Kasus: covid-19

  • India Masih ‘Diamuk’ COVID-19, Ini Gejala Baru yang Dikeluhkan Pasien

    India Masih ‘Diamuk’ COVID-19, Ini Gejala Baru yang Dikeluhkan Pasien

    Jakarta – India terus mencatat peningkatan kasus COVID-19 secara signifikan. Menurut Kementerian Kesehatan setempat, jumlah kasus aktif kini telah melampaui 7.000, dengan total 7.121 pasien yang menjalani perawatan. Negara bagian Kerala masih mencatat jumlah kasus tertinggi, dengan lebih dari 2.200 kasus aktif sejauh ini.

    Tiga kematian juga tercatat dalam periode yang sama.

    Dua di antaranya berasal dari Maharashtra, sementara satu kasus kematian dilaporkan di Madhya Pradesh. Ketiga korban merupakan lansia yang memiliki riwayat gangguan pernapasan dan penyakit kronis sebelumnya.

    Lonjakan ini sebagian besar disebabkan oleh kemunculan subvarian Omicron terbaru seperti JN.1, NB.1.8.1, LF.7, dan XFC.

    Gejala Baru COVID-19

    1. Sakit Kepala Parah

    Sakit kepala yang berlangsung lama dan tidak merespons obat penghilang rasa sakit seperti biasanya. Rasa sakitnya berdenyut dan tetap terasa meski sudah beristirahat atau tidur.

    2. Ruam Kulit

    Beberapa pasien mengalami ruam kulit tidak biasa atau perubahan warna kulit, yang jarang terlihat pada gelombang sebelumnya. Jika muncul ruam merah secara tiba-tiba, disarankan untuk segera melakukan tes COVID-19.

    3. Kelelahan Ekstrem

    Merasa sangat lelah dan lemas bahkan tanpa melakukan aktivitas fisik berat. Banyak orang menggambarkan kondisi ini sebagai kelelahan yang membuat mereka tidak sanggup bangun dari tempat tidur.

    4. Gangguan Pencernaan

    Gejala seperti mual, diare, dan sakit perut kadang muncul lebih dulu sebelum gejala pernapasan muncul.

    5. Sesak Napas

    Kesulitan bernapas atau rasa tidak nyaman di dada meskipun tidak melakukan aktivitas fisik bisa menjadi tanda peringatan, bahkan jika bukan COVID-19. Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera.

    (kna/kna)

  • Gus Qowim Sambut Kedatangan Jemaah Haji Kota Kediri

    Gus Qowim Sambut Kedatangan Jemaah Haji Kota Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin sambut kedatangan jemaah haji kloter 3 asal Kota Kediri. Kedatangan rombongan jemaah haji asal Kota Kediri ini disambut penuh haru dan bahagia oleh keluarga yang telah memadati GOR Jayabaya, Jumat (12/06/2025).

    Rombongan tiba pukul 03.18 WIB. Sebelum turun dari bus, seluruh jemaah berdoa bersama yang dipimpin oleh KH. Zubadus Zaman.

    Gus Qowim mengungkapkan rasa syukur atas kepulangan para jemaah haji yang telah menyelesaikan ibadah haji dengan baik. Para jemaah haji dapat kembali ke Kota Kediri dengan sehat dan selamat.

    “Alhamdulillah kami sangat bersyukur dapat menyambut kepulangan saudara-saudara yang telah menyelesaikan ibadah haji di tanah suci. Alhamdulillah kembali di Kota Kediri tercinta dengan selamat,” ujarnya.

    Wakil Wali Kota Kediri juga memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak terkait yang telah berperan serta dalam pelaksanaan ibadah haji. Sehingga jemaah haji dari Kota Kediri dapat kembali di Kota Kediri secaea bersama-sama dalam kondisi sehat.

    “InsyaAllah saudara-saudara kami jadi haji mabrur dan mabruroh. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,” ungkap Gus Qowim.

    Kepala Kantor Kemenag Kota Kediri A. Zamroni menjelaskan jumlah jemaah haji dari Kota Kediri ada 220 orang. Tergabung dalam kloter 3 bersama Tulungagung. Dalam proses kepulangan telah disiapkan 6 bus, 2 truk untuk membawa koper, dan ambulance.

