Kasus: covid-19

  • Kasus Aktif COVID-19 di India Tembus 6.000, Catat 65 Kematian di 2025

    Kasus Aktif COVID-19 di India Tembus 6.000, Catat 65 Kematian di 2025

    Jakarta

    Jumlah kasus aktif COVID-19 di India telah melampaui angka 6.000, dengan 769 infeksi baru dilaporkan dalam 48 jam terakhir, menurut data dari Kementerian Kesehatan India yang dirilis pada Minggu (8/6/2025).

    Negara bagian Kerala masih menjadi wilayah paling terdampak, disusul oleh Gujarat, Benggala Barat, dan Delhi. Menghadapi peningkatan kasus ini, pemerintah pusat menggelar simulasi kesiapsiagaan untuk menilai kesiapan fasilitas kesehatan di seluruh negara bagian. Pemerintah juga menginstruksikan agar tersedia oksigen, tempat isolasi, ventilator, dan obat-obatan esensial di semua wilayah, menurut sumber resmi.

    Tercatat ada 6.133 kasus aktif di seluruh India, dengan enam kematian tambahan dalam 24 jam terakhir. Sumber resmi menyatakan sebagian besar kasus bersifat ringan dan dapat ditangani dengan perawatan di rumah.

    Sejak Januari tahun ini, telah tercatat 65 kematian akibat COVID-19 di India. Sebagai perbandingan, pada 22 Mei, hanya ada 257 pasien aktif secara nasional.

    Sejumlah pertemuan teknis telah diselenggarakan pada 2 dan 3 Juni, dipimpin oleh Dr. Sunita Sharma, Direktur Jenderal Layanan Kesehatan, untuk mengevaluasi situasi COVID-19 dan langkah-langkah kesiapsiagaan.

    Pertemuan ini melibatkan perwakilan dari berbagai lembaga, termasuk Satuan Manajemen Bencana, tim tanggap darurat, Pusat Pengendalian Penyakit India (NCDC), Dewan Riset Medis India (ICMR), Program Pengawasan Penyakit Terpadu (IDSP), rumah sakit pemerintah pusat di Delhi, serta seluruh negara bagian dan wilayah federal India.

    Pada 4 Juni, sumber resmi menyatakan bahwa unit pengawasan di tingkat negara bagian dan distrik di bawah IDSP terus memantau secara ketat kasus penyakit mirip influenza atau influenza like illness (ILI) dan infeksi saluran pernapasan akut berat.

    “Tes COVID-19 direkomendasikan untuk semua pasien yang dirawat karena pernapasan akut berat dan 5 persen dari kasus ILI, sesuai pedoman. Sampel yang positif akan dikirim untuk pengurutan genom lengkap melalui jaringan ICMR,” ujar salah satu pejabat, dikutip dari The Hindu.

    (naf/kna)

  • Anggota DPRD ingatkan warga tak lengah hadapi lonjakan COVID-19

    Anggota DPRD ingatkan warga tak lengah hadapi lonjakan COVID-19

    Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ais Shafiyah Asfar. ANTARA/HO-Tim Ais

    Anggota DPRD ingatkan warga tak lengah hadapi lonjakan COVID-19
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 08 Juni 2025 – 19:01 WIB

    Elshinta.com – Anggota Komisi D DPRD Surabaya Ais Shafiyah Asfar mengingatkan kepada warga supaya tidak lengah dalam menghadapi lonjakan kasus COVID-19 karena kewaspadaan harus tetap menjadi prioritas utama.

    Politisi yang akrab disapa Ning Ais ini menegaskan pentingnya kesiapsiagaan Pemerintah Kota Surabaya dalam mengantisipasi segala kemungkinan termasuk munculnya varian baru COVID-19.

    “Saya mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk terus memperkuat langkah-langkah preventif, seperti sistem deteksi dini di puskesmas dan rumah sakit, serta pemantauan penyakit melalui surveilans aktif (SKDR). Kita tidak boleh lengah,” katanya di Surabaya, Mini.

