Kasus: covid-19

  • Langit Tiba-tiba Hijau, Pertanda Apa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

    Langit Tiba-tiba Hijau, Pertanda Apa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

    Jakarta

    Pernahkah kamu melihat langit berubah warna menjadi hijau? Fenomena ini mungkin terlihat seperti sesuatu dari film fiksi ilmiah, tetapi sebenarnya ada penjelasan ilmiah di baliknya.

    Warna hijau di langit biasanya dikaitkan dengan kondisi cuaca ekstrem atau fenomena alam tertentu. Yuk, kita kupas apa yang menyebabkan langit berubah warna hijau!

    1. Badai Petir dan Penyebaran Cahaya

    Langit hijau paling sering terlihat sebelum atau selama badai petir hebat, seperti supercell thunderstorm. Menurut ahli meteorologi, fenomena ini terjadi karena cara cahaya Matahari berinteraksi dengan partikel di atmosfer. Warna hijau muncul ketika cahaya matahari disaring oleh awan badai yang tebal.

    “Fenomena ini biasanya merupakan tanda peringatan visual badai petir mampu menghasilkan hujan es yang sangat besar,” jelas Cory Martin, Ahli meteorologi NWS seperti dikutip dari IFL Science.

    Prosesnya dimulai awan badai mengandung banyak tetesan air dan kristal es. Ketika cahaya matahari melewati awan ini, panjang gelombang merah cenderung diserap, sedangkan panjang gelombang biru dan hijau lebih banyak diteruskan.

    Jika Matahari berada di posisi rendah (seperti saat senja), cahaya biru tersebar lebih banyak di atmosfer, meninggalkan warna hijau yang dominan.

    2. Aurora: Cahaya Hijau di Langit Kutub

    Selain badai, warna hijau di langit juga bisa disebabkan oleh aurora, fenomena cahaya yang terlihat di wilayah kutub, seperti aurora borealis (cahaya utara) atau aurora australis (cahaya selatan). Aurora menghasilkan warna hijau yang memukau karena interaksi partikel bermuatan dari matahari dengan gas di atmosfer Bumi.

    Adapun penyebabnya ketika partikel Matahari (angin surya) bertabrakan dengan molekul nitrogen dan oksigen di atmosfer, energi yang dilepaskan menghasilkan cahaya. Nitrogen yang tereksitasi memancarkan warna hijau pada ketinggian sekitar 100-300 km.

    Mengapa hijau? Warna hijau dominan karena molekul nitrogen lebih banyak di atmosfer, dan eksitasi pada panjang gelombang tertentu menghasilkan warna ini.

    Aurora Foto: REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. TPX IMAGES OF THE DAY Foto: All About Lapland/Alexander Kuznetsov/Handout via REUTERS3. Polusi Cahaya atau Fenomena Optik Lain

    Dalam kasus yang lebih jarang, langit hijau bisa disebabkan oleh polusi cahaya atau fenomena optik seperti halo atau corona di sekitar Matahari/Bulan. Misalnya, di daerah perkotaan dengan banyak lampu neon hijau, pantulan cahaya ini pada awan rendah bisa menciptakan ilusi langit hijau.

    Fenomena lain yang bisa menghasilkan kilatan hijau di langit, yaitu meteor. Warna hijau pada meteor ini kemungkinan besar disebabkan oleh komposisi kimia dari meteoroid itu sendiri. Saat memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan sangat tinggi, gesekan dengan udara akan membakar meteoroid tersebut.

    Panas yang luar biasa ini akan membuat elemen-elemen di dalamnya berpijar dan menghasilkan warna yang berbeda. Warna hijau terang seringkali dihubungkan dengan adanya kandungan nikel dalam meteoroid.

    Apakah Langit Hijau Berbahaya?

    Langit hijau akibat badai sering dikaitkan dengan cuaca ekstrem, seperti hujan es atau tornado. Meski tidak selalu berarti bencana, ini adalah tanda bahwa kondisi cuaca sedang tidak stabil. Jika kamu melihat langit hijau disertai awan gelap dan angin kencang, sebaiknya cari tempat perlindungan.

    Pun begitu, jika suatu saat menyaksikan langit berubah warna menjadi hijau, ingatlah bahwa kamu sedang menyaksikan sebuah pertunjukan fisika atmosfer yang luar biasa. Ini adalah pengingat bahwa alam semesta kita penuh dengan fenomena menakjubkan yang memiliki penjelasan ilmiah di baliknya.

    (afr/afr)

  • Pakar UGM Ungkap Karakteristik Varian COVID-19 MB.1.1 yang Dominan di RI

    Pakar UGM Ungkap Karakteristik Varian COVID-19 MB.1.1 yang Dominan di RI

    Jakarta

    Kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah negara Asia, seperti Thailand, Singapura, Malaysia, dan Hong Kong, juga menjadi kewaspadaan Indonesia. Kementerian Kesehatan RI mencatat penambahan tujuh kasus baru COVID-19 dalam periode 25-31 Mei 2025. Dengan penambahan ini, total kasus COVID-19 di Indonesia pada 2025 menjadi 72 kasus.

