Kasus: covid-19

  • Sisa-sisa Peringatan COVID-19, Wajib Masker hingga Social Distancing

    Sisa-sisa Peringatan COVID-19, Wajib Masker hingga Social Distancing

    Sisa-sisa Peringatan COVID-19, Wajib Masker hingga Social Distancing

  • Cair Bulan Ini, Cek Syarat Penerima Subsidi Rp150.000 Per Bulan

    Cair Bulan Ini, Cek Syarat Penerima Subsidi Rp150.000 Per Bulan

    Jakarta, CNBC Indonesia Pemerintah tengah mempersiapkan penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang akan mulai digulirkan kepada para pekerja di Indonesia pada Juni 2025.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa program ini ditujukan bagi pekerja dengan penghasilan di bawah Rp3,5 juta per bulan. Mereka akan menerima bantuan sebesar Rp150 ribu setiap bulannya.

    “Bantuan langsung subsidi upah itu nanti kita akan bahas dengan Kementerian Ketenagakerjaan, itu kira-kira Rp 150 ribu per bulan,” ujar Airlangga di Hotel Grand Hyatt, Kuala Lumpur, dikutip Minguu (1/6/2025).

    Sementara itu, jangka waktu pemberian bantuan subsidi itu rencananya bakal diberikan selama dua bulan.

    “Dua bulan. Dua bulan saja,” kata Airlangga.

    Jika dibandingkan pada masa Covid-19, besaran kali ini lebih kecil. Pada masa Covid, penerima BSU menerima Rp 600 ribu. Namun, ini hanya diberikan sebanyak 1 kali. Jika pemerintah mencairkan sebanyak dua kali, maka BSU kali ini totalnya hanya Rp 300 ribu.

    Selain BSU, pekerja juga akan menerima program diskon iuran JKK. Pemerintah memutuskan akan memperpanjang program diskon iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) bagi buruh di sektor padat karya.

    Kepada rumah tangga, pemerintah juga memberikan diskon moda transportasi, baik angkutan laut, pesawat hingga kereta api. Ini berlaku selama masa libur sekolah. Sejalan dengan ini, diskon tarif tol juga akan dilakukan pada masa libur panjang di akhir Mei dan awal Juni mendatang.

    Kemudian, ada diskon tarif listrik kembali diberlakukan pemerintah, kini diskon tarif listrik 50% selama Juni 2025-Juli 2025 untuk 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik di bawah 1.300 VA.

    Lalu, pemerintah akan memberikan tambahan alokasi bantuan sosial (bansos) berupa kartu sembako dan bantuan pangan bagi 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

    (hsy/hsy)

  • Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Kewaspadaan Lonjakan Covid, Pasca Kasus Naik di Asia

    Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Kewaspadaan Lonjakan Covid, Pasca Kasus Naik di Asia

    Bisnis.com, JAKARTA – Kemenkes menerbitkan surat edaran kewaspadaan peningkatan kasus covid-19.

    Surat edaran itu ditandatangani oleh Plt. direktur jenderal penanggulangan penyakit Murti Utami pada 23 Mei 2025.

    Dalam surat edaran tersebut disebutkan memasuki minggu ke-12 tahun 2025 sampai dengan saat ini, COVID-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia maupun Singapura.

    Varian COVID-19 dominan yang menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1).

    Meski demikian transmisi penularannya masih relatif rendah, dan angka kematiannya juga rendah. Situasi COVID-19 di Indonesia  memasuki minggu ke-20 saat ini menunjukkan tren penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 (positivity rate 0,59%), dengan varian dominan yang beredar adalah MB.1.1.

    Surat edaran ini bertujuan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan COVID-19 maupun penyakit potensial KLB/ Wabah lainnya bagi Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan para pemangku kepentingan.

    Surat edaran tersebut juga memberikan instruksi dan imbauan yang harus dilakukan oleh fasilitas kesehatan di Indonesia menyusul kenaikan kasus tersebut.