    Secara umum kondisi jemaah dari Kota Kediri sehat, namun ada 3 orang yang harus diberikan perawatan medis.  Dari 3 orang tersebut, 2 orang sudah diperbolehkan pulang dan 1 orang masih harus mendapatkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit.

    “Secara umum kondisi semua jemaah baik dan sehat. Ada 3 yang mendapat perawatan, ada satu orang karena memiliki riwayat gangguan kesehatan dan telah dilakulan tindakan operasi di rumah sakit saudi arabia. Lalu yang lain ini karena faktor usia dan kelelahan. Mengingat rangkaian ibadah haji ini sangat menguras fisik dan kondisi di sana yang berbeda dengan Indonesia,” jelasnya.

    Lebih lanjut, A. Zamroni menambahkan di tengah naiknya kasus Covid di beberapa negara, jemaah haji dari Kota Kediri yang baru tiba ini juga mendapat pemantauan kesehatan. Selama satu hingga dua minggu ke depan para jemaah ini dipantau kesehatannya oleh petugas kesehatan. Pemantauan dilakukan dengan pendataan masing-masing jemaah, melalui scan QR code yang telah disiapkan oleh tim kesehatan.

    “Jadi data jemaah ini sudah terekam dan tim kesehatan akan melakukan pemantauan selama satu hingga dua minggu ke depan. Ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” imbuhnya.

    Turut mendampingi, Ketua TP PKK Faiqoh Azizah Mohammad Qowimuddin, Plt Kabag Kesra Muhlisiina Lahuddin, tokoh agama, dan tamu undangan lainnya. [nm/aje]

  • Industri Otomotif Tidak Baik-baik Saja, Butuh Pertolongan Pemerintah

    Industri Otomotif Tidak Baik-baik Saja, Butuh Pertolongan Pemerintah

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia masih melemah. Daya beli masyarakat belum menguat. Industri otomotif butuh bantuan pemerintah.

    Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil pada bulan Mei 2025 tercatat sebanyak 60.613 unit secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) dan sebanyak 61.339 unit secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen).

    Sebagai pembanding, pada Januari 2025, Gaikindo mencatatkan penjualan wholesales 61.932 unit dan retail sales 64.029 unit. Lanjut pada Februari wholesales sebanyak 72.336 unit dan retail sales 69.872 unit. Kemudian pada bulan Maret wholesales sebanyak 70.895 unit dan retail sales sebanyak 76.582 unit. Artinya, penjualan mobil pada Mei 2025 masih di bawah angka normal yang biasanya menyentuh 70-80 ribuan unit per bulan.

    Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, memang daya beli masyarakat di semua sektor, termasuk sektor otomotif, sedang menurun. Menurut Kukuh, perlu langkah cepat dan tepat untuk memulihkan industri otomotif Tanah Air.

    “Otomotif sebetulnya itu salah satu motor utama penggerak ekonomi kita.Karena mata rantai industri otomotif nasional itu memperkerjakan lebih dari 1,5 juta (orang). Nah kalau ini terganggu, itu bisa mengganggu ekonomi nasional juga kan,” kata Kukuh kepada detikOto melalui sambungan telepon, Rabu (11/6/2025).

    “Sebenarnya kalau kita dari industri ini udah kondisi kritis ya yang kita nggak harapkan. Harus ada langkah yang cepat dan tepat ya.Sehingga kemudian pulih. Ada peningkatan pembelian. Peningkatan pembelian itu kan artinya kemudian menggerakkan ekonomi ya. Nah kalau ekonominya bergerak kan daya belinya meningkat lagi kan,” sebut Kukuh.

    Kukuh mencontohkan beberapa negara tetangga yang industri otomotifnya telah pulih. Di antaranya Malaysia, Vietnam dan Filipina. Ketiga negara itu, menurut Kukuh, mendapat dukungan dari pemerintahnya untuk industri otomotif.

    “Malaysia (penjualan mobil) naik. Malaysia itu rankingnya sekarang kedua setelah Indonesia (dalam hal) penjualan domestik. Geser Thailand. Thailand itu nomor tiga sekarang. Kemudian Vietnam meningkat cukup tajam sekitar 22 persen, kemudian ada Filipina yang meningkat sekitar 8 persenan. Nah ini juga harus kita jadikan pelajaran kenapa bisa seperti itu,” sebut Kukuh.

