virus-virus tersebut beserta cara mencegahnya.

    1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)

    HIV adalah virus yang menargetkan dan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, dengan menyerang sistem kekebalan tubuh, HIV melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.

    Belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV, namun terdapat berbagai pengobatan yang bisa memperlambat pekembangan penyakit dan memungkinkan orang yang mengalaminya menjalani khidupan yang lebih normal dan sehat.

    Saat berkembang menjadi tahap akhir, kondisinya dikenal dengan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Ketika ini terjadi, tubuh hampir tidak memiliki kemampuan untuk melawan infeksi.

    Adapun sejumlah penularan HIV sebagai berikut:

    Praktik seks aman, gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan HIV dan penyakit menular seksual enyakilainnyaJangan pernah berbagi jarum atau peralatan yang digunakan untuk menyuntikkan obat dengan orang lain. Sebab, ini adalah salah satu cara umum penularan HIV.Lakukan tes HIV secara rutin jika berisiko. Konsultasikan dengan dokter tentang cara-cara pencegahan yang efektif.Bagi orang-orang yang berisiko tinggi terkena HIV, penggunaan profilaksis pra-papaan (PrEP) bisa menjadi opsi. PrEP merupakan obat yang diambil sebelum paparan HIV untuk mengurangi risiko infeksi.

    2. Hepatitis B

    Virus Hepatitis B adalah penyebab penyakit Hepatitis B. Penyakit ditularkan melalui cairan tubuh pengidap Hepatitis B dan bisa terjadi secara vertikal, yaitu dari ibu yang mengidap Hepatitis B ke bayi yang dilahirkan.

    Selain itu, penyakit ini juga bisa ditularkan secara horizontal, yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik yang tercemar, pisau cukur, tatto, hingga transplantasi organ.

    Gejalanyanya bisa berupa kehilangan nafsu makan, mual dan munah, nyeri perut, hingga mata dan kulit menjadi kuning.

    Dikutip dari laman CDC, cara terbaik untuk mencegah penyakit hepatitis B adalah dengan mendapatkan vaksinasi. Vaksin hepatitis B aman dan efektif.

    3. Rabies

    Virus rabies menyebabkan rabies, penyakit infeksi pada sistem saraf pusat (otak). Penyakit ini bisa ditularkan melalui gigitan, cakaran, serta jilatan hewan pada kulit yang terluka.

    Hewan-hewan yang bisa menularkan penyakit rabies ke manusia, di antaranya adalah anjing, kucing, dan kera. Gejala yang dirasakan di anaranya demam, mual, sakit tenggorokan, sakit kepala hebat, gelisah, hingga air liur berlebihan (hipersalivasi).

    Beberapa cara pencegahan rabies di antaranya, ikat atau kandangi hewan peular rabies, vaksinasi hewan secara berkala, jika hewan penular rabies dbawa keluar rumah, lengkapi dengan pengaman mulut, jika terlanjur digigit, cuci luka dengan sabun atau deterjen menggunakan air mengalir selama 15 menit sesegera mungkin oleh penderita atau keluarga lalu segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat tatalaksana penanganan kasus gigitan hewan penular rabies sesuai prosedur.

    4. SARS-COV-2

    COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-COV-2. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, China.

    Gejala umumnya di antaranya demam, batuk, kehilangan, indra perasa atau penciuman, dan sesak napas. Penularanya melalui tetes respirasi, yaitu melalui batuk hingga bersin, sentuhan tangan atau kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, dan menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh wajah.

    Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan yaitu penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan melakukan vaksinasi.

    5. Dengue

    Dengue merupakan virus yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
    Penyakit demam berdarah ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti.

    Gejala utamanya adalah demam mendadak yang tinggi dan berlangsung selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Adapun gejala lainnya adalah nyeri kepala, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, gusi berdarah, hingga timbul bintik merah pada kulit.

    Adapun pencegahan dari DBD yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas, menjaga kebersihan rumah, dan melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging. Vaksinasi dengue juga bisa dilakukan pada anak-anak berusia 9-16 tahun.

    6. Virus Ebola

    Virus Ebola bisa mematikan, hingga 90 persen kasusnya berakibat fatal. Wabah Ebola sendiri pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di Republik Sudan dan Republik Kongo.

    Virus ini ditularkan melalui kontak darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi, biasanya monyet atau kelelawar. Gejalanya biasanya dimulai dengan influenza, kehilangan selera makan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam, sakit tenggorokan, sering diikuti muntah, muntah, diare, dan sakit perut bagian atas dan bawah. Kemudian, sekitar separuh kasus, penderita mengalami ruam pada kulit 5-7 hari setelah gejala pertama terjadi.

