Kasus: Demam berdarah dengue

  • Dokter Jelaskan Penyebab Mual Hingga Muntah pada Pasien Demam Berdarah – Halaman all

    Dokter Jelaskan Penyebab Mual Hingga Muntah pada Pasien Demam Berdarah – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Salah satu gejala khas yang muncul saat seseorang terinfeksi demam berdarah dangue (DBD) adalah mual dan muntah. 

    Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropis dari Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (RSUP), dr. Ifael Yerosias Mauleti pun menjelaskan kenapa ini bisa terjadi. 

    Menurutnya ada beberapa faktor penyebab munculnya mual dan muntah ini. 

    “Pertama, karena proses peradangan yang terjadi. Sehingga permukaan lambungnya itu meradang, sehingga dia bisa mual muntah,” ungkapnya pada talkshow virtual Kementerian Kesehatan, Jumat (20/12/2024). 

    Kedua, virus dengue berkembang biak di liver atau limpa. Sehingga limpa atau liver orang yang sudah terinfeksi dangue bisa membesar.

    Dampak dari limpa atau liver yang membesar adalah dapat menekan saluran pencernaan di daerah lambung. 

    “Sehingga akibatnya (lambung) tertekan.  Orangnya merasa mual bahkan sampai muntah,” ujarnya. 

    “Jadi dua hal ini yang paling-paling sering menyebabkan sehingga orang mual muntah,” sambungnya.

    Lebih lanjut, dr Ifael menjelaskan jika pada fase lanjut, biasanya pada hari ke lima atau enam, sudah mulai terjadi gangguan fungsi liver atau fungsi hati.

    Kondisi ini juga bisa memberikan gejala mual muntah di hari berikutnya.

    “Jadi kadang-kadang ada orang di dua atau tiga hari pertama dia nggak ada mual muntah Tetapi di penghujung sakit di hari ke lima, enam atau tujuh baru muncul mual muntahnya akibat gangguan fungsi liver,” tuturnya. 

     

     

  • Musim Hujan Rentan Penyebaran Penyakit DBD, Ketahui Gejala-gejalanya – Halaman all

    Musim Hujan Rentan Penyebaran Penyakit DBD, Ketahui Gejala-gejalanya – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musim hujan menjadi salah satu musim yang rentan terhadap mewabahnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 

    Hal ini disebabkan karena nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak dengan cepat pada musim hujan. 

    Menurut dokter spesialis penyakit dalam subspesialis penyakit tropis dari Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati (RSUP), dr. Ifael Yerosias Mauleti ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko DBD. 

    Setidaknya ada tiga faktor, yaitu orangnya, lingkungan, dan virus itu sendiri. 

    “Jadi seseorang beresiko terkena penyakit demam berdarah, bila lingkungannya sangat nyaman untuk berkembang biaknya nyamuk. Kemudian, daerah itu memang sudah ada virus tingginya,” ungkapnya pada talkshow virtual Kementerian Kesehatan, Jumat (20/12/2024). 

    Orang yang berisiko terinfeksi DBD menurut dr Ifael bisa terjadi pada mereka yang memiliki imunitas yang menurun. 

    Sehingga ketika penyakit atau virus masuk, tubuh tidak bisa melawan dengan baik hingga terinfeksi.

    Lebih lanjut dr Ifael pun menjelaskan apa saja tanda-tanda seseorang mengalami DBD. 

    Pertama, gejala paling khas adalah demam. Hampir 100 persen pasien DBD mengalami demam.

    “Tapi ada juga yang tidak sekian persen. Jadi ada penyakit DBD terinfeksi ke seseorang, tidak ada gejala, itu bisa saja,” jelasnya.

    Kedua, muncul pegal linu dan sakit kepala. Namun, sakit kepala khas yang sering muncul ada di bagian depan seperti daerah jidat. 

    Ketiga, kadang muncul rasa mual, muntah dan diare. 

    Keempat, pada keluhan yang lebih berat, terjadi perdarahan yang spontan.

    “Bisa berdarah di kulit, mimisan, berak darah, kencing darah, dan lain-lain. Itu lebih lanjut, gejala lebih lanjut,”lanjutnya. 

    Selain mengenali gejala, dr Ifael juga menjelaskan apa perbedaan nyamuk Aedes aegypti dengan nyamuk biasa. 