    Ternyata, kata Kukuh, negara-negara itu mendapat dukungan dari pemerintahnya. Contoh Malaysia yang tidak menghapus insentif untuk industri otomotif sejak pandemi COVID-19.

    “Ternyata semenjak Covid, Malaysia itu tidak mengubah kebijakan insentif untuk kendaraan bermotornya.Sehingga masyarakat sangat berminat untuk beli mobil. Di sisi lain lagi memang pendapatannya Malaysia lebih tinggi dari Indonesia ya. Nah kemudian Vietnam itu memberikan insentif pajak juga. Jadi insentif-insentif ini bisa mendorong sehingga ekonominya masih bisa tetap jalan. Begitu juga dengan Filipina. Jadi kita harus berkaca sama tiga negara itu ya. Karena Malaysia, Vietnam, dan Filipina, tetangga-tetangga kita semua kan kondisinya nggak jauh-jauh beda amat ya,” ujar Kukuh.

    Industri otomotif Indonesia sempat terbantu dengan insentif dari pemerintah. Ketika pandemi COVID-19 lalu, pemerintah memberikan insentif PPnBM yang terbukti bisa mendongkrak penjualan mobil.

    “Nah kalau kita melihat dari negara sebelah ya, kurang lebih sama. Tadi Malaysia memberikan insentif pajak. Vietnam juga demikian, sehingga terjaga. Pada waktu COVID-19, waktu itu kita ada harapan. Akhirnya pemerintah memberikan insentif dengan PPnBM.Tahun 2021 itu dari drop yang tinggal 500 ribu unit,langsung balik ke 800-900 ribu. Kemudian yang berikutnya naik lagi kan.Nah ini yang harus segera dilakukan, tindakan itu,” ungkap Kukuh.

    (rgr/din)

  • Begini Situasi COVID-19 di DKI Jakarta, Warga Diimbau Tetap Waspada

    Begini Situasi COVID-19 di DKI Jakarta, Warga Diimbau Tetap Waspada

    Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaporkan kasus COVID-19 di Ibu Kota hingga akhir Mei 2025 masih terkendali. Namun, warganya diminta tetap waspada dan melakukan langkah pencegahan.

    Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan tingkat positivity rate COVID-19 di Jakarta pada Mei 2025 sebesar 2,4 persen. Artinya, laju penularan masih terkendali.

    Berdasarkan data Sistem Nasional All Record (NAR), sepanjang 1 Januari hingga 31 Mei 2025 tercatat 38 kasus konfirmasi positif COVID-19 di DKI Jakarta.

    Ani mengatakan, sebagian besar dilaporkan oleh rumah sakit (29 kasus), kemudian laboratorium swasta (5 kasus) dan Puskesmas (4 kasus). Sementara itu, tidak terdapat laporan kematian akibat COVID-19 sepanjang tahun 2025.

    Pemprov DKI Jakarta juga telah menjalankan surveilans sentinel (pengamatan sistematis) bekerja sama dengan berbagai fasilitas kesehatan. Pemeriksaan spesimen dilakukan untuk mendeteksi virus pernapasan, termasuk COVID-19. Hasil surveilans ILI (Influenza-Like Illness) hingga akhir Mei 2025 mencatat hanya satu kasus positif dari 227 spesimen yang diperiksa.

    Di samping itu, Ani mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan dan lingkungan, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan atau perlindungan diri. Misalnya, seperti rutin mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker saat bergejala atau berada di kerumunan, terutama bagi kelompok rentan.

    Penting juga menerapkan etika batuk dan bersin, beristirahat cukup dan menghindari aktivitas berlebihan saat sakit serta memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gangguan pernapasan.

    Ani mengingatkan, warga yang hendak bepergian ke negara dengan angka kasus COVID-19 tinggi, seperti Thailand dan Singapura, diimbau tetap menjaga kesehatan dan mengikuti protokol setempat.

    “Pengalaman pandemi telah membentuk kita menjadi masyarakat yang lebih tangguh dan peduli,” katanya, dikutip ANTARA.

    (suc/suc)

  • Begini Situasi COVID-19 di DKI Jakarta, Warga Diimbau Tetap Waspada

    Begini Situasi COVID-19 di DKI Jakarta, Warga Diimbau Tetap Waspada

    Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melaporkan kasus COVID-19 di Ibu Kota hingga akhir Mei 2025 masih terkendali. Namun, warganya diminta tetap waspada dan melakukan langkah pencegahan.

    Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, mengatakan tingkat positivity rate COVID-19 di Jakarta pada Mei 2025 sebesar 2,4 persen. Artinya, laju penularan masih terkendali.

    Berdasarkan data Sistem Nasional All Record (NAR), sepanjang 1 Januari hingga 31 Mei 2025 tercatat 38 kasus konfirmasi positif COVID-19 di DKI Jakarta.

    Ani mengatakan, sebagian besar dilaporkan oleh rumah sakit (29 kasus), kemudian laboratorium swasta (5 kasus) dan Puskesmas (4 kasus). Sementara itu, tidak terdapat laporan kematian akibat COVID-19 sepanjang tahun 2025.

    Pemprov DKI Jakarta juga telah menjalankan surveilans sentinel (pengamatan sistematis) bekerja sama dengan berbagai fasilitas kesehatan. Pemeriksaan spesimen dilakukan untuk mendeteksi virus pernapasan, termasuk COVID-19. Hasil surveilans ILI (Influenza-Like Illness) hingga akhir Mei 2025 mencatat hanya satu kasus positif dari 227 spesimen yang diperiksa.

    Di samping itu, Ani mengimbau masyarakat tetap menjaga kesehatan dan lingkungan, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai langkah pencegahan atau perlindungan diri. Misalnya, seperti rutin mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker saat bergejala atau berada di kerumunan, terutama bagi kelompok rentan.

    Penting juga menerapkan etika batuk dan bersin, beristirahat cukup dan menghindari aktivitas berlebihan saat sakit serta memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gangguan pernapasan.

    Ani mengingatkan, warga yang hendak bepergian ke negara dengan angka kasus COVID-19 tinggi, seperti Thailand dan Singapura, diimbau tetap menjaga kesehatan dan mengikuti protokol setempat.

    “Pengalaman pandemi telah membentuk kita menjadi masyarakat yang lebih tangguh dan peduli,” katanya, dikutip ANTARA.

    (suc/suc)

  • Gawat! Penjualan Mobil di Indonesia Tahun Ini Bisa Ambruk Lagi

    Gawat! Penjualan Mobil di Indonesia Tahun Ini Bisa Ambruk Lagi

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia tahun ini turun. Dalam setahun penuh, penjualan mobil di Indonesia bisa anjlok dibanding tahun lalu.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, data penjualan mobil year to date dari Januari sampai Mei 2025 mencatatkan angka wholesales sebanyak 316.981 unit. Wholesales Januari-Mei 2025 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 335.405 unit.

    Begitu juga dengan retail sales. Gaikindo mencatat, retail sales Januari-Mei 2025 sebanyak 328.852 unit. Angka itu turun dari 362.163 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Tahun ini, Gaikindo menargetkan target penjualan mobil sebanyak 900 ribu unit. Untuk saat ini, Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara bilang pihaknya belum merevisi taeget.

    “Sejauh ini kita belum berpikiran untuk mengubah target ya.Tapi kita punya concern sekarang dengan kondisi yang seperti ini. Harusnya tuh setelah lebaran pola perbaikannya harusnya lebih cepat ya.

    Kukuh menilai, Gaikindo masih optimistis penjualan mobil sampai akhir tahun tetap bisa tembus 900 ribu uit. Namun, dengan adanya pajak yang memberatkan, penjualan mobil bisa ambruk lagi.

    “Optimisnya di 900 ribu (unit).Tapi kita punya concern, belum lagi ada masalah opsen ya. Pajak daerah itu juga mengganggu. Nah itu kalau kondisinya nggak berubah ya kita mungkin berpikir 750 atau 800 ribuan ya untuk sisi konservatifnya,” ujar Kukuh.

    Sebagai perbandingan, penjualan mobil sepanjang tahun 2024 lalu tercatat sebanyak 865.723 unit. Angka itu turun 13,9 persen dibanding tahun sebelumnya.

    Butuh Bantuan Pemerintah

    Menurut Kukuh, dalam mendongkrak dan menggairahkan pasar otomotif tidak hanya butuh peran pemain industri otomotif. Dibutuhkan juga peran dari pemerintah untuk memulihkan industri otomotif yang menjadi salah satu penggerak roda ekonomi negara.