    Ia menyebut bahwa kesiapan laboratorium rujukan dan fasilitas kesehatan harus kembali ditingkatkan termasuk aktivasi pemantauan penyakit mirip influenza (ILI) serta ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan.

    “Peningkatan kapasitas laboratorium rujukan, aktivasi pemantauan penyakit mirip influenza (ILI) serta memastikan ketersediaan alat pelindung diri dan sarana kesehatan yang memadai sangat penting,” katanya.

    Tak hanya dari sisi fasilitas medis, Ning Ais juga menegaskan pentingnya edukasi masyarakat agar tak abai terhadap protokol kesehatan dalam hal ini penggerak komunitas seperti RT/RW harus dilibatkan secara aktif untuk menyampaikan informasi dan membentuk kesadaran kolektif.

    “Edukasi kepada masyarakat juga harus terus digalakkan melalui Ketua RT/RW dan komunitas agar kesadaran kolektif dalam menjaga protokol kesehatan tetap terjaga,” ujarnya.

    Menurut Ning Ais, selama pandemi COVID-19 sebelumnya, peran komunitas dan kolaborasi warga menjadi salah satu kekuatan Surabaya dalam menekan penyebaran. Dia berharap semangat gotong royong tersebut tetap terjaga.

    “Meskipun saat ini belum ada laporan kasus baru yang signifikan di Surabaya. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” ucapnya.

    Kementerian Kesehatan RI baru-baru ini mengonfirmasi adanya peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara Asia Tenggara.

    Kendati situasi di Indonesia masih terkendali, pemerintah pusat sudah mulai mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan memastikan vaksinasi booster tetap tersedia.

    Sumber : Antara

  • Pria Lebih Berisiko Meninggal saat Kena ‘Sindrom Patah Hati’, Ini Temuannya

    Pria Lebih Berisiko Meninggal saat Kena ‘Sindrom Patah Hati’, Ini Temuannya

    Jakarta

    Seorang pria berusia 59 tahun datang ke Rumah Sakit Pertama Universitas Peking di Beijing untuk menjalani sebuah prosedur medis ketika ia mulai merasakan nyeri dada hebat dan sesak napas.

    Empat bulan sebelumnya, ia telah menjalani operasi pengangkatan tumor ganas dari kandung kemihnya. Di hadapan keluarganya, ia berusaha tampak kuat dan menghindari pembicaraan tentang kesehatannya. Namun secara pribadi, kecemasan berat akan kemungkinan kambuhnya kanker membuatnya sulit tidur di malam hari.

    Menurut dokter, pria tersebut mengalami takotsubo cardiomyopathy, yang juga dikenal sebagai sindrom patah hati, seperti yang didokumentasikan dalam sebuah studi kasus tahun 2021. Kondisi langka pada jantung yang dipicu oleh stres ini umumnya ditemukan pada wanita, tetapi sebuah studi yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association pada bulan Mei menemukan penyakit ini bisa lebih mematikan bagi pria yang mengalaminya.

    Apa Itu Broken Heart Syndrome?

    Dikutip dari CNN, takotsubo cardiomyopathy (TC) diyakini disebabkan oleh peristiwa emosional atau fisik yang sangat ekstrem, seperti menerima kabar kematian orang tercinta, memenangkan lotre, atau mengangkat sofa berat. TC terjadi ketika otot jantung dibanjiri hormon stres, menyebabkan sebagian otot tersebut ‘membeku’ dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Saat jantung kesulitan memompa darah, gejalanya menyerupai serangan jantung, nyeri dada, detak jantung tidak teratur, dan jantung berdebar-debar.

    Studi terbaru menganalisis data hampir 200.000 pasien yang dirawat karena TC di Amerika Serikat antara 2016 hingga 2020. Meskipun 83 persen kasus terjadi pada wanita, pria memiliki kemungkinan lebih dari dua kali lipat untuk meninggal akibat kondisi ini, dengan tingkat kematian mencapai 11,2 persen.

