Kasus: covid-19

  • Eropa Berhasil Ciptakan Gerhana Matahari Buatan Pertama

    Eropa Berhasil Ciptakan Gerhana Matahari Buatan Pertama

    Jakarta

    Gerhana Matahari adalah suatu keajaiban. Keunikan interaksi kompleks antara Bumi, Bulan, dan Matahari ini tidak hanya mengingatkan kita pada keajaiban kosmos, tetapi juga ibarat jendela ke Matahari yang jarang kita lihat.

    Lebih khusus lagi, dengan Bulan yang menutupi cakram utama Matahari, kita dapat melihat detail dan fitur di atmosfer Matahari, atau korona, yang biasanya tidak terlihat. Sekarang, observatorium satelit baru telah memberi kita cara untuk menyaksikan gerhana setiap hari, karena bisa dibuat kapan saja.

    Hal ini dimungkinkan berkat Proba-3 milik Badan Antariksa Eropa ESA, dan itu merupakan prestasi di bidang teknik yang luar biasa. Wahana ini terdiri dari dua pesawat ruang angkasa terpisah, Coronagraph dan Occulter, yang terbang dalam formasi yang tepat yang dipisahkan oleh jarak 150 meter.

    Diagram yang mengilustrasikan pembentukan Proba-3. Foto: ESA

    Dalam konfigurasi ini, Occulter mengarahkan dirinya untuk menghalangi cakram Matahari, sementara Coronagraph mengambil gambar pengamatan korona dalam panjang gelombang yang berbeda menggunakan instrument bernama Association of Spacecraft for Polarimetric and Imaging Investigation of the Corona of the Sun (ASPIICS).

    Setelah melakukan hal luar biasa ini selama beberapa jam tanpa masukan dari kontrol darat, misi tersebut kini telah menghasilkan pengamatan gerhana buatan pertamanya.

    Gambar komposit yang mengkompilasi pengamatan dari tiga observatorium surya: Proba-2 di tengah, Proba-3 di cincin chartreuse, dan SOHO untuk wilayah luar. Foto: ESA

    “Setiap gambar penuh, yang mencakup area dari Matahari yang tertutup hingga ke tepi bidang pandang, sebenarnya dibuat dari tiga gambar. Perbedaan di antara keduanya hanyalah waktu pencahayaan, yang menentukan berapa lama bukaan coronagraph terpapar cahaya. Menggabungkan ketiga gambar tersebut memberi kita tampilan korona yang lengkap,” jelas peneliti utama ASPIICS Andrei Zhukov dari Royal Observatory of Belgium, dikutip dari Science Alert.

    Bisa Membuat Gerhana Selama 6 Jam

    Zhukov menyebutkan, gambar ‘gerhana buatan’ mereka sebanding dengan gambar yang diambil selama gerhana alami. Perbedaannya adalah, mereka dapat menciptakan gerhana setiap 19,6 jam orbit sekali, sementara gerhana Matahari total hanya terjadi secara alami sekitar sekali, dan sangat jarang terjadi dua kali setahun.

    “Selain itu, gerhana total alami hanya berlangsung beberapa menit, sementara Proba-3 dapat menciptakan gerhana buatannya yang berlangsung hingga enam jam,” ujarnya.

    Panjang gelombang ini menangkap cahaya besi terionisasi di korona Matahari. Foto: ESA

    Gambar yang dihasilkan menunjukkan sifat-sifat korona Matahari yang panasnya berbeda. Gambar berwarna hijau tua menunjukkan besi terionisasi yang telah kehilangan elektron karena suhu tinggi. Ini mengungkapkan bagian korona yang paling panas, dan gambar tersebut menangkap struktur lingkaran yang terkait dengan semburan Matahari.

    Gambar berwarna kuning menunjukkan helium, dan berhasil mengambil gambar prominensia Matahari, lingkaran plasma besar yang melengkung keluar dari permukaan Matahari.

    Sedangkan gambar ketiga, berwarna ungu, menunjukkan pita helm dalam cahaya putih. Gambar lainnya berwarna hijau muda, menunjukkan seperti apa Matahari dari Bumi selama gerhana Matahari.