    “Otomotif sebetulnya itu salah satu motor utama penggerak ekonomi kita.Karena mata rantai industri otomotif nasional itu memperkerjakan lebih dari 1,5 juta (orang). Nah kalau ini terganggu, itu bisa mengganggu ekonomi nasional juga kan,” kata Kukuh kepada detikOto melalui sambungan telepon, Rabu (11/6/2025).

    “Sebenarnya kalau kita dari industri ini udah kondisi kritis ya yang kita nggak harapkan. Harus ada langkah yang cepat dan tepat ya.Sehingga kemudian pulih. Ada peningkatan pembelian. Peningkatan pembelian itu kan artinya kemudian menggerakkan ekonomi ya. Nah kalau ekonominya bergerak kan daya belinya meningkat lagi kan,” sebut Kukuh.

    Kukuh mencontohkan beberapa negara tetangga yang industri otomotifnya telah pulih. Di antaranya Malaysia, Vietnam dan Filipina. Ketiga negara itu, menurut Kukuh, mendapat dukungan dari pemerintahnya untuk industri otomotif.

    “Malaysia (penjualan mobil) naik. Malaysia itu rankingnya sekarang kedua setelah Indonesia (dalam hal) penjualan domestik. Geser Thailand,” sebut Kukuh.

    “Ternyata semenjak Covid, Malaysia itu tidak mengubah kebijakan insentif untuk kendaraan bermotornya.Sehingga masyarakat sangat berminat untuk beli mobil. Di sisi lain lagi memang pendapatannya Malaysia lebih tinggi dari Indonesia ya. Nah kemudian Vietnam itu memberikan insentif pajak juga. Jadi insentif-insentif ini bisa mendorong sehingga ekonominya masih bisa tetap jalan. Begitu juga dengan Filipina. Jadi kita harus berkaca sama tiga negara itu ya. Karena Malaysia, Vietnam, dan Filipina, tetangga-tetangga kita semua kan kondisinya nggak jauh-jauh beda amat ya,” ujar Kukuh.

    Industri otomotif Indonesia sempat terbantu dengan insentif dari pemerintah. Ketika pandemi COVID-19 lalu, pemerintah memberikan insentif PPnBM yang terbukti bisa mendongkrak penjualan mobil.

    “Nah kalau kita melihat dari negara sebelah ya, kurang lebih sama. Tadi Malaysia memberikan insentif pajak. Vietnam juga demikian, sehingga terjaga. Pada waktu COVID-19, waktu itu kita ada harapan. Akhirnya pemerintah memberikan insentif dengan PPnBM.Tahun 2021 itu dari drop yang tinggal 500 ribu unit,langsung balik ke 800-900 ribu. Kemudian yang berikutnya naik lagi kan.Nah ini yang harus segera dilakukan, tindakan itu,” ungkap Kukuh.

    (rgr/din)

  • Membandingkan Pajak Tahunan Avanza di Malaysia dan Indonesia, Beda Jauh

    Membandingkan Pajak Tahunan Avanza di Malaysia dan Indonesia, Beda Jauh

    Jakarta

    Penjualan mobil di Malaysia naik di saat negara-negara tetangganya seperti Indonesia dan Thailand mengalami penurunan. Bahkan, kini Malaysia menjadi pasar otomotif terbesar kedua di Asia Tenggara, menggeser Thailand dan mendekati Indonesia.

    Salah satu hal yang membuat industri otomotif Malaysia bergairah di tengah pasar global yang lesu adalah kemudahan kepemilikan kendaraan. Menurut Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, pemerintah Malaysia masih memberikan perhatian kepada industri otomotif.

    “Ternyata semenjak Covid, Malaysia itu tidak mengubah kebijakan insentif untuk kendaraan bermotornya.Sehingga masyarakat sangat berminat untuk beli mobil. Di sisi lain lagi memang pendapatannya Malaysia lebih tinggi dari Indonesia ya. Nah kemudian Vietnam itu memberikan insentif pajak juga. Jadi insentif-insentif ini bisa mendorong sehingga ekonominya masih bisa tetap jalan. Begitu juga dengan Filipina. Jadi kita harus berkaca sama tiga negara itu ya. Karena Malaysia, Vietnam, dan Filipina, tetangga-tetangga kita semua kan kondisinya nggak jauh-jauh beda amat ya,” ujar Kukuh saat berbincang dengan detikOto.