    Ahli mikrobiologi klinik dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada, Prof Tri Wibawa, mengingatkan meskipun peningkatan kasus terjadi di negara tetangga, belum tentu lonjakan kasus yang sama terjadi di Indonesia.

    “Namun, belajar dari penularan yang sangat cepat dan meluas selama pandemi, alangkah baiknya jika kita bersiap,” ujar Prof Wibawa, dalam keterangan tertulis, Minggu (8/6/2025).

    Menurutnya, tingkat penyebaran saat ini relatif rendah, karena varian yang dominan di negara tetangga berbeda dengan di Indonesia. Di Thailand, varian utama adalah XEC dan JN.1. Di Singapura, varian yang beredar adalah LF.7 dan NB.1.8, yang merupakan turunan dari JN.1. Sementara di Malaysia, XEC juga menjadi varian yang mendominasi.

    Adapun varian dominan di Indonesia saat ini adalah MB.1.1, yang belum termasuk dalam daftar Variant of Interest (VOI) maupun Variant Under Monitoring (VUM) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Prof Wibawa menyebut, informasi mengenai varian ini masih terbatas, tetapi secara umum gejalanya mirip dengan varian Omicron lain.

    “Gejala yang ditimbulkan selama ini mirip dengan varian COVID-19 sebelumnya, antara lain demam, pusing, batuk, sakit tenggorokan, mual dan muntah, serta nyeri sendi,” jelasnya.

    Meskipun jumlah kasus tergolong rendah dan gejala tidak tergolong berat, Prof. Wibawa tetap mengimbau masyarakat untuk tidak lengah. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup sehat, mengonsumsi makanan bergizi, dan cukup istirahat sebagai bentuk antisipasi.

    Ia juga menyarankan masyarakat untuk kembali mengenakan masker bila mengalami gejala flu, serta menghindari keramaian jika kondisi tubuh tidak fit.

    “Jika berada di tengah keramaian, batasi diri untuk tidak berada di tempat ramai apabila kondisi kesehatan tidak prima,” ujarnya.

    Prof Wibawa turut mengingatkan pentingnya mendapatkan informasi dari sumber tepercaya, termasuk pemerintah dan lembaga kesehatan kredibel.

    “Kita harus yakin bahwa bersama-sama kita telah memperoleh pengalaman dan pengetahuan untuk bertahan hidup di masa pandemi yang sulit,” pungkasnya.

    (naf/naf)

  • Anggota DPR Desak Hakim yang Vonis Kasus Korupsi APD Covid-19 Diperiksa
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Juni 2025

    Anggota DPR Desak Hakim yang Vonis Kasus Korupsi APD Covid-19 Diperiksa Nasional 8 Juni 2025

    Anggota DPR Desak Hakim yang Vonis Kasus Korupsi APD Covid-19 Diperiksa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi III
    DPR RI
    dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
    Hasbiallah Ilyas
    mendorong agar majelis hakim yang memberikan vonis rendah kepada terdakwa kasus korupsi pengadaan 1,1 juta alat pelindung diri (APD) Covid-19 untuk diperiksa oleh Komisi Yudisial (KY) atau Mahkamah Agung (MA).
    Seperti diketahui, eks Pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budy Sylviana dihukum tiga tahun penjara meski merugikan negara hingga Rp 319 miliar.
    “Kalau hanya seperti itu hakimnya juga diperiksa itu,” ujar Hasbiallah, usai acara diskusi publik “Legalisasi Kasino di Indonesia: Antara Kepastian Hukum, Tantangan Sosial, dan Peluang Ekonomi” yang diadakan Ikatan Wartawan Hukum (Iwakum) di Jakarta, Sabtu (7/6/2025).
    Hasbi mengatakan, karena kasus korupsi ini terjadi di masa pandemi, maka hukuman yang dijatuhkan kepada para terdakwa seharusnya lebih berat dari kasus korupsi pada umumnya.
    “Enggak bisa, itu (terjadi saat) Covid-19 itu,” lanjut dia.
    Hasbi menegaskan, koruptor yang memanfaatkan masa Covid-19 untuk melakukan tindakan jahat sudah sepatutnya dihukum seberat-beratnya.
    “Korupsi Covid-19 itu menurut saya korupsi yang merusak soal nyawa ini. Bukan hanya soal merugikan keuangan tapi soal nyawa. Itu harus dihukum dengan seberat-beratnya,” kata dia.
    Diberitakan sebelumnya, tiga orang terdakwa kasus pengadaan 1,1 juta APD Covid-19 telah menerima vonis dari majelis hakim.
    Ketiga terdakwa ini adalah mantan pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana, Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo, dan Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri (PPM) Ahmad Taufik.
    Mantan pejabat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana dihukum tiga tahun penjara dalam dugaan korupsi pengadaan 1,1 juta set alat pelindung diri (APD) Covid-19.
    Budi merupakan pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam pengadaan di masa darurat yang menggunakan dana siap pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut.
    “Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama tiga tahun,” kata Ketua Majelis Hakim Syofia Marlianti Tambunan dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jumat (5/6/2025).
    Selain pidana penjara, majelis hakim juga menjatuhkan pidana denda Rp 100 juta, dengan ketentuan penjara subsidair dua bulan kurungan.
    Budi tidak dihukum untuk membayar uang pengganti sebagaimana dua terdakwa lainnya, Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo dan Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri (PPM) Ahmad Taufik.
    Kemudian, Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo dihukum 11 tahun dan enam bulan penjara dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19.
    Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat menyebut, Satrio terbukti bersalah menyalahgunakan wewenang, melakukan tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara Rp 319.691.374.183,06 (Rp 319,6 miliar).
    Selain pidana badan, Satrio juga dihukum membayar denda Rp 1 miliar subsidair empat bulan kurungan.
    Satrio juga dihukum membayar uang pengganti sebesar Rp 59.980.000.000 atau senilai uang korupsi yang dinikmati Satrio dalam perkara rasuah ini.
    Lalu, Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri (PPM) Ahmad Taufik dihukum 11 tahun penjara dalam kasus korupsi pengadaan 1,1 juta set alat pelindung diri (APD) Covid-19.
    Tidak hanya kurungan penjara, majelis hakim juga menghukum Taufik membayar denda Rp 1 miliar.
    Jika tidak dibayar, maka hukuman pidana badannya akan ditambah empat bulan penjara.
    Selain itu, majelis hakim juga menghukum Taufik membayar uang pengganti sebesar Rp 224.186.961.098 (Rp 224,1 miliar).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Badai PHK Besar-Besaran Hantam AS, Trump Langsung Kena Tuding!