    Napas juga menjadi pendek, dada menjadi sakit dan terjadi pembengkakan serta kesadaran berkurang. Adapun gejala lainnya di antaranya terjadi pendarahan dalam dan luar 5-7 hari setelah gejala pertama terjadi, kesulitan pembekuan darah, sehingga mengalami pendarahan dari selaput hidung, mulut, dan tenggorokan, serta dari bekas lubang suntikan. Hal ini menyebabkan muntah darah, batuk darah, dan berak darah.

    Adapun beberapa pencegahan virus ebola yaitu, pemeriksaan hewan terhadap infeksi dan membunuh atau membuang hewan yang terpapar virus ebola, memasak daging dengan benar, serta mencuci tangan dengan benar di sekitar orang yang mengalami penyakit ebola..

    7. Influenza

    Dikutip dari laman CDC, influenza membunuh sebagian kecil orang yang terinfeksi, sekitar 1,8 dari 100.000 orang setiap tahun. Akan tetapi, karena menginfeksi begitu banyak orang, penyakit ini menjadi salah satu pembunuh utama di seluruh dunia.

    Ada beberapa jenis penyakit influenza:

    Influenza A: Penyebab paling umum dari wabah flu dan pandemi global. Subtipe virus, seperti H1N1 dan H3N2 sering berubah, sehingga menyebabkan kebutuhan vaksin yang berbeda setiap tahunInfluenza B: Menyebabkan wabah yang lebih lokal dan lebih ringan dibandingkan influenza AInfluenza C: Penyebab gejala flu paling ringan dan tidak menyebabkan wabah.

    Pencegahan influenza di antaranya dengan mendapatkan vaksinasi flu tahunan, menghindari kontak dengan pengidap flu, mencuci tangan dengan sabun, dan menghindari menyentuh wajah.

    (elk/suc)

  • Kematian Akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 100 Orang, Agustus Bisa Lebih Buruk

    Kematian Akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 100 Orang, Agustus Bisa Lebih Buruk

    JAKARTA – Bangladesh mengalami lonjakan kasus dan kematian akibat demam berdarah. Para pakar kesehatan memperingatkan pada bulan Agustus dapat membawa wabah penyakit yang ditularkan nyamuk ini lebih parah lagi jika tindakan segera tidak diambil.

    Demam berdarah mengakibatkan kematian 101 orang dan menginfeksi 24.183 orang sepanjang tahun ini, menurut data resmi, yang memberikan tekanan berat pada sistem layanan kesehatan negara yang sudah kewalahan.

    “Situasinya kritis. Virus ini sudah menyebar luas di seluruh negeri, dan tanpa intervensi agresif, rumah sakit akan kewalahan,” kata Kabirul Bashar, ahli entomologi di Universitas Jahangirnagar dilansir Reuters, Senin, 11 Agustus.

    “Agustus bisa mencatat setidaknya tiga kali lipat jumlah kasus dibandingkan Juli, dengan potensi puncaknya pada September.”

    Para pejabat kesehatan mengimbau masyarakat untuk menggunakan obat antinyamuk, tidur dengan kelambu, dan membersihkan genangan air tempat nyamuk berkembang biak.

    “Kita membutuhkan penyemprotan terkoordinasi dan kegiatan bersih-bersih masyarakat, terutama di zona berisiko tinggi,” papar Bashar.

    Para ahli mengatakan perubahan iklim, ditambah dengan cuaca hangat dan lembap, serta hujan yang turun secara berkala, telah menciptakan kondisi perkembangbiakan yang ideal bagi nyamuk Aedes, pembawa virus dengue.

    Meskipun Dhaka masih menjadi pusat penyebaran utama, demam berdarah dengue sedang mencapai puncaknya di seluruh negeri. Sejumlah besar infeksi dilaporkan dari luar ibu kota, menambah tekanan pada fasilitas kesehatan di pedesaan yang kapasitasnya terbatas untuk menangani kasus-kasus parah.

    Para dokter memperingatkan perhatian medis dini sangat penting. Sakit perut yang parah, muntah, pendarahan, atau kelelahan ekstrem harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mengurangi risiko komplikasi atau kematian.

    Dengan puncak musim demam berdarah yang masih akan datang, para ahli kesehatan menekankan bahwa partisipasi masyarakat, di samping pengendalian nyamuk yang dipimpin pemerintah, akan sangat penting dalam mencegah apa yang bisa menjadi salah satu wabah terburuk di Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir.

    Tahun paling mematikan yang tercatat adalah tahun 2023, dengan 1.705 kematian dan lebih dari 321.000 infeksi dilaporkan.