    Menurut Kukuh, pajak kendaraan di Malaysia juga tidak setinggi di Indonesia. Untuk pajak yang harus dibayarkan setiap tahun oleh pemilik kendaraan di sana tidak sampai jutaan rupiah.

    “Di Malaysia mobil yang sama, Avanza misalnya, di sana tuh pajaknya cuma nggak sampai Rp 1 juta, tahunan. Di Indonesia mobilnya sama ya, pajaknya bisa sampai Rp 4 juta (per tahun),” kata Kukuh.

    “Ini kan berat. Di samping tentunya ada masalah-masalah di balik itu yang membuat juga harga mobil Indonesia jadi relatif lebih mahal kan,” ucap Kukuh.

    Menurut Kukuh, pajak tahunan Avanza 1.5L di Malaysia hanya mencapai Rp 300 ribuan. Di sana tidak ada perpanjangan STNK 5 tahunan. Dan bea balik nama hanya sekitar Rp 500 ribuan. Juga tidak ada mutasi daerah.

    Sementara itu, mobil yang sama yaitu Avanza 1.5L di Indonesia, pajak tahunannya bisa mencapai Rp 4 jutaan. Ditambah ada kewajiban perpanjangan STNK lima tahunan dan terdapat bea balik nama yang tinggi.

    “Orang beli mobil (di Indonesia) harga dari pabrik Rp 100 juta, itu ujung-ujungnya bayarnya kan Rp 150 jutaan kan. Ya (karena) pajak-pajak tadi kan. Ada PPN, ada PPnBM, ada BBNKB, ada PKB, macam-macam lah.Sementara daya beli masyarakat kita lagi turun nih,” katanya.

    (rgr/din)

  • Respons sang Anak Soal Freddy Budiman Disebut Masih Hidup

    Respons sang Anak Soal Freddy Budiman Disebut Masih Hidup

    Jakarta, Beritasatu.com – Gembong narkoba terkenal Freddy Budiman disebut-sebut belum meninggal. Anak kandung Freddy Budiman, Fikri Budiman buka suara terkait hal tersebut. Ia membantah adanya gosip yang beredar yang menyebut ayahnya belum meninggal.

    “Gue mendengar katanya ayah lo, Freddy Budiman itu sebenarnya belum meninggal,” kata Vasco Ruseimy dikutip dari podcast Macan Idealis miliknya, Kamis (12/6/2025).

    “Bahkan, katanya masih hidup dan masih menjalankan kerajaan bisnisnya sampai sekarang yang semakin besar,” tanya Vasco Ruseimy lagi.

    Mendengar pertanyaan dari Vasco Ruseimy, Fikri Budiman memastikan bahwa kabar itu tidak benar adanya.

    “Gue bisa memastikan tidak ada keterlibatan keluarga dari Freddy Budiman yang melanjutkan bisnis narkoba atau pun kecemplung di ranah itu, karena keluarga gue yang menjadi bandar itu memang tiga orang tetapi itu semua sudah meninggal,” jawab Fikri Budiman.

    Fikri Budiman kemudian menjelaskan semua silsilah keluarganya. Pasalnya, Freddy Budiman memiliki lima keluarga kandung.

    “Pertama, tante gue sudah jelas banget dia enggak seperti itu (narkoba), karena dia di bidang konveksi meski lebih kecil dari sebelumnya,” ungkapnya.

    “Kemudian yang kedua meninggal sebelum gue lahir, yang ketiga bandar yang memegang di Sumatera, kemudian yang keempat itu bokap gue (Freddy Budiman). Dan yang kelima itu memang memegang daaerah jakarta, tetapi ketiganya pun sudah meninggal semua dalam penjara,” lanjutnya.

    Ia mengatakan, dua orang kandung dari Freddy Budiman yang berkaitan dengan narkoba meninggal akibat sakit.

    “Yang ketiga dan kelima meninggal karena sakit” tegasnya lagi.

    “Gue bisa bilang demikian, karena memang gue melihatnya dengan kepala gue sendiri. Mereka meninggal ya karena sakit, memang memiliki penyakit bawaan,” tuturnya.

    Fikri Budiman menjelaskan, kakak Freddy Budiman itu meninggal pada 2021.

    “Yang ketiga itu ketangkap pada 2020 dan meninggal pada 2021 saat Covid-19 melanda Indonesia,” tuturnya.