    Perbedaan Dampak TC antara Pria dan Wanita

    “Perbedaan antara pria dan wanita adalah temuan yang sangat mencolok,” kata Dr. Mohammad Reza Movahed, salah satu penulis studi dan profesor klinis bidang kedokteran di University of Arizona di Tucson. “Ini menimbulkan pertanyaan baru yang menarik dan perlu diteliti lebih lanjut.”

    Sama seperti perbedaan umum antara kesehatan jantung pria dan wanita, perbedaan tingkat kematian akibat TC belum sepenuhnya dipahami, kata Movahed. Hal ini justru bertentangan dengan tren penyakit jantung lainnya. Namun, diduga bahwa perbedaan kadar hormon memiliki peran penting.

    Situasi penuh tekanan memicu kelenjar adrenal melepaskan hormon fight-or-flight yang disebut katekolamin. Hormon ini dirancang untuk meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, tetapi jika dilepaskan secara ekstrem, dapat “membuat sel-sel di jaringan jantung lumpuh sementara,” jelas Movahed.

    Diperkirakan, pria menghasilkan lebih banyak katekolamin saat menghadapi stres dibandingkan wanita, sehingga mereka cenderung mengalami kasus TC yang lebih parah.

    Sementara itu, hormon estrogen yang diproduksi dalam jumlah lebih tinggi pada wanita, diyakini memberikan perlindungan terhadap sistem kardiovaskular, membantu tubuh mengelola lonjakan katekolamin dan mengurangi risiko komplikasi parah dari TC, menurut dr Louis Vincent, peneliti bidang kardiologi noninvasif di University of Miami. Ia ikut menulis studi lain terkait perbedaan TC pada pria dan wanita, tetapi tidak terlibat dalam studi baru ini.

    Selain faktor biologis, faktor sosial juga mungkin berperan.

    “Sebagian besar dokter mengetahui tentang takotsubo, tetapi mereka mungkin menganggap ini sebagai penyakit yang hanya menyerang wanita, sehingga diagnosis pada pria bisa terlewatkan,” ujar Dr. Deepak Bhatt, ahli jantung dan direktur Mount Sinai Fuster Heart Hospital, yang juga tidak terlibat dalam studi ini. “Jika salah diagnosis, penanganan menjadi terlambat, dan ini bisa menyebabkan hasil yang lebih buruk.”

    Pria juga cenderung mencari pertolongan medis di tahap yang lebih lambat, mengira gejala yang mereka alami masih bisa ditahan atau akan hilang sendiri, ujar Dr. Alejandro Lemor, profesor kardiologi intervensi di University of Mississippi Medical Center, yang juga tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

    Komplikasi mematikan dari TC termasuk penggumpalan darah, stroke, henti jantung, dan gagal jantung, kata Lemor. Namun jika terdeteksi sejak dini, pengobatan dengan obat-obatan bisa mengurangi risiko komplikasi, mengembalikan fungsi jantung, dan memungkinkan pemulihan total dalam beberapa minggu.

    Tim Movahed telah memasukkan berbagai variabel penting seperti usia, ras, pendapatan, penyakit paru-paru kronis, hipertensi, dan diabetes dalam analisisnya.

    Namun, menurut Vincent, studi ini tidak mencakup data pasien tentang penyakit penyerta lain seperti riwayat stroke atau infeksi Covid-19.

    Selain itu, studi ini hanya menganalisis data diagnostik pasien rawat inap dengan TC, sehingga pasien rawat jalan atau yang meninggal karena komplikasi di luar rumah sakit mungkin tidak terhitung dalam analisis tersebut, kata Movahed.

    Untuk dapat menjelaskan lebih pasti penyebab perbedaan tingkat kematian antara pria dan wanita serta menguji metode pengobatan lebih lanjut, menurut Vincent, dibutuhkan kumpulan data yang lebih rinci.