  • Ini tren kasus DBD di Jakarta Barat tiga bulan terakhir

    Ini tren kasus DBD di Jakarta Barat tiga bulan terakhir

    Jakarta (ANTARA) – Tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Jakarta Barat menunjukkan fluktuasi menurun dalam tiga bulan terakhir.

    “Tren kasus DBD wilayah Jakarta Barat tiga bulan terakhir, Mei 355 kasus, Juni 295 kasus dan Juli 282 kasus. Data itu sampai dengan 31 Juli pukul 14.00 WIB,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat, Arum Ambarsari di Jakarta, Kamis.

    Penurunan kasus itu terjadi meskipun prediksi sebelumnya menyatakan bahwa kelembaban serta suhu udara pada Juli 2025 berpotensi meningkatkan kasus DBD.

    Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kesesuaian iklim untuk DBD bulan Juli 2025 itu kelembaban 77 persen.

    Kelembaban optimum untuk nyamuk 71-83 persen, sementara suhu berkisar 25-32° Celsius. “Suhu rata-rata optimum untuk perkembangan nyamuk adalah berkisar 25-27°C,” kata Arum.

    Meskipun kasus DBD mengalami menurun dari angka prediksi, Sudinkes Jakarta Barat (Jakbar) terus menggencarkan pemantauan vektor atau jentik nyamuk DBD dengan melakukan sidak jentik nyamuk ke rumah-rumah warga melalui juru pemantau jentik (jumantik).

    “Pemantauan itu dilakukan dengan utamakan peran masyarakat dan meningkatkan promosi kesehatan tentang DBD,” katanya.

    Selain itu, hingga kini Sudinkes Jakbar terus mengawasi perkembangan bibit nyamuk ber-Wolbachia (metode untuk mengatasi DBD) yang telah rampung disebar di Kecamatan Kembangan.

    Kasudinkes Jakbar Erizon Safari menyebuty bahwa pemantauan dan pergantian telur dilakukan setiap dua minggu pasca penyebaran perdana di masing-masing kelurahan.

    “Tiap dua minggu dilakukan pemeliharaan atau pergantian telur. Tiap lokasi waktunya beda-beda, karena rilis nyamuk (perdana penyebaran bibit nyamuk ber-Wolbachia) juga beda-beda,” ujar Erizon di Jakarta, Jumat (23/5).

    Kemudian, setelah enam bulan, pihaknya bakal melakukan uji populasi nyamuk ber-Wolbachia di wilayah-wilayah (kelurahan) tersebut.

    “Menunggu perkembangan nyamuknya, kalau sudah bagus secara jumlah, (penyebaran) akan geser ke wilayah lain,” ujar Erizon.

    Erizon menuturkan bahwa penyebaran akan dilanjutkan ke kecamatan lainnya di wilayah Jakarta Barat pasca evaluasi setelah enam bulan implementasi.

    “Setelah enam bulan kan akan dievaluasi. (Titik implementasi selanjutnya) Belum ditentukan,” katanya.

    Adapun penyebaran bibit nyamuk ber-Wolbachia dilakukan di enam kelurahan di Kecamatan Kembangan, yakni Joglo, Kembangan Selatan, Kembangan Utara, Meruya Utara, Meruya Selatan dan Srengseng.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mengenal Berbagai Jenis Virus Dari Flu Biasa hingga Virus Mematikan, Ini Kategorinya

    Mengenal Berbagai Jenis Virus Dari Flu Biasa hingga Virus Mematikan, Ini Kategorinya

    Jakarta

    Virus adalah sejenis mikroorganisme yang sangat kecil, tapi bisa berdampak besar bagi kesehatan manusia. Berbeda dengan mikroorganisme para umumnya seperti bakteri, virus tidak memiliki inti sel sehingga tidak dikategorikan mikroorganisme sejati.

    Keberadaan virus sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Berbagai jenis virus sudah dikenal sejak lama, mulai dari yang memicu infeksi ringan hingga berbahaya.

    Setiap virus memiliki cara penularan dan tingkat bahaya yang berbeda. Berdasarkan struktur dan materi genetiknya, jenis-jenis virus dapat digolongkan menjadi virus DNA dan RNA.

    Virus DNA

    Virus DNA memiliki asam deoksiribonukleat atau Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) sebagai materi genetiknya. Dikutip dari laman ByJus, virus ini menunjukkan tingkat mutasi yang rendah. Beberapa contoh dari jenis virus DNA yaitu:

    1. Virus Herpes

    Dikutip dari laman WHO, Herpes Simplex Virus (HSV) atau yang dikenal sebagai herpes adalah infeksi umum yang bisa menyebabkan lepuh atau luka yang menyakitkan. Penyakit ini terutama menyebar lewat kontak kulit ke kulit.

