Kasus: covid-19

  • Perbedaan COVID-19 Varian ‘Nimbus’, Turunan Omicron yang Cepat Menyebar

    Perbedaan COVID-19 Varian ‘Nimbus’, Turunan Omicron yang Cepat Menyebar

    Jakarta

    Lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara Asia tengah menjadi sorotan belakangan ini. Pakar imunologi fakultas kedokteran Universitas Airlangga (UNAIR) Dr dr Agung Dwi Wahyu Widodo, MSi, SpMK mengimbau untuk tetap meningkatkan kewaspadaan, meski tren lonjakan kasus yang muncul tidak separah saat pandemi.

    Menurut dr Agung, adanya sedikit kenaikan kasus COVID-19 pasca pandemi adalah hal yang wajar. Hal yang harus diingat adalah virus ini belum benar-benar hilang. COVID-19 hanya mengalami mutasi dan menular lebih cepat, meski gejalanya masih ringan.

    Lebih lanjut dr Agung menjelaskan, kenaikan kasus COVID-19 di dunia saat ini dipicu oleh 3 faktor yakni munculnya varian baru, penurunan kekebalan populasi, serta perubahan perilaku masyarakat pasca pandemi.

    “Varian baru ini merupakan hasil mutasi Omicron, mulai dari JN.1 hingga NB.1.8.1. Varian NB.1.8.1 ini dikenal dengan nama Nimbus. Nimbus memiliki perbedaan struktur spike yang sangat signifikan dari varian Omicron sebelumnya,” ujar dr Agung dikutip dari laman resmi Unair, Selasa (10/6/2025).

    Ia menuturkan, mutasi seperti Omicron dan Nimbus mampu menghindari sistem kekebalan yang terbentuk tubuh, termasuk dari vaksin generasi awal. Hal ini yang membuat varian baru meningkatkan risiko penyebaran.

    Perubahan cuaca juga dinilai berkontribusi menurunkan daya tubuh. dr Agung menuturkan perubahan musim yang seharusnya panas berubah menjadi dingin dan hujan, merupakan kondisi yang ideal untuk penyebaran COVID-19.

    Situasi ini disebut mirip ketika virus SARS-CoV-2 ini pertama kali menyebar secara global.

    Minumnya pemeriksaan dan pelacakan membuat infeksi COVID-19 tidak terdeteksi. Banyak orang mungkin yang mengalami batuk atau pilek tidak mengetahui apakah terinfeksi COVID-19.

    “Perubahan musim ini memicu penurunan kekebalan tubuh masyarakat. Sementara itu, banyak orang merasa COVID-19 sudah tidak ada sehingga mereka mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, tidak adanya pemeriksaan bukan berarti virus benar-benar hilang,” terangnya.

    NEXT: Persebaran Varian Nimbus

    Varian Nimbus pertama kali terdeteksi pada akhir Januari 2025 di wilayah Asia. Hingga 23 Mei 2025, WHO mencatat COVID-19 varian Nimbus sudah terdeteksi di sekitar 22 negara.

    Salah satunya seperti di Amerika Serikat, khususnya di negara bagian New York, California, Arizona, Ohio, Rhode Island, Washington, Virginia, dan Hawaii. Beberapa negara lain seperti Singapura, Thailand, Australia, Kanada, Hong Kong, dan Korea Selatan juga mendeteksi varian serupa.

    Beberapa pasien yang terpapar varian Nimbus mengalami gejala seperti demam, menggigil, batuk, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, kelelahan, sulit bernapas, dan diare.

  • Varian COVID-19 Nimbus ‘Ngegas’ di 22 Negara, Sudah Ada di Indonesia?

    Varian COVID-19 Nimbus ‘Ngegas’ di 22 Negara, Sudah Ada di Indonesia?

    Jakarta

    Varian COVID-19 baru ‘Nimbus’ tengah diawasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena kemunculannya telah menyebabkan peningkatan infeksi di beberapa wilayah di dunia. Sejauh ini ada sekitar 22 negara yang melaporkan varian COVID-19 ‘Nimbus’ di antaranya Singapura dan Thailand.