    Badai PHK Besar-Besaran Hantam AS, Trump Langsung Kena Tuding!

    Jakarta CNBC Indonesia – Jumlah klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat (AS) melonjak ke level tertinggi dalam delapan bulan terakhir. Hal ini mencerminkan meningkatnya jumlah pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

    Dilansir dari Detikcom yang mengutip AP News, Sabtu (7/6/2025), data per 31 Mei 2025 menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran naik sebanyak 8.000 menjadi total 247.000 pengajuan. Angka tersebut mendekati rekor tertinggi saat pandemi COVID-19 lalu yang mencapai 250.000 pengajuan.

    PHK massal terjadi di banyak sektor, menyusul berbagai perusahaan menurunkan ekspektasi penjualan dan laba mereka sepanjang 2025. Dalam hal ini tak sedikit perusahaan yang menjadikan aturan tarif Presiden Donald Trump sebagai alasan proyeksi penurunan laba tersebut.

    Sekalipun Trump telah menghentikan atau mengurangi banyak kebijakan tarifnya, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh perang tarif dapat merusak pasar tenaga kerja AS yang selama ini kuat.

    Misalnya saja, ada raksasa fast moving consumer goods (FMCG) terbesar di dunia, Procter & Gamble (P&G) yang secara resmi mengumumkan rencana mereka untuk memangkas 7.000 pekerjanya.

    Kemudian, perusahaan lain yang telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja massal terhadap banyak karyawannya tahun ini termasuk Workday, Dow, CNN, Starbucks, Southwest Airlines, Microsoft dan Meta selaku perusahaan induk Facebook.

    Ditambah lagi, pemerintahan Trump saat ini juga tengah mengurangi jumlah pegawai pemerintah federal secara drastis sebagai upaya efisiensi anggaran pemerintah. Namun banyak dari pemotongan tersebut yang ditentang di pengadilan dan Kongres AS.

    Beruntung pemerintah AS melaporkan bahwa lowongan pekerjaan sempat meningkat secara tak terduga pada April. Meskipun data lain menunjukkan bahwa orang Amerika tetap kurang optimis terhadap pasar tenaga kerja mereka saat ini.

    “Jumlah total orang Amerika yang menerima tunjangan pengangguran per 24 Mei turun tipis sebesar 3.000 menjadi 1,9 juta,” tulis AP dalam laporannya.

    (pgr/pgr)

  • COVID-19 Thailand 2025 Tembus 374 Ribu Kasus, Kematian Lampaui Flu Musiman

    COVID-19 Thailand 2025 Tembus 374 Ribu Kasus, Kematian Lampaui Flu Musiman

    Jakarta

    Departemen Pengendalian Penyakit (DDC) Thailand melaporkan 374 ribu kasus COVID-19 di seluruh negeri sepanjang tahun 2025. Sebanyak 84 orang dilaporkan meninggal dunia.

    Menurut Biro Epidemiologi DDC, hingga Kamis (5/6/2025), tercatat ada 23.352 pasien COVID-19 baru. Dari jumlah tersebut, 22.399 pasien dirawat jalan dan 953 masih dirawat di rumah sakit.

    Bangkok masih menjadi daerah yang mencatatkan kasus infeksi baru terbanyak, yakni 9.193 kasus. Diikuti oleh daerah Rayong 1.088, Nonthaburi 729 kasus, Sa Kaeo 665 kasus, dan Chon Buri 611 kasus.

    Dikutip dari Bangkok Post, sebanyak 4.836 kasus dialami oleh orang-orang berusia antara 30-39 tahun. Kelompok usia 20-29 tercatat 4.514 kasus, dan orang lanjut usia di atas 60 tahun sebanyak 4.043 kasus.