    “Perlu disadari bahwa dalam studi seperti ini, kami menyajikan temuan berdasarkan kode diagnosis, bukan berdasarkan prosedur atau hasil laboratorium pasien,” ujar Vincent. “Namun studi ini tetap kuat karena memungkinkan kita meninjau populasi besar dan melihat tren. Dan saya pikir tren tingkat kematian lebih tinggi pada pria ini layak diteliti lebih dalam.”

    NEXT: Waspadai Gejalanya

    Nyeri dada mendadak atau sesak napas yang parah harus selalu dianggap sebagai keadaan darurat medis, tegas Bhatt, yang juga profesor bidang kardiologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York.

    “Ini bukan saatnya untuk menahannya di rumah atau mencari solusi di internet. … Jangan coba-coba menghubungi dokter umum Anda. Hubungi layanan darurat,” kata Bhatt. “Waktu sangat penting. Dengan menyelamatkan beberapa jam, Anda bisa menghindari kerusakan jantung yang tidak dapat diperbaiki.”

    Gejala yang muncul setelah stres fisik, penyebab umum TC pada pria, juga tidak boleh diabaikan, kata Movahed, terutama setelah kejadian medis seperti serangan asma, kejang, atau komplikasi akibat penggunaan obat-obatan.

    Meski TC disebabkan oleh stres mendadak, Bhatt menyarankan untuk mengelola stres kronis melalui meditasi atau olahraga harian agar kesehatan jantung secara keseluruhan lebih baik, dan memiliki rutinitas yang bisa diandalkan saat menghadapi situasi tak terduga.

  • Kinerja Menteri BUMN Erick Thohir Patut Dievaluasi

    Kinerja Menteri BUMN Erick Thohir Patut Dievaluasi

    GELORA.CO -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir patut dievaluasi karena kinerja BUMN selama ini dianggap tidak terfokus terhadap profit, melainkan lebih kepada ABS alias Asal Bapak Senang.

    Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto melihat kinerja Erick Thohir selama pemerintahan Prabowo Subianto.

    “Sudah jelas yang namanya badan usaha harus memberikan keuntungan terutama kontribusi kepada negara. BUMN memiliki tujuan untuk mencari keuntungan, melayani kepentingan umum, serta berkontribusi pada pembangunan nasional,” kata Hari kepada RMOL, Minggu, 8 Juni 2025.

    Hari menjelaskan, Pasal 33 UU 1945 menjadi dasar hukum bagi keberadaan dan peran BUMN. Pasal tersebut menegaskan bahwa negara memiliki kewenangan untuk mengelola kekayaan alam yang strategis. 

    “Evaluasi terhadap Menteri BUMN perlu dilakukan karena kinerjanya menumpuk proyek untuk kantong pribadi dan kelompoknya,” terang Hari.

    Salah satu contohnya kata Hari, adalah skandal investasi GoTo. Selain itu, hasil audit dana anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk penanganan Covid-19 di Indonesia telah mencapai Rp1.895,5 triliun hingga 2022. 

    Apalagi, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional adalah Erick Thohir.

    “Wajar laba BUMN merosot karena bekerja tidak sesuai tujuannya, tapi lebih kepada pelayan menteri BUMN untuk memperkuat kantong pribadi dengan jurus ‘aji mumpung’,” pungkas Hari.

  • Eks Kepala PPATK: Pengusaha Terkait Penguasa, Kayaknya Gen Kita KKN
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 Juni 2025

    Eks Kepala PPATK: Pengusaha Terkait Penguasa, Kayaknya Gen Kita KKN Nasional 8 Juni 2025