    Berbeda dari negara tetangga, Indonesia sejauh ini belum melaporkan adanya kasus COVID-19 varian Nimbus atau NB.1.8.1 itu. Kementerian Kesehatan RI mengatakan pihaknya baru bisa memastikan setelah dilakukan pengecekan dengan tes whole genome sequencing.

    “Sampai Minggu ke-23, Subvarian yang masih bersirkulasi di Indonesia adalah MB.1.1 dan KP.2.18, secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan JN.1 (penilaian risiko rendah),” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Aji Muhawarman saat dihubungi detikcom, Selasa (10/6/2025).

    Varian ‘Nimbus’ masih merupakan turunan dari sub-varian Omicron, varian COVID-19 yang dikenal dengan gejala relatif ringan. Secara umum, gejala masih sama antara lain fatigue atau kelelahan, batuk ringan, demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat.

    Varian COVID-19 ‘Nimbus’ memiliki mutasi yang dapat meningkatkan daya tularnya dan memungkinkannya lolos dari antibodi tertentu. Meskipun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian lain yang saat ini beredar.

    NEXT: Daftar Negara yang Melaporkan Varian COVID-19 Nimbus

    Berikut adalah beberapa negara yang sudah mendeteksi varian Nimbus:

    Singapura: 366 kasusThailand: 176 kasusAmerika Serikat: 148 kasusAustralia: 188 kasusKanada: 108 kasusSelandia Baru: 92 kasusHong Kong: 77 kasusTaiwan: 48 kasusKorea Selatan: 47 kasusInggris: 29 kasusPrancis: 29 kasus

  • GAC AION Produksi Mobil Listrik di Purwakarta

    GAC AION Produksi Mobil Listrik di Purwakarta

    Jakarta

    Produsen asal China, GAC AION, resmi memproduksi mobil di Indonesia. Berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat, pabrik ini merupakan kolaborasi antara Indomobil Group dan GAC AION.

    Presiden Director of Indomobil Group Jusak Kertowidjojo mengatakan, peresmian pabrik ini menunjukkan komitmen dan keseriusan Indomobil bersama GAC AION untuk memproduksi dan mengembangkan kendaraan listrik secara lokal di Indonesia.

    “Kenapa kendaraan listrik? Jadi, nomor satu penetrasi kendaraan listrik dari tahun ke tahun itu meningkat terus. Dulu sekali dimulai dari Amerika dengan Tesla. Di Eropa ada Volkswagen, Stellantis, dan Renault. Di Jepang ada Nissan, Korea ada Hyundai dan Kia. Kemudian juga masuk ke India dan yang paling luar biasa adalah di China,” buka Jusak di sela-sela peresmian pabrik GAC-Indomobil di Purwakarta, Selasa (10/6/2025).

    Jusak menambahkan, inisiatif Indomobil Group untuk menggandeng produsen mobil listrik dari China telah dilakukan sejak 2018. Namun kemudian pada prosesnya terjadi pandemi Covid-19, sehingga proses memasukkan merek mobil listrik China ke Indonesia sedikit terganggu.

    “Dan begitu China dibuka (setelah pandemi Covid-19, kita langsung ke China. Dan kini kita lihat, perkembangan dari elektrik di China itu luar biasa. Jauh lebih maju dari negara lain yang kita tahu,” sambung Jusak.

    Jusak juga tak segan-segan menyebut China sebagai negara produsen otomotif terbesar di dunia dengan market nomor satu di dunia.

    “China terus growing, sekarang sudah lebih dari 20 juta passenger car itu terjual di China. AS hanya sekitar 15 juta. The whole Europe cuma sekitar 14 juta,” terang Jusak lagi.

    Sebagai tahap awal, pabrik GAC-Indomobil ini akan memproduksi mobil listrik AION V. Pabrik ini bisa memproduksi hingga 20 ribu mobil per tahunnya dan direncanakan bisa memproduksi hingga kapasitas maksimal 50 ribu unit mobil per tahunnya. Pabrik yang memakan nilai investasi sebesar Rp 1 triliun ini menempati lahan seluas kurang lebih 11 hektare.