    Untuk gambar lainnya, tiga wahana antariksa bekerja sama dengan pengamatan simultan. Proba-2 menangkap Matahari itu sendiri dalam cahaya ultraviolet ekstrem, sementara Proba-3 menangkap korona dan observatorium surya ESA SOHO berfokus pada atmosfer luar.

    Observatorium tersebut belum memulai pengamatan ilmiahnya yang sebenarnya. Observatorium tersebut masih dalam tahap komisioning, dengan sistemnya menjalani pengujian ekstensif untuk memastikannya berfungsi sebagaimana mestinya, meskipun pengamatan yang diambil selama tahap ini dapat digunakan untuk penelitian dan analisis.

    Para peneliti menyebutkan, ini hanyalah awal dari perjalanan Proba-3, dan wilayah baru yang lebih berani dalam pembentukan wahana antariksa.

    “Dengan gerhana Matahari yang dapat diamati setiap 20 jam, kami berharap akan segera mempelajari lebih banyak tentang Matahari kita yang liar dan indah,” kata para peneliti.

    (rns/fay)

  • Covid-19 Mengintai, DIY dan Gunungkidul Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kasus

    Covid-19 Mengintai, DIY dan Gunungkidul Siaga Hadapi Potensi Lonjakan Kasus

    Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kasus baru dilaporkan kembali muncul pada akhir Mei 2025 di wilayah kerja Puskesmas Danurejan, Kota Yogyakarta. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY, Pembajun Setyaningastutie, mengonfirmasi temuan tersebut.

    Pasien terkonfirmasi positif meskipun dengan kategori ringan, cukup menjalani isolasi mandiri di rumah dan telah dinyatakan sembuh. Kondisinya stabil dengan nilai CT (Cycle Threshold) di atas 30, menunjukkan tingkat infeksi yang rendah.

    “Pasien dengan CT Value dibawah 30 artinya kondisi cukup baik, dan saat ini sudah sembuh,” jelas Pembajun.

    Ia juga mengungkapkan bahwa kasus serupa pernah ditemukan di Kabupaten Sleman pada awal tahun ini, dengan pasien yang juga dinyatakan sembuh. Meski demikian, Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) kembali diaktifkan untuk mendeteksi dan merespons potensi kemunculan kasus baru secara cepat.

    “Kita lakukan mitigasi dengan SKDR. Kalau ada gejala influenza yang melonjak, itu jadi perhatian kami,” ungkap Pembajun.

    Dinkes DIY juga telah mengingatkan pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperketat kembali penerapan protokol kesehatan, termasuk edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dinilai mulai diabaikan masyarakat.

    “Saat ini tidak banyak lagi tempat-tempat yang menyediakan cuci tangan. PHBS sudah mulai dilupakan. Padahal, cuci tangan pakai sabun dan penggunaan masker tetap penting, terutama saat sakit atau di kerumunan,” papar Pembajun.

    Lebih lanjut, Seluruh fasilitas layanan kesehatan di DIY, baik milik pemerintah maupun swasta, diminta untuk menyiapkan infrastruktur penanganan. Mereka juga diminta melaporkan data ketersediaan tempat tidur untuk isolasi dan keterisiannya setiap hari melalui Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE).

    “Semua ini dilakukan dalam rangka kewaspadaan dan upaya memproteksi masyarakat dari kemungkinan penularan kembali,” pungkas Pembajun.

  • 32 Jemaah Haji Indonesia Sempat Positif Covid-19, Dirawat di RS Arab Saudi – Page 3

    32 Jemaah Haji Indonesia Sempat Positif Covid-19, Dirawat di RS Arab Saudi – Page 3

    Sebanyak 18 kloter berangkat dari Makkah ke Madinah dalam proses pemindahan jemaah haji gelombang II. Pemberangkatan tersebut dimulai pukul 06.00 sampai 16.00 waktu Arab Saudi (WAS).

    “Perjalanan diperkirakan berlangsung sekitar enam jam,” kata Kepala Daker Madinah PPIH Arab Saudi, Muhammad Luthfi Makki dalam keterangan pers di Kantor Daker Madinah, kemarin.