    Eks Kepala PPATK: Pengusaha Terkait Penguasa, Kayaknya Gen Kita KKN
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pertama, Yunus Husein, berkelakar dengan menyebut gen masyarakat Indonesia
    korupsi
    ,
    kolusi
    , dan
    nepotisme
    (KKN).
    Pandangan ini Yunus sampaikan ketika membicarakan kolusi antara pejabat dengan penguasa di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
    “Seringkali mereka, pengusaha Indonesia sama penguasa ada kaitan. Enggak berdiri sendiri, karena karakter kita, kayaknya gen kita itu KKN, saya curiganya begitu,” ujar Yunus berkelakar dalam wawancara di program GASPOL! yang tayang di YouTube Kompas.com, Sabtu (7/6/2025).
    Yunus menuturkan,
    Bea Cukai
    merupakan sumber pendapatan negara.
    Ditjen di bawah Kementerian Keuangan itu ditargetkan mengumpulkan pendapatan negara Rp 300 triliun per tahun.
    Jumlah ini setara dengan 10 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
    Bea Cukai tidak hanya bertugas untuk memungut bea masuk dari barang-barang impor.
    Sebab, wewenang mereka ketika disalahgunakan bisa merusak harga pasar komoditas dalam negeri.
    Pada suatu kasus, terjadi kawasan berikat Bea Cukai yang digunakan untuk menimbun barang impor guna diolah sebelum akhirnya diekspor.
    Barang-barang impor di kawasan itu tidak dikenakan bea masuk.
    Namun, terdapat orang yang menyalahgunakan wewenangnya.
    Barang-barang masuk kawasan berikat lalu dijual ke pasar dalam negeri.
    “Ya ngerusak pasar di dalam karena pasti murah kan,” ujarnya.
    Oleh karena itu, Yunus berharap Letjen TNI Djaka Budi Utama bersikap tegas mengusut pegawai Bea Cukai yang berkongsi dengan pengusaha menyelundupkan barang-barang dari luar negeri. “Jadi kalau mau tercapai (target Rp 300 triliun) janganlah banyak yang smuggling-smuggling (penyelundup), harus keras,” tutur Yunus.

    Pandangan mengenai KKN ini bukan tanpa alasan.
    Menurut Yunus, begitu maraknya korupsi di Indonesia, perbuatan rasuah dilakukan penyidik hingga hakim agung, di sekolah TK hingga perguruan tinggi, dan Sabang sampai Merauke meski tengah dilanda wabah pandemi Covid-19.

    Korupsi
    itu ada semua, enggak turun-turun,” kata Yunus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasar Baru Dulu Ramai Sekarang Sepi Kayak Kuburan, Ini Penampakannya

    Pasar Baru Dulu Ramai Sekarang Sepi Kayak Kuburan, Ini Penampakannya

    Sepinya Pasar Baru membuat para pedagang dan petugas keamanan mengeluh karena sudah mempengaruhi kehidupan mereka. Salah satu penjaga toko di Pasar Baru, mengatakan kondisi sepi sudah terjadi sejak Covid-19 hingga saat ini. Meski demikian, Pasar Baru tetap menyimpan nilai sejarah dengan bangunan bergaya arsitektur Tionghoa dan Eropa yang masih berdiri meski mulai kusam. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

  • Kabar Baik dari Banyuwangi: Dinkes Tegaskan Belum Ada Kasus COVID-19 Positif

    Kabar Baik dari Banyuwangi: Dinkes Tegaskan Belum Ada Kasus COVID-19 Positif

    Liputan6.com, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memastikan hingga saat ini belum ada laporan kasus Covid-19 terkonfirmasi di wilayahnya. Meski demikian, pemantauan terus dilakukan menyusul edaran kewaspadaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran (SE) pada 23 Mei 2025 mengenai kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Covid-19, seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara di Asia Tenggara.

    “Sejauh ini, tidak ada laporan kasus Covid-19 terkonfirmasi di Banyuwangi dalam minggu terakhir. Kami terus melakukan pemantauan dan langkah antisipasi. Kami mengimbau masyarakat Banyuwangi untuk tetap waspada terhadap Covid-19, tapi tidak perlu panik,” kata Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat, Kamis (4/6/2025).

    Amir menjelaskan, pemantauan dilakukan secara berkala melalui pelaporan dari fasilitas layanan kesehatan di Banyuwangi. “Kami sudah bertemu dengan seluruh kepala puskesmas dan pimpinan rumah sakit se-Banyuwangi untuk antisipasinya. Bahkan kami meminta rumah sakit juga mulai menyiapkan ruang isolasi kembali jika memang diperlukan. Tetapi semoga tidak perlu,” kata Amir. 