    Secara kasat mata, kita bisa saja membedakannya. 

    “Kalau kita perhatikan, jadi Aedes Aegypti itu khasnya dia itu (warna) lurik-lurik hitam putih, seperti zebra cross,” imbuhnya.

    Setelah digigit nyamuk ini, biasanya butuh massa inkubasi sampai penyakit demam berdarah muncul. 

    Untuk penyakit demam berdarah, bisa berkisar 5 sampai 12 hari.

    “Tapi rata-rata itu 7 hari Jadi kalau kita kegigit hari ini, 7 hari kemudian kalau memang badan kita tidak bisa melawan, terus dia berkembang, kita akan demam. Biasanya begitu, jadi 7 hari,” tutupnya. 

     

     

  • Kasus DBD Tinggi, Pemerintah Selangor Malaysia Belajar Pengendalian Dengue di Kalimantan Timur – Halaman all

    Kasus DBD Tinggi, Pemerintah Selangor Malaysia Belajar Pengendalian Dengue di Kalimantan Timur – Halaman all

    Kasus DBD Tinggi, Pemerintah Selangor Malaysia Belajar Pengendalian Dengue di Kalimantan Timur

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pemerintah Negara Bagian Selangor dari Malaysia belajar pengendalian dengue (DBD) ke provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

    Diketahui,  Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur pertama kali menjalankan pilot program inisiatif advokasi dan vaksinasi dengue untuk menekan angka demam berdarah.

    Selama dua hari, pembelajaran fokus pada praktik terbaik dalam pengendalian dengue, yang melibatkan inisiatif advokasi dan vaksinasi.

    Kunjungan ini mencakup pertemuan ke sekolah, Puskesmas, dan kunjungan ke Dinas Kesehatan, serta forum ilmiah yang membedah inisiatif pencegahan dengue dan kebijakan kesehatan masyarakat.

    “Kami bangga dapat membagikan pengalaman kami kepada utusan dari Pemerintah Negara Bagian Selangor dan memperlihakan strategi-strategi inovatif yang kami lakukan dalam pencegahan dengue,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur dr.H Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS.

    Dalam mengurangi kejadian dengue di tingkat provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur memperkenalkan vaksinasi dengue kepada 9.800 anak usia sekolah dasar di Balikpapan.

    Sampai dengan bulan Oktober 2024, Dinas Kesehatan Kota Balikpapan melaporkan vaksinasi telah diberikan kepada 90 persen dari total populasi targetnya, atau lebih dari 8.800 anak.

    Inisiatif vaksinasi dengue kemudian diperluas ke kota Samarinda, dengan menargetkan 2.750
    anak sekolah usia sekolah dasar di Kecamatan Samarinda Utara.

    Pertemuan hari ini menandai tonggak penting dalam upaya Pemerintah Negara Bagian Selangor untuk mengatasi dengue, yang semakin memperkuat komitmen negara bagian untuk mengatasi ancaman kesehatan masyarakat yang semakin meningkat ini.

    “Dengan hampir setengah dari kasus dengue di Malaysia dilaporkan terjadi di Selangor, hal ini telah memberikan tekanan yang cukup besar pada sistem perawatan kesehatan dan ekonomi kami,” kata Yang Berhormat Puan Jamaliah binti Jamaluddin, Selangor State Executive Councilor for Public Health and Environment.

    Melalui pertukaran keahlian dan pembelajaran penting dari Kalimantan Timur tentang advokasi dan program vaksinasi dengue, pihaknya berharap dapat meletakkan dasar bagi program vaksinasi  dengue negara bagian pertama di Selangor.

    Selangor baru-baru ini mengalokasikan RM4 juta atau sekitar Rp 14.354.960.000, dalam anggaran negara tahun 2025 untuk pengendalian dan pencegahan dengue, termasuk vaksinasi, untuk mengurangi insiden dengue dan tingkat rawat inap.

    Pertemuan antara Kalimantan Timur dan Selangor menjadi tonggak terbentuknya kolaborasi regional yang berkelanjutan dalam memerangi dengue, dengan tujuan bersama untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh negara Asia dan sekitarnya.

    Ditambahkan Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, pihaknya berkomitmen untuk memerangi demam berdarah sebagai mitra jangka panjang, melalui vaksin dan seterusnya.

    “Memanfaatkan langkah-langkah inovatif seperti vaksin sangatlah penting dan kami berkomitmen untuk membuat vaksin kami dapat diakses secara luas. Kami juga mendukung banyak inisiatif di luar vaksin kami, terutama dalam mendidik petugas kesehatan garis depan dan masyarakat tentang demam berdarah dan pencegahan demam berdarah yang komprehensif,” ujar dia.

     

  • Dinkes Catat Kasus DBD di Kabupaten Bandung Capai 2.541

    Dinkes Catat Kasus DBD di Kabupaten Bandung Capai 2.541

    JABAR EKSPRES – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung mencatat ada 2.541 kasus demam berdarah dengue (DBD), dengan tingkat kejadian atau incidence rate (IR) 67/100.000 penduduk sejak bulan Oktober 2024.

    Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Bandung, Purwitasari mengatakan, sebanyak 37 orang meninggal dunia akibat DBD dengan memiliki case fatality rate (CFR) sebesar 1,46 persen.

    Namun, menurutnya kasus DBD tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan data periode sebelumnya. Yakni pada bulan November 2024.

    “Untuk kasus DBD bulan November, kami masih dalam proses pengumpulan data. Sebetulnya kasus DBD itu sudah menurun sih, CFR-nya itu sudah 1 koma sekian, lebih rendah dibandingkan data di periode sebelumnya,” ujarnya, Minggu (15/12/2024).

    BACA JUGA:Serahkan Sertipikat Elektronik ke Rumah Warga Manggar Kota Balikpapan, Menteri Nusron Pastikan Tidak Ada Hambatan pada PTSL

    Purwita menjelaskan, memang potensi perkembangan nyamuk aedes aegypti yang membawa virus semakin berkembang mengingat beberapa waktu kebelakang intensitas hujan tidak merata. Sehingga genangan air menjadi tempat yang ideal bagi jentik nyamuk untuk terus berkembang.

    Pihaknya pun sudah memberikan surat edaran kepada puskesmas maupun rumah sakit untuk mewaspadai peningkatan kasus DBD ini.

    “Kami sudah berikan surat buat puskesmas maupun rumah sakit untuk mewaspadai peningkatan kasus, yang salah satunya adalah DBD. Mengingat musim hujan itu kan dari Oktober sampai awal tahun 2025 sehingga sangat berpengaruh,” jelasnya.

    Purwita menyebut, Dinkes Kabupaten Bandung terus berupaya untuk menurunkan kasus DBD dengan dengan melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat.

    BACA JUGA:Lebih Kece dan Modis, New Honda Scoopy Resmi Diperkenalkan di Jawa Barat

    Kemudian pihaknya juga melakukan penyelidikan epidemiologi dengue dan screening dengue di puskesmas terhadap pasien dengan gejala klinis dengue.

    “Kami kampanye PSN (pemberantasan sarang nyamuk) dengan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat penyimpanan air, memanfaatkan sampah bernilai ekonomis, dan plusnya itu mencegah gigitan nyamuk pakai abate atau kelambu,” ungkapnya.

    “Kemudian kami juga melakukan pemberian larvasida untuk membunuh jentik nyamuk dan melakukan insektisida melalui fogging,” lanjutnya.

  • Australia Beri Travel Warning ke Warga, Waspadai DBD saat Ke Bali

    Australia Beri Travel Warning ke Warga, Waspadai DBD saat Ke Bali

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Australia mengeluarkan peringatan atau travel warning kepada warganya agar waspada dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD) saat berkunjung ke Indonesia, khususnya Bali 

    Dilansir smartraveller.gov.au pada Kamis (12/12/2024), pemerintah Australia mencatat ada peningkatan infeksi demam berdarah dari warganya yang baru saja berkunjung dari Bali.

    “Otoritas kesehatan Australia telah melaporkan peningkatan infeksi demam berdarah pada orang-orang yang kembali dari Bali dalam beberapa tahun terakhir,” dalam imbauan pemerintah Australia.

    Berdasarkan data dari Sistem Pengawasan Penyakit yang Dapat Dilaporkan Nasional, menunjukkan kasus demam berdarah di Australia tercatat 2.153 kasus pasa 2024. Kasus itu meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 1.119 kasus. 