    DDC juga menyoroti lonjakan infeksi yang signifikan pada minggu ke-16 hingga ke-22 tahun 2025, ketika lebih dari 80 ribu kasus baru dilaporkan.

    Sementara itu, Dr Thira Woratanarat dari Fakultas Kedokteran Chulalongkorn University menyampaikan kekhawatirannya di Facebook tentang memburuknya situasi COVID-19 di Thailand.

    Ia mengatakan, jumlah kasus COVID-19, rawat inap, dan kematian saat ini telah melampaui jumlah kasus influenza musiman.

    Hingga Kamis (5/6) pagi, Thailand telah mencatat 353.258 kasus influenza dan 33 kematian. Sementara kasus COVID-19 tercatat sebanyak 374.505 dan 84 kematian.

    Melihat hal itu, Dr Thira menghimbau masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan pribadi.

    (sao/suc)

  • KPK Minta Bantuan Bank BUMN ungkap Kasus Korupsi Bansos Presiden

    KPK Minta Bantuan Bank BUMN ungkap Kasus Korupsi Bansos Presiden

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa seorang staf bank BUMN sebagai saksi kasus dugaan korupsi pengadaan bantuan sosial (bansos) Presiden pada pandemi Covid-19.

    Saksi itu yakni Adila Inal Almanar, yang diperiksa penyidik KPK, Kamis (5/6/2025). Dia diperiksa terkait dengan fasilitas kredit perbankan yang diberikan kepada perusahaan diduga terlibat kasus dugaan korupsi bansos Presiden.

    “KPK meminta bantuan BRI untuk memberikan informasi mengenai fasilitas kredit yang pernah diterima oleh Perusahaan yang terkait dengan perkara tersebut,” ungkap Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan, dikutip Sabtu (7/6/2025). 

    Adapun terdapat total empat orang saksi yang diperiksa KPK saat itu. Selain saksi Adila, penyidik turut memanggil Marketing PT Multi Sari Sedap, Petrus; Direktur PT Mitra Pangan Nusantara, Anen Candra Tjen; serta Direktur PT Integra Padma Mandiri, Budi Pamungkas. 

    Budi mengonfirmasi bahwa saksi Petrus tidak hadir. Sementara itu, saksi Anen dan Budi diperiksa terkait dengan harga dasar paket bansos Covid-19 saat itu. 

    Untuk diketahui, lembaga antirasuah menduga terjadi korupsi dalam pengadaan bansos Presiden saat penanganan pandemi Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek di lingkungan Kementerian Sosial (Kemensos) 2020.

    KPK telah menetapkan satu orang tersangka yaitu Direktur Mitra Energi Persada (MEP) sekaligus Ketua Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada (PTP), Ivo Wongkaren. Ivo sudah menjalani masa kurungan berkaitan dengan kasus lain yakni korupsi penyaluran bansos PKH.

    Pada kasus tersebut, komisi antirasuah menduga terdapat sekitar 6 juta paket bansos bentuk sembako presiden yang dikorupsi pada saat pandemi Covid-19. Total 6 juta paket itu terdiri dari paket sembako presiden yang disalurkan pada tahap 3, 5 dan 6. Masing-masih tahap itu berisi 2 juta paket sembako.

    Penyidikan kasus bansos presiden itu merupakan pengembangan dari perkara pengadaan bansos yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Batubara. Alat bukti terkait bansos presiden ditemukan ketika melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada kasus Juliari 2020 lalu.   

    Pada kasus bansos presiden, KPK menyebut potensi kerugian keuangan negara yang ada mencapai sekitar Rp250 miliar dari total nilai proyek pengadaan sekitar Rp900 miliar dari anggaran Kementerian Sosial (Kemensos). Penyidik menduga kerugian keuangan negara itu terjadi saat pengadaan bansos presiden 2020 lalu di wilayah Jabodetabek. 

  • Kisah Ilmuwan Bantu China Jadi Negara Adidaya Usai Dideportasi AS

    Kisah Ilmuwan Bantu China Jadi Negara Adidaya Usai Dideportasi AS

    Jakarta

    Di Shanghai, China, berdiri sebuah museum dengan 70.000 artefak yang didedikasikan untuk satu orang: “ilmuwan rakyat” Qian Xuesen.

    Qian adalah bapak program luar angkasa dan rudal China.

    Penelitiannya membuat Beijing mampu mengembangkan roket yang meluncurkan satelit pertamanya ke luar angkasa, serta rudal-rudal lain yang menjadi bagian dari persenjataan nuklir China.

    Atas jasanya, ia dihormati sebagai pahlawan nasional.

    Namun di Amerika Serikat, tempat ia belajar dan bekerja selama lebih dari satu dekade, kontribusi penting Qian jarang diakui.

    Kisah Qian kembali disorot oleh media seperti New York Times dalam beberapa hari terakhir ini, di tengah kebijakan pengusiran imigran oleh Presiden AS Donald Trump.

    Pada 28 Mei, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengumumkan bahwa pemerintah akan “secara agresif mencabut” visa bagi pelajar China, termasuk mereka yang terkait dengan Partai Komunis atau yang belajar di “bidang-bidang yang sensitif.”