    President of GAC International Wei Haigang merasa senang dengan berdirinya pabrik ini sesuai waktu yang ditargetkan. Diketahui, saat ini GAC AION menjadi satu-satunya produsen mobil listrik asal China yang menjalin kemitraan dengan perusahaan lokal melalui skema joint venture.

    “Sejauh ini GAC adalah pabrikan China pertama yang joint venture di Indonesia bersama Indomobil Group. Kolaborasi ini tidak hanya ditujukan bagi konsumen

    Indonesia, melainkan juga keberlangsungan implementasi New Energy Vehicle di dalam negeri,” terang Wei Haigang.

    (lua/dry)

  • Menyoal Varian COVID-19 XFG yang Jadi Biang Kerok Kenaikan Kasus di India

    Menyoal Varian COVID-19 XFG yang Jadi Biang Kerok Kenaikan Kasus di India

    Jakarta

    Konsorsium Genomik SARS-CoV-2 India, INSACOG, mengungkap temuan varian COVID-19 baru yang dikenal sebagai XFG. Varian ini telah terdeteksi pada 163 orang di seluruh India.

    INASCOG menelusuri seluruh India melalui 54 laboratorium agar dapat menemukan langkah yang tepat dalam mengatasi varian XFG ini. Apa itu varian XFG?

    Dikutip dari India Today, XFG adala subvarian rekombinan dari virus SARS-CoV-2 yang berarti terbentuk dari campuran dua varian sebelumnya. Varian XFG ini pertama kali ditemukan di Kanada.

    Dalam kasus ini, LF.7 dan LP.8.1.2 telah bergabung hingga membentuk varian XFG. Varian rekombinan muncul saat seseorang terinfeksi dua jenis virus yang berbeda secara bersamaan, dan virus tersebut saling mencocokkan materi genetiknya.

    XFG diklasifikasikan dalam keluarga Omicron, yang telah dominan secara global sejak akhir 2021.

    Sebagian besar kasus ini, sekitar 159 kasus, terdeteksi pada Mei 2024. Sementara masing-masing dua dilaporkan pada April dan Juni. Menurut INSACOG, varian XFG telah ditemukan di beberapa wilayah bagian di India, yakni:

    Maharashtra 89 kasusTamil Nadu 16 kasusKerala 15 kasus,Gujarat 11 kasusAndhra Pradesh 6 kasusMadhya Pradesh 6 kasusBenggala Barat 6 kasus

    Apa yang Membedakan XFG dari Varian Sebelumnya?

    Ilmuwan India mengamati XFG dengan seksama karena adanya mutasi tertentu pada spike proteinnya, yakni bagian yang membantu virus menempel dan memasuki sel manusia.

    Menurut laporan yang dipublikasikan di The Lancet, mutasi tersebut meliputi perubahan yang diberi nama His445Arg, Asn487Asp, Gln493Glu, dan Thr572Ile. Mutasi ini dapat mempengaruhi seberapa mudah virus memasuki sel manusia, seberapa baik virus menghindari sistem kekebalan tubuh, dan seberapa cepat virus menyebar dari orang ke orang.

    Sementara beberapa perubahan mengurangi kemampuan virus untuk menempel pada sel manusia, yang para ahli sebut sebagai pengikatan reseptor ACE2 yang berkurang. Perubahan lainnya tampaknya membantunya menghindari respons kekebalan, yang berarti virus dapat lolos dari deteksi oleh pertahanan alami tubuh atau vaksin.

    Apakah Lebih Berbahaya?

    Sampai saat ini, belum ada bukti yang menunjukkan varian XFG lebih berbahaya atau menyebabkan pasien harus dirawat inap yang lebih parah. Tetapi, kemampuannya untuk menyebar dan menghindari kekebalan tubuh dapat menjadi tantangan jika virus telah menyebar luas.