    Pihaknya menyatakan kesiapan penuh menyambut kedatangan para jemaah haji gelombang II dari Makkah ke Madinah. Total ada 100 hotel yang tersebar di tiga kawasan utama, yakni Markaziyah Syamaliah (34 hotel), Markaziyah Gharbiyah (52 hotel), dan Markaziyah Janubiyah (14 hotel), yang disiapkan sebagai akomodasi para jemaah.

    Hotel-hotel itu terbagi dalam lima sektor layanan dengan fasilitas meliputi kasur, kamar mandi yang dilengkapi air panas dan air dingin, air mineral, televisi, dan AC. Kepala Sektor 1 PPIH Arab Saudi Daker Madinah Djumadi Wali sebelumnya memperkirakan jemaah haji tiba di Madinah mulai pukul 12 siang dan terus bergelombang hingga pukul 22.00 WAS.

    “Jemaah yang pertama datang di antaranya dari Kloter BDJ 7 sebanyak 423 orang, akan ditempatkan di Hotel Shaza Regenzy Plaza, juga Kloter PDG 9, Hotel Taj Warid, Madinah, Rabu (18/6/2025), pukul 12.00 WAS,” ia menerangkan, kemarin.

     

  • Kemenkes Catat 32 Jemaah Haji RI Positif COVID-19

    Kemenkes Catat 32 Jemaah Haji RI Positif COVID-19

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada 32 orang jemaah haji Indonesia yang positif Corona atau COVID-19. Para jemaah itu sudah mendapat perawatan dan sudah sembuh.

    Kemenkes mengatakan jumlah jemaah terinfeksi COVID-19 itu merupakan data hingga 17 Juni 2025 pukul 16.00 waktu Arab Saudi. Jemaah yang positif COVID itu mengalami gejala seperti demam disertai sesak napas.

    “Para jemaah ini mengalami gejala demam disertai sesak napas dan dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi di Madinah dan Makkah. Setelah diobservasi dan menjalani serangkaian tes seperti MERS-CoV dan COVID-19, mereka terdiagnosis pneumonia/radang paru-paru dan terkonfirmasi positif COVID-19,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo seperti dikutip dari keterangan tertulis Kemenkes, Rabu (18/6/2025).

    Dia mengatakan para jemaah positif COVID membaik setelah mendapat penanganan di RS Arab Saudi dan mendapat pengawasan dari PPIH Bidang Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK). Dia menyebut para jemaah yang sempat positif COVID telah kembali ke penginapan dan beberapa jemaah telah tiba di Tanah Air.

    “KKHI di Makkah dan Madinah juga beberapa kali merawat pasien COVID-19 pasca kepulangan dari RSAS karena mereka masih memerlukan penanganan untuk gejala sesak napas akibat pneumonianya,” ucap Liliek.

    Liliek berpesan agar para jemaah menjaga kesehatan dan menggunakan masker saat berada di luar ruangan. Dia mengatakan masker dapat membantu mencegah penularan penyakit seperti flu hingga COVID-19.

    Dia juga meminta jemaah haji yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid rutin mengonsumsi obat. Dia mengatakan jemaah yang telah kembali ke Indonesia juga harus menjalankan protokol kesehatan dan segera memeriksakan diri jika mengalami batuk, pilek atau sesak napas dalam 14 hari setelah tiba di Tanah Air.

    (haf/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serasa Disiksa, Gejala Covid Varian Baru Lebih Parah dari Demam

    Serasa Disiksa, Gejala Covid Varian Baru Lebih Parah dari Demam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Varian baru COVID-19 dengan nama kode NB.1.8.1 atau yang lebih dikenal sebagai “Nimbus” kini menjadi perhatian global. Varian turunan Omicron yang sangat menular ini telah menyebar cepat di berbagai belahan dunia dan menyebabkan lonjakan kasus, termasuk di Amerika Serikat dan Asia pada musim semi lalu atau sekitar bulan Maret.

    Gejala yang ditimbulkan oleh varian ini disebut-sebut lebih menyiksa dibanding varian sebelumnya.