    Lalu, apakah AS akan kembali jatuh di lubang yang sama dengan menyingkirkan sosok-sosok jenius seperti ilmuwan China ini dan melakukan salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah negara itu?

    Seorang bintang lahir

    Qian lahir pada 1911, saat China beralih dari dinasti kekaisaran ke sistem pemerintahan republik. Ayahnya mendirikan sistem pendidikan nasional China setelah bekerja di Jepang.

    Sejak kecil, Qian sudah menunjukkan bakat luar biasa. Ia lulus dengan peringkat tertinggi dari Universitas Jiao Tong di Shanghai dan meraih beasiswa untuk belajar di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS.

    Pada 1935, dia tiba di Boston. Qian mungkin menghadapi xenofobia dan rasisme, kata Chris Jespersen, profesor sejarah di University of North Georgia di AS.

    Namun, ada juga “harapan dan keyakinan bahwa China [sedang] mengalami perubahan yang signifikan.”

    Getty ImagesQian Xuesen bersama pengacaranya Grant Cooper di sidang deportasi pada November 1950.

    Dari MIT, Qian melanjutkan pendidikannya ke California Institute of Technology (Caltech) untuk belajar di bawah bimbingan salah seorang insinyur aeronautika paling berpengaruh saat itu, Theodore von Karman, kelahiran Hungaria.

    Di sana, Qian berbagi kantor dengan ilmuwan terkemuka lainnya, Frank Malina, anggota kunci dari kelompok kecil inovator yang dikenal sebagai “Suicide Squad.”

    Julukan itu diberikan karena percobaan mereka untuk membangun roket di kampus, dan juga beberapa eksperimen dengan bahan kimia mudah menguap yang berakhir sangat buruk, jelas Fraser Macdonald, penulis Escape from Earth: A Secret History of the Space Rocket.

    Namun, tidak ada yang benar-benar jadi korban, kata penulis itu.

    Baca juga:

    Suatu hari, Qian terlibat dalam sebuah diskusi tentang matematika yang rumit dengan Malina dan anggota kelompok lainnya. Tak lama kemudian ia menjadi bagian dari tim itu dan menghasilkan penelitian penting tentang propulsi roket.

    Saat itu, ilmu roket dianggap sebagia “pekerjaan orang aneh dan pemimpi,” kata Macdonald.

    “Tidak seorang pun menganggapnya [roket] dengan serius, dan tidak ada insinyur yang ahli matematika akan mempertaruhkan reputasinya dengan mengatakan ini adalah masa depan.”

    Namun semuanya berubah cepat ketika Perang Dunia II pecah (193945).

    Kelompok Suicide Squad menarik perhatian militer AS, yang kemudian mendanai penelitian pesawat jet, dengan memasang pendorong di sayap pesawat agar bisa lepas landas dari landasan yang pendek.

    Getty ImagesKarena kecerdasannya yang nyata, Qian memenangkan beasiswa untuk belajar di MIT.

    Pendanaan dari militer juga membantu pendirian Laboratorium Propulsi Jet (JPL) pada 1943, di bawah arahan Theodore von Karman.

    Qian, bersama dengan Frank Malina, berada di pusat proyek tersebut.

    Meskipun Qian adalah warga China, saat itu China adalah sekutu AS sehingga “tidak ada kecurigaan nyata terhadap ilmuwan China di pusat proyek luar angkasa Amerika,” kata Macdonald.

    Qian mendapat izin keamanan untuk bekerja pada proyek penelitian senjata rahasia dan bahkan menjabat di Dewan Penasihat Sains pemerintah AS.

    Menjelang perang berakhir, Qian menjadi ahli propulsi jet terkemuka di dunia dan dikirim bersama von Karman dalam misi ke Jerman dengan pangkat sementara letnan kolonel.

    Misinya adalah mewawancarai para insinyur Nazi, termasuk Werner von Braun, ilmuwan roket terkemuka Jerman. AS ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan teknologi roket Jerman.

    Karier yang hancur

    Namun pada akhir dekade itu, karier cemerlang Qian di AS tiba-tiba hancur dan kehidupannya berantakan.

    Pada 1949, Mao Zedong mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat China. Dan dengan cepat, orang China dianggap sebagai “orang jahat,” kata Jespersen dari Universitas Georgia Utara.

    Seorang direktur baru di JPL mencurigai adanya jaringan mata-mata di laboratorium itu dan melaporkan beberapa staf itu ke FBI.

    “Semuanya orang China dan Yahudi,” jelas Macdonald.

    Era Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet pun dimulai. Perburuan atas orang-orang yang dianggap komunis di era McCarthy semakin gencar.

    Dalam suasana ini, FBI menuduh Qian, Frank Malina, dan yang lainnya sebagai antek komunis dan menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.

    Tuduhan ke Qian ini didasarkan pada dokumen Partai Komunis AS pada 1938 yang menunjukkan bahwa ia menghadiri sebuah pertemuan sosial, yang dicurigai FBI sebagai pertemuan Partai Komunis Pasadena.