    Amir menjelaskan, saat ini virus Covid 19 yang menyebar merupakan varian yang berkembang dari garis keturunan Omicron. Varian ini merupakan jenis virus yang relatif tidak berbahaya, namun lebih cepat penyebarannya dibandingkan jenis lainnya. “Varian Omicron hanya masuk di saluran pernapasan atas sehingga tingkat fatalitasnya rendah. Namun yang perlu diwaspadai adalah kecepatan penularan virus ini,” jelasnya.

    Amir mengingatkan, meski kasus Covid saat ini tidak separah gelombang awal pandemi, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan, agar tidak menularkan penyakit ke orang lain. “Meskipun ini tidak sampai mematikan, tapi itu mengganggu kesehatan dan kita tidak tahu apakah dia (kena) Covid-19 atau tidak,” ucapnya.

    Amir pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Sebab penularan virus tersebut bisa dicegah dan diminimalisir dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan penerapan protokol kesehatan yang baik dan ketat. “PHBS harus kembali dibiasakan baik oleh anak-anak dan juga dewasa. Sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau memakai hand sanitizer. Wastafel atau tempat cuci tangan yang sudah ada baik di ruang publik bisa dimanfaatkan kembali. Dan yang paling penting, sekarang kalau flu, batuk harus pakai masker. Bahkan saya mensyaratkan wajib pakai masker kalau batupil. Mengingat virus ini penyebarannya sangat cepat,” tutupnya.

  • Potensi Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia Kembali Tinggi, Ning Ais: Kita Tidak Boleh Lengah!

    Potensi Lonjakan Kasus COVID-19 di Indonesia Kembali Tinggi, Ning Ais: Kita Tidak Boleh Lengah!

    Surabaya (beritajatim.com) — Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Ais Shafiyah Asfar mengingatkan bahwa meski belum ada lonjakan signifikan kasus COVID-19 di Surabaya, kewaspadaan harus tetap menjadi prioritas utama.

    Politisi PKB yang akrab disapa Ning Ais ini menegaskan pentingnya kesiapsiagaan Pemerintah Kota Surabaya dalam mengantisipasi segala kemungkinan, termasuk munculnya varian baru COVID-19.

    “Saya mendorong Pemerintah Kota Surabaya untuk terus memperkuat langkah-langkah preventif, seperti sistem deteksi dini di puskesmas dan rumah sakit, serta pemantauan penyakit melalui surveilans aktif (SKDR). Kita tidak boleh lengah!” tegas Ning Ais saat dihubungi, Minggu (8/6/2025).

    Ketua Harian DPP PKB ini juga menyebut bahwa kesiapan laboratorium rujukan dan fasilitas kesehatan harus kembali ditingkatkan. Termasuk aktivasi pemantauan penyakit mirip influenza (ILI), serta ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan.

    “Peningkatan kapasitas lab rujukan, aktivasi pemantauan penyakit mirip influenza (ILI), serta memastikan ketersediaan alat pelindung diri dan sarana kesehatan yang memadai sangat penting,” jelasnya.

    Tak hanya dari sisi fasilitas medis, Ning Ais juga menegaskan pentingnya edukasi masyarakat agar tak abai terhadap protokol kesehatan. Dalam hal ini, menurutnya, penggerak komunitas seperti RT/RW harus dilibatkan secara aktif untuk menyampaikan informasi dan membentuk kesadaran kolektif.

    “Edukasi kepada masyarakat juga harus terus digalakkan melalui Ketua RT/RW dan komunitas agar kesadaran kolektif dalam menjaga protokol kesehatan tetap terjaga,” ujarnya.

    Menurut Ning Ais, selama pandemi COVID-19 sebelumnya, peran komunitas dan kolaborasi warga menjadi salah satu kekuatan Surabaya dalam menekan penyebaran. Dia berharap semangat gotong royong tersebut tetap terjaga.