    Sejumlah pasien yang terinfeksi melaporkan mengalami nyeri tenggorokan parah, bahkan digambarkan seperti “menelan pecahan kaca”. Rasa sakit ini bisa sangat intens hingga membuat penderita kesulitan bicara, makan, hingga minum.

    Varian Nimbus pertama kali terdeteksi di AS pada akhir Maret 2025 melalui program penyaringan di bandara bagi pelancong internasional.

    Saat ini, varian tersebut telah menyebar ke lebih dari selusin negara bagian di AS, dan diperkirakan terus bertambah.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengklasifikasikan NB.1.8.1 sebagai “variant under monitoring” (varian dalam pemantauan) pada 23 Mei 2025, karena penyebarannya yang cepat dan adanya mutasi pada protein spike yang berpotensi memengaruhi tingkat penularan.

    Nama “Nimbus” sendiri diperkenalkan oleh ahli biologi evolusioner asal Kanada, T. Ryan Gregory, yang juga dikenal sebagai pencetus nama-nama varian populer lainnya seperti “FLiRT”.

    Meski varian ini mendominasi lebih dari sepertiga kasus Covid-19 di AS, tren keseluruhan saat ini masih relatif stabil. Per 7 Juni 2025, tingkat positif tes Covid-19 di AS tercatat sebesar 3%, hanya naik tipis dari minggu sebelumnya. Rawat inap akibat Covid-19 pun dilaporkan menurun.

    Namun, para ahli memperingatkan bahwa situasi ini bisa berubah dengan cepat. Setiap musim panas sejak 2020, AS mengalami lonjakan kasus Covid-19. Munculnya varian baru seperti Nimbus meningkatkan kekhawatiran akan potensi lonjakan serupa pada tahun ini.

    Gejala Covid-19 varian baru NB.1.8.1 “Nimbus”

    Sejauh ini, gejala yang ditimbulkan oleh varian Nimbus tampaknya mirip dengan varian Omicron terbaru, yang mencakup:

    Sakit tenggorokan
    Batuk
    Hidung berair atau tersumbat
    Sesak napas
    Demam atau menggigil
    Sakit kepala
    Nyeri tubuh
    Kelelahan
    Kehilangan indera penciuman atau perasa secara tiba-tiba

    Siapa pun bisa tertular Covid-19, tetapi beberapa kelompok memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala berat, termasuk mereka yang berusia di atas 65 tahun, orang dengan sistem imun lemah, atau mereka yang memiliki penyakit penyerta, menurut CDC.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kementerian ESDM peringatkan Jawa sudah tak lagi ‘oversupply’ listrik

    Kementerian ESDM peringatkan Jawa sudah tak lagi ‘oversupply’ listrik

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperingatkan bahwa Pulau Jawa sudah tidak lagi mengalami kelebihan pasokan atau oversupply listrik sehingga perlu ada pembangunan sumber energi baru di Jawa, termasuk energi terbarukan.

    Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan bahkan selama dua tahun terakhir, status pasokan listrik di Jawa telah dalam status “lampu kuning”.

    “Jangan menyangka kalau Jawa masih oversupply, ya. Kita sudah sangat membutuhkan energi, karena kebutuhan bangkit dari COVID-19 ini, lalu terasa sekali bahwa mulai bergerak. Nah, lampu kuning sudah menyala,” katanya dalam diskusi Mengelola Transisi Energi: Mengapa Indonesia Selalu Tertinggal di Jakarta, Rabu.

    Menurut Eniya, dalam dua tahun ke depan, pembangunan sumber energi baru di Jawa menjadi keharusan. Opsi lain yang dipertimbangkan adalah penarikan kabel transmisi dari Sumatera untuk memenuhi kebutuhan energi di Jawa.

    Sementara itu, Eniya menyebut Sulawesi saat ini mengalami kekurangan pasokan listrik dan tengah dipertimbangkan untuk difokuskan dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

    “Kalau kita melihat EBT, sebetulnya Sulawesi Utara itu penuh EBT, sedangkan industri smelter atau tambang itu di tengah-tengah, di Morowali dan lain-lain. Nah, yang atas itu Sulawesi Utara, oversupply sekarang,” jelas dia.