    Getty ImagesTiga anggota “Suicide Squad”, William Pickering (kiri), Theodore von Krmn (tengah) dan Frank J. Malina (kanan), dalam foto pada1960.

    Meskipun Qian menyangkal menjadi anggota partai, sebuah studi baru menunjukkan bahwa ia bergabung sekitar waktu yang sama dengan Frank Malina, pada 1938. Namun, hal itu tidak serta merta menjadikannnya seorang Marxis.

    Saat itu, menjadi komunis adalah bentuk perlawanan terhadap rasisme, kata Macdonald. Mereka menentang fasisme dan segregasi, seperti memprotes pemisahan kolam renang umum di Pasadena.

    Deportasi

    Zuoyue Wang, profesor sejarah di California Polytechnic State University di AS, mengatakan tidak ada bukti bahwa Qian melakukan spionase untuk China atau menjadi agen intelijen saat berada di AS.

    Namun, Qian kehilangan izin keamanannya dan ditetapkan sebagai tahanan rumah. Rekan-rekannya di Caltech, termasuk Theodore von Karman, menulis surat kepada pemerintah untuk membela Qian, tetapi tidak berhasil.

    Pada 1955, setelah lima tahun menjalani tahanan rumah, Presiden Eisenhower memutuskan untuk mendeportasi Qian ke China.

    Ilmuwan itu pergi dengan kapal bersama istri dan dua anaknya yang lahir di AS, sambil mengatakan kepada wartawan bahwa ia bersumpah tidak akan pernah menginjakkan kaki di AS lagi.

    Dan ia menepati janjinya.

    “Ia adalah salah satu ilmuwan paling terkemuka di AS. Ia telah banyak berkontribusi dan bisa saja berkontribusi lebih banyak lagi bagi AS. Jadi, itu bukan hanya penghinaan, tetapi pengkhianatan,” kata jurnalis dan penulis Tianyu Fang.

    Getty ImagesQian Xuesen dianggap sebagai bapak program rudal nuklir dan antariksa China.

    Qian tiba di China sebagai pahlawan, tetapi tidak langsung diterima oleh Partai Komunis.

    Rekam jejaknya tidak sepenuhnya bersih. Istrinya adalah putri pemimpin Nasionalis, dan sebelum kejatuhannya, Qian hidup nyaman di AS. Bahkan, dia telah mengajukan permohonan kewarganegaraan Amerika.

    Ia baru resmi bergabung dengan Partai Komunis China pada 1958. Sejak itu berusaha tetap berada di sisi aman. Ia selamat dari pembersihan politik dan Revolusi Kebudayaan, kemudian memiliki karier yang luar biasa.

    Ketika ia tiba di China, pengetahuan tentang ilmu roket nyaris tak dikenal. Namun, 15 tahun kemudian, ia memimpin peluncuran satelit pertama China ke luar angkasa.

    Selama beberapa dekade, ia melatih generasi baru ilmuwan dan meletakkan dasar bagi Program Eksplorasi Bulan China.

    Ironisnya, program rudal yang dikembangkan Qian di China kemudian digunakan untuk menyerang ASseperti rudal Silkworm yang ditembakkan ke AS dalam Perang Teluk 1991 dan serangan terhadap kapal USS Mason pada 2016 oleh pemberontak Houthi di Yaman.

    Dengan mengambil langkah keras terhadap komunisme domestik, Macdonald berpendapat, AS telah mendeportasi “seseorang yang justru digunakan oleh salah satu musuh ideologisnya untuk mengembangkan program rudal dan antariksanya sendiri. Itu adalah kesalahan geopolitik yang luar biasa.”

    “Ada siklus yang aneh. AS mengusir orang yang ahli dan kemudian menjadi bumerang bagi mereka,” katanya.

    Mantan Sekretaris Angkatan Laut AS Dan Kimball, yang kemudian menjadi kepala perusahaan propulsi roket Aerojet, pernah menyebut deportasi Qian sebagai “hal terbodoh yang pernah dilakukan negara ini.”

    Getty ImagesMao memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober 1949.

    Saat ini, sekali lagi terjadi ketegangan besar antara China dan AS. Kini bukan tentang ideologi, tetapi tentang perdagangan, keamanan teknologi dan, menurut Trump, dugaan kegagalan China dalam menangani Covid-19.

    Sebagian besar warga AS mungkin tak mengenal Qian atau perannya di program luar angkasa Amerika, tapi banyak warga dan mahasiswa China di AS yang mendengar kisahnya dan melihat kemiripannya dengan situasi saat ini.

    “Hubungan antara AS dan China telah memburuk sedemikian rupa sehingga mereka tahu bahwa mereka mungkin dicurigai seperti generasi Qian,” sang jurnalis membandingkan.

    Qian Xuesen tidak pernah menginjakkan kaki di Amerika Serikat lagi dan meninggal pada 2009. (Getty Images)

    Menurut Macdonald, kisah Qian merupakan peringatan ketika suatu rezim menyingkirkan pengetahuan.

    “Sejarah ilmu pengetahuan Amerika menunjukkan bahwa sains di AS dibangun oleh para pendatang… Namun di era konservatif seperti sekarang, sejarah itu semakin sulit untuk dirayakan.”