    “Meskipun saat ini belum ada laporan kasus baru yang signifikan di Surabaya. Lebih baik mencegah daripada mengobati,” pungkasnya.

    Diketahui, Kementerian Kesehatan RI baru-baru ini mengonfirmasi adanya peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara Asia Tenggara.

    Kendati situasi di Indonesia masih terkendali, pemerintah pusat sudah mulai mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan memastikan vaksinasi booster tetap tersedia.[asg/aje]

  • Nintendo Switch 2 Dibanderol Rp 8,1 Juta, Begini Spesifikasinya

    Nintendo Switch 2 Dibanderol Rp 8,1 Juta, Begini Spesifikasinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan produsen permainan video, Nintendo Co., Ltd., telah memasarkan konsol permainan video hibrida terbarunya yang dinamakan Nintendo Switch 2 sejak 5 Juni 2025. Nintendo Switch 2 dibanderol seharga US$ 499,99 (Rp 8,1 juta).

    Nintendo Switch 2 memiliki banyak kemiripan dengan seri perdananya yang telah diproduksi sejak 2017, yakni Nintendo Switch, tetapi layarnya dibuat lebih besar. Perusahaan juga membawa perubahan grafik yang menonjol, serta debut game “Mario Kart World”.

    Dikuti dari Nintendo.com, spesifikasi fisik Nintendo Switch 2 ialah berdimensi 166 mm x 272 mm x 13.9 mm, dengan spesifikasi layar Capacitive touch screen/7,9 inch wide, colour gamut LCD screen/1920×1080 resolution, HDR10 support/VRR up to 120 Hz.

    Untuk luas layar itu jauh lebih besar ketimbang generasi sebelumnya yang hanya 6,2 inch LCD touch screen. Termasuk bila dibandingkan dengan Nintendo Switch OLED model yang dibekali layar 7,0 inch OLED touch screen.

    Untuk spesifikasi lainnya, seperti CPU/GPU berupa custom processor made by NVIDIA. Lalu, system memory 256 GB (UFS), dan fitur komunikasi Wireless LAN (Wi-Fi 6) / Bluetooth In TV mode, dimungkinkan juga untuk menggunakan wired LAN connection.

    Resolusi maksimum di rentang 3840×2160, 60 fps dan didukung 120 fps saat resolusi 1920×1080/2560×1440 dipilih. Mendukung HDR10 Output melalui kabel HDMI dalam mode TV, dan dalam mode meja dan mode genggam, resolusi maksimum adalah 1920×1080, yang sesuai dengan resolusi layar.

    Untuk audionya, Output PCM linear 5.1ch melalui kabel HDMI dalam mode TV. Efek suara surround dapat diaplikasikan saat mengeluarkannya ke headphone atau ke speaker internal (efek suara surround saat mengeluarkannya ke speaker internal memerlukan pembaruan sistem).

    Untuk slot permainan Nintendo Switch 2 dan Nintendo Switch dapat dimasukkan. Sedangkan slot kartu microSD Ekspres hanya kompatibel dengan kartu microSD Express (hingga 2 TB). Namun, pembaruan sistem melalui koneksi internet diperlukan untuk menggunakan kartu microSD Express.

    Kartu microSD yang tidak berstandar microSD Express hanya dapat digunakan untuk menyalin tangkapan layar dan video dari Nintendo Switch.

    Baterai menggunakan ion litium yang tidak dapat dilepas dengan kapasitas 5220 mAh. Perkiraan daya tahan baterai sekitar 2 jan – 6,5 jam. Sedangkan untuk lama pengusian ialah 3 jam. Lama pengisian ini adalah waktu yang dibutuhkan untuk pengisian daya saat konsol dalam mode tidur.

    Nintendo memprediksi penjualan 15 juta unit Switch 2 sepanjang tahun ini. Adapun beberapa hari terakhir, perusahaan telah menerima 2,2 juta aplikasi loteri untuk pembelian Switch 2 di platform My Nintendo Store Jepang. Pemesanan awal (pre-order) ludes dalam waktu kurang dari 2 jam.