    Eniya menjelaskan meskipun Sulawesi Utara mengalami kelebihan pasokan, ketiadaan transmisi yang memadai menjadi kendala utama.

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bantu petani dan manfaatkan SDA untuk usaha, Firda Khaerunnisa diganjar penghargaan UPI

    Bantu petani dan manfaatkan SDA untuk usaha, Firda Khaerunnisa diganjar penghargaan UPI

    Foto: Istimewa

    Bantu petani dan manfaatkan SDA untuk usaha, Firda Khaerunnisa diganjar penghargaan UPI
    UKM   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 17 Juni 2025 – 21:58 WIB

    Elshinta.com – Firda Khaerunnisa, owner Sajodo Snack and Food, mengawali bisnisnya di masa kuliah saat Pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu. Awal mula merintis bisnis ini tercetus saat dirinya merasa bosan karena kuliah tidak efektif dan dikembalikan ke rumah saat magang di Kementerian Pariwisata karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

    Saat itulah Firda mengajak Gilang Gumilar yang saat itu bekerja sebagai Tenaga Pendidik di beberapa sekolah untuk mencari kegiatan yang produktif tapi mempunyai nilai lebih untuk lingkungan. 

    Ide mencari kegiatan yang produktif semakin kuat saat Firda dan Gilang jalan-jalan sore ke suatu pedesaan dan melihat banyak potensi Sumber Daya Alam yang besar berupa hasil pertanian singkong namun tidak bisa di manfaatkan dengan baik karena kondisi Pandemi Covid-19 yang membuat daya jual sangat rendah sekali. 

    “Kami berkomunikasi dengan kelompok tani tersebut dan berfikir untuk membantu bagaimana caranya singkong itu bisa jadi pundi-pundi rupiah yang bisa menambah pendapatan masyarakat disana, hingga lahirlah Sajodo Snack and Food,” cerita Firda, seperti dalam rilis yang diterima Redaksi Elshinta.com. 

    Pada Juli 2020, Firda mengikuti Kompetisi Inovasi Bisnis Mahasiswa (KIBM) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENDIKBUD). Di sana mereka memperjuangkan Sajodo Snack & Food agar semakin dikenal masyarakat Indonesia dan punya modal tambahan karena bisa mendapat hadiah uang pembinaan untuk pemenang. 

    Selain itu, Firda dengan bisnis yang dikembangkannya juga meraih sederet penghargaan karena ketekunan dalam mengelola bisnisnya. Beberapa penghargaan di antaranya Penghargaan The Best Marketing Tingkat Nasional dari Kegiatan The Ambassador UPI Bandung, Wirausaha Muda Syariah dari Bank Indonesia, dan Pemenang Juara 1 Bisnis Proposal Tingkat Nasional dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

    Sumber : Sumber Lain

  • DPR Ungkap Penyebab Banyak Proyek Smelter Bauksit Mangkrak

    DPR Ungkap Penyebab Banyak Proyek Smelter Bauksit Mangkrak

    Jakarta

    Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya bicara tentang kondisi sejumlah proyek hilirisasi yang mangkrak. Hal ini merupakan salah satu persoalan yang menjadi bahan curhatan para pengusaha tambang.

    Bambang mengatakan, para pengusaha ini mengalami masalah yang beragam. Ia pun mencontohkannya dengan smelter alumina Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang dulu sempat mangkrak hingga 2 tahun lamanya.

    “Ternyata masalahnya banyak pada saat itu. Karena mitranya, Chalieco dari China, ternyata lagi Covid (di China) pada saat itu. Nah, akhirnya kan kita panggil dan kita berusaha uraikan,” kata Bambang, dalam Economic Update 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (18/6/2025).

    Selain itu, menurutnya pada kala itu pemerintah juga baru merilis kebijakan untuk penghentian ekspor barang bauksit dan juga mineral-mineral mentah. Alhasil, ekspor hanya bisa dilakukan untuk barang-barang yang sudah diolah.