    Selain lepuh, herpes yang baru menginfeksi bisa menyebabkan demam, nyeri badan, dan juga pembengkakan kelenjar getah bening.

    2. Virus Hepatitis B

    Hepatitis B adalah infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang menyerang dan merusak hati. Hepatitis B ditularkan lewat kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh tertentu yang terinfeksi.

    Hepatitis B bisa menyebabkan infeksi kronis dan membuat orang berisiko meninggal akibat sirosis dan kanker hati.

    3. Pox Virus

    Pox virus adalah salah satu dari sekelompok virus dalam famili Poxviridae yang bertanggung jawab atas berbagai macam penyakit cacar pada manusia dan hewan.

    Dikutip dari laman Cepi, Infeksi ini biasanya dimulai dengan demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, dan muntah. Beberapa hari kemudian, ruam mulai muncul di lidah, mulut, dan tenggorokan berupa bintik-bintik merah dan luka. Dalam waktu sehari, ruam menyebar dalam bentuk benjolan kecil di kulit, lengan, kaki, badan dan seluruh tubuh.

    4. Human Papillomavirus

    Human papillomavirus (HPV) adalah virus umum yang bisa memengaruhi berbagai bagian tubuh. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, ada lebih dari 100 jenis HPV, termasuk galur HPV yang menyebabkan kutil di tangan, kak, dan wajah. Sekitar 30 galur HPV bisa mempengaruhi alat kelamin.

    Virus RNA

    Seperti namanya, virus RNA memiliki asam ribonukleat atau Ribonucleic Acid (RNA) sebagai materi genetiknya. Virus ini menunjukkan tingkat mutasi yang lebih tinggi.

    1. Influenza

    Virus influenza A, B, dan C menyebabkan influenza, infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan.
    Dikutip dari laman Kemenkes, berikut perbedaanya:

    Influenza A: Penyebab paling umum dari wabah flu dan pandemi globalInfluenza B: Umuma menyebabkan wabah yang lebih lokal dan biasanya lebih ringan dibandingkan influenza AInfluenza C: Penyebab gejala flu paling ringan dan tidak menyebabkan wabah.

    Gejala dari influenza yaitu demam tinggi tiba-tiba, batuk kering, sakit tenggorokan, pilek, sakit kepala, kelelahan dan lemas, sakit otot dan sendi, hingga muntah dan diare.

    2. Rotavirus

    Rotavirus adalah infeksi virus yang menyerang saluran pencernaan dan dapat menyebabkan penyakit Gastroenteritis. DIkutip dari laman Kementerian Kesehatan, rotavirus bisa menular melalui kontak fisik terhadap tinja yang mengandung rotavirus atau melalui makanan, minuman, peralatan, serta benda-benda yang telah terkontaminasi dengan virus ini.

    Infeksi rotavirus biasanya dimulai dalam dua hari setelah terpapar virus. Dikutip dari laman Mayo Clinic Gejala awalnya meliputi demam dan muntah, diikuti diare berair selama 3-7 hari.

    3. Polio Virus

    Polio menyerang sistem saraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam. Virus ini ditularkan dari orang ke orang, terutama melalui jalur fekal-oral atau melalui air, makanan terkontaminasi, dan berkembag biak di usus.

    Gejala awalnya yaitu demam, kelelahan, sakit kelapa, muntah, leher kaku, dan nyeri pada anggota badan.

    4. SARS COV-2

    SARS-COV-2 merupakan virus penyebab COVID-19 yang diidentifikasi pertama kali pada bulan Desember tahun 2019. Dikutip dari laman Live Science, studi pada tahun 2021 menunjukkan bahwa virus ini kemungkinan berasal dari kelelawar, berpindah melalui hewan perantara, dan menginfeksi manusia. Namun demikian, asal-usul virus ini masih kontroversial.

    Gejalanya berupa demam, batuk kering, sesak napas, nyeri tenggorokan, pegal-pegal, atau merasa kelelahan. Hingga tahun 2023. ada sebanyak 6.811.780 kasus COVID-19 di Indonesia dengan angka kematian 161.865 orang.

    5. Dengue

    Dengue adalah virus utama yang menyebabkan penyakit demam berdarah lewat nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya meliputi demam mendadak yang tinggi, mencapai 39 derajat celcius. Demam berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Gejala lainnya meliputi nyeri kepala menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, hingga bintik merah pada kulit. Di Indonesia, tahun 2024 menjadi puncak kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan lebih dari 1.400 kematian.