    Selain itu, wisatawan Australia juga diimbau agar melakukan pengecekan kesehatan saat ingin berkunjung ke Indonesia. Sebab, otoritas Indonesia tidak mengizinkan wisatawan asing berkunjung apabila memiliki gejala Mpox.

    Apabila terdeteksi, wisatawan akan langsung dirujuk ke fasilitas kesehatan setempat. Adapun, pemerintah Australia juga meminta agar warganya tidak membawa obat-obatan yang berstatus ilegal ke Indonesia.

    “Hukuman berat, seperti penangkapan dan hukuman penjara, dapat berlaku meskipun Anda memiliki resep,” tambah Imbauan itu.

    Selain imbauan kesehatan, pemerintah Australia juga mengimbau warganya mematuhi aturan setempat tentang hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan di Bali. 

    Pasalnya, perilaku yang menyimpang dari aturan itu maka bisa menyebabkan hukuman pidana maupun deportasi.

    “Perilaku ofensif yang gagal menghormati budaya, agama, tempat ibadah, dan upacara adat setempat dapat menyebabkan hukuman pidana dan/atau deportasi,” tulis pemerintah Australia.

    Adapun, pemerintah Australia juga meminta warganya untuk tidak meminum minuman yang telah dicampur dengan zat beracun dan membuang sampah sembarangan saat berkunjung ke Indonesia.

  • 7
                    
                        Australia Peringatkan Warganya Tak Kunjungi Pulau Dewata, Pemprov Bali Tetap "Pede"
                        Denpasar

    7 Australia Peringatkan Warganya Tak Kunjungi Pulau Dewata, Pemprov Bali Tetap "Pede" Denpasar

    Australia Peringatkan Warganya Tak Kunjungi Pulau Dewata, Pemprov Bali Tetap “Pede”
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Pemerintah Australia memperingatkan warganya agar mempertimbangkan kembali rencana liburan ke
    Bali

    Peringatan ini diterbitkan setelah meningkatnya laporan kasus
    demam berdarah
    yang dialami oleh pelancong Australia yang kembali dari Bali.
    Terkait hal itu, Pemerintah Provinsi Bali yakin tidak akan berdampak pada kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata.
    Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengatakan Australia masih mendominasi sebagai negara dengan jumlah kunjungan terbanyak ke Bali. Bahkan, jumlah kunjungan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
    “Saya yakin Australia tahu betul kondisi kita. Bali, karena Bali sebagai second home
    wisatawan Australia
    , apalagi sekarang Australia tetap nomor satu bahkan trennya meningkat terus,” kata dia pada Rabu (11/12/2024).
    Ia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali untuk mengatasi kasus demam berdarah dengue (DBD) tersebut.
    Selain itu, pihaknya juga telah mengimbau kepada pengelola wisata dan akomodasi wisata untuk menyampaikan kondisi Bali terkini kepada mitra kerja mereka di luar negeri, bahwa Bali masih layak untuk dikunjungi.
    “Kita Pemprov Bali sudah melakukan hal-hal penanggulangan yang memang dirasakan wisatawan,” kata dia.
    Dilansir dari Kompas.com, otoritas kesehatan Australia mencatat lonjakan kasus demam berdarah di berbagai wilayah negaranya, dengan sebagian besar kasus didapatkan dari pelancong yang baru kembali dari Indonesia, terutama Bali.
    Seorang juru bicara Kesehatan Queensland mengungkapkan bahwa demam berdarah sering terjadi di Indonesia, termasuk Bali, terutama selama musim hujan yang berlangsung dari November hingga Maret.
    Dalam dua minggu terakhir, terdapat lima kasus demam berdarah di Cairns yang semuanya berasal dari wisatawan yang kembali dari Bali.
    Atas hal tersebut, Pemerintah Australia mengingatkan warganya untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke daerah yang memiliki risiko tinggi penularan demam berdarah.
    Bagi yang tetap memilih bepergian, penting untuk memprioritaskan langkah pencegahan agar terhindar dari infeksi yang berbahaya ini.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Musim Hujan! Kenali 8 Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai

    Musim Hujan! Kenali 8 Gejala DBD yang Perlu Diwaspadai

    Jakarta, Beritasatu.com – Musim hujan di Jakarta dan beberapa daerah lainnya sering kali menyebabkan genangan air, yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Hal ini perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko penularan demam berdarah dengue (DBD). Namun, apa saja gejala DBD yang perlu diwaspadai?

    DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada musim hujan, Anda perlu lebih berhati-hati terhadap gejala-gejala DBD yang mungkin muncul.

    Lantas, apa saja gejala DBD? Berikut ini penjelasannya.

    1. Demam tinggi
    Gejala awal DBD yang paling umum adalah demam tinggi yang datang mendadak, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 derajat celsius. Demam ini biasanya tidak disertai gejala flu seperti batuk atau pilek.

    2. Ruam kulit
    Ruam kulit berwarna merah muda adalah gejala khas DBD, yang muncul di hampir seluruh tubuh, seperti wajah, dada, tangan, dan kaki. Gejala ini biasanya muncul pada hari ketiga setelah terinfeksi dan berlangsung selama 2-3 hari.

    3. Nyeri otot dan sendi
    Penderita DBD sering merasakan nyeri pada otot dan sendi, disertai dengan menggigil dan berkeringat. Gejala ini biasanya berlangsung 4-10 hari setelah infeksi, dan sering kali diikuti dengan sakit kepala dan nyeri di belakang mata.

    4. Mual dan muntah
    Penderita DBD juga dapat mengalami mual hingga muntah, yang dapat mengganggu pencernaan dan menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan punggung. Gejala ini biasanya muncul 2-4 hari setelah terinfeksi.

    5. Mudah lelah
    Karena gangguan pencernaan dan nyeri otot, penderita DBD sering merasa lelah. Hal ini diperburuk dengan penurunan nafsu makan, yang menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi dan sistem imun melemah.

    6. Sakit kepala
    Sakit kepala adalah gejala awal yang biasanya muncul bersamaan dengan demam tinggi. Rasa sakit kepala ini sering disertai nyeri di bagian belakang mata.

    7. Pendarahan
    Pada kasus yang lebih parah, penderita DBD bisa mengalami pendarahan, seperti pendarahan pada gusi, hidung, atau saat muntah dan buang air besar. Pendarahan juga bisa terlihat di kulit, mirip dengan memar.

    8. Nyeri perut
    Nyeri perut juga dapat terjadi pada penderita DBD, sering kali disertai dengan mual, muntah, atau diare. Gejala ini dapat membuat penderita merasa lemas dan gelisah.

    Gejala-gejala DBD ini dapat bervariasi antarindividu, dan penting untuk segera mendapatkan perawatan medis jika mengalami tanda-tanda DBD.

  • Ahli ingatkan warga lakukan 3M Plus untuk cegah  penyebaran DBD

    Ahli ingatkan warga lakukan 3M Plus untuk cegah penyebaran DBD

    Musim hujan memang biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti

    Jakarta (ANTARA) – Ahli kesehatan sekaligus Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/ WHO) Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 Prof. Tjandra Yoga Aditama mengingatkan warga melakukan gerakan 3M Plus untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD) di musim hujan.

    “Musim hujan memang biasanya akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti, nyamuk penular penyakit demam dengue atau yang biasa kita kenal sebagai demam dengue, baik yang dengan manifestasi perdarahan (DBD) atau tidak,” kata dia saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2024

  • 8 Pertolongan Pertama Saat Terkena DBD

    8 Pertolongan Pertama Saat Terkena DBD

    Jakarta, Beritasatu.com – Musim hujan sering kali membawa risiko meningkatnya berbagai penyakit, salah satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Namun, pertolongan petama apa yang harus dilakukan saat terkena DBD?

    Penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, yang populasinya cenderung meningkat saat musim hujan tiba. Nyamuk Aedes lebih mudah berkembang biak dalam kondisi suhu yang hangat dan adanya genangan air.

    Genangan ini menjadi tempat ideal bagi nyamuk untuk bertelur dan mempercepat perkembangannya. Akibatnya, risiko penularan DBD juga meningkat secara signifikan selama musim hujan.

    DBD ditandai dengan gejala, seperti demam tinggi yang terjadi secara mendadak, nyeri otot dan sendi, sakit kepala, serta ruam pada kulit. Pada kasus ringan, penderita dapat pulih dalam beberapa hari dengan perawatan yang tepat.

    Namun, jika tidak segera ditangani, DBD dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah dan bahkan berakibat fatal. Untuk membantu mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan, berikut ini delapan pertolongan pertama yang harus dilakukan saat terkena DBD, dikutip dari Mayo Clinic, Senin (6/12/2024).

    1. Istirahat cukup
    Istirahat merupakan hal yang penting untuk proses penyembuhan. Cobalah untuk mengurangi aktivitas fisik dan berfokus pada pemulihan. Istirahat total dapat membantu tubuh melawan infeksi dengan lebih efektif. Jika merasa lemas atau pusing, tetap di tempat tidur dan hindari aktivitas yang berat sampai kondisi membaik.

    2. Perbanyak minum air putih
    Demam berdarah bisa menyebabkan dehidrasi karena demam tinggi dan muntah. Minumlah air putih sebanyak mungkin, setidaknya 8-10 gelas per hari, atau lebih jika Anda merasa sangat haus.

    Selain air putih, minum jus buah, kaldu, atau larutan rehidrasi oral juga diperbolehkan untuk membantu menggantikan cairan tubuh. Hindari minuman berkafein atau beralkohol karena dapat memperburuk dehidrasi.

    3. Gunakan parasetamol untuk mengatasi nyeri dan demam
    Obat yang mengandung asetaminofen atau parasetamol adalah pilihan yang aman untuk mengatasi gejala nyeri dan demam pada demam berdarah. Ikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter atau petunjuk pada kemasan obat.

    Jangan mengonsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan, karena penggunaan berlebihan bisa merusak fungsi hati. Jika demam tidak kunjung turun, konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba obat lain.

    4. Hindari obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
    Obat seperti ibuprofen dan aspirin sebaiknya dihindari karena bisa meningkatkan risiko perdarahan pada pasien demam berdarah. NSAID dapat memperburuk kondisi pasien dengan mengencerkan darah dan memperbesar kemungkinan komplikasi perdarahan, yang bisa berakibat fatal.

    5. Pantau tanda-tanda demam berdarah parah
    Demam berdarah parah dapat berkembang secara tiba-tiba, terutama setelah demam menurun. Jika Anda atau seseorang yang terkena DBD mengalami sakit perut hebat, muntah terus-menerus, atau pendarahan pada gusi atau hidung, segera cari bantuan medis.

    Gejala lain yang perlu diwaspadai adalah pernapasan cepat, kelelahan ekstrem, atau kegelisahan yang tidak biasa. Mengidentifikasi gejala-gejala ini dengan cepat bisa membantu mencegah kondisi menjadi lebih buruk.

    6. Konsultasikan dengan dokter
    Setelah gejala awal muncul, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan rekomendasi perawatan yang tepat.

    Pemeriksaan medis bisa membantu memantau tanda vital, kadar cairan, dan kadar trombosit. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan darah untuk mengetahui sejauh mana infeksi memengaruhi tubuh.

    7. Hindari aktivitas fisik berat selama pemulihan
    Aktivitas berat selama pemulihan dari demam berdarah dapat menambah beban tubuh yang masih dalam kondisi lemah. Batasi aktivitas fisik yang bisa meningkatkan denyut jantung atau membuat tubuh cepat lelah.

    Usahakan untuk tetap tenang dan tidak melakukan kegiatan, seperti berolahraga, mengangkat beban berat, atau bekerja secara berlebihan sampai tubuh benar-benar pulih.

    8. Persiapkan perawatan medis jika dibutuhkan
    Pada kasus demam berdarah parah, rawat inap mungkin diperlukan untuk pemantauan intensif. Di rumah sakit, pasien mungkin menerima cairan infus dan pemantauan tekanan darah secara rutin.

    Dalam kasus pendarahan yang signifikan, transfusi darah dapat diberikan untuk menggantikan darah yang hilang. Jadi, siapkan informasi medis atau kontak darurat agar siap saat dibutuhkan.

    Itulah delapan pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat terkena DBD. Jadi usahakan Anda melakukan hal tersebut untuk mencegah penyakit DBD yang lebih parah.

  • Waspada! 8 Penyakit yang Menyerang Saat Musim Hujan dan Cara Mencegahnya

    Waspada! 8 Penyakit yang Menyerang Saat Musim Hujan dan Cara Mencegahnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Musim hujan di Indonesia saat ini sedang mencapai puncaknya. Namun, musim hujan juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit, terutama yang terkait dengan kesehatan.

    Selama musim hujan, cuaca yang berubah-ubah dan lingkungan yang lembap dapat meningkatkan kemungkinan munculnya berbagai penyakit. Kondisi ini mendukung pertumbuhan bakteri dan virus, yang berkembang biak dengan baik di tempat yang lembap dan dingin, terutama di daerah rawan banjir.

    Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan memahami risiko kesehatan ini agar dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat.

    Berikut ini delapan penyakit yang menyerang saat musim hujan dan cara mencegahnya.

    1. Demam berdarah dengue (DBD)
    DBD sering muncul saat musim hujan karena populasi nyamuk Aedes aegypti meningkat. Nyamuk ini berkembang biak di tempat-tempat yang tergenang air. Untuk mencegahnya, terapkan metode 3M plus.

    – Menguras tempat penampungan air (seperti bak mandi) minimal seminggu sekali.
    – Menutup wadah penampungan air rapat-rapat.
    – Mendaur ulang atau membuang barang bekas yang bisa menampung air, seperti ban bekas dan kaleng.

    2. Diare
    Banjir dan polusi udara selama musim hujan dapat menyebabkan diare, yang sering disebabkan oleh makanan dan minuman terkontaminasi. Untuk mencegah diare Anda bisa menerapkan langkah ini.

    – Masak makanan hingga matang dan cuci buah serta sayuran dengan air bersih.
    – Cuci tangan secara teratur, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
    – Pastikan air yang dikonsumsi bersih, baik dengan merebus air atau memastikan kemasan air mineral tidak rusak.

    3. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
    ISPA sering terjadi pada musim hujan karena perubahan cuaca yang drastis, yang membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Untuk mencegah ISPA terapkan langkah berikut ini.

    – Terapkan pola hidup sehat dengan makan bergizi dan cukup cairan.
    – Cuci tangan secara teratur dan hindari keramaian.
    – Gunakan masker di tempat umum untuk mencegah penularan.

    4. Penyakit kulit
    Kelembapan tinggi saat musim hujan bisa menyebabkan infeksi kulit seperti kurap, panu, dan eksim. Untuk mencegah penyakit kulit cobalah langkah berikut ini.

    – Jaga kebersihan tubuh dan pakaian, serta mandi secara teratur.
    – Gunakan pelembap untuk menjaga kelembapan kulit dan segera ganti pakaian basah.
    – Gunakan krim antijamur pada area kulit yang rentan.

    5. Leptospirosis
    Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar lewat urine tikus. Untuk mencegah leptospirosis lakukan cara ini.

    – Jaga kebersihan lingkungan dan hindari genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya tikus.
    – Gunakan sarung tangan dan sepatu bot saat bekerja di area berisiko.
    – Cuci tangan setelah kontak dengan tanah atau hewan.

    6. Influenza (flu)
    Influenza lebih mudah menyebar di musim hujan karena perubahan cuaca dan aktivitas di dalam ruangan yang tertutup. Untuk mencegah influenza, hindari kontak dekat dengan orang yang sakit dan gunakan masker.

    Selain itu, cuci tangan secara teratur dan terapkan pola hidup sehat, seperti makan bergizi dan cukup tidur.

    7. Malaria
    Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi parasit Plasmodium. Untuk mencegah malaria gunakan lotion antinyamuk dan tidur di bawah kelambu.

    Hindari juga tempat-tempat yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

    8. Radang lambung (gastritis)
    Radang lambung disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang dapat masuk melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.

    Untuk mencegahnya, jaga kebersihan makanan dan hindari konsumsi makanan mentah atau tidak higienis, serta cuci tangan sebelum makan.

    Dengan menjaga kebersihan dan menerapkan langkah pencegahan yang tepat, risiko terkena penyakit saat musim hujan dapat diminimalkan, sehingga Anda bisa tetap sehat dan aman.