    Mendengar jawaban dari Fikri Budiman, membuat Vasco Ruseimy masih penasaran terkait isu yang beredar yang menyebut Freddy Budiman disebut belum meninggal dunia.

    “Namun, loe melihat enggak bokap loe meninggal?” tanya Vasco Ruseimy kepada Fikri Budiman.

    “Gue melihat dengan jelas,” jawab Fikri Budiman.

    “Mohon maaf, ya bro karena kan isu ini terus beredar,” jelas Vasco Ruseimy lagi.

    Fikri Budiman memastikan, bahwa tidak ada satu pun bisnis haram dari ayahnya yang masih berjalan.

    “Gue bisa bilang kalau disebut seperti itu tentu tidak ada, kalau pun masih berjalan tentu bukan dari Freddy Budiman. Namun, kalau untuk menjawab soal itu (Freddy Budiman masih hidup) maka terus terang gue meyakini bokap gue sudah tidak ada,” ungkapnya.

    “Kalau gue harus meyakini bokap gue masih hidup tentu gue bisa gila,” tuturnya.

    Ia tidak memungkiri apabila hal itu sempat terlintas dalam benaknya. Karena, pada saat dieksekusi mati dirinya tidak diperkenankan untuk bersama ayahnya di Nusa Kambangan.

    “Saat itu memang bokap gue yang minta untuk gue ada di situ, tetapi pihak kepolisian melarangnya mungkin karena saat itu gue masih dianggap belum dewasa dan bisa merusak mental gue,” paparnya.

    “Bahkan, pada saat ingin memandikan gue juga enggak diizinkan. Pas bokap gue meninggal, bokap gue itu sudah ada di dalam peti mati jadi gue enggak bisa melihat wajahnya. Namun, sampai akhirnya tiba di Surabaya untuk disalatkan, jenazahnya dikeluarkan,” ungkapnya.

    Fikri Budiman mengatakan, baru bisa melihat sosok ayahnya pada saat dikeluarkan dari peti jenazah untuk dipindahkan ke keranda.

    “Di situ gue melihat bokap sudah dibungkus kain kafan, dan di situ gue melihat wajah bokap gue dan memang benar-benar wajah bokap gue,” ucapnya.

    “Bentar ya bro, loe melihat wajah bokap pas disalatkan di rumah. Di situ lo melihat bokap?” tanya Vasco Ruseimy.

    “Iya ada bokap, orang mukanya bokap banget dan gue yakinkan itu dan gue pribadi meyakini kalau bokap gue sudah enggak ada,” tutupnya.

  • Antisipasi Covid-19, Jemaah Haji Jatim Jalani Screening Kesehatan Saat Tiba di Tanah Air

    Antisipasi Covid-19, Jemaah Haji Jatim Jalani Screening Kesehatan Saat Tiba di Tanah Air

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit menular, khususnya Covid-19, jamaah haji asal Jawa Timur yang baru tiba di Tanah Air menjalani screening kesehatan secara ketat, Kamis (12/6/2025). Pemeriksaan dilakukan sejak di Bandara Internasional Juanda hingga Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES).

    Kepala Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya, Rosidi Roslan, mengatakan bahwa setiap jamaah wajib mengisi Sehat Health Pass (SSHP) dan menjalani pemeriksaan fisik serta suhu tubuh menggunakan alat thermal camera scanner.

    “Kita cek, mulai dari bandaranya kita cek. Ada pengisian SSHP oleh jemaah haji sebelum berangkat ke sini (Asrama Haji),” kata Rosidi.

    Menurut Rosidi, suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius menjadi indikator awal yang dipantau secara ketat oleh petugas. Hal ini mengingat jamaah haji termasuk pelaku perjalanan luar negeri yang rentan membawa penyakit menular.

    “Karena memang sekarang kan ada Covid-19 dan segala macam. Nah itu memang senantiasa kita lihat, kita cek. Sebab pelaku perjalanan luar negeri, salah satunya jamaah haji ini,” jelasnya.

    Rosidi menegaskan, hingga pemeriksaan hari ini selesai, tidak ditemukan kasus penyakit menular di antara jamaah haji yang pulang. Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau kewaspadaan kepada panitia haji daerah dan fasilitas kesehatan setempat.

    “Kita harapkan nanti mungkin sekitar dua minggu setelah ini, kalau jemaah haji merasa ada gangguan demam, flu, sakit kepala dan keluhan lainnya, bisa langsung dicek di puskesmas,” tegasnya.