    (elk/up)

  • Dinkes Tangsel Tekankan Pentingnya Kesadaran Menjaga Kesehatan di Masyarakat

    Dinkes Tangsel Tekankan Pentingnya Kesadaran Menjaga Kesehatan di Masyarakat

    Tangerang: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar cek kesehatan gratis dan diskusi. Hal itu dilakukan sebagai upaya peningkatan kesadaran pentingnya kesehatan kepada masyarakat.

    Kepala Dinkes Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, untuk meningkatkan kesadaran kesehatan di masyarakat harus dilakukan dengan kolaborasi multi pihak.

    “Mewujudkan masyarakat sehat itu pilihan, tentunya tidak bisa dilakukan satu sektor saja, tapi media adalah bagian dari pilar yang harus kita gandeng untuk edukasi bersama ke masyarakat,” kata Allin.

    Selain cek kesehatan gratis, Dinkes Kota Tangsel juga gelar diskusi ‘Deteksi Dini TBC dan DBD untuk Wartawan Sehat’. 

    Dalam diskusi tersebut, Allin memaparkan program prioritas Pemkot Tangsel dalam layanan kesehatan. Seperti program RW bebas TBC dan RW bebas jentik. 

    “Semua masyarakat harus teredukasi tentang TBC mulai dari gejala, pencegahan, hingga penanganan. Bahkan berperan meminimalisasi stigma kepada penderita TBC dengan keguyuban masyarakat di lingkungan RW tersebut,” kata Allin.

    Terkait RW bebas jentik, Allin menjelaskan, program tersebut sebagai upaya untuk memberantas penyebaran jentik-jentik nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya.

    Tangerang: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar cek kesehatan gratis dan diskusi. Hal itu dilakukan sebagai upaya peningkatan kesadaran pentingnya kesehatan kepada masyarakat.
     
    Kepala Dinkes Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, untuk meningkatkan kesadaran kesehatan di masyarakat harus dilakukan dengan kolaborasi multi pihak.
     
    “Mewujudkan masyarakat sehat itu pilihan, tentunya tidak bisa dilakukan satu sektor saja, tapi media adalah bagian dari pilar yang harus kita gandeng untuk edukasi bersama ke masyarakat,” kata Allin.

    Selain cek kesehatan gratis, Dinkes Kota Tangsel juga gelar diskusi ‘Deteksi Dini TBC dan DBD untuk Wartawan Sehat’. 
     
    Dalam diskusi tersebut, Allin memaparkan program prioritas Pemkot Tangsel dalam layanan kesehatan. Seperti program RW bebas TBC dan RW bebas jentik. 
     
    “Semua masyarakat harus teredukasi tentang TBC mulai dari gejala, pencegahan, hingga penanganan. Bahkan berperan meminimalisasi stigma kepada penderita TBC dengan keguyuban masyarakat di lingkungan RW tersebut,” kata Allin.
     
    Terkait RW bebas jentik, Allin menjelaskan, program tersebut sebagai upaya untuk memberantas penyebaran jentik-jentik nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • Ke Mana Nyamuk Aedes Aegypti Saat Siang Hari?

    Ke Mana Nyamuk Aedes Aegypti Saat Siang Hari?

    Jakarta

    Nyamuk seringkali dianggap sebagai hewan yang mengerikan. Meski ukurannya kecil, tapi nyamuk tertentu bisa menyebabkan penyakit yang membahayakan.

    Salah satu nyamuk yang membawa penyakit adalah aedes aegypti. Jika biasanya nyamuk banyak berkeliaran di malam hari, nyamuk aedes aegypti lebih suka menggigit saat siang hari. Di mana habitat nyamuk berbahaya ini?

    Apa Itu Nyamuk Aedes Aegypti?

    Nyamuk aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang membawa virus dengue, penyebab penyakit demam berdarah. Secara historis, nyamuk ini ditemukan di daerah tropis dan subtropis di daerah berhutan. Namun, dengan urbanisasi, aedes aegypti bisa bertahan hidup dalam berbagai wadah buatan, beradaptasi dengan habitat wadah akuatik di dalam maupun luar ruangan.

    Dikutip dari laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ahli Muda Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN, Tri Ramadhani mengatakan, aedes aegypti memiliki pola berbentuk garis putih yang berjumlah dua di punggung dan pola garis-garis pendek berwarna putih yang cukup banyak. Hal ini yang menyebabkan nyamuk aedes aegypti terlihat memiliki motif belang-belang.

    Ke Mana Nyamuk Aedes Aegypti Saat Siang Hari

    Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Pevention (CDC), nyamuk aedes aegypti lebih sering menggigit di siang hari dibanding malam hari. Spesies ini paling aktif sekitar dua jam setelah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari terbenam.

    Dijelaskan lebih lanjut oleh Tri, nyamuk aedes aegypti menghisap darah manusia setiap 2-3 hari sekali. Mereka suka beristirahat di tempat yang gelap, lembab, dan tersembunyi di dalam rumah, termasuk kamar tidur, kamar mandi, maupun dapur. Aedes aegypti menyukai tempat tinggal manusia karena menyediakan kemungkinan untuk beristirahat dan mencari inang. Serta sebagai hasilnya, dengan mudah memasuki bangunan.

    Nyamuk ini sangat bergantung pada wadah yang menyimpan air untuk bertelur. Mangkuk, cangkir, ban, tong, vas, bisa menjadi tempat berkembang biak yang baik untuk nyamuk aedes aegypti. Spesies ini juga ditemukan di kumpulan air bawah tanah, seperti septictank yang terbuka atau tidak tertutup rapat, saluran pembuangan air hujan, sumur, dan meteran air.

    Dikutip dari laman Universitas Airlangga, kondisi curah hujan tinggi yang meningkatkan kelembaban dan suhu juga mendukung aktivitas nyamuk untuk berkembang biak. Vektor Aedes aegepty berkembang optimal di suhu 20-28 derajat celsius.

    Indonesia, sebagai negara tropis dengan suhu 16-32 derajat celsus dan kelembaban udara 60-80 persen menjadi empat ideal untuk mendukyng perkembangan nyamuk ini. Terlebih, hujan deras seiring terjadi diserai angin kencang di malam hari dan panas menyengat di siang hari.

    “Secara biologis, cuaca yang tidak menentu ini berperan penting dalam penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti,” kata Guru Besar Universitas Airlangga, Prof. Dr. Ririh Yudhastuti. drh., M.Sc.

    Cara Mencegah Perkembangbiakan Nyamuk Aedes Aegypti

    Untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang bisa menyebabkan penyakit demam berdarah dengue, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan dan CDC berikut di antaranya:

    Bersihkan dan kuras secara rutin tempat penampungan air, seperti bak mandi, toren air, bak penampung air, dan lainnya yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk.Jika ada wadah kosong, letakkan secara terbalik atau tutup sehingga tidak memungkinkan air mengisinyaManfaatkan kembali barang-barang bekas yang bernilai ekonomis. Limbah barang bekas yang tidak didaur ulang berpotensi menjadi sarang nyamuk.Perbaiki saluran dan talang air yang mampetBudidayakan ikan pemakan jentik nyamukPasang kawat kasa pada ventilasi dan jendela kamar dan ruanganPeriksa tempat penampungan airLetakkan baju bekas pakai dalam wadah tertutupJaga kebersihan lingkungan secara bergotong-royongLetakkan larvasida pada penampungan air yang sulit dibersihkanPelihara tanaman pengusir nyamuk, seperti lavender

    (elk/tgm)

  • Waspadai Gejala Tipes dan DBD Saat Cuaca Ekstrem

    Waspadai Gejala Tipes dan DBD Saat Cuaca Ekstrem

    Jakarta

    Demam berdarah dengue (DBD) dan tipes merupakan dua jenis penyakit yang seringkali muncul di cuaca ekstrem, seperti musim hujan. Kelompok rentan seperti anak-anak tak jarang menjadi korbannya.

    Kondisi lingkungan yang lembab dan kebersihan menurun memudahkan penyebaran bakteri serta virus pemicu DBD dan tipes. Khusus pada DBD, musim hujan dan munculnya genangan bisa menjadi waktu terbaik bagi nyamuk untuk berkembang biak.

    “Memang di musim penghujan ini kasusnya meningkat. Bisa dibilang tiap hari ada kasus,” kata Ketua Tim Arbovirosis Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Fadjar SM Silalahi dalam sebuah wawancara.

    Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)

    DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Kondisi ini biasanya terjadi di cuaca ekstrem, seperti musim hujan. Dikutip dari laman Kemenkes, berikut ini beberapa gejala yang harus diwaspadai:

    1. Demam Tinggi Mendadak

    Demam tinggi secara tiba-tiba merupakan gejala awal yang umum pada pasien DBD. Suhu tubuh bisa mencapai hingga 40 derajat celsius.

    Tidak seperti flu biasa, demam ini biasanya tidak disertai batuk atau bersin. Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa hari dan sulit diturunkan dengan obat demam biasa.

    2. Nyeri Otot dan Sendi

    Setelah demam muncul, pengidap DBD biasanya mulai merasakan nyeri di beberapa bagian tubuh. Rasa sakit dapat terjadi pada otot, sendi, tulang, hingga area di belakang mata.

    Gejala ini bisa cukup menyakitkan dan membuat tubuh terasa kaku. Karena itu, DBD juga sering dijuluki ‘breakbone fever’ atau demam tulang.

    3. Sakit Kepala Parah

    Sakit kepala umumnya terasa di area dahi atau sekitar pelipis. Rasa sakitnya bisa berdenyut dan berlangsung terus-menerus. Gejala ini sering membuat pasien sulit berkonsentrasi atau tidur.

    4. Mual dan Muntah

    Infeksi virus dengue dapat memengaruhi sistem pencernaan. Gejala ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman di perut hingga ke bagian punggung. Jika berlangsung terus-menerus, kondisi ini bisa menyebabkan dehidrasi.

    5. Kelelahan Parah

    Tubuh akan merasa sangat lelah akibat DBD. Nafsu makan biasanya juga menurun, sehingga energi tubuh juga ikut melemah.

    Rasa lesu dan tidak bertenaga ini bisa berlangsung beberapa hari. Istirahat total sangat dibutuhkan dalam fase ini untuk mempercepat pemulihan.

    Gejala Tipes

    Tipes atau demam tifoid merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penularan biasanya terjadi melalui kontak dengan kotoran yang mengandung bakteri tersebut dengan masa inkubasi selama 3-60 hari.

    Bakteri ini bisa masuk ke makanan melalui lalat terkontaminasi yang hinggap. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko tipes antara lain tinggal di wilayah yang sanitasinya buruk, usia anak-anak, dan mengonsumsi air yang tercemar.

    1. Demam Panjang

    Demam akibat tipes biasanya berlangsung lebih dari seminggu dan tidak merespons obat penurun panas. Demam dapat meningkat tiap harinya dan berlangsung 3 pekan jika tidak diobati.

    2. Kelelahan Parah

    Pengidap tipes seringkali merasa kelelahan akibat infeksi sistemik yang menguras energ tubuh. Kelelahan ini bisa mengganggu aktivitas harian secara signifikan dan disertai gejala lain seperti demam dan mual.

    3. Perut Kembung atau Nyeri

    Infeksi bakteri Salmonella Typhi dapat mengganggu saluran pencernaan dan memicu rasa kembung pada perut atau nyeri.

    4. Diare atau Sulit Buang Air Besar

    Gangguan pencernaan akibat infeksi bisa memicu diare berair atau justru sembelit. Kondisi ini bisa bervariasi tergantung individu.

    Anak-anak lebih sering mengalami diare, sementara orang dewasa bisa mengalami konstipasi. Kedua kondisi ini memperburuk rasa tidak nyaman di perut.

    5. Batuk

    Meski bukan gejala utama, pasien tipes seringkali mengalami gejala batuk kering. Kondisi biasanya muncul pada minggu-minggu awal.

    Langkah Pencegahan

    Dokters spesialis anak dr Ari Prayogo, SpA menuturkan peralihan musim atau cuaca ekstrem membuat daya tahan tubuh menurun. Sebagai langkah pencegahan berbagai penyakit, dr Prayogo mengimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan pola hidup sehat.

    “Untuk mencegah sebenarnya yaitu perilaku hidup bersih dan sehat itu tetap harus digaungkan kembali. Satu adalah cuci tangan, pastikan alat makan makanan yang digunakan, pengolahan makanan itu semua bersih,” katanya dalam sebuah wawancara.

    “Kedua untuk demam berdarah jangan lupa 3M plus, terus juga jangan lupa mengubur, membersihkan, mengeringkan air genangan-genangan air,” pungkasnya.

    (avk/up)

  • Termasuk Daerah Endemis DBD, Kota Bandung Catatkan 1.653 Kasus pada 2025

    Termasuk Daerah Endemis DBD, Kota Bandung Catatkan 1.653 Kasus pada 2025

    Melalui siaran pers, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain, mengklaim, Pemerintah Kota Bandung tengah menggencarkan pencegahan penyakit demam berdarah dengue dengan menggandeng sektor swasta.

    Melalui program kolaborasi dengan Enesis Group, katanya, Pemkot Bandung telah meluncurkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

    “Saya mengapresiasi Enesis Group, perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi lotion anti nyamuk (Softell/Sari Puspa), karena melalui CSR-nya turut mendukung program pemerintah mengendalikan DBD di Kota Bandung,” katanya.

    Ia juga menegaskan bahwa DBD masih menjadi ancaman kesehatan utama, terutama bagi anak-anak dan lansia.

    “Kami tidak ingin ada lagi nyawa direnggut virus dengue. Pencegahan harus dimulai sekarang, sebelum musim hujan tiba. Jangan tunggu,” tegas Zul Sapaan Akrabnya.

    Zul mengatakan, kolaborasi ini adalah best practice kemitraan pemerintah dan swasta dalam isu kesehatan masyarakat. Tidak hanya bertujuan mencegah DBD, tetapi juga penyakit lain akibat nyamuk seperti chikungunya, malaria, dan kaki gajah.