    Kontribusi JPL terhadap program luar angkasa AS, menurut Macdonald, sebagian besar diabaikan, jauh jika dibandingkan dengan kontribusi Wernher von Braun dan ilmuwan asal Jerman lainnya, yang secara diam-diam dibawa ke AS tak lama setelah von Karman dan Qian mengunjungi mereka.

    Braun adalah seorang Nazi dan prestasinya diakui oleh negara, sementara Qian dan ilmuwan lainnya dalam Suicide Squad tersingkirkan, kata Macdonald.

    “Fakta bahwa program luar angkasa AS pertama kali dirintis oleh kaum sosialis lokal entah Yahudi atau China adalah kisah yang sulit diterima oleh Amerika sendiri,” tutupnya.

    Kehidupan Qian berlangsung hampir satu abad. Selama periode ini, China bertransformasi dari negara lemah menjadi adikuasa di Bumi dan di luar angkasa.

    Qian adalah bagian dari transformasi itu. Namun kisahnya juga bisa menjadi kisah besar bagi Amerika jika saja tidak dikhianati.

    Pada tahun 2019, China berhasil mendaratkan wahananya di sisi terjauh Bulan. Lokasi pendaratannya di Kawah Von Karmandinamai dari insinyur aeronautika yang merupakan salah satu mentor Qian.

    Sebuah pengakuan, disengaja atau tidak, menunjukkan bahwa antikomunisme Amerika lah yang mendorong China menaklukkan luar angkasa.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • COVID-19 Juga Ngegas di India, Tercatat 4 Kasus Kematian dalam 24 Jam

    COVID-19 Juga Ngegas di India, Tercatat 4 Kasus Kematian dalam 24 Jam

    Foto Health

    Suci Risanti Rahmadania – detikHealth

    Sabtu, 07 Jun 2025 13:07 WIB

    Jakarta – India pada Jumat (6/6/2025), melaporkan jumlah total kasus COVID-19 yang aktif telah mencapai 5.364 kasus dan empat kematian baru dalam 24 jam.

  • Video: Kasus Covid-19 Naik Lagi! Thailand Catat Ada 23 Ribu Kasus Baru

    Video: Kasus Covid-19 Naik Lagi! Thailand Catat Ada 23 Ribu Kasus Baru

    Jakarta – Kasus Covid-19 di Thailand melonjak kembali. Dilansir dari data Departemen Pengendalian Penyakit Thailand (DDC) terdapat 23 ribu kasus baru serta 8 orang wafat akibat Covid-19.

    Diketahui virus Covid-19 yang beredar mayoritas berasal dari varian JN.1 serta XEC.

    (/)

  • ICW Beberkan Kejanggalan Proyek Laptop Kemendikbud Rp 9,9 T di Era Nadiem

    ICW Beberkan Kejanggalan Proyek Laptop Kemendikbud Rp 9,9 T di Era Nadiem

    Jakarta

    Kejagung tengah menyelidiki dugaan korupsi pada pengadaan laptop Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020-2022 yang anggarannya mencapai Rp 9,9 triliun. ICW mendukung pengusutan Kejagung serta ikut membeberkan hal-hal janggal terkait pengadaan tersebut.

    Peneliti ICW Almas Sjafrina membeberkan sejumlah kejanggalan terkait pengadaan laptop ini sejak 2021. ICW saat itu meminta Kemdikbud menghentikan dan mengkaji ulang rencana belanja laptop di tengah pandemi Covid-19 tersebut.

    Kejanggalan pertama yakni pengadaan laptop dan sejumlah perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) lainnya bukan kebutuhan prioritas pelayanan pendidikan di tengah pandemi Covid-19. Kemudian, penggunaan anggaran yang salah satunya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik menyalahi Perpres No. 123 tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik.

    “Penggunaan DAK seharusnya diusulkan dari bawah (bottom-up), bukan tiba-tiba diusulkan dan menjadi program kementerian. Pencairan DAK juga harus melampirkan daftar sekolah penerima bantuan, sedangkan saat itu tak jelas bagaimana dan kepada sekolah mana laptop akan didistribusikan,” kata Almas dalam siaran pers, dikutip Sabtu (7/6/2025).

    Almas mengatakan rencana pengadaan laptop ini juga tidak tersedia dalam aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SiRUP). Ia menyebut informasi pengadaan yang direncanakan dilakukan dengan metode pemilihan penyedia e-purchasing tidak banyak publik ketahui.

    Selain itu, dasar penentuan spesifikasi laptop harus memiliki OS chromebook tidak sesuai dengan kondisi Indonesia, khususnya daerah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar) yang menjadi salah satu target distribusi laptop. Menurutnya, laptop chromebook akan berfungsi optimal jika tersambung dengan internet. Sedangkan infrastruktur jaringan internet di Indonesia belum merata.

    Almas mengatakan spesifikasi chromebook dan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) juga mempersempit persaingan usaha karena hanya segelintir perusahaan yang dapat menjadi penyedia.