    Pemeriksaan kesehatan jamaah haji ini menjadi bagian penting dari sistem pengawasan pasca ibadah haji, demi menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat di daerah asal masing-masing. [ram/beq]

  • Meski Belum Ditemukan Kasus Infeksi, Bupati Blitar Keluarkan SE Kewaspadaan Penyebaran Covid-19
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        12 Juni 2025

    Meski Belum Ditemukan Kasus Infeksi, Bupati Blitar Keluarkan SE Kewaspadaan Penyebaran Covid-19 Surabaya 12 Juni 2025

    Meski Belum Ditemukan Kasus Infeksi, Bupati Blitar Keluarkan SE Kewaspadaan Penyebaran Covid-19
    Tim Redaksi
    BLITAR, KOMPAS.com

    Bupati Blitar
    Rijanto menandatangani Surat Edaran tentang Kewaspadaan Penyebaran Covid-19, Kamis (12/6/2025).
    Meskipun hingga saat ini belum ditemukan kasus infeksi Covid-19 di wilayah Kabupaten Blitar.
    Surat edaran yang ditujukan pada sejumlah organisasi perangkat daerah dan instansi pemerintah lainnya itu dikeluarkan sebagai respon awal atas merebaknya kasus Covid-19 di sejumlah negara Asia dan dilaporkan telah mulai masuk Indonesia.
    Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Christine Indrawati mengatakan bahwa surat edaran tersebut lebih banyak bertujuan untuk kembali meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19.
    “Tekanan utamanya lebih pada edukasi kembali kewaspadaan Covid-19 pada masyarakat,” ujar Christine kepada
    Kompas.com
    melalui sambungan telepon, Kamis sore.
    Surat edaran tersebut, kata Christine, ditujukan kepada sejumlah instansi pemerintah terkait, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, dan rumah sakit umum daerah di Kabupaten Blitar.
    Lalu, Dinas Pendidikan, Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa TImur di Kabupaten Blitar, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar (Kemenag), dan seluruh camat di Kabupaten Blitar.
    “Diharapkan instansi-instansi tersebut dapat menyosialisasikan kewaspadaan Covid-19 melalui lembaga pendidikan termasuk yang berada di bawah Kemenag,” ungkapnya.
    “Juga agar para camat meneruskan kepada masyarakat luas melalui pemerintah desa. Kemudian juga kewaspadaan di tempat-tempat ibadah,” imbuh Christine.
    Kewaspadaan yang dimaksud, kata dia, adalah perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, dan menggunakan masker bagi yang sedang sakit saat berada di kerumunan.
    Bagi Dinas Kesehatan sendiri, kata dia, kewaspadaan Covid-19 dilakukan dengan melakukan pemantauan gejala-gejala infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di tengah masyarakat.
    “Tapi sejauh ini data kasus ISPA tidak ada lonjakan yang cukup signifikan,” tuturnya.
    Menurut Christine, hingga saat ini pihaknya juga tidak menemukan adanya kasus positif Covid-19 di wilayah Kabupaten Blitar meskipun sulit untuk disimpulkan bahwa tidak ada penyebaran kasus.
    “Karena sekarang itu warga yang mengalami gejala yang patut diduga Covid-19 seperti gejala ISPA tidak ada yang mau dites, diswab,” tuturnya.
    Kata Christine, tenaga medis akhirnya hanya memberikan resep obat kepada mereka yang mengeluhkan gejala-gejala tersebut.
    “Kalau demam yang dikasih obat demam. Kalau batuk dikasih obat batuk. Apalagi sekarang memang tidak tersedia alat swab di puskesmas-puskesmas,” ujarnya.
    Lebih jauh, Christine mengatakan bahwa vaksinasi massal selama wabah Covid-19 di seluruh Indonesia diandaikan telah menumbuhkan kekebalan kolektif di kalangan masyarakat.
    Hal itu membuat dampak kesakitan yang ditimbulkan dari infeksi Covid-19 menjadi lebih ringan dan tidak mematikan terlepas dari varian apa pun yang menginfeksi.
    “Covid-19 itu kan disebabkan oleh virus. Jadi pada dasarnya yang terinfeksi akan sembuh dengan sendirinya melalui mekanisme anti bodi kekebalan tubuh. Jadi ya yang penting makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.