    Berikut isi lengkap surat edaran tersebut bisa dilihat di https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/surat-edaran-dirjen-p2-nomor-sr-03-01-c-1422-2025-tentang-kewaspadaan-terhadap-peningkatan-kasus-covid-19/view

  • COVID-19 di Thailand Meroket 65 Ribu Kasus dalam Sepekan, Inikah Pemicunya?

    COVID-19 di Thailand Meroket 65 Ribu Kasus dalam Sepekan, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Thailand menjadi salah negara di Asia yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 secara signifikan. Dikutip dari The Nation, total ada 204.965 kasus COVID-19 di Thailand dalam periode 1 Januari-24 Mei 2025.

    Center for COVID-19 Situation Administration (CCSA) mengungkapkan ada 65.007 kasus dalam seminggu di pekan terakhir penghitungan.

    Dikutip dari Asia Nikkei, Bangkok menjadi wilayah dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi. Festival air Songkran yang dilaksanakan pada bulan April disebut-sebut menjadi salah satu penyebab kenaikan kasus drastis di Thailand.

    Akibat kejadian ini, sekolah-sekolah di Thailand, khususnya di Bangkok, telah melakukan penyemprotan desinfektan di ruang kelas sejak pertengahan semester baru pada bulan Mei. Beberapa sekolah bahkan beralih ke pembelajaran online untuk menghindari risiko infeksi.

    Pemerintah Thailand saat ini juga lebih memperhatikan pasokan peralatan kesehatan, termasuk medis, selama kenaikan kasus COVID-19 ini.

    “Pemerintah telah memantau distribusi masker, alat uji antigen, dan hand sanitizer untuk memastikan persediaan cukup tersedia dengan harga yang wajar sehingga orang-orang dapat melindungi diri dari virus yang muncul kembali,” kata wakil juru bicara pemerintah Thailand, Anukool Prusanusak.

    Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand juga memberikan akses digital kepada pasien COVID untuk berkonsultasi dengan dokter dan memungkinkan pengiriman obat secara cepat. Ini bisa dilakukan tanpa kontak langsung dengan manusia.

    Anukool menekankan konsultasi kesehatan bisa dilakukan melalui berbagai aplikasi secara gratis.

    Sebelumnya, Kepala Departemen Virologi Klinis di Chulalongkorn University sudah memprediksi kenaikan kasus COVID-19 di bulan April, yang bertepatan dengan perayaan Songkran. Pola ini berbeda dari penyakit pernapasan lainnya seperti influenza, yang biasanya melonjak selama musim hujan atau setelah dimulai tahun ajaran.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 8 ribu kasus COVID di tahun sebelumnya, Yong mencatat penyebaran virus lebih mungkin terjadi akibat perkumpulan banyak orang di ruang terbatas dan peningkatan mobilitas selama periode festival.

    NEXT: Angka kematian dan sebaran kasus

    CCSA mengungkapkan angka kematian COVID-19 periode 1 Januari sampai 24 Mei 2025 mencapai 51 orang. Pada pekan terakhir penghitungan, ada sekitar 8 kasus kematian tambahan.

    Berikut ini sederet wilayah di Thailand dengan peningkatan kasus tertinggi:

    Bangkok: 12.184 pasienChon Buri: 4.018 pasienNonthaburi: 2.891 pasienSamut Prakan: 2.837 pasienRayong: 2.355 pasien

    CCSA juga mengidentifikasi tiga kelompok usia dengan jumlah pasien COVID tertinggi, sebagai berikut:

    Usia 20-29 tahun: 11.298 pasienUsia 30-39 tahun: 12.860 pasienUsia 60 tahun ke atas: 9.887 pasien

  • COVID-19 Varian XEC Ngegas di Thailand, Ini Anjuran Kemlu RI

    COVID-19 Varian XEC Ngegas di Thailand, Ini Anjuran Kemlu RI

    Jakarta – Kementerian Kesehatan RI belum lama ini mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus COVID-19. Sejak minggu ke-12 tahun 2025 hingga saat ini, kasus COVID-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di Asia seperti Hong Kong, Malaysia, Singapura, hingga Thailand.