    Menurut laporan Lancet, XFG dan varian baru terkait lainnya seperti NB.1.8.1, LF.7.9, dan XFH menunjukkan keunggulan pertumbuhan. Artinya, mereka mungkin lebih cepat dalam penyebaran daripada strain sebelumnya dan berpotensi memicu gelombang infeksi berikutnya jika tidak dipantau secara ketat.

    (sao/kna)

  • Sakit Tenggorokan Seperti Ini Jadi Gejala Khas COVID-19 Varian ‘Nimbus’

    Sakit Tenggorokan Seperti Ini Jadi Gejala Khas COVID-19 Varian ‘Nimbus’

    Jakarta

    COVID-19 varian NB.1.8.1 atau ‘Nimbus’ disorot pasca diduga menjadi pemicu lonjakan kasus di China, Singapura, hingga Hong Kong. Gejala COVID-19 varian ‘Nimbus’ relatif mirip seperti infeksi COVID-19 sebelumnya, tetapi khas pada keluhan di bagian leher.

    Salah satunya nyeri tenggorokan. Dokter mengibaratkan gejalanya seperti nyeri setelah terkena pecahan kaca. Ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan menusuk saat menelan, sering kali berada di bagian belakang tenggorokan.

    Menurut Naveed Asif, dokter umum di The London General Practice, gejala lain yang terkait dengan COVID-19 varian ‘Nimbus’ tersebut termasuk kemerahan di bagian belakang mulut dan pembengkakan kelenjar leher, serta gejala COVID-19 umum seperti demam, nyeri otot, dan hidung tersumbat.

    “Namun, gejalanya dapat sangat bervariasi sehingga kewaspadaan adalah kuncinya,” kata Dr Asif kepada Manchester Evening News, dikutip Selasa (10/6/2025).

    Menurut layanan kesehatan Inggris NHS, gejala COVID-19 varian Nimbus, juga disertai keluhan:

    Sementara dr Zhong Nanshan, ahli epidemiologi terkemuka di China mengatakan kepada media pemerintah negara itu kerap melaporkan kasus nyeri tenggorokan seperti terkena pecahan kaca pada pasien yang membutuhkan perawatan pasca infeksi COVID-19.

    Banyak warga China juga memposting secara daring di platform media sosial Weibo, mengatakan gejalanya terasa menyakitkan dan membuat merasa benar-benar kehabisan tenaga.

    “Saat makan siang beberapa hari yang lalu, seorang kolega batuk sangat parah hingga saya pikir dia tersedak makanan,” jelas salah satu netizen China.

    Dia mengatakan itu adalah efek yang bertahan lama dari gelombang COVID-19 kali ini.

    “Saya terkena sakit tenggorokan seperti rasa setelah menggunakan pisau cukur, dan merasa benar-benar kehabisan tenaga. Sangat parah, bengkak, nyeri, dan saya hampir tidak bisa bicara,” keluh netizen lain.

    Varian ini juga menyebar di negara-negara tetangga lainnya termasuk India dan Thailand, dan di California, saat proporsi kasus yang disebabkan oleh varian tersebut telah meningkat dari dua persen menjadi 19 persen sejak April.

    Lebih dari selusin kasus juga telah dilaporkan di negara bagian Washington, di samping infeksi di Ohio, Rhode Island, dan Hawaii. Pelancong internasional yang terinfeksi varian tersebut dilaporkan tiba di Virginia dan Kota New York.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa analisis awal menunjukkan varian tersebut lebih menular, dan sekarang mungkin mencapai setengah dari semua kasus secara global.

    Namun, menurut mereka tidak ada bukti varian tersebut lebih mungkin menyebabkan penyakit parah atau kematian.

    (naf/kna)

  • Puluhan  ribu pengunjung padati Ragunan saat libur Idul Adha

    Puluhan ribu pengunjung padati Ragunan saat libur Idul Adha

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 99.314 pengunjung memadati Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan saat libur Idul Adha 1446 Hijriah/2025 atau selama lima hari libur dan cuti bersama.