    “Penyedia potensial mengerucut hanya pada enam perusahaan, yaitu PT Zyrexindo Mandiri Buana (Zyrex), PT Supertone, PT Evercoss Technology Indonesia, Acer Manufacturing Indonesia (Acer), PT Tera Data Indonesia (Axio), dan PT Bangga Teknologi Indonesia (Advan). Kondisi penyedia yang terbatas bertentangan dengan semangat UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat,” ucapnya.

    “Sehingga, kami melihat pengadaan ini rentan dikorupsi dan gagal mencapai tujuan kebijakannya. Pengadaan yang tidak sesuai kebutuhan dan terkesan dipaksakan kerap berangkat dari adanya permufakatan jahat dan berujung pada korupsi berbagai modus, seperti mark up harga, penerimaan kick back dari penyedia, hingga pungutan liar dalam proses distribusi barang. Permufakatan jahat terindikasi dari diabaikannya kajian tim teknis Kementerian Pendidikan yang menyebut OS Chrome tak cocok dengan program digitalisasi pendidikan yang menarget daerah lemah internet,” ucapnya.

    Selengkapnya di halaman berikut

    Dari kajian itu, Peneliti Kopel Indonesia Anwar Razak mendukung Kejagung untuk menyelidiki lanjut dugaan korupsi pengadaan laptop. Ia menilai kasus ini tidak hanya berputar pada staf khusus saja, tapi juga ada pihak lain yang perlu diusut.

    “Berangkat dari kajian yang kami lakukan dan tidak transparannya pengadaan laptop Kemendikbud, kami mendukung dilakukannya penyelidikan oleh Kejaksaan Agung. Namun, kami meragukan bahwa pihak yang potensial terlibat dalam kasus ini hanya berpusat pada staf khusus menteri,” ujarnya.

    Menurutnya, staf khusus tidak mempunyai kewenangan langsung dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Dalam pengadaan dengan metode e-purchasing dengan nilai di atas Rp200 juta, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) merupakan pihak sentral, termasuk yang berwenang melakukan rencana pengadaan dan melaksanakan pengadaan.

    PPK, menurutnya, bertanggung jawab melakukan pelaporan kepada pengguna anggaran (menteri) atau kuasa pengguna anggaran yang ditunjuk oleh menteri. Sehingga, peran stafsus dalam pengadaan ini perlu diusut telusuri siapa pemberi perintah/ pesan dan bagaimana stafsus melakukan perannya tersebut.

    “Oleh karena itu, pihak lain dari pelaku pengadaan yang perlu diperiksa oleh penyidik Kejagung diantaranya yaitu PPK, kuasa pengguna anggaran, dan Nadiem Makarim selaku menteri atau pengguna anggaran,” ujarnya.

    Anwar juga meminta Kejagung harus memperjelas informasi dugaan korupsi laptop Kemendikbud, termasuk didalamnya mengenai bentuk korupsi hingga taksiran dugaan kerugian negara. Kepada Kemdikbud, Anwar meminta adanya evaluasi dan mengumumkan kepada publik mengenai distribusi pengadaan laptop dan analisis atas hasil dan capaian program digitalisasi pendidikan 2019-2024.

    “Menggunakan anggaran negara, kementerian ini -terlepas dari menteri atau pimpinannya telah berganti- mempunyai kewajiban untuk melakukan evaluasi kebijakan dan akuntabilitas kepada publik,” ucapnya.

    Kejagung Bakal Periksa Eks Stafus Nadiem

    Sejumlah hal sudah dilakukan Kejagung dalam mengusut kasus ini. Sejauh ini sudah ada 28 saksi diperiksa, termasuk para stafsus Nadiem.

    Dalam kasus ini, Kejagung sudah memeriksa dua apartemen Staf Khusus eks Menteri Dikbudristek, yakni FH, di Kuningan Place, kemudian Apartemen Ciputra World 2 Tower Orchard, kediaman JT Staf Khusus Menteri Dikbudristek. Terbaru Kejagung menggeledah kediaman I, staf khusus eks Mendikbud Nadiem Makarim di kediamannya kawasan Cilandak Jaksel.

    “Ada I, dan tempatnya juga sudah digeledah,” ujar Harli Siregar kepada wartawan, Selasa (3/6/2025).

    “Staf Khusus Menteri merangkap staf teknis. Ibrahim ya. Barang bukti elektronik, HP sama laptop. Ibrahim yang HP sama laptop kan. Itu stafsusnya menteri dan tim teknis,” kata dia.

    Selain itu, penyidik saat ini melakukan pendalaman terhadap barang bukti berupa dokumen elektronik. Tujuannya adalah mencari informasi apa yang saja yang terjadi dalam kasus ini.

    “Yang kedua, bahwa penyidik juga sekarang sedang fokus melakukan pembacaan melakukan pendalaman, kajian terhadap semua barang bukti yang sudah disita dalam bentuk baik dalam dokumen maupun barang bukti elektronik,” ucapnya.

    Kejagung pun telah memanggil mantan staf khusus Nadiem tersebut, namun berkali-kali mangkir. Tiga mantan stafsus itu kini masih dicari. Tidak menutup kemungkinan, Kejagung juga akan memanggil dan memeriksa Nadiem.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini