Kasus: covid-19

  • Kabinet Era Jokowi Berpeluang Cetak Rekor Terbanyak Terjerat Korupsi

    Kabinet Era Jokowi Berpeluang Cetak Rekor Terbanyak Terjerat Korupsi

    GELORA.CO -Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi berpeluang besar mencetak rekor terkait menteri-menterinya yang terjerat kasus korupsi.

    Hal ini diungkap pegiat media sosial, Chusnul Chotimah melalui akun X pribadinya yang dikutip Rabu 13 Agustus 2025.

    “Apakah rekor @jokowi akan bertambah sbg presiden dgn menteri terbyk korupsi?” kata Chusnul Chotimah.

    Chusnul Chotimah berharap rekor negatif tersebut tidak ditiru menteri-menteri Presiden Prabowo Subianto.

    “Min @Gerindra bilangin ketummu yg seperti ini jgn ditiru ya,” sambung Chusnul Chotimah dengan emoji tersenyum.

    Saat ini, tercatat ada dua menteri era Jokowi yang tengah berurusan dengan aparat penegak hukum.

    Keduanya adalah mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang terseret kasus kuota haji di KPK dan mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Telnologi, Nadiem Makarim dalam kasus dugaan korupsi chromebook yang merugikan negara Rp1,98 triliun di Kejaksaan Agung (Kejagung).

    Nadiem Makarim juga tengah dibidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam dugaan penyimpangan proyek pengadaan layanan Google Cloud.

    Sebelumnya, sudah ada lima menteri era Jokowi yang masuk penjara gara-gara menggarong duit negara.

    Pertama, Syahrul Yasin Limpo Syahrul Yasin Limpo (SYL) merupakan salah satu nama yang pernah mengisi jabatan Menteri Pertanian (Mentan) sejak 23 Oktober 2019 hingga 6 Oktober 2023. 

    SYL telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada pertengahan 2023. Ia dijerat dengan pasal pemerasan, gratifikasi hingga tindak pidana pencucian uang (TPPU). 

    Kedua, Johnny Gerard Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika/Kominfo (sekarang bernama Komdigi) periode 2019-2023. 

    Politikus Nasdem ini ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan menara BTS 4G dan infrastuktur pendukung BAKTI Kominfo tahun 2020-2022. 

    Ketiga, Idrus Marham Idrus Marham selaku Menteri Sosial (Mensos) periode Januari-Agustus 2018. Idrus tersandung kasus korupsi kesepakatan kontrak kerja sama proyek PLTU Riau-1. 

    Keempat, Imam Nahrawi selaku Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) periode 2014-2019. Imam terjerat kasus suap dana hibah KONI.

    Kelima, Edhy Prabowo selaku Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2019-2020. Edhy ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait izin ekspor benih lobster pada November 2020.

    Keenam, Juliari Batubara selaku Menteri Sosial periode Oktober 2019 hingga Desember 2020. Ia terlibat korupsi dana bantuan sosial (bansos) Covid-19. 

  • Penambahan Bandara Internasional: Aspek Keamanan dan Bisnis Maskapai Disorot

    Penambahan Bandara Internasional: Aspek Keamanan dan Bisnis Maskapai Disorot

    Bisnis.com, JAKARTA — Penambahan bandara internasional dikhawatirkan menurunkan tingkat keamanan jika tidak dikelola dengan benar. Di sisi lain penambahan juga bakal mempengaruhi bisnis maskapai penerbangan yang belum pulih.  

    Ketua Forum Transportasi Penerbangan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aris Wibowo menyampaikan dari kacamata ahli bandara, keberadaan bandara internasional di setiap daerah memang akan mempermudah perjalanan masyarakat ke luar negeri. 

    Melihat wilayah Indonesia yang kepulauan, menurut Aris, mau tidak mau memang harus ada beberapa pintu masuk yang lebih baik untuk penerbangan internasional. 

    Aris mengatakan meski demikian langkah tersebut juga akan berdampak pada maskapai domestik—yang saat ini masih berjuang pulih dari pandemi Covid-19. 

    Keberadaan bandara internasional sangat mungkin nantinya menyebabkan shifting pangsa pasar karena adanya penerbangan langsung. 

    Maka, tidak menutup kemungkinan sebagian perjalanan penumpang itu akan berpindah operasinya ke maskapai asing, tidak lagi domestik. 

    Di samping itu, risiko dari aspek keamanan juga patut diwaspadai dengan semakin banyaknya gerbang masuk warga negara asing. 

    “Semakin bertambahnya jumlah bandar udara internasional, maka secara aspek keamanan itu juga berpotensi menjadi menurun, tambah riskan. Itu juga harus dipertimbangkan, artinya infrastruktur pendukung yang ada di bandar udara sebagai simpul masuk ke Indonesia harus ditingkatkan,” jelasnya. 

    Aris meyakini pemerintah telah mempertimbangkan hal tersebut dan memiliki solusi atau win-win solutiondari kebijakan yang dibuat. Artinya kerugian di satu sisi mungkin dapat ditopang dari keuntungan dari sisi yang lain. 

    Penambahan Bandara Internasional

    Penetapan status bandara tersebut pada dasarnya tercantum dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37/2025 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 38/2025. 

    Dengan beleid tersebut, jumlah bandara internasional melonjak signifikan dari sebelumnya yang hanya berada di 17 kota, kini tersebar di 40 lokasi. 

    Dalam penetapan ini, Bandara Halim Perdanakusuma termasuk ditingkatkan menjadi internasional. Meski demikian, hanya diperuntukkan bagi angkutan udara niaga tidak berjadwal, angkutan udara bukan niaga, serta penerbangan pesawat udara negara Indonesia atau pesawat udara negara asing. 

    Sementara bagi 14 bandara yang statusnya dinaikkan, pemerintah daerah provinsi dan penyelenggara bandar udara diwajibkan melengkapi dokumen persyaratan, termasuk surat pertimbangan dari Menteri Pertahanan, rekomendasi penempatan unit kerja dan personel dari kementerian yang membidangi kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan. Seluruh persyaratan ini harus dipenuhi paling lambat enam bulan sejak keputusan ditetapkan.

    Naiknya status bandara menjadi internasional ini pun sejalan dengan arahan dari Presiden Prabowo Subianto. 

    Tak sampai dua pekan dari Prabowo menyampaikan keinginannya tersebut kepada publik, jumlah bandara internasional—yang sebelumnya dipangkas oleh Jokowi—langsung bertambah dari 17 bandar udara, kini menjadi 36. 

    Arahan tersebut muncul saat Prabowo memimpin rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih bertempat di kediaman pribadinya di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/8/2025).

    Dalam keterangan tertulis, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa Prabowo menekankan pentingnya pembangunan bandara internasional di berbagai wilayah guna meningkatkan konektivitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata daerah. 

    “Presiden mendorong pembukaan bandara internasional sebanyak-banyaknya di berbagai daerah guna mendorong percepatan perputaran ekonomi dan pariwisata daerah,” ucapnya.

  • Guru SAAJA dan Trauma yang Muncul Setiap Hujan Deras
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Agustus 2025

    Guru SAAJA dan Trauma yang Muncul Setiap Hujan Deras Megapolitan 12 Agustus 2025

    Guru SAAJA dan Trauma yang Muncul Setiap Hujan Deras
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Christina Induyanti (47), Kepala Sekolah Alternatif untuk Anak Jalanan (SAAJA) masih dibayang-bayangi rasa trauma setiap kali mengajar anak didiknya saat hujan deras turun.
    Pasalnya, bangunan kayu sekolah yang berlokasi di wilayah Setiabudi, Jakarta Selatan, itu  pernah roboh akibat tertimpa pohon saat hujan deras pada penghujung 2017.
    “Itu memang hujannya juga kayak puting beliung gitu ya. Jadi ketimpa batang pohon yang ada di sana, jadi justru yang paling parah di sana. Pohon yang gede,” kenang wanita yang akrab disapa Iin itu, Sabtu (9/8/2025).
    Saat kejadian, anak-anak sedang menjalani evaluasi akhir semester di dalam kelas. Ada sekitar 20 murid, ditambah Iin dan satu pengajar lainnya bernama Nunung.
    Iin nyaris menjadi korban tertimpa pohon jika ia terlambat berpindah dari sudut kelas ke bagian tengah ruangan.
    Akibat peristiwa itu, sejumlah murid dan Nunung mengalami luka-luka. Mereka segera mendapat pertolongan dari petugas kepolisian yang posnya berada tepat di seberang sekolah.
    “Jadi sempat saya duduk di situ, jadi kalau misalkan saya enggak bergerak beda semenit aja, saya yang paling parah. Karena setelah dari sini, saya pindah ke sini belum ada berapa menit rubuh,” jelas dia.
    Meski hampir delapan tahun berlalu, rasa khawatir selalu muncul setiap akhir tahun saat musim hujan tiba.
    Beruntung, hingga kini tidak pernah ada kejadian serupa meski beberapa kali hujan deras disertai angin kencang mengguyur wilayah tersebut.
    “Jadi apalagi itu kan kejadian di 2017 akhir, otomatis di 2018-2019 sampai bahkan mau masuk Covid-19 pun kadang kalau hujan deres kami masih ada rasa trauma itu,” kata dia.
    Di sekitar sekolah, masih berdiri beberapa pohon besar yang menaungi bangunan dan halaman. Saat cuaca panas, rimbunnya dedaunan pohon membuat suasana lebih sejuk.
    Kini, bangunan sekolah yang terbuat dari kayu tersebut hampir berusia delapan tahun. Tanda-tanda penuaan mulai terlihat, terutama pada bagian kayu di dalam ruangan yang mulai rapuh.
    Menurut Iin, perbaikan sangat dibutuhkan, terutama pada dinding kelas, mengingat sekolah ini tidak memungut biaya dan bergantung pada donatur.
    “Kalau fasilitas sebenarnya paling kayak ini ya (dinding kelas), perlu diperbaiki,” kata dia sambil menunjuk ke pembatas ruangan dengan dunia luar.
    Selain itu, SAAJA juga kekurangan rak tambahan untuk menampung koleksi buku perpustakaan yang semakin banyak.
    “Yang kurang itu rak ya, sebenarnya rak untuk buku. Karena ya buku memang cukup banyak yang didonasikan ke sini,” tambahnya.
    Adapun SAAJA pertama kali didirikan oleh aktivis kemanusiaan almarhum Farid Fakih pada 2000 di Jakarta Timur dengan nama Sekolah Rakyat Miskin (SRM).
    Pendirian sekolah ini berawal dari keprihatinan Farid melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapat hak pendidikan.
    “Jadi di situ kan karena keprihatinan dari almarhum, melihat bahwa kok anak-anak ini tidak sekolah sama sekali. Dan memang di area situ tidak ada bantuan pemerintah yang masuk,” jelas Iin.
    Dua tahun kemudian, SAAJA berdiri di wilayah Setiabudi dan kini dikelola oleh Iin serta Nunung.
    Keduanya dibantu relawan dari komunitas dan mahasiswa universitas di Jabodetabek untuk mengajar anak-anak.
    “Pengajar cuma dua, saya sama Bu Nunung saja. Selebihnya biasanya teman-teman volunteer, baik itu dari komunitas ataupun teman-teman mahasiswa,” ungkap dia.
    Tak hanya anak jalanan, SAAJA Setiabudi juga hadir sebagai pilihan untuk anak-anak yang datang dari keluarga prasejahtera.
    Kini terdapat 37 anak yang menjalani kegiatan belajar mengajar tingkat TK A dan TK B di SAAJA per tahun ajaran 2025/2026.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gejala COVID Varian Stratus dan Cara Pencegahannya

    Gejala COVID Varian Stratus dan Cara Pencegahannya

    Jakarta

    COVID varian Stratus atau disebut XFG telah menjadi varian yang merebak di dunia, termasuk di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI beberapa waktu lalu melaporkan COVID varian Stratus sudah mendominasi setidaknya 75 persen dari total kasus COVID di Indonesia pada Mei 2025. Bahkan meningkat menjadi 100 persen di Juni 2025.

    Laporan tersebut mencakup hasil pemantauan rutin terhadap penyakit pernapasan, termasuk influenza dan COVID-19, yang dilakukan di 39 Puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 Balai Karantina Kesehatan yang berfungsi sebagai sentinel site.

    Meski demikian, Kemenkes menyebutkan varian dominan COVID-19 yang merebak di Indonesia tergolong dalam kategori risiko rendah (low risk). Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik, namun tetap menjaga protokol kesehatan, terutama bagi kelompok rentan.

    “XFG menjadi variant nomor 1 dalam hal Spread di mana per 13 Juni sudah terdeteksi di 130 negara, paling banyak dari Eropa dan Asia per Juni 2025,” demikian laporan Kemenkes beberapa waktu lalu.

    “Pada Bulan Juni Varian dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei, dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei),” lanjut Kemenkes.

    Stratus atau XFG adalah varian SARS-CoV-2 yang merupakan hasil rekombinasi dari garis keturunan LF.7 dan LP.8.1.2, dengan sampel pertama dikumpulkan pada 27 Januari 2025. Laporan WHO mengatakan XFG telah ditetapkan sebagai variant under monitoring (VUM) karena proporsinya yang terus meningkat secara global.

    Adapun COVID-19 varian Stratus memiliki dua strain, yakni XFG dan XFG.3. Menurut seorang ahli virologi dari Universitas Warwick, Professor Lawrence Young, kedua strain Stratus, yaitu XFG dan XFG.3, disebut menyebar dengan cepat.

    Meski begitu, hanya varian XFG yang masuk ke dalam daftar VUM oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Istilah VUM digunakan untuk memberi sinyal kepada otoritas kesehatan masyarakat bahwa suatu varian SARS-CoV-2 berpotensi memerlukan perhatian dan pemantauan lebih lanjut.

    Gejala COVID Varian Stratus

    Pada dasarnya, gejala COVID varian Stratus mirip dengan varian lainnya. Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC) membeberkan gejala COVID yang umum seperti:

    Demam atau menggigilBatukKelelahanSakit tenggorokanKehilangan rasa atau penciumanPenyumbatanNyeri ototSesak napasSakit kepalaMual atau muntah

    COVID varian Stratus juga memiliki gejala khas. Beberapa laporan menunjukkan bahwa individu yang terinfeksi juga melaporkan suara serak atau suara yang kasar dan parau. Gejala khas ini dapat membantu membedakan XFG dari varian maupun subvarian lainnya.

    “Gejala Stratus adalah suara parau, atau bahasa Inggrisnya hoarseness, scratchy, raspy voice,” tutur Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama beberapa waktu lalu.

    Cara Pencegahan

    Sebagai kewaspadaan, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan sejumlah hal berikut.

    Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain.Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi masyarakat jika jika berada di kerumunan atau sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.Bagi pelaku perjalanan jika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/ bandar udara/ PLBN setempat.

    (suc/suc)

  • Video: Sinergi Startup Fintech Tangkal Efek Tekanan Ekonomi 2025

    Video: Sinergi Startup Fintech Tangkal Efek Tekanan Ekonomi 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi covid-19 disebut sebagai salah satu pendorong evolusi teknologi digital dalam industri jasa keuangan Indonesia.

    Wakil Ketua Umum I Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Bidang Regulatory & Compliance, Marshall Pribadi menyebutkan pandemi covid-19 menjadi penopang inovasi dan transaksi keuangan secara digital.

    Kondisi ini ikut meningkatkan perkembangan inovasi teknologi dalam layanan transaksi keuangan secara digital. AFTECH sendiri memiliki 205 anggota yang meliputi 25 model bisnis yang telah bertransformasi menjadi startup yang sudah scale-up.

    Di tengah tekanan ekonomi global 2025, industri fintech juga terus mengembangkan inovasi dan sinergi sehingga mampu memperluas pasar yang lebih besar.

    Seperti apa tantangan dan strategi perkembangan industri fintech di tengah gejolak 2025? Selengkapnya simak dialog Sarah Ariantie dengan Wakil Ketua Umum I Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Bidang Regulatory & Compliance, Marshall Pribadi dalam Profit, CNBC Indonesia (Senin, 11/08/2025)

  • Setumpuk PR Dirjen Pajak Baru Kejar Kekurangan Target Pajak Rp1.245,5 Triliun

    Setumpuk PR Dirjen Pajak Baru Kejar Kekurangan Target Pajak Rp1.245,5 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja penerimaan pajak yang masih belum sesuai ekspektasi menjadi pekerjaan utama Direktur Jenderal alias Dirjen Pajak Baru, Bimo Wijayanto. Apalagi realisasi penerimaan pajak pada semester 1/2025 lalu mencapai Rp831,27 triliun atau kurang dari Rp1.2456,3 triliun dari outlook yang tercatat sebesar Rp2.076,9 triliun. 

    Tidak tercapainya penerimaan pajak akan berimbas ke kinerja APBN secara keseluruhan, termasuk kemungkinan pelebaran defisit yang tahun ini memang sudah di-setting melebar ke angka 2,78%. 

    Namun demikian, untuk memenuhi kekurangan penerimaan pajak sebesar Rp1.245,63 triliun, bukan pekerjaan mudah. Tingginya restitusi telah memicu kontraksi penerimaan di jenis-jenis utama penerimaan pajak seperti PPN dan PPh.

    Sekadar ilustrasi, kalau merujuk kepada data Kementerian Keuangan, angka restitusi itu bisa ditelusuri melalui besaran jumlah pajak bruto dan pajak neto. Penerimaan PPN Bruto pada semester 1/2025 tercatat sebesar Rp443,93 triliun, sementara itu neto Rp267,27 triliun. Artinya jika selisih antara PPN bruto dan neto itu dianggap sebagai restitusi, maka nilainya akan mencapai Rp176,6 triliun. 

    Selain itu, ada kecenderungan ketidakelastisan antara penerimaan pajak dengan sektor-sektor produk domestik bruto (PDB). Sebagai contoh, pemerintah mengkaim bahwa daya beli pemerintah masih cukup terjaga. Klaim ini diperkuat oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) yang memaparkan bahwa sepanjang semester 1/2025 lalu pertumbuhan konsumsi rumah tangga berada di angka 4,96% atau lebih tinggi dibandingkan dengan semester II/2024 yang tercatat sebesar 4,92%.

    Namun demikian, tren pertumbuhan konsumsi ini tidak sejalan dengan kinerja penerimaan pajak pertambahan nilai atau PPN. Data penerimaan pajak pada Semester 1/2025 mencatat realisasi PPN sebanyak Rp267,27 triliun atau terkontraksi sebesar 19,7% dibandingkan realisasi tahun lalu yang tercatat sebesar Rp332,81 triliun.

    Artinya ada ketidakelastisan antara kinerja konsumsi rumah tangga yang merepresentasikan daya beli masyarakat dengan penerimaan PPN. Kalau merujuk data BPS, secara kumulatif konsumsi rumah tangga mencapai Rp6.317,2 triliun pada semester 1/2025. Menariknya, jumlah PPN yang dipungut otoritas pajak hanya di angka Rp267,27 triliun atau sekitar 4,2% dari total aktivitas konsumsi masyarakat.

    Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2 Humas) Ditjen Pajak Rosmauli menekankan bahwa linerja penerimaan pajak tidak semata-mata dipengaruhi oleh konsumsi dan sektor manufaktur, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor lain secara keseluruhan. Meski demikian, Rosmauli mengakui bahwa penerimaan pajak tahun ini menghadapi banyak tantangan.

    “Saat ini, pengumpulan penerimaan pajak menghadapi sejumlah tantangan, antara lain penurunan harga komoditas yang disebabkan oleh gejolak perekonomian global dan ketidakstabilan geopolitik yang terjadi di sejumlah negara,” ujar Rosmauli kepada Bisnis, dikutip Senin (11/8/2025). 

    Rasio Pajak Stagnan, Rasio Utang Melonjak

    Realisasi penerimaan pajak semester 1/2025 tercatat di angka Rp831,3 triliun atau terkontraksi sebesar 7% dari realisasi semester 1/2024 yang tembus di angka Rp893,8 triliun. 

    Tren pelemahan dari sisi penerimaan pajak ini berisiko bagi stabilitas pengelolaan anggaran. Apalagi, pemerintah juga harus menghadapi potensi lonjakan utang untuk menutup celah fiskal yang ditimbulkan akibat shortfall penerimaan pajak.

    Dalam catatan Bisnis, pada tahun 2024 lalu total outstanding utang pemerintah mencapai Rp8.909,13 triliun atau 39,6% dari produk domestik bruto (PDB). Artinya jika mengacu data realisasi pembiayaan utang semester 1/2025, total utang pemerintah pusat telah menembus angka Rp9.224,5 triliun.

    Sementara itu, jika dihitung menggunakan outlook APBN 2025 yang mencapai Rp772,9 triliun, posisi utang pemerintah pusat (SBN dan pinjaman) kemungkinan menembus Rp9.682 triliun atau tumbuh 8,67% year on year (yoy). Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 2025 di angka 5% atau sekitar Rp23.245,9 triliun, maka proyeksi rasio utang terhadap PDB pada 2025 berada di angka 41,6%. 

    Perbandingan Rasio Pajak Vs Rasio Utang

    Angka 41,6% menjadi yang tertinggi selama 9 tahun terakhir. Proyeksi ini bahkan melampaui realisasi rasio utang pada masa pandemi Covid-19 (2020-2021) yang bila berdasarkan data Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2024 berada di angka 39,4% – 41,1%.

    Persoalannya, tren lonjakan rasio utang yang nyaris mencetak rekor selama 9 tahun terakhir berbanding terbalik dengan kinerja rasio pajak yang justru stagnan bahkan cenderung menurun.

    Tahun ini, misalnya, pemerintah telah menetapkan bahwa outlook penerimaan pajak sebesar Rp2.076,9 triliun. Artinya dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5%, maka rasio pajak pada tahun 2025 kemungkinan akan berada di angka 8,9%.

    Proyeksi tersebut menunjukkan bahwa rasio pajak, khususnya penerimaan pajak pusat yang dikelola Direktorat Jenderal Pajak, tidak pernah melonjak signifikan. Angka rasio pajak selalu terjebak di kisaran 8% selama 9 tahun terakhir. Angka pastinya di 7,5% – 8,9%. 

  • Universitas Turki Kembangkan Alat Tes Deteksi Dini Hepatitis D

    Universitas Turki Kembangkan Alat Tes Deteksi Dini Hepatitis D

    JAKARTA – Universitas Timur Dekat di Republik Turki Siprus Utara (TRNC) dan Universitas Manisa Celal Bayar di Turki bagian barat mengembangkan alat tes diagnostik PCR yang dapat mendeteksi virus hepatitis D pada tahap awal.

    “Alat Diagnostik PCR Real-Time Virus Hepatitis D” bertujuan untuk mengisi kesenjangan dalam alat diagnostik dengan memungkinkan deteksi virus secara dini dan akurat.

    Dibuat oleh para peneliti di Institut Penelitian Ilmu Kesehatan Eksperimental (DESAM) Universitas Timur Dekat dan Universitas Manisa Celal Bayar, alat ini berpotensi mempercepat diagnosis dan mengurangi tekanan pada sistem pelayanan kesehatan.

    “Pencapaian ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antaruniversitas dan produksi bioteknologi dalam negeri,” kata Rektor Near East University Tamer Şanlıdağ, melansir Daily Sabah 8 Agustus.

    Ia mengatakan, pengembangan perangkat diagnostik dalam negeri ini menjawab kebutuhan ilmiah dan sosial yang signifikan serta menyoroti nilai inisiatif bioteknologi lokal.

    Sejak pandemi COVID-19, Laboratorium Produksi Perangkat dan Analisis Genom DESAM telah mengembangkan dan menyiapkan perangkat diagnostik untuk berbagai penyakit menular.

    “Berkat peralatan canggih dan peneliti yang berkualifikasi, laboratorium kami telah dengan cepat memproduksi kit PCR untuk mendeteksi SARS-CoV-2, demam berdarah, virus Chikungunya, cacar monyet, virus peritonitis infeksius kucing, dan virus West Nile,” ujar Şanlıdağ.

    Virus hepatitis B (HBV), yang menyerang hati dan menyebabkan infeksi serius, menyebar melalui darah, hubungan seksual, dan dari ibu ke anak selama kelahiran. Virus ini dapat menyebabkan peradangan hati, dan jika sistem kekebalan tubuh tidak dapat sepenuhnya membersihkan virus, infeksi akut dapat berkembang menjadi hepatitis kronis, yang meningkatkan risiko sirosis dan kanker hati.

    Sedangkan virus hepatitis D (HDV) tidak dapat menyebabkan infeksi sendiri. Virus ini hanya dapat bereplikasi pada orang yang terinfeksi HBV. Keberadaan HDV memperburuk perjalanan infeksi HBV, yang menyebabkan kerusakan hati lebih cepat dan risiko sirosis yang lebih tinggi. Ketika HBV dan HDV muncul bersamaan, penyakit ini cenderung menjadi lebih agresif.

    Diagnosis dini sangat penting untuk mengendalikan infeksi hati dan memulai pengobatan sebelum penyakit berkembang. Hal ini dapat memainkan peran kunci dalam manajemen penyakit dan perencanaan pengobatan yang efektif.

    Perangkat baru ini juga akan berkontribusi pada perlindungan kesehatan masyarakat. Hasil proyek ini telah dibagikan kepada komunitas ilmiah melalui publikasi internasional.

  • Viral Dokter Salah Beri Resep Obat, Pasien Alami Gangguan Sumsum Tulang

    Viral Dokter Salah Beri Resep Obat, Pasien Alami Gangguan Sumsum Tulang

    Jakarta

    Seorang dokter di Singapura diskors selama 14 bulan karena kesalahannya dalam merawat pasien. Awalnya, pasien itu mengunjungi Naaman Skin and Laser Centre di Novena untuk mengobati ruam di tubuhnya.

    Namun, pasien pria itu berakhir dirawat di rumah sakit selama 10 hari. Ia mengalami supresi sumsum tulang atau kondisi saat sumsum tulang tidak menghasilkan sel darah dalam jumlah normal, setelah dokter kulitnya mengubah resep obat.

    Menurut dasar keputusan pengadilan disiplin Dewan Medis Singapura (SMC), konsultan dermatologis pusat bernama Khoo Boo Peng itu mengaku bersalah atas dua tuduhan pelanggaran profesional, berdasarkan Undang-Undang Registrasi Medis 1997. Sejak itu, Khoo diskors dari praktik selama 14 bulan.

    Awal Mula Kejadian

    Insiden ini berawal saat pasien pria itu berkonsultasi dengan Khoo pada 13 April 2020 soal ruam di tubuhnya. Ia mengaku kondisi itu sudah dialaminya sejak Agustus 2019.

    Saat itu, Khoo mendiagnosisnya dengan nodul prurigo, suatu kondisi kulit yang menyebabkan benjolan gatal pada kulit. Dokter juga memberikan suntikan steroid pada pasien.

    Pada 27 April 2020, Khoo meresepkan Siklosporin dan Metotreksat kepada pasien. Siklosporin adalah agen imunosupresif, sementara Metotreksat adalah agen kemoterapi dan penekan sistem kekebalan tubuh.

    Kondisi pasien mulai membaik pada 15 Mei 2020. Karena obat-obatan tersebut mahal untuk dilanjutkan dalam jangka panjang, pengobatan akhirnya dihentikan.

    Dokter Mengganti Obat

    Pada 12 Juni 2020, pasien mengalami kekambuhan dan kembali berkonsultasi pada Khoo. Kali ini, Khoo mengganti obat dan meresepkan Azatioprin dan Prednisolon kepada pasien.

    Dikutip dari Mothership, Azathioprine adalah obat imunosupresif. Prednisolon adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kulit.

    Pada 27 Juni 2020, pasien mengirimkan e-mail kepada Khoo berisi dua foto bagian bawah wajahnya. Pasien mengungkapkan kekhawatirannya bahwa wajah di bawah bibir sedikit bengkak dan warna kulitnya menjadi lebih gelap dari biasanya.

    Khoo membalasnya di hari yang sama dengan mengatakan bahwa ini tampaknya merupakan retensi cairan sementara akibat obat Prednisolon dan memintanya untuk melanjutkan pengobatan.

    Pasien mengirimkan e-mail kepada Khoo beberapa hari kemudian, pada 1 Juli 2020. Ia mengungkapkan bahwa obat steroid itu telah menyebabkan lepuh di dekat bibir dan sariawan, dan mungkin juga memengaruhi lidah dan tenggorokan.

    “Rasanya sakit saat saya makan dan menelan. Penggelapan kulit juga cukup parah,” tulis pasien.

    Pada 2 Juli 2020, pasien mengirimkan e-mail lanjutan dengan melampirkan foto rambut rontoknya.

    “Ini adalah jumlah rambut yang saya rontokkan pagi ini. Belum pernah terjadi sebelumnya. Mohon beritahu saya apa yang harus dilakukan dengan steroid ini. Steroid ini sangat menyiksa saya. Saya ingin berhenti, tetapi juga takut dengan gejala putus obat,” terang pasien.

    Khoo setuju dan memintanya untuk berhenti mengonsumsi Prednisolon.

    Diagnosis Serius

    Pada 2 Juli 2020, setelah berkonsultasi dengan Khoo melalui e-mail, pasien tersebut berkonsultasi langsung dengan Khoo untuk keperluan mendesak. Saat itulah Khoo baru memberi tahunya, gejala-gejala tersebut kemungkinan merupakan reaksi obat yang merugikan terhadap Azathioprine.

    Ia kemudian berobat ke departemen Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena pada 4 Juli 2020. Di sana, ia didiagnosis mengalami supresi sumsum tulang yang mengakibatkan pansitopenia.

    Supresi sumsum tulang adalah suatu kondisi di mana sumsum tulang tidak memproduksi cukup sel darah atau trombosit. Dokumen pengadilan menyatakan bahwa pansitopenia berpotensi mengancam jiwa.

    Hal ini menyebabkan pasien dirawat di rumah sakit dari 4 Juli hingga 13 Juli 2020.

    Alasan Dakwaan

    Dakwaan pertama Khoo adalah meresepkan Azathioprine kepada pasien tanpa menjamin keselamatan pasien. Dakwaan kedua yang dijatuhkan kepadanya adalah kegagalan melakukan pemantauan ketat terhadap pasien, dan manajemen efek samping yang tepat setelah memulai pengobatan Azathioprine.

    Dokumen tribunal menyatakan bahwa Khoo seharusnya memeriksa pasien untuk melihat apakah ia memiliki metabolisme Azathioprine yang normal, sedang, atau buruk.

    Jika pasien memilih untuk tidak menjalani salah satu tes tersebut, Khoo seharusnya berhati-hati untuk memulai pasien dengan dosis Azathioprine terendah untuk menguji seberapa sensitif pasien terhadap Azathioprine.

    Khoo juga tidak mengambil kedua tindakan pencegahan tersebut. Hal itu mengakibatkan pasien dirawat di rumah sakit karena dapat terjadi efek samping yang serius jika dosis tinggi Azathioprine, yang diresepkan kepada pasien yang memiliki metabolisme Azathioprine yang buruk.

    Hasil tes tertanggal 9 Juli 2020 menetapkan bahwa pasien memiliki metabolisme Azathioprine yang buruk.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “BPJS Kesehatan Tanggung Biaya Perawatan Pasien Covid-19”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Fakta-fakta Penyakit Chikungunya, Kasusnya Tembus 8 Ribu di China

    Fakta-fakta Penyakit Chikungunya, Kasusnya Tembus 8 Ribu di China

    Jakarta

    Chikungunya merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan ke manusia dari nyamuk yang terinfeksi. Dikutip dari CDC, penyakit ini menyebabkan demam dan nyeri sendi parah yang seringkali melemahkan dan bisa berlangsung lama.

    Virus chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika pada awal 1950-an. Kebanyakan orang sembuh dalam waktu seminggu, tapi beberapa orang bisa mengalami nyeri sendi parah selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelah sakit akut. Kini, kasus Chikungunya berkembang di beberapa negara seperti China dan Singapura.

    Chikungunya di China Tembus 8.000 Kasus

    Hingga kini, China mencatat ada sebanyak 8.000 kasus Chikungunya. Wabah chikungunya yang dimulai sekitar sebulan lalu di Foshan, kota yang berjarak 260 km dari Zhanjiang.

    Dikutip dari laman New York Times, pihak berwenang di Foshan memberlakukan langkah-langkah yang mirip dengan kebijakan nol COVID yang diterapkan pemerintah China. Pasien chikungunya harus tetap dirawat di rumah sakit dengan tempat tidur yang ditutupi kelambu. Mereka hanya bisa dipulangkan setelah hasil tes negatif atau setelah menyelesaikan masa inap selama satu minggu.

    Mereka juga mengerahkan drone untuk mengidentifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk. Dilaporkan adanya “nyamuk gajah” yang larvanya memangsa spesies pembawa virus.

    Amerika Serikat bahkan mengeluarkan peringatan bagi warganya yang akan bepergian ke China. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menetapkan peringatan perjalanan level 2, mengimbau masyarakat untuk “melakukan tindakan pencegahan ekstra.”

    Dalam upaya pengendalian virus Chikungunya ini di China, terdapat video viral yang menunjukkan tindakan otoritas yang sangat invasif. Dikutip dari Guardian, seorang ibu di Zhanjiang Guangdong membagikan sebuah video terkait insiden yang dialami anak-anaknya.

    Video tersebut memperlihatkan sekelompok orang, termasuk petugas polisi berseragam memasuki kamar-kamar anaknya di tengah malam untuk mengambil sampel darah dari putra dan putrinya. Tindakan itu dilakukan tanpa kehadiran dan persetujuan sang ibu yang saat itu tengah bekerja shift malam.

    Menurut media China, keluarga tersebut menjadi target setelah sebuah apotek setempat melaporkan anak laki-lakinya ke otoritas kesehatan karena mengalami demam.

    Terjadi Juga Peningkatan di Singapura

    Kasus Chikungunya juga dilaporkan di Singapura bahkan meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Badan Penyakit Menular Singapura mencatat ada 17 kasus demam chikungunya sejak awal tahun hingga 2 Agustus.

    “Jumlah ini lebih dari dua kali lipat dibanding delapan kasus pada periode yang sama tahun 2024. Total kasus sepanjang 2024 tercatat sebanyak 15,” tulis laporan tersebut dikutip dari CNA.

    Pada awalnya, ada dua kasus pada bulan Februari dan secara bertahap meningkat sekitar dua kasus per bulan, hingga ada sembilan pada akhir mei. Namun, jumlahnya melonjak menjadi 13 kasus pada bulan Juni dan bertambah lagi menjadi 16 pada bulan Juli.

    Pusat Nasional untuk Penyakit Menular Singapura mencatat sebanyak 718 kasus chikungunya pada tahun 2008, dengan jumlah yang turun tajam pada tahun 2009 dan bahkan lebih jauh lagi pada tahun 2010. Pada tahun 2013, kasus melonjak sekali lagi, naik menjadi 1.059 infeksi dibandingkan dengan 22 pada tahun sebelumnya.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Sepinya Pembeli Toko Sepeda di STC Senayan, dari Puncak "Booming" ke Tren yang Berubah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Agustus 2025

    Sepinya Pembeli Toko Sepeda di STC Senayan, dari Puncak "Booming" ke Tren yang Berubah Megapolitan 9 Agustus 2025

    Sepinya Pembeli Toko Sepeda di STC Senayan, dari Puncak “Booming” ke Tren yang Berubah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Masa kejayaan toko sepeda di Senayan Trade Center (STC) Senayan, Jakarta Pusat, kini mulai meredup.
    Penjualan yang dulu membara dengan puluhan unit Brompton terjual tiap hari, kini hanya tersisa sekitar 30 persen dari masa puncaknya.
    Pegawai di One Bike Shop, Olivia (26), bukan nama sebenarnya, mengungkapkan penurunan ini mulai terasa sejak pandemi Covid-19 mereda.
    “Kalau mulai sepi sih setelah Covid. Kalau Covid memang lagi rame-rame, itu lagi booming. Setelah itu penjualan menurun,” ujar Olivia kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (9/8/2025).
    Saat pandemi, lonjakan pembelian sepeda mewah sangat terasa, bahkan stok barang sering cepat habis.
    Namun, pada puncak pandemi, penjualan mulai melambat meski stok masih cukup banyak.
    Kondisi jalan yang semakin padat di Jakarta menjadi salah satu alasan berkurangnya minat bersepeda jarak jauh.
    Selain itu, aktivitas warga yang kembali normal membuat waktu luang untuk bersepeda berkurang.
    “Kalau di masa pandemi itu kan lockdown, orang enggak tahu mau ngapain, pasti main sepeda. Sekarang banyak orang naik kendaraan umum dibanding sepeda,” kata Olivia.
    Dari sisi harga, pembeli pun kini lebih memilih varian Brompton dengan harga Rp 35 juta hingga Rp 50 juta, berbeda dengan masa lalu ketika sepeda edisi khusus hingga Rp 100 juta masih diminati.
    “Kalau dulu kan paling mahal 40 sampai 60an ya. Kalau sekarang 35 sampai 50an. Dulu sih 100 juta juga ada,” tambahnya.
    Selain itu, tren olahraga yang bergeser juga mempengaruhi penjualan.
    Banyak pelanggan lama kini beralih mencoba olahraga padel, sehingga toko mulai menjual perlengkapan padel seperti raket.
    “Iya (jual raket padel), kita ikutin tren aja sih, biar terus jalan lah gitu, rame. Ikutin tren,” jelas Olivia.
    Meski penjualan sepeda menurun, layanan servis masih ramai terutama di akhir pekan.
    Mulai dari perbaikan ringan seperti penggantian brake pad hingga perawatan penuh sepeda lipat premium masih diminati.
    “Kalau servis kita jalan terus. Sama penjualan aksesoris ya, orang ganti part masih oke sih,” ujar Olivia.
    “Karena Brompton tuh kan kalau gak dipakai pun mereka tetap perawatan lah ya. Maksudnya supaya awet gitu, supaya tetap bersih,” kata Olivia.
    Aksesoris seperti pedal dengan harga Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta dan helm seharga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta masih menjadi favorit pelanggan yang ingin memperbarui tampilan atau meningkatkan performa sepeda mereka.
    Untuk menjaga hubungan dengan pelanggan, toko juga aktif mengikuti acara komunitas bersepeda.
    Penjualan daring lewat online shop dan pemesanan melalui WhatsApp juga terus berjalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.