    Namun akhirnya, per hari ini smelter alumina tersebut sudah mulai berjalan dan sudah dalam tahap delivery product. Keberadaan smelter bauksit sendiri menurutnya sangat penting, di mana per hari ini di Indonesia hanya ada 4 smelter beroperasi.

    Sementara dalam beberapa waktu terakhir, kondisi banyaknya proyek smelter bauksit mangkrak juga mendapat sorotan. Setelah ditelusuri, kondisi ini muncul karena berbagai sebab.

    Bambang menyoroti dua hal utama menyangkut hal ini. Pertama,terkait dengan persoalan pendanaan, lalu yang kedua terkait dengan investor. Menurutnya, kedua hal ini saling berkaitan untuk bisa membantu menyelesaikan persoalan ini.

    “Pada proses berjalan yang kemarin-kemarin, banyak sekali yang tidak ada progres (proyek smelter). Nah, inilah banyak hal sekali yang mendasari dan pada akhirnya ada dua hal. Pertama terkait dengan persoalan pendanaan dan yang kedua terkait dengan investor. Nah, ini dua hal yang saling berkaitan,” ujarnya.

    Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno sempat menyebut, ada tujuh proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit yang pembangunannya masih mangkrak. Proyek-proyek tersebut progresnya masih di bawah 60%.

    “Nah untuk bauksit ini dari tujuh smelter yang direncanakan keseluruhan ini belum terbangun Bapak-Ibu sekalian. Dengan mayoritas kendala masih proses pencarian investor untuk pendanaan,” ujar Tri dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2/2025).

    Selain itu, kondisi ini cukup berbeda apabila dibandingkan dengan smelter nikel yang jauh lebih pesat. Menurutnya, smelter bauksit dari sisi keekonomian relatif lebih berat dan menantang. Tantangan lainnya adalah dari sisi permintaan pasar dalam negeri, di mana kebutuhan untuk aluminium domestik saat ini masih cukup rendah.

    (shc/kil)

  • COVID-19 di Thailand Masih ‘Ngegas’, Picu 72 Ribu Orang Dirawat di RS

    COVID-19 di Thailand Masih ‘Ngegas’, Picu 72 Ribu Orang Dirawat di RS

    Jakarta

    Peningkatan kasus COVID-19 yang sangat tajam di Thailand memicu kekhawatiran masyarakat. Secara nasional, dilaporkan ada 76.161 kasus infeksi dan 40 kematian baru pada seminggu terakhir.

    Menurut Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, data tersebut mencakup kasus dari periode 24 Mei hingga 14 Juni 2025. Kasus-kasus baru tersebut menjadikan total kumulatif infeksi sejak 1 Januari menjadi 476.584 kasus.

    Dari kasus-kasus tersebut, 72.166 dirawat inap di rumah sakit, sementara 3.995 dirawat jalan. Kematian terbaru tersebut menjadikan total jumlah kematian nasional untuk tahun ini menjadi 154 kasus.

    Dikutip dari Bangkok Post, ada lima provinsi di Thailand yang melaporkan kasus tertinggi dalam seminggu terakhir, yakni:

    Bangkok (17.945 kasus)Chon Buri (3.315)Nakhon Ratchasima (3.027)Chiang Mai (2.678)Rayong (1.775)

    Analisis dari Kelompok Usia

    Berdasarkan analisis kelompok usia, populasi lansia yang berusia 60 tahun ke atas tetap menjadi yang paling rentan dari COVID-19. Disebutkan, jumlah kasus COVID-19 pada lansia sebanyak 14.757.

    Kelompok usia yang paling terdampak berikutnya adalah 30-39 tahun sebanyak 14.561 kasus dan 20-29 tahun 13.889 kasus. Keduanya merupakan kelompok usia kerja yang sangat aktif dengan tingkat interaksi sosial yang tinggi.

    Grafik tren kasus mingguan dari DDC menunjukkan bahwa jumlah infeksi terus meningkat hingga minggu ke-24, yang menyoroti penularan berkelanjutan di seluruh negeri. Maka dari itu, Kementerian Kesehatan Thailand terus mengimbau masyarakat untuk mengikuti langkah-langkah pencegahan penyakit.