    Di Thailand misalnya, tercatat 65.007 kasus baru COVID-19 selama periode 18 hingga 24 Mei Berdasarkan data Center for COVID-19 Situation Administration Thailand (CCSA). Sementara itu, jumlah kumulatif periode 1 Januari hingga 24 Mei 2025 mencapai 204.965 ribu kasus, dengan 51 kematian.

    CCSA menyatakan, 3.544 pasien masih dirawat di rumah sakit, dan 61.463 pasien menjalani pemulihan di rumah.

    Adapun varian COVID-19 yang tersebar di beberapa negara Asia meliputi XEC dan JN.1 di Thailand, LF.7 dan NB.1.8 di Singapura, JN.1 di Hongkong, dan XEC di Malaysia.

    Terkait kondisi tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan imbauan.

    “Dengan adanya peningkatan kasus COVID-19 di Asia, kami mengimbau Anda yang berencana bepergian ke luar negeri, khususnya kawasan Asia, untuk meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau perkembangan kasus COVID-19 melalui kanal resmi pemerintah setempat atau WHO,” demikian kata Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu), dikutip dari laman resminya, Minggu (1/6/2025).

    Tak hanya itu, Kemlu RI juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan sebagai berikut.

    Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi yang sakit atau jika berada di kerumunan.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

    (suc/up)

  • Puluhan Karyawan Bank Dipecat Gara-Gara Hal Konyol

    Puluhan Karyawan Bank Dipecat Gara-Gara Hal Konyol

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perilaku pekerja menjadi penilaian tersendiri oleh perusahaan. Siapa sangka aktivitas keyboard yang dibuat-buat bisa berujung pemecatan. Bank Wells Fargo membongkar perilaku pura-pura kerja sejumlah karyawannya. Pihak perusahaan juga langsung memecat mereka yang ketahuan melakukan hal tersebut.

    “Setelah meninjau tuduhan yang melibatkan simulasi aktivitas keyboard yang menciptakan kesan kerja yang aktif,” kata perusahaan pada pengajuan ke Otoritas Regulasi Industri Keuangan (FINRA) soal alasan pemecatan dikutip dari Quartz, Minggu (1/6/2025).

    Juru bicara Wells Fargo menjelaskan pihak bank tak bisa menoleransi perilaku tersebut. “Wells Fargo memiliki standar tinggi untuk karyawan dan tidak menoleransi perilaku tidak etis,” ucapnya.

    Pura-pura kerja itu menggunakan alat keyboard palsu. Disebut mouse jigglers, alat tersebut membuat mouse seperti bergerak dan komputer tetap terjaga.

    Mereka yang menggunakan alat ini membuat komputer juga tidak berubah menjadi mode tidur, meskipun tidak menggunakannya.

    Ternyata alat mirip mouse jigglers banyak di pasaran. Produk-produk itu sangat populer digunakan sejumlah para pekerja di dunia melakukan kerja jarak jauh saat pandemi Covid-19.

    Alat ini membuat para pegawai bisa berpura-pura pekerjaan tanpa diawasi bos secara langsung seperti saat bekerja di kantor.

    Dalam beberapa kesempatan, sistem bekerja jarak jauh atau dikenal sebagai work from home (WFH) memang jadi perdebatan. Banyak yang khawatir soal keterlibatan karyawan yang melakukan WFH.

    State the Global Workplace dari Gallup juga mengungkapkan hal serupa. Laporan itu mencatat 62% pekerja seluruh dunia tidak terlibat dalam pekerjaannya.

    Sebanyak 15% disebut tidak terlibat secara aktif. Mereka menjelaskan dirinya memiliki manajer atau pekerjaan yang buruk dan aktif mencari yang baru.

    (mkh/mkh)

  • Kasus COVID-19 di Dunia Tembus 91 Ribu dalam Sebulan, Thailand Paling ‘Ngegas’

    Kasus COVID-19 di Dunia Tembus 91 Ribu dalam Sebulan, Thailand Paling ‘Ngegas’

    Foto Health

    Suci Risanti Rahmadania – detikHealth

    Minggu, 01 Jun 2025 15:01 WIB

    Jakarta – Data yang diinput WHO melaporkan, pada periode 28 hari yang berakhir di 11 Mei 2025, kasus COVID-19 di dunia naik 55.984 dari total keseluruhan 91.583 kasus.