    “Jumlah pengunjung selama periode Jumat (6/6) hingga Senin (9/6) tercatat sebanyak 99.314 orang,” kata Pejabat Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

    Bambang merinci pada Jumat (6/6) sebanyak 16.103 orang, Sabtu (7/6) sebanyak 25.875 orang, Minggu (8/6) sebanyak 47.330 orang dan pada Senin (9/6) sebanyak 10.006 orang.

    Angka jumlah pengunjung ini terbilang meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2024, yakni sekitar 40.000 pengunjung.

    Maka itu, Bambang menilai Ragunan masih menjadi salah satu destinasi favorit masyarakat selama libur panjang Idul Adha dan cuti bersama.

    “Antusiasme masyarakat cukup tinggi, terutama pada Minggu yang mencatat angka kunjungan tertinggi selama periode libur panjang ini,” ujarnya.

    Pengelola Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan memprediksi jumlah pengunjung mencapai 80.000 orang selama libur Idul Adha 1446 Hijriah, cuti bersama dan akhir pekan yang berlangsung 5-9 Juni 2025.

    Pada libur panjang ini, pihaknya juga mengimbau pengunjung untuk mengenakan masker sesuai prosedur kesehatan mengingat adanya temuan COVID-19 di wilayah Jakarta.

    “Diimbau kepada pengunjung untuk jalankan kembali prokes dan pastikan kondisi badan sehat,” katanya.

    Pada perayaan Hari Idul Adha, Taman Margasatwa Ragunan tetap buka pada Jumat (6/6) pukul 10.00-16.00 WIB.

    Kemudian, Senin (9/6) juga pelayanan dibuka. Sedangkan pada Selasa ini, Ragunan tutup atau libur satwa.

    Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, memiliki luas 147 hektare serta dihuni lebih dari 2.009 ekor satwa dan ditumbuhi lebih dari 20.000 pohon.

    Taman Margasatwa Ragunan masih menjadi pilihan utama masyarakat untuk berlibur karena akses yang mudah, harga tiket yang terjangkau, dan koleksi satwa yang menarik untuk edukasi keluarga.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • 2 Warga Kaltim Positif Covid, Bandara Balikpapan Siaga Lagi

    2 Warga Kaltim Positif Covid, Bandara Balikpapan Siaga Lagi

    Balikpapan, Beritasatu.com – Warga Kalimantan Timur (Kaltim) dihebohkan dengan temuan dua kasus baru Covid-19 di Kota Samarinda. Dua warga tersebut dinyatakan positif berdasarkan hasil swab antigen pada Minggu (8/6/2025) dan kini tengah menjalani isolasi di RSUD AW Syahranie Samarinda.

    Menanggapi temuan ini, Balai Karantina Kesehatan (BKK) Balikpapan langsung mengambil langkah cepat. Pemeriksaan suhu tubuh kembali akan diberlakukan di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan untuk semua penumpang dari penerbangan internasional.

    “Kami akan melakukan pemantauan suhu di pintu masuk, dan semua penumpang internasional wajib mengisi aplikasi Satu Sehat Health Pass (SSHP),” ujar Kepala BKK Balikpapan Bangun Cahyo kepada Beritasatu.com di Kantor BKK Balikpapan, Selasa (10/6/2025) Pagi.

    Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi riwayat perjalanan penumpang, terutama bagi mereka yang datang dari negara-negara terjangkit. Data yang masuk ke sistem akan memudahkan Dinas Kesehatan setempat dalam melakukan pengawasan.

    Sepanjang 2025, Kalimantan Timur telah mencatat tiga kasus positif Covid-19. Satu kasus terjadi pada Januari 2025, dan dua lainnya muncul kembali pada awal Juni 2025. Meski demikian, BKK Balikpapan menegaskan masyarakat tidak perlu panik.

    “Covid-19 kini sudah masuk kategori endemi, bukan pandemi. Tetap waspada tetapi jangan panik,” tegas Bangun.