    Mulai dari memakai masker di tempat-tempat ramai, menjaga kebersihan tangan, dan menerima vaksin booster terutama bagi kelompok yang berisiko tinggi.

    Pada kesempatan berbeda, Dr Thira Woratanarat dari Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn mengatakan melalui laman Facebook-nya bahwa COVID-19 telah merenggut 116 nyawa selama empat minggu terakhir. Angka yang 29 kali lebih tinggi daripada influenza musiman, dan hampir empat kali lebih tinggi daripada kematian yang disebabkan oleh bentuk pneumonia lainnya.

    Peringatan Dr Thira menekankan bahwa COVID-19 tetap menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang serius. Ia juga menambahkan bahwa rasa puas diri dapat menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam jumlah kematian jika tindakan pencegahan diabaikan.

    Meningkatnya jumlah korban telah mengintensifkan seruan untuk kewaspadaan dan tindakan pencegahan publik yang baru, terutama karena Thailand terus melewati fase endemik COVID-19 dengan jumlah kasus yang terus bertambah.

    (sao/kna)

  • iPhone Bangkit Jadi Raja HP China, Huawei-Xiaomi-Oppo Minggir

    iPhone Bangkit Jadi Raja HP China, Huawei-Xiaomi-Oppo Minggir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan iPhone di China menunjukkan pertumbuhan 15% pada periode April-Mei 2025 secara tahun-ke-tahun (YoY). Ponsel buatan Apple tersebut meraup pangsa pasar 17,4% atau yang tertinggi dalam periode 2 bulanan setelah era Covid-19.

    Kinerja moncer iPhone sepanjang April-Mei 2025 tak hanya terlihat di China, tetapi juga di Amerika Serikat (AS) yang merupakan 2 pasar terbesarnya. Pertumbuhan ini membawa angin segar setelah iPhone mencatat penurunan selama 3 tahun terakhir.

    Sepanjang Mei 2025, iPhone bahkan merajai pasar HP China. iPhone mampu menggeser para pemain lokal seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, dan Huawei yang merupakan pesaing beratnya.

    Selain itu, performa penjualan Apple juga menunjukkan peningkatan di negara-negara lain, seperti Jepang, India, dan Timur Tengah, dikutip dari MacDailyNews, Selasa (17/6/2025).

    “Kinerja iPhone di kuartal-II (Q2) saat ini terlihat menjanjikan, tetapi seperti biasa, perubahan ke arah mana pun ditentukan oleh dua pasar, yakni AS dan China,” kata Analis Senior Ivan Lam dari Counterpoint, dalam sebuah pernyataan.

    Lebih lanjut, ia mengatakan ada pertanyaan besar terkait peningkatan penjualan iPhone pada periode April-Mei 2025. Salah satunya, apakah pertumbuhan positif di AS terjadi karena ketakutan tarif tinggi, sehingga konsumen buru-buru memborong iPhone?

    Selain itu, pertumbuhan di China juga digadang-gadang karena diskon besar-besaran yang digelontorkan untuk mendorong minat masyarakat. Pertanyaannya, apakah masih ada peluang diskon lanjutan untuk menggenjot penjualan iPhone di kuartal-kuartal selanjutnya?

    “Meningkatnya permintaan di AS dan khususnya China, saat ini, memberi tahu saya bahwa kebutuhan akan agen-AI belum menjadi faktor dalam proses pengambilan keputusan bagi sebagian besar pembeli HP, khususnya bagi mereka yang ingin memperbarui iPhone,” kata Jeff Fieldhack dalam sebuah pernyataan.

    “Jadi, setelah menghitung dan mempertimbangkan semua hal di Apple WWDC minggu ini, saya rasa Apple telah membeli waktu untuk mempersiapkan dan menghadirkan sesuatu yang benar-benar istimewa dengan Siri dalam iterasi mendatang,” ia menambahkan.

    Di pasar Jepang, penjualan iPhone terbantu oleh larisnya ponsel murah iPhone 16e yang merupakan generasi terbaru dari iPhone SE.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]