  • Gejala COVID-19 Varian MB.1.1, Disebut Kemenkes Paling Dominan di RI Saat Ini

    Gejala COVID-19 Varian MB.1.1, Disebut Kemenkes Paling Dominan di RI Saat Ini

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI baru-baru ini mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan terhadap peningkatan kasus COVID-19. Tren kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan pada pekan ke-20 dengan varian virus dominan MB.1.1 yang masih berkerabat dengan varian Omicron.

    Surat edaran tertanggal 23 Mei 2025 tersebut ditujukan kepada sejumlah pihak, termasuk Dinas Kesehatan seluruh provinsi dan direktur Rumah Sakit seluruh Indonesia.

    Kemenkes mengatakan transmisi penularan COVID-19 saat ini masih relatif rendah, demikian juga dengan angka kematian. Di Indonesia, terjadi penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 dengan positivity rate 0,59 persen.

    “Varian dominan yang beredar adalah MB.1.1,” tulis Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, dalam pengantar edaran tersebut.

    Epidemiolog Dicky Budiman juga ikut menyoroti situasi COVID-19 di Indonesia. Menurutnya, risiko penularan COVID-19 varian ini dapat dicegah dengan kembali menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk menggunakan masker di tempat ramai atau ruang publik.

    Dicky mengatakan, penyebaran virus ini dapat dipantau melalui tes surveilans seperti tes COVID-19 pada umumnya. Meskipun menurutnya testing semacam ini belum begitu dibutuhkan, masyarakat sangat mungkin melakukan testing secara mandiri.

    Testing dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengingat gejala yang muncul pada varian COVID-19 yang beredar saat ini mirip dengan influenza.

    “Amat sangat sama dan tidak ada perubahan yang menonjol ya. Kecuali saat ini gejalanya tidak seperti dulu, misal anosmia yang mengganggu indera penciuman dan perasa sekarang aman jarang ada,” beber Dicky, saat dihubungi detikcom, Sabtu (31/5/2025).

    “Tapi gejalanya tidak separah itu. Gejala yang muncul seperti batuk, pilek, demam, nyeri saat menelan, nyeri kepala, apalagi kalau sudah beringus, punya sinus yang membuat nyeri kepala, jadi hampir mirip dengan flu lah ya,” lanjutnya.

    NEXT: Tergantung imunitas individual

    Dicky mengatakan gejala yang dialami mungkin akan berbeda pada tiap orang. Hal ini tergantung dari imunitas masing-masing. Gejala COVID-19 bisa cukup parah atau berlangsung lama jika imunitas pengidapnya sedang menurun.

    “Misalnya kalau flu mungkin biasanya tiga hari sudah mereda, ini bisa sampai lima hari. Jadi gejalanya jauh lebih panjang dari flu biasa,” tuturnya.

  • Video Update Situasi Kasus Covid-19 di Indonesia

    Video Update Situasi Kasus Covid-19 di Indonesia

    Jakarta – Terjadi peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu di Thailand, Hongkong, Malaysia, dan Singapura. Tren kenaikan kasus ini turut menjadi perhatian pemerintah Indonesia.

    Nah, untuk menyikapi peningkatan ini, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan terhadap Kasus Covid-19. Dalam surat ini, Kemenkes memberikan gambaran situasi Covid-19 di Indonesia, varian-varian Covid-19 yang mendominasi sejumlah negara saat ini termasuk Indonesia, serta imbauan yang harus dilakukan berbagai pihak.

    (/)

  • Video Varian Covid-19 yang Mendominasi Indonesia Saat Ini

    Video Varian Covid-19 yang Mendominasi Indonesia Saat Ini

    Jakarta – Kementerian Kesehatan Indonesia mengungkap varian Covid-19 yang mendominasi di beberapa negara Asia. Negara yang dimaksud antara lain Thailand, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

    Varian yang mendominasi berbeda-beda. Varian Covid-19 yang mendominasi Indonesia saat ini adalah MB.1.1.

    (/)