    “Masyarakat harus menunggu berminggu-minggu atau berbulan-bulan hingga bisa langsung membeli Nintendo Switch 2 di toko fisik,” kata pendiri konsultan Kantan Games, Serkan Toto, dikutip dari Reuters, Minggu (8/6/2025).

    Saham Nintendo melonjak mendekati rekor tertinggi dan telah meningkat 30% sepanjang tahun ini. Namun, ada kekhawatiran momentum antusiasme masyarakat terhadap Switch 2 tak akan berlangsung lama.

    “Volume game first-party yang ditawarkan saat peluncuran tidak sebanyak yang diharapkan, jadi beberapa pengguna kasual mungkin menunggu dan melihat bagaimana game yang tersedia berkembang selama satu atau dua tahun ke depan sebelum mengambil keputusan,” kata Piers Harding-Rolls, analis di Ampere Analysis.

    Ampere memprediksi penjualan Switch 2 akan menembus 100 juta unit pada 2030 mendatang. Sebagai perbandingan, Nintendo sudah menjual 152 juta unit Switch secara total. Pada masa pandemi Covid-19, Nintendo Switch kian laris manis, didukung booming game “Animal Crossing: New Horizons”.

    (arj/haa)

  • Kenaikan Kasus COVID-19, Pakar UGM Imbau Masyarakat Tetap Waspada

    Kenaikan Kasus COVID-19, Pakar UGM Imbau Masyarakat Tetap Waspada

    Liputan6.com, Yogyakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan surat edaran kewaspadaan Covid-19 karena kasus penularan di Asia naik seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia dan Singapura. Guru Besar FK-KMK Universitas Gadjah Mada sekaligus peneliti Mikrobiologi Klinik Tri Wibawa, mengatakan peningkatan kasus Covid-19 di Asia ini tidak dapat secara pasti akan diikuti peningkatan penularan di Indonesia.“Namun, belajar dari penularan di masa pandemi yang sangat cepat dan luas, akan lebih baik kalau kita bersiap,” katanya, Rabu 4 Juni 2025.

    Menurut Tri tingkat kecepatan penyebaran cukup rendah, sebab varian SARS-CoV-2 yang dominan menyebar di Thailand adalah XEC dan JN.1, lalu di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1). Sementara, varian yang dominan di Indonesia saat ini berbeda dengan yang ada di negara tetangga yakni MB 1.1.

    Tri menjelaskan varian ini, belum masuk pada daftar Variants of Interest (VOIs) maupun variants under monitoring (VUMs) yang dikeluarkan oleh WHO. Menurutnya belum banyak informasi spesifik tentang Variant MB1.1, namun, ia menduga manifestasi klinis yang muncul tidak banyak berbeda dengan varian omicron lain yang pernah beredar di Indonesia. “Gejala yang ditimbulkan pun sejauh ini serupa dengan varian-varian COVID-19 sebelumnya, termasuk demam, pusing, batuk, sakit tenggorokan, mual dan muntah, serta nyeri sendi,” imbuhnya.

    Tri mengatakan walau angka kasusnya cukup rendah dan gejalanya cenderung sama, namun masyarakat harus tetap waspada. Ia menganjurkan masyarakat mengantisipasinya dengan menjaga kebersihan dan pola hidup sehat seperti makan makanan bergizi serta istirahat yang cukup juga menggunakan masker jika merasakan gejala seperti flu. “Jika berada dalam kerumunan dan membatasi diri untuk tidak berada di kerumunan jika merasa tidak dalam kondisi kesehatan yang prima,” paparnya.

    Soal informasi kasus Covid-19 Tri meminta masyarakat agar memantau keadaan dari sumber informasi yang dapat dipercaya, termasuk dari pemerintah dan lembaga yang dapat dipercaya. “Kita harus yakin bahwa kita bersama telah memiliki pengalaman dan pengetahuan untuk dapat bertahan pada masa-masa sulit pandemi,” pesannya.