    Dengan pengawasan ketat di pintu masuk kedatangan internasional, diharapkan penyebaran kasus baru bisa dikendalikan lebih dini. Pihak bandara dan petugas kesehatan pun terus bersiaga untuk menjaga keselamatan penumpang dan masyarakat sekitar.

  • Nadiem Blak-blakan Soal Awal Mula Pengadaan Chromebook saat Covid-19

    Nadiem Blak-blakan Soal Awal Mula Pengadaan Chromebook saat Covid-19

    Bisnis.com, JAKARTA — Eks Mendikbudristek, Nadiem Makarim mengungkap awal mula pengadaan program digitalisasi pendidikan di Kemendikbudristek berkaitan dengan Covid-19.

    Nadiem menjelaskan pada peristiwa wabah tersebut telah mengancam proses pendidikan atau learning loss. Oleh sebab itu, program digitalisasi pendidikan merupakan mitigasi untuk menekan ancaman tersebut.

    “Pada 2020, krisis pandemi Covid-19 bukan hanya menjadi krisis kesehatan, tetapi juga menjadi krisis pendidikan,” ujar Nadiem di The Dharmawangsa Jakarta, Selasa (10/6/2025).

    Dia menambahkan, upaya pengadaan itu dilakukan agar program pembelajaran di Tanah Air bisa berlangsung di masa pandemi Covid-19.

    Secara total, kata Nadiem, ada 1,1 juta unit laptop beserta alat pendukung TIK lainnya seperti modem hingga proyektor dalam pengadaan program digitalisasi pendidikan Kemenbudristek.

    “Kemendikbudristek melakukan pengadaan 1,1 juta unit laptop beserta modem 3G dan proyektor untuk lebih dari 77.000 sekolah dalam kurun waktu 4 tahun,” imbuhnya.

    Selain untuk menunjang pembelajaran siswa-siswi, program ini juga menjadi alat untuk meningkatkan kompetensi guru dan tenaga pendidikan RI.

    Adapun, dia juga menekankan pengadaan khususnya Chromebook tidak ditujukan untuk wilayah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar).

    “Jadi Kemendikbutristek membuat kajian yang komprehensif, tapi targetnya itu adalah bukan daerah 3T dan di dalam juknis sangat jelas hanya boleh diberikan kepada sekolah yang punya internet,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, kasus ini bermula saat Kemendikbudristek menyusun pengadaan peralatan TIK bagi SD, SMP dan SMA. Peralatan TIK yang dimaksud adalah laptop Chromebook serta perangkat pendukung lainnya.

    Singkatnya, laptop Chromebook itu dinilai tidak efektif lantaran perangkat itu lebih optimal apabila menggunakan internet. Sementara, jaringan internet di Indonesia dinilai belum merata. Oleh sebab itu, Kejagung menilai ada dugaan pemufakatan jahat dalam pengadaan alat TIK senilai Rp9,9 triliun.

  • Begini Gejala Infeksi HKU5, Virus Baru di China yang Dikhawatirkan Picu Pandemi

    Begini Gejala Infeksi HKU5, Virus Baru di China yang Dikhawatirkan Picu Pandemi

    Jakarta – Virus baru yang dikenal sebagai HKU5-CoV-2 telah ditemukan pada kelelawar di China, yang mendorong para ilmuwan untuk membunyikan alarm. Meskipun virus tersebut saat ini tak menimbulkan ancaman bagi manusia, kemiripan genetiknya dengan virus Corona seperti Middle East East Respiratory Syndrome (MERS) dan COVID-19, menunjukkan virus tersebut mungkin hanya memerlukan sedikit mutasi untuk menjadi masalah serius.

    Sebuah studi terkini yang dilakukan oleh para peneliti dari Washington State University (WSU), California Institute of Technology, dan University of North Carolina, meneliti pemahaman bagaimana virus HKU5 menginfeksi sel inang.

    Peneliti menemukan, virus HKU5 memiliki sifat yang mengkhawatirkan. Secara khusus, virus HKU5 terbukti menggunakan ACE2, reseptor inang yang sama digunakan oleh virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.