    Enesis mulai melaksanakan program ini di Kecamatan Buahbatu, Rancasari, dan Coblong, menjangkau 14 kelurahan sebagai tahap awal.

    “Kita dorong tiap rumah punya satu Jumantik aktif. Para lurah dan camat harus menggerakkan kader Posyandu dan PKK agar penyuluhan terus berjalan,” katanya.

    ​“Gerakan ini dalam gerakan satu rumah satu jumantik, agar fokus pada KIE (komunikasi – informasi – edukasi) kepada warga,” ungkapnya.

    Selain edukasi 3M (Menguras, Menutup, Mendaur ulang), masyarakat juga didorong menambahkan satu langkah penting: ‘M’ mengoles lotion antinyamuk untuk perlindungan tambahan.

  • Dampak Perubahan Iklim , Kasus DBD di Jakarta Barat Meningkat

    Dampak Perubahan Iklim , Kasus DBD di Jakarta Barat Meningkat

    JAKARTA – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengalami kenaikan pada Juni 2025 dengan 256 kasus.

    Berdasarkan data dari Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat, fluktuasi kasus DBD di wilayah tersebut menunjukkan lonjakan setiap bulannya mulai Oktober 2024 dengan 79 kasus hingga pada Mei 2025 sebanyak 355 kasus terlapor.

    “Pada April 2025 326 kasus, Mei 355 kasus dan Juni 256 kasus. Sementara untuk Juli, per Kamis (3/7) pukul 16.30 WIB belum ada kasus terlapor,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari, ANTARA, Jumat, 4 Juli.

    Arum menyebutkan, kelembaban dan suhu udara menjadi faktor utama eskalasi kasus DBD di wilayah Jakarta Barat (Jakbar).

    Menurut Arum, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), iklim wilayah setempat pada Juni 2025 menyebabkan peningkatan kasus DBD.

    “Iklim untuk DBD bulan Mei 2025 itu 77 persen, dimana kelembaban optimum untuk nyamuk 71- 83 persen. Suhu berkisar 25-32° C, sementara suhu rata-rata optimum untuk perkembangan nyamuk berkisar 25°-27°C,” kata Arum.

    Karena itu, kata Arum, angka insiden DBD bulan Juli diprediksi dapat mencapai 8,4 kasus per 100.000 penduduk, lebih rendah dari prediksi pada Juni, yakni 8,7 kasus per 100.000 penduduk.

    Sudinkes Jakbar terus menggencarkan pemantauan vektor atau jentik nyamuk DBD dengan melakukan sidak jentik nyamuk ke rumah-rumah warga melalui Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

    “Pemantauan itu dilakukan dengan utamakan peran masyarakat dan meningkatkan promosi kesehatan tentang DBD,” katanya.

  • Kasus DBD di Jakbar kembali naik

    Kasus DBD di Jakbar kembali naik

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat mencatat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengalami kenaikan pada Juni 2025 dengan 256 kasus.

    Berdasarkan data dari Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat, fluktuasi kasus DBD di wilayah tersebut menunjukkan lonjakan setiap bulannya mulai Oktober 2024 dengan 79 kasus hingga pada Mei 2025 sebanyak 355 kasus terlapor.

    “Pada April 2025 326 kasus, Mei 355 kasus dan Juni 256 kasus. Sementara untuk Juli, per Kamis (3/7) pukul 16.30 WIB belum ada kasus terlapor,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari di Jakarta, Jumat.

    Arum menyebutkan, kelembaban dan suhu udara menjadi faktor utama eskalasi kasus DBD di wilayah Jakarta Barat (Jakbar).

    Menurut Arum, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), iklim wilayah setempat pada Juni 2025 menyebabkan peningkatan kasus DBD.

    “Iklim untuk DBD bulan Mei 2025 itu 77 persen, dimana kelembaban optimum untuk nyamuk 71- 83 persen. Suhu berkisar 25-32° C, sementara suhu rata-rata optimum untuk perkembangan nyamuk berkisar 25°-27°C,” kata Arum.

    Karena itu, kata Arum, angka insiden DBD bulan Juli diprediksi dapat mencapai 8,4 kasus per 100.000 penduduk, lebih rendah dari prediksi pada Juni, yakni 8,7 kasus per 100.000 penduduk.

    Sudinkes Jakbar terus menggencarkan pemantauan vektor atau jentik nyamuk DBD dengan melakukan sidak jentik nyamuk ke rumah-rumah warga melalui Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

    “Pemantauan itu dilakukan dengan utamakan peran masyarakat dan meningkatkan promosi kesehatan tentang DBD,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.