    Para peneliti mengatakan virus tersebut ditemukan pada kelelawar dan memiliki ciri-ciri yang sama dengan MERS, virus yang terkenal karena tingkat kematiannya yang tinggi. Meskipun HKU5-CoV-2 saat ini tidak menunjukkan kemampuan untuk menginfeksi sel manusia, susunan genetiknya yang mirip membuat para peneliti khawatir.

    Uji laboratorium menggunakan pseudovirus mengungkapkan HKU5 belum dapat mengikat sel manusia. Akan tetapi, para ilmuwan memperingatkan jika virus tersebut berpindah dari kelelawar ke spesies hewan perantara, virus tersebut dapat bermutasi dan mengembangkan kemampuan untuk menginfeksi manusia.

    “Virus HKU5 khususnya belum banyak diteliti, tetapi penelitian kami menunjukkan bagaimana virus ini menginfeksi sel,” kata Profesor Michael Letko dari Washington State University, dikutip dari Business Today.

    “Kami juga menemukan bahwa virus HKU5 mungkin hanya selangkah lagi untuk dapat menular ke manusia,” katanya.

    Gejala Virus HKU5

    Sampai saat ini belum ada kasus HKU5-CoV-2 yang dikonfirmasi pada manusia, sehingga gejalanya tidak diketahui. Namun, karena virus ini termasuk dalam subgenus yang sama dengan MERS dan COVID-19, virus ini kemungkinan dapat menyebabkan gejala pernapasan yang serupa:

    DemamBatukSesak napasSakit tenggorokanKelelahanNyeri tubuh

    (suc/up)

  • Nadiem: Chromebook Bukan untuk Sekolah di Wilayah 3T

    Nadiem: Chromebook Bukan untuk Sekolah di Wilayah 3T

    Jakarta, Beritasatu.com – Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim akhirnya buka suara terkait kritik atas kebijakan pengadaan laptop Chromebook dalam program digitalisasi pendidikan. Dalam konferensi pers yang digelar di The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2025), Nadiem menegaskan pengadaan tersebut tidak ditujukan untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

    “Saya ingin mengklarifikasi pengadaan laptop pada masa saya tidak menyasar daerah 3T. Hanya sekolah yang sudah punya akses internet yang menerima Chromebook,” tegas Nadiem.

    Klarifikasi ini disampaikan menyusul sorotan tajam terkait efektivitas Chromebook di wilayah yang belum memiliki infrastruktur internet memadai.

    Nadiem menjelaskan, pemilihan Chromebook disertai perangkat pendukung, seperti modem 3G dan proyektor, dan seluruh pengadaan telah melalui kajian komprehensif. Ia juga mengungkap uji coba Chromebook untuk wilayah 3T dilakukan sebelum masa jabatannya sebagai menteri.

    “Jadi ini bukan program yang asal-asalan. Sudah ada kajian dan dalam juknis disebutkan jelas hanya untuk sekolah dengan koneksi internet,” imbuhnya.

    Kuasa hukum Nadiem, Hotman Paris Hutapea, turut memperkuat pernyataan tersebut. Ia menyatakan proyek pengadaan Chromebook difokuskan untuk daerah dengan jaringan internet lengkap, sebagai respons cepat menghadapi pembelajaran jarak jauh saat pandemi Covid-19.

    “BPKP sudah periksa dan menyatakan 90% lebih laptop ini terpakai. Jadi tidak benar kalau ada yang bilang ini dipaksakan ke daerah 3T,” kata Hotman.

    Menurutnya, justru sebelum Nadiem menjabat, pernah ada kajian khusus untuk wilayah 3T. Namun, pengadaan saat Nadiem menjabat murni ditujukan untuk daerah non-3T.

    Pernyataan ini disampaikan di tengah penyelidikan Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait dugaan korupsi pengadaan perangkat teknologi senilai Rp 9,9 triliun pada program digitalisasi pendidikan 2019-2022.